• Tidak ada hasil yang ditemukan

BOTANI UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BOTANI UMMU KALSUM UNIVERSITAS GUNADARMA"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

BOTANI

UMMU KALSUM

UNIVERSITAS GUNADARMA

(2)
(3)
(4)

ALAT PERKEMBANGBIAKAN

(organum reproductivum)

Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat

tumbuh menjadi individu baru  alat

perkembangbiakan

Alat perkembangbiakan dibagi menjadi:

 Vegetative atau aseksual  tidak didahului

peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan betina)

 Generative atau seksual  didahului peristiwa

(5)

Alat perkembangbiakan vegetative

a. Alat vegetative alami  terjadi menurut sifat

pembawaan tumbuhan itu sendiri, misal:

Umbi batang  kentang, ketela rambat

Umbi lapis  liliaceae, Allium cepa L,

bakung

Rimpang  bunga tasbih dsb

Geragih  arbei, pegagan

Anakan  pisang, lili paris

(6)

b. Alat vegetative buatan  hanya terjadi

karena perbuatan sengaja oleh manusia,

misal:

Setek atau turus  suatu bagian alat hara

yang dipotong (dipisahkan dari induknya)

dan kemudian dapat tumbuh menjadi

tumbuhan baru. Setek dibedakan menjadi:

 Setek batang: sepotong batang tua atau muda,

misal ubi kayu

 Setek akar  misal sukun dan cemara  Setek daun  misal cocor bebek

(7)

Cangkokan  seperti setek batang tetapi

mulanya dibuat luka melingkar dengan

mengelupas kulit batang, kemudian ditutup

dengan tanah dan selalu dibasahi, hingga

keluar akar dari bagian tersebut, baru

batang itu dipotong dibawah tempat

keluarnya akar

(8)

Perkembangbiakan vegetative diterapkan

dengan tujuan:

 Karena tumbuhan itu hanya mungkin

dikembangbiakkan dengan jalan vegetative saja (ex: pisang)

 Supaya tumbuhan baru lekas berbuah

 Tidak perlu menunggu terlalu lama, sudah dapat

memperbanyak tumbuhan (tidak perlu menunggu sampai tumbuhan berbuah biji)

 Untuk mendapatkan tumbuhan yang mempunyai

(9)

ALAT PERKEMBANGBIAKAN GENERATIF

BUNGA (FLOS)

Pada bunga terjadi persarian (penyerbukan) dan

pembuahan yang akhirnya menjadi buah dan

terkandung biji  tumbuhan baru

Berdasarkan letak dan susunannya, bagian bunga

dibedakan:

a. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun

menurut garis spiral (acyclis), misal bunga

cempaka (Michelia champaka L.)

(10)

b.

Bunga yang bagian-bagiannya tersusun

dalam lingkaran (cyclis), misal bunga

terong, bunga bakung

c.

Bunga yang sebagian bagian-bagiannya

duduk dalam lingkaran, dan sebagian lain

terpencar atau menurut garis spiral

(11)

Sifat-sifat yang menarik dari bunga:

Bentuk bunga seluruhnya atau bentuk

bagian-bagiannya

Warnanya

Bau/aromanya

Ada dan tidak adanya nectar ataupun

(12)

Jumlah bunga dan tata letaknya

pada suatu tumbuhan

Tumbuhan menghasilkan 1 bunga saja

(planta uniflora)  tumbuhan berbunga

tunggal

Tumbuhan berbunga banyak (planta

(13)

Menurut tempat bunga pada tumbuhan:

Bunga pada ujung batang (flos terminalis) 

bunga kakao dan kembang merak

Bunga di ketiak daun (flos lateralis atau flos

axilaris)  kembang sepatu

Pada tumbuhan terkadang terdapat bunga yang

dalam jumlah banyak, kemungkinan letaknya:

 Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi)  kembang

sepatu

 Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan

(14)

Bunga Majemuk (Anthotaxis, inflorescentia)

Bagian-bagian bunga majemuk:

A. Bagian yang bersifat seperti batang atau cabang:  Ibu tangkai bunga (pedunculus atau rhachis) 

bagian yang merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga majemuk tadi

 Tangkai bunga (pedicellus)  cabang ibu tangkai

yang mendukung bunga

 Dasar bunga (receptaculum)  ujung tangkai

bunga yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya

(15)

B.

