Volume 2, No. 4, November 2014 - 28
PENGARUH INVESTASI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN
EKONOMI DI PROVINSI ACEH
Andika Isma1, Mohd Nur Syechalad2, Sofyan Syahnur3 1)
Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2,3) Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh
Email: andika.isma@pnsmail.go.id
Abstract :The objective of this research is to analyze the effect of investment and labor to
economic growth in province of Aceh, the economic growth be affected by labor and investment. The analyze method in this research is Ordinary Least Squares (OLS), the result show that there are positive effect of investment to economic growth, labor to economic growth and simultaneonsly investment and labor to economic based on F ratio > F Table 64.13 > 3.49.
Keywords: Investment, Labor, and Economic Growth
Abstrak :Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investasi dan tenaga kerja
terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Aceh. Pada penelitian ini pertumbuhan konomi di pengaruhi oleh tenaga kerja, dan investasi. Metode analisis yang digunakan adalah metode linier berganda (OLS) dimana hasil penelitian terdapat pengaruh positif investasi terhadap pertumbuhan ekonomi dan variabel tenaga kerja juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Dan secara simultan terdapat pengaruh antara investasi dan angkatan kerja terhadap pertumbuhan ekonomi hal ini ditandai dengan nilai Fhitung > dari Ftabel 64,13 > 3,49
Kata kunci : Investasi, Tenaga Kerja, dan Pertumbuhan Ekonomi
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan pemanfaatan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan tantangan perkembangan global. Pembangunan yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik, ekonomi yang demokratis dan berkeadilan. SumberAda empat faktor sebagai sumber pertumbuhan ekonomi Faktor-faktor tersebut adalah (1) sumber daya manusia, (2) sumber daya alam, (3) pembentukan modal, dan (4) teknologi. Dalam hal ini pengeluaran pemerintah berperan dalam pembentukan modal melalui pengeluaran pemerintah di berbagai bidang seperti sarana dan
prasarana.
Pembentukan modal di bidang sarana dan prasarana ini umumnya menjadi Social Overhead Capital (SOC) yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. SOC ini sangat penting karena pihak swasta tidak akan mau menyediakan berbagai fasilitas publik, namun tanpa adanya fasilitas publik ini maka pihak swasta tidak berminat untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya berbagai fasilitas publik ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang telah dilaksanakan oleh suatu daerah, khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi dimana pertumbuhan tersebut merupakan agregat dari pertumbuhan di setiap sektor ekonomi yang ada.
29 - Volume 2, No. 4, November 2014 satu faktor penting dalam mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan taraf kemakmuran.
Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan kerja baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga yang pada gilirannya akan mengurangi pengangguran. KAJIAN KEPUSTAKAAN
Investasi adalah arus pengeluaran yang menambah stok modal fisik atau dengan kata lain investasi adalah jumlah yang dibelanjakan sektor usaha untuk menambah stok modal dalam periode tertentu. Investasi biasanya menempati proporsi yang relatif sedikit dari permintaan agregat, akan tetapi fluktuasi investasi menempati sebagian besar pergerakan siklus bisnis dalam PDB.
pertumbuhan ekonomi adalah terjadinya pertambahan/ perubahan pendapatan nasional (produksi nasional) dalam satu tahun tertentu, tanpa memperhatikan pertumbuhan penduduk dan aspek lainnya. Jadi pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya. Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan oleh pertambahan faktor-faktor produksi baik dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi akan menambah barang modal dan teknologi yang digunakan juga makin berkembang.
Di samping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk seiring dengan meningkatnya pendidikan dan keterampilan mereka.
Sebagian ekonom mendenifisikan pertumbuhan ekonomi dalam pengertian yang lebih longgar. kenaikan GDP/GNP tanpa memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak.
METODE PENELITIAN
Adapun model atau peralatan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk melihat hubungan antara pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan investasi yang dapat dilihat sebagai berikut (Gujarati,2001:236):
Yi = βo + β1 X1i + β2X2i + …. + βkXki + ei
Di mana :
Yi = Variabel Dependent
βo = Konstanta
X1,2,i = Koefesien Variabel Independent
β1,2,k = Koefesien Variabel Independent
ei = Error Term
i = Jumlah data dari 1-n
kemudian akan coba diformulasikan ke dalam model berikut ini :
Y = β0 + β1 Inv + β2 PP + ei Di mana : Y = PDRB Inv = Investasi Ak = Angkatan Kerja β0 = Konstanta
β1 = Koefisien regresi untuk pertumbuhan
penduduk
Volume 2, No. 4, November 2014 - 30 ekonomi (PDRB)
e = Error Term
I = jumlah data dari 1 sampai dengan N Definisi Operasional Variabel
Adapun definisi variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Investasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembentukan modal domestik bruto yang digunakan dalam jangka waktu tahunan yang dihitung dalam miliaran rupiah.
