• Tidak ada hasil yang ditemukan

Portofolio sebagai Teknik Alternaatif Penilaian dalam Pembelajaran Qiraah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Portofolio sebagai Teknik Alternaatif Penilaian dalam Pembelajaran Qiraah"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Portofolio sebagai Teknik Alternaatif Penilaian

dalam Pembelajaran Qiraah

Oleh Dr. Erlina, M.Ag

Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung

Abstract

Portofolio is one of authentic assessments for measuring or appreciating students’ learning achievement. For Arabic learning, especially reading (qiraah), portofolio documents an be observation’s notes on learning process, notes on reading ability, the results of paraphrasing the reading content, list of vocabularies, students’ responses to the learned stories, list of brief comments about recommended books, correspondences, free composition (poems or proses), etc. Portofolio assessment is assumed as more authentic and comprehensive.

Kata Kunci:

Portofolio, Penilaian Otentik, Pembelajaran Bahasa Arab

A. Pendahuluan

Sejak pelaksanaan Kurikulum berbasis Kompetensi dan dilanjutkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), arah penilaian pembelajaran adalah penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas dilaksanakan berdasarkan pada dua prinsip. Pertama, prinsip umum: valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan bermakna. Kedua, prinsip khusus: penilaian harus memungkinkan adanya kesempatan terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka pahami dan mendemontrasikan keterampilan, prosedur penilaian berbasis kelas harus dipahami dengan benar dan dilaksanakan dengan tepat.1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang stándar proses, bagian lampiran IV tentang penilaian pembelajaran menyatakan bahwa penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes yang salah satunya adalah portofolio.2

B. Portofolio sebagai alat penilaian Pembelajaran 1. Pengertian Portofolio

Penilaian pembelajaran atau penilaian hasil belajar dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memerlukan informasi yang selengkap mungkin mengenai peserta didik untuk mengetahui pencapaian kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Agar penilaian dapat menghasilkan

1 Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio

untuk Penilaian, Jakarta, Pusat Kurikulum, 2003, h. 8.

2

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang stándar proses, bagian lampiran IV tentang penilaian.

(2)

tindakan yang meningkatkan pembelajaran atau meningkatkan hasil belajar, maka penilaian itu menghasilkan informasi sebanyak mungkin, yang relevan dengan pembelajaran, baik informasi formal maupun informasi informal. Oleh karena itu, di samping tes tertulis yang lazim dalam penilaian hasil belajar, perlu juga pendidik mengadakan penilaian melalui portofolio.

Portofolio seperti itu diadopsi ke dalam sistem pendidikan menjadi salah satu alat penilaian, khususnya untuk menilai (1) proses belajar, (2) hasil belajar, atau (3) proses dan hasil belajar peserta didik.3 Hanya perlu dicatat bahwa penilaian pembelajaran dengan portofolio tidak boleh meniadakan penilaian dengan cara-cara lain, misalnya, dengan tes, perbuatan, atau yang lain.

Model penilaian berbasis portofolio (Portofolio Based Assessment) adalah suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik yang bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya.4

Penggunaan portofolio sebagai alat penilaian dapat disesuaikan dengan cara belajar yang bervariasi sehingga menghasilkan informasi yang memadai tentang kemampuan peserta didik. Melalui portofolio peserta didik diberi kesempatan untuk menunjukkan kemampuannya, bukan ketidakmampuannya sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan kemajuan dalam belajar.

Melalui penerapan portofolio berarti penilaian hasil dan proses belajar dilakukan secara otentik. Ciri khas penilaian yang otentik adalah (1) penilaian dilakukan dengan melibatkan peserta didik secara realistis dalam menilai prestasi mereka sendiri”(2) “penilaian berbasis unjuk kerja, realistis, dan sesuai dengan pembelajaran”(3) “…informasi atau data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, melalui berbagai metode, dan melalui berbagai titik waktu5.

Penilaian portofolio merupakan penilaian otentik karena mencerminkan kemampuan peserta didik yang sesungguhnya. Penilaian portofolio merupakan usaha untuk mengukur atau memberikan penghargaan atas kemampuan peserta didik yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. 6

2. Alasan Menilai dengan Portofolio

Diantara alasan ditetapkan kebijakan penilaian dengan portofolio, di samping penilaian-penilain lain, berdasarkan hasil temuan studi Pusat Kurikulum (2000) tentang praktik penilaian di lapangan, menyatakan bahwa praktik penilaian di kelas kurang menggunakan cara dan alat yang bervariasi. Aspek yang dinilai lebih menekankan aspek (ranah) kognitif, dengan sedikit psikomotor, dan penilaian aspek afektif hampir tidak disentuh, atau belum dilakukan dengan terencana dan sistematis.7

Kenyataan seperti itu dipandang merugikan peserta didik. Berdasarkan kenyataan itu maka diterbitkan kebijakan yang dinamakan penilaian berbasis kelas (PBK). Tujuan

3 Cole, Ryan, dan Kick, dalam Surapranata dan Hatta, Jakarta, Depdiknas, 2004, h. 9-46. 4 Dasim Budimansyah. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.Bandung:

PT. Gresindo, 2002, h. 3.

