• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI P E N U T U P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI P E N U T U P"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 382 BAB VI

P E N U T U P

Keberhasilan pembangunan di Jawa Barat, pada hakekatnya merupakan perwujudan sinergitas kinerja eksekutif, legislatif, masyarakat dan dunia usaha, yang diukur dari penilaian berbagai indikator pada visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2008-2013 dan direfleksikan kedalam target-target pada RKPD dan KUA-PPAS setiap tahunnya.

Pencapaian target pada visi dan misi Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2011, ditunjukan dengan berbagai keberhasilan, sebagai berikut :

1. Keberhasilan misi pertama, sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Jawa Barat yang produktif dan berdaya saing, ditunjukan dengan keberhasilan pada urusan pendidikan, yaitu Angka Melek Huruf (AMH) penduduk Jawa Barat usia 15 tahun ke atas mengalami peningkatan sebesar 0,48%, sedangkan capaian angka Rata-rata Lama Sekolah mencapai 8,20 tahun. Pada urusan kesehatan ditunjukan dengan Angka Harapan Hidup (AHH) yang mengalami peningkatan sebesar 0,20 tahun. Dalam urusan ketenagakerjaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah meluncurkan Program “Jabar Mengembara”, yaitu upaya mempersiapkan masyarakat Jawa Barat menyebar keluar daerah, untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik melalui pemberian pelatihan. Selain itu, sebagai upaya memperluas kesempatan kerja bagi masyarakat, dilaksanakan optimalisasi program transmigrasi. Atas upaya ini, Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi telah memberikan penghargaan kepada Gubernur Jawa Barat sebagai Pembina Transmigrasi Terbaik Tingkat Nasional berupa “Transmigration Award 2011”. Berkaitan dengan upaya-upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, telah mendapat apresiasi dari pemerintah berupa penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) dari Presiden RI kepada Gubernur Jawa Barat.

Pada pembangunan Kesejahteraan Sosial, penanganan dilakukan melalui pembinaan, pelayanan, rehabilitasi, pemberdayaan, pemberian bantuan dan perlindungan sosial. Prestasi yang di capai, antara lain juara umum Jambore Taruna Siaga Bencana (TAGANA) tingkat nasional, katagori 10 besar Orsos terbaik, Penyuluh Sosial Masyarakat (PSM) terbaik, Karang Taruna terbaik, serta juara 1 Pendamping KUBE terbaik tingkat nasional. Untuk keberhasilan-keberhasilan tersebut Gubernur Jawa Barat dianugrahi Satya Lencana Kebaktian Sosial oleh Presiden Republik Indonesia.

Sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, persentase penduduk miskin mencapai 10,57% dari populasi penduduk Jawa Barat, mengalami penurunan sebesar 0,7% dibandingkan Tahun 2010. Pada pembinaan dan pengembangan urusan keolahragaan, ditunjukkan dengan keberhasilan atlet-atlet Jawa Barat pada SEA GAMES tahun 2011 dengan memperoleh medali emas sebanyak 44 buah, perak 73 buah dan perunggu 58 buah, serta pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) tahun 2011 di Riau dengan meraih peringkat ke-2 dalam perolehan medali. Dalam memfasilitasi kehidupan beragama, Provinsi Jawa Barat mendapat penghargaan sebagai Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Provinsi terbaik tingkat nasional, sehingga menjadi percontohan untuk BAZDA di seluruh Indonesia.

(2)

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 383 Sebagai upaya memelihara, mengembangkan dan merevitalisasi nilai-nilai budaya daerah dan kearifan lokal, telah dilaksanakan revitalisasi nilai-nilai budaya dan kearifan lokal, pengusulan Situs Batujaya sebagai World Heritage, melaksanakan konservasi Situs Batujaya dan Situs Gunung Padang, Revitalisasi Seni Ketuk Tilu, Uyeg, Randu Ketir dan Topeng Menor, event World Etnic Music Festival, yang menampilkan para musisi Jawa Barat, nasional, dan musisi dunia. Kegiatan ini telah diakui menjadi bagian dari rangkaian Festival Musik Etnis Internasional, menyelenggarakan pergelaran seni Angklung Kolosal Jawa Barat di Washington DC, Amerika Serikat dengan mencatat rekor Guiness Book of

Record sebagai pergelaran angklung kolosal terbesar yang melibatkan 5.182 peserta dari

berbagai bangsa di dunia, serta pergelaran Angklung Kolosal yang diselenggarakan di Gedung Sentul International Convention Center (SICC) Kabupaten Bogor dengan melibatkan 10.000 (sepuluh ribu) orang lebih pemain angklung.

