• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer).Ada tiga sektor perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu: sektor utama, sektor manufaktur, dan sektor jasa.

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang membeli bahan mentah, mengolahnya sehingga menjadi produk jadi yang siap pakai dan menjualnya kepada konsumen yang membutuhkan. Fungsi utama perusahaan manufaktur adalah sebagai jembatan antara perusahaan penghasil bahan mentah dengan konsumen yang membutuhkan barang yang memiliki nilai tambah lebih tinggi dari bahan mentah tersebut. Perusahaan manufaktur harus mengolah terlebih dahulu bahan baku atau bahan mentah yang dibelinya sebelum menjualnya kepada masyarakat. Dalam proses pengolahan tersebut, perusahaan manufaktur membutuhkan biaya tambahan dalam berbagai bentuknya agar proses pemberian nilai tambah dapat terjadi.

Perkembangan sektor industri barang konsumsi di Indonesia sangat menarik untuk diamati. Sektor ini merupakan salah satu sektor yang dapat bertahan di tengah kondisi perekonomian Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan karena sektor ini memproduksi produk makanan dan minuman yang merupakan salah

(2)

satu kebutuhan yang penting bagi masyarakat Indonesia. Pada perkembangannya terutama pada tahun 2012 sampai tahun 2015 menunjukkan perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun meskipun dari tahun 2013 sampai 2014 mengalami penurunan namun sektor ini kembali meningkat pada tahun 2015, dikarenakan hal ini peneliti menganggkat perkembangan sektor ini sebagai penelitian. Adapun gambaran dari perkembangan tersebut sebagai berikut:

0 50 100 150 200 250 2012 2013 2014 2015 Gambar 1.1

Persentase Perkembangan PDB Sektor Industri Barang Konsumsi

Penelitian ini memfokuskan pada sektor industri barang konsumsi sebagai populasi dan sampel penelitian, dengan tujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2012-2015.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

(3)

Sehingga laporan keuangan memegang peranan yang luas dan mempunyai suatu posisi yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan.

Laporan Keuangan menurut PSAK No. 1 (revisi 2012) tentang penyajian laporan keuangan: “Laporan Keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pengguna. Menurut Hery (2012:4) laporan keuangan merupakan alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan menyediakan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari suatu proses pencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang di bebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan serta sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.

Salah satu komponen dalam laporan keuangan adalah laporan laba rugi yang merupakan salah satu fokus utama dari pengguna laporan keuangan. Dimana laporan laba rugi menggambarkan kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu. Penilaian atas kinerja yang dijalankan perusahaan tercermin dari perolehan laba atau rugi yang dihasilkan dalam periode tersebut. Oleh karena itu, laporan laba rugi merupakan salah satu bagian yang menjadi sasaran kegiatan manipulasi yang dilakukan oleh manajemen dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan sepihak tapi di sisi lain akan dapat merugikan pihak lain seperti para investor maupun kreditor ataupun lainnya.

Menurut Najmi (2015:2) Untuk dapat mencapai suatu target laba, biasanya manajemen akan memilih kebijakan akuntansi tertentu sehingga nantinya laba perusahaan dapat diatur. Pemilihan kebijakan akuntansi ditujukan agar perusahaan dapat menaikkan atau menurunkan laba yang diperoleh sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manajemen agar laporan keuangan perusahaan terlihat baik dimata para pengguna. Kadang kala tindakan tersebut bertentangan dengan prinsip utama dalam perusahaan, perilaku manajemen seperti yang digambarkan diatas disebut dengan istilah manajemen laba (earnings management).

(4)

Manajemen laba didefinisikan sebagai upaya manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi dalam laporan keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi keuangan (Sulistyanto, 2008:6).

Ada alasan mendasar mengapa manajer melakukan manajemen laba. Harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh laba, risiko, dan spekulasi. Oleh sebab itu, perusahaan yang labanya selalu mengalami kenaikan dari periode secara konsisten akan mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar dibandingkan presentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko (Sulistyanto 2008:47).

Fenomena adanya praktik manajemen laba pernah terjadi di salah satu perusahaan sektor industri barang konsumsi pun di temukan tindakan manajemen laba di antaranya pada PT.Akasha Wira Internasional (ADES) Jumlah laba komprehensif Perseroan tahun 2013 adalah Rp 98,6 milyar, atau mengalami kenaikan sebesar 11,8 % dibandingkan tahun 2012 yang sebesar Rp 83 milyar. Namun setelah laporan keuangan PT.Akasha Wira Internasional diaudit ternyata terjadi penurunan laba bersih sebesar 33% atau 26,6 milyar. Penurunan laba tersebut diakibatkan oleh penjualan bersih tumbuh lebih rendah daripada kenaikan beban. Auditor mencatatkan peningkatan beban usaha sebesar Rp 42 milyar di tahun 2013, sedangkan total penjualan berjumlah Rp.502,5 milyar atau mengalami kenaikan 5% dari total penjualan 2012 yang berjumlah Rp.476 milyar. (Sumber:Detik.com). Tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh PT ADES yaitu dengan menaikkan nilai laba dari nilai seharusnya. Lebih tepatnya dengan menaikan nilai jumlah laba sebanyak 21,8% dari seharusnya. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar terlihat pertumbuhan nilai yang positif, sehingga akan menarik minat investor, karena investor lebih tertarik dengan laba yang besar.