5 Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio

Untuk Penilaian, 2003, h. 71.

6 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses,

Glosarium; 2.

7

Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio

(3)

kebijakan tersebut supaya terjadi keseimbangan penilaian pada ketiga ranah kemampuan atau kompetensi peserta didik.

Kebijakan yang tertuang dalam PBK mengamanatkan juga bahwa (1) yang dinilai adalah kompetensi (bukan materi), dan (2) dilakukan dengan melalui (a) tes tertulis, (b) tes perbuatan, (c) pemberian tugas, (d) penilaian proyek, (e) penilaian produk, (f) penilaian sikap, dan (g) penilaian portofolio8 dan (3) apa pun jenis penilaiannya harus memungkinkan adanya kesempatan terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan pahami, serta mendemonstrasikan kemampuan mereka. Dari kebijakan inilah mulai dikenalkan penilaian dengan portofolio.

Penilaian belajar dan hasil belajar melalui portofolio memberikan banyak keuntungan, bahkan seluruh aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan dapat dinilai melalui portofolio. Penilaian lebih bersifat adil dibandingkan penilaian hanya menggunakan tes atau satu tugas tertentu.

3.Komponen Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan karya peserta didik, hasil pelaksanaan tugas, kinerja, yang ditentukan oleh pendidik atau oleh peserta didik bersama pendidik, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Ini pun difokuskan pada dokumen tentang kerja peserta didik yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan, atau tidak dapat dijawab, atau tidak dapat dipecahkan oleh peserta didik”9. Kumpulan dokumen dalam definisi itu harus diartikan ‘dokumen-dokumen yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi’;10 dan waktu penyelesaian tugas dibatasi, dan hanya dipilih yang sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

Portofolio merupakan kumpulan produksi pelajar atau mahasiswa yang berisi: Berbagai jenis karya peserta didik , misalnya: Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis; Gambar atau laporan hasil pengamatan peserta didik dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata ajar tertentu; Analisis situasi yang berkaitan proses pembelajaran; Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah; Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam mata ajar tertentu atau antarmata ajar; Penyelesaian soal-soal terbuka; Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah, atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya; Laporan kerja kelompok; Hasil kerja peserta didik yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam udio, dan komputer; Fotokopi piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima peserta didik yang bersangkutan; Hasil karya dalam pembelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh pendidik (atas pilihan sendiri, tetapi relevan dengan mata ajar yang dipelajari; Cerita tentang perasaan senang atau ketidaksenangan peserta didik terhadap mata ajar; Cerita tentang usaha mandiri peserta didik dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri dalam upaya belajar; Laporan tentang sikap peserta didik terhadap pelajaran, penghargaan tertulis , hasil karya berupa tulisan, ringkasan11.

Khusus dalam pembelajaran bahasa, Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta memberikan contoh dokumen dalam portofolio sebagai berikut: Catatan observasi tentang

8

Surapranata dan Hatta. Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2006, h. 18–21.

9 Depdiknas. Pedoman Pengembangan Portofolio untuk penilaian. Jakarta: Direktorat Jenderal

Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan menengah Umum, 2004, h. 3.

10

Sumarna Surapranata. Penilaian Portofolio. Bandung: Rosdakarya, 2004, h. 28.

(4)

kemampuan berbicara , tanggapan peserta didik terhadap cerita/dongeng yang dipelajari, daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca, sinopsis bacaan yang dibuat , surat-surat yang dibuat , naskah pidato, karangan bebas (puisi, prosa), laporan kunjungan, tulisan di majalah dinding.12 Penggunaan portofolio sebagai penilaian memiliki kelemahan, ada dua kelemahan penggunaan portofolio yang bergantung pada kemampuan peserta didik dalam menyampaikan gagasan secara tertulis dan bagi guru penggunaan portofolio sebagai alat penilaian memerlukan banyak waktu untuk melakukan penskoran, apalagi kalau kelasnya besar.13

