BOTANI
UMMU KALSUM
UNIVERSITAS GUNADARMA
ALAT PERKEMBANGBIAKAN
(organum reproductivum)
Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat
tumbuh menjadi individu baru alat
perkembangbiakan
Alat perkembangbiakan dibagi menjadi:
Vegetative atau aseksual tidak didahului
peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan betina)
Generative atau seksual didahului peristiwa
Alat perkembangbiakan vegetative
a. Alat vegetative alami terjadi menurut sifat
pembawaan tumbuhan itu sendiri, misal:
Umbi batang kentang, ketela rambat
Umbi lapis liliaceae, Allium cepa L,
bakung
Rimpang bunga tasbih dsb
Geragih arbei, pegagan
Anakan pisang, lili paris
b. Alat vegetative buatan hanya terjadi
karena perbuatan sengaja oleh manusia,
misal:
Setek atau turus suatu bagian alat hara
yang dipotong (dipisahkan dari induknya)
dan kemudian dapat tumbuh menjadi
tumbuhan baru. Setek dibedakan menjadi:
Setek batang: sepotong batang tua atau muda,misal ubi kayu
Setek akar misal sukun dan cemara Setek daun misal cocor bebek
Cangkokan seperti setek batang tetapi
mulanya dibuat luka melingkar dengan
mengelupas kulit batang, kemudian ditutup
dengan tanah dan selalu dibasahi, hingga
keluar akar dari bagian tersebut, baru
batang itu dipotong dibawah tempat
keluarnya akar
Perkembangbiakan vegetative diterapkan
dengan tujuan:
Karena tumbuhan itu hanya mungkin
dikembangbiakkan dengan jalan vegetative saja (ex: pisang)
Supaya tumbuhan baru lekas berbuah
Tidak perlu menunggu terlalu lama, sudah dapat
memperbanyak tumbuhan (tidak perlu menunggu sampai tumbuhan berbuah biji)
Untuk mendapatkan tumbuhan yang mempunyai
ALAT PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF
BUNGA (FLOS)
Pada bunga terjadi persarian (penyerbukan) dan
pembuahan yang akhirnya menjadi buah dan
terkandung biji tumbuhan baru
Berdasarkan letak dan susunannya, bagian bunga
dibedakan:
a. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun
menurut garis spiral (acyclis), misal bunga
cempaka (Michelia champaka L.)
b.
Bunga yang bagian-bagiannya tersusun
dalam lingkaran (cyclis), misal bunga
terong, bunga bakung
c.
Bunga yang sebagian bagian-bagiannya
duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain
terpencar atau menurut garis spiral
Sifat-sifat yang menarik dari bunga:
Bentuk bunga seluruhnya atau bentuk
bagian-bagiannya
Warnanya
Bau/aromanya
Ada dan tidak adanya nectar ataupun
Jumlah bunga dan tata letaknya
pada suatu tumbuhan
Tumbuhan menghasilkan 1 bunga saja
(planta uniflora) tumbuhan berbunga
tunggal
Tumbuhan berbunga banyak (planta
Menurut tempat bunga pada tumbuhan:
Bunga pada ujung batang (flos terminalis)
bunga kakao dan kembang merak
Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos
axilaris) kembang sepatu
Pada tumbuhan terkadang terdapat bunga yang
dalam jumlah banyak, kemungkinan letaknya:
Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi) kembang
sepatu
Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan
Bunga Majemuk (Anthotaxis, inflorescentia)
Bagian-bagian bunga majemuk:
A. Bagian yang bersifat seperti batang atau cabang: Ibu tangkai bunga (pedunculus atau rhachis)
bagian yang merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi
Tangkai bunga (pedicellus) cabang ibu tangkai
yang mendukung bunga
Dasar bunga (receptaculum) ujung tangkai
bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya
B.
