• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

85

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development) yaitu penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk dan menguji kelayakan produk tersebut. Pada Bab ini memuat gambaran tentang temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian pada tiap tahap meliputi: (1) Hasil studi pendahuluan tentang program kemitraan sekolah dan orang tua yang selama ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Salatiga; (2) Pengembangan model kemitraan sekolah dan orang tua di sekolah menengah swasta. Dalam model tersebut terdapat panduan pelaksanaan program yang dapat diikuti oleh beberapa pihak sekolah dan orang tua para peserta didik.

2.1. Profil SMA Kristen 1 Salatiga

SMA Kristen 1 Salatiga terletak di Jalan Osamaliki 32 Salatiga, Provinsi Jawa Tengah.Sekolah ini berada dibawah naungan Yayasan Perguruan Kristen Pusat.Sekolah ini memiliki 21 rombongan belajar dari kelas 11 sampai 12. Setiap tingkat memiliki 1 kelas Bahasa, 3 kelas IPA dan 3 kelas IPS dengan jumlah seluruh siswa adalah 584. Program-program serta kegiatan-kegiatan yang disusun oleh SMA Kristen 1 Salatiga selalu bersandar pada Visi

(2)

86

dan Misi SMA Kristen 1 Salatiga dengan memperhatikan juga tujuan sekolah.

Visi SMA Kristen 1 Salatiga yaitu berkarakter, berprestasi serta peduli lingkungan atas kesadaran diri berdasarkan firman Tuhan, sedangkan misinya meliputi: (1) meningkatkan pembinaan kerohanian secara intensi melalui pembiasaan maupun kegiatan kerohanian di sekolah; (2) menumbuh kembangkan karakter Kristiani melalui berbagai kegiatan dan pelayanan; (3) meningkatkan budi pekerti yang berakar pada nilai-nilai karakter dan budaya bangsa serta kasih Kristus; (4) Memadukan unsur pendidikan yang mencakup segi-segi religiusitas, humanitas, sosialitas, dan intelektualitas melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler sebagai upaya untuk menghantarkan peserta didik menjadi insan yang bermartabat; (5) menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, bagi seluruh warga sekolah melalui berbagai kegiatan-kegiatan pembiasaan di sekolah; (6) menerapkan strategi strategi untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata; (7) menumbuhkan disiplin dan semangat kerja yang tinggi dalam rangka mewujudkan sikap hidup yang mandiri; (8) menumbuhan sikap mandiri dan percaya diri dengan memberikan bekal kecakapan hidup (life skill); (9) menfasilitasi peserta didik agar dapat menumbuh kembangkan bakat dan minat sesuai dengan potensi yang dimiliki; (10)

(3)

87

menerapkan berbagai strategi positif dalam pencapaian prestasi bidang akademik maupun non akademik; (11) meningkatkan pelayanan belajar yang efektif, kreatif dan menyenangkan (joyfull learning) dengan dukungan sumber belajar yang memadai sesuai tuntutan kurikulum 2013.

Setiap tahun SMA Kristen 1 Salatiga selalu berusaha mengembangkan program-program yang dimiliki. Beberapa program SMA Kristen 1 Salatiga dapat dikatakan berhasil. Hal ini dibuktikan dengan beberapa program misalnya program pendidikan keluarga, program kewirausahaan dan program wawasan kebangsaan telah dipilih pemerintah menjadi program-program percontohan. Program sekolah adiwiyata yang dilaksanakan oleh sekolah juga akan maju di tingkat nasional.

2.2. Hasil Penelitian

2.2.1. Potensi dan Masalah

Pada tahap ini, peneliti melakukan survey lapangan dan studi pustaka.Survey lapangan dilakukan mulai bulan Juni 2016 untuk mengumpulkan data tentang fakta yang berkaitan dengan program pendidikan keluarga yang berlangsung di SMA Kristen 1 Salatiga. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi saat survey lapangan disimpulkan bahwa SMA Kristen 1 Salatiga sudah cukup menjalankan program pendidikan

(4)

88

keluarga dengan baik. Bahkan beberapa kegiatan dalam program pendidikan keluarga di sekolah tersebut sudah dilaksanakan sebelum sekolah mendapatkan bantuan dana program kemitraan dari pemerintah. Selain itu sekolah juga telah mulai mengusahakan penggunaan media sosial sebagai media penguat komunikasi antara sekolah dengan orang tua serta stakeholder lainnya, namun demikian dalam pengembangannya di bidang manajemen belum maksimal. Permasalahan lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah belum adanya model yang dibuat sekolah terkait dengan program pendidikan keluarga ini karena sekolah baru memprogramkan kegiatan kemitraan menjadi program pendidikan keluarga dalam satu tahun ini. Sehingga dari hasil wawancara kepada kepala sekolah, wakasek humas, guru BK serta tim pengelola sistem informasi sekolah dirumuskanlah model faktual program kemitraan sekolah dengan orang tua di SMA Kristen 1 Salatiga yang akan dipaparkan sebagai berikut. Model faktual kemitraan ini juga menjadi acuan dalam pengembangan model kemitraan Sekolah dengan Orang Tua melalui Media Sosial.

Deskripsi pemaparan akan tersusun dalam unsur manajemen berikut: (1) Perencanaan Program Kemitraan Sekolah dengan Orang tua; (2) Pengorganisasian Program Kemitraan Sekolah

(5)

89

dengan Orang tua; (3) Pelaksanaan Program Kemitraan Sekolah dengan Orang tua; (4) Evaluasi Program Kemitraan Sekolah dengan Orang tua.

Data mengenai program pendidikan keluarga ini diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara dengan kepala sekolah, Ibu Dra.Kriswinarti, Ibu Penta Karunia Hapsari, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang humas dan ketua program pendidikan keluarga, Ibu Rina Purwanti, S.Pd selaku guru BK dan koordinator kegiatan kemitraan dan Bapak Ari Susilo Handoko, S.S selaku pengelola sistem informasi sekolah. Pengumpulan data tersebut dilakukan antara bulan Juni sampai bulan November 2016.

Secara aktif SMA Kristen 1 Salatiga telah memprakarsai beberapa program sesuai analisis kebutuhan yang dilakukan sekolah. Beberapa kegiatan dalam program pendidikan keluarga sesungguhnya telah mulai dilaksanakan SMA Kristen 1 Salatiga sebelum pemerintah mencanangkan program tersebut menjadi program resmi. Program pendidikan keluarga yang dilaksanakan oleh sekolah saat ini terdiri dari 2 bagian yaitu program penguatan kemitraan keluarga dan program penguatan ekosistem pendidikan. Selanjutnya akan dipaparkan perencanaan, peng-organisasian, pelaksanaan dan evaluasi program penguatan

(6)

90

kemitraan keluarga yang didalamnya terkait dengan keterlibatan orang tua.

1) Perencanaan

Program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat telah diwujudkan oleh SMA Kristen 1 Salatiga pada penyelenggaraan pendidikan keluarga dalam 2 bentuk program sekolah. Seperti yang sudah dipaparkan diatas, kedua program kemitraan tersebut yaitu program penguatan kemitraan keluarga dan program penguatan ekosistem pendidikan. Program penguatan kemitraan keluarga merupakan program yang bertujuan untuk menguatkan jalinan kemitraan antara orang tua maupun masyarakat. Sedangkan program penguatan ekosistem pendidikan menjadi sarana agar terciptanya penguatan dari dalam sekolah itu sendiri, baik dari guru, staff, karyawan maupun kepala sekolah untuk mewujudkan jalinan kemitraan yang harmonis dengan keluarga. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah SMA Kristen 1 Salatiga:

Program pendidikan keluarga ada dua program. Penguatan kemitraan berarti bagaimana hubungan anatara orang tua dan sekolah, yang kedua penguatan ekosistem yaitu penguatan yang ada didalam jadi anatara guru dengan siswa. (Kepala Sekolah, 15 Juni 2016)

Jadi karena ini sebenarnya dibagi menjadi dua program karena bantuannya ada dua,

(7)

91

penguatan ekosistem dan program

pendidikan keluarga. (Ketua program pendidikan keluarga, 7 Oktober 2016)

Pernyataan tersebut dbuktikan dengan adanya dokumen perjanjian kerjasama nomor 55/ C3.2/ KU/ 2015 antara pejabat pembuat komitmen subdit pendidikan orang tua direktorat pembinaan pendidikan keluarga direktorat jenderal pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat dengan SMA Kristen 1 Salatiga tentang penyelenggaraan program penguatan kemitraan keluarga di satuan pendidikan tahun 2015 serta perjanjian kerjasama nomor PK-57/ C3.3 /KU / 2015 antara pejabat pembuat komitmen subdit pendidikan anak dan remaja direktorat jenderal pendidikan anak usia dini dan pendidikan masyarakat dengan SMA Kristen 1 Salatiga tentang penyelenggaraan program pe-nguatan ekosistem pendidikan tahun 2015.