3. Bentuk Portofolio

Bentuk portofolio dapat berupa portofolio produk (product oriented) dan portofolio Proses (process oriented): a. portofolio proses (process oriented) adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan bagaimana perkembangan peserta didik dapat diamati dan dinilai dari waktu ke waktu; b. portofolio produk (product oriented) adalah portofolio yang menekankan pada tinjauan hasil terbaik yang telah dilakukan peserta didik, tanpa memperhatikan bagaimana proses untuk mencapai hasil itu terjadi. Jadi bentuk ini bertujuan untuk mendokumentasikan dan merefleksikan kualitas prestasi yang telah dicapai. Penilaian proses diarahkan untuk membentuk kebiasaan belajar positif, membentuk kebiasaan berbahasa. Sedangkan perapan portofolio penilaian hasil belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menyerap pengetahuan dan keterampilan berbahasa.

4. Prosedur Penilaian portofolio

Menilai portofolio diperlukan rubrik (pedoman terperinci) penilaian. Kriteria dalam pembuatan rubrik adalah:

1. Rubrik memuat bukti terjadinya proses berpikir

2. Rubrik memuat tentang mutu kegiatan atau penyelidikan 3. Rubrik memperhatikan keragaman pendekatan

Persiapan yang diperlukan oleh pendidik untuk menggunakan portofolio, adalah: a. Menentukan maksud portofolio.

Portofolio yang digunan perlu kejelasan tujuan, apakah untuk penilaian karya terbaik peserta didik, penilaian kinerja atau perkembangan kompetensi peserta didik. Ketiganya harus dipilah, supaya mudah menentukan rubrik penilaiannya. b. Menyesuaikan tugas dengan kurikulum.

Penilaian portofolio harus sesuai dengan tujuan yang ditentukan di dalam kurikulum. Untuk itu dosen perlu menganalisis atau menentukan standar kompetensi yang akan dinilai sebelum merancang portofolio sebagai alat penilaian.

c. Menentukan indikasi.

Dosen harus menentukan butir-butir apa yang harus terdapat di dalam portofolio, namun peserta didik perlu juga diminta pendapat atau menyepakati aspek

penilaian portofolio.

d. Menentukan format portofolio.

Dosen perlu menentukan format portofolio agar kumpulan karya peserta didik sistematis dan tidak sulit untuk dinilai.

e. Pembatasan kuantitas.

12

Ibid., h. 36

(5)

Agar tidak memberikan beban yang sangat berat bagi pendidik dan peserta didik, maka cakupan portofolio perlu dibatasi.

f. Menentukan rubrik.

Dosen harus sudah membuat atau mempunyai rubrik (pedoman penilaian) portofolio, sebelum portofolio mulai dibuat oleh peserta didik.

C. Pembelajaran Qira’ah

Qira’ah berasal dari kata ﺃﺮ�ﻗ (qara’a) dalam bahasa Arab. Thu’iamah, menjelaskan makna kata ﺃﺮﻗ: ﺭﺎ�ﻜﻓﻷﺍ ﻩﺬ�ﻬﻟ ﺞ�ﻣﺩﻭ .ﺪ�ﻘﻨﻟﺎﺑ ﻪﻴﻤ�ﺴﻧ ﺎ�ﻣ ﺍﺬ�ﻫﻭ ,ﺯﻮﻣﺮﻠﻟ ﻱﺮﺼﺑ ﻝﺎﺒﻘﺘﺳﺍ :ﺮﺻﺎﻨﻋ ﺔﻌﺑﺭﺃ ﻦﻣ ﻥﻮﻜﺘﻳ ﻁﺎﺸﻧ ﺓءﺍﺮﻘﻟﺍ ﻥﺇ ﻲﻓ ﺎﻬﺗﺎﻘﻴﺒﻄﺘﻟ ﺭﻮﺼﺗﻭ .ﺉﺭﺎﻘﻟﺍ ﺭﺎﻜﻓﺃ ﻊﻣ ﺮﻘﻟﺍ .ﻞﻋﺎﻔﺘﻟﺎﺑ ﻪﻴّﻤﺴﻧ ﺎﻣ ﺍﺬﻫﻭ ﻞﺒﻘﺘﺴﻣ ﻪﺗﺎﻴﺣ ﻥﺫﺇ , ﺓءﺍ .ﺎﻬﺒﻧﺍﻮﺟ ﻞﻛﻭ ﻥﺎﺴﻧﻹﺍ ﺔﻴﺼﺨﺷ ﻞﺧﺪﺗ ﻡﺰﻠﺘﺴﻳ ّﻲﻠﻘﻋ ﻁﺎﺸﻧ ﺎﻬﻧﺇ ,ﻞﻋﺎﻔﺘﻟﺍﻭ ,ﺪﻘﻨﻟﺍﻭ , ﻢﻬﻓﻭ ﻑّﺮﻌﺗ 13F 14

Membaca sebagai proses penerimaan simbol melalui pengamatan, disebut juga dengan persepsi, bergabungnya pemikiran penulis dan pembaca, serta tergambar bagaimana penerapannya dalam kehidupan pembaca pada masa yang akan datang yang disebut dengan proses interaksi. Dengan kata lain membaca dapat dipahami sebagai aktivitas pengenalan, memahami, mengkritisi, dan interaksi, suatu aktivitas akal yang menghendaki masuknya segala aspek kepribadian (kemampuan) manusia.

