• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DAN PENDIDIKAN DATABASE MANAGEMENT BERBASIS GEOGRAPHY INFORMATION SYSTEM (GIS) BAGI APARATUR DESA TEGALLINGGAH BULELENG-BALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DAN PENDIDIKAN DATABASE MANAGEMENT BERBASIS GEOGRAPHY INFORMATION SYSTEM (GIS) BAGI APARATUR DESA TEGALLINGGAH BULELENG-BALI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A Sediyo Adi Nugraha1, Ida Bagus Made Astawa1, I Putu Ananda Citra1

1Jurusan Geografi, Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Hukum dan Ilmu Sosial Universitas Pendidikan Ganesha Email: [email protected]

ABSTRACT

Community service activities have the objective of improving knowledge and capabilities in the field of tabular and spatial data. Besides, knowledge of spatial data is essential compared to tabular data. The implementation of community service activities has a vision that aligns with the objectives of Tegallinggah village head to improve the human resources of Tegallinggah village government officials. Training with mentoring for staff is essential because it is tasked to conduct database management at the internal level of the village. Education on spatial data needs to be improved not only to introduce spatial products such as maps and similar applications but also to practice giving. Therefore, it is expected that this community service activity can be continued with coaching activities on the creation and training of village maps because, in Tegallinggah village, there has been an expansion of the hamlet. Based on that, this community service activity concluded that increasing human resources at the village level, especially in the data section, is essential to be able to do data management both storage and also structuring.

Keywords: database, spatial data, tabular data, human resource

ABSTRAK

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang data tabular dan spasial. Selain itu, pengetahuan akan data spasial menjadi penting dibandingkan dengan data tabular. Pelaksanan kegiatan pengabdian ini memiliki visi yang selaras dengan apa yang menjadi tujuan perbekel Tegallinggah untuk meningkatkan kualitas SDM aparatur pemerintahan desa Tegallinggah. Pelatihan dengan pendampingan untuk staff menjadi penting karena bertugas untuk melakukan manajemen database pada tingkat internal desa. Pendidikan mengenai data spasial perlu ditingkatkan tidak hanya memperkenalkan produk spasial seperti peta dan aplikasi yang serupa tetapi juga dapat dilakukan pemberian praktek. Oleh karena itu, diharapkan kegiatan pengabdian ini dapat dilanjutkan dengan kegiatan pembinaan pada pembuatan dan pelatihan peta desa karena pada desa Tegallinggah telah terjadi pemekaran dusun. Berdasarkan hal itu maka kegiatan pengabdian ini berkesimpulan bahwa peningkatan SDM pada tingkat desa khususnya pada bagian data menjadi penting untuk mampu melakukan manajemen data baik penyimpanan dan juga penataan.

Kata kunci: basisdata, data spasial, data tabular, Sumber Daya Manusia,

PENDAHULUAN

Pengetahuan mengenai database menjadi hal penting untuk masyarakat khususnya aparat desa yang selalu bertemu dengan berbagai bentuk data. Database menjadi penting dan perlu di kelola dengan baik karena merupakan kumpulan dari berbagai data (Dzacko, 2007; Yuhefizard, 2013). Melalui database maka kegiatan yang

berhubungan dengan data spasial mudah terkoordinir dan dapat dioptimalkan terutama perbedaan data yang selama ini sering terjadi. Aparat desa merupakan pengelola database yang pertama bertemu dan perlu melakukan database manajemen yang rapi supaya data yang tidak diketahui lokasi serta kelompok data dapat dibedakan/dikelompokan berdasarkan

PELATIHAN DAN PENDIDIKAN DATABASE MANAGEMENT

BERBASIS GEOGRAPHY INFORMATION SYSTEM (GIS) BAGI

(2)

isinya. Berkaitan dengan hal itu maka pengolaan database menjadi sangat penting untuk bisa diterapkan bagi aparat desa sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pelaksanaannya sebagai professional maupun bekerja secara efektif dibidang manjemen database. Berdasarkan kenyataan keterampilan database manajemen sangat dibutuhkan untuk menunjang kegiatan program pemerintah dalam satu peta maupun satu data. Pengetahuan mengenai database di tingkat aparat desa masih sangat lemah dan belum dioptimalkan selama ini. Database manajemen sangat erat kaitannya dengan

big data ataupun data mining untuk dapat di

akses oleh pengguna data di seluruh lapisan masyarakat sebagai bentuk akuntabel dan transparansi kegiatan yang telah dilakukan (Bertalya, 2009; Sharma et al., 2010). Oleh karena itu, peran database manajemen harus dimiliki oleh aparat desa secara komprehensif untuk mendukung kegiatan – kegiatan yang yang selama ini telah dilakukan oleh pemerintah pusat yaitu data mining.