2. PDRB yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah PDRB harga konstan yang di hItung setiap tahun dalam miliar rupiah. 3. Angkatan kerja yang digunakan dlam
penelitian ini adalah angkatan usia kerja 15-55 tahun yang dihitung dalam jiwa di Provinsi Aceh.
Uji Asumsi Klasik
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan shazam version
9.0. Peneliti melakukan terlebih dahulu uji
asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik yang dilakukan peneliti meliputi :
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi. Pelanggaran
terhadap asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar sehingga uji signifikansi tidak kuat. Uji ini dilakukan pada penelitian yang menggunakan data time series. Oleh karena data dalam penelitian ini merupakan gabungan antara data cross section dan time series, maka harus dilakukan uji autokorelasi terlebih dahulu. Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW). Langkah pendeteksian adanya autokorelasi adalah dengan membandingkan nilai Durbin-Watson statistik table dengan Ho, tidak ada autokorelasi bila DW lebih besar dari DU dan lebih kecil dari 4-DU, syarat terjadinya uji autokorelasi adalah (du<dw<4-du).
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut :
a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independennya banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganalisis matriks korelasi
variabel-variabel independen. Jika antar variabel-variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0.90), maka hal ini
31 - Volume 2, No. 4, November 2014 multikolinearitas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen.
c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (a) nilai tolerance dan lawannya (b) variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen (terikat) dan di regres terhadap variable independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ Tolerance). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atas sama dengan nilai VIF > 10.
Cara untuk menguji jika terjadi multikolinearitas, yaitu:
1) Mengeluarkan satu atau lebih variabel independen yang mempunyai korelasi tinggi dari model regresi dan identifikasikan variabel independen lainnya untuk membantu prediksi.
2) Menggabungkan data cross section dan time series (pooling data).
3) Menambah data penelitian.
Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test dan f-test
Uji Signifikan Parsial (Uji - t) Bentuk pengujiannya adalah :
Ho : b1,b2,b3=0, artinya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi secara Parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengangguran. Ha : b1,b2,b3≠0, artinya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi secara Parsial berpengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengangguran.
Pengujiandilakukan menggunakan uji-t dengan tingkat pengujian pada α 5% derajat kebebasan (degree of freedom) atau df=(n - k). Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung < t tabel
Ha diterima jika t hitung > t tabel
Uji Signifikan Simultan (Uji - F)
Pengujian ini dengan membandingkan antara nilai signifikansi F dengan nilai signifikansi yang digunakan yaitu 0,075. Ho:b1=b2=0, artinya variabel pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengangguran. Ha : b1≠b2≠0. artinya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika F hitung < F tabel
Volume 2, No. 4, November 2014 - 32 HASIL PEMBAHASAN
Uji Autokorelasi
Uji auto korelasi ini digunakan untuk menguji asumsi klasik regresi berkaitan dengan adanya autokorelasi. Pelanggaran terhadap asumsi ini berakibat interval keyakinan terhadap hasil estimasi menjadi melebar sehingga uji signifikansi tidak kuat. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung autokorelasi.
Uji autokorelasi menggunakan uji uji
durbinwatson. Hasil dari uji autokorelasi dapat
dilihat pada table berikutini :
Tabel 1.Hasil Uji Autokorelasi
DW 1.34
Sumber :Hasil Estimasi Penelitian
Dari nilai DW tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nilai DW lebih besar dari nilai Du, yaitu 1,34> 1,2 hal ini berarti dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi dari model regresi ini.
Uji Multikolinearitas
Jika antar variable independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas0.90) atau nilai variable signifikan pada œ sebesar 5 persen, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Hasil dari uji multikolinearitas dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas
TK INVS TK 1.000000 0.68622 3 INVS 0.686223 1.00000 0 Sumber :Hasil Estimasi Penelitian
Pada uji multikolinearitas ini di uji signifikansi antara variabel-variabel bebas, seperti pada tabel di atas yang di uji dengan pertumbuhan Investasi (Invs) terhadap tenaga kerja (TK). Hasilnya diketahui bahwa tidak terjadi multikolinearitas yaitu variable tidak signifikan pada œ sebesar 5 persen atau nilai korelasi dari semua variable adalah kurang dari 0,8.
