• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proposal Tugas Akhir analisis jalan tambang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Proposal Tugas Akhir analisis jalan tambang"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TUGAS AKHIR

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KONDISI JALAN ANGKUT DARI FRONT PENAMBANGAN – DISPOSAL BLOCK 10 TERHADAP PRODUKSI ALAT

ANGKUT DUMP TRUCK DALAM PENGANGKUTAN OVERBURDEN PT INTI BARA PERDANA (IBP), TABA PENANJUNG

BENGKULU TENGAH

Diajukan Untuk Penelitian Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik

Universitas Sriwijaya

Oleh: Assyfah Agustika 03021381320014

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2016

(2)

IDENTITAS DAN PENGESAHAN USULAN PENELITIAN TUGAS AKHIR MAHASISWA

1. Judul

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KONDISI JALAN ANGKUT DARI FRONT PENAMBANGAN – DISPOSAL BLOCK 10 TERHADAP PRODUKSI ALAT ANGKUT DUMP TRUCK DALAM PENGANGKUTAN OVERBURDEN PT INTI BARA PERDANA (IBP), TABA PENANJUNG, BENGKULU TENGAH.

2. Pengusul

a. Nama : Assyfah Agustika b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIM : 03021381320014

d. Semester : VII (Tujuh)

e. Fak/Jurusan : Teknik/Pertambangan f. Institusi : Universitas Sriwijaya g. Nomor Telepon : 0812-7861-3943

h. Alamat Email : assyfahagustika@yahoo.co.id 3. Waktu Penelitian : 29 Agustus – 10 Oktober 2016

4. Lokasi Penelitian : PT. Inti Bara Perdana, Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Palembang, Agustus 2016

Pembimbing Proposal, Pengusul

Ir. Bochori, MT . , IPM Assyfah Agustika

NIP. 197410252002121003 NIM. 03021381320014

Menyetujui,

Ketua Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya,

Hj.

Rr. Harminuke Eko Handayani, ST ., MT NIP. 196902091997032001

(3)

KAJIAN TEKNIS PENGARUH KONDISI JALAN ANGKUT DARI FRONT PENAMBANGAN – DISPOSAL BLOCK 10 TERHADAP PRODUKSI ALAT ANGKUT DUMP TRUCK DALAM PENGANGKUTAN OVERBURDEN PT INTI BARA PERDANA (IBP), TABA PENANJUNG, BENGKULU TENGAH.

B. LOKASI

PT. Inti Bara Perdana (IBP). C. BIDANG ILMU

TEKNIK PERTAMBANGAN D. LATAR BELAKANG

Batubara merupakan salah satu sumber daya alam yang berpotensi untuk mengurangi atau menggantikan ketergantungan masyarakat terhadap pemakaian minyak bumi dan gas alam. Dikatakan potensial karena batubara Indonesia sangat menjanjikan. Jumlah sumber daya tersebut sekitar 161 milyar ton dan apabila diproduksi pada tingkat eksploitasi saat ini, diperkirakan dapat mencapai 150-200 tahun. Sebesar 120 milyar ton batubara tersebut dapat di tambang secara terbuka dan sisanya dengan metode bawah tanah (40,3 milyar ton) (Badan Geologi, 2012).

Mengingat kebutuhan pasar akan batubara semakin meningkat mengakibatkan semakin banyak perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batubara di Indonesia, salah satunya adalah PT. Inti Bara Perdana, Bengkulu Tengah. Metode penambangan yang dipakai adalah metode tambang terbuka dengan kombinasi shovel-dump truck.

Salah satu kegiatan penambangan yang dapat mempengaruhi tercapainya target produksi ialah proses pengangkutan (hauling). Pada proses pengangkutan ini, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi operasi pengangkutan antara lain kondisi jalan, kondisi peralatan, kondisi cuaca dan lain sebagainya.

