1 PROPOSAL
PENELITIAN PASCASARJANA DANA ITS TAHUN 2020
TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba pentandra) MENJADI BIODIESEL MENGGUNAKAN KATALIS Na-ZEOLIT ALAM TASIKMALAYA
(ZAT) DAN Na-ZEOLIT ALAM LAMPUNG (ZAL)
Tim Peneliti:
Ketua: Firman Kurniawansyah, S.T., M.Eng.Sc., Ph.D (TEKNIK KIMIA/FTIRS/ITS) Anggota 1 : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA (TEKNIK KIMIA/FTIRS/ITS) Anggota 2 : Hikmatun Ni’Mah, S.T., M.Sc., Ph.D (TEKNIK KIMIA/FTIRS/ITS)
Anggota 3 : A.R. Yelvia Sunarti, S.T. (TEKNIK KIMIA/FTIRS/ITS)
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2020
2 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ... 1 DAFTAR ISI ... 2 DAFTAR TABEL ... 3 DAFTAR GAMBAR ... 4 BAB I RINGKASAN ... 5
BAB II LATAR BELAKANG ... 7
2.1 Latar Belakang ... 7
2.2 Tujuan Khusus ... 10
2.3 Urgensi Penelitian... 11
BAB III TINJAUAN PUSTAKA... 12
3.1 Teori Penunjang ... 12
3.1.1 Biodiesel ... 12
3.1.2 Zeolit Alam ... 13
3.1.3 Minyak Biji Kapuk Randu ... 17
3.1.4 Transesterifikasi... 18
3.2 Roadmap Penelitian ... 20
BAB IV METODE ... 22
4.1 Alur Penelitian ... 23
4.2 Bahan dan Alat yang digunakan ... 24
4.3 Kondisi Proses dan Variabel Penelitian... 25
4.4 Prosedur Penelitian ... 26
4.5 Karakterisasi dan Analisa Katalis dan Produk Biodiesel ... 28
4.6 Luaran ... 29
4.7 Susunan Organisasi Dan Pembagian Tugas Tim Peneliti ... 31
4.8 Anggaran Biaya ... 31
BAB V JADWAL PENELITIAN ... 32
BAB VI DAFTAR PUSTAKA ... 33
3
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Standar dan Mutu Biodiesel SNI 7182:2015 ... 12
Tabel 3.2Kandungan Zat dalam Biji Kapuk Randu (Ceiba pentandra) ... 17
Tabel 3.3 Studi Hasil Penelitian Sebelumnya ... 19
Tabel 4.1 Luaran ... 28
Tabel 4.2 Uraian Tugas Anggota Peneliti ... 29
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kapuk randu (a) pohon, (b) buah, (c) biji (d) Minyak biji kapuk randu ... 17
Gambar 3.2 Road Map Penelitian Terdahulu Pada Laboratorium TRK ITS Teknik Kimia ... 21
Gambar 4.1 Skema Prosedur Proses Transesterifikasi minyak biji kapuk menjadi Biodiesel ... 23
Gambar 4.2 Diagram Alur Penelitian ... 24
Gambar 4.3 Reactor batch sintesis biodiesel ... 25
5
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Biodata Penelitian ... 35 Lampiran RAB ... 47
6 BAB I RINGKASAN
Dampak akibat semakin menipisnya cadangan minyak bumi berbahan baku fosil dan tingginya pencemaran udara akibat emisi gas buang penggunaan bahan bakar fosil maka perlu pengembangan lebih lanjut mengenai sumber energi baru dan terbarukan. Penelitian ini melakukan pengembangan proses transesterifikasi minyak biji kapuk randu (Ceiba pentandra) menjadi biodiesel menggunakan katalis Na-Zeolit Alam Tasikmalaya (ZAT) dan Na-Zeolit Alam Lampung (ZAL). Tujuan dari penelitian ini yaitu mempelajari karakterisasi Na-Zeolit Tasikmalaya (ZAT) dan Na-Zeolit Lampung (ZAL) berdasarkan parameter rasio Si/Al, luas permukaan, volume pori dan kristalinitas dari tipe katalis yang terbentuk melalui metode impregnasi NaOH, mempelajari pengaruh temperatur reaksi, rasio minyak dan metanol, dan persen berat katalis pada proses transesterifikasi dari minyak biji kapuk (Ceiba pentandra) menjadi biodiesel berdasarkan parameter yield, dan mempelajari kinetika reaksi proses transesterifikasi minyak biji kapuk menjadi biodiesel pada katalis Na-Zeolit. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi zeolit alam Tasikmalaya (ZAT) dan katalis zeolit alam Lampung (ZAL) yaitu dengan cara aktivasi secara kimia dan kalsinasi pada suhu 450oC dengan menggunakan furnace. Katalis zeolit alam
modifikasi yang dihasilkan kemudian dilakukan analisa Atomic Absorption Spectroscopy (AAS), X-Ray Diffraction (XRD), dan Brunauer Emmet Teller (BET). Dalam penelitian ini dilakukan proses transesterifikasi minyak biji kapuk dengan menggunakan katalis modifikasi zeolit alam untuk menghasilkan biodiesel, dimana sebelum proses transesterifikasi dilakukan proses degumming minyak kapuk untuk menghhilangkan
impurities yang terdapat pada minyak kapuk. Proses transesterifikasi dilakukan dengan
mereaksikan minyak biji kapuk dengan metanol pada perbandingan 1:3, 1:6 dan 1:9. Proses transesterifikasi ini direaksikan pada suhu 60oC, 70oC, dan 80oC, dengan memvariasikan persen berat katalis yaitu 5%, 10%, dan 20% dari berat minyak. Biodiesel yang dihasilkan kemudian dilakukan analisa yaitu Gas Chromatography (GC), Fatty Acid
Methyl Ester (FAME) dan karakterisasi yaitu densitas biodiesel, viskositas biodiesel,
angka asam, flash point, dan pour point. Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam jurnal internasional terindeks Scopus. Usulan penelitian 2020 ini nantinya diharapkan untuk mempercepat penyelesaian studi pascasarjana, sehingga dapat meningkatkan
7
jumlah dan kompetensi lulusan program pascasarjana, melalui peningkatan jumlah dan mutu publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi (Q2)
8 BAB II
LATAR BELAKANG
2.1 Latar Belakang
Kebutuhan terhadap minyak bumi dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan sejalan dengan pembangunan yang terjadi di Indonesia. Produksi minyak bumi di Indonesia sejak tahun 2008-2015 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2005 BP Global mampu memproduksi sebesar 1,006 ribuan BPD (barrels per day), namun pada 2015 hanya mampu memproduksi 841 ribuan BPD. Hal tersebut diperburuk dengan tidak terpenuhinya permintaan domestik sehingga Indonesia mengimpor sekitar 350.000 sampai 500.000 barrel bahan bakar. Konsumsi minyak di Indonesia pada tahun 2008 sebanyak 1,287 BPD dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2015 mencapai 1,564 ribu BPD1. Penggunaan minyak fosil secara terus menerus menimbulkan dampat negatif terhadap lingkungan seperti percepatan pemanasan global (the accelerate of
global warming), emisi gas CO2, efek rumah kaca serta polusi udara dan masalah-masalah
lingkungan lainnya2,3,4,5. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi
krisis energi yaitu mengembangkan bahan bakar yang bersumber dari sumber daya terbarukan, mengembangkan bahan bakar dari sumberdaya energi baru. Kebijakan pemerintah yang telah dikeluarkan terkait dengan energi baru dan terbarukan adalah Peraturan Presiden Reprublik Indonesia Nomor 22 tahun 2017 tentang rencana umum energi nasional yang berprinsip tentang pengembangan energi nasional. Diversifikasi energi adalah pemanfaatan energi alternatif, salah satunya adalah bahan bakar nabati (BBN), yang merupakan energi alternatif yang mudah diperoleh di Indonesia. Instruksi Presiden No. 1/2006 tentang penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan bakar lain, merupakan suatu instruksi yang menegaskan pentingnya pengembangan Bahan Bakar Nabati (Kebijakan Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, 2006). Energi baru dan terbarukan mencakup berbagai teknologi termasuk tenaga surya, sel bahan bakar, energi panas bumi, tenaga air, tenaga angin, produksi hidrogen, dan biodiesel. Salah satu bahan bakar alternatif yang paling menjanjikan adalah biodiesel. Biodiesel didefinisikan sebagai bahan bakar padat, cair atau gas yang berasal dari substrat
9
biomassa sebagai bahan baku terbarukan atau mudah terbakar, dan dapat digunakan sebagai (parsial) pengganti bahan bakar fosil.
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber kekayaan energi yang cukup melimpah, dalam hal ini Indonesia memiliki keragaman jenis tumbuhan yang bisa digunakan sebagai penghasil minyak atau lemak yang berpotensi sebagai bahan baku bahan bakar nabati (BBN). Beberapa minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak kelapa, minyak sawit, minyak kedelai, minyak jarak, minyak karet, minyak kapuk, minyak bintaro, minyak kemiri sunan, dan minyak nyamplung (Tim Nasional BBN., 2007).