Uji Heteroskedasitas
Untuk membuktikan dugaan pada uji heteroskedastisitas pertama, maka dilakukan uji
White Heteroscedasticity. Hasil yang diperhatikan dalam uji ini adalah nilai F danObs *R- Squared. Jika nilai Obs *R- Squared lebih kecil dari 𝑋2 tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, demikian juga sebaliknya. Pengujian hipotesis Heteroskedastisitas : Ho: tidak ada Heteroskedastisitas Ha : ada Heteroskedastisitas
Jika P-value Obs *R-square < α, maka Ho di tolak, Oleh karena P-value Obs *R-square = 0.40> 0,05maka Ho diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya adalah dengan tingkat
keyakinan 95%, tidak terdapat
Heteroskedastisitas dalam model regresi penelitian ini.
33 - Volume 2, No. 4, November 2014
Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedasitas Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.914038 Prob. F(5,22) .0363
Obs*R-squared 11.15568 Prob. Chi-Square(5) .4084 Scaled explained SS 14.82524 Prob. Chi-Square(5) 0111 Sumber : Hasil Estimasi Penelitian
Hasil Uji Hipotesis dan Analisis Penelitian
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari
hubungan antara variable tenaga kerja (TK) dan pertumbuhan Investasi (I) terhadap PDRB (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4. Hasil Analisis Data Pengaruh Investasi dan Tenaga Kerja Terhadap PDRB Aceh
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C -1899.092 3400.415 -0.558488 0.5815
INVS 1.796229 0.361682 4.966326 0.0000
TK 0.010084 0.002523 3.996026 0.0005
R-squared 0.836893 Mean dependent var 18769.82
Adjusted
R-squared 0.823845 S.D. dependent var 6329.686
S.E. of
regression 2656.622 Akaike info criterion 18.70846
Sum squared
resid 1.76E+08 Schwarz criterion 18.85119
Log likelihood -258.9184 Hannan-Quinn criter. 18.75209
F-statistic 64.13702 Durbin-Watson stat 1.009347
Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber :Hasil Estimasi Penelitian
Dari tabel berikut dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
β0 = -1899,09
Nilai konstanta sebesar-1899,09 menunjukkan bahwa apabila variable l TK dan I (β1 danβ2 = 0), dianggap konstan maka
besarnya tingkat PDRB adalah sebesar Rp-1899,09 juta.
β1 = 1,796
Koefesien ini menunjukkan setiap variable Investasi meningkat seratus ribu jiwa maka akan meningkatkan PDRB sebesar 1,79 juta dan berpengaruh terhadap tingkat PDRB Aceh pada level signifikan 5 persen dengan asumsi variable lainnya tetap(Ceteris Paribus).
β2 = 0,010
Tenaga Kerja mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap Pertumbuhan
Volume 2, No. 4, November 2014 - 34 Ekonomi Aceh pada level signifikan 5
persen dengan nilaikoefisien 0,010 yang berarti apabila tenagakerja meningkat 1 jiwa, maka akan menaikkan PDRB sebesar0,010 juta dengan asumsi variable lainnya dianggap tetap(Ceteris Paribus). R-Squer Adj= 0.82
Nilai Koefesien Determinasi (R-Square) sebesar 0,82 menunjukan bahwa variabel PDRB dapat dijelaskan oleh investasi dan tenagakerja sebesar 82 persen. Sementara 18 persen lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian.
Berdasarkan uji hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F, maka diperoleh nilaithitung untuk β1 sebesar4,96
sedangkan ttabel sebesar1,70. Berdasarkan
hasil perbandingan dengan ttabel diperoleh
hasil bahwa nilai thitung > ttabel. Hal ini
berarti bahwa secara parsial variable investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB Aceh. Secara teori pertambahan jumlah investasi akan berdampak pada peningkatan jumlah tenaga kerja, pertambahan jumlah angkatan kerja selama ini tidak dapat diimbangi dengan perluasan kesempatan kerja di Aceh, hal ini memungkinkan bahwa di Aceh pengangguran lebih besar dipengaruhi oleh faktor-faktor selain jumlah penduduk seperti tingkat kesempatan kerja di berbagai sektor, kurangnya informasi yang didapat oleh pencari kerja, tingkat pendidikan yang
masih rendah, kecakapan dan kemampuan yang kurang memadai, ditambah lagi dengan krisis ekonomi yang tidak juga berakhir berakibat pada peningkatan jumlah pengangguran setiap tahunnya. Sedangkan nilai thitung untuk β2 sebesar
3,99 dan ttabel sebesar 1,70. Berdasarkan
hasil perbandingan dengan ttabel diperoleh
hasil bahwa nilai thitung 3,99 > ttabel 1,70
pada tingkat keyakinan (level of significant) 95 persen dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,00. Maka hal ini berarti bahwa secara parsial variable investasi berpengaruh secara positif dan nyata signifikan terhadap PDRB Aceh dan konsisten secara teori.
