• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Perumahan Golden City Residence terletak di Jl. Raya Menganti No.35, Sidowungu, Laban, Kec. Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61174. Perumahan ini dibangun oleh perusahaan pengembang PT. Golden Artha Jaya yang terletak di Jl. Raya Sidomulyo No.121, Keniten, Puloniti, Kec. Bangsal, Mojokerto, Jawa Timur 61381. Perumahan ini sudah dipasarkan sejak bulan Juli 2017, perumahan ini menggunakan one gate system dan memiliki tiga tahap pada struktur pemangunan unit – unit rumahnya yaitu tahap pertama yang berada di bagian paling belakang perumahan, tahap kedua berada di bagian tengah dan tahap ketiga berada di bagian paling depan dekat dengan jalan masuk perumahan.

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti, pada kawasan perumahan Golden City Residence sebagian besar tanahnya masih hanya berupa lahan persawahan dan hanya ada beberapa rumah saja yang sudah terbangun itupun juga belum selesai sepenuhnya dan belum bisa ditempati, Perumahan ini sudah mulai dipasarkan dalam jangka waktu yang sudah lebih dari 3 (tiga) tahun dan hampir mencapai

(2)

4 (empat) tahun yaitu mulai dari bulan juli tahun 2017, di dalam kawasan perumahan ini sampai sekarang masih belum ada perkembangan yang terlihat jelas, yang ada hanyalah beberapa fondasi dan batu – batuan yang sepertinya akan digunakan untuk pembangunan, dan jalan di dalam perumahan saja yang sudah terlihat dibangun, yang terlihat sudah terbangun bagus disini hanyalah area gerbang pintu masuk perumahan saja untuk masalah pembangunan rumah sampai sekarang juga masih belum terlihat begitu menjanjikan karena masih belum ada banyak perkembangan dalam proses pembangunan unit – unit rumah di perumahan Golden City Residence ini.

Selain perumahan yang hampir belum terbangun sama sekali, pada saat peneliti melakukan observasi ke lokasi perumahan tersebut kantor pemasaran dari perumahan ini juga sudah benar – benar kosong dan tidak ada orang sama sekali. Dan selain kantor pemasarannya kantor utama dari PT. Golden Artha Jaya juga sudah ditutup dan sama sekali tidak ada orang yang menjaga padahal kondisinya disini para konsumen / pembeli perumahan sudah selalu tepat waktu dalam melakukan pembayaran angsuran dana bulanan untuk unit rumah yang sudah mereka pesan.

(3)

B. Bentuk Perjanjian Pengikatan Jual Beli Unit Perumahan di PT. Golden Artha Jaya Gresik

1. Bentuk Perjanjian Pengikatan jual beli

Bentuk perjanjian pengikatan jual beli perumahan Golden City Residence antara PT. Golden City Residence dengan para pembelinya adalah dalam bentuk akta otentik yang dibuat dihadapan notaris / PPAT Sriutami S.H.,M.Kn, tetapi berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan salah satu konsumen pembeli perumahan Golden City Residence beliau mengatakan bahwa ada beberapa pembeli yang surat pengikatan jual beli unit perumahannya tidak dilakukan dihadapan notaris, bahkan sebagian besar perjanjian ini ditanda tangani langsung di kantor pemasaran Golden City Residence bukan di tempat kedudukan notaris/PPAT beliau juga menyatakan bahwa para pembeli perumahan disini memang ada banyak yang tidak paham mengenai masalah hukum “jadi waktu dimintai tanda tangan untuk surat perjanjian pengikatannya mereka langsung mau saja padahal tidak dilakukan dihadapan notaris / PPAT” kata beliau.

Namun pada saat peneliti melakukan wawancara dengan salah satu pegawai dari PT. Golden Artha Jaya beliau menyatakan bahwa hal itu tidak benar dan semua akta perjanjian yang ada dibuat langsung dihadapan notaris / PPAT Sriutami S.H.,M.Kn,. dan ditanda tangani di kantor beliau yaitu di Jl. Raya Sidomulyo No.121, Sidowungu, Kec.

