• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU PECANGAAN JEPARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU PECANGAAN JEPARA"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS METODE YANBU'A

DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN

DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU

PECANGAAN JEPARA

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

HENI KURNIAWATI NIM : 3103173

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 (empat) eks.

Hal : Naskah Skripsi

a.n. Sdri. Heni Kurniawati

Assalamu'alaikum Wr.Wb.

Setelah saya meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini saya kirim naskah skripsi saudari :

Nama : Heni Kurniawati NIM : 3103173

Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Judul : EFEKTIVITAS METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANGRANDU PECANGAAN JEPARA

Dengan ini saya mohon kiranya skripsi saudari tersebut dapat segera dimunaqasyahkan.

Demikian harap maklum. Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Semarang, 02 Januari 2008 Pembimbing

Musthofa, M.Ag NIP: 150 276 925

(3)

iii

DEPARTEMEN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAH

PENGESAHAN

Skripsi saudari : Heni Kurniawati

NIM : 3103173

Judul Skripsi : Efektivitas Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara.

Telah dimunaqasahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang, dan dinyatakan lulus pada tanggal

14 Januari 2008

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikan studi program jenjang strata satu (S.I) guna memperoleh gelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Tanggal Tanda Tangan

Prof. Dr. Djamaludin Darwis

Ketua

Musthofa Rahman, M.Ag

Sekretaris

Drs. Jasuri, M.si Anggota

Fakhrur Rozi, M.Ag Anggota

(4)

iii

ini tidak berisi materi yang telah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan,

Semarang, 02 Januari 2008 Deklarator,

Heni Kurniawati NIM : 3103173

(5)

iii

ABSTRAK

Heni Kurniawati (NIM : 3103173). Efektivitas Metode Yanbu'a Dalam Pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara. Skripsi Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an; (2) Kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan. Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan dengan teknik analisis non statistik (descriptive research) dengan pendekatan kualitatif lapangan. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan pendekatan induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus shibyan, tujuan dan kurikulum pembelajarannya disesuaikan dengan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu'a) Pusat Yayasan Arwaniyyah Kudus.

Metode Yanbu'a adalah suatu metode pembelajaran membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an yang disusun sistematis terdiri 7 jilid, cara membacanya langsung tidak mengeja, cepat, tepat, benar dan tidak putus-putus disesuai dengan makhorijul huruf dan ilmu tajwid. Pembelajaran membaca Al-Qur'an dapat dilakukan sejak dini, yaitu fokus pembinaan Al-Qur'an dengan tilawah wa tahfidz (membaca dan menghafal) karena tilawah dan tahfidz merupakan langkah pertama orang tua dalam pembinaan iman dan Islam pada anak sejak dini. Peran orang tua sangat penting menanamkan kecintaan pada Al-Qur'an yang suci mulai masa kanak-kanak, hal ini akan menjadi modal yang besar pada masa dewasanya kelak dan menjadikan Generasi Qur'ani.

Penerapan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an khususnya di Taman pendidikan Al-Qur'an sangat membantu peserta didik dan bagi siapapun yang mau mempelajari baca tulis Al-Qur'an diharapkan siswa/peserta didik dapat membaca Al-Qur'an dengan lancar, benar dan fasih karena materi/isinya diambil dari kumpulan ayat-ayat Al-Qur'an yang suci.

Penulis simpulkan bahwa proses pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan, tujuan dan kurikulum pembelajarannya disesuaikan LMY (Lajnah Muroqobah Yanbu'a) Pusat Yayasan Arwaniyyah Kudus. TPQ Tamrinus shibyan sebagai pelaksana menetapkan kurikulum tambahan dan evaluasi sendiri kerjasama kepala sekolah beserta dewan guru. Kelebihan Metode Yanbu'a secara garis besar tersedianya waktu untuk pembelajaran Arab Pegon Jawa khusus jilid 4-5, bervariasinya penggunaan metode dalam pembelajaran, akan tetapi banyak kekurangan yang berasal dari lembaga yaitu belum terealisasinya pembelajaran menggunakan Al-Qur'an Rosm Utsmany karena didalam jilid tulisannya disesuaikan dengan tulisan Rosm Utsmany (tulisan Al-Qur'an menurut kaidah-kaidah yang telah ditentukan dan ditulis oleh khalifah Ustman bin Affan berpijak pada tulisan asli zaman Rasulullah S.a.w.).

(6)

iii

َﻤَﺣ

ِﷲا ﱢﻞِﻇ ْﻲِﻓ ِنَاْﺮُﻘﻟْا َﺔَﻠ

,

ِﻪِﺋَﺎﻴِﻔْﺻَأَو ِﻪِﺋَﺎﻴِﺒْﻧَأ َﻊَﻣ ُﻪﱡﻠِﻇ ﱠﻻِإ ﱠﻞِﻇ َﻻ َمْﻮَﻳ

.

)

ر

ﻲﻠﻋ ﻦﻋ ﻲﻤﻠﻳﺪﻟا ﻩاو

(

١

Artinya : Didiklah anak-anakmu dengan tiga pokok pendidikan: cinta kepada Nabimu, cinta kepada keluarga Nabi dan membaca Al-Qur'an, sesungguhnya orang-orang yang membawa amanah hafalan Al-Qur'an akan mendapat lindungan dibawah naungan Allah SWT pada hari yang tidak ada naungan kecuali bersama dengan para Nabi-NabiNya dan kekasih-kekasihnya. (H.R. Al-Dailami).

١ As-Sayed Ahmad Al-Hasyimi, Muhtarul Ahadits An-Nabawiyah Wal Hikam Al

(7)

iii

PERSEMBAHAN

1. Ibunda (Hj. Sriyatun) dan ayahanda (H. Rofi'i) terima kasih untuk setiap tetes keringat, air mata, dan kasih sayang yang tulus serta do'a yang selalu dipanjatkan yang tiada hentinya.

2. Sahabat, adik, nenek, sanak famili yang selalu memberikan memotivasi dan dorongan untuk selalu semangat.

3. Teman-temanku yang selalu menemani dalam keadaan suka dan duka sehingga dapat terselesainya penyusunan skripsi ini.

(8)

iii

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan, rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya, sehingga pada kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas akhir dan syarat wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

Shalawat salam kepada khotamul Anbiya' Nabi Akhiruz zaman yang telah membawa risalah, dan ilmu pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia dan di akhirat kelak.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi bantuan dan saran dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang

2. Bapak Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

3. Bapak Musthofa, M.Ag, sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran semata-mata untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi

4. Bapak Muthohar, M.Ag, selaku Dosen Wali yang memotivasi dan memberi arahan selama kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

5. Ustadz-Ustadzah TPQ Tamrinus shibyan yang telah membantu meluangkan waktu dan memberikan informasi selama penelitian dilaksanakan

6. Kedua orang tuaku tercinta Bapak H. Rofi'i dan Hj. Sriyatun terima kasih atas support dan kasih sayangnya

7. Sahabat TIM PPL SMPN 30 Semarang yang selalu bercanda tawa bersama, terima kasih atas motivasi dan semangat yang telah diberikan

(9)

iii

8. Teman-teman KKN Tematik Penuntasan Buta Aksara (PBA) khususnya desa Tamangede dan se-Kecamatan Gemuh yang tak bisa disebutkan satu persatu 9. Keluarga besar Bapak Tuju Sutanto dan Ibu Ribut Handayani tempat KKN 10. Rekan-rekan paket N (Aas, Nada, FT3, Anis, Aisy, Hidayah) dan teman

seangkatan Minor PBA'03, adik-adik kost Afanin ( Dek Lia, Hanik, Alya, Nia, Isti, Nina, Uly, Sholik, Endah, Laili,) serta rekan-rekan Pesma Al-Qudwa '03 (Mbak Ifa, Yani, Erna, Baroroh,Wahyu, Dwi, Ririn) dan lain-lain.

Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberi balasan kecuali serangkaian ucapan terima kasih dengan tulus serta do'a, semoga Allah membalas semua amal kebaikan, dan semoga skripsi yang berjudul "Efektivitas Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara" ini bermanfaat bagi siapa saja yang berkesempatan membacanya.

Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umum nya. Amien Ya Robbal A'lamin.