Minyak nabati memiliki kandungan energi yang tinggi dan pH netral serta relatif stabil dalam bentuk cair sehingga lebih mudah untuk bahan bakar transportasi dan proses5
(Taufiqurrahmi dan Bathia, 2011). Minyak nabati digolongkan menjadi dua kategori yaitu minyak nabati pangan (edible oil) dan minyak nabati non pangan (non edible oil). Kelemahan minyak nabati pangan yaitu akan menimbulkan persaingan dengan kebutuhan pangan masyarakat (misal: sebagai minyak goreng, margarine dan lainnya sebagai kebutuhan pangan). Oleh sebab itu, minyak nabati non pangan saat ini mulai dikembangkan sebagai bahan bakar nabati seperti bio-hidrokarbon (biodiesel). Salah satu jenis minyak nabati yang dapat dimanfaatkan untuk mensintesis bio-hidrokarbon adalah minyak biji kapuk randu.Tanaman kapuk (Ceiba pentandra) merupakan tanaman tropis yang mudah diperoleh dan dibudidayakan di Indonesia. Biji kapuk randu mengandung minyak sekitar 20-28 %berat. Dalam kondisi yang cocok, tanaman kapuk dapat menghasilkan hingga 1.160 kg biji per hektar per tahun dengan asumsi minyak 25% dalam biji. Produktivitas minyak kapuk kira-kira 70% dari minyak produktifitas kedelai. Selama ini biji kapuk menjadi limbah yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Minyak biji kapuk randu tidak digunakan sebagai bahan pangan, karena memiliki sifat kimiawi yang mudah sekali berubah6.
Proses pembuatan biodiesel secara konvensional pada umumnya menggunakan proses transesterifikasi minyak tumbuhan dengan alkohol rantai pendek, menggunakan katalis homogen asam atau basa, misalnya H2SO4, NaOH, dan KOH (Darmanto, 2010).
Proses pembuatan biodiesel secara konvensional memiliki beberapa kelemahan yaitu sensitif terhadap kandungan free fatty acid (FFA) yang terdapat dalam minyak, terbentuknya produk samping berupa sabun, rumitnya pemisahan produk biodiesel yang
10
dihasilkan dengan katalis, serta adanya limbah alkali yang memerlukan proses lanjutan yang cukup kompleks serta membutuhkan energi yang cukup tinggi dan pada akhirnya menaikkan ongkos produksi. Kelemahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan katalis heterogen (padat). Katalis heterogen yang sering digunakan pada penelitian sebelumnya adalah ZnO, SiO, TiO2/ZrO2, CaO, dan sebagainya7. Kelebihan penggunaan
katalis heterogen antara lain proses pemisahan produk biodiesel dengan katalis cukup mudah, katalis dapat diregenerasi dan digunakan kembali. Sehingga biaya produk biodiesel menjadi lebih ekonomis.
Zeolit merupakan sebuah kristal aluminosilikat terhidrat yang memiliki sifat dan struktur menarik pada permukaan mesoporinya. Saat ini jenis zeolit diklasifikasikan lebih dari 150, 40 diantaranya berasal dari alam. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam mineral yang melimpah, salah satunya adalah zeolit alam, yang tersebar luas di berbagai lokasi antara lain di Bayah (Banten Selatan), Cikembar (Sukabumi), Nanggung (Tasikmalaya), Malang, Lampung, dan Sulawesi Selatan. Menurut Departemen Pertambangan Energi jumlah zeolit di Indonesia diperkirakan 207 juta ton. Mengingat jumlah zeolit alam yang tersedia cukup besar dan belom dimanfaatkan secara maksimal, maka zeolit alam berpotensi untuk dikembangkan sebagai katalis dalam pembuatan biodiesel.
2.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian in adalah sebagai berikut.
1. Mempelajari karakterisasi Na-Zeolit Tasikmalaya (ZAT) dan Na-Zeolit Lampung (ZAL) berdasarkan parameter rasio Si/Al, luas permukaan, volume pori dan kristalinitas dari tipe katalis yang terbentuk melalui metode impregnasi NaOH. 2. Mempelajari pengaruh temperatur reaksi, rasio minyak dan metanol, dan persen
berat katalis pada proses transesterifikasi dari minyak biji kapuk (Ceiba
pentandra) menjadi biodiesel berdasarkan parameter yield.
3. Mempelajari kinetika reaksi proses transesterifikasi minyak biji kapuk menjadi biodiesel pada katalis Na-Zeolit.
11 2.3 Urgensi Penelitian
Saat ini kebutuhan terhadap minyak bumi dari waktu ke waktu terus mengalami peningkatan sejalan dengan pertambahan penduduk, namun bahan bakar fosil yang diproduksi sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar di Indonesia. Dengan tidak terpenuhinya permintaan domestik sehingga mengakibatkan Indonesia mengimpor bahan bakar dari luar. Dampak akibat semakin menipisnya cadangan minyak bumi berbahan baku fosil ini dan tingginya pencemaran udara akibat emisi gas buang penggunaan bahan bakar fosil maka perlu pengembangan lebih lanjut mengenai sumber energi baru dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar di Indonesia. Salah satu upaya pengembangannya adalah mengganti bahan bakar fosil dengan bahan bakar nabati.
12 BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Teori Penunjang
3.1.1 Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan yang dihasilkan dari esterifikasi dan transesterifikasi. Biodiesel menarik perhatian masyarakat untuk dikembangkan sebab bahan bakar ini tidak beracun, bersifat biodegradable, dan merupakan bahan bakar diesel terbarukan. Bahan bakar diesel dapat diperbaharui, biodiesel mempunyai keunggulan dibandingkan dengan bahan bakar diesel dari minyak bumi. Selain itu, juga dapat memperkuat perekonomian negara dan menciptakan lapangan kerja. Biodiesel merupakan bahan bakar ideal untuk industri transportasi karena dapat digunakan pada berbagai mesin diesel, termasuk mesin-mesin pertanian8.
Biodiesel memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi dari bahan bakar minyak bumi dan penggunaannya dalam mesin diesel telah menunjukkan pengurangan dalam emisi partikel, karbon monoksida, sulfur, poliaromatik, hidrokarbon, asap dan kebisingan. Selain itu, pembakaran bahan bakar berbasis minyak nabati tidak berkontribusi menghasilkan CO2 ke atmosfer karena bahan bakar tersebut terbuat dari
bahan pertanian yang diproduksi melalui fiksasi karbon fotosintesis9. Keuntungan utama penggunaan biodiesel tersebut diberikan untuk emisi gas buang yang lebih rendah dalam hal particulate matter (PM), total hydrocarbon (THC), dan carbon monoxide (CO).
Tabel 3.1 Standar dan Mutu Biodiesel SNI 7182:2015
No Parameter uji Satuan Min Maks
1 Massa jenis pada 40oC kg/cm3 850 890
2 Viskositas kinematik
pada 40oC
mm2/s (cSt) 2,3 6,0
3 Angka setana 51 -
4 Titik nyala (closed up) oC 100 -
13
No Parameter uji Satuan Min Maks
6 Residu karbon
- Dalam percontoh asli - Dalam 10% ampas distilasi % massa - - 0,05 0,3
7 Air dan sedimen % volume - 0,05
8 Temperature distilasi
90%
oC - 360
9 Abu tersulfatkan % massa - 0,02
10 Belerang mg/kg - 50
11 Fosfor mg/kg - 4
12 Angka asam mg-KOH/g - 0,5
13 Gliserol bebas % massa - 0,02
14 Gliserol total % massa - 0,24
15 Kadar ester metil % massa 96,5 -
16 Angka iodium % massa
(g-I2/100 g)
- 115
17 Monogliserida % massa - 0,8
Sumber: Badan Standarisasi Nasional (2015)
3.1.2 Zeolit Alam
Zeolit umumnya didefenisikan sebagai kristal aluminosilikat yang berstruktur tiga dimensi, yang terbentuk dari tetrahedral aluminat dan silikat dengan rongga-rongga di dalam yang berisi ion-ion logam, biasanya alkali atau alkali tanah yang berfungsi sebagai penyeimbang muatan dan molekul air yang dapat bergerak bebas10. Secara empiris, rumus molekul zeolit adalah Mx/n.(SiO2)y.xH2O. Struktur zeolit sejauh ini diketahui
bermacam-macam, tetapi secara garis besar strukturnya terbentuk dari unit bangun primer, berupa tetrahedral yang kemudian menjadi unit bangun sekunder polihedral.
Sebagai produk alam, zeolit alam diketahui memiliki komposisi yang sangat bervariasi, namun komponen utamanya adalah silika dan alumina. Zeolit alam memiliki beberapa kelemahan, diantaranya mengandung banyak pengotor. Keberadaan pengotor-pengotor tersebut dapat mengurangi aktivitas katalitik dari zeolit sehingga dapat
14
menghambat fungsi dari zeolit tersebut. Oleh sebab itu sangat diperlukan aktivasi untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang terdapat pada zeolit alam, proses aktivasi zeolit juga ditunjukkan untuk memodifikasi sifat-sifat dari zeolit, seperti luas permukaan dan keasaman. Luas permukaan dan keasaman yang meningkat akan menyebabkan aktivitas katalitik dari zeolit meningkat. Salah satu kelebihan dari zeolit alam adalah memiliki luas permukaan dan keasaman yang mudah untuk dimodifikasi11.
Karakteristik struktur zeolit antara lain:
1. Sangat berpori, karena kristal zeolit merupakan kerangka yang terbentuk dari jaring tetrahedral [SiO4] 4- dan [AlO4]5-.
2. Pori- porinya berukuran molekul, karena pori zeolit terbentuk dari tumpukan cincin beranggotakan 6, 8, 10 atau 12 tetrahedral.