Dalam rangka mewujudkan

penyelenggaraan pendidikan keluarga tersebut sekolah sudah menjalin kemitraan dengan pihak lain untuk mendukung pendidikan peserta didik. Pihak sekolah telah menjalin kemitraan diantaranya dengan orang tua/ wali murid, universitas-universitas, Puskesmas/ DKK, PMI, Polsek, Polres, Kodim, Praktisi, Psikologi, Lembaga kursus Bahasa Mandarin “Sha Hua”, Dinas

(8)

92

Pendidikan dan Komite Sekolah. Beberapa kegiatan yang sudah dilakukan sekolah dalam penyelenggaraan pendidkan keluarga ini yaitu meliputi pembinaan terhadap siswa dengan narasumber dari masyarakat luar, pendampingan pada guru dan orang tua, pembibing olimpiade/ mata pelajaran, pemeriksaan kesehatan siswa, pemberian beasiswa studi lanjt dan pengelolaan program/ kegiatan sekolah yang tentunya semua itu melibatkan keluarga maupun masyarakat.

Berdasarkan studi dokumentasi dan hasil wawancara dengan kepala sekolah, perencanaan yang dilakukan oleh sekolah terkait dengan program kemitraan dengan keluarga dan masyarakat yaitu; (1) Koordinasi dengan tim program kemitraan; (2) sosialisasi program kemitraan kepada orang tua untuk mendapatkan masukan dan saran, serta usulan program dari orang tua dan masyarakat, mengidentifikasi kebutuhan orang tua dan mendapatkan dukungan orang tua. Sekolah juga telah melakukan analisis kebutuhan dalam melakukan perencanaan program kemitraan yaitu yang terkait tentang kebutuhan orang tua, kondisi siswa, kebutuhan dan kondisi sekolah serta potensi partisipasi orang tua/ lembaga. Hal ini juga diutarakan oleh ketua program sebagai berikut:

(9)

93

Action plan yang awal kan kita susun disini

bersama tim, tapi kalo yang terakhir saya susun disana pada saat bimtek. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016)

Sejak orangtua memasukan anaknya disini ada sosialisasi program sekolah termasuk didalamnya bahwa ada website dan email sekolah yang bisa dipakai orang tua sementara, kemudian nomor hp, wali kelas itu sudah kita sosialisasikan diawal selalu.(Ketua program pendidikan keluarga, 24 Oktober 2016)

…sosialisasi misi, sosialisasi program sekolah itu selalu ada dan setiap tahun ada. …sehingga pada saat sosialisasi kita sampaikan dan menyepakati komunikasi yang mana yang paling banyak dan yang

akan digunakan selanjutnya ya

menggunakan sms, telepon dan whatsapp begitu.Jadi saat sosialisasi, mekanisme penyampaian keluhan atau mekanisme komunikasi disampaikan juga, sehingga didalam materi itu ada nomor HP, Whatssapp wali kelas, guru BK, Kepala Sekolah, dan email itu website sekolah, dan kita menyerahkan orang tua mereka mau pakai yang mana. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016)

Hasil studi dokumentasi yang ditemukan untuk mendukung pernyataan diatas meliputi adanya dokumen Rencana Anggaran Biaya (RAB) bantuan penguatan pendidikan keluarga SMA Kristen 1 Salatiga yang ditandatangani oleh pejabat pembuat komitmen kegiatan dan kepala sekolah SMA Kristen 1 salatiga, foto-foto kegiatan sosialisasi program serta angket untuk orang tua.

Pada tahun 2016 ini SMA Kristen 1 Salatiga mendapatkan bantuan dana dari pemerintah

(10)

94

melalui program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat. Program itu telah diresmikan pemerintah pada tahun 2015.Berdasarkan laporan awal yang dibuat oleh SMA Kristen 1 Salatiga bulan Mei dan Juni 2016 terkait dengan bantuan penguatan ekosistem pendidikan dan pendidikan kemitraan keluarga dengan bukti transfernya, diketahui bahwa melalui program tersebut SMA Kristen 1 Salatiga mendapatkan sejumlah 25 juta sebagai bantuan penguatan pendidikan kemitraan keluarga pada bulan Mei 2016 dan 35 juta untuk bantuan penguatan ekosistem pendidikan pada bulan Juni 2016. Dana tersebut sebagai dana bantuan penyelenggaraan program kemitraan dari pemerintah. Setelah melalui tahap evaluasi dan program kemitraan SMA Kristen 1 Salatiga lolos maka terdapat dana tambahan sebesar 35 juta rupiah pada bulan September 2016 sebagai dana penguatan program kemitraan tersebut. Dana ini lah yang digunakan juga untuk melaksanakan program pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga tahun 2016.

Banyak kegiatan dalam program pendidikan keluarga sebenarnya telah dilaksanakan sebelum pemerintah mencanangkan program pendidikan keluarga secara resmi.Program pendidikan keluarga yang telah diresmikan oleh pemerintah

(11)

95

menjadi penguatan bagi SMA Kristen 1 Salatiga untuk melanjutkan program tersebut. Dana yang dipercayakan pemerintah kepada SMA Kristen 1 Salatiga sebagai dana bantuan untuk melaksanakan program kemitraan diakui sekolah sebagai sarana yang dapat menguatkan atau meningkatkan program pendidikan keluarga yang telah dilaksanakan oleh sekolah. Hal ini dinyatakan langsung oleh kepala sekolah, demikian:

Kalau pemerintah itu sifatnya penguatan karena bagi saya program itu sudah jalan, dengan adanya dana dari pemerintah itu

sekolah itu diringankan untuk

merealisaikan programnya jadi pemerintah mendukung memberi kekuatan itu. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016)

Sebelum dana bantuan dari pemerintah diturunkan, sekolah sendiri telah mempersiapkan dan mengalokasikan dana untuk kegiatan-kegiatan dalam program kemitraan tersebut melalui dana operasional sekolah yang disusun saat pembuatan RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah)/ RAB (Rencana Anggaran Biaya). Informasi ini didapatkan berdasarkan studi domunetasi dan hasil wawancara kepada kepala sekolah, dan diperkuat dengan pernyataan Ibu Rina selaku guru BK dan koordinator penguatan kemitraan:

Sekolah menganggarkan kegiatan kemitraan ini melalui RKAS, Rencana Kegiatan

(12)

96

Anggaran Sekolah.RAB sekolah. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016)

Secara dana kami juga menaganggarkan itu dari operasional karena kalau BOS tidak boleh untuk itu. (Koordinator program kemitraan, 13 Oktober 2016)

Program kemitraan ini tidak hanya menghabiskan dana operasional sekolah namun justru sekolah memanfaatkan peluang dalam program ini untuk menggali dana. Contohnya pada kegiatan expo pendidikan, pihak universitas yang hendak promosi dan membuka stand di sekolah ditarik sejumlah biaya yang nantinya akan dialokasikan untuk kegiatan kemitraan sekolah yang lain. Penggalian dana oleh pihak sekolah tidak hanya dilakukan pada program kemitraan ini saja namun terdapat program kewirausahaan yang digunakan untuk menggali dana tambahan bagi dana operasional sekolah. Hal tersebut diakui oleh kepala sekolah yang mengatakan sebagai berikut:

Kalau SPP, uang sumbangan pendidikan itu

kan konvensional tapi yang non

konvensional kita menggali dana dari kegiata kewirausahaan, expo pendidikan sponsorship seperti itu. Itu nanti sebagai uang masuk, kemudian diposkan lagi untuk kegiatan kegiatan seperti itu termasuk kegiatan kesiswaan. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016)

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa SMA Kristen 1 Salatiga memang sudah siap menjalankan program kemitraan yang

(13)

97

dicanagkan oleh pemerintah. Sekolah ini juga berhak menjadi salah satu sekolah yang mendapatkan dana bantuan dari pemerintah. Namun begitu sekolah tetap mengharapkan peningkatan yang bermutu bagi kelangsungan program pendidikan keluarga ini.

2) Pengorganisasian

Seperti apa yang sudah dipaparkan diatas bahwa banyak kegiatan dalam program pendidikan keluarga ini yang sudah lama dilaksanakan oleh sekolah, namun belum terdokumentasi menjadi satu kesatuan program. Kegiatan-kegiatan tersebut sebelumnya masuk dalam kegiatan-kegiatan bidang Humas dan bidang Bimbingan Konseling. Setelah kepala sekolah mengikuti bimtek mengenai program kemitraan pada bulan Oktober 2015, serta sekolah resmi diberikan MOU terkait dengan terpilihnya SMA Kristen 1 Salatiga sebagai salah satu sekolah yang mendapatkan bantuan dana untuk program penguatan kemitraan keluarga dan penguatan ekosistem pendidikan, maka kepala sekolah mengeluarkan Surat Keputusan (SK) sususan panitia pelaksana program penguatan kemitraan keluarga dan penguatan ekosistem pendidikan. SK awal yang terhitung dari tanggal 1 November 2015.