Pemahaman seorang pembaca dipengaruhi oleh sejumlah faktor internal: persepsi, keyakinan, motivasi dan strategi.P14F

15

P

Proses membaca tidak selalu identik dengan proses mengingat. Membaca bukan menghafal kata demi kata atau kalimat demi kalimat yang terdapat dalam bacaan, yang terpenting membaca adalah dapat menangkap pesan atau ide pokok bacaan dengan baik.

Membaca adalah mengambil makna tulisan untuk memahami makna tulisan untuk belajar dari apa yang ditemukan dalam tulisan. Membaca adalah kemampuan memahami pikiran, ide dan menerapkannya.P15F

16

P

Nuttal menjelaskan bahwa membaca dapat bermakna salah satu atau lebih dari sejumlah aktivitas berikut: mengkodekan, menerjemahkan, mengidentifikasikan, melafalkan, mengerti, memberikan reaksi, memberi artiP16F

17

P

.

Selanjutnya membaca sesungguhnya merupakan proses berpikir yang bergantung pada proses rasionalisasi atas apa yang dibaca, suatu proses yang mengandung pola pola berpikir, aturan dan hukum, analisa, sebab akibat, pemecahan masalah, dan bukan sekedar aktivitas penglihatan yang hanya sampai pada pengenalan rumus atau lambang tertulis dan memahami maknanya.P17F

18

P

Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarso yang menyatakan bahwa proses membaca dapat dilakukan dengan memahami isi bacaan, menguji sumber penulis, ada interaksi antara penulis dan pembaca, pembaca menerima atau menolak informasi yang terkandung dalam bacaan. Membaca merupakan aktivitas kompleks yang dilakukan dengan mengerahkan segala kemampuan. Dalam membaca seseorang harus menggunakan daya 14 ﺪﻤﺣﺃ ﻱﺪﺷﺭ ﺔﻤﻴﻌﻁ ﻦﻴﻘﻁﺎﻨﻟﺍ ﺮﻴﻐﻟ ﺔﻴﺑ ﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌﺗ , , ) ,ﺔﻓﺎﻘﺜﻟﺍﻭ ﻡﻮﻠﻌﻟﺍ ﻭ ﺔﻴﺑﺮﺘﻠﻟ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻤﻈﻨﻤﻟﺍ :ﺮﺼﻣ 1989 ( .ﺹ , 175 . 15

Baker and Brown, Block and Pressley, Pearson, Farstrup and Samuels, Ruddell, Ruddell and Singer dalam Linda and Soffos. Teaching for Deep Comprehension: A Reading Workshop Approach (Portland, Maine: Stenhouse Publishers, 2005), p. 6.

16Brenda Smith, Reading Comprehension: Bahan Ajar On Line, Study Support Centre Cuesta University, Adapted for Breaking Through to College Reading 1999, http://academic.cuesta.edu/ acasupp/as/301 html (diunduh 14 Agustus 2010)

17 Cristine Nuttal, Teaching Reading Skill in a Foreign Language, New Edition (Great Britain:

Heinemann, 1989), p. 2.

(6)

khayal, kemampuan mengamati, dan kemampuan mengingat, serta pengetahuan (pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan bahasa).19

Bacaan terdiri dari rangkaian kata dan kalimat yang menjadi satu kesatuan utuh yang diatur kaidah tata bahasa dan mengandung makna. Dalam membaca bacaaan bahasa Arab, dibutuhkan penguasaan ilmu morfologi bahasa Arab (Sorf), ilmu nahwu (tata kalimat) dan penguasaan kosa kata. Tanpa semua itu, pembaca tidak akan mampu memahami isi bacaan. Penguasaan kosa kata dan tata bahasa ini penting dalam proses memahami bacaan.