Semarang, 02 Januari 2008

Heni Kurniawati 3103173

(10)

iii DAFTAR ISI Halaman Judul ... i Persetujuan Pembimbing ... ii Pengesahan ... iii Deklarasi ... iv Abstraksi ... v Motto ... vi Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

E. Telaah Pustaka ... 6

F. Kerangka Teori ... 9

G. Metodologi Penelitian ... 11

BAB II : METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN A. Sejarah Munculnya Metode Yanbu'a………. ...16

B. Tujuan Penyusunan Metode Yanbu'a……….. 18

C. Kurikulum Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran………... 22

D. Evaluasi……… 26

E. Sasaran Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an………. 28

(11)

iii

BAB III : PELAKSANAAN METODE YANBU'A DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU PECANGAAN JEPARA

A. Profil TPQ Tamrinus Shibyan ... 38 B. Keberadaan Metode Yanbu'a di TPQ Tamrinus Shibyan ... 40 C. Karakteristik Kurikulum di TPQ Tamrinus Shibyan ... 41 D. Pelaksanaan Pembelajaran Metode Yanbu'a dalam Membaca

Al-Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan ... 43 BAB IV : KELEBIHAN DAN KEKURANGAN METODE YANBU'A

DALAM PROSES PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN DI TPQ TAMRINUS SHIBYAN KARANG RANDU

PECANGAAN JEPARA

A. Kelebihan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara ... 58 B. Kekurangan Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran membaca

Al-Qur'an di TPQ Tamrinus Shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara………... 59 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 62 B. Saran-saran ... 63 C. Penutup ... 65 Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran

(12)

1

Di era perkembangan dan kemajuan dalam bidang pendidikan dengan adanya tantangan zaman serta kebutuhan masyarakat untuk belajar Al-Qur'an memunculkan metode praktis dalam belajar membaca Al-Qur'an seperti Metode Abjadiyah, Baghdadiyah, Iqro', Qiro'ati dan Yanbu'a, sehingga peserta didik dapat belajar secara cepat dan akurat.

Metode belajar membaca Al-Qur'an sampai sekarang dirasa masih efektif ialah dengan cara yang telah ditempuh oleh Rasulullah S.a.w. ketika menerima wahyu yang pertama kali di gua Hiro' dengan membacakan surat al-Alaq :1-5. Dari peristiwa tersebut bahwa teknik pengajaran Al-Qur'an yang efektif yaitu guru memberikan contoh bacaan yang benar dan fasih kemudian murid menirukan, materi yang diberikan tidak terlalu banyak disesuaikan dengan kemampuan siswa, setelah siswa dapat membaca dengan benar menurut makhraj, sifat, dan tajwid baru pengajaran diakhiri.

Penyusunan Yanbu'a berasal dari usulan dan dorongan alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an.1 Khususnya dari warga masyarakat "Robithotul Huffadh Lima'had Yanbu'ul Qur'an Majlis Nuzulis Sakinah (Mutakharrijin Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus), lembaga pendidikan ma'arif, serta muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara agar pengasuh pondok menerbitkan buku tentang cara membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an yang bisa dimanfaatkan oleh ummat, sehingga bisa berlatih kefasihannya mulai usia anak-anak.

Penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan keagamaan diatur dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 30 ayat 1 dan 3 bahwa, fungsi pendidikan keagamaan yaitu mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan

1

M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", (Kudus: Yayasan Arwaniyyah, 2004), hlm. 1

(13)

2

nilai ajaran agamanya serta menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan dapat diselenggarakan pada jalur formal, non formal, dan informal.2

Pendidikan Islam yang diselenggarakan di sekolah terdiri atas : Raudhatul Athfal yang setingkat dengan Taman Kanak-Kanak, Madrasah Diniyah swasta, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah.3 Sekolah sebagai suatu lembaga formal yang menghendaki penuh kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-ruang kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum-kurikulum yang bertingkat.4

Pendidikan Islam yang diselenggarakan di lingkungan masyarakat sekarang ini banyak ragam dan jenisnya. Adapun pendidikan Islam luar sekolah (non formal) di lingkungan masyarakat diantaranya yang menonjol adalah : pondok pesantren, masjid dan musholla, TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur'an).5

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal. TPQ sebagai jalur pendidikan formal yang memiliki tujuan setelah peserta didik menyelesaikan pendidikan TPQ, diharapkan mereka telah memiliki bekal dasar untuk menjadi generasi yang mencintai Al-Qur'an, menjadikan Al-Qur'an sebagai bacaan dan pandangan hidup sehari-hari (Generasi Qur'ani).

Seiring dengan kemajuan zaman dan mencerdaskan bangsa dalam meningkatkan kualitas proses belajar Al-Qur'an, maka TPQ merupakan sarana pendidikan yang sangat efektif dalam pengajaran Al-Qur'an. Lembaga pendidikan Al-Qur'an ini keberadaannya sangat dibutuhkan, hal ini juga mengingat keterbatasan pendidikan agama di sekolah pada umumnya.

2

Qadir (eds) , Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, ( Yogyakarta : Media Wacana Press, 2003), cet.1, hlm. 23

3

Ismail SM (eds), Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001), cet.1, hlm. 49

4

Tim Karya Aditama, Dasar-Dasar Kependidikan Islam, (Surabaya : Karya Aditama, 1996) cet.1 hlm. 202

5

(14)

Adapun pemilihan lokasi di TPQ Tamrinus shibyan berdasarkan pada kenyataannya bahwa TPQ menggunakan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran Al-Qur'an dimulai sejak diterbitkannya Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" oleh Yayasan Arwaniyyah atau BAPENU Arwaniyyah (Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus).

B. Penegasan Istilah

Dalam rangka memberikan penjelasan dan penegasan istilah yang terdapat dalam judul "Efektivitas Metode Yanbu'a dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara", maka disertakan pula definisi peristilahan yang dimaksud. Hal ini juga untuk menghindari kesalahfahaman terhadap judul diatas, maka penulis berusaha menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut :

1. Efektivitas pembelajaran dalam arti mengusahakan agar penggunaan sarana pengajaran mampu membuahkan hasil, yakni tercapainya kompetensi tertentu, dan terhindar dari kemubadziran.6 Guru sebagai peran utama dituntut mengusahakan mampu membuahkan hasil yakni tercapainya tiga kompetensi (membaca, menulis, dan menghafal) serta memberikan manfaat anak dapat fasih, lancar, benar dalam membaca dan menulis arab dengan baik.

2. Metode Yanbu'a

Metode Yanbu'a merupakan jalan atau cara yang dapat ditempuh untuk menyampaikan bahan atau materi yang disusun secara sistematis disesuaikan dengan perkembangan usia siswa rujukan isinya diambil dari ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis atau dibukukan dalam bentuk paket Yanbu'a juz I-VII setiap jilid/juz memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda. Pada intinya tujuan yang hendak dicapai dari masing-masing juz yaitu siswa/anak mampu membaca huruf serta ayat-ayat Al-Qur'an dengan lancar, benar dan fasih sesuai dengan makhraj (makhorijul khuruf).

6

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung : Nuansa Cendekia, 2003), cet I, hlm. 138

(15)

4

Juz I adalah kunci awal keberhasilan siswa untuk melanjutkan ke juz II, III, dalam hal ini butuh bimbingan langsung dari ustadz/ustadzah.7 Pada juz IV tujuan pembelajarannya anak bisa membaca lafadz Allah (ayat-ayat Al-Qur'an) dengan benar, memahami huruf-huruf yang tidak dibaca atau fawatichus suwar dan huruf-huruf tertentu serta mengetahui persamaan antara huruf latin dan Arab, kaidah tajwid, tulisan Arab dan pegon jawa. Tujuan pembelajaran juz V anak bisa membaca waqof dan tanda baca yang terdapat di Al-Qur'an Rosm Ustmaniy sedangkan juz VI dan VII merupakan pedoman untuk mempelajari kaidah ghorib dan tajwid.8 Setelah siswa selesai mempelajari juz I – juz V yaitu lewat pentashihan kepada ahli Al-Qur'an peserta didik diperbolehkan mempelajari Al-Qur'an 30 juz secara langsung, siswa membacakannya di hadapan guru. Guru sebagai pembimbing menyimak benar salahnya bacaan peserta didik dalam membaca Al-Qur'an.

3. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan pelaku ke arah yang lebih baik.9 Pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar tugas guru yang paling utama adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik.

4. Membaca Al-Qur'an

Membaca yaitu melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis.10 Hal ini kaitannya dengan ayat-ayat yang hanya dibaca dan

7

Ustadz yakni komitmen terhadap profesionalitas yang melekat pada dirinya sikap dedikatif, komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta sikap continous improvement

8

Sebagai "memberikan kepada huruf akan hak-hak dan tertibnya, mengembalikan huruf kepada makhraj dan asalnya serta menghaluskan pengucapannya dengan cara yang sempurna tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan"

9

Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Surabaya : Elkaf, 2006), hlm. 127

10

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta : PN Balai Pustaka, 1976), cet VIII, hlm. 11

(16)

dilafalkan dengan mantap baik dari segi ketepatan harakat dan membunyikan huruf-huruf sesuai dengan makhraj.

Peran Metode Yanbu'a yaitu mengantarkan siswa sebelumnya agar dapat mempraktikkan secara langsung atau menyebukan nama bacaannya sesuai kaidah ghorib dan tajwid, siswa dituntut kefasihan dan latihan lisan dengan menirukan orang yang baik bacaannya. Evaluasi akhir lewat tes bacaan siswa serta test tertulis ditunjang dengan penguatan (reinforcement) hafalan dengan bimbingan guru/ustadz. Dengan demikian penulis ingin memberikan gambaran tentang bagaimana pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara.

C. Rumusan Masalah

Sesuai dengan judul yang diangkat, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an?