Uji F menunjukkan bahwa Fhitung
sebesar 64,13 dan uji Ftabel sebesar 3,39
dengan demikian maka nilai Fhitung 64,13 >
Ftabel 3,39 hal ini berarti bahwa kedua
variable bebas (β1dan β2) secara simultan
berpengaruh terhadap PDRB Aceh KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Dilihat dari tingkat pertumbuhan tahunan, tahun 1985 jumlah PDRB di Provinsi Aceh terus mengalami kenaikan hingga tahun 2012 jumlahnya mencapai 5834939.26 miliaratau selama 28 tahun mengalami peningkatan rata-rata 3,5 % pertahunnya.
2. Secara parsial diambil kesimpulan bahwa pengeluaran investasi (I) mempunyai pengaruh positif dan
35 - Volume 2, No. 4, November 2014 signifikan terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi (Y). dan tenaga kerja (TK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi(Y), hal ini ditandai dengan nilai koefisien.
3. Uji F menunjukkan maka nilai Fhitung
64,134 > Ftabel 3,49 dengan tingkat
signifikansi 0,00 atau berada pada taraf signifikan 99 persen, hal ini berararti bahwa kedua variable bebas (β1dan β2) secara simultan berpengaruh
terhadap tenaga kerja di Provinsi Aceh. 4. Nilai koefisiende terminasi (R Square) diperoleh sebesar 0,82 yang berarti 82 persen variabel pertumbuhan ekonomi dijelaskan bersama-sama oleh variabel investasi dan variabel tenagakerja, sementara 18 persen lainnya dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Saran
1. Pemerintah daerah harus benar-benar menyadari indikator apa yang mampu memacu Tingkat investasi guna menekan angka pengangguran, baik itu yang disebabkan oleh meningkatnya tingkat pendidikan dan pelatihan tenaga kerja lokal atau perubahan struktur ekonomi ke arah yang lebih modern, dsb.
2. Diharapkan kepada pemerintah daerah untuk lebih serius dalam mamperhatikan kondisi ketenaga kerjaan, dengan memperhatikan
pengalokasian anggaran terutama pada pengeluaran pemerintah daerah dalam bidang sumberdaya manusia dan ketenagakerjaan, guna menciptakan tenaga kerja yang handal, baik yang mampu mengadopsi teknologi-teknologi baru sehingga dapat lebih terserap dipasar tenaga kerja, yang
kemudian membawa dampak
pengangguran yang terus menurun. 3. Diharapkan kepada semua elemen
masyarakat harus memulai prinsip kewirausahaan, meningkatkan skil dan daya saing agar dalam mencari kerja tidak hanya manunggu lowongan kerja, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja baru.
4. Diharapkan kepada pemerintah dan lapisan masyarakat supaya mampu memperbaiki kualitas Sumberdaya Manusia (SDM) secara optimal dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat memperoleh pekerjaan. DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abimayu, A. 2000. Ekonomi Makro dan
Sektor Riil Indonesia. Yogyakarta.
Abdullah. 2004. Dampak utang luar negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Jurnal Ekonomi. Vol. 9. No. 12.
Alfirman, L. dan Edy. S. 2006. Analisis
Hubungan Pengeluaran
Pemerintah dan Produk Domestik
Bruto dengan
MenggunakanPendekatan Granger
Causality dan Vector
Autoregression. Jurnal Keuangan
Volume 2, No. 4, November 2014 - 36 Agus, S. 2005. Analisis Kepekaan Sektor
Swasta terhadap Kebijakan Fiskal Ekspansif. Jurnal Ekonomi. Vol. 7. Asian Development Bank, 2005. Jalan
Menuju Pemulihan: Memperbaiki Iklim Investasi di Indonesia. Asian
Development Bank, Jakarta. Badan Pusat Statistik Propinsi, 2011.
Statistik Indonesia. Banda Aceh. Badan Pusat Statistik, 2005. Statistik 60
Tahun Indonesia Merdeka, Jakarta. Bank Indonesia, 2011. Laporan Tahunan.
Banda Aceh.
Bank Indonesia, 2011. Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia. Banda Aceh. Deni, F. 2008. Determinasi Investasi di
Indonesia. Jurnal Ekonomi. Vol. 8, No. 2.
Dornbusch, R. dan Fisher. 2004. Makro
Ekonomi. Edisi IV, Cetakan VI,
Erlangga, Jakarta.
Dumairy. 2009. Perekonomian Indonesia.
Jakarta: Erlangga.
Enders, W. 2004. Applied Econometric Time Series. Second Edition. Hasibuan, 2005. Dasar-Dasar Perbankan.
Edisi keempat. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Kasmir. 2007. Bank Dan Lembaga
Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 8.
PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sukirno, S. 2006. Makro Ekonomi Teori
Pengantar. Edisi Ketiga. PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Wira, K. 2005. Leading Indikator Investasi Indonesia dengan Menggunakan Metode OECD. Buletin Ekonomi