(14)

98

Program ini kan sudah ada selama ini jadi sebetulnya tinngal penguatan saja. Jadi mau tidak ada program atau tidak ada bantuan dari pemerintah program memang sudah dan akan terus berjalan melalui bidang humas dan bimbingan konseling, sehingga itu tinggal penguatan saja. (Kepala Sekolah, 26 Oktober 2016)

Ada surat kerjasamanya, jadi ada undangan untuk mengikuti bimtek kemudian ada surat kerjasamanya dari kemendikbud. Ini kerjasama sekolah dan kementrian ada dua program yaitu penguatan ekosistem dan

program pendikan keluarga atau

kemitraan.Jadi dari kementrian meminta salatiga, yang dipilih itu sekolah mana, nah kemudian diberikan dipilihlah kita dan diberikan MOU ini. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016)

Iya ada, saya ketua programnya semuanya, nanti ada sekretaris ada bendahara, jadi selama ini sebenarnya dibagi menjadi dua bantuannya, penguatan ekosistem dan program pendidikan keluarga.Jadi ketua kemitraan ada dua yaitu koordinator ekosistem ada dua, koordinator kemitraan itu dari BK. Ada SKnya tapi ini SK lama, SK sedang kami perbaharui. (Ketua program pendidikan keluarga, 7 Oktober 2016)

Dalam rangka mewujudkan kemitraan keluarga yang harmonis maka pihak-pihak orang tua juga hendaknya berperan aktif dalam program ini. Oleh sebab itu diperlukan media organisasi dan media komunikasi yang dapat menjalin kemitraan lebih harmonis dan intensif. Media organisasi yang sedang dikembangkan oleh sekolah yaitu komite sekolah, ikatan alumi dan paguyuban orang tua. Sedangkan media komunikasi yang sedang dikembangkan adalah

(15)

99

pertemuan/ forum orang tua dengan guru dan karyawan. Media yang digunakan sekolah dalam kemitraan ini juga menggunakan media sosial e-mail, website sekolah, facebook, telepon, sms, WA (whatssapp) dan BBM (Blackberry Massenger).

Melalui website biasanya, untuk kunjungan ada buku kunjungan, lewat email, telepon, yang banyak sekarang whatssapp, dibuat group, yang banyak komunikasi melalui WA atau sms. (Kepala Sekolah, 15 Juni 2016) Ada, tetapi justru kami menggunakan jejaring kami menggunakan profil melalui email ke pihak-pihak pemerintah. (Kepala Sekolah, 7 Desember 2016)

Kalau email itu pengelola dan kepala sekolah yang menggunakan jadi tidak untuk bersama. Jadi kalau email itu lebih banyak ditujukan kepada kepala sekolah. Baik pertanyaan, masukan, saran. ya tapi kepala sekolah kami terbuka kalau ada email masuk yang itu sifatnya untuk guru pasti diinformasikan. (Ketua program pendidikan keluarga, 2 Agustus 2016) Email resmi sekolah itu, tapi masing-masing guru punya email si tapi cuma kan kalau untuk pemberitahuan secara resmi untuk menampung aspirasi memang di sarankan kan untuk email sekolah supaya jadi satu, jadi kita membukanya kan enak. (Pengelola sistem informasi, 5 Desember 2016)

Tapi kalau facebook semua guru bisa

ngeposting sesuatu, misalnya yang

berhubungan dengan share foto kegiatan sekolah atau lomba, ya nanti beliau yang

akan memposting difacebook, atau

informasi seperti kurikulum yang ingin share di facebook begitu, nah itu siapa saja. Kalau website melalui pengelola webitenya dulu. Tapi memang aktif facebooknya dulu si daripada websitenya, kalau website lebih

formal. (Ketua program pendidikan

(16)

100

Maka ini kita buat paguyuban orang tua, group whatssapp orang tua nah demikian kalau ada sesuatu bisa langsung ke sekolah melalui wali kelas, melalui guru BK nah itu kan kalau ada permasalahan atau informasi atau hal-hal yang harus sampai ke orang tua itu kan menjadi tidak miss. (Ketua program pendidikan keluarga, 7 Oktober 2016)

Blog ya itu masuknya, website sekolah si tapi kayaknya kurang aktif juga karena kan sibuk sekali, email sekolah si sebetulnya. Kita kan punya paguyuban orang tua per kelas kemudian guru BK itu membuat group orangtua tidak terbatas kelas mana begitu kan. Guru BK kelas 10 kan membuat group kelas 10 seperti itu, BBM juga seperti itu ada juga kelas yang menggunakan sms. (Ketua program pendidikan keluarga, 24 Oktober 2016)

Bu Kris itu dari Dinas Pendidikan surat-suratnya itu melalui whatssapp lho betul, seperti itu jadi nampaknya arahnya memang sudah kesitu ya jadi lewat whatssapp. Kalau dulu lewat email sekarang lewat whatssap. Saya juga pemberitahuan rapat itu juga lewat whatssapp, sebenarnya tidak enak ya tapi ya memang sudah begitu. Jadi kalau kemitraan dsekolah melalui whatssapp ini ya sudah sering sekali karena memang sudah media nya seperti itu nampaknya sekarang. (Ketua program pendidikan keluarga, 24 Oktober 2016)

Ya selama ini kalau ada kalender akademik saya foto saya share lewat whatssapp terus jadwal ekskul saya share lewat whatssapp begitu (Koordinator program kemitraan, 13 Oktober 2016)

Melalui media sosial itu disharekan melalui whayssapp sambil ya kami sampaikan setiap foto kan ada keterangannya begitu jadi mohon dicermati bapak ibu yang diluar provinsi dipalangkaraya dan sebagainya supaya tidak luput memantau. Jadi ini saatnya UTS atau saatnya TAS, banyak

(17)

101

libur itu bagaimana itu kami sampaikan (Koordinator program kemitraan, 28 Oktober 2016)

Media sosial yang digunakan oleh sekolah

juga memiliki fungsinya

masing-masing.Komunikasi dua arah yang dilakukan kepala sekolah dan para guru biasanya menggunakan sms, telepon, whatsapp, atau BBM. Sedangkan untuk komunikasi khusus kepada kepala sekolah beberapa orang tua menggunakan e-mail. Sedangkan website dan facebook digunakan untuk menginformasikan kegiatan-kegiatan sekolah yang berkenaan dengan siswa dan membagikan foto-foto kegiatan sekolah.Akun facebook sekolah lebih sering diakses oleh para alumni. Menurut ketua program pendidikan keluarga sekolah, para alumni yang ada di facebook sebagian merupakan orangtua dari para siswa saat ini.

Kebetulan alumni itu juga sebagian orang tua sekarang, sehingga itu juga termasuk orang tua, sehingga kalau yang orang tua mau ini, tampaknya tidak terlalu banyak ya tapi artinya kita tidak bisa tahu ya tapi kalau yang komen-komen itu yang jelas kebanyakan itu alumni dan murid-murid tapi kan orang tua masa si orang tua mau

komen-komen mungkin begitu

pemikirannya. Paling tidak dengan itu kita sudah menginformasikan kepada orang tua bahwa kita punya kegiatan foto-foto juga ada kemudian info-info yang lain juga kita share lewat facebook itu jadi kalau yang orang tua murni member komentar itu kayaknya memang tidak terlalu banyak ya, ada tapi mungkin tidak banyak. (Ketua

(18)

102

program pendidikan keluarga, 24 Oktober 2016)

3) Pelaksanaaan

Dalam melaksanakan program pendidikan keluarga ini sekolah sudah berusaha melaksanakan beberapa kegiatan seperti “Tea time”: penyambutan orang peserta didik dan orang tua pada hari pertama masuk sekolah, sarasehan dan sambung rasa orang tua-komite-guru dan karyawan, sosialisasi program sekolah kepada orang tua peserta didik kelas X, parenting day, forum komunikasi orang tua- sekolah (wali kelas, guru BK), pelibatan orang tua sebagai Pembina upacara hari senin, expo pendidikan, career day, Pembentukan Paguyuban Orang tua Siswa, kelas inspirasi, pentas seni dan budaya dalam program pendidikan keluarga. Beberapa program berikutnya yaitu kelas orang tua dengan tema pengasuhan positif, Kelas orang tua dengan tema “Mendidikanak di era digital”, penyusunan dan/ atau pembelian bahan bacaan parenting, pembuatan dan/ atau pembelian alat penunjang yang relevan.

Kelas 10 paguyuban orang tua resmi sudah terbentuk, sudah ada group nya juga. Yang kelas 12 belum terbentuk resminya tapi jika ada undangan parenting dan kegiatan yang lain juga bisa datang. Jadi paguyubannya baru dibentuk resmi kelas 10 karena peta kerawananya. Sasarannya banyak dikelas 10 karena kelas 10 itu basicnya.Kalau kelas

(19)

103

10 sudah terbentuk kemudian kelas 11 dan 12 sudah mengalir.