Alat angkut tidak dapat beroperasi secara optimal dikarenakan kondisi jalan angkut yang sempit sehingga kegiatan transfortasi material tidak

(4)

berjalan lancar, adanya tanjakan yang curam, permukaan jalan yang licin, banyaknya material berserakan di badan jalan dan lain sebagainya. Apabila alat angkut tidak bekerja secara optimal, maka dapat menyebabkan tidak tercapainya target produksi overburden dan batubara. Oleh karena itu, maka diperlukan evaluasi teknis mengenai kondisi geometri jalan angkut dari front penambangan menuju ke disposal area di block 10, agar proses pengangkutan overburden dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Evaluasi teknis terhadap pengaruh kondisi jalan angkut tambang ini, diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan proses pengangkutan overburden sehingga produktivitas alat angkut meningkat dan target produksi overburden dan produksi batubara dapat tercapai.

E. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang ditetapkan pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana produktivitas alat angkut dump truck dengan kondisi jalan saat ini, apakah sudah memenuhi target produksi perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh kondisi jalan angkut dari front penambangan – disposal block 10 terhadap produksi alat angkut Dump Truck dalam pengangkutan overburden di PT. Inti Bara Perdana?

3. Bagaimana perbandingan produktivitas alat angkut dump truck antara kondisi jalan saat ini dengan produktivitas alat angkut dump truck setelah dilakukan perbaikan jalan secara kajian teknis?

F. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui jumlah produktivitas alat angkut dump truck dengan kondisi jalan saat ini dalam memenuhi target perusahaan.

2. Menganalisis pengaruh kondisi jalan angkut dari front penambangan – disposal block 10 terhadap produksi alat angkut Dump Truck dalam pengangkutan overburden di PT. Inti Bara Perdana.

(5)

3. Mengkaji perbandingan produktivitas alat angkut dump truck antara kondisi jalan saat ini dengan produktivitas alat angkut dump truck setelah dilakukan perbaikan jalan secara kajian teknis.

G. BATASAN MASALAH

Dalam penelitian tugas akhir ini, penulis membatasi penelitian di PT. Inti Bara Perdana (IBP), penulis memfokuskan penelitian terhadap pengaruh kondisi jalan tambang di Block 10. Penulis mengidentifikasi pengaruh kondisi jalan tambang terhadap kegiatan pengangkutan batubara dengan dump truck dari front penambangan hingga ke disposal area Block 10 PT. Inti Bara Perdana.

H. METODE PENELITIAN

Dalam pelaksanaan penelitian, penulis menggabungkan antara teori dengan data di lapangan sehingga didapat pendekatan penyelesaian masalah. Metodologi penelitian yang dilakukan adalah :

1. Studi Literatur

Dilakukan dengan mencari bahan-bahan pustaka yang menunjang, yang diperoleh dari instansi terkait, perpustakaan, dan informasi-informasi lainnya yang berkaitan. Informasi yang diperoleh dari studi literatur berupa literatur-literatur yang berhubungan dengan pengaruh kondisi jalan terhadap produksi overburden di block 10 PT. Inti Bara Perdana, peta topografi, dan data lainnya.

2. Penelitian di lapangan

Dalam pelaksanaan penelitian di lapangan ini akan dilakukan beberapa tahap, yaitu:

a. Orientasi lapangan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas penambangan, pengangkutan dan pengolahan, serta mencari informasi pendukung yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

b. Pengambilan data

Pengambilan data yang dilakukan berupa data primer dan data sekunder. Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:

(6)

a. Menentukan data ukuran jalan dan membagi jalan kedalam beberapa segmen berdasarkan perbedaan elevasi yaitu dari front penambangan hingga di disposal area.

b. Mengamati waktu tempuh alat muat, baik ketika membawa muatan ataupun ketika kembali dalam keadaan kosong pada setiap segmen yang telah ditentukan.

c.Mengamati dan membandingkan produksi nyata dengan produksi teoritis yang berdasarkan pada metode perhitungan menurut Partanto.

d. Mengamati perubahan kondisi jalan angkut selama penelitian dari loading point ke dumping point.

e.Lebar jalan angkut tambang. f. Jari-jari dan superelevasi. g. Cross slope.

h. Drainase. i. Safety Berm.

j. Kemiringan jalan angkut (grade). 2) Data Sekunder

c. Literatur-literatur yang berhubungan dengan jalan angkut. d. Peta topografi tambang terbuka Block 10.

e. Data curah hujan di wilayah penambangan.

f. Data spesifikasi untuk masing-masing alat angkut.

g. Data faktor-faktor koreksi (efisiensi waktu, kerja, operator, dan lain-lain).