Kemahiran membaca dalam bahasa Arab menurut Ali al Khuly terdiri dari maharatul qira’ah jahriyah (membaca nyaring), qira’ah shamitah(membaca dalam hati), qira’ah mukatstafah (membaca intensif), dan qira’ah muwassa’ah (membaca ekstensif), dan

qira’ah numużajiah (Bacaan Model)20

. Sementara menurut Ar Rikaby, qira’ah terdiri dari

qira’ah jahriyah, qira’ah shamitah.21

Sementara Istilah pembelajaran dalam bahasa Inggris berpadan dengan kata “Instruction”. Menurut Dijkstra, Instruction dapat dipahami sebagai bentuk komunikasi antara dosen dan mahasiswa,baik menggunakan bahasa lisan atau tertulis dalam bentuk penyajian dan illustrasi tentang informasi dalam suatu bidang ilmu pengetahuan, atau dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, mempraktikkan suatu keterampilan yang direalisasikan dalam setting khusus yang disebut lingkungan pendidikan. Isi komunikasi tersebut melibatkan suatu ranah bidang tertentu atau bagiannya, serta konsep tentang bidang yang dikomunikasikan.22

Instruction merupakan usaha terencana untuk menyediakanaktivitas dan pengalaman belajar bagi mahasiswa yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan yang berbeda.23 Oleh karena itu pembelajaran perlu dirancang dalam rangka memberikan pelayanan pada mahasiswa agar mencapai tingkat perkembangan baik mental maupun pisik secara maksimal dan sesuai kebutuhannya, maka rancangan pembelajaran harus didasarkan pada teori belajar, analisis sistem, hasil penelitian, perkembangan teknologi.24

Beberapa pendapat tentang konsep pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mengandung makna adanya upaya pendidik atau dosen untuk membelajarkan peserta didik untuk mencapai tujuan. Proses pembelajaran melibatkan peran aktif peserta didik dalam belajar untuk mencapai tujuan belajarnya dan peran pendidik memberikan pelayanan dan bimbingan terhadap peserta didik dalam kegiatan belajar.

Berdasarkan defenisi tersebut di atas maka pembelajaran qira’ah dapat dipahami sebagai usaha terencana untuk menyediakan aktivitas dan pengalaman belajar bagi peserta didik yang dirancang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan mereka yang bertujuan untuk mencapai kemahiran membaca dalam bahasa Arab baik kemahiran

qira^ah jahriyah, qira^ah shamitah.

19

Soedarso, Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif (Jakarta: Gramedia, 2004), pp. 72-73. ﺽﺎﻳﺮﻟﺍ) ﻲﻟﻭﻷﺍ .ﻁ ,ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﺲﻳﺭﺪﺗ ﺔﻜﻠﻤﻣ, ﺔﻳﺩ ﻊﺴﻟﺍ ﺔﻴﺒﻌﻟﺍ ﻡ ,( 1982 -1402 ,ﻲﻟﻮﺨﻟﺍ ﻲﻠﻋ ﺪﻤﺤﻣﺐﻴﻠﺳﺃ 20 ﺮﻟﺍ ﺕﺩﻮﺟ ﺕﻭﺮﻴﺑ ) ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﺲﻳﺭﺪﺗ ,ﻲﺑﺎﻛ ,ﺮﻜﻓ ﻝﺍﺭﺍﺩ :ﻥﺎﻨﺒﻟ 1998 .ﺹ ,( 85 -86 21 22

Norbert M. Seel and Sanne Dijksta, Ed., Curricullum, Plann, And Processes in Instructional

Design: International Perspectives (London: Lawrence Erlbaum Associates, 2004), p. 18.

23 Danielle S. McNamara, Ed., Reading Comprehension Strategies: Theories, Interventions, and

Technologies (New York: Guilford Press, 2005), p. 61.

24

Morrison, et al., Designing Effective Instruction, 5th (Indiana: John Wiley and Son, Inc.,2007), p. 6.

(7)

D. Model Portofolio untuk Pembelajaran Qira’ah

Pengunaan portofolio harus dilakukan dengan perencanaan yang sistematis, melalui enam langkah di bawah ini.

Langkah pertama: Menentukan maksud dan fokus portofolio.

1. Portofolio peserta didik diperlukan untuk merekam seluruh hasil kerja dan kemajuan hasil belajar dalam mata kuliah dalam mata kuliah Qira’ah.

2. Sasaran belajar atau tujuan kurikuler yang hendak dinilai dengan portofolio ini adalah kemampuan peserta didik memahami dan merefrase isi bacaan sebagai bentuk laporan tugas membaca secara kelompok maupun individual.

3. Penilaian portofolio digunakan untuk menilai kemajuan kemampuan peserta didik memahami bacaan teks berbahasa Arab yang lebih adil dan menguntungkan bagi peserta didik.