Dalam penanganan bencana Provinsi Jawa Barat mendapat 3 kategori penghargaan dari Pemerintah Pusat, yaitu Penghargaan Terbaik Nasional Bidang Tanggap Darurat, Terbaik Nasional Bidang Penyediaan Logistik dan Terbaik Nasional Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.

2. Keberhasilan untuk misi kedua, dalam rangka meningkatkan pembangunan ekonomi regional berbasis potensi lokal, secara umum dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 6,48 %, kenaikan LPE tersebut seiring dengan meningkatnya nilai PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2000 sebesar Rp. 343,11 Trilyun. Perekonomian Jawa Barat didominasi oleh peranan industri pengolahan sebesar 41,97 %, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 22,08 % serta sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan sebesar 12,27 %. Inflasi tahunan Jawa Barat sebesar 3,10 % lebih rendah dari inflasi 2010 sebesar 6,46 %. Pada perkembangan investasi, ditunjukkan dengan realisasi investasi PMA dan PMDN tahun yang mengalami peningkatan dari Rp. 46,60 Trilyun di tahun 2010 menjadi Rp. 48,75 trilyun. Bila melihat perkembangan investasi berdasarkan Nilai Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atas dasar harga berlaku, maka laju pertumbuhan investasi mencapai 14,43 %, dengan nilai Rp. 136,62 Trilyun pada tahun 2010 menjadi Rp. 156,34 Trilyun. Peningkatan pertumbuhan ekonomi regional yang didukung oleh peningkatan nilai investasi, cukup berpengaruh terhadap kenaikan angka partisipasi angkatan kerja, yaitu 62,27 %. Berdasarkan hasil perhitungan BPS Provinsi Jawa Barat jumlah pengangguran mengalami penurunan sebesar 0,5 %, dari 10,33 % pada tahun 2010 menjadi 9,83 %, angka tersebut sesuai dengan asumsi tahun 2011, yaitu 9-10%.

Upaya yang dilaksanakan pada urusan pertanian, ketahanan pangan dan agribisnis telah menghasilkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dari Presiden kepada kelompok tani Jawa Barat dan penghargaan dari Kementerian Pertanian diberikan kepada Petani Berprestasi, Penyuluh Berprestasi, Gapoktan Berprestasi, Juara I Nasional Website lingkup pertanian serta Citra Pelayanan Prima UPTD Balai Pengembangan Benih Kentang dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

(3)

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 384 Penghargaan yang diperoleh dibidang peternakan adalah, penghargaan unit kerja pelayanan unit kerja berprestasi dalam adibakti tani, sumber daya genetik terbaik ke satu tingkat nasional dan juara satu penerapan jaminan mutu hasil pertanian tingkat nasional.

Pada urusan perikanan dan kelautan, kelompok usaha perikanan Jawa Barat telah menerima Penghargaan Adibakti Mina Bahari dari Menteri Kelautan dan Perikanan yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Jawa Barat.

Pembinaan yang dilakukan dalam pengembangan kewirausahaan khususnya untuk skala kecil dan menengah, mendapat apresiasi berupa penghargaan Presiden kepada Gubernur Jawa Barat sebagai Kepala Daerah terbaik dalam Pengembangan Kewirausahaan Nasional.

Keberhasilan dalam pengembangan perkebunan tersebut mendapat penghargaan dari Presiden Republik Indonesia bagi para pengusaha teladan bidang kemitraan teh dan UKM teladan perkebunan.

Upaya yang dilakukan dalam urusan perindustrian dan perdagangan telah mendapatkan Penghargaan bagi para Pelaku Usaha yang mendapatkan penghargaan “Upakarti” bidang kerajinan, penghargaan Indonesia Good Design Selection (IGDS) kategori Special

Craftmanship Award, Special craftmanship award for lighting, Special craftmanship award for educational equipment, Special craftmanship award for furniture, Special craftmanship award for creative, Jasa Kepeloporan, Rintisan Teknologi Industri dengan

kategori Perekayasaan dan Inovasi Teknologi serta Primaniyarta dalam upaya program pengembangan dan peningkatan ekspor Jawa Barat.