3. Pengolahan data, yaitu dengan melakukan pengolahan data yang telah diperoleh di lapangan berupa : segmen jalan, lebar jalan, dan grade (kemiringan) jalan, serta kecepatan rata-rata tiap jenis dump truck. Segmen jalan angkut produksi dibagi dalam beberapa segmen sesuai dengan jarak angkut dari front penambangan hingga disposal area di block 10. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan analisa kebutuhan rimpull berdasarkan perhitungan Partanto, dimana yang menjadi parameter-parameter perhitungan adalah berat alat angkut, harga rolling resistance, dan grade resistance. Asumsi nilai rolling reisistance untuk kondisi jalan angkut yang menghubungkan front penambangan dan disposal area di block 10.

(7)

4. Pengambilan kesimpulan dan saran, yaitu menyimpulkan hasil pengamatan lapangan dan pengolahan data sebelumnya.

Tabel 1. Metode Penelitian

No Perumusan Masalah Tujuan Metode Pengumpulan

Data 1. Bagaimana

produktivitas alat angkut dump truck dengan kondisi jalan saat ini, apakah sudah memenuhi target produksi perusahaan?

Mengetahui jumlah produktivitas alat angkut dump truck dengan kondisi jalan saat ini dalam memenuhi target perusahaan.

- Menghitung produksi alat angkut secara nyata (sebenarnya) di lapangangan yang dihitung berdasarkan pada pengamatan waktu edar dump truck di lapangan. - Mengetahui jumlah

target produksi overburden PT. Inti Bara Perdana tahun 2016.

- Menganalisa jumlah produktivitas alat angkut dump truck yang ada dilapangan (rata-rata) dengan target produksi overburden PT. Inti Bara Perdana tahun 2016 apakah sudah memenuhi target yang ditentukan.

2 4.

Bagaimana pengaruh kondisi jalan angkut

dari front

penambangan –

disposal block 10 terhadap produksi alat angkut Dump Truck dalam pengangkutan overburden di PT. Inti

Menganalisis

pengaruh kondisi jalan angkut dari front

penambangan –

disposal block 10 terhadap produksi alat angkut Dump Truck dalam pengangkutan overburden di PT. Inti - Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dump truck di lapangan. - Menganalisa cara meminimalkan factor-faktor yang

(8)

Bara Perdana? Bara Perdana. dapat memperngaruhi produktivitas dump truck. 3 Bagaimana perbandingan produktivitas alat angkut dump truck antara kondisi jalan saat ini dengan produktivitas alat angkut dump truck setelah dilakukan perbaikan jalan secara kajian teknis?

Mengkaji perbandingan

produktivitas alat angkut dump truck antara kondisi jalan saat ini dengan produktivitas alat angkut dump truck setelah dilakukan perbaikan jalan secara kajian teknis.

- Menghitung

produksi alat angkut secara nyata (sebenarnya) di lapangangan yang dihitung berdasarkan pada pengamatan waktu edar dump truck di lapangan. - Produksi maksimum teoritis setelah perbaikan jalan - Menghitung produksi nyata setelah perbaikan jalan. I. TINJAUAN PUSTAKA

Produksi dari alat muat dan alat angkut adalah kemampuan optimal yang dapat dicapai oleh alat tersebut setelah memperhitungkan faktor-faktor yang ikut mempengaruhi pencapaian tersebut.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dump truck yaitu (Siregar, 2005):

a. Korelasi Cycle Time Excavator dan Dump Truck

Dump Truck sebagai alat utama dalam kegiatan pengangkutan sangat berperan dalam pencapaian target produksi pada tambang terbuka yang menerapkan sistem excavator – dump truck. Selain itu dump truck juga

(9)

merupakan alat berat yang dapat disesuaikan dengan alat gali/muat yang melayaninya.