4. Portofolio itu difokuskan pada (perkembangan) proses belajar, dan karya peserta didik.

5. Portofolio itu akan digunakan sebagai komponen penilaian formatif dan penilaian sumatif.

6. Isi portofolio ditentukan peneliti dan kolaborator, atau melihat perkembangan selama proses pembelajaran berlangsung mungkin juga melibatkan peserta didik.

7.

Langkah kedua: Menentukan aspek isi yang dinilai

Aspek isi portofolio yang dinilai adalah perkembangan kemahiran peserta didik membaca bahasa Arab dan memahami isi bacaan.

1) Indikator kemahiran membaca yang dinilai adalah: kemahiran membaca nyaring (ketapatan bunyi huruf, kata, intonasi), bentuk portofolionya catatan performa bahasa (terutama dalam membaca), rubrik penilian: kefasihan, intonasi, ketepatan kata dan pilihan struktur kalimat, serta kecukupan informasi.

2) Pemahaman mahasiswa tentang isi teks bahasa Arab, berupa produk refrase isi teks dalam laporan tertulis dan tugas mencari makna kosa kata dalam kamus, rubrik penilaiannya: kebersihan, kerapihan, ketapatan tulisan, pilihan kata dan struktur kalimat.

3) Kinerja belajar, untuk menilai hal ini melalui: Pengamatan kinerja belajar Mahasiswa.

Langkah ketiga: Menentukan bentuk, susunan atau organisasi portofolio.

1) Bentuk portofolio dimaksud adalah berbentuk laporan tertulis kegiatan membaca peserta didik.

2) Portofolio penilaian kinerja berupa catatan harian aktivitas, kinerja belajar maupun hasil belajar yang terlihat spontan ketika pembelajaran berlangsung. 3) Garis besar aspek penilaian laporan dan hasil kerja latihan (rubrik penilaian

produk): adalah ketapatan isi, kecukupan informasi, keterampilan merafrase isi teks, kerapian tulisan, kebersihan, ketepatan tulisan dan orisilitas.

Langkah keempat: Menentukan penggunaan portofolio

1) waktu yang dialokasikan untuk mengerjakan tugas portofolio, laporan tugas membaca itu satu minggu.

(8)

2) Kaitan antara portofolio dan pembelajaran sehari-hari adalah sebagai bentuk aktivitas belajar dalam mempersiapkan kegiatan belajar pada pertemuan berikutnya dan sebagai bentuk respon terhadap materi yang telah dipelajari, merupakan sumber penilaian kinerja, peningkatan kemampuan pemahaman dalam setiap pertemuan.

3) Yang menentukan jenis isi portofolio itu pendidik bersama-sama peserta didik.

4) Portofolio itu dicermati untuk dinilai, sedapat mungkin setiap ada laporan tugas peserta didik setiap menyelesaikan satu pokok bahasan.

5) Pembobotan nilai portofolio mencapai 70 % dan tes akhir (sumatif) 30 % sebagai acuan penentuan nilai akhir semester atau penentuan kelulusan.

6) pendidik perlu memberi tahu hasil penilaian portofolio itu dengan peserta didik secara umum melalui pengumuman atau pemberitahuan langsung dan memberikan saran, nasihat atau melalui catatan jika diperlukan.

Langkah Kelima: Indikator Penilaian Portofolio

1) Isi rubrik penilaian meliputi: ketepatan isi, kecukupan informasi, keterampilan merefrase isi teks, kerapian tulisan, kebersihan, ketepatan kaidah bahasa dan orisilitas.

2) Teknik penskoran portofolio akan ditentukan kemudian dengan mengacu pada rubrik yang ditentukan, dan masih mungkin dikembangkan sesuai dengan bentuk portofolio.

3) Penilaian portofolio akan dikerjakan pendidik, jika waktu memungkinkan juga bersama peserta didik.

Langkah Keenam: Menentukan Bentuk dan Penggunaan Rubrik

1. Nilai portofolio akan dinyatakan sebagai skor dan nilai mutu yang berkisar antara A, B, B, dan D dengan berdasarkan panduan yang berlaku dan digunakan untuk kepentingan aministrasi evaluasi belajar bagi mahasiswa.

2. Sedangkan untuk laporan data tugas dan produk akan disajikan dalam bentuk nilai dan klasifikasinya untuk menentukan efektifitas pelaksanaan pembelajaran

qira’ah.

3. Portofolio tugas peserta didik berisi kumpulan tugas harian mahasiswa, contoh karya tulis mahasiswa dalam bahasa Arab atau bahasa Indonesia sebagai ujud pemahaman teks yang dibacanyaatau bahkan produk istimewa di luar yang ditentukan itu mungkin dimasukkan ke dalam portofolio.