3. Dapat menukarkan kation, karena perbedaan muatan Al3+ dan Si4+ menjadikan
atom Al dalam kerangka kristal bermuatan negatif dan membutuhkan kation penetral. Kation penetral yang bukan menjadi bagian kerangka ini mudah diganti dengan kation lainnya.
4. Mudah dimodifikasi karena setiap tetraherdal dapat dikontakkan dengan bahan-bahan pemodifikasi.
Zeolit sintetik dibuat dengan rekayasa yang sedemikian rupa sehingga mendapatkan karakter yang sama dengan zeolit alam. Zeolit sintetik sangat bergantung pada jumlah Al dan Si, sehingga ada 3 kelompok zeolit sintetik :
a. Zeolit sintetik dengan kadar Si rendah.
Zeolit dengan perbandingan Si/Al 1-1,5. Zeolit jenis ini banyak mengandung Al, berpori, mempunyai nilai ekonomi tinggi karena efektif untuk pemisahan dengan kapasitas besar. Volume porinya dapat mencapai 0,5 cm3 tiap cm3 volume zeolit.
Contoh zeolit silika rendah adalah Zeolit A dan X. b. Zeolit sintetik dengan kadar Si sedang.
Jenis zeolit modernit mempunyai perbandingan Si/Al = 5 sangat stabil, maka diusahakan membuat zeolit Y dengan perbandingan Si/Al = 1-3. Contoh zeolit sintetik jenis ini adalah zeolit Mordenit, Erionit, Klinoptilolit, Zeolit Y.
c. Zeolit sintetik dengan kadar Si tinggi.
Zeolit dengan perbandingan kadar Si/Al antara 10-100, bahkan lebih. Zeolit jenis ini sangat higroskopis dan menyerap molekul non polar sehingga baik untuk
15
digunakan sebagai katalisator asam untuk hidrokarbon. Zeolit jenis ini misalnya zeolit ZSM-5, ZSM-11, ZSM-21, ZSM-24.
Zeolit alam terbentuk karena adanya proses kimia dan fisika yang kompleks dari batu-batuan yang mengalami berbagai macam perubahan di alam. Para ahli geokimia dan mineralogi memperkirakan bahwa zeolit merupakan produk gunung berapi yang membeku menjadi batuan vulkanik, batuan sedimen dan batuan metamorfosa yang selanjutnya mengalami proses pelapukan karena pengaruh panas dan dingin sehingga akhirnya terbentuk mineral-mineral zeolit12.
Menurut13, zeolit alam perlu diaktivasi dan dimodifikasi guna meningkatkan karakternya terutama aktivitas katalitiknya. Keasaman zeolit dapat ditingkatkan dengan cara pengembanan logam-logam transisi yang memiliki orbital d belum terisi penuh. Logam-logam ini secara langsung dapat berfungsi sebagai katalis tanpa diembankan terlebih dahulu pada pengemban, tetapi memiliki kelemahan, diantaranya luas permukaan yang relatif kecil, dan selama proses katalitik dapat terjadi penggumpalan.
Aktivasi dilakukan untuk meningkatkan kemampuan daya adsorpsi zeolit alam agar jumlah pori-pori yang terbuka lebih banyak sehingga luas permukaan pori-pori bertambah. Aktivasi zeolit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara fisika dan kimia. Aktivasi secara fisika berupa pemanasan pada suhu 300- 400oC dengan udara panas atau dengan sistem vakum untuk melepaskan molekul air dan pengotor yang terperangkap dalam pori-pori kristal zeolit sehingga luas permukaan pori-pori bertambah. Sedangkan aktivasi secara kimia dilakukan melalui pencucian zeolit dengan larutan Na2EDTA atau asam- asam anorganik seperti HF, HCl, dan H2SO4 yang bertujuan untuk menghilangkan pengotor anorganik. Pengasaman ini akan menyebabkan terjadinya pertukaran kation dengan H+. Modifikasi zeolit alam lebih lanjut dilakukan untuk mendapatkan bentuk kation dan komposisi kerangka yang berbeda. Modifikasi ini biasanya dilakukan melalui pertukaran ion, dealuminasi, dan substisuti isomorfis14.
Beberapa tahapan dalam modifikasi zeolit, diantaranya sebagai berikut : 1. Dealuminasi
Metode ini adalah teknik yang digunakan untuk mengurangi kandungan aluminium zeolit. Teknik ini merupakan kalsinasi bentuk amonium zeolit dalam sistem uap air. Proses ini menyebabkan pergeseran tetrahedral alumunium dari posisi rangka ke
16
posisi non rangka tetapi tidak menghilangkan alumunium dari zeolit. Pada proses ini dilakukan pencucian zeolit dengan asam kuat.
Larutan asam yang umumnya digunakan adalah asam florida dan klorida. Florida maupun klorida adalah zat yang sangat sensitif terhadap zeolit, dimana hal tersebut tergantung pada kondisi perlakuannya seperti konsentrasi, lamanya pencucian, kadar air, dan temperatur pencucian. Alumina dan silika dapat bereaksi dengan florida dan klorida pada kondisi yang tidak terlalu pekat dan lingkungan biasa (temperatur kamar). Dealuminasi zeolit dengan florin akan menghasilkan AlFx(OH)y dan dengan klorin akan
menghasilkan AlClx(OH)y.
2. Desilikasi
Desilikasi pertama kali diaplikasikan untuk mempelajari perubahan kimia dari kristal ZSM-5 selama kontak dengan larutan NaOH. Setelah dilakukan studi lanjut tentang pengaruh larutan NaOH terhadap jenis zeolit lain, metode ini hanya menunjukkan pembentukan mesopori yang signifikan pada zeolit dengan tipe MFI15.
Desilikasi merupakan suatu post-treatment yang dilakukan pada zeolit dengan prinsip dasar ekstraksi yang selektif terhadap atom silikon dari kerangka zeolit. Desilikasi biasa dilakukan dengan menggunakan larutan alkali, dimana larutan natrium hidroksida menjadi jenis larutan yang paling cocok untuk metode ini. Metode ini juga sering disebut dengan alkali treatment (AT). Teknik ini sudah lama dikenal untuk menghasilkan zeolit dengan rasio Si/Al yang lebih rendah serta perubahan sifat asam yang sangat kecil. Ogura et al. (2000; 2001) menunjukkan bahwa alkali treatment menghasilkan mesopori tanpa perubahan pada struktur mikropori dan keasaman zeolit, dan menghasilkan peningkatan aktivitas katalis perengkahan cumene.
3. Kalsinasi
Kalsinasi adalah perlakuan panas terhadap zeolit pada temperatur yang relatif tinggi dalam furnace yang bertujuan menguapkan air yang terperangkap dalam pori-pori kristal zeolit, selain itu juga untuk menghilangkan zat organik yang dikandung zeolit.
3.1.3 Minyak Biji Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
Tanaman Kapuk Randu atau disebut juga Ceiba pentandra merupakan tanaman tropis.
17
(a) (b) (c) (d)
Gambar 3.1 Kapuk randu (a) pohon, (b) buah, (c) biji (d) Minyak biji kapuk randu
Kandungan zat dalam biji kapuk randu dapat dilihat pada Tabel 2.3. Berdasarkan Tabel 2.3, diketahui bahwa prosentase paling banyak adalah minyak. Minyak tersebut selanjutnya disebut dengan minyak biji kapuk randu (Kapok seed oil). Limbah yang didapat dari tanaman kapuk randu adalah bijinya. Biji kapuk randu berwarna kehitaman, terdiri dari kandungan air 13%, 5% abu, 20% serat kasar, 6% lemak, 29% protein dan 20% karbohidrat dengan tekstur bersih serta tidak menggumpal. Bungkil biji kapuk randu dapat bermanfaat sebagai bahan pakan ternak (sebagai konsentrat), pupuk tanaman, media budidaya jamur dll. Bungkil biji kapuk randu mengandung protein yang tinggi sehingga produk ini banyak dibutuhkan. Pada proses pengepresan bungkil biji kapuk randu menghasilkan minyak dan bungkil hasil proses pengepresan dapat digunakan sebagai bahan pupuk. Ampas sisa pengepresan mengandung nitrogen 4-5% dan 2% asam fosfat.
Tabel 3.2Kandungan Zat dalam Biji Kapuk Randu (Ceiba pentandra)
Nama Zat Persentase (%)
Asam Lemak 5 Minyak Biji 20 – 28 Nitrogen 4 – 5 Asam Fosfat 2 Air 13 Abu 5 Lemak 6 Protein 25 Karbohidrat 20 Sumber:16
18
3.1.4 Transesterifikasi
Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alkohol rantai pendek yang menghasilkan metil ester asam lemak (Fatty Acids Methyl Esters /FAME) atau biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping. Transesterifikasi merupakan reaksi perubahan dari suatu tipe ester ke tipe ester yang lain. Ester adalah rantai hidrokarbon yang akan terikat dengan molekul yang lain. Molekul minyak nabati terdiri dari tiga ester yang menempel pada satu molekul gliserin. Sekitar 20% dari minyak nabati adalah gliserin. Gliserin pada minyak nabati mempunyai viskositas yang tinggi dan berubah-ubah terhadap temperatur. Pada proses transesterifikasi, gliserin digantikan kedudukannya oleh alkohol. Pada dasarnya molekul trigliserida merupakan triester dari gliserol. Mono dan digliserida dapat diperoleh dari trigliserida dengan mensubstitusi dua dan satu asam lemak sebagian dengan gugus hidroksil. Pada saat ini alkohol rantai pendek yang sering digunakan adalah metanol, karena harganya murah dan reaktifitasnya yang tinggi.
