• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah tidak akan berjalan dengan baik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah tidak akan berjalan dengan baik."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif atau yang bersifat kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan dengan baik.

Ada landasan hukum dalam proses pembiayaan sekolah, diantaranya yaitu dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 69 Tahun 2009 tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Tahun 2009 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI); Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs); Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA); Sekolah Menengah Kejuruan (SMK); Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB); Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB); dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2011 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional sekolah dan Laporan Keuangan Bantuan

(2)

Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2012, dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 201/PMK.07/2011 tentang Pedoman Umum dn Alokasi Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2012.

Pembiayaan pendidikan dijadikan sebagai modal utama untuk membangun sebuah karakter sekolah, dari isi sampai perangkat sekolah. Pendidikan merupakan alat yang dapat meningkatkan kualitas dan jaminan untuk hidup dan berinteraksi. Sebagian besar dari orang tua berusaha semampunya untuk dapat menyekolahkan anaknya ke sekolah terbaik, agar mendapatkan pendidikan yang terbaik pula. Namun, tidak bisa kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat yang tingkat kesejahteraannya masih di bawah standar kelayakan hidup, jangankan untuk memikirkan biaya pendidikan sekolah, untuk biaya hidup sehari-hari pun susah, apalagi dengan biaya-biaya yang saat ini sudah semakin tidak terjangkau lagi bagi kalangan masyarakat di bawah standar kelayakan hidup.

Upaya pemerintah untuk menanggulangi biaya sekolah dengan adanya BOS hanya pada tingkatan sekolahan, namun dalam tingkat taraf hidup tidak terjamin oleh adanya BOS. Orang tua masih belum bisa menjangkau biaya-biaya yang tidak ada di sekolah namun sangat diperlukan untuk keperluan sekolah anaknya di Sekolah Dasar (SD).

Setiap ajaran baru, para orang tua akan mulai merencanakan biaya yang akan dikeluarkan dengan jumlah yang pasti sudah berbeda dari tahun sebelumnya. Biaya tersebut yakni seperti uang seragam, sepatu, peralatan sekolah (seperti buku tulis, pensil, penghapus, pulpen, penggaris, dan lain

(3)

sebagainya), ataupun kegiatan tahunan. Pendidikan sebenarnya tidak mahal, karena pendidikan merupakan usaha untuk penanaman nilai-nilai dari sebuah kehidupan, dan hal itu porsinya untuk orang tua bukan untuk sekolah.

Tanpa disadari, komponen seperti seragam, sepatu, peralatan tulis, serta kegiatan di luar sekolah, menjadi kendala bagi para orang tua dan peserta didiknya sendiri terutama di wilayah Indonesia. Kecenderungan setiap sekolah mengharuskan peserta didiknya untuk memakai seragam khusus (seperti batik dan seragam olah raga) yang akan dikenakan pada hari-hari tertentu dan diwajibkan memakai sepatu. Selain pembelian seragam harian seperti putih merah, orang tua harus mengeluarkan biaya lagi untuk membeli seragam batik, seragam olah raga, sepatu, serta peralatan sekolah (seperti; buku tulis, peralatan tulis, tas, dan lain sebagainya). Baik dari dulu hingga sekarang, orang tua harus menyediakan sendiri peralatan sekolah bagi anaknya. Peralatan sekolah yang sangat dibutuhkan oleh peserta didik sangat diperlukan untuk kegiatan belajar peserta didik di sekolah. Hal ini menjadi suatu kebutuhan yang sudah tidak bisa dilepaskan dari peserta didik.

Satu kondisi biaya yang sangat memprihatinkan, disebabkan karena masih banyaknya masyarakat yang hidup di bawah garis standar kelayakan hidup. Para orang tua dari peserta didik yang sedang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), biasanya akan memiliki pengeluaran yang lebih besar untuk menyekolahn anaknya, mulai dari kelas satu sampai kelas enam,

(4)

sehingga walaupun sudah adanya BOS (Bantuan Operasional Sekolah), orang tua akan tetap mengeluarkan biaya sebagai penunjang belajar peserta didik dan biaya-biaya lainnya yang harus dikeluarkan oleh orang tua.