3. Keberhasilan Misi ketiga, dalam rangka meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur lingkungan, tergambar melalui pengelolaan Jalan Provinsi sepanjang 2.191,29 km, yang mencapai peningkatan kemantapan jalan dari 92,08% tahun 2010 menjadi 95,03%. Dalam upaya peningkatan intensitas tanam padi, telah dilakukan perbaikan kondisi jaringan irigasi dari kondisi baik 61,72 % pada tahun 2010 menjadi 63,67 %, serta penurunan kerusakan jaringan irigasi, untuk yang kondisi rusak ringan dari 24,82% pada tahun 2010 menjadi 23,06 % dan kondisi rusak berat dari 13,46 % menjadi 13,27%. Upaya yang dilakukan ini, berdampak terhadap peningkatan intensitas tanam padi, dari 196 % pada tahun 2010 menjadi 198 %. Untuk Program ”Jabar Caang”, telah terealisasi desa berlistrik 100 %, dan tercapainya rasio elektrifikasi rumah tangga sebesar 71,71%. Upaya ini dilakukan melalui perluasan jaringan listrik PLN dan pengembangan energi baru dan terbarukan. Dalam penyelenggaraan urusan perumahan dan permukiman, capaian persentase cakupan pelayanan persampahan meningkat dari 56 % tahun 2010 menjadi 61,8. Dalam upaya pelayanan air minum, ditunjukan dengan peningkatan cakupan pelayanan air minum perkotaan dari 35,05% pada tahun 2010 menjadi 49,66%. Capaian cakupan pelayanan air limbah meningkat dari 52% pada tahun 2010 menjadi 60,2 %.

4. Keberhasilan misi keempat, dalam rangka meningkatkan daya dukung dan daya tampung lingkungan untuk pembangunan yang berkelanjutan, ditunjukkan dengan upaya

(4)

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 385 peningkatan fungsi kawasan lindung, penataan ruang yang berkelanjutan, serta peningkatan ketersediaan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan. Dalam mengurangi tingkat kerusakan lingkungan, dilakukan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) melalui penyusunan rencana pengelolaan DAS terpadu, perbaikan fungsi waduk, rehabilitasi dan konservasi hulu DAS Citarum serta rehabilitasi hutan dan lahan kritis. Berdasarkan pengukuran dengan metoda indeks pencemaran pada 7 DAS utama di Jawa Barat, yaitu Citarum, Cimanuk, Cisadane, Cileungsi/Kali Bekasi, Ciliwung, Citanduy, dan Cilamaya, kualitas air berstatus cemar berat sebesar 62%, cemar sedang 11%, cemar ringan 23% dan memenuhi baku mutu 4%.

Dalam upaya pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan, dilakukan uji emisi kendaraan bermotor dan industri, pengawasan pemanfaatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) serta pembuangan limbah B3. Selain itu, bagi industri telah diterapkan sistem manajemen lingkungan, ekolabel, produksi bersih dan teknologi berwawasan lingkungan. Upaya dalam pengendalian pencemaran udara tersebut mendapat penghargaan MURI sebagai penyelenggara pengujian emisi kendaraan bermotor 1.187 unit selama 6 jam, dengan 94 % kategori lulus uji emisi.

Dalam mewujudkan West Java Green Province dilakukan pembangunan budaya baru (new culture) bagi seluruh masyarakat dan institusi untuk melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan dengan menerapkan prinsip efisiensi energi dan pembangunan rendah emisi karbon sejalan dengan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca. Adapun mengenai capaian kawasan lindung sampai dengan Tahun 2011 adalah sebesar 35,2%. Kondisi ini telah melebihi target yang telah ditetapkan dalam RPJMD, sebesar 34 – 35% pada Tahun 2013. Berkaitan dengan pengembangan energi baru dan terbarukan, telah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), khusus untuk daerah-daerah yang tidak memiliki potensi air dan tidak dapat dijangkau oleh jaringan PLN, telah dipasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), serta sumber daya alam lainnya adalah panas bumi.