Tapi memang sudah dihimbau dan rata-rata masing-masing wali kelas sudah ada kontak mereka hanya belum diresmikan sebagai paguyuban. Yang resmi baru kelas 10, yang kelas 11 baru akan terbentu nanti tengah semester. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016)

SMA Kristen 1 Salatiga juga telah berusaha mengembangkan kapasitas warga sekolah terkait dengan pendidikan keluarga. Pengembangan kapasitas warga sekolah tersebut dilakukan dengan cara mengadakan pelatihan dan motivasi bagi warga sekolah, guru Dan karyawan terkait dengan pendidikan keluarga mengenai custumer statisfication dan pola pendampingan pada siswa dan pembentukan budaya sekolah, sekolah juga telah melakukan sosialisasi kebijakan atau hal-hal baru tentang pendidikan keluarga kepada para orang tua atau wali murid dalam kegiatan sosialisasi program sekolah kepada orang tua peserta didk kelas X pada awal tahun ajaran, memberi dorongan dan kesempatan kepada warga sekolah untuk berperan aktif dalam program pendidikan keluarga juga tidak dilupakan untuk dilaksanakan. Hal itu dilakukan melalui forum komunikasi orang tua dan pihak sekolah (wali kelas dan guru BK) baik dengan membentuk paguyuban orang tua dan sekolah maupun saat pertemuan-pertemuan pihak sekolah dan orang tua/wali murid.Pertemuan wali kelas dengan

(20)

104

orang tua/ wali tersebut diadakan setiap penerimaan laporan hasil belajar, program bulanan dan pertemuan yang diadakan sesuai kebutuhan yang artinya jika ada hal-hal yang perlu dikomunikasikan pihak sekolah kepada orang tua/ wali murid.

Agenda pertemuan pihak sekolah dan orang tua tidak hanya dilakukan terbatas oleh wali kelas dan orang tua namun pertemuan antara pihak sekolah (para guru dan kepala sekolah) dan para orang tua/ wali murid, contohnya saat penyambutan orang tua peserta didik dan orang tua pada hari pertama masuk kerja yang dikemas dalam kegiatan “Tea Time” oleh pihak SMA Kristen 1 Salatiga. Agenda pertemuan tersebut berisi perkenalan dengan kepala sekolah, wali kelas dan guru-guru, saling berkenalan antar orang tua peserta didik, penjelasan program, agenda dan kegiatan sekolah, kesepakatan dan penjelasan mengenai teknik dan media komunikasi antara sekolah dan orang tua, serta pengenalan lingkungan sekolah kepada orang tua dengan member kesmepatan orang tua melihat langsung kegiatan siswa dihari pertama dan meninjau fasilitas-fasilitas dan sarana prasarana yang ada disekolah. SMA Kristen 1 Salatiga juga mengadakan parenting atau kelas orang tua setiap tahunnya.Pada tahun ajaran 2015/ 2016

(21)

105

ini diadakan dua kali kelas orang tua yang bertema “Pengasuhan Positif” yaitu mengenai pendampingan terhadap remaja dan “Mendidik anak di Era Digital.” Yang terkait dengan cara mengatasi penggunaan/ pengaruh HP dan media sosial pada remaja/ siswa.

Selama ini orang tua sudah cukup terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah, baik memberikan dukungan dana, pemikiran dan tenaga. Salah satu bentuk keterlibatan orang tua pada program pendidikan keluarga ini adalah keterlibatan mereka sebagai motivator/ inspirator bagi peserta didik yang dikemas sekolah dalam kegiatan kelas inspirasi.SMA Kristen 1 Salatiga sudah melibatkan orang tua yang bekerja sebagai rohaniawan (pendeta), birokrat (Ketua DPRD), akademisi (dosen dan psikologi) serta praktisi di berbagai bidang ilmu. Pihak orang tua juga pernah membantu penggalian dana untuk suatu kegiatan lomba siswa seperti yang disampaikan ketua program pendidikan keluarga berikut:

Usulan masukan juga selalu ada dan bahkan lomba pramuka itu juga orangtua menjadi panitia (Ketua program pendidikan keluarga. 7 Oktober 2016)

Orang tua kalau diminta untuk berpacu saya kira mereka mau bahkan kemarin itu ada yang sampe usaha dana buat anak-anak ini mau mengadakan lomba panduan pramuka, itu ada orang tua yang ikut dalam penggalian usaha dana itu juga ada yang meminjamkan barang dagangannya itu jadi

(22)

106

istilahnya tidak usah kulaan, pinjam barang (dipinjami fasilitas) mereka tinggal menerima untungnya kalau barang itu tidak laku ya gapapa, jadi sebenarnya potensi besar yaitu orang tua mau terlibat bahkan ada yang kemarin kelas 10 menawarkan diri, anggota komite si itu, itu kami menangkap bahwa dia juga ingin terlibat, kekuatan kekuatan itu kami himpun kemudian kami sampaikan kepala sekolah sebagai perhatian untuk selanjutnya. (Koordinator program kemitraan, 13 Oktober 2016)

Itu nanti setiap kelas menghadirkan satu figur orang tua dipilih dosen, pendeta atau pengusaha terus hadir untuk memberikan motivasi. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016)

Selain mendapatkan dana bantuan, sekolah juga menilai bahwa dengan adanya program kemitraan yang resmi dari pemerintah program tersebut sekarang lebih terdokumentasikan. Walau sebelumnya sudah dilaksanakan namun hal tersebut masih dianggap sebagai kegiatan biasa atau rutinitas dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan, dalam hal ini orang tua dan masyarakat. Dukungan dari pemerintah dalam hal ini menjadi cukup penting karena secara tidak langusng menjadi hal yang menguatkan atau meyakinkan sekolah bahwa program kemitraan tersebut merupakan hal yang penting sehingga perlu diprogramkan secara lebih serius.

Sebenarnya sebelum ada program ini sudah ada tapi kan tidak terdokumentasi artinya kita tidak terlalu ‘ngeh’ begitu ya, tapi artinya masukan kritik sudah ada lewat

(23)

107

kepala sekolah, biasanya lewat kepala sekolah langsung atau email. Tapi diluar itu sebetulnya orang tua sudah sering memberi masukan saat penerimaan raport, dll dan sudah diresmikan lama. ya mungkin karena itu sekolah kita dipercaya medapatkan bantuan itu. Jadi sebenarnya orang tua sudah terlibat namun hanya memang kurang terdokumentasi karena hal itu sudah menjadi hal yang biasakan. (Ketua program pendidikan keluarga, 7 Oktober 2016)

4) Evaluasi

Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi bahwa kepala sekolah sudah melakukan supervisi pelaksanaan program pendidikan keluarga tersebut dan telah secara jujur melakukan evaluasi diri terkait dengan pelaksanaan kemitraan dengan keluarga dan masyarakat dengan kondisi yang sebenarnya. Bedasarkan hasil studi dokumentasi yang dilakukan, hasil supervisi dan evaluasi tersebut masuk dalam file laporan penyelenggaraan pendidikan keluarga untuk diberikan ke kementrian pendidikan dan kebuyaan pada bulan Oktober 2016. Dalam laporan evaluasi diri penyelenggaraan pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga, selama ini program tersebut telah menghasilkan beberapa manfaat bagi pihak sekolah maupun keluarga, berikut manfaat yang telah dirasakan:

(24)

108

1. Terjalinnya komunikasi yang lebih baik antara sekolah dengan orang tua siswa sehingga kepercayaan orang tua terhadap sekolah semakin meningkat. Permasalahan yang timbul di sekolah dapat diselesaikan secara kekeluargaan, orang tua siswa tidak mudah komplain terhadap kebijakan ataupun pola pendampingan maupun pembelajaran yang diselenggarakan oleh sekolah.

2. Meningkatnya dukungan orangtua maupun masyarakat kepada program-program yang diselenggarakan oleh sekolah baik secara moral maupun material. Hal ini nampak dalam berbagai kegiatan di sekolah khususnya kegiatan pengembangan diri. Misalnya sekolah memerlukan sarana transportasi untuk siswa yang akan mengikuti lomba di luar kota, serta pendampingan bagi siswa yang mengikuti lomba, dengan sukarela orang tua menawarkan bantuan. Demikian juga dalam kegiatan yang lain seperti usaha dana untuk berbagai kegiatan sekolah. 3. Meningkatnya kinerja dari warga sekolah

karena merasakan adanya dukungan positif dari orangtua.

(25)

109

4. Meningkatnya daya juang dan antusiasme siswa dalam mengikuti berbagai kegiatan pengembangan diri yang diselenggarakan di sekolah maupun di luar sekolah.

b. Program Penguatan Ekosistem

1. Meningkatnya kinerja sekolah dalam mewujudkan customer satisfaction yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan.

2. Meningkatnya penghayatan dan pengamalan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa serta budaya prestasi pada warga sekolah

3. Terciptanya lingkungan belajar yang nyaman serta kondusif.

4. Meningkatnya kedisiplinan dari siswa serta menurunnya pelanggaran tata tertib sekolah.

Supervisi dan evaluasi terkait dengan pelaksanaan kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat juga telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/ Kota serta pengawas sekolah. Pihak sekolah memberikan laporan awa kepada Dinas Pendidikan dan pengawas, sedangkan Dinas Pendidikan mengadakan kunjungan kesekolah serta memberikan instrument uji coba petunjuk teknis kemitraan sekolah degan keluarga dan masyarakat untuk

(26)

110

diisi oleh kepala sekolah. Setelah diadakan supervisi dan evaluasi pada bulan Juli 2016 dan program kemitraan tersebut berjalan dengan baik maka pemerintah memberikan dana bantuan tambahan yang dimaksudkan untuk dana bantuan penguatan pada program pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga.