Waktu edar dump truck merupakan faktor yang sangat mempengaruhi produktivitas alat muat itu sendiri. Semakin kecil waktu edar maka produktivitas alat tersebut semakin baik, begitu juga dengan sebaliknya. Menurut Partanto, waktu edar dump truck terdiri dari 6 (lima) bagian, yaitu loading time (waktu isi), dumping time (waktu membongkar muatan), hauling time (waktu angkut), return time (waktu kembali dalam kondisi kosongan), spoting time (waktu manuver di daerah penggalian ditambah dengan manuver di daerah penimbunan), dan delay time (waktu tunggu dump truck sebelum di isi oleh alat muat).

Waktu edar excavator adalah fill dipper (waktu yang dibutuhkan untuk mengisi bucket), swing (waktu manuver bucket untuk mengisi dump truck), dump (waktu bucket menumpahkan material), return time, ( waktu kembali untuk mengisi bucket), serta delay time (waktu tunggu sebelum mengisi bak dump truck).

b. Rolling Resistance

Rolling resistance merupakan tahanan gelinding/gulir yang terdapat pada roda yang sedang bergerak akibat adanya gaya gesek antara roda dengan permukaan tanah yang arahnya selalu berlawanan seperti terlihat pada Gambar 3.1.

(10)

sumber: Haryanto, 1993

Gambar 1. Rolling Resistance

c. Arah Tanahan Gulir

Basarnya tergantung pada kondisi permukaan tanah yang dilewati (kekerasan dan kehalusan), tipe roda, dan berat dari kendaraan tersebut. Secara teoritis nilai dari taanan gelinding dapat ditentukan dengan persamaan berikut :

RR = W . r (lb/ton) ... (1) Dimana :

W = Berat kendaraan

R = Koefisien tahanan gelinding

Untuk menentukan nilai tahanan gulir adalah sulit untuk dilakukan karena sebenarnya jenis dan ukuran ban serta kecepatan kendaraan ikut mempengaruhi harga rolling resistance. Harga rolling resistance ditentukan dalam persen berat (table 2).

(11)

Sumber :Partanto Prodjosumarto, 1993

d. Grade resistance

Grade resistance adalah besarnya gaya berat yang melawan atau membantu gerak kendaraan karena kemiringan jalur jalan yang dilewati oleh kendaraan tersebut. Pengaruh kemiringan terhadap harga GR adalah naik untuk kemiringan positif (akan memperbesar rimpul) dan turun untuk kemiringan negatif (akan memperkecil rimpul). Besarnya GR tergantung pada kemiringan jalan (%) dan berat kendaraan tersebut (ton). Besarnya GR dinyatakan rata-rata 20 lb dari rimpul untuk setiap gross berat kendaraan beserta isinya pada setiap kemiringan 1 %. Harga GR untuk tiap kemiringan jalan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kemiringan dan Tahanan Kemiringan

KONDISI JALAN ANGKUT RR Untuk Ban Karet lb/ton

Jalan keras dan licin 40

Jalan yang diaspal 45 - 60

Jalan keras dengan permukaan terpelihara baik 45 - 70 Jalan yang sedang diperbaiki dan terpelihara 85 - 100

Jalan yang kurang terpelihara 85 - 100

Jalan berlumpur dan tidak terpelihara 165 - 210

Jalan berpasir dan berkerikil 240 - 275

Jalan berlumpur dan sangat lunak 290 - 370

KEMIRINGAN GR KEMIRINGAN GR (%) (lb/ton) (%) (lb/ton) 1 20 11 218 2 40 12 238.4 3 60 13 257.8 4 80 14 277.4 5 100 15 296.6 6 119.8 20 392.3 7 139.8 25 485.2 8 159.2 30 574.7 9 179.2 35 660.6 10 199 40 742.8

(12)

Sumber : Komatsu, 2004

e. Coeficient of Traction

Coeficient of Traction adalah suatu faktor yang menunjukan berapa bagian dari seluruh berat kendaraan itu pada ban atau track yang dapat dipakai untuk menarik atau mendorong kendaraan. Dengan kata lain coefficient adalah suatu faktor dimana jumlah berat kendaraan pada ban/truk penggerak harus dikalikan dengan permukaan jalan sebelum roda slip. Besarnya harga coefficient of traction tergantung pada :

a. Keadaan ban atau track, yaitu keadaan dan bentuk kembangan ban. b. Keadaan jalan (basah/kering, keras/lunak, bergelombang/rata). c. Berat kendaraan yang diterima roda.