(4)

Menganti, Kabupaten Gresik, Jawa Timur 61174, Tetapi apabila yang dikatakan oleh pihak konsumen terbukti benar ini sudah sangat menyalahi aturan, lebih tepatnya Pasal 1868 KUHPerdata yang menyatakan bahwa “Akta otentik adalah akta yang dibuat berdasarkan ketentuan UU oleh pejabat umum yang berwenang, notaris dan dibuat di tempat kedudukan pejabat umum tersebut”.

Perjanjian pengikatan jual beli unit perumahan PT. Golden Artha Jaya disini terdiri dari 11 pasal. Mengenai akta otentik, penjelasannya diatur di dalam Pasal 1868 KUH Perdata yang berbunyi:48 “suatu akta otentik ialah suatu akta yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum yang berkuasa untuk itu ditempat dimana akta dibuatnya”.

Dari penjelasan pasal ini, akta otentik dibuat oleh atau di hadapan pejabat yang berwenang yang disebut pejabat umum. Apabila yang membuatnya pejabat yang tidak cakap atau tidak berwenang atau bentuknya cacat, maka menurut Pasal 1869 KUH Perdata, akta tersebut tidak sah atau tidak memenuhi syarat formil sebagai akta otentik, oleh karena itu tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik. Namun, akta

(5)

yang demikian mempunyai kekuatan sebagai akta di bawah tangan, degan syarat apabila akta tersebut ditandatangani para pihak.49

a) Konstruksi Perjanjian 1) Bagian Pembukaan

a. Nama perjanjian : “Perjanjian Pengikatan Jual Beli Unit Perumahan”:

1. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1342, jika kata-kata suatu perjanjian adalah jelas, maka tidak diperkenankan untuk melakukan penafsiran

2. Bahwa sesuai dengan kata-kata yang tertera dengan jelas pada nama atau judul perjanjian serta dikaitkan pada bagian isi perjanjian selanjutnya, maka penggunaan nama atau judul perjanjian in casu adalah sudah tepat dan benar.

b. Tempat dan waktu perjanjian c. Pernyataan awal (recitals):

49 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Cet. Ketujuh, (Jakarta: Sinar Grafika,

(6)

a) Bahwa PIHAK PERTAMA adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Developer dan General kontraktor

b) Bahwa PIHAK KEDUA telah menyatakan keinginannya untuk membeli dari PIHAK PERTAMA sebagian unit rumah yang berada di desa Ngepung – Kedamean ( Perumahan Golden City Residence ) akan diuraikan lebih lanjut dalam Surat Perjanjian Jual Beli ini.

c) Bahwa para pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pengikatan Jual Beli Unit Perumahan ( selanjutnya disebut “Surat Perjanjian” ), dengan syarat – syarat dan kondisi – kondisi yang ditentukan dalam perjanjian ini.

2) Isi/Pasal-pasal dalam Perjanjian 1) Pasal 1 : Obyek Pengikatan

2) Pasal 2 : Harga Pengikatan dan Cara Bayarnya 3) Pasal 3 : Keterlambatan Pembayaran

4) Pasal 4 : Jaminan Pihak Pertama 5) Pasal 5 : Pembatalan

6) Pasal 6 : Force Majeure

7) Pasal 7 : Pengalihan Hak dan Kewajiban 8) Pasal 8 : Penyelesaian Perselisihan

(7)

9) Pasal 9 : Pemberitahuan

10) Pasal 10 : Ketentuan – Ketentuan Lain 11) Pasal 11 : Penutup

3) Bagian Penutup

“Surat Pengikatan Jual Beli ini dibuat rangkap 2 (dua), masing – masing bermaterai cukup dan memiliki kekuatan hokum yang sama, 1 (satu) rangkap untuk PIHAK PERTAMA dan 1 (satu) rangkap lagi untuk PIHAK KEDUA, masing – masing ditandatangani oleh kedua belah pihak pada hari dan tanggal tersebut diatas dan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