2. Apa kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran membaca Al-Qur'an di TPQ Tamrinus shibyan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum studi ini bertujuan untuk mencari informasi yang kemudian dianalisis dan didata secara sistematis dalam rangka memberikan gambaran pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an, kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran di TPQ Tamrinus shibyan Karang Randu Pecangaan Jepara.

2. Manfaat penelitian a. Secara prediksi

(17)

6

2. Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas kerja guru TPQ 3. Sebagai masukan ilmiah yang bernuansa islami

b. Secara teoritis

1. Menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan Islam 2. Sebagai pengalaman dalam berkarya ilmiah

3. Digunakan untuk dapat memahami setiap fenomena pendidikan yang sampai sekarang belum banyak diketahui

4. Sebagai khazanah dalam mengajar Al-Qur'an khususnya dengan Metode Yanbu'a

E. Telaah Pustaka

Untuk menghindari adanya plagiat, maka penulis sertakan beberapa judul skripsi yang ada relevansinya dengan skripsi penulis, isi dari skripsi-skripsi tersebut sebagai pembanding yang sama-sama mengkaji tentang metode dalam membaca Al-Qur'an, penulis menemukan skripsi diantaranya : 1. Kaid Fitani (3199219)11 "Problematika Pengajaran Al-Qur'an Dengan

Metode Qiro'ati Dan Solusinya (Studi Kasus Di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)". Kaid Fitani berkesimpulan bahwa, Metode Qiroati adalah metode atau cara penyampaian pelajaran kepada siswa dengan tidak mengeja, tetapi langsung membaca bunyi huruf yang sudah berharokat (huruf hijaiyyah). Sesuai dengan judul dan permasalahan yang diangkat kesimpulan problema dalam pengajaran Al-Qur'an dengan Metode Qiroati bukan berasal dari Qiroati pusat akan tetapi ada pada TPQ Walisongo Jrakah dalam keterbatasan tempat/kelas yang tidak sesuai dengan jumlah siswa sehingga pengajar dalam melaksanakan pembelajaran kurang efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan profesionalisme guru dalam mengajar harus ditingkatkan agar mencapai hasil yang maksimal.

11

Kaid Fitani, "Problematika Pengajaran Al-Qur'an Dengan Metode Qiro'ati Dan Solusinya. (Studi Kasus Di TPQ Walisongo Jrakah Tugu Semarang)." Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004).

(18)

2. Muthoifah (3101408)12 " judul skripsi : Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an Metode Qiro'ati di TPQ Al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang". dalam penelitiannya Muthoifah menyimpulkan bahwa evaluasi berfungsi untuk memahami dan membantu perkembangan kemampuan santri dalam membaca Al-Qur'an. Evaluasinya berupa pre-test, tes harian (formatif), kenaikan jilid (tes sumatif), EBTAQ yang diselenggarakan Koordinator Cabang Qiro'ati Semarang. Keberhasilan pembelajaran membaca al-Qur'an dengan Metode Qiro'ati dipengaruhi kompetensi guru, ketelitian keuletan santri dan teknik pembelajaran yang digunakan serta dukungan wali santri. Selain itu fungsi evaluasi juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran serta menyeleksi siswa yang akan melanjutkan kejilid berikutnya sehingga guru dapat mendiagnosis kelemahan siswa dengan memberi program remedial kepada siswa.

3. Riwayatul Hayyat (3603073)13 Skripsi yang berjudul "Studi Komparasi Tentang Keberhasilan Membaca Al-Qur'an Antara Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan Jepara dan di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan Jepara 2005". Dalam skripsi ini Riwayatul Hayyat membandingkan dua metode dalam membaca Al- Qur'an yaitu Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a dalam bentuk kuantitatif dengan mencari tingkat perbedaan dari dua metode dengan interpretasi data statistik yaitu mengujicobakan metode yang berbeda. Dalam temuannya setelah menguji hipotesis dari data-data yang diperoleh kemudian diadakan perhitungan bahwa "terdapat perbedaan tentang keberhasilan membaca Al-Qur'an antara siswa yang mendapat

12

Muthoifah, "Studi Tentang Evaluasi Pembelajaran Membaca Al-Qur'an dengan Metode Qiro'ati di TPQ Al-Ikhsan Kelurahan Patebon Semarang". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005).

13

Riwayatul Hayyat "Studi Komparasi Tentang Keberhasilan Membaca Al-Qur'an Antara Metode Qiro'ati dan Metode Yanbu'a di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan Jepara dan di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan Jepara 2005". Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang : Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006).

(19)

8

Metode Qiro'ati di TPQ Ianatus sibyan, Bugo Welahan dengan siswa yang mendapat Metode Yanbu'a di TPQ Roudhotul Mufattilin, Robayan Kalinyamatan" untuk mengukur keberhasilan suatu metode peneliti melakukan uji coba kepada santri dalam membaca jilid dengan hitungan menit, semakin siswa cepat, lancar, benar tanpa adanya kesalahan dengan hitungan waktu 1-2 menit dikatakan berhasil. Metode Qiro'ati termasuk kategori cukup berhasil dengan nilai 53,34 sedangkan Yanbu'a dengan hasil 60.00 hal ini sesuai perhitungan uji mean (2 variabel).

Perkembangan metode-metode lama dalam membaca Al-Qur'an diantaranya Abjadiyah, Baghdadiyah, Iqro', Al-Barqy, Qiro'ati, dan Yanbu'a dalam hal ini sudah banyak dijadikan penelitian khususnya Qiro'ati. Berdasarkan realita kemunculan metode baru yaitu Yanbu'a tidak berlebihan jika penelitian yang dilakukan ini benar-benar belum ada yang mengkaji terutama berkaitan efektivitas pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an serta kelebihan dan kekurangannya baik dalam proses belajar mengajar maupun hasil belajar siswa. Penelitian yang akan penulis kerjakan dalam bentuk penelitian deskriptif kualitatif lapangan.

F. Kerangka Teori

Al-Qur’anul Karim adalah mu'jizat Islam yang kekal dan mu'jizatnya selalu diperkuat oleh kemajuan ilmu pengetahuan. Al-Qur'an diturunkan Allah kepada Rasulullah S.a.w. untuk mengeluarkan manusia dari suasana gelap menuju yang terang serta membimbing mereka ke jalan yang lurus. Rasulullah menyampaikan Al-Qur'an itu kepada para sahabatnya-orang-orang Arab asli sehingga mereka dapat memahaminya berdasarkan naluri mereka.14 Turunnya Al-Qur'an merupakan peristiwa besar yang sekaligus menyatakan kedudukan bagi penghuni langit dan penghuni bumi.

Kata Al-Qur'an yang berasal dari akar kata qara' berarti "membaca" atau "mengumpulkan". Berdasarkan pada fakta bahwa Al-Qur'an disampaikan

14

Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur'an, (Bogor : Pustaka Litera : 2001), cet VI, hlm. 1

(20)

oleh Allah kepada Nabi Muhammad S.a.w. dalam bentuk lisan. Hal ini dijelaskan dalam literatur Islam manakala Ruhul Qudus membacakannya kepada Nabi dalam proses pewahyuan, dan Nabi biasanya menyampaikannya kepada para sahabatnya yang kemudian dituliskan ke dalam semacam bentuk tertulis.15

Al-Qur'an hanya satu macam cara turunnya : yaitu turun secara bertahap kepada Rasulullah S.a.w. Faedah turunnya Al-Qur'an dalam pendidikan dan pengajaran, bahwa dalam proses belajar-mengajar harus diperhatikan dua hal yaitu : tingkat pemikiran siswa dan pengembangan potensi akal, jiwa dan jasmaninya dengan apa yang dapat membawanya ke arah kebaikan dan kebenaran. Diantara celah-celah turunnya Al-Qur'an yang pertama kali didapatkan perintah untuk membaca dan belajar dengan alat tulis. Petunjuk ilahi tentang hikmah turunnya Al-Qur'an secara bertahap merupakan contoh yang baik dalam menyusun kurikulum pengajaran, memilih metode yang baik dan menyusun buku pelajaran.16

Menurut Ibnu Khaldun, Ibnu Sina dan Al Ghazali menunjuk pentingnya menanamkan pendidikan Al-Qur'an kepada anak-anak, bahwa pendidikan Al-Qur'an merupakan pondasi seluruh kurikulum pendidikan di dunia Islam, karena Al-Qur'an merupakan syiar agama yang mampu menguatkan aqidah dan mengokohkan keimanan. Dengan menanamkan kecintaan anak terhadap Al-Qur'an sejak dini, maka kecintaan itu akan bersemi pada dewasanya kelak, mengalahkan kecintaan anak terhadap hal yang lain, karena masa kanak-kanak itulah masa pembentukan watak yang utama.17

Seiring dengan meningkatnya kesadaran beragama dan kesadaran mengenai perlunya menanamkan nilai keagamaan kepada anak usia dini. Kini berkembang TPQ/TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) dengan menggunakan

15

John Cooper dkk, Pemikiran Islam dari Sayyid Ahmad Khan hingga Nasr Hamid Abu Zayd, (Jakarta : Erlangga, 2002), hlm. 196-197

16

Manna Khalil al-Qattan, Loc. Cit., hlm. 176

17

Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak Membaca, Menulis dan Mencintai Al-Qur'an, (Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm. 61

(21)

10

berbagai metode belajar membaca Al-Qur'an yang praktis dan bervariasi, yang tidak bertumpu pada metode eja (thoriqoh abdjadiyah), tapi cenderung kepada metode bunyi (thoriqoh shautiyah) dengan buku semacam Iqro', Qiro'ati, Al-Barqy, dan Yanbu'a.18 dalam teks atau isi buku yang dimulai memperkenalkan kepada anak mengenai huruf hijaiyyah sampai bacaan ayat-ayat al-qur'an yang dibaca cepat, tepat, dilanjutkan bacaan ayat-ayat Al-Qur'an.

