• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Strategi pembangunan yang terlalu sentralistik merupakan contoh ketidakpastian birokrasi masa lalu terhadap variasi pembangunan masyarakat lokal dan kurang tanggap terhadap kepentingan dan kebutuhan akan masyarakat di tingkat Desa. Hal ini menyebabkan partisipasi dan spirit masyarakat untuk mengembangkan potensi lokal tidak dapat berkembang dengan baik. Partisipasi dalam masyarakat mutlak dibutuhkan dalam rangka menunjang fungsi sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak hidup dalam kesendirian, namun manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya serta berpartisipasi dalam segala bidang kemasyarakatan. Ini merupakan salah satu kodrat manusia yaitu selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Tiap-tiap pribadi dituntut untuk rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama dalam rangka mengembangkan perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Partisipasi individu dalam setiap kegiatan sosial kemasyarakatan menimbulkan dampak positif bagi dirinya sendiri atau orang lain. Salah satu dampak bagi individu adalah mampu merekatkan hubungannya dengan masyarakat sehingga hubungan yang nantinya terbentuk bersifat harmonis.

Indonesia sebagai negara yang demokratis kini mulai membuka celah-celah keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan atau kebijakan lain. Salah satu contoh kebijakan pemerintah yang kini banyak didukung adanya partisipasi masyarakat adalah direalisasikannya program bantuan renovasi rumah tidak layak huni yang banyak diterapkan di perkotaan ataupun di desa-desa pelosok. Tujuan dari Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni tersebut adalah untuk membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah agar mampu menempati rumah yang sehat dan layak huni serta menciptakan kawasan permukiman yang sehat, serasi, aman, teratur dan berkesinambungan dengan kata lain adalah mengupayakan berkurangnya luas permukiman kumuh di suatu kawasan.

(2)

commit to user

Program bantuan renovasi rumah tidak layak huni yang diterapkan di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, merupakan salah satu bentuk kepedulian pemerintah dalam rangka menciptakan tatanan kehidupan yang lebih baik dari segi papan. Program bantuan renovasi rumah tidak layak huni tersebut hanya akan berjalan secara baik apabila dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunannya, mulai dari perencanaan pembangunan sampai pada pemanfaatan hasil pembangunan. Dalam rangka mendukung pelaksanaan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, maka pembangunan yang dilaksanakan dengan menggunakan paradigma pemberdayaan sangat diperlukan untuk mewujudkan partisipasi masyarakat baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan di Desa, Kelurahan dan di Kecamatan. Implementasi dari Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tersebut merupakan pelaksanaan desentralisasi pembangunan yang bertujuan untuk menciptakan pemerataan hasil-hasil pembangunan yang bertumpu pada keterlibatan, kemampuan, dan peran serta masyarakat di daerah. Hal ini sesuai dengan Pasal 199 ayat 6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, didalamnya dijelaskan bahwa “Dalam perencanaan, pelaksanaan pembangunan, dan pengelolaan kawasan perkotaan, pemerintah daerah mengikutsertakan masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.”

Untuk mendapatkan partisipasi yang baik diperlukan sebuah pendekatan dan teknik-teknik partisipasi yang sesuai dengan karakter masyarakat. Tujuan dari pendekatan partisipatif adalah adanya perubahan sosial, dimana masyarakat mampu menentukan yang terbaik bagi dirinya, termasuk didalamnya masalah pembangunan. Masyarakat memberikan segenap kemampuannya, baik fisik, pemikiran dan harta untuk kebutuhan memperkuat dan mengembangkan kapasitasnya (capacity building). Dengan demikian, pendekatan partisipatif merupakan bagian dari penguatan civil society. Sehingga, sudah sewajarnya bila tiap pembangunan menerapkan konsep partisipasi.