2. Hak dan Kewajiban para pihak a) Hak Dari Pihak Pengembang

1) PIHAK PERTAMA berhak menerima Pembayaran uang muka dari PIHAK KEDUA sebesar Rp.55.000.000,- dan menerima pembayaran total secara angsuran sesuai dengan harga yang disepakati kedua belah pihak dalam pasal 2 yaitu sebesar Rp.120.000.000,- yang dilakukan selama 48 bulan ( 4 Tahun ) dengan pembayaran sebesar Rp.2.500.000,- setiap bulannya. 2) PIHAK PERTAMA berhak menerima pembayaran denda

(8)

tidak melaksanakan pembayaran cicilan kepada PIHAK PERTAMA pada waktu yang ditetapkan dalam pasal 2 perjanjian ini, denda yang harus dibayar sebesar Rp.15.000,- untuk setiap bulannya.

3) PIHAK PERTAMA berhak utuk membatakan perjanjian pengikatan jual beli ini secara sepihak bilamana terjadi hal – hal sebagai berikut:

- PIHAK KEDUA dalam waktu 3 kali angsuran berturut – turut terhitung sejak kelalaian/keterlambatan pembayaran terjadi tetap tidak melunasi angsuran dan denda sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dalam perjanjian ini.

- PIHAK KEDUA membatalkan pengikatan jual beli ini secara sepihak karena sebab dan alasan apapun, maka uang yang telah disetor oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA akan dipotong sebesar 30% dan karenanya PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan yang timbul karenanya.

b) Hak Dari Pihak Pembeli / Konsumen

1) Pembeli atau PIHAK KEDUA berhak membatalkan pengikatan jual beli ini secara sepihak karena sebab dan alasan apapun, tetapi uang yang telah disetor oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA akan dipotong sebesar 30% dan karenanya

(9)

PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala tuntutan yang timbul dalam perjanjian ini.

2) Pembeli atau PIHAK KEDUA berhak menerima penyerahan unit perumahan Golden City Residence beserta segala surat – surat bukti kepemilikan unit tersebut.

3) Kewajiban Pengembang

Pengembang atau PIHAK PERTAMA wajib melakukan penyerahan unit perumahan Golden City Residence apabila sudah jatuh tempo penyerahan dan PIHAK PERTAMA telah memenuhi semua kewajiban pembayarannya kepada PIHAK PERTAMA.

4) Kewajiban Pembeli

1) PIHAK KEDUA atau pihak konsumen wajib melakukan Pembayaran uang muka kepada PIHAK PERTAMA sebesar Rp.55.000.000,- dan melakukan pembayaran total secara angsuran sesuai dengan harga yang disepakati kedua belah pihak dalam pasal 2 yaitu sebesar Rp.120.000.000,- yang dilakukan selama 48 bulan ( 4 Tahun ) dengan pembayaran sebesar Rp.2.500.000,- setiap bulannya.

2) PIHAK KEDUA atau pihak konsumen wajib membayar biaya notaris sebesar Rp.1.000.000,- dan biaya Pajak

(10)

Penjualan & Pajak Pembelian SHM, dan biaya BPHTB sebesar Rp.8.750.000,-

3) PIHAK KEDUA atau pihak konsumen wajib melakuka pembayaran denda keterlambatan apabila PIHAK KEDUA dengan alasan apapun tidak melaksanakan pembayaran cicilan kepada PIHAK PERTAMA pada waktu yang ditetapkan dalam pasal 2 perjanjian ini, denda yang harus dibayar sebesar Rp.15.000,- untuk setiap bulannya.

3. Bentuk – Bentuk Klausul Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Tidak terdapat klausul khusus dalam surat Pengikatan Perjanjian Jual Beli unit Perumahan Golden City Residence.Pengikatan Perjanjian jual beli perumahan di Golden City Residen sama dengan pengikatan perjanjian-perjanjian pada umumnya. Pada pengikatan perjanjian jual beli rumah / perumahan biasanya terdapat klausula-klausula sebagai berikut :

1) Identitas Rumah / perumahan 2) Harga

3) Cara Pembayaran 4) Uang tanda Jadi

5) Besarnya uang muka dan cicilan 6) Jaminan dan sanksi

(11)

8) Status kepemilikan

9) Pembaliknamaan kepemilikan 10) Pajak, iuran dan pungutan 11) Masa berlaku perjanjian 12) Penyelesaian perselisihan 13) Force Majeur

14) Adendum 15) Hal-hal lain

Namun secara umum, apabila pembelian rumah tersebut dilakukan melalui pihak developer atau pengembang, perjanjian yang diberikan kepada konsumen, adalah jenis perjanjian dengan klausula baku.