Bagian yang bersifat seperti daun:
Daun-daun pelindung (bractea) bagian
serupa daun yang dari ketiaknya muncul
cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai
bunganya
Daun tangkai (bracteole) 1 atau 2 daun
kecil yang terdapat pada tangkai bunga
Seludang bunga (spatha) daun
pelindung yang seringkali menyelubungi
seluruh bunga majemuk saat belum mekar
Daun-daun pembalut (bractea involuclaris, involucrum)
sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak. Ex: bunga matahari
Kelopak tambahan (epicalyx) bagian-bagian serupa daun
yang berwarna hijau, tersusun dalam lingkaran dan terdapat dibawah kelopak. Ex: kembang sepatu
Daun-daun kelopak (sepale) Daun-daun mahkota (petale)
Daun-daun tenda bunga (tepale), jika kelopak dan mahkota
sama bentuk dan warnanya
Sifat-sifat bunga majemuk:
Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia
racemosa/centripala) kembang merak, mangga
Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa / centrifuge
/ definitia) ujung tangkai bunga selalu ditutup dengan suatu bunga, yakni:
monochasial ibu tangkai hanya mempunyai 1 cabang.
Ex: monokotil dan kapas
dichasial ibu tangkai keluar 2 cabang yang
pleiochasial ibu tangkai keluar > 2 cabang
pada suatu tempat yang sama tingginya pada
ibu tangkai tadi. Ex: oleander
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)
bunga majemuk yang memperlihatkan kombinasi
sifat majemuk tak berbatas dan berbatas
Bunga majemuk tak berbatas
Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga
bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya
• Tandan (racemus atau botrys) bunga
bertangkai nyata dan duduk pada ibu
tangkainya. Ex: kembang merak
• Bulir (spica) seperti
tandan tetapi bunga tidak bertangkai
• Untai seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya
mendukung bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya, bunga yang betina menjadi buah. Ex: sirih
• Tongkol (spandix) seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal dan sering berdaging. Ex:
Bunga payung (umbrella)
Bunga cawan (corymbus atau anthodium)
Bunga pita bunga mandul terdapat sepanjang
tepi cawan
Bunga tabung bunga yang terdapat diatas
cawannya sendiri
Bunga bongkol (capitulum) lamtoro, petai, putri malu Bunga periuk (hypanthodium) Ujung ibu tangkai
menebal, berdaging, seluruh bagian menebal sehingga tercapai bentuk bulat dan silinder. Ex: nangka
Ibu tangkai bercabang-cabang dan
cabangnya bercabang lagi
Malai (panicula) Malai rata cabang ibu tangkai terlihat seperti
bidang datar atau agak melengkung. Ex: bunga soka
Bunga payung majemuk bunga payung
bersusun. Ex: wortel
Bunga tongkol majemuk kelapa dan palma Bulir majemuk jagung
Bunga majemuk berbatas
Anak payung menggarpu (dichasium) ujung ibu
tangkai terdapat 1 bunga, dibawahnya terdapat 2 cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung 1 bunga di ujungnya. Ex: bunga melati (Jasminum sambac Ait)
Bunga tangga atau bercabang seling (cincinnus)
suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya
bercabang dan cabangnya bercabang lagi tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk 1 cabang saja yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan. Ex: suku Euphorbiaceae
Bunga sekerup (bostryx) ibu tangkai bercabang, setiap
bercabang hanya terbentuk ke kiri dan ke kanan dan cabang yang 1 berturut-turut membentuk sudut 90˚. Ex: bunga kenari
Bunga sabit (drepanium) seperto bunga sekerup tetapi
semua percabangan terletak pada 1 bidang, sehingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit
Bunga kipas (rhipidium) seperti bunga bercabang seling,
semua percabangan terletak pada 1 bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga tersebut
Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) bunga soka (malai rata tetapi bagian-bagiannya berupa anak payung menggarpu. Bunga kenari (susunan seperti malai tetapi ujungnya berupa sekerup)