4. Penggunaan portofolio juga memberikan kesempatan kepada pengajar dan peserta didik untuk memperluas wawasan.

5. Dalam rangka itu, penetapan portofolio dapat dibahas bersama pendidik dan peserta didik, bahkan pimpinan akademik, sebagai sosialisasi penggunaan portofolio.

6. Pemilihan portofolio, difokuskan pada kemajuan peserta didik yang berisi bukti-bukti tentang perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagai indikator keberhasilan belajar.

2. Peran Pengajar dalam Penilaian Portofolio

Selain menilai, pendidik memberikan komentar pada setiap butir isi portofolio, baik yang berupa saran peningkatan belajar, maupun yang berupa pujian atas prestasi

(9)

peserta didik yang bersangkutan. Untuk kepentingan itu maka pendidik perlu menyiapkan isi Rubrik penilaian portofolio.

Isi Rubrik Penilaian Portofolio menggambarkan hal hal berikut ini: 1) Bukti terjadinya proses berpikir.

a. Peserta didik telah menyusun dengan rapi satuan-satuan isi portofolio dan data dalam setiap satuan itu.

b. Peserta didik telah berusaha membaca, menelaah tesk, menganalisis, , menentukan sikap, mencari pokok-pokok pikiran dalam teks berbahasa Arab, dsb.

c. Apakah peserta didik telah menggunakan materi dan memperoleh hasil belajar yang ditentukan?

d. Apakah peserta didik telah menggunakan alat bantu kamus dalam memamahai isi teks.

2) Mutu kegiatan atau karya/tugas

a. Kegiatan yang dilaporkan dalam portofolio meningkatkan pengetahuan atau pemahaman tentang isi teks yang dipelajari.

b. Kegiatan membuat portofolio meningkatkan keterampilan merefrase, membuat simpulan isi tek, cara mengungkapkan pandangan sikap.

c. Portofolio melibatkan beberapa teks dalam beberapa judul. d. Orisinilitas karya dan tugas.

e. Menggambarkan: aspek yang dinilai berupa: ketepatan isi laporan tugas, kecukupan isi, unsur-unsur pengetahuan dalam teks, ketepatan tulisan dalam laporan tugas yang disampaikan peserta didik, kemampuan mahasiswa mengemukan pendapat dan alasan pendukungnya.

f. Menggambarkan dan meningkatkan aspek sikap dan kinerja misalnya: 1.kerapian. 2. Kerajinan, 3. Disiplin, 4. Kerjasama, 5. Tenggang rasa , 6. Keterbukaan, 7.ketekunan, 8. Penguasaan materi , 9.akhlak karimah, 10. Orisinilitas, 11. Tepat waktu, 12. Kepedulian, 13. Tanggung jawab

E. Kesimpulan

Penilaian portofolio merupakan salah satu alternatif penilaian pembelajaran yang layak dipertimbangakan oleh pendidik untuk diterapkan pada pembelajaran bersama peserta didikanya. Penilaian portofolio bersifat otentik untuk mengukur, memberikan penghargaan atas kemampuan peserta didik yang benar-benar menggambarkan apa yang dikuasainya. Dokumen portofolio dalam pembelajaran qira’ah, dapat berupa catatan observasi tentang kinerja dalam belajar, catatan tentang kemampuan membaca nyaring, hasil refarase isi bacaan, daftar kosa kata, tanggapan peserta didik terhadap cerita/kisah yang dipelajari, daftar dan komentar singkat tentang buku yang telah dibaca, sinopsis bacaan yang dibuat, surat-surat atau naskah pidato, karangan bebas (puisi, prosa), laporan kunjungan, tulisan di majalah dinding dan bukti penguasaan dan keterampilan bahasa lainnya. Penggunaan portofolio sebagai alat penilaian ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan: menentukan isi rubrik penilaian portofolio, menentukan bentuk dan waktu penggunaan rubrik, menentukan maksud dan fokus portofolio.

(10)

Daftar Pustaka

Baker and Brown, Block and Pressley, Pearson, Farstrup and Samuels, Ruddell, Ruddell and Singer dalam Linda and Soffos. Teaching for Deep Comprehension: A Reading Workshop Approach (Portland, Maine: Stenhouse Publishers, 2005. Brenda Smith, Reading Comprehension: Bahan Ajar On Line, Study Support Centre

Cuesta University, Adapted for Breaking Through to College Reading 1999. Cristine Nuttal, Teaching Reading Skill in a Foreign Language, New Edition. Great

Britain: Heinemann, 1989.