(3)

commit to user

Berkaitan dengan hal yang seharusnya ada dalam pembangunan di masyarakat, keterlibatan aktif masyarakat dalam bentuk partisipasi pemikiran, partisipasi dalam pelaksanaan, ataupun partisipasi dalam evaluasi kegiatan dan partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan sangat dibutuhkan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan, terutama dalam hal ini adalah pembangunan rumah layak huni, harus di optimalkan dalam pelaksanaannya. Berkaitan dengan hal tersebut, kenyataan yang ditemui di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, partisipasi masyarakat dalam pembangunan rumah tinggal layak huni kurang berjalan secara optimal, salah satu faktornya adalah pola pikir masyarakat yang beranggapan bahwa kepentingan pribadi dirasa jauh lebih penting dari kepentingan bersama, misalnya beberapa warga yang berwirausaha di rumah memilih untuk menyelesaikan pekerjaannya dibandingkan dengan agenda gotong-royong pembangunan. Partisipasi masyarakat Kecamatan Sukoharjo dalam mendukung program tersebut mutlak dibutuhkan agar program yang diberikan tepat sasaran, tepat guna dan tepat waktu. Bentuk partisipasi yang dilakukan oleh masyarakat kecamatan Sukoharjo terdiri dari beberapa tahapan, seperti pendapat yang dikemukakan oleh Yadav (UNAPDI, 1980) yang dikutip dalam buku Totok Mardikanto (2010: 95), bahwa terdapat empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yaitu tahap partisipasi dalam pengambilan keputusan, tahap partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, tahap partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan, dan yang terakhir tahap partisipasi dalam pemanfaatan hasil kegiatan.

Masyarakat perlu diberikan empowerment (kuasa dan wewenang) dan berpartisipasi dalam pengelolaan pembangunan. Terkait dengan dilaksanakannya Program Bantuan Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Sukoharjo, masyarakat Kecamatan Sukoharjo merasa keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan kurang berjalan dengan baik. Hal ini diperkuat oleh data hasil wawancara dengan Bapak Mudi Basori selaku Ketua Unit Pelaksana Sosial Badan Keswadayaan Masyarakat “Sumber Makmur” Kelurahan Sonorejo Kecamatan Sukoharjo, menyatakan bahwa sebagian besar pelaksanaan pembangunan rumah tidak layak huni sudah disertai dengan partisipasi masyarakat, namun partisipasi

(4)

commit to user

yang dilakukan terkesan belum maksimal, beberapa di antaranya karena kesibukan pribadi yang tidak dapat ditinggalkan dan banyaknya masyarakat yang merantau, serta kurangnya sosialisasi dari perangkat desa terkait pembangunan yang hendak dilakukan. Hal ini mengakibatkan proses pembangunan terselesaikan dalam jangka waktu yang relatif lama, karena minimnya tenaga yang ikut serta dalam pelaksanaan program renovasi rumah tidak layak huni. Dengan demikian, pada dasarnya permasalahan partisipasi masyarakat merupakan sebuah permasalahan yang penting, karena dengan minimnya partisipasi masyarakat terutama dalam proses pembangunan mengakibatkan adanya kesenjangan pembangunan di kawasan tertentu, dampak yang paling luas adalah lunturnya sikap kegotongroyongan dan tumbuh suburnya sikap individualistik.

Partisipasi yang ditunjukkan masyarakat dalam pembangunan, seharusnya memenuhi kecakapan partisipasi atau konsep ilmu kewarganegaraan (Civics). Kecakapan warga negara dalam berpartisipasi sering disebut sebagai Civic Skill Participatory, kecakapan partisipasi dalam hal ini dapat dilakukan ketika warga negara mau dan mampu berinteraksi, memonitoring dan juga mempengaruhi warga negara lain untuk ikut serta dalam suatu kegiatan. Berkaitan dengan penjelasan tersebut maka partisipasi yang harusnya dimunculkan oleh warga masyarakat Kecamatan Sukoharjo harusnya memuat unsur-unsur dalam civic skill participatory. Sehingga, permasalahan mengenai kurangnya partisipasi masyarakat Kecamatan Sukoharjo dalam pembangunan dapat segera di pecahkan agar sikap kegotongroyongan tetap terjaga dan sikap individualistik tidak lagi menjadi ancaman di tengah kehidupan masyarakat. Melihat uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini karena masalah partisipasi masyarakat dalam pembangunan di Kecamatan Sukoharjo sangat penting untuk diteliti dan diberikan rekomendasi untuk perbaikan ke depan. Maka dari itu penulis tertarik menulis skripsi yang berjudul “Strategi Pembangunan