Besarnya harga coefficient of traction untuk macam-macam keadaan jalan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Coeficient of Traction untuk Berbagai Kondisi Jalan

KONDISI JALAN BAN KARET

(%)

Jalan kering dan keras 80 - 100

Jalan tanah liat kering 50 - 70

Jalan tanah liat basah 40 - 50

Jalan berpasir basah dan berkerikil 30 - 40 Jalan berpasir kering yang terpisah/terpencar 20 - 30 f. Rimpull

Rimpull merupakan besarnya kekuatan tarik yang dapat diberikan oleh mesin atau alat tersebut kepada permukaan roda atau ban

(13)

penggeraknya yang menyentuh permukaan jalan angkut. Bila coefficient traction cukup tinggi untuk menghindari selip, maka rimpull maksimum adalah fungsi dari horse power (tenaga mesin) dan versenelling (gear ratio) antara mesin dan roda-rodanya. Tetapi jika selip, maka RP maksimum akan sama dengan besarnya tenaga pada roda penggerak dikalikan coefficient of traction.

Besarnya harga rimpull ini dapat dihitung dengan persamaan berikut: Rimpull=Hpkendaraan x375x effisiensi mekanis

kecepatan(mph) ...

.. (2)

g. Aceleration (percepatan)

Aceleration merupakan waktu yang diperlukan untuk mempercepat kendaraan dengan menggunakan rimpull yang tidak dipergunakan untuk menggerakan kendaraan pada jalur tertentu. Lamanya waktu yang dibutuhkan unutk mempercepat kendaraan dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :

a. Berat kendaraan, semakin berat kendaraan maka waktu yang dibutuhkan semakin untuk mempercepat kendaraan.

b. Kelebihan rimpull, semakin banyak rimpull yang berlebih maka akan semakin cepat kendaraan dipercepat.

c. Grade (kemiringan) jalan angkut yang dilalui. h. Ketinggian Daerah Dari Permukaan Laut

Perubahan kadar oksigen dalam udara akan berpengaruh pada horse power suatu kendaraan yang sedang beroperasi pada daerah dengan

(14)

ketinggian tertentu. Semakin tinggi suatu daerah maka persediaan oksigen akan berkuran, maka kemampuan alat juga akan ikut berkurang (perlu di buktikan). Besarnya penurunan tenaga tergantung dari sistem pengisapan udara dari segi mesin pada alat tersebut.

i. Faktor Efisiensi

Nilai keberhasilan suatu pekerjaan sangat sulit ditentukan secara tepat karena mencakup beberapa factor seperti manusia, mesin, dan kondisi kerja. Nilai keberhasilan dari suatu pekerjaan dipengaruhi oleh effisiensi waktu, effisiensi kerja atau kesediaan alat untuk dioperasikan dan efisiensi operator.

j. Swell Factor

Swell factor adalah faktor pengembangan material yang merupakan perbandingan antara volume material dalam keadaan insitu (belum digali = BCM) dan volume material dalam keadaan loose (telah digali = LCM). Besarnya swell factor dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Swell Factor=V insitu

V loosex100 ... (3) k. Density Material

Berat isi material akan digali, dimuat, dan diangkut oleh alat-alat mekanis akan mempengaruhi :

a. Kecepatan kendaraan

b. Kemampuan kendaraan untuk mengatasi tahanan kemiringan dan tahanan gulir.

c. Volume material yang akan diangkut. 2. Perhitungan Produksi Alat Muat dan Angkut

Untuk memperkirakan produksi alat-alat berat dan alat mekanis secara teoritis maupun nyata harus dikalikan dengan faktor koreksi, hal ini ditujukan

(15)

untuk mengetahui kesalahan yang terjadi akibat beberapa faktor seperti efisiensi waktu, efisiensi kerja atau kesediaan alat yang dapat digunakan serta efisiensi operator.

