• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH KOTA SORONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA SORONG PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH KOTA SORONG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

   

WALIKOTA SORONG

PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANG

PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH KOTA SORONG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SORONG,

Menimbang : a. bahwa suatu pembangunan daerah pada hakekatnya

dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dan adanya partisipasi aktif dari masyarakat;

b. bahwa partisipasi aktif masyarakat sebagaimana dimaksud pada huruf a tersebut diatas perlu didukung sebagai bentuk Penerimaan Daerah dari Sumbangan Pihak Ketiga kepada Pemerintah Kota Sorong;

c. bahwa penerimaan sumbangan pihak ketiga sebagaimana dimaksud pada huruf b perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah, tentang Penerimaan Sumbangan Pihak Ketiga kepada Pemerintah Kota Sorong;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ( Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah, Provinsi Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 173, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3894) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 45 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Irian Jaya Tengah, Provinsi Irian Jaya Barat, Kabupaten Paniai, Kabupaten Mimika, Kabupaten Puncak Jaya dan Kota Sorong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3960);

3. Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara ( Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 );

(2)

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaranb

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844 );

6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234 );

7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593 );

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4609 );

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737 ); 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011

tentang Pembentukan Produk Hukum;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SORONG dan

WALIKOTA SORONG MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH KOTA SORONG.

(3)

    -3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Sorong.

2. Pemerintah Daerah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.

3. Walikota adalah Walikota Sorong.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Sorong.

5. Sumbangan Pihak Ketiga adalah pemberian pihak ketiga kepada Pemerintah Daerah secara sukarela, tidak mengikat dan yang perolehannya oleh pihak ketiga tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang berupa uang atau yang disamakan dengan uang, maupun barang, baik yang bergerak ataupun tidak bergerak.

6. Pihak ketiga adalah setiap orang, perkumpulan atau badan hukum tanpa melihat domisili serta kewarganegaraan.

7. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat dilingkungan Pemerintah Daerah yang berwenang untuk mengelola sumbangan setelah mendapat pendelegasian dari Walikota.

8. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Sorong.

BAB II

PENERIMAAN SUMBANGAN Pasal 2

(1) Pemerintah Daerah dapat menerima sumbangan dari pihak ketiga;

(2) Sumbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pemberian hadiah / donasi / hibah dan / atau lain-lain sumbangan yang serupa dengan itu yang diberikan oleh Pihak Ketiga;

3) Penerimaan sumbangan dari Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan berdasarkan perjanjian / akta dan / atau perijinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah;

(4) Sumbangan Pihak Ketiga yang diterima oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus sudah bebas dari segala beban dan / atau tuntutan / kewajiban apapun.

Pasal 3

Pemberian sumbangan Pihak Ketiga kepada Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) tidak mengurangi kewajiban-kewajiban Pihak Ketiga yang bersangkutan kepada Negara maupun Pemerintah Daerah seperti pembayaran pajak dan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB II

KETENTUAN PELAKSANAAN Pasal 4

(1) Pelaksanaan sumbangan Pihak Ketiga disampaikan kepada Walikota;

(2) Sesuai dengan sifat, jenis dan peruntukannya, Walikota dapat menunjuk Dinas, Badan, LembagaTeknis atau Bagian untuk menerima sumbangan termaksud;

(3) Kepala Dinas, Badan, Lembaga Teknis atau bagian penerima sumbangan sebagaimana dimaksud ayat (2) wajib melaporkannya kepada Walikota.

(4)

(1) Walikota memberitahukan setiap penerimaan sumbangan Pihak Ketiga kepada DPRD selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak penerimaan termaksud secara tertulis;

(2) Hasil penerimaan sumbangan Pihak Ketiga dicantumkan dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;

(3) Sumbangan berupa uang disetorkan ke Kas Daerah;

(4) Sumbangan dalam bentuk barang setelah penyerahan, maka kewajiban pembayaran pajaknya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah;

(5) Setiap penerimaan sumbangan Pihak Ketiga yang berupa barang, harus disertai dengan nilai barangnya dan langsung diikuti oleh penyerahannya kepada pejabat yang ditunjuk yang akan mencatatnya dalam daftar inventaris barang Pemerintah Daerah.