Bila kita lihat dari makalah Arifin (dalam : http://arifin-kumpulanmakalah.blogspot.com/), mengungkapkan bahwa Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan pengembangan lebih lanjut dari Program Jaring Pengaman Sosial (JPS) Bidang Pendidikan, yang dilaksanakan pemerintah tahun 1998-2003. BOS dimaksudkan sebagai subsidi biaya operasional sekolah kepada semua peserta didik wajib belajar. Dengan program BOS, satuan pendidikan diharapkan tidak lagi memungut biaya operasional sekolah kepada peserta didiknya, terutama mereka yang miskin. BOS yang menyediakan bantuan bagi sekolah dengan tujuan membebaskan biaya pendidikan bagi peserta didik yang tidak mampu dan meringankan beban bagi peserta didik yang lain dalam rangka mendukung pencapaian Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Dari seluruh dana BOS yang diterima oleh sekolah, sekolah wajib menggunakan sebagian dana tersebut untuk membeli buku teks pelajaran atau mengganti yang telah rusak. Buku yang harus dibeli untuk tingkat SD adalah buku mata pelajaran Pendidikan Agama, serta mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan, sedangkan tingkat SMP adalah buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. Adapun dana BOS selebihnya digunakan untuk membiayai kegiatan-kegitan berikut:

(5)

1. Pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru, yaitu biaya pendaftaran, penggandaan formulir, administrasi pendaftaran, dan pendaftaran ulang, pembuatan spanduk sekolah gratis, serta kegiatan lain yang berkaitan langsung dengan kegiatan tersebut (misalnya untuk fotocopy, konsumsi panitia, dan uang lembur dalam rangka penerimaan siswa baru, dan lainnya yang relevan). 2. Pembelian buku referensi dan pengayaan untuk dikoleksi di

perpustakaan (hanya bagi sekolah yang tidak menerima DAK).

3. Pembelian buku teks pelajaran lainnya (selain yang wajib dibeli) untuk dikoleksi di perpustakaan.

4. Pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, karya ilmiah remaja, pramuka, palang merah remaja, unit kesehatan sekolah, dan sejenisnya (misalnya untuk honor jam mengajar tambahan di luar jam pelajaran, biaya transportasi dan akomodasi siswa/guru dalam rangka mengikuti lomba, fotocopy, membeli alat olahraga, alat kesenian, perlengkapan kegiatan ekstrakulikuler, dan biaya pendaftaran mengikuti lomba).

5. Pembiayaan ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa (misalnya untuk fotocopy/penggandaan soal, honor koreksi ujian, dan honor guru dalam rangka penyusunan rapor siswa).

(6)

6. Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur tulis, pensil, spidol, kertas, bahan praktikum, buku induk siswa, buku inventaris, langganan koran/majalah pendidikan, minuman dan makanan ringan untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah, serta pengadaan suku cadang alat kantor.

7. Pembiayaan langganan daya dan jasa, yaitu listrik, air, telepon, internet, termasuk untuk pemasangan baru jika sudah ada jaringan disekitar sekolah. Khusus di sekolah yang tidak ada jaringan listrik dan jika sekolah tersebut memerlukan listrik untuk proses belajar mengajar di sekolah, maka diperkenankan untuk membeli genset. 8. Pembiayaan perawatan sekolah, yaitu pengecetan, perbaikan atap

bocor, perbaikan pintu dan jendela, perbaikan mebeler, perbaikan sanitasi sekolah, perbaikan lantai ubin/keramik, dan perawatan fasilitas sekolah lainnya.

9. Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer. Untuk sekolah SD diperbolehkan untuk membayar honor tenaga yang membantu administrasi BOS.

10. Pengembangan profesi guru seperti pelatihan, KKG/MGMP dan KKKS/MKKS. Khusus untuk sekolah yang memperoleh hibah/block grant pengembangan KKG/MGMP atau sejenisnya pada tahun anggaran yang sama tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama.

(7)

11. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah. Jika dinilai lebih ekonomis, dapat juga untuk membeli alat transportasi sederhana yang akan menjadi barang inventaris sekolah (misalnya sepeda, perahu penyebrangan, dan lain-lain).

12. Pembiayaan pengelolaan BOS seperti alat tulis kantor (ATK), penggandaan, surat-menyurat, insentif bagi bendahara dalam rangka penyusunan laporan BOS dan biaya transportasi dalam rangka mengambil dana BOS di Bank/PT Pos.

13. Pembelian komputer dekstop untuk kegiatan belajar siswa, maksimum 1 set untuk SD dan 2 set untuk SMP, pembelian 1 unit printer, serta kelengkapan komputer seperti hard disk, flash disk, CD/DVD, dan suku cadang komputer/printer.