Persamaan untuk menghitung produktivitas alat gali dan alat angkut adalah sebagai berikut :

a. Dump Truck Q = C x60 CT x FK x SF ... (4) C = n x q x K ... (5) Dimana :

Q = Produksi Alat (BCM/jam)

C = Produksi Backhoe/cycle (LCM/jam) Ct = Cycle time (menit)

Fk = Faktor Koreksi SF = Swell Faktor b. Excavator (Back Hoe)

Excavator merupakan alat gali sekaligus alat muat material Over burden ke dump truck. Untuk menghitung produksi excavator dapat menggunakan persamaan berikut :

Q = A xCT60x Fk x SF

... (6)

Fk = Fk1 x Fk2 x Fk3... (7)

Dimana :

(16)

A = Kapasitas bucket (ton) Ct = Cycle time (menit) Fk = Faktor koreksi Fk1= Efisiensi Mekanis

Fk2= Efisiensi Kerja

Fk3= Bucket fill factor

Fungsi utama jalan angkut adalah untuk menunjang kelancaran operasional pengangkutan dalam kegiatan penambangan. Alat angkut umumnya berdimensi besar, oleh sebab itu geometri jalan harus sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan agar dapat bergerak dengan leluasa pada kecepatan normal dan aman (Azwary, 2015). Tinjauan teknis kondisi jalan angkut meliputi:

1. Geometri Jalan Angkut

Geometri jalan merupakan bagian dari perencanaan yang lebih ditekankan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas yang beroperasi di atasnya, karena tujuan dari perencanaan geometri jalan adalah mengahasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintasan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan/biaya pelaksanaan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik, jika dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.

Geometri jalan angkut meliputi beberapa hal, yaitu : a. Lebar Jalan

Lebar jalan angkut pada tambang pada umumnya dibuat untuk pemakaian jalur ganda dengan lalu lintas satu arah atau dua arah. Dalam kenyataanya, semakin lebar jalan angkut maka akan semakin baik dan lalu lintas pengangkutan semakin aman dan lancar. Akan tetapi semakin lebar jalan angkut, biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan dan perawatan juga akan semakin besar. Untuk itu perlu dilakukan agar keduanya bisa optimal.

(17)

Lebar jalan angkut minimum yang dipakai sebagai jalur ganda pada jalan lurus dapat dilihat pada (gambar 3.2). Penentuan lebar jalan lurus didasarkan pada rule of thumb yang dikemukakan oleh AASHTO Manual Rural Higway Design (1990) yaitu jumlah jalur dikali dengan lebar dump truck ditambah setengah lebar truk untuk masing-masing tepi kiri, kanan, dan jarak antara dua dump truck yang sedang bersilangan. Persamaan yang digunakan adalah :

L = n.Wt + (n+1)

(1/2.Wt)... (8) Dimana:

L(m) = lebar jalan angkut minimum, meter N = jumlah jalur

Wt = lebar alat angkut total, meter

% % ½ Wt Wt Lm ½ Wt ½ Wt Wt

Gambar 2. Lebar Jalan Angkut pada Kondisi Lurus (Partanto Prodjosumarto,1993)

(18)

Lebar jalan angkut pada tikungan selalu dibuat lebih besar dari pada jalan lurus. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya penyimpangan lebar alat angkut yang disebabkan oleh sudut yang dibentuk oleh roda depan dengan badan truk saat melintasi tikungan (Gambar 3). Untuk jalur ganda, lebar jalan minimum pada tikungan dihitung berdasarkan pada :

C = Z = ½ ( U + Fa + Fb)... (9) Dimana:

a. Lebar jejak roda

b. Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan belakang pada saat membelok

c. Jarak antar alat angkut saat bersimpangan d. Jarak alat angkut terhadap tepi jalan.