Budimansyah, Dasim. Model Pembelajaran dan Penilaian Portofolio.Bandung: PT. Gresindo, 2002.

Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004: Pedoman Khusus Pengembangan Portofolio untuk Penilaian, 2003.

_________. Pedoman Pengembangan Portofolio untuk penilaian.Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan menengah Umum, 2004.

__________. “Kurikulum Berbasis Kompetensi: Penilaian Berbasis Kelas” 2005.

McNamara, Danielle S. Ed., Reading Comprehension Strategies: Theories, Interventions, and Technologies, New York: Guilford Press, 2005

Morrison, et al., Designing Effective Instruction, 5th. Indiana: John Wiley and Son, Inc.,2007

Norbert M. Seel and Sanne Dijksta, Ed., Curricullum, Plann, And Processes in

Instructional Design: International Perspectives (London: Lawrence Erlbaum Associates, 2004.

Sinaradi, F. “Metode Penilaian Hasil belajar Peserta Didik dengan Portofolio”. Dalam P. Suparno, dkk. (peny.). Menuju Pempelajaran Aktif. Yogyakarta: Penerbitan USD, 2001. Soewandi, A.M. Slamet. “Kurikulum Berbasis Kompetensi”. MakalahSeminar Sehari

Sosialisasi KBK bagi dosen-dosen FKIP, USD, 4 Desember, 2002. Surapranata, Sumarna. Penilaian Portofolio. Bandung: Rosdakarya, 2004.

Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. Penilaian Portofolio: Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Soedarso, Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif . Jakarta: Gramedia, 2004

ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﻊﺟﺍﺮﻤﻟﺍ ﺪﻤﺣﺃ ﻱﺪﺷﺭ ﺔﻤﻴﻌﻁ ﻦﻴﻘﻁﺎﻨﻟﺍ ﺮﻴﻐﻟ ﺔﻴﺑ ﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﻢﻴﻠﻌﺗ , , ) ,ﺔﻓﺎﻘﺜﻟﺍﻭ ﻡﻮﻠﻌﻟﺍ ﻭ ﺔﻴﺑﺮﺘﻠﻟ ﺔﻴﻣﻼﺳﻹﺍ ﺔﻤﻈﻨﻤﻟﺍ :ﺮﺼﻣ 1989 . ﻲﻠﻋ ﺪﻤﺤﻣ ,ﻲﻟﻮﺨﻟﺍ PP ﻲﻟﻭﻷﺍ .ﻁ ,ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﺲﻳﺭﺪﺗ . ﻡ ,ﺔﻳﺩ ﻊﺴﻟﺍ ﺔﻴﺒﻌﻟﺍ ﺔﻜﻠﻤﻣ, ﺽﺎﻳﺮﻟﺍ 1982 -1402 ﺮﻟﺍ ﺕﺩﻮﺟ ﺔﻐﻠﻟﺍ ﺲﻳﺭﺪﺗ ,ﻲﺑﺎﻛ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟﺍ . ﺕﻭﺮﻴﺑ ,ﺮﻜﻓ ﻝﺍﺭﺍﺩ :ﻥﺎﻨﺒﻟ 1998

Referensi

Dokumen terkait

Seorang individu dapat memiliki hak spesifik atas tanah mati yang masuk kepangkuan Islam melalui dakwah jika ia menghidupkannya, dan aturan-aturan yang sama berlaku

1. Pemberian pupuk hijau cair dapat meningkatkan tinggi tanaman, jumlah anakan, luas daun, berat akar dan produksi bahan kering. Pemberian pupuk hijau cair daun eceng gondok

dibongkar adalah pelapisan geologi pemikiran Islam yang ter (di) bentuk secara historis, berlapis-lapis dan berlangsung lama, Arkoun menyebutnya sebagai “ortodoksi.” Sebab

“ Maka disebabkan kezhaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa prestasi belajar dan keterampilan proses sains siswa mengalami peningkatan dengan menerapkan model pembelajaran Problem Posing

Minuman mahkota dewa dengan perlakuan perendam- an dan jenis pemanis madu penghambatan pembentukan peroksida (83,15 %) dan penghambatan MDA (67,1%) lebih tinggi dibandingkan

Dengan percobaan menggunakan 100 dokumen kasus yang berisikan 40 term , Sistem Pemerolehan Informasi Undang-Undang dan Kasus ini dapat menemukan kembali semua

Namun pada putusan bawaslu terhadap sengketa verifikasi Partai Bulan Bintang merupakan sengketa verifikasi partai politik peserta pemilu yang dilihat dari segi