Bagian yang bersifat seperti daun:

Daun-daun pelindung (bractea)  bagian

serupa daun yang dari ketiaknya muncul

cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai

bunganya

Daun tangkai (bracteole)  1 atau 2 daun

kecil yang terdapat pada tangkai bunga

Seludang bunga (spatha)  daun

pelindung yang seringkali menyelubungi

seluruh bunga majemuk saat belum mekar

(16)

 Daun-daun pembalut (bractea involuclaris, involucrum) 

sejumlah daun-daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran dan terdapat dibawah kelopak. Ex: bunga matahari

 Kelopak tambahan (epicalyx)  bagian-bagian serupa daun

yang berwarna hijau, tersusun dalam lingkaran dan terdapat dibawah kelopak. Ex: kembang sepatu

 Daun-daun kelopak (sepale)  Daun-daun mahkota (petale)

 Daun-daun tenda bunga (tepale), jika kelopak dan mahkota

sama bentuk dan warnanya

(17)
(18)

Sifat-sifat bunga majemuk:

 Bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia

racemosa/centripala)  kembang merak, mangga

 Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymosa / centrifuge

/ definitia)  ujung tangkai bunga selalu ditutup dengan suatu bunga, yakni:

 monochasial  ibu tangkai hanya mempunyai 1 cabang.

Ex: monokotil dan kapas

 dichasial  ibu tangkai keluar 2 cabang yang

(19)

pleiochasial  ibu tangkai keluar > 2 cabang

pada suatu tempat yang sama tingginya pada

ibu tangkai tadi. Ex: oleander

Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta) 

bunga majemuk yang memperlihatkan kombinasi

sifat majemuk tak berbatas dan berbatas

(20)

Bunga majemuk tak berbatas

Ibu tangkainya tidak bercabang-cabang, sehingga

bunga langsung terdapat pada ibu tangkainya

• Tandan (racemus atau botrys)  bunga

bertangkai nyata dan duduk pada ibu

tangkainya. Ex: kembang merak

• Bulir (spica)  seperti

tandan tetapi bunga tidak bertangkai

• Untai  seperti bulir tetapi ibu tangkai hanya

mendukung bunga yang berkelamin tunggal dan runtuh seluruhnya, bunga yang betina menjadi buah. Ex: sirih

• Tongkol (spandix)  seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal dan sering berdaging. Ex:

(21)

 Bunga payung (umbrella)

 Bunga cawan (corymbus atau anthodium)

 Bunga pita  bunga mandul terdapat sepanjang

tepi cawan

 Bunga tabung  bunga yang terdapat diatas

cawannya sendiri

 Bunga bongkol (capitulum)  lamtoro, petai, putri malu  Bunga periuk (hypanthodium) Ujung ibu tangkai

menebal, berdaging, seluruh bagian menebal sehingga tercapai bentuk bulat dan silinder. Ex: nangka

(22)

Ibu tangkai bercabang-cabang dan

cabangnya bercabang lagi

 Malai (panicula)

 Malai rata  cabang ibu tangkai terlihat seperti

bidang datar atau agak melengkung. Ex: bunga soka

 Bunga payung majemuk  bunga payung

bersusun. Ex: wortel

 Bunga tongkol majemuk  kelapa dan palma  Bulir majemuk  jagung

(23)

Bunga majemuk berbatas

 Anak payung menggarpu (dichasium)  ujung ibu

tangkai terdapat 1 bunga, dibawahnya terdapat 2 cabang yang sama panjangnya, masing-masing mendukung 1 bunga di ujungnya. Ex: bunga melati (Jasminum sambac Ait)

 Bunga tangga atau bercabang seling (cincinnus) 

suatu bunga majemuk yang ibu tangkainya

bercabang dan cabangnya bercabang lagi tetapi setiap kali bercabang hanya terbentuk 1 cabang saja yang arahnya berganti-ganti ke kiri dan ke kanan. Ex: suku Euphorbiaceae

(24)

 Bunga sekerup (bostryx)  ibu tangkai bercabang, setiap

bercabang hanya terbentuk ke kiri dan ke kanan dan cabang yang 1 berturut-turut membentuk sudut 90˚. Ex: bunga kenari

 Bunga sabit (drepanium)  seperto bunga sekerup tetapi

semua percabangan terletak pada 1 bidang, sehingga bunga seluruhnya menampakkan bentuk seperti sabit