W Z U Fb C Fa Fa Fb U

(19)

Gambar 3. Lebar Jalan Angkut pada Tikungan untuk 2 Jalur

Persamaan yang digunakan adalah :

W = 2 ( U + Fa + Fb + Z ) + C ... (10)

Dimana :

W = lebar jalan angkut pada tikungan (meter) U = jarak jejak roda (meter)

Fa = lebar juntai depan (meter) Fb = lebar juntai belakang (meter) Z = lebar bagian tepi jalan (meter)

C = jarak antara alat angkut saat bersimpangan (meter)

Tabel 5. Estimasi Lebar Jalan pada Lintasan Lurus Lebar Truck 1 Jalur 2 Jalur 3 Jalur 4 Jalur

(m) (m) (m) (m) (m) 2.4 4.9 8.5 12.2 15.8 2.7 5.5 9.6 13.7 17.8 3 6.1 10.7 15.2 19.8 3.4 6.7 11.7 16.8 21.8 3.7 7.3 12.8 18.3 23.8 4 8 13.9 19.8 25.8 4.3 8.5 15 21.3 27.7 4.6 9.1 16 22.9 29.7

(20)

3. Jari – jari dan Superelevasi (kemiringan jalan pada tikungan)

Kemampuan alat angkut truk untuk melewati tikungan terbatas, maka dalam pembuatan tikungan harus memperhatikan besarnya jari-jari tikungan jalan. Masing-masing jenis truk mempunyai jari-jari lintasan jalan yang berbeda. Perbedaan ini dikarenakan sudut penyimpangan roda depan pada setiap truk belum tentu sama. Semakin kecil sudut penyimpangan roda depan maka jari-jari lintasan akan terbentuk akan semakin besar. Dengan semakin besarnya jari-jari lintasan maka kemampuan truk untuk melintasi tikungan tajam berkurang.

Dalam pembuatan jalan menikung, jari-jari tikungan harus dibuat lebih besar dari jari-jari lintasan alat angkut atau minimal sama. Jari-jari tikungan jalan angkut juga harus memenuhi keselamatan kerja di tambang atau memenuhi faktor keamanan yang dimaksud adalah jarak pandang bagi pengemudi di tikungan, baik horizontal maupun vertikal terhadap kedudukan suatu penghalang pada jalan tersebut yang diukur dari mata pengemudi.

Hal lain yang tidak bisa diabaikan dalam pembuatan tikungan adalah superelevasi , yaitu kemiringan melintang jalan pada tikungan. Untuk mengatasi gaya sentrifugal yang bekerja pada alat angkut yang sedang melewati tikungan jalan ada dua cara yang dapat dilakukan, yaitu : pertama; dengan mengurangi kecepatan dan cara ke dua adalah membuat kemiringan ke arah titik pusat jari-jari tikungan. Yang mana kemiringan ini berfungsi untuk menjaga alat angkut tidak terguling saat melewati tikungan dengan kecepatan tertentu. Cara pertama sangat tidak efisien karena waktu hilang yang ditimbulkan akan besar, oleh karena itu cara kedua dianggap lebih baik.

e ÷ f= v 2 127R ... (11) dimana : e = angka superelevasi f = faktor gesekan

(21)

V = kecepatan, km/jam R = jari-jari tikungan, m

Apabila suatu kendaraan bergerak dengan kecepatan tetap pada datar atau miring dengan lintasan berbentuk lengkung seperti lingkaran, maka pada kendaraan tersebut bekerja gaya sentrifugal mendorong kendaraan secara radial keluar dari jalur jalannya, berarah tegak lurus terhadap kecepatan. Untuk dapat mempertahankan kendaraan tersebut tetap pada jalurnya, maka perlu adanya gaya yang dapat mengimbangi gaya tersebut sehingga terjadi suatu keseimbangan.

J. RENCANA JADWAL PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, dari tanggal 29 Agustus 2016 sampai dengan 10 Oktober 2016, dengan perincian kegiatan sebagai

berikut:

No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan (Minggu)

1 2 3 4 5 6

1 Studi Literatur

2 Percobaan dan Pengujian 3 Pengolahan dan Analisa Data 4 Konsultasi dan Bimbingan 5 Penyusunan dan

Pengumpulan Draft Laporan

K. PENUTUP

Demikianlah proposal permohonan Penelitian Tugas Akhir yang direncanakan dilakukan di PT. Inti Bara Perdana, Bengkulu Tengah. Besar harapan saya untuk dapat melakukan Penelitian Tugas Akhir dan mendapat sambutan yang baik dari pihak PT. Inti Bara Perdana. Melihat keterbatasan dan kekurangan yang saya miliki, maka saya sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moril

(22)

maupun materil dari pihak perusahaan untuk kelancaran Penelitian Tugas Akhir ini.