Pengelolaan database pada desa Tegallinggah selama ini menggunakan system kombinasi yaitu manual dan digital. Database manual dilakukan terhadap data yang belum memiliki komputerisasi data dan bersinergi ke pusat sehingga dilakukan arsip manual ataupun pencatatan manual. Arsip digital telah dilakukan khususnya untuk data kependudukan yang telah terintegrasi oleh pusat sehingga data menjadi satu kesatuan yang utuh dari upate data masyarakat hingga keperluan atas data kependudukan tersebut. Hasil pengelolaan data manual sebagian besar hanya disajikan dalam bentuk table-tabel yang terpasang di dalam ruangan aparat desa sehingga

Selain itu, terdapat pula peta desa yang disajikan belum optimal dan tidak update dengan kebaharuan data yang sekarang sehingga hal tersebut menyebabkan kesalahan komunikasi yang mampu terjadi di masyarakat ataupun aparat desa. Permasalahn yang terjadi di tingkat desa tersebut maka diperlukan penataan dan peningkatan kemampuan pengelolaan database manajemen.

Pengelolaan database manajemen di tingkat desa yang telah tertata dan terhubung serta terealisasi dengan mudah sehingga dapat dipublikasi secara transparan dan akuntabel. Perkembangan pada era sekarang database manajemen menjadi lebih mudah dengan di dukung berbagai teknologi seperti Geography Information

System (GIS) yang mampu menghubungkan

antara database dengan data spasial (Prahasta, 2001, 2002). Oleh karena itu, membuat segala bentuk akses mudah untuk dilakukan sehingga keterbatasan yang dahulu terjadi dapat diminimalisir dengan perkembangan tersebut, tetapi bagaimana perilaku database di dalam database manajemen untuk dikelola dengan perkembangan yang semakin pesat tersebut. Berdasarkan hal itu maka diperlukan tindakan untuk melakukan pelatihan dan pendidikan terhadap pengelolaan managemen database berbasis GIS kepada aparat desa.

Tujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ialah Memberikan Pelatihan dan Pendidikan pengelolaan

Database Management berbasis Geography Information System (GIS) untuk meningkatkan kualitas data dan meningkatkan kemampuan yang harus dimiliki oleh aparat pemerintah terhadap pengelolaan database dan data spasial.

(3)

METODE

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat penerapan dilakukan dengan menggunakan metode “Pelatihan dan Pendidikan” dengan system diskusi dan praktek langsung. Kegiatan dilakukan dengan melakukan diskusi secara umum dan intensif terhadap pemahaman dan pengetahuan akan

database managament yang perlu ditingkatkan untuk bisa menata data desa yang sudah ada. Kegiatan akan akan memperkenalkan pula aplikasi yang baik untuk menata database supaya dapat dioptimalkan terhadap potensi desa. Kegiatan pelatihan dilakukan dengan pendampingan dan praktek supaya keterampilan untuk mengelola database dapat meningkat dan diaplikasikan secara langsung melalui data yang ada di desa. Metode perencaan dilakukan dengan observasi melalui datang langsung dan media WhatsApp (WA). Hal ini dilakukan menyesuaikan dengan kondisi pandemic covid-19 dan protocol Kesehatan. Setelah melakukan kegiatan observasi dan

pengumpulan data maka dilanjutkan dengan pembuatan Modul penggunaan basisdata sederhana bagi aparat desa dengan aplikasi Microsoft Access. Microsoft Access merupakan aplikasi yang ada dan menjadi satu bagian pada aplikasi microsoft lainnya seperti word dan excel (Heryanto, 2012). Pada tahap pelaksanaan dilakukan kegiatan pendampingan untuk pelatihan dengan pendampingan staff yang ditentukan oleh pihak desa. Kemudian untuk kegiatan Pendidikan dilakukan pemberian wawasan melalui seminar bagi aparattur pemerintahan desa Tegallinggah.

Tahap evaluasi dilakukan dengan memberikan google form untuk mengetahui pemahaman dari pelaksanaan kegiatan pengabdian sehingga dapat diketahui keinginan dan keberlanjutan kegaitan selanjutnya bagi aparatur pemerintahan desa Tegallinggah. Secara sederhana pemecahan masalah dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat ditampilkan dalam kerangka konseptual berikut (Gambar 1).