5. Keberhasilan misi kelima, dalam meningkatkan efektivitas pemerintahan daerah dan kualitas demokrasi ditunjukan dengan peningkatan kualitas perencanaan pembangunan daerah, dengan melakukan fasilitasi penyusunan RTRW kabupaten/kota; penyusunan pelaporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4); membentuk Komite Pengembangan Ekonomi Kreatif; menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD), meliputi Rencana Aksi Daerah Pengentasan Kemiskinan atau RAD MDGs dan Rencana Aksi Daerah Pangan Gizi; menyusun Rencana Induk Satu Data dan Membangun Sistem Informasi Pengelolaan Data Kemiskinan. Selain itu, untuk meningkatkan tahapan perbaikan kualitas perencanaan tahunan dilakukan Musrenbang kewilayahan, sebagai pra musrenbang tingkat provinsi; menetapkan fokus pendanaan kepada kegiatan monumental sesuai dengan kebutuhan dan prioritas RPJMD 2008-2013; mewajibkan seluruh OPD/Biro untuk menyusun perencanaan tahunan berbasis kepada

“SMART Planning” dan menyusun Kurva-S sebagai dasar dalam pelaksanaan monitoring

(5)

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 386 dekonsentrasi, tugas pembantuan dan dana alokasi khusus. Upaya tersebut, mendapat apresiasi dari Pemerintah berupa penghargaan peringkat Ketiga Pangripta Nusantara dari Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional.

Dalam rangka program legislasi terdapat 35 Rancangan Peraturan Daerah yang sudah mendapatkan persetujuan bersama dengan DPRD untuk ditetapkan menjadi peraturan daerah. dari sejumlah rancangan peraturan daerah tersebut telah ditetapkan sebanyak 25 peraturan daerah, sedangkan 10 rancangan peraturan daerah dilanjutkan pembahasannya pada tahun berikutnya. selain itu, telah ditetapkan pula sebanyak 69 peraturan gubernur dan 1.771 keputusan gubernur. Dari perda tersebut terdapat perda yang direspon sangat positif oleh masyarakat sebagai peraturan daerah yang menunjukkan itikad untuk menyelenggarakan tata kelola pemerintahan yang baik, yaitu Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2011 tentang Transparansi, Partisipasi dan Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Perda ini merupakan inisiatif dari DPRD dan merupakan perda pertama di Indonesia.

Dalam rangka pembinaan dan pengembangan Daerah Otonom Baru (DOB) telah dilakukan upaya pembinaan kepada Kabupaten Bandung Barat, menyangkut tata kelola keuangan daerah, pemekaran kecamatan, penataan kelembagaan dan personil serta bantuan pembangunan. Sejalan dengan moratorium pemekaran daerah otonom baru, usulan daerah otonom baru dari Jawa Barat meliputi Bogor Barat, Sukabumi Utara, Pangandaran dan Garut Selatan, belum menunjukkan progres yang signifikan. Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyampaikan permohonan proses selanjutnya untuk usulan Pembentukan Daerah Otonom Baru tersebut.

Dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih serta perbaikan opini BPK RI terhadap Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah (LKPD) Provinsi Jawa Barat sebagai upaya untuk memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), dilakukan optimalisasi fungsi Tim Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP) BPK RI sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Fungsi Pengawasan DPRD terhadap tindaklanjut BPK RI serta melakukan pembinaan terhadap 58 OPD dalam penyusunan laporan stock opname sebagai early

warning system.

Untuk meningkatkan profesionalisme aparatur, dilakukan berbagai program peningkatan kompetensi, pengukuran kinerja, rasionalisasi pegawai, dan pembentukan Assesment

Center. Upaya tersebut mendapat apresiasi dari Badan Kepegawaian Negara, berupa

penghargaan sebagai Pengelola Manajemen Kepegawaian Terbaik Tahun 2011 dan sertifikasi ISO 9001:2008 untuk mekanisme kenaikan pangkat regular bagi PNSD.

Selanjutnya, dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pelatihan aparatur dilakukan berbagai upaya sehingga memperoleh Sertifikasi ISO 9001:2000 yang pertama di Indonesia, dan Sertifikasi ISO-9001:2008/SNI ISO-9001:2008.