 Bunga kipas (rhipidium)  seperti bunga bercabang seling,

semua percabangan terletak pada 1 bidang dan cabang tidak sama panjang, sehingga semua bunga tersebut

(25)

Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta)  bunga soka (malai rata tetapi bagian-bagiannya berupa anak payung menggarpu. Bunga kenari (susunan seperti malai tetapi ujungnya berupa sekerup)

Tipe lain bunga majemuk

 Gubahan semu atau karangan semu (verticillaster)  seperti ibu

tangkainya berbuku-buku dan buku-bukunya terdapat sejumlah bunga yang tersusun berkarang (melingkari buku-buku tadi), sesungguhnya pada tempat ibu tangkai yang sama tinggi ada beberapa cabang yang merupakan suatu anak payung. Ex: suku Labiatae

 Lembing (anthela)  cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah

(26)

Tukal (glomerulus)  bunga majemuk berbatas

yang terdiri atas kelompokan bunga kecil tidak

bertangkai, yang tersusun rapat pada

cabang-cabang bunga majemuknya

Berkas (fasciculus)  bunga majemuk berbatas

dengan ibu tangkai yang pendek, bunga lebih

besar daripada bunga tukal, mempunyai tangkai

yang tidak sama panjang

(27)
(28)

Tangkai bunga (pedicellus)  bagian bunga

yang masih bersifat seperti batang, seringkali

terdapat daun peralihan

Dasar bunga (receptaculum)  ujung tangkai

yang sering melebar dengan ruas amat pendek

sehingga daun mengalami metamorphosis

yang posisinya rapat satu sama lain terkadang

dalam 1 lingkaran

(29)

Hiasan bunga (perianthium)  jelmaan daun

yang masih berbentuk lembaran, umumnya

tersusun dalam 2 lingkaran:

Kelopak (kalyx)  hiasan bunga yang berada

pada lingkaran luar, biasanya warna hijau dan

menyelubungi kuncup bunga. Kelopak daun

terdiri atas beberapa daun kelopak (sepala)

 Mahkota (corolla)  hiasan bunga yang terdapat

di lingkaran dalam, umumnya tdak berwarna hijau, terdiri atas daun mahkota (petala)

(30)

Bunga yang tidak ada hiasan bunga  bunga telanjang (flos nudus). Ex: Euphorbia

Bunga yang kelopak dan mahkotanya sama  tenda bunga (perigonum), terdiri atas daun tenda bunga (tepala). Ex:

kembang sungsang dan lili

Alat kelamin jantan (androecium)  metamorphosis

daun yang menghasilkan serbuk sari. Androecium

terdiri atas sejumlah benang sari (stamen)

Alat kelamin betina (gynaecium)  metamorphosis

daun  daun buah (carpella). Alat kelamin betina

disebut putik (pistillum)

(31)

Berdasarkan kelengkapannya, bunga dibedakan

menjadi:

 Bunga lengkap atau sempurna (flos completes)  terdiri atas 1

lingkaran daun kelopak, 1 lingkaran daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benangsari dan 1 lingkaran putik. Jika terdiri dari 4 lingkaran  disebut bunga tetrasiklik, dst

 Bunga tidak lengkap atau tidak sempurna (flos incompletus) 

salah satu bagian bunga atau alat kelaminnya tidak ada.

 Berdasar alat kelamin:

 Bunga banci atau berkelamin 2 (hermaphroditus)  terong  Bunga berkelamin tunggal (unisexual)

(32)

Berdasarkan letak/tempat alat kelamin:

Berumah 1 (monoecus)  mempunyai bunga

jantan dan betina pada 1 individu. Ex: jagung,

mentimun, jarak

Berumah 2 (dioceus)  bunga jantan dan

bunga betina terpisah tempatnya (beda

individu). Ex: salak

Poligami (polygamous)  1 tumbuhan terdapat

bunga jantan, bunga betina dan bunga banci

bersama-sama. Ex: pepaya

(33)

Keadaan bagian bunga:

Pelipatan (vernation) daun-daun kelopak dan

mahkota

Letak daun-daun kelopak dan mahkota terhadap

sesamanya (aestivatio)

Susunannya:

Terbuka (aperta)  kelopak dan mahkota tidak

bersentuhan

Berkatup (valvata)  tepi kelopak atau mahkota

saling bertemu tapi tidak berlekatan

Berkatup dengan tepi melipat ke dalam

(induplicativa)

Berkatup dengan tepi melipat keluar (reduplicativa)