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan pelatihan pada pengabdian kepada masyarakat mengenai bagaimana mudah untuk diakses khususnya dalam hal menyimpan data. Selama ini Kantor desa Tegallinggah membuat dua bentuk penyimpanan yaitu hardcopy dan softcopy. Kekurangan dalam hal penyimpanan

tersebut seperti sulitnya akses jika data dibutuhkan khususnya data yang telah lampau, terlebih staff yang berurusan dengan data telah pensiun ataupun tidak bekerja lagi. Oleh karena itu, pelatihan terfokus untuk melakukan manjemen database untuk penyimpanan data karena merupakan kebutuhan yang diperlukan.

Gambar 2. Kenampakan Google Earth Wilayah Desa Tegallinggah Pelatihan penyimanan untuk database

mempergunakan perkembangan teknologi yang secara gratis bisa diperoleh yaitu

claud. Claud merupakan media untuk

melakukan penyimpanan secara khusus dan tersimpan di dalam internet. Banyak media untuk membangunan claud seperti dropbox ataupun google drive. Pelatihan kegiatan penngabdian akan mempergunakan media google drive untuk pembangunan penyimpanan data dari hasil laporan yang ada di kantor desa Tegallinggah. Pembuatan drive mempergunakan email dari staff yang bertugas mengurusi data sebelum dilakukan realisasi untuk seluruh bidang yang ada di

lokasi penyimpanan segala bentuk hasil laporan dan arsip.

Pendidikan spasial tepatnya mengenai pemahaman mengenai data spasial yang merupakan transformasi penyajian data pada data tabular di desa. Data spasial bagi aparat desa Tegallinggah menjadi sangat penting karena masyarakat lebih memperhatikan penyajian data dalam bentuk berbeda khususnya peta bukan lagi data tabular yang terdiri dari banyaknnya angka dan huruf sehingga sulit untuk diketahui maksud dan tujuan data tersebut bagi masyarakat. Hal ini memiliki kesamaan terhadap pentingnya data spasial,

(5)

aparat desa sangat penting karena untuk memahami mengenai lokasi dan posisi serta kondisi potensi desa (Astawa et al., 2019a, 2019b). Pelaksanaan kegiatan Pendidikan bagi aparat desa Tegallinggah dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Dokumentasi Pelaksanaan

Pendidikan pada kegiatan P2M.

Pendidikan data spasial diberikan dengan menunjukkan contoh real yang sering dipergunakan melalui aplikasi google map dan contoh pengolahan data spasial melalui system informasi geografi. Pemahaman mengenai pemikiran data spasial diperlukan supaya terjadi transformasi informasi antara aparat desa tegallinggah kepada masyarakat sehingga tercipta wawasan terkait data spasial. Pemikiran mengenai spasial sekarang ini tidak hanya untuk guru dan peneliti tetapi juga untuk aparat desa (Astawa, 2016, 2018).

Pada Sistem Informasi Geografi (SIG/GIS) dan hal ini merupakan teknis sehingga memiliki kesulitan karena tidak seluruhnya mampu dengan mudah mengenal dan membayangkan jenis-jenis data spasial pada SIG. Oleh karena itu, media google map/google earth dimana isi yang ditunjukkan merupakan satu kesatuan dari informasi yang dibangun melalui SIG (Gambar 2). Seperti menunjukkan data

garis dan area, kemudian menunjukkan lokasi jarak dan waktu dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Terdapat banyak sekali aparat desa yang tidak mengetahui mengenai apa itu spasial/data spasial padahal mereka telah melakukan pembuatan peta sosial desa (Gambar 4) pada kegiatan RPJMDes yang telah dilakukan.

Gambar 4. Peta Sosial Dusun Tegallinggah Berdasarkan hal ini maka, diharapkan terdapat kegiatan pengabdian selanjutnya dengan tujuan untuk melakukan update wilayah batas desa terlebih pada Desa Tegallinggah telah terjadi pemekaran dusun dimana awalnya terdapat 5 dusun sekarang bertambah menjadi 7 dusun. Perbekel Tegallinggah mengharapkan adanya pelatihan sebagai bentuk penerapan dari Pendidikan spasial dari penggunaan system informasi geografi (SIG), supaya tercapau dan dimilikinya Peta Desa dengan menunjukkan eksisting keadaan desa terkini dan sesuai dengan aturan yang belaku.