Menurut Prof.Sutan Remi Sjahdeni, S.H mengemukakan Perjanjian baku adalah perjanjian yang hampir seluruh klausul-klausulnya sudah dibakukan oleh pemakainya dan pihak yang lain pada dasarnya tidak mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan

Adapun ciri-ciri perjanjian baku tersebut adalah sebagai berikut :

1) Bentuk Perjanjian Tertulis 2) Format Perjanjian Dibakukan

3) Syarat-Syarat Perjanjian Ditentukan oleh Pengusaha 4) Konsumen Hanya Menerima atau Menolak

(12)

5) Penyelesaian Sengketa Melalui Musyawarah/Peradilan 6) Perjanjian Baku Menguntungkan Pengusaha

Semua klausul-klausul yang ada dalam Perjanjian Jual Beli Perumahan harus sesuai dengan Peraturan Kepala BPN RI No.8 Tahun 2012.

C. Bentuk Wanprestasi Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Unit Perumahan di PT. Golden Artha Jaya Gresik

Bentuk wanprestasi yang sudah dilakukan oleh pihak pengembang yaitu PT. Golden Artha Jaya disini adalah tidak berhasil atau gagal dalam melakukan penyiapan jual beli unit perumahannya sehingga dari tahun 2017 sampai sekarang belum ada satu unit rumah pun yang sudah serah terima dengan pihak konsumen, Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan oleh peneliti, pada kawasan perumahan Golden City Residence sebagian besar tanahnya masih hanya berupa lahan persawahan dan hanya ada beberapa rumah saja yang sudah terbangun itupun juga belum selesai sepenuhnya dan belum bisa ditempati, dan pada saat peneliti melakukan wawancara dengan salah satu pembeli dari perumahan Golden City Residence ini beliau mengatakan bahwa perumahan ini sudah dipasarkan sejak tahun 2017 tetapi beliau sama sekali tidak pernah melihat ada tukang yang sedang melakukan pembangunan rumah, “dari dulu ya tetap begitu saja tidak ada perkembangan sama sekali hanya beberapa rumah yang sejak

(13)

dari awal sudah dibangun sebagai contoh saja yang sudah kelihatan bentuknya” ungkap beliau.

Jika dilihat dari fakta bahwa perumahan ini sudah mulai dipasarkan dalam jangka waktu yang sudah lebih dari 3 (tiga) tahun bahkan hampir mencapai 4 (empat) tahun yaitu mulai dari tahun 2017 di dalam kawasan perumahan ini sampai sekarang masih belum ada perkembangan yang terlihat jelas, yang ada hanyalah beberapa fondasi dan batu – batuan yang sepertinya akan digunakan untuk pembangunan, dan selain itu hanya jalan di dalam perumahan saja yang sudah terlihat dibangun, padahal jika dilihat dari depan gerbang pintu masuk perumahan ini terlihat sangat mewah tetapi untuk masalah pembangunan unit – unit rumahnya sampai sekarang masih belum ada perkembangan sama sekali sejak dari tahun 2017, hal ini sudah jelas sangatlah tidak wajar.

Salah satu pihak konsumen yang diwawancarai oleh peneliti mengatakan bahwa pihak pengembang setiap ditanyai oleh para pihak konsumen mengenai kenapa bangunan perumahan kok masih tetap saja sampai sekarang tidak ada perkembangan alasannya juga selalu itu – itu saja, akhirnya dari sini mulailah muncul kecurigaan dari beberapa pihak pembeli yang sedikit paham mengenai masalah pertanahan, dan akhirnya setelah beberapa perwakilan dari pihak konsumen berinisiatif untuk mencari tahu bagaimana status tanah di dalam perumahan Golden City Residence ini mereka menemukan bahwa masih banyak tanah – tanah di dalam

(14)

perumahan ini yang masih belum dibebaskan dan masih di tangan warga, padahal didalam surat perjanjian pengikatan jual beli dengan pihak pengembang PT. Golden Artha Jaya mereka sudah menyatakan bahwa tanah ini bebas dari sengketa.