Pada bidang teknologi informasi dan komunikasi, Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Provinsi Jawa Barat telah memfasilitasi lelang sebanyak 3.592 paket dengan pagu anggaran sebesar Rp. 4,821 trilyun dengan efisiensi anggaran sebesar 13,57 % dari

(6)

LPPD Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011 387 pagu anggaran. Upaya pelelangan melalui LPSE mendapatkan penghargaan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Pemerintah (LKPP) selama 2 (dua) tahun berturut-turut. Selain itu, LPSE telah menerapkan ISO 9001:2008 pada Layanan Registrasi dan Verifikasi Penyedia. Untuk pelayanan publik dibidang perizinan terpadu selama Tahun 2011 menerbitkan 9.013 buah izin dan non izin dengan durasi rata-rata proses penyelesaian pelayanan mencapai 10 hari serta tingkat kepuasan konsumen melalui hasil survey Indek Kepuasan masyarakat (IKM) adalah 77,18 point, menunjukkan telah mencapai target dalam RPMJD 2008-2013. Dalam meningkatkan kualitas demokrasi, dilakukan upaya peningkatan kesadaran politik masyarakat melalui berbagai pembinaan. Peningkatan tersebut, ditunjukan dengan tingkat partisipasi pemilih yang mencapai 66,44 % untuk pemilukada di Kabupaten Tasikmalaya dan 60,51 % di Kabupaten Cianjur.

Dalam menunjang kinerja pemerintahan desa dan kelurahan di 26 Kabupaten/Kota, diberikan kendaraan roda dua sebanyak 5.905 unit. Selain itu, untuk mempercepat pembangunan desa, dilakukan perbaikan infrastruktur desa dan pengembangan usaha ekonomi produktif di 100 Desa melalui Program Desa Mandiri dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

Terkait dengan urusan kearsipan, telah dilaksanakan pembinaan dan pengembangan SDM Pengelola dan lembaga kearsipan di pemerintahan desa dan kelurahan, yaitu terhadap para Sekretaris Desa dan kelurahan di 26 kabupaten/kota, serta pemberian sarana pojok informasi pembangunan Jawa Barat bagi 1.100 desa. Selain itu, dilakukan pembinaan dan penyelamatan arsip di seluruh OPD. Berkaitan dengan upaya ini, diperoleh penghargaan juara ke III pada lomba Lembaga Kearsipan Teladan Tingkat Nasional.

Beberapa kekurangan yang merupakan tantangan yang secara bertahap akan diselesaikan, antara lain masih tingginya Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) dan masih adanya keterlambatan penyelesaian pembangunan infrastruktur yang diakibatkan masalah pembebasan lahan, pembangunan yang dilaksanakan belum sepenuhnya diikuti oleh penguatan kelembagaan publik, termasuk pengalokasian sumber daya yang efisien.

Keberhasilan pembangunan dalam berbagai kehidupan masyarakat, tidak terlepas dari itikad baik, kerja keras, kreativitas, dan inovasi dari semua pihak yang memiliki keterkaitan fungsi sesuai dengan bidang tugas dan usahanya masing-masing, dengan demikian capain kinerja selama tahun 2011 merupakan keberhasilan bersama antara Pemerintah Daerah, Legislatif serta masyarakat Jawa Barat, sehingga di masa mendatang, kerjasama semua komponen di Jawa Barat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat merupakan aspek yang sangat dibutuhkan dan harus dikembangkan secara berkelanjutan (sustainable).

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penerbitan informasi keuangan panitia pembangunan gereja terhadap keputusan umat dalam memberikan sumbangan.Untuk

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan telah mengeluarkan Fatwa Nomor : 1 Tahun 2004 Tanggal 24 Januari 2004 yang mengharamkan bunga bank konvensional, yang mana Fatwa ini

Kepada Mapenda Kementerian Agama Propinsi Aceh dan Kementerian Agama Kabupaten Aceh Tamiang, dan pihak-pihak terkait lainnya diharapkan dapat memberikan dukungan kepada

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial menjelaskan bahwa indikator keberhasilan pembangunan kesejahteraan sosial adalah semakin berkurangnya populasi

Rumah Kreatif Wajiwa, sebagai tem- pat di mana masyarakat mencari ilmu dan pengalaman berkesenian, Alfiyanto juga mel- akukan berbagai bentuk proses kreatif seperti melatih

cakupan partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan pembangunan. Perwujudan terjalinnya komunikasi yang harmonis antar komponen pemangku kepentingan pembangunan

Mengetahui dan mengidentifikasi berbagai faktor dan berbagai dampak yang timbul dan yang dirasakan oleh masyarakat Indonesia sebagai akibat dari radikalisme dalam agama yang

Kepala BALITBANGDA Propinsi mempunyai tugas memimpin pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan dibidang Pemerintahan dan Pembangunan, Pemberdayaan dan Perlindungan