Pendidikan Al-Qur'an bagi anak usia dini merupakan hal yang sangat penting karena pada usia tersebut merupakan masa pembentukan intelektual dan tumbuhnya daya fantasi bagi anak. Maka dari itu tepat sekali kesempatan seperti ini kita masuki pelajaran–pelajaran pokok seperti membaca Al-Qur'an yang sekaligus bisa menjadi pondasi yang kokoh untuk pendidikan karena segala ilmu itu termuat dalam Al-Qur'an.

Untuk itu kita berkewajiban mengisi, mendidik dan membangun intelektual dengan memberi pembelajaran Al-Qur'an secara efektif. Jika membaca Al-Qur'an dipandang sangat penting sebagai suatu pendidikan dasar pada anak, maka sistem pembelajaran harus dirancang sebaik mungkin mulai dari menetapkan tujuan, kurikulum, metode, sarana-prasarana, evaluasi yang relevan agar tujuan yang ditetapkan dapat dicapai. Sehingga peserta didik dapat membaca Al-Qur'an dengan baik, benar (tartil) fasih sesuai kaidah tajwid dengan tambahan materi (pendidikan agama Islam yang lain).

G. Metodologi Penelitian Skripsi 1. Pendekatan penelitian

Yang dimaksud dengan "pendekatan" disini adalah metode atau cara mengadakan penelitian.19 Penentuan pendekatan ini sangat menentukan objek penelitian yang akan diteliti, dan sekaligus menentukan subjek penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh data.20 Berdasarkan

18

Ahmad Fuad Effendi, Metode dan Teknik Pengajaran Bahasa Arab, (Malang : UIN, 2002), hlm. 32

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Yogyakarta : Rineka Cipta, 2002), cet XII, hlm. 23

20

(22)

permasalahan di atas, penulis menggolongkan rancangan penelitian sebagai berikut :

a. Penelitian deskriptif (descriptive research)

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data,21 juga menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi.22 Oleh karena itu penulis menggunakan penelitian deskriptif untuk memberikan gambaran pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an.

b. Penelitian lapangan (field research)

Penelitian lapangan memiliki tujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi sesuatu unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.23 Penelitian yang dilakukan oleh penulis hanya berlaku pada sekolah/lembaga pendidikan Islam khususnya TPQ yang menggunakan Metode Yanbu'a dalam pelaksanaan pembelajaran membaca Al-Qur'an. Dengan demikian penulis memilih TPQ Tamrinus shibyan sebagai objek penelitian.

c. Penelitian tindakan (action research)

Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi di masyarakat atau kelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan.24 Dalam penelitian ini penulis memilih penelitian tindakan (action research). Dalam hal ini disesuaikan dengan permasalahan yang ada yaitu kurang maksimalnya pembelajaran. Untuk meningkatkan efektivitas metode mengajar khususnya faktor dari peserta didik yang mengalami kesulitan belajar(hafalan).

21

Cholid Narbuko (ed), Metodologi Penelitian, (Jakarta : Bumi Aksara, 2005), cet VII, hlm. 44 22 Ibid., hlm. 44 23 Ibid., hlm. 46 24

(23)

12

Penelitian tindakan kelas ini yang dilakukan guru dengan memberikan modul pembelajaran yang isinya tajwid dan ghorib agar siswa mudah dalam mempelajarinya, serta pemberian tugas di rumah berupa hafalan materi yang akan dipelajari besok. Maka tindakan adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan inovatif untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran di kelas.

2. Metode pengumpulan data

Dalam hal ini dikemukakan teknik apa yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan alat-alat pengumpulan data.25 Untuk mengumpulkan data penulis menggunakan metode sebagai berikut :

a. Wawancara (interview)

Wawancara adalah suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak.26 Wawancara merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung dua orang mendengarkan secara langsung informasi atau keterangan. Wawancara terpimpin digunakan peneliti mempersiapkan pedoman wawancara atau pokok masalah yang akan diselidiki untuk memudahkan jalannya wawancara dan memperoleh informasi dan mencari data mengenai sejarah dan latar belakang munculnya Metode Yanbu'a, siapa pencetusnya, kapan disusunnya, dan tujuan umum, kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a. Penulis menggunakan teknik wawancara kepada penyusun Metode Yanbu'a. kepala sekolah dan guru yang bersangkutan untuk mengetahui kendala serta hambatan dalam proses pembelajaran.

b. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian.27 Dokumentasi digunakan

25

Ibid

26

Mustaqim, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), cet III, hlm. 172

27

(24)

peneliti untuk mencari data mengenai profil TPQ, kurikulum, keadaan guru dan siswa. Metode ini sebagai alat untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan judul skripsi penulis.

c. Observasi

Observasi adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu, atau proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan.28 Penulis melakukan observasi langsung dalam proses pembelajaran. Metode Yanbu'a mulai jilid I-VII untuk mengetahui keefektifan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur’an di TPQ Tamrinus shibyan karang Randu Pecangaan Jepara.

3. Metode analisis data

Berdasarkan jenis permasalahan untuk mengetahui status dan mendeskripsikan fenomena.29 Penulis memilih jenis data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.30

Penelitian ini menggunakan metode riset lapangan dengan teknik analisis non-statistik (analisis deskriptif) dengan pendekatan kualitatif. Data penelitian yang penulis dapatkan, kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan induktif dengan alasan lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan sedetail-detailnya.

Dari permasalahan yang telah penulis paparkan sebelumnya untuk mengetahui keefektifan suatu Metode Yanbu'a dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an, penulis mengadakan observasi/pengamatan langsung pelaksanaan Metode Yanbu'a dalam pembelajaran. Sesuai pengamatan dan data-data serta informasi yang diperoleh penulis dapat menyimpulkan kelebihan dan kekurangan Metode Yanbu'a dalam proses pembelajaran dari berbagai aspek.

28

Mustaqim, Op. cit., hlm. 173

29

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 212

30

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 3

(25)

14 BAB II

METODE YANBU'A DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR'AN

A. Pengertian dan Sejarah Munculnya Metode Yanbu'a

Metode Yanbu'a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal Al-Qur'an untuk membacanya santri tidak boleh mengeja membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus1 disesuaikan dengan kaidah makhorijul huruf. Adapun materinya dari buku Yanbu'a yang terdiri dari 5 jilid khusus belajar membaca, sedangkan 2 jilid berisi materi ghorib dan tajwid.

Timbulnya "Yanbu'a" adalah dari usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, supaya mereka selalu ada hubungan dengan pondok disamping usulan dari masyarakat luas juga dari lembaga pendidikan Ma'arif serta Muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara.2

Mestinya dari pengasuh pondok sudah menolak, karena menganggap cukup metode yang sudah ada, tetapi karena desakan yang terus menerus dan memang dipandang perlu, terutama untuk menjalin keakraban antara alumni dengan pondok serta untuk menjaga dan memelihara keseragaman bacaan, maka dengan tawakkal dan memohon pertolongan Allah tersusun kitab Yanbu'a yang meliputi Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an.

Penyusun buku (Metode Yanbu'a) diprakarsai oleh tiga tokoh pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an putra KH. Arwani Amin Al Kudsy (Alm) yang bernama : KH. Agus M. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. M. Manshur Maskan (Alm) dan tokoh lain diantaranya : KH. Sya'roni Ahmadi (Kudus), KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma'mun Muzayyin (Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus) beliau adalah Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an yang tergabung dalam majelis "Nuzulis Sakinah" Kudus.