Pada saat para pihak konsumen mengetahui hal ini mereka langsung berkumpul dan mencoba menanyai pihak pengembang mengenai masalah ini apakah benar masih banyak tanah – tanah yang belum dibebaskan dan masih ada ditangan warga, pihak pengembang pun akhirnya mengakui bahwa memang masih ada beberapa tanah yang belum dibebaskan alasannya karena para pemilik tanah yang belum dibebaskan ini menaikan harga tanahnya dengan sangat tidak wajar dan sampai saat ini masih dalam proses negosiasi harga dengan para pemilik tanah – tanah ini. Melihat status tanah yang masih bermasalah seperti ini akhirnya banyak dari pihak konsumen yang mengajukan pembatalan pembelian unit perumahan di Golden City Residence ini, tetapi pihak pengembang PT. Golden Artha Jaya mengatakan bahwa proses pengembalian uang paling cepat satu tahun dan akan dikenai biaya potongan sebesar 30% dari total uang yang sudah dibayarkan. Berdasarkan permasalah inilah awal mula terjadinya sengketa antara para pihak konsumen dengan pihak pengembang perumahan Golden City Residence yaitu PT. Golden Artha Jaya.

Selain perumahan yang sama sekali belum terbangun, pada saat peneliti melakukan observasi ke lokasi perumahan tersebut kantor

(15)

pemasaran dari perumahan ini juga sudah benar – benar kosong dan tidak ada orang sama sekali. Dan selain kantor pemasarannya kantor utama dari PT. Golden Artha Jaya juga sudah terlihat ditutup dan sama sekali tidak ada orang padahal kondisinya disini para konsumen / pembeli perumahan sampai saat ini sudah selalu tepat waktu membayar angsuran dana bulanan untuk rumah yang mereka pesan.

Jadi letak permasalahannya disini adalah PT. Golden Artha Jaya sampai sekarang belum melakukan pembangunan sama sekali pada unit - unit perumahan Golden City Residence padahal perjanjiannya disini adalah apabila cicilan sudah sampai 50% sudah bisa serah terima rumah tapi pada kenyataannya sampai sekarang belum ada satu rumah pun yang sudah terbangun, padahal para konsumen sudah membayar cicilan untuk unit rumah pada perumahan ini dan sudah berjalan selama dua tahun lebih sejak tahun 2018 dan pembayarannya juga sudah mencapai lebih dari 50%.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis kepada pihak pengembang alasan kenapa pihak pengembang atau PT. Golden Artha Jaya sampai sekarang belum bisa melakukan pembangunan unit – unit perumahan Golden City Residence adalah karena masih ada beberapa tanah warga yang belum dibebaskan, berdasarkan penjelasan dari salah satu pegawai PT.Golden Artha Jaya masih ada beberapa tanah warga yang belum dibebaskan alasannya bermacam – macam, ada yang pemilik tanahnya sama sekali tidak bisa dihubungi, dan ada juga yang sengaja

(16)

mencari keuntungan dengan menaikan harga tanahnya dengan harga yang sangat tidak wajar. Pihak dari PT. Golden Artha Jaya juga menjelaskan alasan kenapa kantor pemasaran perumahan Golden City Residence dan kantor utama PT. Golden Artha Jaya sekarang selalu kosong adalah karena para pihak pembeli selalu mendatangi dan menagih – nagih dengan cara yang kurang sopan kepada mereka baik di kantor pemasaran Golden City Residence maupun di Kantor utama PT. Golden Artha Jaya.