Pasal 6

(1) Sumbangan yang diperoleh Pemerintah Daerah harus dipergunakan untuk kepentingan Pemerintah Daerah atau kepentingan umum;

(2) Barang-barang yang berasal dari sumbangan Pihak Ketiga menjadi asset Pemerintah dan oleh karena itu pengelolaannya dilakukan sebagai milik Daerah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 7

Pada saat berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Sorong Nomor 4 Tahun 2006 tentang Sumbangan Pihak Ketiga Kepada Pemerintah Kota Sorong dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

BAB IV

KETENTUAN PENUTUP Pasal 8

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Sorong. Ditetapkan di Sorong pada tanggal 5 – 3 - 2014 WALIKOTA SORONG, CAP/TTD LAMBERTHUS JITMAU Diundangkan di Sorong pada tanggal 5 – 3 - 2014

Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA SORONG, CAP/TTD

H. E. SIHOMBING

LEMBARAN DAERAH KOTA SORONG TAHUN 2014 NOMOR 1 Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM CAP/TTD

S U K I M A N Pembina (IV/a)

(5)

   

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KOTA SORONG NOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANG

PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA PEMERINTAH KOTA SORONG I. PENJELASAN UMUM

Berdasarkan Visi Misi Pemerintah Kota Sorong untuk menjadikan Kota Sorong menjadi Daerah yang termaju di provinsi Papua barat, maka rangka pelaksanaan pembangunan di Kota Sorong diperlukan anggaran untuk mendukung pembiayaan pembangunan baik yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah mapun partisipasi dari masyarakat berupa sumbangan pembiayaan dari masyarakat.

Partisipasi sumbangan dari masyarakat kepada Pemerintah Kota Sorong yang bersifat tidak mengikat perlu diatur dalam suatu Peraturan Daerah Kota Sorong dan merupakan penerimaan lain-lain yang masuk ke Kas Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup Jelas

(6)

WALIKOTA SORONG

PERATURAN DAERAH KOTA SORONG

NOMOR 1 TAHUN 2014

TENTANG

PENERIMAAN SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA

PEMERINTAH KOTA SORONG

PEMERINTAH KOTA SORONG

TAHUN 2014

 

Referensi

Dokumen terkait

Syarat terpenting dalam pembentukan suatu program adalah, bahwa setiap variabel, type non-standard, label, procedure non-standard, serta function non-standard yang

Sesuai dengan penelitian yaitu mengenai hubungan antara resolusi konflik dan kesiapan menikah pada emerging adult, maka karakteristik subjek yang akan digunakan pada penelitian ini

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap dengan tindakan kebersihan organ genitalia eksterna sebagai upaya pencegahan keputihan pada mahasiswi angkatan 2013

Kondisi operasi terbaik proses hidrolisa 20 gram pati umbi talas dengan penambahan 15 ml HCl sebagai katalisator di capai pada suhu 110 o C, konsentrasi HCl 1 N dan waktu reaksi

Pada percobaan dan pengujian monitoring control touch panel pada mesin sterilisasi botol minuman ,setelah di lakukan pengujian dan analisa beberapa kali pada sistem kontrol

Jika dihubungkan dengan tokoh Said Nursi, gerakan sosial pada masa itu dapat dikatakan pula sebagai gerakan sosial yang berdasarkan syariat Islam, di mana Said Nursi melakukan

Manfaat dari penelitian ini adalah dengan mengetahui manfaat dan biaya finansial serta manfaat dan biaya ekonomi dari pemanfaatan biogas dalam skala rumah tangga,

Sterilitas pada F1 ini dapat disebabkan : (1) perbedaan genom antara spesies yang disilangkan sehingga pada waktu sel mengalami proses meiosis, genom-genom yang