1 M. Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a" jilid I,

hlm. 1

(26)

Pengambilan nama "Yanbu'a" yang berarti "sumber", mengambil dari kata Yanbu'ul Qur'an yang artinya Sumber Al-Qur'an, nama yang sangat digemari dan disenangi oleh seorang guru besar Al-Qur'an Al- Muqri' simbah KH. M. Arwani Amin, yang silsilah keturunannya sampai pada pangeran Diponegoro. Kata Yanbu'a diambil dari ayat Al-Qur'an tentang arti kata Yanbu'a dalam firman Allah yaitu :

ِضْرَﺄْﻟا َﻦِﻣ ﺎَﻨَﻟ َﺮُﺠْﻔَﺗ ﻰﱠﺘَﺣ َﻚَﻟ َﻦِﻣْﺆُﻧ ْﻦَﻟ اﻮُﻟﺎَﻗَو

ﺎًﻋﻮُﺒْﻨَﻳ

)

أﺮﺳﻻا

:

٩٠

(

3

Artinya : "Dan mereka berkata ", kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami". (QS. Al-Isra' :90)

Awal penyusunan buku Metode Yanbu'a pada tanggal 22 november 2002 bertepatan 17 Ramadhan 1423 H selama 2 tahun4 yaitu proses penyusunan, penulisan, pencetakan dan penerbitan awal 2004 atas perintah pengasuh (KH. M. Ulil Albab buku metode yanbu'a dijadikan 8 jilid/buku bertahab dalam penerbitannya. Pertama, buku jilid I pada 10 Januari 2004/17 Syawal 1424 H, jilid II,III 22 maret 2004/shafar 1424 H, jilid IV-VI 2 mei 2004/ 12 Rabiul awal 1425 H, disusul buku bimbingan mengajar Yanbu'a 13 Juni 2004/25 Robiul akhir 1425 H, dan buku Pra-TK 31 Oktober 2004/17 Ramadhan 1425. Di tahun 2007 baru diterbitkan buku Yanbu'a mengenai materi hafalan surat-surat pendek dan do'a-do'a.

Semua pengerjaanya dikerjakan oleh santri pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an penerbit Yayasan Arwaniyyah Kudus (BAPENU Arwaniyyah) Kudus.5

Buku yang relatif kecil dengan harga murah, praktis untuk belajar, memiliki manfaat bagi semua umat yang ingin bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar dan benar. Yanbu'a bisa diajarkan oleh orang yang sudah dapat membaca Al-Qur'an lancar dan benar bermusyafahah (adu lisan/ disimakkan

3 Lihat buku Yanbu'a sambutan sesepuh

4 Hasil wawancara KH. Ulil Albab, pada hari Senin tanggal 29 Januari 2007 di

kediamannya Kudus.

5 Hasil wawancara dengan Arif Santri. Desain sampul Turmudzi, setting oleh Hilal Haidar,

Fahmi Najib dan percetakan Buya Barokah Offset Distributor Maktabah Mubarokatan Thoyyibah Jln. Menara No. 13 Kudus (59315), website www.Arwaniyyah.com (Telp. 0291 434022)

(27)

16

kepada ahlul Qur'an yang mu'tabar/diakui kredibilitasnya, serta dapat membaca Al-Qur'an dengan benar, lancar dan fasih.

Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan Metode Yanbu'a adalah penyempurnaan dari metode sebelumnya karena materi yang di kandung setiap juz/jilid tidak sama dengan kitab yang lama urutan pelajarannya berbeda ada pengurangan serta penambahan materi.

B. Tujuan Penyusunan Metode Yanbu'a

Metode Yanbu'a sebagai salah satu sarana untuk mencapai tujuan berupa materi yang tersusun sistematis sebagai pengantar dalam pembelajaran membaca Al-Qur'an. Metode Yanbu'a memiliki 2 tujuan yaitu tujuan secara umum dan secara khusus.

Tujuan secara umum Metode Yanbu'a antara lain :6

1. Ikut andil dalam mencerdaskan anak bangsa supaya bisa membaca Al-Qur'an dengan lancar dan benar.

2. Nasyrul ilmi (menyebarkan ilmu) khususnya ilmu Al-Qur'an 3. Memasyarakatkan Al-Qur'an dengan Rosm Ustmaniy

4. Untuk membetulkan yang salah dan menyempurnakan yang kurang dari segi bacaan

5. Mengajak selalu mendarus Al-Qur'an dan musyafahah Al-Qur'an sampai khatam.

Tujuan yaitu sasaran yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu kegiatan. Tujuan Metode Yanbu'a secara khusus antara lain : 7

1. Dapat membaca Al-Qur'an dengan tartil yang meliputi : a. Makhraj sebaik mungkin

b. Mampu membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang bertajwid c. Mengenal bacaan ghorib dan bacaan yang musykilat d. Hafal (paham) ilmu tajwid praktis

6 Buku Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an

"Yanbu'a", hlm.1

(28)

2. Mengerti bacaan shalat dan gerakannya 3. Hafal surat-surat pendek

4. Hafal do'a-do'a

5. Mampu menulis Arab dengan baik dan benar.

Metode Yanbu'a isinya disusun guna mengembangkan potensi anak usia dini (pra-sekolah) disesuaikan menurut umur dan tingkatannya dimulai jilid I, II, III, IV, V, VI dan VII, dalam setiap jilid memiliki tujuan pembelajaran yang berbeda. Tujuan pembelajaran jilid I – VII adalah sebagai berikut :

Jilid / Juz Tujuan Pembelajaran

I - Anak bisa membaca huruf yang berharokat fatchah, baik yang sudah berangkai atau belum dengan lancar dan benar - Anak mengetahui nama-nama huruf hijaiyyah dan

angka-angka Arab

- Anak bisa menulis huruf hijaiyyah yang belum berangkai, berangkai dua dan bisa menulis angka arab8

II - Anak bisa membaca huruf yang berharokat kasroh dan dlummah dengan benar dan lancar

- Anak bisa membaca huruf yang dibaca panjang baik berupa huruf mad atau charokat panjang dengan benar dan lancar - Anak bisa membaca huruf lain yaitu

و

dan

ي

sukun yang

didahului fatchah dengan lancar dan benar

- Mengetahui tanda-tanda charokat fatchah, kasroh dan dlummah juga fatchah panjang, kasroh panjang dan dlummah panjang dan sukun. Dan memahami angka Arab puluhan, ratusan, dan ribuan

- Bisa menulis huruf-huruf yang berangkai dua dan tiga9

8 Lihat Bimbingan Cara Mengajar Thoriqoh Baca Tulis dan menghafal Al-Qur'an

"Yanbu'a", hlm. 6

(29)

18

III - Anak bisa membaca huruf yang bercharokat fatchatain, kasrotain dan dlummahtain dengan lancar dan benar

- Anak bisa membaca huruf yang dibaca sukun dengan makhroj yang benar dan membedakan huruf-huruf yang serupa

- Anak bisa membaca qolqolah dan hams

- Anak bisa membaca huruf yang bertasydid dan huruf yang dibaca ghunnah dan yang tidak

- Anak mengenal dan bisa membaca hamzah washol dan Al-ta'rif

- Anak bisa mengetahui fatchatain, kasrohtain, dlummahtain, tasydid, tanda hamzah washol, huruf tertentu dan angka Arab sampai ribuan

- Anak bisa menulis kalimah yang 4 huruf dan merangkai huruf yang belum dirangkai10

IV - Anak bisa membaca lafadh Allah dengan benar

- Anak bisa membaca mim sukun, nun sukun dan tanwin yang dibaca dengung atau tidak

- Anak bisa membaca mad jaiz, mad wajib dan mad lazim baik kilmiy maupun charfiy, mutsaqqol maupun mukhoffaf yang ditandai dengan tanda panjang ~ / ~

- Anak memahami huruf-huruf yang tidak dibaca

- Mengenal huruf fawatichus suwar dan huruf-huruf tertentu yang lain. Mengetahui persamaan antara huruf latin dan arab dan beberapa qaidah tajwid

- Disamping latihan merangkai huruf anak bisa membaca dan menulis tulisan pegon jawa11

10 Ibid., hlm. 11

(30)

V - Anak bisa membaca waqof dan mengetahui tanda waqof dan tanda baca yang terdapat di Al-Qur'an Rosm Utsmany

- Anak bisa membaca huruf sukun yang diidghomkan dan huruf tafkhim dan tarqiq12

VI - Anak bisa mengetahui dan membaca huruf mad (alif, wau dan ya') yang tetap dibaca panjang atau yang dibaca pendek juga yang boleh dua wajah, baik ketika washol maupun ketika waqof

- Anak bisa mengetahui cara membaca hamzah washol

- Anak bisa mengetahui cara membaca isymam, ikhtilas, tashil, imalah dan saktah serta mengetahui tempat-tempatnya

- Anak bisa mengetahui cara membaca tulisan shod yang harus dibaca shod dan yang boleh dibaca sin

- Anak bisa mengetahui kalimat-kalimat yang sering dibaca salah13

VII - Anak bisa membaca Al-Qur'an dengan benar dan lancar, yang berarti sudah bisa mempraktekkan tajwid dan ghorib dengan benar

- Setelah mengajarkan ilmu tajwid, diadakan mudarosah atau musyafahah Al-Qur'an dan setiap anak membaca bacaan yang ada pelajaran tajwid14

Dari rincian tujuan pembelajaran yang disesuaikan jenjang dan tahapan-tahapan yaitu tahap pemula dan tahap akhir sehingga tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan lewat proses belajar mengajar membaca Al-Qur'an dan mempelajari ilmu-ilmu Al-Qur'an.