Bantuan yang sangat saya harapkan dalam pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir ini adalah:

1. Adanya bimbingan selama Penelitian Tugas Akhir.

2. Kemudahan dalam mengadakan penelitian (akomodasi) ataupun pengambilan data-data yang diperlukan selama pelaksanaan Penelitian Tugas Akhir.

Semoga hubungan baik antara pihak industri pertambangan dengan pihak institusi pendidikan pertambangan di Indonesia tetap berlangsung secara harmonis demi kemajuan dunia pendidikan dan perkembangan industri pertambangan Indonesia. Atas perhatian dan bantuan yang diberikan, saya ucapkan terima kasih.

L. DAFTAR PUSTAKA

American Association of State Highway and Transfortation Officials (ASSHTO). 1990. Manual Rurai Highway “Perencanaan Design Jalan Angkut”.

Azwari, Rudy. 2015. Evaluasi Jalan Angkut dari Front Tambang Batubara menuju Stockpile B pada Penambangan Batubara di PT. Minemex Indonesia, Desa Talang Serdang, Kecamatan Mandiangan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Jurnal Universitas Islam Bandung, Bandung.

Badan Geologi 2012. Neraca Energi Fossil Tahun 2011, Kementerian ESDM. Batu, Kaswir. 1999. Teknik Penyemenan “Cementing Jilid 1”.Cepu: Jawa Tengah.

Komatsu. 2004. “Komatsu Performance Handbook Edition 25”. Komatsu. Japan. Kaufman,Walter W. and Ault,James C. 1993. “Design of Surface Mine Haulage

Roads”. USA Department Of The Interior. USA

Yoso Wigroho, Haryanto dkk. 1993. Pemindahan Tanah Mekanis. Penerbit Universitas Atma Jaya, Yogyakarta

Prodjosumarto, Partanto. 1993. Jalan Angkut Tambang. Jurusan Teknik Pertambangan. Institut Teknologi Bandung.

Prodjosumarto, Partanto. 1993. Pemindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertambangan. Institut Teknologi Bandung.

(23)

Siregar, Ahmad Taufik. 2005. Pengaruh Kondisi Jalan Angkut Terhadap Produksi Alat Angkut Dump Truck dalam Pengangkutan Overburden di Pit Kresna Satui Mine Project PT. Thiess Contractors Indonesia. Kalimantan Selatan. Jurnal Universitas Sriwijaya, Palembang.

Gambar

Tabel 1. Metode Penelitian
Tabel 3. Kemiringan dan Tahanan Kemiringan
Tabel 4. Coeficient of Traction untuk Berbagai Kondisi Jalan
Gambar   2.   Lebar   Jalan   Angkut   pada   Kondisi   Lurus  (Partanto Prodjosumarto,1993)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu dalam perencanaan jalan, perlu dipertimbangkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi pelayanan jalan tersebut, seperti fungsi jalan,

Metode penelitian yang dilakukan di lapanganya itu dengan cara melakukan pengukuran jalan hauling hingga menuju front penambangan dengan memperhitungkan jarak,

Oleh karena itu harus dilakukan kajian teknis sistem penyaliran tambang yang baik untuk mengeringkan sump dan genangan air yang ada di front kerja sehingga dapat menunjang operasi

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis hubungan antara nilai CBR (California Bearing Ratio), tahanan guling dan daya dukung tanah terhadap kecepatan dump

Adapun setelah dilakukan kajian teknis terhadap alat gali-muat dan alat angkut pada pengupasan overburden di Pit Taman pada Bulan September 2016 dari perhitungan produksi alat

Dengan demikian perlu dilakukan kajian teknis produktivitas alatgali-muat dan angkut untuk mencapai target produksi, maka dari itu penulis mengambil judul penelitian

Metode penelitian yang dilakukan di lapangan yaitu dengan cara melakukan pengukuran jalan hauling hingga menuju front penambangan dengan memperhitungkan jarak, lebar, dan

Metode penelitian yang dilakukan di lapanganya itu dengan cara melakukan pengukuran jalan hauling hingga menuju front penambangan dengan memperhitungkan jarak, lebar,