Trigliserida sebagai penyusun utama minyak nabati akan terkonversi secara bertahap menjadi digliserida, monogliserida, untuk kemudian akhirnya menjadi gliserol. Pada setiap tahapan ini akan dihasilkan satu mol senyawa ester. Karena reaksi ini adalah reaksi reversible, maka digunakan alkohol berlebih untuk menggeser kesetimbangan alami bergerak ke arah pembentkan senyawa ester asam lemak dan gliserol. Reaksi tersebut menghasilkan 3 mol alkil ester dan 1 mol gliserol untuk setiap mol trigliserida yang bereaksi.
19
Tabel 3.3 Studi Hasil Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti dan Identitas Jurnal
Uraian Jurnal
1 Putri, E.M.M., et al. 2012,
Biodiesel production.
Global Journal of
Researches in
Engineering. Vol 12 (2)17
Produksi biodiesel dari minyak biji kapuk, dengan
proses transesterifikasi menggunakan CaO
sebagai katalisnya. Jurnal ini mempelajari efek dari variabel operasi pada sistem kinerja katalis (CaO) dalam proses transesterifikasi minyak Kapok dan mengetahui kemampuan regenerasi katalis (CaO). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah minyak untuk rasio metanol mol 1:10, 1:15, dan 1:20, suhu reaksi adalah 40ºC, 50ºC dan 60ºC dan waktu reaksi transesterifikasi adalah 1 jam, 2 jam dan 3 jam dengan katalis CaO digunakan adalah 7% dari massa minyak Kapuk. Dari penelitian, yield biodiesel tertinggi diperoleh pada kondisi rasio mol variabel 1:15 metanol, suhu reaksi 60 ° C dan reaksi nsesterifikasi Tra selama 1 jam adalah 88,576%. Selain itu, katalis CaO dapat diregenerasi hingga 3 kali dengan hasil yield terendah yang diperoleh yaitu sebesar 64,3%.
2 Norazahar, N., et al. 2012. Parametric Optimization. International Journal of Energy and Environment18
Melakukan sintesis biodiesel dengan proses esterifikasi menggunakan katalis asam yaitu H2SO4 dilanjutkan dengan proses transesterifikasi
menggunakan katalis basa KOH menghasilkan yield terbesar yaitu 98% pada kondisi operasi suhu 55oC, rasio mol minyak metanol 1:8 dan persen katalis KOH 2%.
3 Kathirvelu, S., et al. 2014. Production of Biodiesel.
ARPN Journal of
Engineering and Applied Sciences19
Melakukan sintesis biodiesel dengan
pengembangan proses transesterifikasi dua
langkah dari minyak kapuk yang memiliki FFA yang cukup tinggi. Untuk mengkonversi minyak FFA yang tinggi untuk Mono-Ester. Yang pertama langkah mengurangi nilai asam minyak kurang dari 2mg KOH/g minyak menggunakan katalis asam (H2SO4) dan metanol. Langkah kedua, proses transesterifikasi dikatalisis dengan katalis basa KOH mengkonversi produk dari langkah pertama ke Mono-Ester dan Gliserol. Penelitian
20 No Nama Peneliti dan
Identitas Jurnal
Uraian Jurnal
ini menghasilkan yield sebesar 92,35% pada suhu 60oC.
4 Tukur, Y dan Ibrahim, H. 2015. Transesterification of Kapok. International Journal of Scientific and Technology Research. Vol 4(2) : 359-36120
Melakukan Transesterifikasi dari minyak kapuk menggunakan katalis kalsium oksida dengan catalyst loading, menghasilkan yield biodiesel tertinggi sebesar 78,2%.
5 Muhammad, C., et al.
2018, Biodiesel production. Petroleum Science Engineering. Vol 2(1):7-1621
Produksi biodiesel dari minyak biji kapuk dengan menggunakan katalis CaO dari cangkang siput, dengan suhu reaksi transesterifikasi 60oC dan
waktu reaksi selama 60 menit menghasilkan yield biodiesel sebesar 56,7%.
6 Kusmiyati, K., et al. 2019. Biodiesel Production. Energies. 12, 3714; doi:10.3390/en1219371422
Produksi biodiesel dari minyak daun kemiri sunan menggunakan katalis heterogen yaitu cangkang telur yang diimpregnasi dengan KOH, katalis terbaik diperoleh dengan cangkang telur dengan impregnasi KOH 20%, hasil ini ditunjukkan oleh analisa FTIR yang menunjukkan bahwa katalis
mengandung CaCO3 dan CaOH. Hasilnya
menunjukkan yield biodiesel pada kondisi 5% berat katalis dan rasio minyak metanol 1:12 menghasilkan yield biodiesel sebesar 94%.
3.2 Roadmap Penelitian
Bagan alur penelitian tentang produksi biodiesel dari minyak biji kapuk dengan proses Transesterifikasi dengan katalis zeolit alam modifikasi meliputi; persiapan alat dan bahan, pre-treatment bahan minyak biji kapuk, uji komposisi minyak biji kapuk, preparasi katalis zeolit alam dan memodifikasi zeolit, karakterisasi katalis, proses
transesterifikasi minyak biji kapuk menjadi bahan bakar nabati, uji produk biodiesel.
Bagan alur penelitian tiap tahun yang telah dilakukan di Laboratorium TRK ITS Teknik Kimia mengenai bahan bakar berbasis nabati pada gambar 8. berikut;
21
22 BAB IV METODE
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penelitian ini menggunakan bahan baku minyak nabati non-pangan yaitu minyak biji kapuk yang disintesis melalui proses transesterifikaasi menjadi biodiesel dengan menggunakan katalis zeolit alam dimodifikasi. Pelaksanaan kegiatan preparasi dan modifikasi katalis, uji aktivitas katalis dalam proses transesterifikasi akan dipusatkan di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Laboratorium ini telah dilengkapi jaringan listrik dan air yang memadai. Jaringan internet dapat digunakan selama 24 jam sehari. Adapun peralatan utama yang digunakan pada penelitian ini juga sudah tersedia di laboratorium, yaitu Furnace, Batch Reactor untuk proses transesterifikasi, Oven dan filter vacuum pump. Selanjutnya kegiatan karakterisasi model katalis dilakukan di beberapa laboratorium, yaitu Laboratorium Divisi Karakterisasi Material Jurusan Teknik Material dan Metalurgi ITS (analisa XRD), dan Laboratorium Elektrokimia Jurusan Teknik Kimia ITS (analisa BET dan AAS). Analisa komposisi produk biodiesel dengan GC-MS dilakukan di laboratorium di PT. Gelora Djaja Gresik. Ruang lingkup penelitian ini adalah kajian eksperimen laboratorium dengan kegiatan penelitian telah dijabarkan melalui peta jalan (roadmap) penelitian produksi bahan bakar biodiesel dengan proses transesterifikasi minyak biji kapuk. Untuk metode penelitian pada proses transesterifikasi minyak biji kapuk menjadi biodiesel pada bagan berikut:
23
Gambar 4.1 Skema Prosedur Proses Transesterifikasi minyak biji kapuk menjadi Biodiesel
4.1 Alur Penelitian
Penelitian ini direncanakan diawali dengan melakukan kajian literatur berupa konsep teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan. Hasil literatur tersebut akan menjadi dasar untuk memecahkan permasalahan mengenai katalis yang digunakan untuk mengubah minyak nabati menjadi biodiesel khususnya melalui proses transesterifikasi. Pada saat pengajuan proposal dana ini, penelitian belum berjalan, kegiatan yang sudah dilakukan adalah kajian literatur dan persiapan bahan baku. Berikut ini diagram fishbone alur penelitian yang merangkum keseluruhan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :
Karakterisasi produk biodiesel
Minyak Biji Kapuk Katalis zeolit alam modifikasi Proses Transesterifikasi Tipe Katalis: - Zeolit alam Tasikmalaya (ZAT) - Zeolit alam Lampung (ZAL) Reaktor batch Mulai Produk Biodiesel Selesai Analisa GC-MS
Yield dan konversi
Sifat fisik dan kimia
Pre-treatment/ Degumming minyak biji kapuk
Analisa GC-MS
24
Gambar 4.2 Diagram Alur Penelitian
4.2 Bahan dan Alat yang digunakan dalam penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian. Bahan baku yang digunakan adalah
minyak biji kapuk randu (Ceiba pentandra) yang diperoleh dari perkebunan tanaman kapuk randu di daerah Pasuruan, Bahan untuk pembuatan katalis Na-Zeolit menggunakan Zeolit Alam hasil tambang dari daerah Tasikmalaya dan Lampung yang dikelola oleh CV. Ady Water, Asam Klorida (HCl), Asam Florida (HF), Natrium Hidroksida (NaOH) , Asam phospat (H3PO4) , Metanol dan Aquades.