Ini bantuan yang kemarin 25 dan 35 juta, dan ini turun lagi. Ini beda, sekarang kan

penguatan kemarin penyelenggaraan,

kemarin kan kita dievaluasi, karena kita jalan maka diberi lagi untuk semakin menguatkan logikanya. Jadi 25 untuk kemitraan 35 untuk ekosistem,karena kemarin dirasa dievaluasi berjalan dengan baik diberi lagi untuk penguatan namnaya, ini baru turun di 21 september kemarin dananya. (Kepala Sekolah, 6 Oktober 2016)

Sejak diberi bantuan dana pada program pendidikan keluarga ini, sekolah secara rutin melaporkan pengeluaran anggaran dan pelaksanaan kegiatan kemitraan tersebut kepada pusat. Laporan akhir program kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat selama satu tahun juga sedang dipersiapkan untuk diberikan pada bulan Desember 2016.

Pada tahap ini, peneliti melakukan survey lapangan dan studi pustaka. Survey lapangan dilakukan mulai bulan Juni 2016 untuk mengumpulkan data tentang fakta yang berkaitan dengan program pendidikan keluarga yang berlangsung di SMA Kristen 1 Salatiga.Setelah

(27)

111

melakukan wawancara dan studi dokumentasi, validasi data selanjutnya dilakukan dengan mengadakan FGD pada tanggal 7 Desember 2016 yang dihadiri oleh Bapak Bambang Ismanto selaku Moderator, peneliti, Kepala Sekolah, Wakasek bidang Humas, perwakilan Guru BK dan perwakilan Komite Sekolah. Melalui hasil FGD tersebut maka model faktual program pendidikan keluarga yang dipaparkan diatas dinyatakan sudah terbukti validitasnya, yaitu sesuai fakta kenyataan yang ada dilapangan.

Apa yang ditulis peneliti disini, karena saya juga terlibat didalam penelitian, menurut saya sudah obyektif yang saat itu sudah saya sampaikan sudah tersampaikan disini tidak ditambahi tidak dikurangi seperti itu saya menilai ini obyektif. (Guru BK, 7 Desember 2016)

Berdasarkan dari data yang diperoleh yang telah dilakukan maka dirumuskanlah bagan model kemitraan sekolah dan orang tua di SMA

Kristen 1 Salatiga seperti gambar dibawah ini.

Program penguatan kemitraan sekolah dengan keluarga dan masyarakat 1. Orangtua - “Tea Time” Penyambutan hari pertama - Sosialisasi program - Sarasehan dan sambung rasa - Parenting day - Kelas Inspirasi - Pelibatan sebagai Pembina upacara - Expo pendidikan - Forum Media Sosial Penyusunan Tim Program Pendidikan Keluarga Tim Penguatan Kemitraan Tim Penguatan Ekosistem

(28)

112

Gambar 4.1 Model Faktual Kemitraan Sekolah dengan Orang di SMA Kristen 1 Salatiga

2.2.2. Pengumpulan Data

Berdasarkan data model faktual terkait dengan kemitraan sekolah dengan orang tua di SMA Kristen 1 Salatiga, maka disusunlah data untuk mengem-bangkan suatu model tersebut. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan analisis kebutuhan model. Analisis kebutuhan model yang digunakan dalam penelitian ini adalah SWOT dan MAS. Analisis data ini dilakukan dengan FGD dengan beberapa pihak yaitu

Media Sosial

Action Plan dan Penyusunan

RKAS Tujuan Program

(29)

113

kepala sekolah, ketua program pendidikan keluarga, koordinator program kemitraan dan perwakilan komite.

Analisis kebutuhan merupakan kegiatan menganalisis data dengan tujuan memperoleh informasi yang dibutuhkan pengguna dalam menjalankan suatu program. Judul model disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Tujuan analisis kebutuhan model adalah untuk menentukan judul dan isi model. Melalui hasil diskusi dengan beberapa pihak sekolah yaitu kepala sekolah, ketua program pendidikan keluarga, koordinator program kemitraan serta guru pengelola sistem informasi sekolah diperoleh data tentang penyelenggaraan program pendidikan keluarga di SMA Kristen 1 Salatiga yang diturunkan ke dalam faktor IFAS dan EFAS pada table 4.1 berikut.

(30)

114

Tabel 4.1 Hasil Analisis Faktor Kekuatan dan Kelemahan Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary) No Faktor-faktor Internal Bobot Skor Total Bobot x Skor Kekuatan (Strength)

1 Teamwork yang solid 0,07 4 0,28

2 Komitmen dari warga sekolah untuk mewujudkan program. 0,07 4 0,28 3

Kemampuan sumber daya manusia yang cukup baik dan kreatif dalam

mengembangkan program. 0,1 4 0,4

4 Sekolah juga mengadakan penguatan ekosistem untuk meningkatkan kinerja sekolah.

0,06 4 0,24

5 Sekolah memiliki moto custumor staisfication. 0,06 3 0,18

6 Pemimpin yang humanis. 0,07 3 0,21

7

Pemimpin yang cukup aktif menjalin hubungan kerjasama dengan pihak masyarakat.

0,09 4 0,32

8

Sekolah telah memiliki kesadaran untuk melaksanakan beberapa kegiatan dalam program pendidikan keluarga sebelum mendapatkan bantuan pemerintah.

0,07 4 0,28

9

Sekolah telah mengikuti

pembinaan dan bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan keluarga dari dinas pendidikan.

0,06 3 0,18

10

Sekolah telah menganggarkan untuk penyelenggaran program

pendidikan keluarga melalui RKAS. 0,09 4 0,32

11

Sekolah memiliki program unggulan lainnya yang dapat mendukung kegiatan-kegiatan dan pendanaan pada program

kemitraan sekolah.

0,08 3 0,24

12

Sekolah telah memiliki tim pengelola sistem informasi manajemen.

0,05 4 0,20

13 Daya dukung sarana prasarana yang cukup memadai. 0.06 3 0,18 14

Menggunakan media sosial untuk menjalin komunikasi dengan

(31)

115

Total Skor 1 3,59

Kelemahan (Weaknesses)

1

Waktu pelaksanaan kegiatan program yang melibatkan orang tua terbatas karena mayoritas orang tua bekerja.

0,14 1 0,14

2

Waktu pelaksanaan kegiatan program kadang bersamaan

dengan kegiatan program lain. 0,13 2 0,26

3 Banyaknya program sekolah dapat mengurangi jam pelajaran siswa. 0,13 1 0.13 4 Beberapa media komunikasi tersedia yang masih kurang

accessible.

0,12 2 0,24

5

Masih ada beberapa media komunikasi sekolah yang masih kurang maksimal penggunaanya misalnya web dan blog.

0,13 2 0,26

6

Sekolah masih kurang melibatkan orang tua dalam proses

pembelajaran anak di bidang akademik.

0,12 1 0,12

7

Beberapa guru masih kurang memiliki motivasi untuk menggunakan dan mengembangkan media

pembelajaran seperti Edmodo dan blog.

0,12 2 0,24

8

Kegiatan kolaborasi anak dan orang tua dalam bidang akademik

dan non akademik masih kurang. 0,11 1 0,11

Total Skor 1 1,5

Total SkorAkhir (Kekuatan –

Kelemahan) 2.09

Dari data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa total bobot dikalikan skor pada faktor kekuatan adalah 3,59 sedangkan total bobot dikalikan skor pada faktor kelemahan adalah 1,5 sehingga skor akhir IFAS yaitu faktor kekuatan dikurangi faktor kelemahan adalah 2,09. Hal ini menunjukkan bahwa faktor kekuatan adalah faktor yang lebih dominan

(32)

116

dibandingkan dengan faktor kelemahan. Oleh karena itu sekolah dapat mengoptimalkan kekuatan yang dominan yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada.

Berdasarkan hasil data wawancara dan FGD dan studi dokumentasi yang didapat telihat bahwa SMA Kristen 1 Salatiga memiliki cukup banyak kekuatan dalam menjalankan program kemitraan antara sekolah dan orang tua yang dikemas dalam program pendidikan keluarga. Kekuatan yang dimiliki bahkan lebih banyak dari kelemahan yang ditemukan. Dalam hal ini sekolah dapat memaksimalkan kekuatan berdasarkan tingkat kepentingannya yang dapat dilihat pada skor SWOT yang dibuat untuk mengurangi atau meminimalisasi kelemahan yang ada.

Kekuatan yang memiliki bobot tertinggi dalam analisis SWOT tersebut ada dua, yaitu terkait dengan kepala sekolah sebagai pemimpin yang cukup aktif menjalin hubungan kerjasama dengan pihak masyarakat yang juga meliputi orang tua dan alumni dan pengalokasian anggaran khusus sekolah untuk penyelenggaran program pendidikan keluarga melalui RKAS.Hal ini dirasa menjadi kekuatan yang tertinggi karena dalam suatu kemitraan, relasi atau hubungan menjadi sesuatu yang sangat penting.Kepala sekolah sebagai pihak yang memiliki fungsi paling strategis disekolah merupakan salah satu faktor penentu dalam

(33)

117

jalinan kemitraan sekolah dengan masyarakat. Terjalinnya hubungan baik secara personal maupun kelembagaan antar pemimpin dapat mendatangkan kepercayaan yang tinggi dan kemudahan terhadap instansi yang dipimpinnya.