12 Ibid., hlm. 17

13 Ibid., hlm. 20 14 Yanbu'a jilid 7

(31)

20

C. Kurikulum Metode Yanbu’a dalam Pembelajaran

Kurikulum (curriculum) merupakan seperangkat rencana yang menjadi pedoman dan penghayatan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran (instruction) yaitu keseluruhan pertautan kegiatan yang memungkinkan dan berkenaan dengan terjadinya interaksi belajar mengajar. Pembelajaran ialah proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik sebagai murid/siswa.15

Karakteristik Kurikulum Metode Yanbu'a16

1. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal

2. Menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi dalam proses pembelajaran

3. Menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan pencapaian kompetensi (membaca, menulis dan menghafal)

Kurikulum adalah syarat mutlak dan ciri untuk pendidikan formal sehingga kurikulum tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan pembelajaran. Setiap praktek pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu baik aspek pengetahuan (cognitive) sikap (afektif) maupun keterampilan (psikomotorik), untuk mengembangkan kompetensi-kompetensi tersebut perlu adanya bahan atau materi yang disampaikan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan metode dan media yang cocok dengan karakteristik bahan pembelajaran.

Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Pra TK

1. Menggunakan huruf

َا

berharokat fatchah

َا

َا

,

َا

َا

َا

tidak digandeng dilanjutkan

َب

-

َي

pengenalan huruf hijaiyyah.

15 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran Untuk Membantu Memecahkan

Problematika Belajar Mengajar, (Bandung : CV. Alfabeta, 2006), hlm. 61

(32)

Setiap halaman kebanyakan terdiri dari empat kotak :

1. Kotak I : Materi pelajaran utama, keterangan yang awali dengan tanda titik (•)

2. Kotak II : Materi pembelajaran tambahan, keterangannya diawali dengan tanda (▲)

3. Kotak III : Materi pembelajaran menulis, keterangan diawali dengan tanda segi empat (♦)

4. Kotak IV : Kotak keterangan Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a juz 1 (satu)

1. Pengenalan huruf َب

َا

dibaca cepat, pendek dan jangan putus-putus 2. Pengenalan huruf

َت َبَا

berharokat fatchah tidak di gandeng (hal

2-34)

3. Pada halaman 34-43

َﺄ

ﺒَﻧ

-

َﺖ َﺒَﻧ

-

َﺖ َﺒَﺛ

pengenalan huruf gandeng berharokat fatchah

4. Pengenalan kalimat

ﻊَﺟَرَوَﺪَﻌَﺻ

َ

-

َﺪَﻌَﻘَﻓ َﺮَﻀَﺣ

pada halaman 44 5. Pengenalan angka satuan 1-10

Pokok Pembelajaran Metode Yanbu'a Juz II (dua)

1. Mengenalkan huruf yang bercharokat fatchah dan kasroh (hlm 1)

ِا

َب

ِب

ِت ِبِا

ِح ِج ِث

ِخ

د

ِ

ِذ

2.

Pengenalan huruf berharokat fatchah diakhiri dan dikasroh diakhir

(

ِ َ

)

َﺄﺒَﻧ

َﻧ

ﺒَﺎ

ِء

ِﺖَﺑَأ

ِﻖَﻠَﻋ

-َﺪَﻠَﺑ

3. Pengenalan huruf yang berharokat dlummah yang berjumlah 3 huruf gandeng dan tidak gandeng (hal 7-8)

ُا َا

َب

-ُب

ِﻸَﻣ

ُءًَﻼَﻣ

(33)

22

ُت ُب ُا

ُح ًج ُث

ُذ ُد ُخ

َﺻ

َﻤ

ُﺪ

ُﺐَﻬَﻳ

-ُﻊَﻀَﻧ

4. Pengenalan huruf yang berharokat (

َ ِ

ُ

) yang terdiri 4 huruf hlm. 13

َك َﺪُﻀَﻋ

ُدَو

ِﺮُﺳ

َﻒَﻟُزَو

5. Pengenalan mad (huruf yang dibaca panjang)

َﻞَﺘَﻗ

َﻞَﺗَﺎﻗ

َﻆِﻔَﺣ

ﺎَﻈِﻓَﺎﺣ

َﻆِﻔَﺣ

6. Pengenalan fatchah, kasroh, dlummah panjang, hlm.25

ﻲِه

=

ِﻩ

ﻩ ِﺬه

ﻪِﺑَو

ْﻳِد

ِﻨ

ﻩِﺪَﻴَﺑ

7. Pada halaman 29-43 pengenalan kalimah panjang

ُﻋَاًَذَا

ْﻮ

ِﺑ ا

َاﺬَهَﺎﻣ اْﻮُﻟ َﺎﻗَو

8. Pengenalan angka puluhan sampai ratusan (10-100) Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz III (tiga)

1. Pengenalan Tanwin (fatchah tanwin, kasroh-tanwin, dlummah tanwin, fatkcah panjang, dlummah panjang, kasroh panjang dan sukun)

َأ

َب ًأ

ًﺎﺑَأَد ًﺎﺑ

ًءﺎَﻄَﺧ

ًﺔَﻈَﻔَﺣ

َﺻ

ًاﺪَﻌ

2. Mengenalkan huruf yang dibaca sukun

ًﺎﻣْﻮَﻗ اﻮُﻧ َﺎآَو

ًﺎﻨِﻣا ًاﺪَﻠَﺑ

َﺻ

ٍﻢْﻴِﻤَﺣ ٍﻖْﻳِﺪ

ٍﻢْﻴِﻠِﻋ ٍﺮِﺤﺳ

3. Menggunakan Qolqolah dan hams pada hlm.10

َﺎﺿ

ِﺣ

َﻜ

ٌﺔ

َﺎه ُةَﻮﺸِﻏ

ِو

ُﺔَﻳ

َﻚَﻧَﺎﺤْﺴُﺑ ًﺎﻨﻴْﺒِﺗ َﺎﻧُرَﺎﺼْﺑَا ْبَا

Bacaan hams (

ك

dan

ت

) hlm. 24

َب

ج

َت ِك ُق ُط ِد

َﻳ َﻢْﻴِه ﺮْﺑِا

ْﺠ

َﺎﻧْﺪِﻬَﻋَو َنْﻮُﻠَﻌ

(34)

4. Bacaan huruf bertasydid dan huruf yang dibaca ghunnah (

ن م و ي

) hlm.30

ّم

ﱠﺎﻣَا

ّن

ﱠﺎﻧ َأ

ﱢﻤِﺗ َﺄَﻓ ﱠﻦُﻬﱠﻧ َﺄَآ َﺎﻤﱠﻧ ِإ ﱠﺎﻣاَو

ْﻮ

ﻰﻤَﺴُﻣ َﻢﱠﻨَﻬَﺠِﺑ ا

5. Bacaan Hamzah washol dan Al-ta'rif hlm.34

ُل ُا َو

-ﻟْاَو ْل َو

َﺤ

ُﺪْﻤ

َبَﺎﺠَﺘْﺳﺎَﻓ َدَأﻮَﻔْﻟاَو َﺮَﺼَﺒْﻟاَو

6. Pengenalan angka ribuan

Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a juz IV (empat) 1. Pengenalan lafadz Allah

ﺎﺑ

ِﷲا

-ِﷲا ﺎَﺗ

ِﷲا ُﺪْﺒَﻋ

َآَو

ِﺎﺑ ﻰ

ِﷲا

ِﷲا ُرَﺎﻧ ًاﺪْﻴِﻬَﺷ

ا

ُةَﺪَﻗْﻮُﻤﻟ

2. Pengenalan kaidah tajwid dasar 3. Pengenalan Fawatichus suwar hlm.23

ﻢﺣ

-ِﻣَﺎﺣ

ْﻢْﻴ

ق

ُﻘﻟا ْاَو

ْﺮ

أ

ُِن

ْﻟا

َﻤ

ِﺪْﻴِﺠ

ﻢﺣ

ِﻦْﻴِﺒُﻤﻟ ْا ِﺐﺘِﻜﻟ ْاَو

4. Pengenalan Arab pegon hlm.13

َب

َﺎﺑ

َم َم

َس

َي

َي َك

-َس َج

ُكَأ ِﺞَآ ْﻚَﻔَﺑ ِﻚَﻗ ِﻚَﻗ

5. Mengetahui huruf latin dan tulisan Arab hlm.41

َﻻ ْيِد ْوُدَاد

اَر

ْيِدْﻮُﺟ كْﻮُﺘﻧ ْوُا ْغ

Jangan mengambil barang orang lain itu dosa Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz V (lima)

1. Mengenalkan tanda waqof dan cara mewaqofkan ditandai

ﻮُﻣ

ْء

َنْﻮُﻨِﻣ

-ﻮُﻣ

ْء

ْن ْﻮُﻨِﻣ

َﻦْﻴﻘﱠﺘُﻤْﻠِﻟ ىًﺪُه ِﻪْﻴِﻓ

َنْﻮُﻘِﻔْﻨُﻳ ْﻢُﻬﻨْﻗَزَر ﱠﺎﻤِﻣَو

2. Pengenalan surat pendek seperti Attoffifin, Atthin, Ad-Dhuha, Al-Zalzalah, Al-Ikhlas dan surat panjang yang diambil dari Al-Qur'an.