Menyirap  tepi saling menutupi seperti susunan

(34)

Bentuk dasar bunga

 Rata  semua bagian bunga duduk sama tinggi diatas dasar

bunga. Ex: bunga manggis

 Menyerupai kerucut  putik yang berada ditengah-tengah

duduknya paling tinggi

 Seperti cawan daun-daun kelopak dan mahkota bunga

duduknya seakan-akan seperti cawan, putik yang dibagian tengah lebih rendah daripada kelopak dan mahkota

 Bentuk mangkok  kelopak dan mahkota bunga letaknya

lebih tinggi daripada putik, bakal buah terletak di bagian dasar dan sebagian berlekatan dengan pinggir dasar bunga

(35)

Sifat letak hiasan bunga dibanding duduknya bakal

buah:

Hipogin  hiasan bunga lebih rendah dari tempat

duduknya putik.

Perigin  hiasan bunga sama tinggi atau lebih tinggi

sedikit daripada putik (bunga yang seperti cawan).

Ex: bungur

Epigin  dasar bunga berbentuk mangkok atau

piala dengan bakal buah tenggelam, seakan-akan

hiasan bunga diatas bakal buah tadi. Ex: pegagan

(36)

Hipogin (hypogynus) 

bunga johar

Perigin (perigynus) 

bungur

(37)

Epigin (epigynus)  kaki

kuda / pegagan

(38)

Ranunculus

Break time

Just …

Thinking about your favourite flower

(39)

Kelopak (calyx)

Berada pada lingkaran bunga, biasanya berwarna

hijau, lebih kecil dan lebih kasar daripada hiasan

bunga yang sebelah dalam.

Kegunaan: pelindung bunga, terutama bunga masih

kuncup. Jika bunga sedang mengalami pembuahan,

kelopak akan runtuh sampai terbentuk buah (jarang

sekali bertahan). Yang bertahan  ciplukan dan

terong

Kelompok Malvaceae mempunyai daun yang

menyerupai kelopak  kelopak tambahan (epicalyx).

Ex: kapas, kembang sepatu

(40)

Epicalyx

Walaupun kebanyakan kelopak berwarna hijau,

namun terdapat kelopak yang berwarna seperti bunga

rosela

(41)

Sifat daun-daun kelopak (sepala), yakni:

 Berlekatan (gamosepalus)  biasanya hanya bagian

bawahnya saja yang berlekatan, seperti:

 Berbagi (partitus)  jika hanya bagian kecil saja yang

berlekatan

 Bercangap (fissus)  jika bagian yang berlekatan ±

separoh panjangnya kelopak

 Berlekuk (lobatus)  jika bagian yang berlekatan > ½

(42)

 Lepas atau bebas  jika daun kelopak yang satu dengan

lainnya benar-benar terpisah, seperti:

 Beraturan atau aktinomorf (regularis, actinomorphus) 

jika kelopak dengan beberapa cara dapat dibagi

menjadi 2 bagian yang setangkup (simetris), umumnya kelopak tersebut berbentuk bintang, tabung, terompet, mangkok, piala, corong, lonceng, dsb.

 Setangkup tunggal atau zigomorf  kelopak yang bersifat

demikian biasanya pada kelopak yang:

 Bertaji (calcaratus)  seperti bunga pacar air

 Berbibir (labiatus)  kelopak yang bagian bawahnya berlekatan

berbentuk tabung atau buluh, bagian atasnya berbelah 2 seperti bibir atas dan bawah. Ex: bunga salvia

(43)

Bertaji  seperti taji kaki

ayam

(44)

Tajuk atau mahkota bunga (corolla)

 Merupakan hiasan bunga yang terdapat di sebelah dalam

kelopak, umumnya lebih besar, warna yang indah, menarik, dengan susunan yang bagus dan terkadang beraroma

harum atau sedap terkadang tidak beraroma

 Hal menarik dari mahkota bunga adalah untuk menarik

binatang yang membantu penyerbukan. Setelah terjadi

penyerbukan  mahkota layu dan gugur beserta benangsari dan kelopak bunga

 Selain sebagai alat yang mempunyai daya tarik, mahkota

juga berfungsi melindungi alat persarian (benang sari dan putik)

(45)

Sifat petala (daun-daun mahkota):

 Berlekatan  pada keadaan demikian, bagian mahkota

bunga dibedakan:

 Tabung mahkota  Pinggiran mahkota  Leher mahkota

 Lepas atau bebas  dibedakan menjadi:

 Kuku daun mahkota (unguis)  bagian bawah daun

mahkota yang tidak lebar dan seringkali lebih tebal daripada bagian lainnya

 Helaian daun mahkota (lamina)  bagian yang lebar

(46)

Petala tidak ada atau sangat kecil sehingga

sama sekali tidak menarik perhatian. Bunga

tanpa mahkota bunga (apetalus) seringkali

dinamakan bunga telanjang (flos nudus)

(47)

Berdasarkan simetrinya, mahkota bunga

dibedakan menjadi:

 Beraturan  polisimetris  Mahkota yang beraturan,

bentuk-bentuknya menjadi:

 Bintang (rotatus / stellatus) 

bunga Lombok

 Tabung (tubulosus)  bunga

matahari

 Terompet

(hypocrateriformis) papaya

 Mangkok atau buyung

(urceolatus)   Corong (infundibuliformis)  bunga kecubung  Lonceng (campanulatus)  ketela rambat  Setangkup tunggal (zigomorphus)  Bertaji (calcaratus) 

 Berbibir (labiatus)  kemangi  Seperti kupu-kupu

(papilionaces)  bagian yang sempit disebut lunas (carina), sedangkan yang lebar disebut bendera

(vexillum). Ex: kacang tanah, kedelai

(48)

 Bertopeng atau berkedok (personatus)  mahkota bunga

mempunyai 2 bibir tetapi bibir bawah melengkung ke atas menutupi lubang mahkota

 Berbentuk pita (ligulatus)  bagian bawah tajuk ini

berlekatan merupakan tabung kecil, bagian atasnya berbentuk pita. Ex: bunga matahari

(49)

Tenda bunga (Perigonum)

 adalah bagian bunga yang mana kelopak dan mahkota

bunga sulit dibedakan, biasanya bentuk dan warnanya sama. Daun-daun tenda bunga disebut tepala.

 Menurut bentuk dan warna, tenda bunga:

 Serupa kelopak (calycinus)  jika warnanya hijau seperti

daun kelopak. Ex: jenis palma

 Serupa mahkota (corollinus)  warna bermacam-macam.

(50)

Bagian-bagian tenda bunga:

Kuku (unguis)

Helaiannya (lamina)

Alat tambahan, seperti sisik atau rambut

Sifat bagian-bagian tenda bunga:

Berlekatan (gamophyllus)

Lepas atau bebas (pleiophyllus)

Berdasarkan simetrisnya, tenda bunga sama

(51)

Benang sari (STAMEN)

3 bagian benang sari:

Tangkai sari (filamentum)

Kepala sari (anther)  di dalamnya terdapat

ruang sari (theca) yang mana di dalam theca

terdapat ruang kecil (loculus atau loculumentum)

Di dalam ruang sari terdapat serbuk/tepung sari

 pollen

(52)

Duduknya benang sari:

Benang sari jelas duduk pada dasar bunga

(Thalamiflorae)  beberapa jeruk

Benang sari tampak seperti duduk di atas

kelopak (Calyciflorae)  mawar

Benang sari tampak duduk di atas tajuk

(53)

3 golongan mengenai jumlah benang sari:

 Benang sari banyak  misal jambu-jambuan (Myrtaceae)  Jumlah benang sari 2x lipat jumlah daun mahkota, dengan

kemungkinan:

 Diplostemonus  benang sari berada pada lingkaran luar duduk

berseling dengan daun mahkota. Ex: kembang merak

 Obdiplostemonus  benang sari berada pada lingkaran dalam

yang duduknya berseling dengan daun-daun mahkota

 Benang sari sama banyak dengan daun mahkota atau kurang,

umumnya duduk benang sari:

 Episepal  berhadapan dengan daun-daun kelopak, sehingga

berseling dengan daun mahkota

 Epipetal  berhadapan dengan daun-daun mahkota, sehingga

(54)

Tangkai Sari (Filamentum)

Berdasarkan jumlah berkas (perlekatan) benang sari:

 Benang sari berberkas atau bertukal 1 (monodelphus)  jika

semua tangkai sari berlekatan menjadi 1 pada bagian pangkal tangkai. Ex: kembang sepatu

 Benang sari berberkas atau bertukal 2 (diadelphus)  benang

sari terbagi menjadi 2 kelompok dengan tangkai yang

berlekatan dalam masing-masing kelompok. Ex: pada tanaman berbunga kupu-kupu

 Benang sari berberkas atau bertukal banyak  bunga

mempunyai banyak benang sari, tangkai sarinya tersusun menjadi beberapa kelompok atau berkas. Ex: bunga kapuk

(55)

Kepala sari (anthera)

Adalah bagian benang sari yang terdapat pada

ujung tangkai sari, dengan bentuk

bermacam-macam (bulat, jorong, bulat telur dsb).