Peralatan yang digunakan terdiri dari peralatan furnace untuk kalsinasi katalis,
seperangkat peralatan uji aktivitas katalis pada proses transesterifikasi minyak biji kapuk yang dilakukan dalam reaktor batch (Gambar 4.3 dan 4.4)
Bulan
ke-1-4
pretreatment minyak biji kapuk: Degumming minyak kapuk preparasi katalis: modifikasi zeolit alamdengan aktivasi secara kimia dan
kalsinasi zeolit Analisa karakteristik katalis: BET, XRD, dan AAS penyusunan tinjauan pustaka
Bulan
ke-5-8
Proses transesterifikasi minyak biji kapuk dengan katalis zeolit alam hasil modifikasiAnalisa dan karakterisasi produk
biodiesel menggunakan GCMS
seminar internasional dan penulisan paper
25
Keterangan :
1.Heater dan Stirrer
2. Water bath 3. Labu leher 4. Magnetic stirrer 5. Thermometer 6. Kondensor 7. Sampling 8. Selang air 9. Pompa
Gambar 4.3 Reactor batch sintesis biodiesel
Keterangan Gambar:
1. Tabung gas H2 9. Panel control suhu furnace
2. Kompresor 10. Tombol power 3. Valve tube gas H2 11. Gas outlet
tube reaktor kalsinasi
4. Valve udara 12. Erlenmeyer 5. Reaktor kalsinasi 13. Air 6. Furnace 14. Gas outlet
tube erlenmeyer
7. Nucelle 8. Katalis kalsinasi
Gambar 4.4 Alat Kalsinasi
4.3 Kondisi Operasi dan Variabel Penelitian
Produksi Biodiesel menggunakan bahan baku minyak kapuk melalui Proses Transesterifikasi ini akan diamati dengan melihat beberapa kondisi operasi.
1. Variabel pada kondisi operasi Katalis :
a. Jenis katalis : Zeolit alam Tasikmalaya dan zeolit alam Lampung b. Suhu aktivasi : 90oC
c. Waktu aktivasi : 3 jam
26
a. Volume minyak : 300 ml
b. Suhu Reaksi (oC) : 60oC, 70oC, 80oC c. Rasio minyak dan metanol : 1:3, 1:6, 1:9 d. Waktu reaksi : 4 jam
e. Persen berat katalis : 5%, 10%, 20% f. Kecepatan pengadukan 150 rpm
4.4 Prosedur Penelitian
4.4.1 Pembuatan Katalis Zeolit Alam
Katalis yang digunakan untuk sintesa biodiesel dalam penelitian ini adalah Na-Zeolit. Zeolit alam yang digunakan adalah Zeolit alam hasil tambang dari daerah Tasikmalaya dan Lampung yang dikelola oleh CV. Ady Water. Katalis Na-Zeolit dibuat melalui metode impregnasi NaOH dan kalsinasi. Adapun prosedur pembuatan katalis adalah zeolit alam akan direduksi ukurannya dengan menggunakan mortal dan alu, kemudian diayak dengan menggunakan ayakan 100 mesh, melakukan uji aas pada zeolit alam sebagai uji awal untuk melihat kandungan zeolit alam, merendam zeolit alam yang sudah berukuran 100 mesh ke dalam larutan hcl 1 m untuk melarutkan ca dan mg yang terkandung dalam zeolit alam, disaring dan melakukan pencucian dengan aquades sampai ph 7, memasukkan zeolit yang sudah dicuci ke dalam oven pada suhu 110oc untuk dikeringkan selama 6 jam, merendam zeolit alam yang sudah kering ke dalam larutan hf 1% untuk melepaskan pengotor sio2 dalam bentuk amorf yang berada di sekitar kristal
sehingga oksida silika akan larut sebagai garamnya, disaring dan melakukan pencucian dengan aquades sampai ph 7, memasukkan zeolit yang sudah dicuci ke dalam oven pada suhu 110oc untuk dikeringkan selama 6 jam, membuat larutan naoh dengan konsentrasi 3 m sebanyak 400 ml, melarutkan zeolit yang sudah kering ke dalam larutan naoh 3 m 400 ml, memasukkan zeolit yang sudah dilarutkan ke dalam larutan naoh 3 m ke dalam gelas ukur dan akan dilakukan proses pemanasan hingga suhu mencapai 90oc dengan pengadukan 150 rpm selama 3 jam, melakukan penyaringan untuk memisahkan endapan zeolit dari larutannya, mencuci endapan zeolit dengan aquades sampai mencapai ph = 7, memisahkan kelebihan air yang terdapat pada endapan zeolit dengan menggunakan pompa vacum, mengeringkan zeolit dalam oven pada suhu 110oc selama 6 jam,
27
jam dan melakukan karakterisasi terhadap katalis yaitu analisa atomic absorption
spectroscopy (AAS), x-ray diffraction (XRD) dan brunauer emmet teller (BET).
4.4.2 Sintesa Biodiesel
Pada penelitian ini dilakukan proses degumming minyak biji kapuk randu untuk menghilangkan zat impurities yang terdapat pada minyak. Sebanyak 300 ml minyak biji kapuk randu (Ceiba pentandra) yang telah disaring dipanaskan pada suhu 60oC dalam labu leher 500 ml sambil diaduk dengan menggunakan magnetic stirrer, setelah 15 menit minyak biji kapuk ditambahkan larutan asam phospat 85% sebanyak 1,5 ml atau 0,3 % (v/v) dan pengadukan dilanjutkan hingga 30 menit. Minyak selanjutnya dimasukkan kedalam corong pisah dan didiamkan selama 12 jam hingga gumm dan kotoran terpisah dari minyak. Kemudian dicuci dengan air hangat (± 60oC). Pencucian diulang hingga netral dan kemudian menghilangkan sisa air yang terdapat pada minyak menggunakan pompa vacuum. Selanjutnya minyak hasil degumming dilakukan analisa GC sebagai analisa awal minyak biji kapuk randu, untuk melihat komposisi minyak biji kapuk randu Transesterifikasi merupakan reaksi untuk mengubah asam-asam lemak dari trigleserida dalam bentuk ester dengan cara mereaksikan minyak biji kapuk randu dengan metanol. Adapun prosedur proses transesterifikasi minyak biji kapuk randu menjadi biodiesel adalah mengukur sebanyak 300 ml minyak biji kapuk randu hasil dari proses degumming dan memasukkan minyak biji kapuk randu kedalam labu leher tiga, memasukkan katalis Na-Zeolit Tasik sesuai variasi yang sedang dilakukan (5%, 10% dan 20%) kedalam labu leher tiga, kemudian menambahkan metanol 98% sesuai dengan variasi yang sedang dilakukan (1:3, 1:6 dan 1:9) ke dalam labu leher tiga, menghidupkan heater untuk melakukan pemanasan sesuai dengan variasi suhu reaksi transesterifikasi yang sedang dilakukan (60oC,70oC, dan 80oC), menghidupkan pengadukan dengan kecepatan 150 rpm, dan membiarkan proses transesterifikasi ini berlangsung selama 4 jam dan mengambil sampling setiap 1 jam, setelah proses transesterifikasi selesai, melakukan penurunan suhu sampai 40oC, setelah suhunya turun menjadi 40oC, memasukkan produk
hasil transesterifikasi kedalam corong pemisah dan didiamkan selama 12 jam untuk memisahkan produk biodiesel dari produk samping yaitu gliserol dan percobaan diulangi untuk variabel rasio minyak dan metanol, jenis katalis Na-Zeolit Lampung, persen berat katalis dan suhu yang lainnya.
28
4.5 Karakterisasi dan Analisa Katalis dan Produk Biodiesel a. Katalis
Sampel katalis yang telah diperoleh, dianalisa dengan Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS), X-Ray Diffraction (XRD) dan Brunauer Emmet Teller (BET).
Metode analisa Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) ini dilakukan untuk melihat komposisi dari zeolit alam. Metode analisa X-Ray Diffraction (XRD) ini dilakukan untuk mengidentifikasi fasa kristalin dalam material dengan cara menentukan parameter struktur kisi serta untuk mendapatkan ukuran partikel. Metode analisa Brunauer Emmet
Teller (BET) ini digunakan untuk menentukan surface area, total pore volume, dan
average diameter dari suatu material berongga.
b. Biodiesel
Produk biodiesel yang diperoleh dari reaksi transesterifikasi minyak biji kapuk randu (Ceiba pentandra) dianalisa dengan metode Gas Chromatography (GC), untuk mengetahui kadar metanol dan methyl ester yang terkandung dalam biodiesel. Selanjutnya dihitung rendemennya, rendemen biodiesel adalah persentase berat biodiesel murni yang diperoleh setelah proses pencucian. Dimana berat biodiesel setelah pencucian dibandingkan dengan berat biodiesel sebelum pencucian dikali 100%. Kemudian dilakukan karakterisasi biodiesel yaitu densitas biodiesel, viskositas biodiesel, angka asam, titik nyala, dan titik tuang.
4.6 Luaran
Luaran (output) yang dihasilkan dari kegiatan/riset yang diusulkan adalah berupa publikasi ilmiah internasional yang terindeks scopus. Pada Tahun I dan Tahun II, luaran yang dihasilkan diharapkan sampai pada tahap accepted/published. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai luaran adalah 1 tahun.