(35)

24

3. Pengenalan tafhim dan tarqiq

4. Pengenalan cara membaca Arab dalam bahasa Indonesia Pokok pelajaran Metode Yanbu'a Juz VI (enam)

1. Hukum Alif 2. Hukum Waw 3. Hukum Ya' 4. Hamzah Washol

5. Huruf dan charokat yaitu semestinya dibaca menurut tulisannya tapi

ada yang tidak sesuai seperti (1) Isyman dan Ikhtilas, (2) Tashil, (3) Imalah, (4) Saktah (sakt), (5) Huruf yang boleh dibaca fatchah dan

dlummah, (6) Shod yang ada sin kecil, (7) Kalimah yang sering di baca salah.

Pokok Pelajaran Metode Yanbu'a Juz VII (tujuh) Materi pokok - Adabut tilawah

- Kaidah tajwid - Makhorijul khuruf D. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.17 Untuk melaksanakan evaluasi tentang prestasi belajar atau pencapaian maka subjek evaluasi adalah guru.18 Evaluasi menempati urutan

terakhir dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran langkah pokok yang dilakukan dalam keseluruhan proses program pengajaran antara lain :19

17 Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya : Usaha Nasional, 1986), hlm. 1 18 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2001),

hlm. 19

19 Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet 2, hlm.

(36)

1. Evaluasi Awal (pretest)

Langkah pertama yang biasa dilakukan dalam melaksanakan suatu program pembelajaran,20 ialah mengadakan pretest. Tujuannya ialah untuk mengetahui kemampuan awal siswa mengenai pelajaran yang bersangkutan (mengenal huruf Arab) secara baik dan benar berdasarkan makhrojnya.

2. Evaluasi Harian (formatif)

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pengumpulan data pada waktu pembelajaran berlangsung21 yaitu lewat bacaan siswa dari materi buku

Yanbu'a. Secara individual guru mentashihkan bacaan murid, sedangkan murid membaca sendiri guru membimbing santri. Apabila murid salah membaca, cukup memberi peringatan dengan ketukan. Lewat evaluasi guru dapat memahami kemajuan dan perkembangan kemampuan santri sehingga santri dapat mempelajari materi berikutnya. Guru sebagai "teacher centered".

3. Evaluasi Kenaikan jilid (sumatif)

Evaluasi sumatif adalah gabungan dari evaluasi formatif (tes harian). Setelah guru mentaschihkan bacaan siswa dianggap sudah memenuhi kriteria baik dari kefasihan, makhrojnya siswa dapat mengikuti tes jilid/kenaikan jilid melalui ustadz yang ditunjuk/guru yang lebih ahli dalam ilmu Qiro'atil Qur'an. Pelaksanaannya disesuaikan dengan banyak sedikitnya santri.

4. Tahtiman/wisuda

Tahtiman/wisuda dilaksanakan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan menyelesaikan juz I-IV dan memasuki tingkat atas sampai siswa mengkhatamkan Al-Qur'an dan mempraktekkan kaidah tajwid dan ghorib langsung dalam membaca Al-Qur'an dengan bimbingan seorang guru/ustadz.

20 Ibid

21 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2005), cet 7, hlm.

(37)

26

E. Sasaran Metode Yanbu’a dalam Pembelajaram Membaca Al-Qur'an Membaca (read) ialah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis. Dalam pengertian lain membaca adalah sebuah aktivitas melafalkan/melisankan kata-kata yang dilihatnya dengan mengerahkan beberapa tindakan melalui tindakan mengingat- ingat.

Sedangkan arti kata "Qur'an" menurut pendapat yang paling kuat seperti yang dikemukakan Dr. Subhi Al Salih berarti "bacaan", asal kata qara'a.22 Kata Al-Qur'an adalah kata sifat yang bermakna al-jam'u (kumpulan) karena Al-Qur'an terdiri dari sekumpulan surah dan ayat. Kata Al-Qur'an adalah isim alam sejak awal digunakan sebagaimana bagi kitab suci umat Islam.23

Definisi Al-Qur'an menurut istilah sebagai berikut :

ﺰ ﺠﻌﻤﻟا مﻼ ﻜﻟا ﻮه ﻢﻳﺮﻜﻟا ناﺮﻘﻟا

,

ﷲا ﻦ ﻣ لﺰ ﻨﻤﻟا

ّﻴﺒﻧ ﻰ ﻠﻋ ﻰﻟﺎ ﻌﺗ

ﺪ ﻤﺤﻣ ﻪ

ﻌﻣو ﻪﻈﻔﻠﺑ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ

مﻼﺴ ﻟا ﻪﻴﻠﻋ ﻞﻳﺮﻴﺟ ﺔﻄﺳ اﻮﺑ ﻩﺎ

,

لﻮ ﻘﻨﻤﻟا

ﺮﺗاﻮﺘﻟ ﺎﺑ ﺎﻨﻴﻟإ

,

ﻪﺗوﻼﺘﺑ ﺪﺒﻌﺘﻤﻟاو

) .

ﺮﺗ ﻰﻓ سورد

ﻟا ﻞﻴ

ﺮﻘ

ﻢﻳﺮﻜﻟا نا

(

24

Untuk memberikan pengertian, Al-Qur'an didefinisikan sebagai "kalam Allah SWT yang merupakan mu'jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad S.a.w melalui perantaraan malaikat Jibril, yang merupakan mu'jizat yang diriwayatkan secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah".

Secara keseluruhan membaca Al-Qur'an adalah sebuah proses yang menghasilkan perubahan kemampuan melafalkan kata-kata, huruf abjad (Hijaiyyah) yang dilihatnya dengan mengerahkan kemampuan melalui pengertian dan mengingat-ingat secara benar baik makhorijul huruf maupun tajwidnya karena yang dibaca adalah kalam Allah (ayat-ayat suci).

22 Al-Qur'an, Mujammaa Khadim al-Haramaain al Syarifain al Malik Fahd, (Medina

Munawarah,t.th), hlm. 15

23 Said Agil Husin Al Munawar, Al-Qur'an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki,

(Jakarta: 2001), cet 2, hlm. 5

24 Faiz Abdul Qodir Syeih Azzuri, Durus Fi Tartil Qur'anul Karim, (Damascus, Daulah

(38)

Al-Qur'an satu-satunya kitab suci di dunia yang hingga kini masih tetap terjaga dan terpelihara keasliannya. Sebagai mukjizat Nabi Muhammad S.a.w., Al-Qur'an masih tetap dalam kondisi utuh, tak satupun hurufnya berubah. Bahwa Al-Qur'an merupakan kitab yang keotentikannya dijamin Allah, dan ia adalah kitab yang selalu dipelihara.

Allah telah berfirman :

َنﻮُﻈِﻓﺎَﺤَﻟ ُﻪَﻟ ﺎﱠﻧِإَو َﺮْآﱢﺬﻟا ﺎَﻨْﻟﱠﺰَﻧ ُﻦْﺤَﻧ ﺎﱠﻧِإ

)

ﺮﺠﺤﻟا

:

٩

(

25

Artinya : "Sesungguhnya kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti kami (pula) yang memeliharanya". (QS. Al Hijr : 9)

Demikianlah Allah menjamin keotentikan Al-Qur'an bahwa dengan jaminan ayat diatas, setiap muslim percaya apa yang dibaca dan didengarnya sebagai Al-Qur'an tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang dibaca oleh Rasulullah S.a.w. yang didengar serta dibaca oleh para sahabat Nabi S.a.w.26 Setiap ada ayat atau surah Al-Qur'an turun, Nabi Muhammad S.a.w. senantiasa memanggil sahabat-sahabat yang dikenal pandai menulis, untuk menuliskan secara resmi ayat-ayat yang baru saja diterimanya, baik di batu, kulit binatang, tulang, pelepah kurma sambil menyampaikan posisi dan urutan setiap ayat dalam surahnya.

Agama Islam sejak dini, tepatnya sejak turunnya wahyu yang pertama kepada Rasulullah Muhammad S.a.w. memerintahkan manusia untuk membaca.27 Allah berfirman :

َﻖَﻠَﺧ يِﺬﱠﻟا َﻚﱢﺑَر ِﻢْﺳﺎِﺑ ْأَﺮْﻗا

}

١

{

ِﻣ َنﺎَﺴﻧِﺈْﻟا َﻖَﻠَﺧ

ٍﻖَﻠَﻋ ْﻦ

}

٢

{

ُمَﺮْآَﺄْﻟا َﻚﱡﺑَرَو ْأَﺮْﻗا

}

٣

{

ِﻢَﻠَﻘْﻟﺎِﺑ َﻢﱠﻠَﻋ يِﺬﱠﻟا

}

٤

{

ْﻢَﻠْﻌَﻳ ْﻢَﻟ ﺎَﻣ َنﺎَﺴﻧِﺈْﻟا َﻢﱠﻠَﻋ

}

۵

{

)

ﻖﻠﻌﻟا

:

١

(

28

Artinya : "Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan (1). Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia (3). Yang mengajar

25 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Surabaya : Duta Ilmu, 2005), hlm.