Meskipun tidak diberikan bobot yang terlalu tinggi namun faktor pemimpin yang humanis yang dimiliki oleh sekolah ini menjadi daya dukung yang memberi dampak baik secara tidak langsung bagi program kemitraan disekolah ini. Pola berpikir kepala sekolah yang menganggap bahwa tugas sekolah tidak hanya mengembangkan prestasi namun juga membangun karakter para peserta didiknya merupakan suatu dasar pemikiran yang menjadikan program kemitraan sekolah dengan orang tua serta masyarakat menjadi salah satu prioritas sekolah. Hal ini berdampak pada suatu keputusan dan pendanaan yang terkait dengan kegiatan-kegiatan pada program kemitraan. Meskipun baru setahun program kemitraaan ini mendapatkan dana bantuan dari pemerintah namun sudah cukup banyak kegiatan-kegiatan kemitraan dan jalinan kemitraan yang sudah dilakukan baik sebelum maupun sesudah bantuan diberikan. Kegiatan-kegiatan dalam program kemitraan tersebut hendaknya tetap dilanjutkan dengan tidak melupakan segi manajemen pelaksanaan program dari

(34)

118

perencanaan, peng-organisasian, pelaksanaan dan pengawasan secara berkesinambungan.

Jalinan kemitraan sekolah dengan orang tua serta masyarakat juga didukung dengan usaha sekolah untuk melakukan penguatan ekosistem dari dalam. Penguatan ekosistem tersebut meliputi pemberian motivasi dan pelatihan tentang pola asuh. Pemberian motivasi ini sangat penting melihat padatnya program sekolah yang harus dilaksanakan sehingga tidak menutup kemungkinan rasa lelah dan hambatan-hambatan yang dirasakan warga sekolah dapat menurunkan kinerja mereka. Dalam hal ini peran moto sekolah “custumor statisfication” dapat berguna menjadi pengingat warga sekolah untuk memberikan yang terbaik kepada para pelanggan termasuk orang tua atau wali murid.

Dari segi pendanaan, sebelum dana bantuan dicairkan sekolah terlebih dahulu telah meng-alokasikan anggaran melalui RKAS dalam mewujudkan program kemitraan tersebut. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan dalam program kemitraan telah dijalankan oleh sekolah sebelum bantuan dana dari pemerintah diberikan. Komiten dari warga sekolah serta kesadaran akan pentingnya program inilah yang menjadikan sekolah ini sebagai salah satu sekolah percontohan program pendidikan keluarga sehingga juga diberi dana bantuan. Dana bantuan pemerintah

(35)

119

dianggap sekolah sebagai sarana penguatan bagi program kemitraan yang telah dilaksanakan sekolah sebelumnya. Dana yang digunakan sekolah sebelumnya berasal dari dana konvensional seperti SPP dan sumbangan pendidikan serta dana non konvensional yang didapatkan dari program keiwrausahaan serta program kemitraan itu sendiri seperti pada kegiatan expo pendidikan. Program-program unggulan sekolah ini digunakan sekolah untuk menggali danamelalui jalinan kemitraan yang telah terbentuk seperti kerjasama dengan orang tua, alumni serta pihak masyarakat lainnya yang disalurkan untuk kegiatan dalam program selanjutnya. Dalam hal ini sekolah berusaha memanfaatkan social capital yang dapat berimplikasi menjadi economy capital.

Meskipun banyak kekuatan yang dimiliki sekolah namun masih terdapat beberapa kelemahan yang dimiliki sekolah yang dapat menjadi faktor penghambah internal dalam mewujudkan tujuan program pendidikan keluarga. Banyaknya program unggulan yang dimiliki oleh sekolah justru juga dapat menjadi kelemahan atau hambatan bagi sekolah. Padatnya program-program yang harus dilaknsanakan oleh sekolah dan kendala waktu pelaksanaan mengakibatkan guru-guru terkadang harus mening-galkan kelas untuk mempersiapkan program-program tersebut. Jika hambatan ini tidak dapat segera diatasi

(36)

120

maka hal tersebut dapat menyebabkan turunya pencapaian akademik siswa. Kendala mengenai waktu juga mengakibatkan kegiatan-kegiatan beberapa program diadakan secara bersamaan sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya ketercapaian tujuan program tersebut.

Saat ini sekolah telah menggunakan media sosial untuk menjalin komunikasi dengan stakeholder. Hal ini menjadi kekuatan sekolah dalam mewujudkan program kemitraan sekolah dengan orang tua dan masyarakat lainnya. Media sosial telah memberikan kemudahan sekolah dalam menyampaikan informasi kepada pihak-pihak terkait. Penggunaan media sosial yang telah digunakan oleh sekolah dalam usaha untuk selalu menjaga komunikasi dengan orang tua dan masyarakat yaitu diantaranya melalui email, website, facebook, youtube, blog, whatsapp, BBM, sms/ telepon. Pentingnya komunikasi dalam suatu kemitraan telah disadari oleh sekolah sehingga sekolah senantiasa membuka diri dengan hal-hal yang dapat membantu dalam menjaga komunikasi

tersebut. Meskipun begitu, masih ada beberapa media komunikais yang kurang dimaksimalkan fungsinya oleh sekolah sehingga media komunikasi tersebut dianggap masih kurang accessible bagi orang tua terutama pada media komunikasi melalui website dan blog. Hal ini masih dapat dikembangkan lagi

(37)

121

melalui tim pengelola sistem informasi agar orang tua lebih merasakan manfaat berkomunikasi dengan sekolah melalui media tersebut.

Dalam bidang non akademik sekolah telah banyak memiliki program, seperti 20 program pengembangan bakat minat serta program lainnya seperti kemitraan dan kewirausahaan. Hal ini juga mesti diimbangi dengan kegiatan akademik agar potensi akademik siswa dapat lebih dimaksimalkan dan mencapai prestasi yang dapat menambah kekuatan sekolah. Keterlibatan orang tua dalam bidang akademik dapat dilakukan melalui pembelajaran menggunakan media Edmodo dan blog sebagai media pengawasan orang tua terhadap pembelajaran yang sedang diberikan terhadap anaknya. Namun belum banyak guru yang menggunakan media ini sebagai media pembelajaran, meskipun sekolah sudah pernah diberikan pelatihan tentang media pembelajaran ini. Pemberian pelatihan kepada sekolah yang terkait dengan media pembelajaran ini menunjukan bahwa media ini sebenarnya dapat bermanfaat jika digunakan dengan tepat. Tidak hanya di bidang akademik namun dalam bidang non akademik kegiatan yang mendorong kolaborasi orang tua dan anak juga masih dapat dikembangkan agar dapat meningkatkan keharmonisan hubungan antara orang tua/ wali murid dengan peserta didik dan sekolah.

(38)

122

Selanjutnya hasil analisis faktor eksternal sekolah meliputi peluang dan ancaman, pemberian bobot dan skor masing-masing faktor dan dilakukan perhitungan skor akhirnya hingga diperoleh matrik EFAS (Eksternal Factors Analysis Summary) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Analisis Faktor Peluang dan Ancaman Matrik EFAS (External Factors Analysis Summary)

No Faktor-faktor Eksternal Bobot Skor Total Bobot x Skor Peluang (Opportunity)

1 Sekolah telah dipilih menjadi salah satu sekolah percontohan program pendidikan keluarga.

0,13 3 0,39

2

Dukungan dana dari pemerintah berupa bantuan dana program Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan Msayarakat serta monitoring.

0,17 3 0,51

3 Mendapatkan dukungan dari beberapa alumni yang cukup berpotensi.

0,14 4 0,56

4 Kepercayaan masyarakat masih cukup tinggi. 0,14 4 0,56 5 Mendapat dukungan orang tua baik dari dana maupun fasilitas. 0,15 4 0,6 6

Beberapa komite bersedia terjun langsung membantu dan mendukung

kegiatan atau program sekolah. 0,12 3 0,36

7 Sudah terbentuknya paguyuban orang tua wali murid 0,15 4 0,6

Total Skor 1 3,58

Ancaman (Threat)

1 Sebagian orang tua yang masih berprinsip “pasrah bongkoan” 0,23 1 0,23 2

Belum ada rapat rutin komite karena terhalang oleh kesibukan masing-masing komite.

0,18 2 0,36

3

Kesibukan orang tua sehingga sulit menemukan waktu yang tepat untuk

(39)

123

4

Pengetahuan media komunikasipada orang tua yang masih perlu

ditingkatkan 0,18 2 0,36

5 Beberapa orang tua yang masih berada di kalangan ekonomi menengah kebawah.

0,16 3 0,48

Total Skor 1 1,68

Total SkorAkhir (Peluang –

Ancaman) 2,9

Dari data pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa total bobot dikalikan skor pada faktor peluang adalah 3,58 sedangkan total bobot dikalikan skor pada faktor ancaman adalah 1,68 sehingga skor akhir EFAS yaitu faktor peluang dikurangi faktor ancaman adalah 2,9. Dari hasil analisis faktor eksternal tersebut diketahui bahwa sekolah memiliki beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan kemitraan sekolah dengan orangtua dan masyarakat.