Tipe lain bunga majemuk
Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster) seperti ibu
tangkainya berbuku-buku dan buku-bukunya terdapat sejumlah bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku tadi), sesungguhnya pada tempat ibu tangkai yang sama tinggi ada beberapa cabang yang merupakan suatu anak payung. Ex: suku Labiatae
Lembing (anthela) cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah
Tukal (glomerulus) bunga majemuk berbatas
yang terdiri atas kelompokan bunga kecil tidak
bertangkai, yang tersusun rapat pada
cabang-cabang bunga majemuknya
Berkas (fasciculus) bunga majemuk berbatas
dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih
besar daripada bunga tukal, mempunyai tangkai
yang tidak sama panjang
Tangkai bunga (pedicellus) bagian bunga
yang masih bersifat seperti batang, seringkali
terdapat daun peralihan
Dasar bunga (receptaculum) ujung tangkai
yang sering melebar dengan ruas amat pendek
sehingga daun mengalami metamorphosis
yang posisinya rapat satu sama lain terkadang
dalam 1 lingkaran
Hiasan bunga (perianthium) jelmaan daun
yang masih berbentuk lembaran, umumnya
tersusun dalam 2 lingkaran:
Kelopak (kalyx) hiasan bunga yang berada
pada lingkaran luar, biasanya warna hijau dan
menyelubungi kuncup bunga. Kelopak daun
terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala)
Mahkota (corolla) hiasan bunga yang terdapat
di lingkaran dalam, umumnya tdak berwarna hijau, terdiri atas daun mahkota (petala)
Bunga yang tidak ada hiasan bunga bunga telanjang (flos nudus). Ex: Euphorbia
Bunga yang kelopak dan mahkotanya sama tenda bunga (perigonum), terdiri atas daun tenda bunga (tepala). Ex:
kembang sungsang dan lili
Alat kelamin jantan (androecium) metamorphosis
daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium
terdiri atas sejumlah benang sari (stamen)
Alat kelamin betina (gynaecium) metamorphosis
daun daun buah (carpella). Alat kelamin betina
disebut putik (pistillum)
Berdasarkan kelengkapannya, bunga dibedakan
menjadi:
Bunga lengkap atau sempurna (flos completes) terdiri atas 1
lingkaran daun kelopak, 1 lingkaran daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benangsari dan 1 lingkaran putik. Jika terdiri dari 4 lingkaran disebut bunga tetrasiklik, dst
Bunga tidak lengkap atau tidak sempurna (flos incompletus)
salah satu bagian bunga atau alat kelaminnya tidak ada.
Berdasar alat kelamin:
Bunga banci atau berkelamin 2 (hermaphroditus) terong Bunga berkelamin tunggal (unisexual)
Berdasarkan letak/tempat alat kelamin:
Berumah 1 (monoecus) mempunyai bunga
jantan dan betina pada 1 individu. Ex: jagung,
mentimun, jarak
Berumah 2 (dioceus) bunga jantan dan
bunga betina terpisah tempatnya (beda
individu). Ex: salak
Poligami (polygamous) 1 tumbuhan terdapat
bunga jantan, bunga betina dan bunga banci
bersama-sama. Ex: pepaya
Keadaan bagian bunga:
Pelipatan (vernation) daun-daun kelopak dan
mahkota
Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap
sesamanya (aestivatio)
Susunannya:
Terbuka (aperta) kelopak dan mahkota tidak
bersentuhan
Berkatup (valvata) tepi kelopak atau mahkota
saling bertemu tapi tidak berlekatan
Berkatup dengan tepi melipat ke dalam
(induplicativa)
Berkatup dengan tepi melipat keluar (reduplicativa)
Menyirap tepi saling menutupi seperti susunan
Bentuk dasar bunga
Rata semua bagian bunga duduk sama tinggi diatas dasar
bunga. Ex: bunga manggis
Menyerupai kerucut putik yang berada ditengah-tengah
duduknya paling tinggi
Seperti cawan daun-daun kelopak dan mahkota bunga
duduknya seakan-akan seperti cawan, putik yang dibagian tengah lebih rendah daripada kelopak dan mahkota
Bentuk mangkok kelopak dan mahkota bunga letaknya
lebih tinggi daripada putik, bakal buah terletak di bagian dasar dan sebagian berlekatan dengan pinggir dasar bunga
Sifat letak hiasan bunga dibanding duduknya bakal
buah:
Hipogin hiasan bunga lebih rendah dari tempat
duduknya putik.