Tabel 4.1 Luaran No Jenis Luaran Luaran Tahun Ke- 1 1. Publikasi ilmiah1) Internasional/bereputasi Internasional (Q2) Nasional terakreditasi -
29 Seminar Internasional - 2. Kekayaan Intelektual (KI) Paten - Paten sederhana Hak cipta
Perlindungan varietas tanaman
3. Model/Purwarupa
(Prototipe)/Desain3) -
4 Thesis
4.7 Susunan Organisasi Dan Pembagian Tugas Tim Peneliti
Tabel 4.2 Uraian Tugas Anggota Peneliti
No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu) Uraian Tugas 1 Firman Kurniawansyah, ST., M.Eng.Sc, PhD/NIDN. 0029057702 (Ketua) FTIRS-ITS Teknik Kimia 10 - Merencanakan aktifitas penelitian, pengadaan
bahan kimia bahan baku dan pembuatan peralatan sintesis biodiesel
- aktifitas penelitian dengan semua anggota - Pengolahan data bersama
dengan semua anggota - Pelaporan dan pembuatan
30 No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu) Uraian Tugas
2 Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA/NIDN. 0028045002 (Anggota 1) FTIRS-ITS Teknik Kimia 10 - Mengkoordinasikan
proses sintesis biodiesel, preparasi katalis zeolit alam untuk dimodifikasi - karakterisasi katalis; - Mengkoordinasikan
pelaksanaan proses
transesterifikasi minyak
biji kapuk dengan
menggunakan katalis
yang telah dikarakterisasi. - Semua kegiatan diatas
dilakukan dengan bantuan mahasiswa S2 yang terlibat 3 Hikmatun Ni’mah, S.T., M.S., Ph.D/NIDN. 0010108402 (Anggota 2) FTIRS-ITS Teknik Kimia 10 - Mengkoordinasikan
proses sintesis biodiesel, preparasi katalis zeolit alam untuk dimodifikasi - karakterisasi katalis; - Mengkoordinasikan
pelaksanaan proses
transesterifikasi minyak
biji kapuk dengan
menggunakan katalis
yang telah dikarakterisasi. - Semua kegiatan diatas
dilakukan dengan bantuan mahasiswa S2 yang terlibat
31 No Nama/NIDN Instansi Asal Bidang Ilmu Alokasi Waktu (jam/minggu) Uraian Tugas
4 A.R. Yelvia Sunarti, S.T./ NRP. 02211850012004 (Anggota 3) FTIRS-ITS Teknik Kimia 10 - Melaksanakan penelitian
- Turut serta memonitoring kegiatan penelitian - Menyiapkan bahan-bahan
kajian termasuk literatur
4.8 Anggaran Biaya
Tabel 4.3 Anggara Biaya
No Jenis Pengeluaran Biaya yang Diusulkan
1 Honorium untuk pelaksan, petugas laboratorium,
pengumpul data, pengolah data, honor operator, dan honor pembuat sistem, dsb
-
2 Pembelian Bahan Habis Pakai dan Peralatan 36.600.000,-
3 Perjalanan untuk survei/sampling data,
seminar/workshop, biaya akomodasi-konsumsi, transport, dsb
12.400.000,-
4 Pembelian ATK 760.000,-
32 BAB V JADWAL PENELITIAN No Bentuk Kegiatan TAHUN PERTAMA Minggu Pelaksana Bulan Ke-1 Bulan Ke-2 Bulan Ke-3 Bulan Ke-4 Bulan Ke-5 Bulan Ke-6 Bulan Ke-7 Bulan Ke-8 Bulan Ke-9 Bulan Ke-10 Bulan Ke-11 Bulan Ke-12 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 Studi Pustaka 2
Persiapan peralatan, bahan kimia, bahan baku minyak biji kapuk dan
zeolit alam
3 Analisis Minyak Biji Kapuk 4 Preparasi katalis zeolit alam dan
karakterisasi awal katalis yaitu AAS 5 Modifikasi zeolit alam secara kimia
dan kalsinasi
6
Analisa Katalis dengan menggunakan metode (Analisa
XRD dan AAS)
7
Uji aktivitas katalis pada proses sintesis biodiesel dengan
menggunakan minyak biji kapuk 8 Analisa komposisi produk Biodiesel
dan pengolahan data eksperimen 9 Pembuatan artikel ilmiah jurnal
internasional
10 Seminar Internasional 11 Pembuatan laporan penelitian
33 BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
[1] BP Statistical Review of World Energy 2015 and SKK Migas, 2015.
[2] Asri, N. P., Machmudah, S., Wahyudiono, W., Suprapto, S., Budikarjono, K., Roesyadi, A., dan Goto, M., (2013). “Palm oil transesterification in sub and supercritical methanol with heterogeneous base catalyst”, Chemical Engineering
and Processing Process Intensification, 72, 63-67
[3] Kouzu, M., dan Hidaka, J.S., (2012), “Tranesterification of vegetable oil into biodiesel catalyzed by CaO: A review”, Fuel, 93, 1-12.
[4] Fei, L., Reddy, K, H., Hill, J., Lin, Q., Yuan, B., Xu, Y., Dailey, P., Deng, S., dan Luo, H., (2012), “Preparation of Mesoporous Silica-Supported Palladium Catalysts for Biofuel Upgrade”, Journal of nanotechnology.
[5] Taufiqurrahmi, N., dan Bhatia S., (2011), “Catalytic cracking of edible and non-edible oils for the production of biofuels”, Energy Environ. Sci., 4, 1087–1112. www.rsc.org/ees.
[6] Bokhari, A., Chuah, F, L., Yusup, S., Ahmad, J., Shamsuddin, R, M., dan Teng, K, M., (2015), “Microwave-assisted methyl esters synthesis of Kapok (Ceiba
pentandra) seed oil: parametric and optimization study”, Biofuel Research Journal, 7, 281-287.
[7] Lam, M.K., Lee, K.T., and Mohamed, A.R., (2010), “Homogeneous, Heterogeneous and Enzymatic Catalysis for Transesterification of High Fre Fatty Acid Oil (Waste Cooking Oil) to Biodiesel: A Review”, Biotechnology Advances, 28, 500-518.
[8] Risnoyatiningsih, S., (2010), “Biodiesel from Avocado Seeds by Transesterification Process”, Jurnal Teknik Kimia, 5(1), 345-351.
[9] Gashaw, A., and Teshita, A., (2014), “Production of Biodiesel from Waste Cooking Oil and Factors Affecting its Formation: A Review”, International Journal of
Renewable and Sustainable Energy, 3(5), 92-98.
[10] Riyanto, A.F., (2007), “Studi Reaksi Katalitik O-Metilasi Fenol dan Metanol menjadi Anisol dengan Menggunakan Katalis Zeolit X dalam Fasa Cair”,
Departemen Kimia UI, Depok.
[11] Yuanita, D., (2009), “Hidrogenasi Katalitik Metil Oleat menjadi Stearil Alkohol Menggunakan Katalis Ni/Zeolit Alam”, Prosiding Seminar Nasional Kimia
UNY, Yogyakarta, 1-8.
[12] Setyawan, P.H., (2002), “Pengaruh Perlakuan Asam: Hidrothermal dan Impregnasi Logam Kromium pada Zeolite”, Jurnal Ilmu Dasar, 3, 103-109.
[13] Trisunaryanti, W., Triwahyuni, E., dan Sudiono, S., (2005), “Preparasi Modifikasi dan Karakterisasi Katalis Ni-Mo/Zeolit Alam dan Mo-Ni/Zeolit Alam”, Jurnal
Teknologi Industri, 10, 269-282.
[14] Ertan, A., and Ozkan, F.C., (2005), “CO2 and N2 Adsorption on the Acid (HCl,
HNO3, H2SO4 and H3PO4) Treated Zeolites”, Adsorption, 11, 151-156.
[15] Groen, J.C., Peffer, L.A.A., Moulijn, J.A., Perez Ramirez, J., (2004), “Mesopority Development in ZSM-5 Zeolite Upon Optimized Desilication Conditions in Alkaline Medium”, Colloid Surfaces A Physicochem Eng. Asp., 241(3), 53-58. [16] Ketaren, S., (1985), Minyak dan lemak pangan, Universitas Indonesia Press.
34
[17] Putri, E.M.M., Rachimoellah, M., Santoso, N. And Pradana, F., (2012), “Biodiesel Production from Kapok Seed Oil (Ceiba pentandra) Through the Transesterification Process by Using CaO as Catalyst”, Global Journal of
Researches in Engineering Chemical Engineering, 12(2).
[18] Norazahar, N., Yusup, S., Ahmad, M.M., Bakar, A., and Ahmad, J., (2012), “Parametric Optimization of Kapok (Ceiba pentandra) Oil Methyl Ester Production Using Taguchi Approach”, International Journal of Energy and
Environment, 6, 541-548.
[19] Kathirvelu, S., Moorthi, N. Shenbaga Vinayaga., Krishnan, S. Neela., Mayilsamy, K., Krishnaswamy, T., (2014). “Production of biodiesel from non-edible ceiba pentandra seed oil having high FFA content”, ARPN Journal of Engineering and
Applied Sciences, Vol. 9, No.12, Desember, pp. 2625-2634.
[20] Tukur, Y., and Ibrahim, H., (2015), “Transesterification of Kapok Oil Using Calcium Oxide Catalyst: Methyl Esters Yield with Catalyst Loading”, International
Journal of Scientific & Technology Research, 4(12), 359-361.
[21] Muhammad, C., Usman, Z., and Agada, F., (2018), “ Biodiesel Production from Ceiba pentandra Seed Oil Using CaO Derived from Snail Shell as Catalyst”,
Petroleum Science Engineering, 2(1), 7-16.
[22] Kusmiyati, K., Prasetyoko, D., Murwani, S., Fadhilah, M.N., Oetami, T.P., Hadiyanto, H., Widayat, W., Budiman, A., and Roesyadi, A., (2019), “Biodiesel Production from Reutealis Trisperma Oil Using KOH Impregnated Eggshell as A Heterogeneous Catalyst”, Energies, 12.