14. Jika komponen 1 sampai dengan 13 di atas telah terpenuhi pendanaannya dari BOS dan masih terdapat sisa dana, maka sisa dana BOS tersebut dapat digunakan untuk membeli alat peraga, media pembelajaran, mesin ketik, mebeler sekolah, dan peralatan untuk UKS. Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama.

Penggunaan dana BOS untuk transportasi dan uang lelah bagi guru PNS diperbolehkan hanya dalam rangka penyelenggaraan suatu kegiatan sekolah selain kewajiban jam mengajar. Besaran atau satuan biaya untuk transportasi dan uang lelah guru PNS yang bertugas di luar jam mengajar tersebut harus

(8)

mengikuti batas kewajaran. Pemerintah Daerah wajib mengeluarkan peraturan tentang batas kewajaran tersebut di daerah masing-masing dengan mempertimbangkan faktor sosial ekonomi, faktor geografis dan faktor lainnya.

Menurut Wakil Presiden Bapak Boediono, dalam tahun anggaran 2012, pemerintah menaikkan anggaran dana BOS sebebsar 43,75%, dari Rp 16 triliun menjadi Rp 23 triliun. Menurut beliau kenaikan yang cukup drastis ini merupakan konsekuensi kenaikan biaya operasi agar sekolah dapat memenuhi Standar Pelayanan Minimum, serta pemerintah ingin memastikan Program Wajib Belajar 9 Tahun dapat terlaksana dengan baik. (http://cor-amorem.blogspot.com/2010/05/mengurai-masalah-pendidikan-di.html)

Dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, terdapat 1.751 SD dan SMP penerima BOS. Total dana BOS yang disalurkan pada tahun anggaran 2008 mencapai Rp 365 miliar. Sebanyak Rp 301 miliar merupakan dana BOS Pusat, Rp 43 miliar dana BOS yang berasal dari APBD Provinsi Jawa Barat dan Rp 21 miliar berasal dari APBD Kabupaten Bandung. Alokasi dana BOS per siswa SD sebesar Rp 397 ribu. Sedangkan untuk per siswa SMA Rp 570 ribu. Setiap sekolah penerima BOS memperoleh besaran dana BOS beragam, tergantung banyaknya siswa.

(http://adesuherman.blogspot.com/2010/07/peranan-dana-bantuan-operasional.html)

(9)

Berdasarkan uraian tersebut, di bawah ini merupakan hasil observasi mengenai pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah anaknya di kampong Manjahlega RT.03 RW. 013, Ciwastra-Bandung, yang ternyata masih terbilang tinggi. Maksud dari penelitian dalam observasi ini yakni untuk mengetahui besaran jumlah biaya atau pengeluaran orang tua yang masih terbilang tinggi dan jumlah biaya yang dikeluarkan orang tua, sehingga dengan adanya observasi ini, peneliti bisa melihat tingginya biaya yang dikeluarkan orang tua. Berikut adalah hasilnya :

Tabel 1.1.

(Biaya Pengeluaran Orang Tua)

No. Narasumber Biaya Beli Seragam Biaya Beli Sepatu dan kaus Kaki Biaya Beli Peralatan Tulis Jumlah 1. Narasumber 1 Rp 46.000 Rp 50.000 Rp 30.000 Rp 126.000 2. Narasumber 2 Rp 55.000 Rp 44.000 Rp 25.000 Rp 124.000 3. Narasumber 3 Rp 85.000 Rp 56.000 Rp 30.000 Rp 171.000 4. Narasumber 4 Rp 75.000 Rp 60.000 Rp 35.000 Rp170.000 5. Narasumber 5 Rp 65.000 Rp 50.000 Rp 40.000 Rp 155.000 6. Narasumber 6 Rp 45.000 Rp 45.000 Rp 35.000 Rp 125.000 7. Narasumber 7 Rp 70.000 Rp 50.000 Rp 40.000 Rp 160.000 8. Narasumber 8 Rp 95.000 Rp 60.000 Rp 35.000 Rp 190.000 9. Narasumber 9 Rp 86.000 Rp 55.000 Rp 30.000 Rp 171.000 10. Narasumber 10 Rp 76.000 Rp 68.000 Rp 25.000 Rp 169.000 JUMLAH Rp 698.000 Rp 538.000 Rp 325.000 Rp 1.561.000 RATA-RATA Rp 69.800 Rp 53.800 Rp 32.500 Rp 156.100 Sumber : Hasil observasi terhadap narasumber di Kampung Manjahlega

Dari hasil tersebut, bahwasannya setiap orang tua peserta didik harus mengeluarkan biaya sebanyak Rp 156.100/peserta didik. Biaya tersebut dikalangan masyarakat di Manjahlega sudah terbilang tinggi, yang dikarenakan sudah musimnya jika setiap tahun harga-harga kebutuhan

(10)

sekolah semakin meningkat, seiring berkembangnya zaman dan industri modern.

Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan latar belakang masalah tersebut, yang menggambarkan bahwa pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah anaknya masih terbilang tinggi sehingga sulit untuk terpenuhi karena masih adanya perbedaan status sosial ekonomi di masyarakat, dengan penjelasan dan beberapa masalah yang sudah disebutkan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam mengenai hal tersebut, sehinggapeneliti mengambil judul penelitian “Analisis Pengeluaran Orang Tua Untuk Biaya Sekolah Peserta Didik Di Sekolah Dasar (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung)”.

B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini difokuskan pada pengeluaran orang tua yang digunakan untuk membiayai anaknya (peserta didik)di Sekolah Dasar(Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung). Aspek-aspek yang menjadi fokus penelitian ini yaitu : 1. Jenis komponen pengeluaran yang dikeluarkan oleh orang tua di

Sekolah Dasar Negeri Lengkong.

2. Jumlah biaya yang dikeluarkan oleh orang tua di Sekolah Dasar Negeri Lengkong.

(11)

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

1. Jenis komponen pengeluaran apa saja yang harus dikeluarkan oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik ?

2. Berapa besar pengeluaran orang tua untuk setiap kelas di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengeluaran orang tua yang harus dikeluarkan untuk biaya sekolah anaknya di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung.

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan :

1. Jenis komponen pengeluaran yang dikeluarkan oleh orang tua di Sekolah Dasar Negeri Lengkong.

2. Jumlah biaya (pengeluaran) yang dikeluarkan oleh orang tua di Sekolah Dasar Negeri Lengkong.

(12)

E. Manfaat

Bila tujuan peneliti dapat tercapai, maka hasil penelitan akan memiliki manfaat praktis dan teoritis.

1. Manfaat Praktis

a. Bila jenis komponen pengeluaran orang tua dapat ditemukan, maka akan bermanfaat untuk mengetahui banyaknya jenis komponen pengeluaran orang tua yang diperlukan untuk biaya sekolah anak.

b. Bila jumlah biaya sekolah yang dikeluarkan orang tua di Sekolah Dasar (SD) dapat diketahui, maka akan bermanfaat bagi masyarakat untuk mengetahui besaran dan cara meminimalisir biaya sekolah.

2. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui banyaknya jenis komponen pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah peserta didik, dan untuk mengetahui jumlah biaya yang dikeluarkan orang tua untuk membiayai sekolah anaknya di Sekolah Dasar (SD).

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Suatu penelitian hendaknya menggunakan metode yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Mengenai metode penelitian dikemukakan oleh Arikunto (1996 : 150) menyatakan bahwa “Metode

(13)

penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa, perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan mendalam dalam bentuk narasi.

2. Sumber Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih, dan mengutamakan perpektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksa kehendaknya untuk mendapatkan data yang diinginkan. Perolehan data yang berkaitan dengan pengeluaran orang tua untuk biaya sekolah peserta didik di Sekolah Dasar Negeri Lengkong Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung, peneliti akan menggunakan teknik penggalian data dengan :

a. Observasi terseleksi.

b. Dalam melakukan wawancara, dibuat pedoman yang dijadikan acuan dan instrumen wawancara yang dilakukan bersifat terbuka, terstruktur dengan pedoman.

(14)

c. Focus Grup Discussion. Mendiskusikan beberapa konsep yang berkaitan dengan data yang diungkap atau dapat juga menjawab beberapa pertanyaan penelitian.

d. Studi Dokumentasi, terutama mengenai akurasi sumber dokumen, bermanfaat bagi bukti penelitian, dan sesuai dengan standar kualitatif, tidak reaktif.

3. Teknik Mendapatkan Informan

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informan yaitu dengan menggunakan teknik sampel yaitu Purposive Sampling. Tipe-tipe penentuannya yaitu penarikan sampel variasi maksimum (Maximum Variation Sampling). Sampling variasi maksimum atau pemilihan kuota merupakan sebuah strategi untuk menjelaskan aspek-aspek yang berbeda dari masalah penelitian.