Perigin hiasan bunga sama tinggi atau lebih tinggi
sedikit daripada putik (bunga yang seperti cawan).
Ex: bungur
Epigin dasar bunga berbentuk mangkok atau
piala dengan bakal buah tenggelam, seakan-akan
hiasan bunga diatas bakal buah tadi. Ex: pegagan
Hipogin (hypogynus)
bunga johar
Perigin (perigynus)
bungur
Epigin (epigynus) kaki
kuda / pegagan
Ranunculus
Break time
Just …Thinking about your favourite flower
Kelopak (calyx)
Berada pada lingkaran bunga, biasanya berwarna
hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan
bunga yang sebelah dalam.
Kegunaan: pelindung bunga, terutama bunga masih
kuncup. Jika bunga sedang mengalami pembuahan,
kelopak akan runtuh sampai terbentuk buah (jarang
sekali bertahan). Yang bertahan ciplukan dan
terong
Kelompok Malvaceae mempunyai daun yang
menyerupai kelopak kelopak tambahan (epicalyx).
Ex: kapas, kembang sepatu
Epicalyx
Walaupun kebanyakan kelopak berwarna hijau,
namun terdapat kelopak yang berwarna seperti bunga
rosela
Sifat daun-daun kelopak (sepala), yakni:
Berlekatan (gamosepalus) biasanya hanya bagianbawahnya saja yang berlekatan, seperti:
Berbagi (partitus) jika hanya bagian kecil saja yang
berlekatan
Bercangap (fissus) jika bagian yang berlekatan ±
separoh panjangnya kelopak
Berlekuk (lobatus) jika bagian yang berlekatan > ½
Lepas atau bebas jika daun kelopak yang satu dengan
lainnya benar-benar terpisah, seperti:
Beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus)
jika kelopak dengan beberapa cara dapat dibagi
menjadi 2 bagian yang setangkup (simetris), umumnya kelopak tersebut berbentuk bintang, tabung, terompet, mangkok, piala, corong, lonceng, dsb.
Setangkup tunggal atau zigomorf kelopak yang bersifat
demikian biasanya pada kelopak yang:
Bertaji (calcaratus) seperti bunga pacar air
Berbibir (labiatus) kelopak yang bagian bawahnya berlekatan
berbentuk tabung atau buluh, bagian atasnya berbelah 2 seperti bibir atas dan bawah. Ex: bunga salvia
Bertaji seperti taji kaki
ayam
Tajuk atau mahkota bunga (corolla)
Merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam
kelopak, umumnya lebih besar, warna yang indah, menarik, dengan susunan yang bagus dan terkadang beraroma
harum atau sedap terkadang tidak beraroma
Hal menarik dari mahkota bunga adalah untuk menarik
binatang yang membantu penyerbukan. Setelah terjadi
penyerbukan mahkota layu dan gugur beserta benangsari dan kelopak bunga
Selain sebagai alat yang mempunyai daya tarik, mahkota
juga berfungsi melindungi alat persarian (benang sari dan putik)
Sifat petala (daun-daun mahkota):
Berlekatan pada keadaan demikian, bagian mahkota
bunga dibedakan:
Tabung mahkota Pinggiran mahkota Leher mahkota
Lepas atau bebas dibedakan menjadi:
Kuku daun mahkota (unguis) bagian bawah daun
mahkota yang tidak lebar dan seringkali lebih tebal daripada bagian lainnya
Helaian daun mahkota (lamina) bagian yang lebar
Petala tidak ada atau sangat kecil sehingga
sama sekali tidak menarik perhatian. Bunga
tanpa mahkota bunga (apetalus) seringkali
dinamakan bunga telanjang (flos nudus)
Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga
dibedakan menjadi:
Beraturan polisimetris Mahkota yang beraturan,
bentuk-bentuknya menjadi:
Bintang (rotatus / stellatus)
bunga Lombok
Tabung (tubulosus) bunga
matahari
Terompet
(hypocrateriformis) papaya
Mangkok atau buyung
(urceolatus) Corong (infundibuliformis) bunga kecubung Lonceng (campanulatus) ketela rambat Setangkup tunggal (zigomorphus) Bertaji (calcaratus)
Berbibir (labiatus) kemangi Seperti kupu-kupu
(papilionaces) bagian yang sempit disebut lunas (carina), sedangkan yang lebar disebut bendera
(vexillum). Ex: kacang tanah, kedelai
Bertopeng atau berkedok (personatus) mahkota bunga
mempunyai 2 bibir tetapi bibir bawah melengkung ke atas menutupi lubang mahkota
Berbentuk pita (ligulatus) bagian bawah tajuk ini
berlekatan merupakan tabung kecil, bagian atasnya berbentuk pita. Ex: bunga matahari
Tenda bunga (Perigonum)
adalah bagian bunga yang mana kelopak dan mahkota
bunga sulit dibedakan, biasanya bentuk dan warnanya sama. Daun-daun tenda bunga disebut tepala.
Menurut bentuk dan warna, tenda bunga:
Serupa kelopak (calycinus) jika warnanya hijau seperti
daun kelopak. Ex: jenis palma
Serupa mahkota (corollinus) warna bermacam-macam.
Bagian-bagian tenda bunga:
Kuku (unguis)
Helaiannya (lamina)
Alat tambahan, seperti sisik atau rambut
Sifat bagian-bagian tenda bunga:
Berlekatan (gamophyllus)
Lepas atau bebas (pleiophyllus)
Berdasarkan simetrisnya, tenda bunga sama
Benang sari (STAMEN)
3 bagian benang sari:
Tangkai sari (filamentum)
Kepala sari (anther) di dalamnya terdapat
ruang sari (theca) yang mana di dalam theca
terdapat ruang kecil (loculus atau loculumentum)
Di dalam ruang sari terdapat serbuk/tepung sari
pollen
Duduknya benang sari:
Benang sari jelas duduk pada dasar bunga
(Thalamiflorae) beberapa jeruk
Benang sari tampak seperti duduk di atas
kelopak (Calyciflorae) mawar
Benang sari tampak duduk di atas tajuk
3 golongan mengenai jumlah benang sari:
Benang sari banyak misal jambu-jambuan (Myrtaceae) Jumlah benang sari 2x lipat jumlah daun mahkota, dengan
kemungkinan:
Diplostemonus benang sari berada pada lingkaran luar duduk
berseling dengan daun mahkota. Ex: kembang merak
Obdiplostemonus benang sari berada pada lingkaran dalam
yang duduknya berseling dengan daun-daun mahkota
Benang sari sama banyak dengan daun mahkota atau kurang,
umumnya duduk benang sari:
Episepal berhadapan dengan daun-daun kelopak, sehingga
berseling dengan daun mahkota
Epipetal berhadapan dengan daun-daun mahkota, sehingga
Tangkai Sari (Filamentum)
Berdasarkan jumlah berkas (perlekatan) benang sari:
Benang sari berberkas atau bertukal 1 (monodelphus) jika
semua tangkai sari berlekatan menjadi 1 pada bagian pangkal tangkai. Ex: kembang sepatu
Benang sari berberkas atau bertukal 2 (diadelphus) benang
sari terbagi menjadi 2 kelompok dengan tangkai yang
berlekatan dalam masing-masing kelompok. Ex: pada tanaman berbunga kupu-kupu
Benang sari berberkas atau bertukal banyak bunga
mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas. Ex: bunga kapuk
Kepala sari (anthera)
Adalah bagian benang sari yang terdapat pada
ujung tangkai sari, dengan bentuk
bermacam-macam (bulat, jorong, bulat telur dsb).