35 BAB VII LAMPIRAN BIODATA PENELITI
1. Ketua
a. Nama Lengkap : Firman Kurniawansyah, ST., M.Eng.Sc, PhD
b. NIP/NIDN : 19770529 2003 12 1002/0029057702
c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor
d. Bidang Keahlian : Chemical Engineering
e. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia/FTIRS
f. Alamat Rumah dan No. Telp : Departemen Teknik Kimia, Kampus ITS,
Keputih,
Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur 60111
g. Riwayat penelitian/pengabdian
No Tahun Judul Penelitian/ Pengabdian
Pendanaan Jabatan
Sumber Jumlah (Juta (Rp))
1 2010 Pembuatan Microsphere Polistirena
dengan Proses Presipitasi Anti-solvent Superkritis Menggunakan Metode Aerosol Solvent Extraction System (ASES)
Hibah Bersaing
2 2011 Pemanfaatan Pati Termodifikasi
(St-g-PAM) Sebagai Flokulan
Berbasis Bahan Baku Terbaharukan dan Poly Aluminium Chloride untuk Menghilangkan Warna pada Air Limbah.
Hibah Produktif
ITS
h. Publikasi
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1
Particle processing by dense gas anti-solvent precipitation Chemical Engineering Journal Vol 308, halaman 535-543, tahun 2017 2
Polymorphism of curcumin from dense gas antisolvent precipitation,
Powder Technology
Vol 305, halaman 748-756, 2017
3
The Application of Supercritical CO2
Based Technology for Curcumin Particle Processing Materials Science Forum Vol. 864, halaman 81-85, 2016 4
Inhalable curcumin formulations by supercritical
Powder Technology
Vol. 284 halaman 289-298 tahun 2015
36
5
Inhalable curcumin formulations: Micronization and bioassay
Chemical Engineering Journal vol. 279, halaman 799-808, tahun 2015 i. Paten j. Tugas Akhir
No Tugas Akhir/Tesis/Disertasi Tahun Bimbingan
1 2
37
2. Anggota 1
a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA
b. NIP/NIDN : 19500428 197903 1 002/0028045002
c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Guru Besar
d. Bidang Keahlian : Proses Kimia
e. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia/ FTIRS
f. Alamat Rumah dan No. Telp : Jurusan Teknik Kimia-FTI Kampus ITS
Sukolilo,
Surabaya
g. Riwayat penelitian/pengabdian
No Tahun Judul Penelitian/ Pengabdian
Pendanaan Jabatan
Sumber Jumlah (Juta (Rp))
1
2017-2019 Pembuatan dietil etir
sebagai pengganti bahan bakar bensin Hibah Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi 280 2 2016 Pengembangan Produksi
Biofuel dari Minyak
Nyamplung dan CPO
dengan Katalis
Ni/Zn-HZSM-5 Double Promotor Hibah penelitian Pendukung Unggulan ITS 117 3 2014 - 2015
Rekayasa Katalis Ni-Zn/HZSM-5 Double Promotor untuk Memproduksi Biofuel dari Minyak Bintaro
Hibah penelitian Pendukung Unggulan ITS
143
4 2013 Pembuatan Biofuel Cair
Dari Minyak Sawit
Dengan Katalis Komposit Berbasis Alumina Stranas (Strategis Nasional)Tahun Pertama, DIKTI 90 5 2012 Peningkatan Aktivitas Katalis Heterogen Berpenyangga Alumina Untuk Produksi Biodiesel Pada Reaktor Fixed Bed Kontinyu
Laboratorium ITS, Dana Lokal ITS
32,5
6 2012 Pembuatan Biofuel
Cair Dari Minyak Sawit Dengan Katalis Komposit Berbasis Alumina Stranas (Strategis Nasional) Tahun Kedua 90
38
, DIKTI
7 2011 Kinetika Reaksi
Transesterifikasi
Minyak dengan
Katalis Padat dan
Promotor. (ketua peneliti) Penelitian Produktif, Dana Hibah PU M Jurusan –ITS 23,3
8 2011 Produksi biofuel dari
minyak sawit dengan proses hidrocraking dan katalis Ni-Mo Hibah Guru Besar, Dan a Lokal ITS 46
9 2010 Studi Pembuatan Metil
Ester dari Minyak Kelapa sawit dengan Katalis Padat CaO/γ-Al2O3. (ketua peneliti)
Dana Lokal – ITS
40
10 2010 Pengaruh waktu
dealuminasi dan jenis
sumber zeolit alam
terhadap kinerja H- Zeolit untuk proses dehidrasi etanol
Dana Lokal – ITS
40
11 2012 Pemberdayaan Kabupaten
Sampang Sebagai Sentra Penghasil Garam Kualitas Industri
Dana Lokal
15
12 2010 Peningkatan Kualitas
Garam Dana Lokal
40
13 Pemberdayaan
kabupaten sampang sebagai sentra penghasil garam kualitas industri (anggota penelitian dan pengabdian masyarakat)
- -
14 Team survey dan
Penyuluhan Industri Kerajinan Batik Sendang Lamongan Jawa Timur
- -
15 Team studi dampak
pembangunan PLTN-Desalinasi
39
di Madura
16 Team penanggulangan
limbah padat PT Badak Bontang - - 17 Team konsultan pendirian PT Gondorukem PT Perhutani - - 18 Team konsultan
pendirian pabrik garam rakyat PT Garam
- -
19 1996-
2000
Ketua Himpunan Polymer Cabang Jawa Timur - - 20 2005- sekarang Sekretaris Jendral Dewan Pembangunan Madura - - 21 2007- 2012 Anggota dewan Komisaris PT Garam - - 22 2008- sekarang Sekretaris Jenderal Forum Intelektual Indonesia - - h. Publikasi
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1
Zn-Mo/HZSM-5 Catalyst for Gasoil Range Hydrocarbon
Production by Catalytic Hydrocracking of Ceiba pentandra Oil
Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 13 (1): 136-143/2017 2
Hydrocracking of Cerbera manghas Oil with Co-Ni/HZSM-5 as Double Promoted Catalyst. Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 12 (2): 167-184/2017 3
Hydrotalcite Catalyst for Hydrocracking Calophyllum inophyllum Oil to Biofuel : A Comparative Study with and without Nickel Impregnation Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 2017
40
4
Production of Biofuel by Hydrocracking of Cerbera Manghas Oil Using Co-Ni/HZSM-5 Catalyst : Effect of Reaction Temperature Journal of Pure and Applied Chemistry Research 5 (3) : 189-195/2017 5
Green gasoil production by Hydrocracking of Callophylum Inophyllum Lin oil over Ni/Hydrotalcite derived mixed oxides
Makara Journal of Science, University of
Indonesia
6
Preparation of hierarchical mesoporous Co-Ni/HZSM-5 catalyst and its application in hydrocracking of Sunan candlenut oil (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw).
(Reviewed in Journal of Engineering Science and Technology (JESTEC), Taylor’s University, Malaysia) First round in REVIEW/2017 7
Hydrocracking of non-edible vegetable oil with Co-Ni/HZSM-5 catalyst to gasoil containing aromatics Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 2017 8
Co-Ni/HZSM-5 Catalyst for
Hydrocracking of Sunan Candlenut Oil (Reutealis trisperma (Blanco) Airy Shaw) for Production of Biofuel
Journal of Pure and Applied Chemistry Research 6 (2): 84 – 92/2017 9
Synthesis and Characterization of Ni/Hydrotalcite dan Aplikasinya pada hidrocracking minyak nyamplung
Journal of Pure and Applied Chemistry Research 2016 10
Production of Biofuel by Hydrocracking of Cerbera Manghas Oil Using
CoNi/HZSM-5 Catalyst : Effect of Reaction Temperature Journal of Pure and Applied Chemistry Research 2016 11 Hydrocracking of Calophyllum
inophyllum Oil with Non-Sulfide CoMo Catalysts Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 10 (1)/ 61- 69/2015 12
Hydrocracking of Nyamplung Oil
(Calophyllum inophyllum Oil) Using CoMo/γ-Al2O3 and CoMo/SiO2
Catalysts Modern Applied Science Vol. 9, No. 7/2015; ISSN 1913-1844 E-ISSN 1913-
41
1852
13
Biodiesel Production Using Double- Promoted Catalyst Cao/KI/ -Al2O3 in Batch Reactor With Refluxed
Methanol Energy Systems and Management- Springer Proceedings in Energy 159-169/2015 14
Degradation of chitosan by sonication in very-low-concentration acetic acid Polymer Degradation and Stability, Elsevier 110/ 2014; 344- 352 15
HZSM-5 Catalyst for Cracking Palm Oil to Biodiesel: A Comparative Study With And Without Pt and Pd Impregnation
Scientific Study & Research Chemistry & Chemical Engineering, Biotechnology, Food Industry 15 /(1)/2014 pp. 081-090 16
Effects Of Ultrasound On The
Morphology, Particle Size, Crystallinity, And Crystallite Size Of Cellulose
Scientific Study & Research Chemistry & Chemical Engineering, Biotechnology, Food Industry 14 (4)/299- 23/2014, ISSN: 1582-540X 17
Non Catalytic Transesterification of Vegetables Oil to Biodiesel in Sub-and Supercritical Methanol: A Kinetic’s Study Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis 7 (3)/ 2013; 215- 223 i. Paten j. Tugas Akhir
No Tugas Akhir/Tesis/Disertasi Tahun Bimbingan
1 2
42
3. Anggota 2
a. Nama Lengkap : Hikmatun Ni’mah, S.T., M.Sc., Ph.D.