(6)

SIMPULAN

Aparatur Pemerintahan Desa Tegallinggah secara umum telah melakukan penaataan data dan mempergunakan aplikasi yang ada. Aplikasi yang dipergunakan merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh pemerintah daerah tangka Provinsi ataupun Kabupaten dan pemerintah pusat seperti Kementerian Keuangan dan Disdukcapil. Oleh karena itu, keterampilan dan pengetahuan aparatur pemerintag Desa Tegallinggah dapat dengan mudah untuk ditingkatkan karena telah memahami dasar dari penggunaan data dan melakukan managemen data. Tetapi pemahaman mengenai data spasial merupakan hal baru dan belum sering digunakan dalam penyajian data.

DAFTAR RUJUKAN

Astawa, I. B. M. (2016). Tuntutan Kepada Profesionalitas Guru Geografi dalam Mencetak Generasi Berspatial thinking skill. Seminar Nasional: Menggapai Pendidik Profesional Yang Berkarakter Dan Kreatif Dalam Praksis Ilmu Ilmu

Sosial Dan Pembelajarnnya Untuk

Mencetak Generasi Cerdas Dan Berdaya Saing Global.

Astawa, I. B. M. (2018). Mengkaji Profesionalisme Guru Geografi pada Abad XXI”. Seminar Nasional: Menjawab Tantangan Profesionalisme Guru Geografi.

Astawa, I. B. M., Sarmita, I. M., & Nugraha, A. S. A. (2019a). Spatial Thinking Skill Guru Geografi Di Provinsi Bali. Jurnal Widya Laksana, 8(2), 181–189.

Astawa, I. B. M., Sarmita, I. M., & Nugraha, A. S. A. (2019b). Pengembangan Spatial Thinking Skills Guru Geografi Di Provinsi Bali. In M. A. Dharmadi, N. K. Widiartini, & P. A. Antara (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ke-4 (pp. 13–24). Undiksha Press.

Bertalya. (2009). Konsep Data Mining,

Klasifikasi: Pohon Keputusan.

Dzacko, H. (2007). Basis Data (Database). Mangosoft.

Heryanto, I. (2012). Membuat Database dengan Microsoft Access. Penerbit Informatika. Prahasta, E. (2001). Sistem Informasi Geografi.

Pernerbit Informatika.

Prahasta, E. (2002). Konsep-konsep Dasar Geographycal Information Sistem (P. Informatika (ed.)).

Sharma, N., Perniu, L., Chong, R. F., Lyer, A., Nandan, C., Mitea, A.-C., Nonvinkere, M., & Danubianu, M. (2010). Database

Fundamentals (First edit). IBM

Corporation.

Yuhefizard, S. (2013). Database Management Menggunakan Microsoft Access 2003 (E. M. Komputindo (ed.)).

Gambar

Gambar 1. Alur Kerangka Kegiatan Pengabdian
Gambar 2. Kenampakan Google Earth Wilayah Desa Tegallinggah
Gambar 4. Peta Sosial Dusun Tegallinggah  Berdasarkan  hal  ini  maka,  diharapkan  terdapat  kegiatan  pengabdian  selanjutnya  dengan  tujuan  untuk  melakukan  update  wilayah  batas  desa  terlebih  pada  Desa  Tegallinggah telah terjadi pemekaran dusu

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk mengkaji pengaruh pemberian probiotik dengan jenis bakteri Lactobacillius, Actinomycetes sp, dan Saccharmyces

Dalam rangka Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengelolaan Teknologi Tepat Guna (TTG) dan menstimulan serta menjaring ide-ide TTG Kreasi dan Inovasi (Krenova) dan Unggulan

Mengingat besaran dana yang akan diterima oleh provinsi Papua dan propinsi Papua Barat akan mengalami penurunan apabila alternatif kebijakan ini diambil, maka

tersebut harus jelas, termasuk mengontrol suhu konstan dan kelembaban relatif, lingkungan yang bebas dari bahan kimia yang agresif, dan tingkat cahaya yang sesuai.. Tindakan

Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70 70 –   –  120

keikutsertaannya dalam riset kedokteran. 7) Hak dirujuk kepada dokter spesialis, apabila diperlukan dan dikembalikan kepada dokter yang merujuknya setelah selesai

Hal ini berarti bahwa secara parsial gaya hidup yang merupakan pola hidup konsumen di dunia yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapat dalam berbelanja secara

Hal ini sejalan dengan teori perkembangan moral kognitif bahwa perilaku seseorang didasari oleh tingkat penalaran moral (Kohlberg, 1969; 1981) maupun teori model of