Dari contoh kasus manajemen laba yang terjadi di Indonesia ini dapat berdampak negatif terhadap perusahaan, selain itu dapat merugikan pihak eksternal yang memiliki peran dalam perusahaan tersebut. Salah satu contoh dari

(5)

pihak eksternal adalah investor. Adanya manajemen laba, akhirnya akan berdampak pada biasnya informasi yang terdapat dalam laporan keuangan perusahaan yang dapat pula mempengaruhi pengambilan keputusan investor ataupun pihak internal lainnya yang memiliki peran dan bergantung pada informasi yang ada didalam laporan keuangan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi manajer dalam melakukan manajemen laba, diantaranya adalah

profitabilitas, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan.

Profitabilitas merupakan salah satu variabel yang sering diteliti kaitannya dengan manajemen laba. Profitabilitas sendiri merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Bila perusahaan memiliki profitabilitas yang memadai, perusahaan memiliki peluang untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya (Solihin, 2009). Investor yang potensial akan menganalisis dengan cermat kelancaran sebuah perusahaan dan kemampuan untuk mendapatkan keuntungan (profitabilitas), karena mereka mengharapkan dividen dan harga pasar dari sahamnya (Fahmi, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Wibisana dan Ratnaningsih (2014) dalam Najmi (2015) menyatakan bahwa tingkat profitabilitas berpengaruh terhadap tindakan perataan laba yang dilakukan perusahaan, dimana tindakan perataan laba merupakan salah satu metode yang dilakukan perusahaan dalam manajemen laba. Sedangkan penelitian Bestivano (2013) dalam Najmi (2015) menyatakan bahwa profitabilitas tidak memberikan pengaruh terhadap manajemen laba, karena investor mengabaikan informasi ROA sehingga manajemen mengabaikan profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama satu periode waktu tertentu. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan maka kinerja dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan juga meningkat. Oleh karena itu, hubungan antara profitabilitas dengan manajemen laba adalah ketika profitabilitas yang diperoleh perusahaan kecil pada periode waktu tertentu akan memicu perusahaan untuk melakukan manajemen laba dengan cara meningkatkan pendapatan yang diperoleh sehingga akan memperlihatkan saham dan mempertahankan investor yang ada.

(6)

Menurut Brigham dan Houston (2009:26) permasalahan agen terjadi ketika manager perusahaan memiliki kurang dari 100 persen saham perusahaan tersebut. Jika perusahaan dikelola sebagai perusahaan perorangan oleh pemiliknya, maka manajer akan menjalankan perusahaan untuk memaksimalkan kesejahteraannya. Namun, jika manajer-pemilik menjual beberapa saham kepada pihak luar (sehingga perusahaannya tidak dimiliki sendiri), maka konflik kepemilikan yang potensial akan segera muncul. Sekarang manajer-pemilik mungkin akan menjalankan perusahaan dengan lebih santai dan bekerja tidak terlalu keras untuk memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham, karena kesejahteraan manajer-pemilik sebagai pemegang saham telah berkurang. Tetapi, adanya kepentingan untuk melaporkan kinerja yang baik kepada investor membuat manajer cenderung melakukan manajemen laba. Hal ini dibuktikan oleh beberaoa penelitian yang telah dilakukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Putrid dan Yuyyeta (2013) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba dengan kesimpulannya bahwa semakin besar kepemilikan manajerial akan semakin rendahnya manajemen laba. Peneltian lainnya yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Alves (2012) yang mencapai kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba. Berbeda hasil dengan penelitian yang dilakukan oleh Dela dan Sunaryo (2010) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

Terdapat dua pandangan tentang bentuk hubungan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba. Pandangan pertama menyatakan bahwa ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan manajemen laba. Karena perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil, sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen laba. Moses (1997) mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih besar untuk melakukan perataan laba atau salah satu bentuk dari manajemen laba dibandingkan perusahaan kecil, karena memiliki biaya politik lebih besar. Biaya politik muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian media dan konsumen. Sehingga dalam

(7)

penelitian yang dilakukan oleh Nyoman Ari dan Gusti Ayu (2015) ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Rice (2013) ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba karena, ukuran perusahaan merupakan indikator penting dalam menjelaskan pemilihan metode akuntansi. Ukuran perusahaan dapat digolongkan sebagai salah satu unsur dari lingkungan kerja yang akan turut mempengaruhi persepsi manajemen nantinya.