Pihak pengembang PT. Golden Artha Jaya juga mengatakan bahwa mereka masih memiliki itikad baik untuk menyelesaikan pembangunan unit – unit perumahan Golden City Residence apabila tahan – tanah yang belum dibebaskan sudah terbeli semuanya, mereka mengatakan bahwa kalau unit – unit perumahan mulai dibangun padahal tanahnya masih ada beberapa yang belum bebas nanti akan jadi masalah di struktur pembangunannya. Salah satu pegawai di PT. Golden Artha Jaya yang diwawancarai oleh peneliti juga mengatakan bahwa kami dari PT. Golden Artha Jaya juga menerima pembatalan pembelian apabila para konsumen memang sudah tidak percaya dengan PT. Golden Artha Jaya, tapi jangka waktu pengembalian uang ini paling cepat adalah satu tahun dan akan dikenai biaya potongan sebesar 30% dari seluruh uang yang sudah dibayarkan kepada PT. Golden Artha Jaya.

(17)

D. Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Unit Perumahan di PT. Golden Artha Jaya Gresik

Awal mula sengketa wanprestasi ini terjadi ketika salah satu pihak pembeli merasa curiga bahwa ada yang tidak beres dalam proses pembangunan perumahan Golden City Residence karena sampai waktu yang diperjanjikan, unit perumahan tidak dibangun. Padahal uang yang masuk sudah 50 persen yakni sekitar 100 juta, dan berdasarkan perjanjian antara pihak pengembang dengan para pihak pembeli serah terima unit perumahan akan dilakukan dalam jangka waktu satu tahun setelah pembayaran uang muka, tapi pada kenyataan nya sampai 3 tahun pun unit – unit perumahannya masih juga belum selesai. Karena pihak pengembang tidak memenuhi janjinya untuk melakukan serah terima unit perumahan dalam jangka waktu satu tahun, akhirnya banyak orang dari pihak pembeli yang menolak untuk melanjutkan pembayaran uang angsuran dan hanya akan melanjutkan pembayaran apabila sudah serah terima unit rumahnya. Beberapa orang perwakilan dari pihak pembeli akhirnya pun mulai mencari tau mengapa unitnya tidak dibangun. Para pihak pembeli juga sudah sering menanyakan kepada pihak manajemen tapi hampir semua pengurus atau manajemen tersebut tidak dapat memberikan kepastian kapan unit akan dibangun. Pihak pembeli juga mendengar informasi bahwa ternyata tanah yang akan dibangun belum dapat dibebaskan. Artinya tanah yang mau digunakan untuk didirikan bangunan belum dibeli atau tidak terbeli. Dengan demikian pihak pembeli menyimpulkan bahwa unit perumahan ini

(18)

tidak akan bisa dibangun, karena tanahnya saja belum terbeli. Padahal dalam surat perjanjian tertera bahwa tanah yang akan digunakan untuk pembangunan perumahan Golden City Residence ini tidak dalam sengketa. Dari sinilah awal mula dari sengketa wanprestasi perumahan tersebut.

Karena Berdasarkan pada pasal 8 dalam perjanjian pengikatan jual beli ini yaitu “Bilamana terjadi perselisihan yang timbul dalam melaksanakan Perjanjian ini, maka para pihak akan menyelesaikannya secara musyawarah dan bila tidak tercapai mufakat, maka para pihak sepakat memilih jalur hukum yang tetap di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Gresik.” Maka para pihak pembeli pun sudah berusaha untuk bermusyawarah dengan pihak pengembang, namun pihak pengembang hanya menjanjikan untuk segera melaukan pembangunan. Akan tetapi sampai berbulan – bulan unit perumahan sama sekali tidak terbangun Padahal yang membeli unit rumah tersebut kurang lebih dari 500 orang, artinya yang menjadi korban sangat banyak.

Karena para pengurus atau manajemen tidak bisa memberikan kepastian, akhirnya para pihak pembeli melakukan beberapa langkah yaitu:

1) Melaporkan developer ke REI jawa timur. Real Estate Indonesia (REI) adalah asosiasi pengusaha real estate yang didirikan di Jakarta tanggal 11 Februari 1972. Tujuan Pokok REI adalah memajukan dan mengembangkan bidang usaha real estate di Indonesia dengan cara:

(19)

1. Memupuk kerjasama antar anggota, serta melindungi dan membantu para anggota dalam mengembangkan usahanya.

2. Menyediakan forum tukar-menukar pengalaman.

3. Mengembangkan cara-cara pengusaha dan pengelolaan industri real estate sesuai dengan perklembangan tekhnologi dan perkembangan zaman.