Kekuatan dari dalam yang dimiliki oleh sekolah dapat menghasilkan peluang eksternal yang dapat digunakan untuk memperkuat program-program yang ada disekolah. Hal ini dirasakan sungguh oleh SMA Kristen 1 Salatiga.Sebagai buah yang baik akan adanya komitmen yang kuat dari warga sekolah dalam usaha menjalin hubungan yang harmonis dengan berbagai pihak dengan diwujudkannya kegiatan-kegiatan yang bersifat kemitraan maka SMA Kristen 1 Salatiga mendapat beberapa bantuan dari pemerintah baik dalam pendanaan maupun dukungan lainnya seperti

(40)

124

keikutsertaan dalam bimtek penyelenggaraan program pendidikan serta monitoring dan supervisi oleh dinas pendidikan. Disamping program pendidikan keluarga, sekolah juga mendapatkan bantuan dalam penyelenggaraan program kewirausahaan dan program wawasan kebangsaan. Dukungan dana, tenaga dan pemikiran tidak hanya mengalir dari pemerintah namun juga para orang tua, para alumni yang sebagian juga orang tua siswa dan komite sekolah. Hal tersebut merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan program kemitraan sekolah dengan orang tua dan masyarakat yaitu untuk menjalin kerjasama dan keselarasan dalam menjalankan program pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat demi membangun ekosistem pendidikan yang kondusif untuk menumbuh kembangkan karakter dan budaya berprestasi pada peserta didik. Tujuan program kemitraan tersebut selaras dengan visi sekolah yaitu berkarakter dan berprestasi.

Berdasarkan pengakuan hampir semua pihak sekolah yang telah diwawancari salah satu faktor penghambat dalam mewujudkan program kemitraan ini yaitu waktu pelaksanaan kegiatan yang melibatkan orang tua. Kesibukan orang tua yang mayoritas bekerja dirasa masih menjadi kendala. Kendala inilah yang sebaiknya masih perlu dipkirkan jalan keluarnya dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki oleh

(41)

125

sekolah yang terkait dengan kemampuan sumber daya manusia yang sebenarnya cukup baik dan kreatif dalam mengembangkan program-program yang ada selama ini.

Komunikasi yang efektif juga dirasa dapat menjadi jembatan yang dapat mengatasi masalah kesibukan orang tua dan pihak-pihak terkait lainnya. Sebagai peluang eksternal yang lain, sekolah juga telah mulai membentuk paguyuban-paguyuban orang tua. Paguyuban orang tua kelas 10 telah dibentuk secara resmi melalui media sosial whatsapp. Group whatsapp orang tua telah dibentuk baik yang diprakarsai dari setiap pihak wali kelas 10 maupun guru BK kelas 10. Paguyuban orang tua kelas 11 dan 12 resmi juga sedang diusahakan oleh sekolah. Kesediaan orang tua dengan bergabung dalam paguyuban orang tua menjadi hal yang strategis untuk mengembangkan jalinan kemitraan untuk membangun sekolah yang lebih baik. Keberagaman pengetahuan media komunikasi yang dimiliki orang tua menjadi tantangan tersediri juga bagi sekolah dalam mewujudkan komunikasi yang harmonis dengan para orang tua atau wali murid.

Kepercayaan masyarakat dalam hal ini alumni cukup tinggi pada SMA Kristen 1 Salatiga. Banyak diantara alumni yang sekarang menjadi orang tua/ wali murid di sekolah ini. Namun di sisilain, hal ini juga dapat menjadi ancaman bagi sekolah. Kepercayaan

(42)

126

yang tinggi tersebut dapat menimbulkan prisnsip “pasrah bongkoan” oleh orang tua kepada sekolah. Padahal hal ini bertentangan dengan prisnsip kemitraan yang saling bergotong royong untuk mendidik anak. Diakui sekolah, prinsip “pasrah bongkoan” terhadap sekolah masih dimiliki oleh beberapa orang tua terutama orang tua dari kalangan menengah kebawah. Sehingga hal ini menjadi tantangan sekolah yang harus segera dipecahkan dengan memanfaatkan peluang-peluang dan kekuatan sekolah yang ada agar program kemitraan dapat berjalan lebih baik sesuai dengan prinsip-prinsip kemitraan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan hasil analisis SWOT sekolah tersebut diketahui skor akhir IFAS adalah 2.09 sedangkan skor akhir EFAS adalah 2,9. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa strategi berada di kuadran SO (strength oportunity) yang mendukung strategi agresif. Sehingga pihak sekolah dapat menggunakan kekuatan dari lingkungan internal sekolah dan meraih peluang yang ada pada lingkungan eksternal untuk kemitraan sekolah dengan orangtua.

(43)

127

Selanjutnya setelah mengetahui hasil analisis SWOT tersebut dibuatlah strategi-strategi untuk meningkatkan jalinan kemitraan sekolah dengan orang tua serta masyarakat dan meminimalisasi faktor kelemahan dan ancaman yang dapat menghambat penyelenggraan program pendidikan keluarga tersebut. Strategi yang perlu dibuat oleh sekolah untuk mengembangkan model kemitraan sekolah dan orang tua dapat meliputi beberapa aspek. Dalam hal ini peneliti mengkategorikan beberapa aspek strategi tersebut berdasarkan analisis MAS yaitu strategi yang meliputi perubahan (modify), penambahan (add) dan perluasan atau penyempitan (size). Hasil analisis tersebut dipaparkan sebagai berikut:

Kuadran 1 (SO) Stratetgi Agresif Memanfaatkan kekuatan untuk menangkap peluang

yang ada

Peluang

(O)

3 2 1

Kekuatan

(S)

Kelemahan

(W)

3 2 1 1 2 3 1 2 3

Ancaman

(T)

(44)
(45)

129 2.2.3. Desain Produk

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan tentang model kemitraan sekolah dengan orang tua SMA Kristen 1 Salatiga maka penyusunan kerangka model model kemitraan sekolah dengan orang tua sebagai berikut:

1) Pendahuluan berisi latar belakang, dasar hukum, rasional mode, tujuan, sasaran dan spesifikasi model. Model ini berisi tentang pentingnya program pendidikan keluarga yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

2) Spesifikasi model produk hasil pengembangan ini terkait dengan model Kemitraan Sekolah dengan Keluarga dan Masyarakat dari pemerintah yang dikembangkan dengan mengadaptasi beberapa teori kemitraan atau family-school partnersip lainnnya di berbagai sumber. Setelah mempertimbangkan berbagai prosedur, fungsi manajemen, proses dan strategi pelaksanaan yang digunakan, produk hasil pengembangan ini diberi nama “Model Kemitraan Sekolah dengan Orang Tua melalui Media Sosial”

(46)

130

3) Konsep dan bentuk kemitraan yang dilengkapi dengangambar model kemitraan sekolah dengan orang tua melalui media sosial. Konsep kemitraan berupa pengertian, tujuan, prinsip dan bentuk-bentuk kemitraan. Model ini memiliki beberapa bentuk kemitraan dalam beberapa aspek–aspek kemitraan yang ditentukan.

4) Gambar model merupakan rangkuman dari kegiatan manajemen program pendidikan kelurga yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Gambar model berisi skema/ bagan alur model kemitraan sekolah dengan orang tua melalui media sosial.

5) Efektifitas model merupakan faktor-faktor yang mendukung keefektifan jalannya model jika dilaksanakan pada satuan pendidikan. Faktor-faktor pendukung tersebut diantaranya berupa persyaratan pokok model, profil sekolah, peran dan karakter yang harus dimiliki oleh warga sekolah dalam menjalankan program.

6) Monitoring program kemitraan sekolah dengan orang tua dilaksanakan selama kegiatan berlangsung yang dilakukan oleh kepala sekolah atau bahkan oleh pengawas dan Dinas Pendidikan. Evaluasi terhadap kegiatan program kemitraan sekolah dengan orang tua untuk mengetahui kualitas bentuk-bentuk kemitraan

(47)

131

tersebut, kelemahan-kelemahan serta kendala dalam proses pelaksanaannya.

7) Pengarsipan dan pelaporan kegiatan program kemitraan sekolah dengan orang tua. Arsip adalah semua dokumen atau berkas program pendidikan keluarga yang harus disimpan sebagai bukti pertanggungjawaban telah dilaksanakan kegiatan program kemitraan, laporan program kemitraan bermanfaat untuk keperluan evaluasi program dan dapat digunakan sebagai dasar perbaikan program pendidikan keluarga di masa datang.

2.2.4. Pengembangan Model

Pengembangan model pada penelitian ini dilakukan setelah melalui tahap design, yaitu sebagai berikut:

1) Pra Penulisan

Pengkajian bahan untuk materi dalam model, dilakukan dengan mengumpulkan sumber dan referensi serta materi yang berhubungan dengan model kemitraan sekolah dengan orang tua dan family-school partnership atau home-school parnership.

2) Penyusunan draft Model

Pada tahap penyusunan draft ini dilakukan sesuai dengan kerangka model yang telah disusun.