Dikarenakan adanya perbedaan hasil penelitian pada penelitian-penelitian sebelumnya, maka mendorong penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai manajemen laba pada perusahaan-perusahaan yang ada di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penulis memilih perusahaan-perusahaan yang ada di sektor industry barang konsumsi karena memberi pertimbangan pada jenis usahanya yang memungkinkan banyak terjadi manajemen laba akibat perusahaan-perusahaan pada sektor ini yang masih bertahan dalam persaingan ekonomi pada masa ini.

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini mengambil judul “PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI (STUDI PADA

PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2015)”

1.3 Perumusan Masalah

Hal yang menjadi perhatian dan penilaian investor dan stakeholders lainnya untuk proses pengambilan keputusan salah satunya adalah laba. Agar mendapatakan nilai laba yang dapat menarik perhatian dan minat stakeholders, pihak manajemen memanfaatkan celah fleksibilitas dalam memilih kebijakan akuntansi untuk mengatur nilai laba. Adanya asimetri informasi antara pemilik dan manajemen juga semakin memungkinkan timbulnya praktik manajemen laba. Maka dari itu setiap pihak yang berkepentingan termasuk stakeholders harus mengetahui apakah laporan keuangan yang disajikan perusahaan tersebut

(8)

mengandung tindakan manajemen laba atau tidak. Hal tersebut dapat dianalisis dari pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan.

Menurut penelitian-penelitian terdahulu terdapat banyak hasil yang berbeda-beda mengenai pengaruh profitabilitas, kepemilikan manajerial, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba di sekor industri barang konsumsi. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti kembali dan menemukan hasil yang signifikan dari segi penulis sendiri.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas, maka pertanyaan penelitian yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015?

2. Apakah Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015?

3. Apakah Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba yaitu:

a) Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015?

b) Apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015?

c) Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015?

(9)

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan dan Manajemen Laba pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015

2. Untuk menguji apakah Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015

3. Untuk menguji apakah Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap manajemen laba yaitu:

a) Untuk menguji apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015

b) Untuk menguji apakah Kepemilikan Manajerial berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015

c) Untuk menguji apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Manajemen Laba pada perusahaan di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012-2015

1.6 Manfaat Penelitian 1. Bagi investor

Penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam mempertimbangkan keputusan yang berkaitan dengan penanaman investasi yang akan dilakukan pada suatu perusahaan. Diharapkan investor dapat benar-benar melakukan analisis mengenai keadaan perusahaan, karena dikhawatirkan tindakan manajemen laba yang dilakukan pihak perusahaan, sehingga dapat membahayakan investasi yang ditanam investor.

(10)

2. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan mengenai penerapan manajemen laba. Karena penerapan menejemen laba dapat merugikan pihak lain dan akan berpengaruh pada kepercayaan masyarakat maupun investor terhadap laporan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini meliputi manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan karena faktor-faktor seperti profitabilitas, kepemilikan manajerial dan ukuran perusahaan pada perusahaan yang ada di sektor industry barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015 karena perusahaan-perusahaan ini perusahaan-perusahaan yang masih selalu bertahan dalam perekonomian Indonesia.

1.8 Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang terdiri dari beberapa sub-bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjelasan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian yang menyangkut fenomena yang menjadi isu penting sehingga layak untuk diteliti disertai dengan argumentasi teoritis yang ada, perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori-teori terkait penelitian dan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian.

(11)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi karakteristik penelitian, alat pengumpulan data, tahapan penelitian, populasi dan sampel, validitas dan reabilitas, dan teknik analisis data dan pengujian hipotesis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan hasil penelitian, dimana hasil penelitian akan digunakan untuk menguji hipotesis yang ditentukan sebelumnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan peneliti, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian, dan saran yang dirumuskan secara konkrit.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Data sekunder yang digunakan diperoleh dari beberapa sumber antara lain dari Bank Sentral Nigeria, Kantor Federal Statistik dan Organisasi Perdagangan Pangan dan

Nilai raw accelerometer yang dihasilkan dimana pada dasarnya memiliki (noise) difilter dengan menggunakan low-pass filter dan nilai raw gyroscope yang dihasilkan memiliki

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Dalam melakukan perilaku menggosok gigi adalah dengan memecah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam sebuah task analysis. Berikut ini merupakan task analysis

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang

(2) Menjelaskan penerapan model kooperatif tipe Contextual Teaching and Learning Pada Tema 4 Berbagai Pekerjaan Muatan IPS dan Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Hasil Belajar