Macam duduknya kepala sari pada tangkainya:

 Tegak (innatus atau basifixus)  jelas antara tangkai sari

dan sambungan kepala sari

 Menempel (adnatus)  ruang sari menempel di ujung

tangkai

 Bergoyang (versatilis)  kepala sari melekat pada suatu

titik pada ujung tangkai sari sehingga kepala sari dapat digerakkan/bergoyang

(56)
(57)
(58)

Putik (Pistillum)

 Merupakan …

 Daun-daun penyusun putik disebut ‘daun buah

(carpellum)’.

 Bagian putik yang mengandung sel telur disebut bakal biji

(ovulum)  biji (semen)

 Bagian putik yang didalamnya terdapat bakal buah

(ovarium)  buah (fructus)

 Menurut banyaknya daun buah penyusun putik, maka:

 Putik tunggal (simplex)  hanya tersusun 1 helai daun buah

saja. Ex: kacang-kacangan

(59)

Bagian putik:

Bakal buah (ovarium)  bagian putik yang

kelihatan membesar dan duduk pada dasar

bunga

Tangkai kepala putik (stylus)  bagian putik

yang sempit dan terdapat diatas bakal buah,

biasanya berbentuk benang

Kepala putik (stigma)  bagian putik paling

atas yang terletak pada ujung tangkai kepala

putik

(60)

Bakal buah (ovarium)

Menurut letaknya:

 Bakal buah menumpang (superus)  jika bakal buah duduk

di atas dasar bunga, tetapi bagian samping bakal buah tidak berlekatan dengan dasar bunga.

 Bakal buah ½ tenggelam (hemi inferus)  jika bakal buah

duduk pada dasar bunga yang cekung, sebagian dinding bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yang

berbentuk mangkok atau piala

 Bakal buah tenggelam (inferus)  seperti b, tetapi seluruh

bagian samping bakal buah berlekatan dengan dasar

(61)

Tembuni (Placenta)

 Merupakan bagian bakal buah yang menjadi pendukung atau

tempat duduknya bakal biji.

 Menurut letaknya, plasenta:

 Marginal  letaknya pada tepi daun buah

 Laminal  letaknya pada helaian daun buah

 Untuk bakal buah yang hanya terdiri atas 1 ruang:

 Parietal  pada dinding bakal buah (dinding tepi daun atau dinding

helaian daun)

 Sentral (axilis)  di pusat/poros tengah-tengah rongga bakal buah

 Aksilar  di sudut tengah terdapat dalam sudut pertemuan daun buah

yang melipat ke dalam dan merupakan sekat-sekat bakal buah, bila bakal buah beruang > 2

(62)

Bakal biji (ovulum)

Kulit bakal biji (integumentum)

Badan bakal biji atau nuselus

Kandung lembaga (saccus embryonalis)  sel dalam

nuselus yang mengandung sel telur

Liang bakal biji (micropyle)  jalan inti kelamin jantan

yang nanti akan melebur dengan sel telur

Tali pusar (funiculus)  pendukung bakal biji yang

(63)

Tangkai kepala putik (Stylus)

Tangkai kepala putik berbentuk benang atau buluh

berongga, mempunyai saluran (canalis stylinus)

atau tidak

Kepala putik (stigma)

Merupakan bagian paling atas dari putik yang

berfungsi menangkap serbuk sari.

Bentuk putik:

 Seperti benang  jagung  Seperti bulu ayam  padi  Seperti bulu-bulu  kecipir

(64)

Kelenjar Madu (Nectarium)

Madu di dalam bunga  nectar

Nektar bunga dihasilkan oleh kelenjar madu,

berdasarkan asalnya:

 Kelenjar madu yang merupakan bagian khusus pada

bunga

 Kelenjar madu yang terjadi dari salah suatu bagian

bunga yang telah bermetamorfosis

Kelenjar madu merupakan metamorphosis dari daun

(65)
(66)

Terima

kasih

Referensi

Dokumen terkait