Macam duduknya kepala sari pada tangkainya:
Tegak (innatus atau basifixus) jelas antara tangkai sari
dan sambungan kepala sari
Menempel (adnatus) ruang sari menempel di ujung
tangkai
Bergoyang (versatilis) kepala sari melekat pada suatu
titik pada ujung tangkai sari sehingga kepala sari dapat digerakkan/bergoyang
Putik (Pistillum)
Merupakan … Daun-daun penyusun putik disebut ‘daun buah
(carpellum)’.
Bagian putik yang mengandung sel telur disebut bakal biji
(ovulum) biji (semen)
Bagian putik yang didalamnya terdapat bakal buah
(ovarium) buah (fructus)
Menurut banyaknya daun buah penyusun putik, maka:
Putik tunggal (simplex) hanya tersusun 1 helai daun buah
saja. Ex: kacang-kacangan
Bagian putik:
Bakal buah (ovarium) bagian putik yang
kelihatan membesar dan duduk pada dasar
bunga
Tangkai kepala putik (stylus) bagian putik
yang sempit dan terdapat diatas bakal buah,
biasanya berbentuk benang
Kepala putik (stigma) bagian putik paling
atas yang terletak pada ujung tangkai kepala
putik
Bakal buah (ovarium)
Menurut letaknya:
Bakal buah menumpang (superus) jika bakal buah duduk
di atas dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah tidak berlekatan dengan dasar bunga.
Bakal buah ½ tenggelam (hemi inferus) jika bakal buah
duduk pada dasar bunga yang cekung, sebagian dinding bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang
berbentuk mangkok atau piala
Bakal buah tenggelam (inferus) seperti b, tetapi seluruh
bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar
Tembuni (Placenta)
Merupakan bagian bakal buah yang menjadi pendukung atau
tempat duduknya bakal biji.
Menurut letaknya, plasenta:
Marginal letaknya pada tepi daun buah
Laminal letaknya pada helaian daun buah
Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas 1 ruang:
Parietal pada dinding bakal buah (dinding tepi daun atau dinding
helaian daun)
Sentral (axilis) di pusat/poros tengah-tengah rongga bakal buah
Aksilar di sudut tengah terdapat dalam sudut pertemuan daun buah
yang melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat bakal buah, bila bakal buah beruang > 2
Bakal biji (ovulum)
Kulit bakal biji (integumentum)
Badan bakal biji atau nuselus
Kandung lembaga (saccus embryonalis) sel dalam
nuselus yang mengandung sel telur
Liang bakal biji (micropyle) jalan inti kelamin jantan
yang nanti akan melebur dengan sel telur
Tali pusar (funiculus) pendukung bakal biji yang
Tangkai kepala putik (Stylus)
Tangkai kepala putik berbentuk benang atau buluh
berongga, mempunyai saluran (canalis stylinus)
atau tidak
Kepala putik (stigma)
Merupakan bagian paling atas dari putik yang
berfungsi menangkap serbuk sari.
Bentuk putik:
Seperti benang jagung Seperti bulu ayam padi Seperti bulu-bulu kecipir
Kelenjar Madu (Nectarium)
Madu di dalam bunga nectar
Nektar bunga dihasilkan oleh kelenjar madu,
berdasarkan asalnya:
Kelenjar madu yang merupakan bagian khusus pada
bunga
Kelenjar madu yang terjadi dari salah suatu bagian
bunga yang telah bermetamorfosis