(48)

132

Model kemitraan sekolah dengan orang tua melalui media sosial ini berisi tentang manajemen pelaksanaan program kemitraan sekolah dengan orang tua pada bagian penguatan kemitraan sekolah dengan orang tua dan masyarakat pada lingkup satuan pendidikan.

b. Penyusunan model berdasarkan aspek penyajian

Aspek penyajian membahas tentang bentuk-bentuk kemitraan dalam beberapa aspek kemitraan yang ditentukan dan terdiri dari beberapa bentuk kegiatan yang dapat menjadi referensi sekolah untuk dilaksanakan dalam rangka memenuhi keterlaksanaan bentuk-bentuk kemitraan yang ada untuk mewujudkan tujuan program kemitraan. Langkah-langkah yang harus dilakukan pada setiap kegiatan-kegiatan ke-mitraan terdapat pada panduan-panduan yang ditujukan kepada pihak-pihak terkait.

c. Penyusunan model dari aspek kebahasaan Bahasa yang digunakan dalam penyusunan model ini adalah Bahasa Indonesia.

(49)
(50)
(51)

135 2.2.5. Validasi Ahli

Untuk mengetahui tingkat kelayakan model kemitraan ini maka perlu dilakukan validasi ahli dengan instrumen yang telah dikembangkan, pada tahapan ini draft produk model yang dihasilkan diujikan kepada para ahli atau pakar.Validasi desain model ini dilakukan oleh pakar ahli yaitu Dr. Bambang S.Sulasmono, M.Si sebagai pakar dibidang manajemen dan Prof. Dr. Slameto, M.Pd sebagai pakar dibidang program kemitraan. Hasil penilaian terhadap draft produk model kemitraan menurut para validator adalah sebagai berikut:

1) Prof. Dr. Slameto, M.Pd

a. Tambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas model serta panduan dan instrument monitoring dan evaluasi.

b. Produk yang dikembangkan hendaknya tidak hanya terbatas pada satu sekolah saja namun untuk sekolah swasta yang lainnya juga.

c. Perlu dipisahkan panduan untuk beberapa pihak sekolah terkait dan panduan untuk orang tua.

d. Perbaikan pada tata penulisan model, terlebih substansi model.

e. Paparkan bentuk model yang diadaptasi dan bagaimana atau mengapa bentuk model kemitraan baru dibuat.

(52)

136

f. Tambahkan BAB II tentang teori-teori yang mendukung.

g. Bab III ganti judulnya menjadi efektifitas model.

h. Tambahkan lampiran pelaporan. Catatan khusus:

a. Layak dengan catatan direvisi atau diperbaiki. b. Lihat catatan penulisan pada draft.

2) Dr. Bambang S. Sulasmono, M.Si

a. Kesesuaian dan kejelasan latar belakang, tujuan dan sasaran sudah cukup jelas namun masih perlu perbaikan; contoh perlukan profil sekolah tertentu dicantumkan dibagian ini?. Dibawah sub judul perlu diberi kata pengantar dan sasaran no 6 perlu dipertimbangkan apakah diperlukan. Rasional model perlu diperjelas.

b. Belum nampak aspek penggunaan media sosial sebagaimana yang dijanjikan dalam judul thesis.

c. Isi model sudah memadahi namun uraiannya masih belum jelas. Hal yang kurang penting berkepanjangan sedang yang penting atau intinya kurang di elaborasi.

d. Masukan tujuan dan indikator-indikatornya kedalam bentuk model.

e. Belum jelas apakah model yang dikembangkan merupakan model konseptual atau model

(53)

137

procedural. Jika model prosedural, belum nampak prosedur yang harus dijalankan dalam program kemitraan.

Catatan khusus:

a. Perlu diperjelas apa hubungan antara pendidikan keluarga yang sudah dilakukan SMA Kristen 1 Salatiga dengan model kemitraan yang dikembangkan. (Adakah persamaan, dimana bedanya, apa hubungannya?)

b. Masih banyak tata tulis yang perlu perbaikan.

Selain validasi dari pakar ahli perlu dilakukan validasi desain model juga oleh praktisi, dalam penelitian ini dilakukan oleh kepala sekolah SMA Kristen 1 Salatiga, Dra. Kriswinarti yaitu sebagai berikut:

1) Kesesuaian dan kejelasan latar belakang, tujuan dan sasaran sesuai dan jelas namun cukup banyak kesalahan teknis dalam penulisan.

2) Kejelasan struktur model belum begitu nampak ada pengembangan, masih sebatas gambaran diagram alur yang selama ini dilaksanakan di SMA Kristen 1 Salatiga.

3) Kejelasan dan kememadaian isi model jelas sesuai kenyataan di sekolah, tetapi belum jelas model baru/ pengembangan model yang ditawarkan.

(54)

138

4) Ketepatan bentuk-bentuk model dalam mencapai tujuan dan indikator-indikatornya belum begitu nampak.

5) Tujuan jelas namun model belum. Catatan khusus:

Apa yang tersurat menurut hemat saya masih sebatas pada deskripsi tentang alur/ pola program kemitraan dan penguatan ekosistem di SMA Kristen 1 Salatiga selama ini yang sudah dilaksanakan sehingga belum begitu nampak adanya model yang dibangun/ dikontruksi berdasarkan temuan-temuan atau kekurangan-kekurangan praktik kemitraan di SMA Kristen 1 yang kemudian dapat digunakan sebagai masukan/ tawaran akternatif upaya perbaikan.

2.2.6. Revisi Produk

Berdasarkan masukan dari para ahli pakar dan praktisi, berikut revisi produk model kemitraan sekolah dengan orang tua melalui media sosial yang telah dilakukan oleh peneliti:

Aspek Saran dan Komentar dari ahli Hasil Revisi Struktur

model - Kejelasan struktur model belum begitu nampak. - Pemisahan panduan untuk beberapa pihak terkait. - Tambahkan lampiran panduan monitoring dan evaluasi. - Struktur model sudah diperbaki sesuai saran dari ahli pakar.

- Panduan-panduan telah dipisahkan dari produk model kemitraan.

- Lampiran panduan monitoring dan evaluasi telah

(55)

139 - Tambahkan lampiran pelaporan. - Bab II tambahkan dengan teori-teori yang mendukung. - Bab III ganti judul dengan Efektifitas Model. - Apakah profil sekolah perlu dicantumkan? ditambahkan. - Lampiran pelaporan telah ditambahkan beserta. - Bab II telah ditambahkan dengan teori-teori yang mendukung. - Bab III telah diganti

judul dengan Efektifitas Model beserta kelengkapan isinya.

- Profil sekolah tetap dicantumkan namun diubah bukan lagi profil sekolah satu sekolah tertentu namun profil sekolahsecara umum sebagai faktor efektifitas model. Isi/

substansi - Belum ada faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas model. - Produk tidak hanya

terbatas pada satu sekolah saja namun untuk sekolah swasta yang lainnya juga - Pemaparan bentuk model yang diadaptasi dan bagaimana atau mengapa bentuk model kemitran baru dibuat belum

nampak.

- Rasional model perlu diperjelas lagi. - Belum nampak aspek penggunaan - Telah ditambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas model berupa persyaratan pokok model, profil sekolah, peran dan karakter.

- Produk diperluas tidak hanya untuk digunakan pada satu sekolahan saja namun untuk sekolah menegah swasta. - Telah ditambahkan/ dipaparkan model yang diadaptasi yang berada pada spesifikasi produk model.

Gambar

Gambar 4.1 Model Faktual Kemitraan Sekolah dengan Orang di  SMA Kristen 1 Salatiga
Tabel 4.1 Hasil Analisis Faktor Kekuatan dan Kelemahan  Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Summary)
Tabel 4.2 Hasil Analisis Faktor Peluang dan Ancaman Matrik  EFAS (External Factors Analysis Summary)

Referensi

Dokumen terkait

Yksi SVL-kuljetusten ja joukkoliikenteen integroinnin tärkeistä edellytyksistä on toimi- joiden välinen yhteistyö. Tärkeää on etenkin yhteistyö kuljetusten suunnittelijoiden ja

Adapun perkembangan populasi sapi perah dan produksi susu dari seluruh koperasi persusuan yang ada di Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 4 Berdasarkan tabel tersebut dapat

Pertanyaan ini dapat dijawab melalui upaya memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan “Pemikiran Politik dan Ideologi Politik dalam Sistem Politik”.. Istilah ini memuat

Pengamatan pemangsaan laba-laba pada perkebunan jambu mete di Dusun Jugil, Desa Sambik Bangkol, Lombok Utara (Mei-Agustus 2009), (A: jumlah laba-laba yang teramati; B: jumlah

Berdasarkan latar belakang tersebut serta didukung masih kurangnya penelitian tentang laba-laba yang ada di Kota Padang, maka dilakukanlah penelitian tentang

Pengajar dapat meningkatkab hasil belajar dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut, (1) menggunakan strategi pembelajaran yang dapat memberikan perhatian,

Kita sama sekali tidak boleh membiarkan diri kita membuat suatu keputusan atau mencapai suatu kesimpulan tanpa jumlah bukti yang telah ditentukan oleh Tuhan; jika bukti

Perusahaan Tekstil & Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) No PERUSAHAAN KODE KRITERIA PENENTUAN SAMPEL EMITEN 1 2 3 1