b. NIP/NIDN : 198410102009122006/0010108402
c. Fungsional/Pangkat/Gol. : Lektor
d. Bidang Keahlian : Polimer Fisik
e. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia/FTIRS
f. Alamat Rumah dan No. Telp : Jurusan Teknik Kimia Kampus ITS Sukolilo-
Surabaya 60111 / 085748898860
g. Riwayat penelitian/pengabdian
No Tahun Judul Penelitian/ Pengabdian
Pendanaan Jabatan
Sumber Jumlah (Juta (Rp))
1
2015-2016
Teknik Inklusi Ketoprofen-Cyclodextrin Dengan Bantuan Karbondioksida Superkritis Untuk Meningkatkan Kelarutan Dan Penyerapan Obat Di Dalam Tubuh
DRPM (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi) 75 Juta/ Tahun Anggota 2 2015
Teknik Produksi Etanol Food Grade untuk Memanfaatkan Batang Sorgum sebagai Upaya
Meningkatkan Perekonomian Pedesaan DRPM (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi) 75 Juta Anggota 3 2016
Pemanfaatan Selulosa dari Limbah Jerami Padi sebagai Reinforcement Agent pada Polimer Biodegradable Poly(L-Lactic Acid) (PLLA)
PNBP-ITS (Penelitian Doktor Baru) 25 Juta Ketua 4 2016
Kajian Properti Adsorpsi dan Desorpsi Thermosensitive NIPAM-co-DMAAPS Gel sebagai
Adsorben Ion Logam
PNBP-ITS (Penelitian Doktor Baru) 25 Juta Anggota 5 2017 Pengembangan Material
Biokomposit dengan Sifat Unggul Berbasis Poly(L-Lactide) (PLLA) untuk Aplikasi dalam Bidang Biomedik DRPM (Penelitian Pasca Doktor) 187,5 Juta Ketua 6 2018 Pengembangan Material
Biokomposit dengan Sifat Unggul Berbasis Poly(L-Lactide) (PLLA) untuk Aplikasi dalam Bidang Biomedik Penelitian Pasca Doktor 180 Juta Ketua 7 2018
Studi properti adsorpsi cellulose acetate/ poly(l-lactic acid) bead sebagai biodegradable adsorben zat warna
PDUPT 153 Juta
43
8
2018
Studi properti adsorpsi cellulose acetate/ poly(l-lactic acid) bead sebagai biodegradable adsorben zat warna
PDUPT 153 Juta
Ketua
9 2017 Pelatihan Pembuatan Produk
Personal Care : Shower Gel dan Sabun Cair bagi Masyarakat Keluarahn Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya
BOPTN-ITS
17 Juta
10
2015 Pelatihan Pengolahan Limbah Cair
dan B3 Peserta Industri 45 Juta 11 2016 CSR Pertamina TBBM Tuban, Pembuatan pupuk kompos dari limbah pertanian jagung
Pertamina 500 Juta
12
2016
Pengenalan Teknik Kimia dan Aplikasinya di SMA Hangtuah 4 Surabaya
Mandiri 2,5 Juta
13
2016
Pengenalan Teknik Kimia dan Workshop Chem E Car di SMA Hangtuah 2 Sidoarjo
Mandiri 5 Juta
14
2016
Pelatihan Pembuatan Sabun bagi Masyarakat Kelurahan Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya
BOPTN-ITS 15 Juta
15
2016
Kajian Pengurangan Emisi
Polybrominated Diphenyl Ethers
(PBDE) dan Unintentional
Persistent Organic Pollutants
(UPOPs) yang Berasal dari Proses Produksi, Kegiatan Daur Ulang dan Pengelolaan Limbah Plastik di Indonesia
UNDP 495 Juta
16
2016 Pendidikan dan Pelatihan Korosi dan Proteksi Katodik
Peserta
Industri 60 Juta
17
2017
Pelatihan Pembuatan Produk
Personal Care : Shower Gel dan
Sabun Cair bagi Masyarakat
Keluarahn Keputih, Kecamatan
Sukolilo, Surabaya
BOPTN-ITS 17 Juta
h. Publikasi
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1 Effects of Glycine-Based Ionic Liquid on Spherulite Morphology of Poly(l-Lactide)
Macromolecular Chemistry and Physics
44
Impact factor:
2.616 (SCI-2014)
2
Composite Banded Core and Non-banded Shell Transition Patterns in
Stereocomplexed Poly(lactide acid) Induced by Strongly Interacting
Poly(p-vinyl phenol) RSC Advances Impact factor: 3.84 (SCI-2014) 4/56294-56301/ 2014 3
Coexisting Straight, Radial, and Banded Lamellae on the Six Corners of Hexagon-Shaped Spherulites in Poly(l-Lactide)
Macromolecular Chemistry and Physics Impact factor: 2.616 (SCI-2014) 215/1838-1847/ 2014 4
Anisotropic Nucleation and Janus-Faced Crystals of Poly(L-lactic acid) Interacting with an Amorphous Diluent
Industrial & Engineering Chemistry Research Impact factor: 2.587 (SCI-2014) 53/9772–9780/2014 5
A novel hexagonal crystal with a hexagonal star-shaped central core in poly(L-lactide) (PLLA) induced by an ionic liquid Crystal Engineering Community (CrystEngComm) Impact factor: 4.034 (SCI-2014) 16/4945-4949/2014 6
Dendritic Morphology Composed of Stacked Single Crystals in Poly(ethylene succinate) Melt-Crystallized with
Poly(p-vinyl phenol)
Crystal Growth & Design
Impact factor: 4.891 (SCI-2014)
14/576−584/2014
7
Diversification of spherulite patterns in poly(ethylene succinate) crystallized with strongly interacting poly(4-vinyl phenol)
Journal of Polymer Research Impact factor: 1.92 (SCI-2014) 21/339/2014 8
Configurational Effects on Crystalline Morphology and Amorphous Phase Behavior in Poly(3-hydroxy butyrate) Blends with Tactic Poly(methyl methacrylate) Journal of Applied Polymer Science Impact factor: 1.768 (SCI-2014) 129/3113-3125/2013
9 Sulfonated nanoplates in proton conducting membranes for fuel cells
RSC Advances Impact factor: 3.84 (SCI-2014) 1/968-972/2011 i. Paten j. Tugas Akhir
45
1 2
46
4. Anggota 3
a. Nama Lengkap : A.R. Yelvia Sunarti, S.T.
b. NRP : 02211850012004
c. Fungsional/Pangkat/Gol. : -
d. Bidang Keahlian : Teknologi Proses
e. Departemen/Fakultas : Teknik Kimia/ FTIRS
f. Alamat Rumah dan No. Telp : Jl. Rodah No.8, Gebang Putih, Sukolilo, Surabaya
/081268439068
g. Riwayat penelitian/pengabdian
No Tahun Judul Penelitian/ Pengabdian
Pendanaan Jabatan
Sumber Jumlah (Juta (Rp)) 1 - - 2 - - h. Publikasi
No Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomor/Tahun
1
Characteristics of Liquid Smoke from the Pyrolysis of Durian Peel Waste at
Moderate Temperatures Rasayan Journal of Chemistry 11/2/2018 2 i. Paten - j. Tugas Akhir
No Tugas Akhir/Tesis/Disertasi Tahun Bimbingan
1 -
47 Lampiran Justifikasi Anggaran Penelitian 1. Honor
Honor Honor/Jam Waktu
(Jam /Mingg u) Minggu Honor per tahun (Rp) Ketua Pelaksana - 10 10 - Anggota Pelaksana 1 - 10 10 - Anggota Pelaksana 2 - 10 10 - Anggota Pelaksana 3 - 10 10 -
2.Pembelian Bahan Habis Pakai dan Peralatan
Material Justifikasi Pembelian Kuantitas Harga
satuan (Rp) Harga Bahan dan Peralatan
Minyak Biji Kapuk Bahan baku pembuatan
biodiesel
10 Liter 85.000 850000
Zeolit Alam
Tasikmalaya
Bahan baku pembuatan katalis
1 kg 75000 75000
Zeolit Alam
Lampung
Bahan baku pembuatan katalis
1 kg 75000 75000
Asam Klorida (HCl) 1 M
Bahan kimia untuk aktivasi katalis
2 Liter 100000 200000
Asam Florida (HF) 40%
Bahan kimia untuk aktivasi katalis
1 Liter 500000 500000
Natrium Hidroksida (NaOH)
Bahan kimia untuk aktivasi katalis
1 kg 250000 250000
Kertas Saring Untuk menyaring katalis
dari larutan
10 Lembar
17000 170000
Asam Phospat Bahan kimia untuk
degumming minyak
1 Liter 170000 170000
Methanol Bahan kimia untuk sintesa
biodiesel
10 Liter 170000 1700000
Labu leher 3 Alat untuk rangkaian
reactor batch
2 unit 500000 1000000
Condenser Alat untuk rangkaian
reactor batch
2 unit 500000 1000000
Pompa Alat untuk rangkaian
reactor batch
1 unit 70000 70000
Selang Alat untuk rangkaian
reactor batch
5 meter 10000 50000
Heater Pemanasan untuk proses
transesterifikasi biodiesel