4. Membina, memelihara, serta meningkatkan mutu para anggotanya. Karena Developer merupakan Anggota REI Jawa Timur.

Pihak REI jawa timur juga sudah melakukan pemanggilan, akan tetapi tetap saja masalah ini tidak selesai.

2) Karena REI Jatim tidak bisa menyelesaikan masalah maka pihak pembeli melakukan langkah lain yaitu melaporkan pihak developer Perumahan Golden City Residence atau PT. Golden Artha Jaya ke DRPD Kabupaten Gresik. Pihak pembeli akhirnya dibantu oleh pihak DPRD Gresik untuk melakukan pertemuan dengan pihak developer, bahkan beberapa kali diadakan pertemuan tetapi pihak developer tidak bisa memberikan kepastian dengan alasan bermacam-macam.

Salah satunya adalah pada hari senin, 3 Februari 2020 bertempat di PT. Golden Artha Jaya para pihak pengembang dari PT. Golden Artha Jaya dipertemukan dengan para perwakilan dari pihak pembeli perumahan, tujuannya disini adalah untuk melakukan mediasi yang di fasilitasi oleh DPRD Kab. Gresik sebagai pihak mediator.

(20)

Hasil dari mediasi ini adalah sebagai berikut :

1. Bahwa diawal bulan maret 2020 pihak pengembang dari PT. Golden Artha Jaya akan mengundang audiensi terkait kejelasan progres, 2. Bahwa memastikan untuk progres kawasan dan pengembangan

mulai bulan maret,

3. Bahwa apabila sampai bulan maret 2020 rumah sesuai pesanan yang dibeli belum ada progres kawasan dan pengembangan maka dana akan dikembalikan 100% dan untuk dilanjutkan ke progres pembatalan

4. Bahwa pembayaran angsuran akan dihentikan sampai saat surat ini dibuat dan akan dilanjutkan lagi setelah progres pembangunan dan selama pembayaran terhenti tidak dikenakan denda.

(21)
(22)

5. Karena REI dan DPRD tidak mampu memberikan penyelesaian masalah ini, dan sampai saat ini pun masih belum ada perkembangan sama sekali terkait dengan progres kawasan dan pembangunan perumahan Golden City Residence maka pada bulan April 2020, beberapa perwakilan dari pihak konsumen / pembeli akhirnya membuat laporan terkait dengan permasalahan ini kepada POLDA JATIM, dan hingga sampai saat ini informasinya penyidik Polda Jatim masih melakukan penyelidikan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada umumnya manajemen PT Dirgantara Indonesia belum melakukan proses formal untuk menganalisis risiko yang dihadapi dalam proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,

Waste juga perlu dipahami sebagai suatu bentuk ketidakefisienan yang terjadi akibat penggunaan peralatan, tenaga kerja, material, atau biaya yang melebihi / tidak

Sesuai harapan Valid 5 Mengisi nama perusahaan, alamat, kontak personal, notelepon, tapi email, password, website, logo perusahaan tidak diisi kemudian klik

Jurnal Penelitian Pendidikan Volume 14 No.2 Tahun 2014 2014 Sosial Jurnal Kota Bandung 135 Bappeda Kabupaten Subang Laporan Hasil Analisa Identifikasi Kluster Subang 2016 2016

Lampiran 5 Perhitungan Nilai Indeks Kesesuaian dan Daya Dukung Wisata Snorkling.. Indeks Kesesuaian

dengan peraturan perundang-undangan yaitu Peraturan Daerah Kota Magelang Nomor 9 Tahun 2014 dimana terjadi penyimpangan ataupun kecurangan dalam pelaksanaan

Motif sebab dari pengguna narkoba diantaranya kurangnya pemahaman terhadap penggunaan narkoba, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga, pengaruh dari

Konsep awal integrasi data dan informasi kebudayaan, yaitu dengan membangun satu data master referensi kebudayaan, langkah awal disusun untuk Cagar Budaya, langkah