Partisipatif Dalam Penanggulangan Rumah Tidak Layak Huni (Studi di Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo).”

(5)

commit to user B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah partisipasi masyarakat Kecamatan Sukoharjo dalam Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni ?

2. Bagaimanakah dampak penerapan pembangunan partisipatif terhadap Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Sukoharjo ? 3. Apa saja hambatan dalam proses penyelenggaraan partisipasi masyarakat

dalam Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Sukoharjo?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari masalah-masalah yang telah dirumuskan tersebut di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat Kecamatan Sukoharjo dalam

Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni

2. Untuk mengetahui dampak penerapan pembangunan partisipatif terhadap Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Sukoharjo 3. Untuk mengetahui hambatan dalam proses penyelenggaraan partisipasi

masyarakat dalam Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni di Kecamatan Sukoharjo.

D. Manfaat Penelitian

Data serta informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang berhubungan dengan masalah tersebut diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

(6)

commit to user 1. Manfaat Teoretis

a. Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada pemerintah dan masyarakat Kecamatan Sukoharjo mengenai penyelenggaraan pembangunan partisipatif dalam program-program kemasyarakatan, terutama Program Renovasi Rumah Tidak Layak Huni.

b. Sebagai dasar dan referensi dalam mengadakan penelitian lain yang relevan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pemerintah Kecamatan Sukoharjo sebagai saran atau rekomendasi untuk lebih peduli. Menghargai dan menjunjung tinggi partisipasi masyarakat dalam bidang pembangunan, baik dalam persiapan, implementasi, evaluasi, maupun dalam pemanfaatannya.

b. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah yang terkait dengan penyelenggaan pembangunan dan partisipasi masyarakat.

c. Bagi penulis menjadi sarana untuk mengembangkan kemampuan penalaran, membentuk pola pikir ilmiah.

Referensi

Dokumen terkait

Proses yang terjadi dalam menonton film dapat diketahui dengan memahami alur cerita dan karakter tokoh dalam sebuah film, menimbulkan kerja aktif dalam otak yang

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengaruh Kapur dan Pupuk P terhadap pH tanah, Serapan P, dan Pertumbuhan Tanaman Jagung Manis (Zea mays L.) di Lahan Rawa

Dimana ̅ i adalah volume molal parsial dari komponen ke-i secara fisik, ̅ i berarti kenaikan dalam besaran termodinamik V yang diamati bila 1 mol senyawa ditambah ke

Pengalaman Praktik Lapangan (PPL) 2 memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa PPL. Banyak nilai tambah yang diperoleh praktikan setelah melaksanakan PPL. Praktikan menjadi

Dengan menyebut nama Tuhan Yang Maha Esa, dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa skripsi saya berjudul: DIPLOMASI PEMERINTAH AUSTRALIA DALAM UPAYA

Untuk memenuhi tujuan perusahan tersebut, maka perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh yaitu profitabilitas, likuiditas, kebijakan utang dan

Santosa, “Kesiapan Infrastruktur TIK Dan Sumber Daya Manusia Dalam Penerapan Blueprint E-Government (Studi Kasus: Pemerintah Kota Balikpapan),” Universitas Gadjah Mada,

 Kami akan menjemput anda di Hotel untuk melakukan perjalanan wisata sehari penuh..  Diawali dengan mengunjungi Pusat Watersport di Tanjung Benoa, Nusa