4. Teknik Analisis Data

Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu :

1. Reduksi data, 2. Penyajian data, dan

3. Penarikan kesimpulan atau verivikasi.

(15)

Gambar 1.1. Komponen dalam analisis data (interactive

model)

5. Pengujian Kredibilitas Data

Dalam penelitian ini pengujian kredibilitas data penelitian dilakukan dengan cara :

a. Perpanjangan pengamatan b. Meningkatkan ketekunan c. Triangulasi

d. Member Chek (Pengecekan anggota)

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari skripsi ini meliputi dari BAB I yaitu Pendahuluan, di dalam pendahuluan berisikan tentang Latar Belakang yang berisikan mengenai latar belakang dari sebuah permasalahan yang akan diteliti, kemudian Batasan dan Rumusan Masalah yang berisikan mengenai pembatasan dari sebuah masalah yang akan diteliti sehingga pembahasan tidak akan meluas, selanjutnya ada Tujuan Penelitian yang berisikan

Koleksi Data Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan/Verivikasi

(16)

mengenai sebuah tujuan dari penelitian yang dilihat secara umum dan khusus.

Pada BAB II berisikan mengenai Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis. Kajian Pustaka berisikan mengenai teori-teori yang mendukung dari penelitian atau pun pemahaman-pemahaman yang telah didapati. Kemudian Kerangka Pemikiran berisikan mengenai kerangka dari sebuah pemikiran untuk penelitian. Selanjutnya Hipotesis Penelitian yang berisikan mengenai hasil penelitian yang masih dalam praduga atau masih dikira-kira.

Selanjutnya pada BAB III yang berisikan mengenai Metode Penelitian. Dalam Metode Penelitian di dalamnya berisikan mengenai Populasi dan Sampel yang berisikan mengenai populasi yang akan diteiliti dan sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian, Desain Penelitian merupakan sebuah desain yang akan dipergunakan untuk penelitian atau yang lebih mendukung dari penelitian, Metode penelitian berisikan tentang sebuah metode yang akan digunakan dalam sebuah penelitian, Definisi Operasional merupakan definisi yang dinyatakan berdasarkan kepada definisi menurut sendiri, Instrumen Penelitian berisikan mengenai instrument baik pernyataan maupun pertanyaan yang akan digunakan pada saat penelitian, Proses Pengembangan Instrumen berisikan mengenai perkembangan dari sebuah instrument yang akan diolah, Teknik Pengumpulan Data berisikan mengenai data-data yang terkumpul yang

(17)

kemudian akan diolah, dan Analisis Data ini berisikan mengenai data yang telah diolah untuk dianalisis yang sesuai dengan hasil penelitian.

Kemudian pada BAB IV berisikan mengenai Hasil Penelitian dan Pembahasan, di dalamnya juga berisikan mengenai Pengolahan atau Analisis Data yang membahas mengenai data yang akan diolah yang kemudian dianalisis dengan hasil yang diperoleh. Selanjutnya Pembahasan atau Analisis Temuan berisikan mengenai hasil yang telah ditemukan yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan hasil yang akan diperoleh.

Pada BAB V berisikan mengenai Kesimpulan dan Rekomendasi. Kesimpulan berisikan mengenai sebuah simpulan dari sebuah hasil yang telah diperoleh. Kemudian Rekomendasi merupakan sebuah pernyataan yang dihasilkan untuk membenahi sebuah hasil penelitian yang akan dilanjutkan pada saat diperlukan.

Gambar

Gambar  1.1.  Komponen  dalam  analisis  data  (interactive  model)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

Metode demonstrasi dilaksanakan dengan cara melakukan praktik langsung ke tempat berwudhu (dimana dalam pelaksanaannya nanti siswa langsung diajak ke tempat

Kesenian gembrungan di Desa Kaibon dapat dikatakan cukup lestari, dari hasil penelitian bahwa upaya yang dilakukan untuk melestarikan nya adalah, tetap mementaskan

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan hasil pengujian pengaruh yang telah diuraikan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara shalat

Tujuan akhir model indeks tunggal adalah sama halnya dengan analisis Markowitz, melacak batas efisien (efficient frontier) dari set portofolio yang dimana investor akanmemilik

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa setelah diterapkan levels of inquiry, literasi sains pada aspek mengidentifikasi isu yang bersifat ilmiah mengalami peningkatan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui berapa selisih biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik standar yang ditetapkan perusahaan dengan

penerapan levels of inquiry untuk meningkatkan literasi sains siswa SMA dalam..