355

26 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung : PT Mizan, 2004), hlm. 21

27 Heri Jauhari Muchtar, Fiqih Pendidikan, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005),

hlm. 12

(39)

28

(manusia) dengan pena (4). Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (5). (QS. Al-Alaq : 1-5

Iqra' atau perintah membaca adalah kata pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad S.a.w. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian wahyu yang pertama.29 Perintah membaca merupakan

dorongan untuk meningkatkan minat baca. Kata iqra' itu sendiri tidak hanya ditujukan kepada pribadi Nabi Muhammad semata-mata, tetapi juga untuk umat manusia sepanjang sejarah karena perintah membaca merupakan kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Demikianlah iqra' merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan manusia menjadi tuntunan pertama yang diberikan Allah SWT kepada manusia, untuk bisa membaca maka harus dilakukan proses belajar mengajar.

Membaca Al-Qur'an adalah ibadah maka membaca Al-Qur'an dengan bacaan yang sebenar-benarnya adalah satu wujud keimanan kita kepada Al-Qur'an al-karim. Allah SWT berfirman :

ِﻪ ِﺑ ْﺮ ُﻔْﻜَﻳ ﻦ ﻣَو ِﻪ ِﺑ َنﻮ ُﻨِﻣْﺆُﻳ َﻚِﺌـ َﻟْوُأ ِﻪ ِﺗَوَﻼِﺗ ﱠﻖ َﺣ ُﻪَﻧﻮُﻠْﺘَﻳ َبﺎَﺘِﻜْﻟا ُﻢُهﺎَﻨْﻴَﺗﺁ َﻦﻳِﺬﱠﻟا

َنوُﺮِﺳﺎَﺨْﻟا ُﻢُه َﻚِﺌـَﻟْوُﺄَﻓ

)

ةﺮﻘﺒﻟا

:

١٢١

(

Artinya : "Orang-orang yang telah kami beri al kitab (Al-Qur'an), sedangkan mereka membacanya dengan bacaan yang sebenar-benarnya (sebagaimana Al-Qur'an diturunkan) mereka itulah (orang-orang) yang beriman kepadanya (Al-Qur'an). Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi". (QS. Al-Baqarah : 121)

Kadar keimanan seorang muslim dapat diukur, salah satunya dari kebenarannya membaca Al-Qur'an.30 Membaca Al-Qur'an dengan niat yang ikhlas, walaupun belum tahu maknanya sudah dihitung sebagai ibadah syar'i (sesuai syari'at agama Islam). Oleh karena itulah, Rasulullah sendiri diperintahkan Allah SWT, untuk membaca Al-Qur'an.

29 M. Quraish Shihab, Op. cit., hlm. 467

30 Imam Murjito, Pengantar Metode Qiro'ati, (Semarang : Roudhatul Mujawwidin : t.th),

(40)

Sebagaimana firman-Nya :

َﻦ ِﻣ ﺎ َﻧَأ ﺎ َﻤﱠﻧِإ ْﻞُﻘَﻓ ﱠﻞَﺿ ﻦَﻣَو ِﻪِﺴْﻔَﻨِﻟ يِﺪَﺘْﻬَﻳ ﺎَﻤﱠﻧِﺈَﻓ ىَﺪَﺘْها ِﻦَﻤَﻓ َنﺁْﺮُﻘْﻟا َﻮُﻠْﺗَأ ْنَأَو

َﻦﻳِرِﺬﻨُﻤْﻟا

)

ﻞﻤﻨﻟا

:

٢٩

(

31

Artinya : "Dan aku supaya membacakan Al-Qur'an (kepada manusia), maka barang siapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya ia hanyalah mendapat petunjuk untuk (kebaikan) dirinya, dan barang siapa yang sesat maka katakanlah : "Sesungguhnya aku (ini) tidak lain hanyalah salah seorang pemberi peringatan". (QS. An-Naml : 92)

Bacaan menjadi ibadah, apabila bacaannya itu benar dan sesuai kaidah Tajwid, Ghorib dan ilmu Qiro'ah. Seseorang tidak akan tahu apakah bacaannya itu betul atau salah kecuali dengan berguru dan belajar kepada guru (yang ahli) Al-Qur'an yang mufassil sanadnya kepada Rasulullah S.a.w.32 Dalam kitab Rukhul Bayan diterangkan : Bahwa Allah tidak akan memberi pahala kepada orang yang membaca Al-Qur'an tanpa belajar kepada guru, bahkan akan menyiksa bila bacaannya ada kesalahan yang jelas (lahn jali).

Struktur fonologis dan basis artikulasi yaitu ada 6 fonem vokal yang berbeda berdasarkan kedudukan lidah horisontal dan vertikal serta bulat tidaknya bibir. 33 Fonem konsonan fokus artikulasi dan cara artikulasi sebagai contoh bunyi huruf /p/b/m/, konsonan /p/ tak bersuara bilabial (dwi bibir), kedua bibir berpaut. Bibir bawah agak tegang dan menyinggungkan bagian dalamnya pada gigi atas: /papan/, /bambu/. Konsonan bersuara /b/, /d/, /g/,pada umumnya tidak ditemukan di akhir suku kata, dalam morfem serapan konsonan itu diganti dengan konsonan tak bersuara sepadan, meskipun penulisannya dipertahankan seperti untuk konsonan bersuara: wajib /-p/, murid /-t/. Syarat utama yang harus dipenuhi dalam artikulasi konsonan oklusif nasal ialah disertakannya resonator rongga hidung yang dilaksanakan dengan cara menurunkan velum. Pada awal suku kata artikulasinya kuat dan

31 Depag RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung : Sifa Timbul, 1979), hlm. 605 32 Libni Muhaammad Arwani Amin Al-Qudsi, Kholashoh I'aanatul Musyafihin, (Kudus :

Yayasan Arwaniyyah, 1997), hlm. 1

33 N.F. Alieve et al. Bahasa Indonesia deskripsi dan teori, (Yogyakarta : Kanisius, 1991),

(41)

30

tegas, pada akhir suku kata konsonan itu menjadi seperti tak berletup. Konsonan /m/ bilabial, kedua bibir berpaut antara sesamanya dan gigi muka. Contoh : /makan/, /demam/.

1. Metode dalam Pembelajaran Al-Qur'an

Metode bermakna cara atau jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.34 Metode pembelajaran Al-Qur'an tidak sama dengan pembelajaran pendidikan umum yang banyak jumlahnya. Metode yang dipakai guru juga menentukan keberhasilan dan tercapainya kurikulum yang disusun disesuaikan dengan kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar untuk melaksanakan pembelajaran Al-Qur'an.

Menurut Imam Murjito ada beberapa teknik pengajaran yaitu :35 a) Individual

Metode ini merupakan cara pembelajaran dengan membaca materi pelajaran orang per orang sesuai kemampuan murid dalam menerima pelajaran.

b) Klasikal baca simak (KBS)

Metode ini membaca secara bersama-sama, bergantian membaca secara individu atau kelompok lain menyimak.

Selain menggunakan metode diatas cara belajar Al-Qur'an pada Metode Yanbu'a menggunakan tradisi Musyafahah (berhadap-hadapan ustadz dengan tholib) ialah ada 3 macam :36

1. Guru membaca dulu kemudian murid menirukan (metode talqin)37

2. Murid membaca, guru mendengarkan bila salah dibetulkan 3. Guru membaca murid mendengarkan

34 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisis Psikologi, Filsafat dan

Pendidikan, (Jakarta : Al Husna Baru, 2004), cet V, hlm. 35

35 Imam Murjito, Pengantar Qiro'ati, (Semarang : Roudhatul Mujawwidin, t.th), hlm. 23 36 Wawancara, KH. Ulil Albab, Op. cit.

37 Metode Talqin, Metode cara bekerjanya dimulai dengan memperdengarkan bacaan suatu

ayat atau teks tulisan secara tartil dan berulang-ulang hingga sempurna bacaannya. Metode ini cocok digunakan untuk pengajaran ketrampilan membaca Al-Qur'an

Referensi

Dokumen terkait

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya), dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,

Jika merasakan sesuatu maklumat yang tersebar di media sosial adalah tidak betul dan menjatuhkan maruah seseorang, buatlah aduan kepada pihak berkuasa bagi mewujudkan

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF WAYANG PANDAWA 5 BERBASIS KARAKTER PADA ANAK TUNAGRAHITA KELAS V DI.. SDN

Lahan Pertanian di Desa Sesaot, Kecamatan Narmada Lombok Barat, dengan luas 11,73 Ha, dengan jumlah penduduk 6.259 jiwa, sedangkan lahan pertanian di Desa Sesaot

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan anugerah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Evaluasi Kepuasan Pengguna Sistem Aplikasi Surat Keterangan

Pada sistem sisipan, petani juga dapat melakukan okulasi jika tidak ada proses regenerasi alami yang terjadi pada saat diperlukan, atau dengan tujuan untuk

al ini dise$a$kan minak kelapa sa;it kasar  ang merupakan $a(an $aku dalam pengola(an minak goreng kelapa sa;it mempunai (arga ang relati/ le$i( mura( se(ingga

Hasil uji lanjut dengan menggunakan BNT (Tabel 17) terhadap rata-rata hasil tangkapan ikan teri antara dua perlakuan pada fase bulan keempat, menunjukkan bahwa penggunaan lampu