Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
91
LAMPIRAN
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
92
Lampiran 1 Makalah Tugas Akhir
PENENTUAN
STRATEGI
SUSTAINABILITY
USAHA PADA UMKM MAKANAN OLAHAN
CARICA DENGAN MENGGUNAKAN METODE
SWOT DAN AHP
(Studi Kasus : UMKM Yuasa Food Berkah Makmur
Dieng, Km. 3.5, Krasak-Mojotengah, Wonosobo)
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih, Andre Sugiyono, S.T.,M.M.,Ph.D , Ir. Eli Mas’idah M.T.
Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Jl. Raya Kaligawe KM.4 Semarang
Wijayantihestuup@std.unissula.ac.id
Abstrak - Salah satu industri makanan dan minuman yaitu industri pengolahan buah yang memanfaatkan berbagai jenis buah-buahan sebagai bahan utama produksinya.Industri pengolahan buah ini juga dijadikan sebagai upaya peningkatan kegemaran masyarakat dalam mengonsumsi buah-buahan. Salah satu indutri pengolahan buah yang cukup besar dan berkembang serta menjadi unggulan utama di kota Wonosobo adalah industri kecil pegolah carica (UMKM). Salah satu UMKM terbesar pembuat carica olahan di kota Wonosobo adalah UMKM Yuasa Food Berkah Makmur Dieng, Km. 3.5, Krasak-Mojotengah, Wonosobo. Pada UMKM ini memiliki permasalaan yang hampir sama dengan UMKM lain yaitu kelangkaan bahan baku sehingga pemenuhan permintaan terhambat dimana jumlah panen semakin menurun dan jumlah produksi semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena sifat dari tanaman carica yaitu musiman, mengalami kelangkaan pada musim kemarau. Ini juga menyebabkan harga bahan baku tinggi, begitu pula dengan harga bahan pendukung. Kurangnya promosi produk juga menyebabkan terhambatnya sustainability usaha pada UMKM Yuasa Food Berkah Makmur.Sehingga perlu dilakukan penentuan strategi sustainability agar perusahaan dapat berkembang dengan baik.Pada penentuan strategi sustainability usaha UMKM Yuasa Food Berkah Makmur dihitung dengan menggunakan analisa SWOT dan AHP. Analisa SWOT dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan pada saat ini dibandingkan dengan pesaing. Kemudian dilakukan analisa matriks IE dengan mengisi kuisioner dan melihat nilai matriks IFAS yang didapat dari analisa faktor internal dan nilai matriks EFAS dyang didapat dari analisa faktor eksternal dengan nilai masing-masing 2,9 dan 3,09 yang dimasukan kedalam matriks IE. Dari matriks IE diketahui posisi perusahaan yaitu growth and build (tumbuh dan berkembang). Dari matriks IE dilakukan analisa matriks SWOT yang akan menghasilkan alternatif strategi. Kemudian dari masing-masing alternatif strategi dilakukan perhitungan AHP. Kemudian dari analisa AHP dapat disimpulkan bahwa strategi 1 yang terpilih karena memiliki nilai yang tertinggi yaitu memperluas usaha dengan tujuan untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
.
Kata Kunci : Penentuan Strategi, Sustainability Usaha , Analisa SWOT, Analisa AHP.
Abstract - One of the food and beverage industries are the industry of fruit processing that using of assorted kinds of fruits as the main ingredient in their production. The fruit processing industry has also been put in an effort to increase of consumption's of the fruits. One of the fruit processing industry that quiet big and grow up as one of 1st populer in wonosobo are the small industry with carica UMKM. One of the biggest carica makers in the town of wonosobo is the Yuasa Food Berkah Makmur Dieng, km. 3.5, krasak-mojotengah, wonosobo. On this UMKM had the same problem as same as the other UMKM, so the rare of material’s demand is hampered where the amount of yields are declining and production is increasing. These are
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
93
because of the seasonal quality of the carica plant, and scarcity in the dry season. It also makes the price of raw materials higher, as does the price of backers. The less of promotion of the product also caused by severe sustainability om UMKM Yuasa Food Berkah Makmur. Thus the implementation of sustainability strategies in order to sustainate companies. The determation of sustainability strategies of UMKM Yuasa Food Berkah Makmur will analyze with SWOT and AHP methode. SWOT analysis is to know the company's current position as compared to competitors. Somehow, after analyze IE matric by fill up the quisionaires and look forward of the matrics value of IFAS that from analyze of internal and external factors of matrics EFAS that each of external factors with 2,9 and internal factors with 3,09 that involved to IE matrics. From the IE Matric will know the position of the company are growth and build. From that IE matrics, the next step is analyze of SWOT matric will give a result of alternatife strategy. Then, from each alternatife strategy is counting of AHP. So, from the analyze of the AHP could give the sumary that the 1st chosen strategy because has the highest values, that is the expansion of the company with the purpose to open jobs widely.
Key words: Strategy Determination, Business Sustainability, SWOT Analysis, AHP Analysis.
I. PENDAHULUAN
Salah satu industri makanan dan minuman yaitu industry pengolahan buah yang memanfaatkan berbagai jenis buah-buahan sebagai bahan utama produksinya. Industry pengolahan buah ini juga dijadikan sebagai upaya peningkatan kegemaran masyarakat dalam mengonsumsi buah-buahan. Salah satu indutri pengolahan buah yang cukup besar dan berkembang serta menjadi unggulan utama di kota Wonosobo adalah industri kecil pegolah carica (UMKM). Carica adalah buah yang tumbuh di dataran tinggi Dieng dengan ketinggian diatas 1500 mdpl dengan curah hujan 2000-3000mm/th. Tanaman yang mirip dengan pepaya ini dibudidayakan oleh petani Dieng untuk di olah menjadi manisan, sirup carica dan selai. Sebanyak 328 UMKM di Wonosobo mengolah buah carica ini menjadi makanan olahan. Salah satu UMKM terbesar pembuat carica olahan di kota Wonosobo adalah UMKM Yuasa Food Berkah Makmur Dieng, Km. 3.5, Krasak-Mojotengah, Wonosobo. Buah carica ini memiliki cita rasa yang khas dan bau yang sangat mirip dengan pepaya serta daging buah yang kenyal.
Keberadaan industry kecil olahan carica ini sudah cukup lama dan mengalami perkembangan sampai saat ini. Produk yang dihasilkan oleh olahan carica ini sudah dikenal sebagai makanan khas unggulan kota Wonosobo. Industry kecil olahan carica didukung oleh potensi tanaman carica yang semakin meningkat. Berdasarkan data Distan Kabupaten Wonosobo dari tahun ke tahun mengalami penurunan jumlah panen tetapi semakin meningkatnya jumlah produksi yaitu sebesar 621 ton per bulan untuk 190 UMKM inti. Selain itu, masih melekatnya kebiasaan membeli oleh-oleh makanan khas daerah dan juga semakin dikenalnya Wonosobo sebagai salah satu daerah tujuan wisata alam di Provinsi Jawa Tengah menjadi peluang pasar bagi pengembangan usaha makanan khas daerah Wonosobo itu sendiri. Sehingga perlu dilakukan penentuan prioritas strategi yang dapat menunjang perkembangan industry kecil olahan carica dilihat dari faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal perusahaan.
II. Tinjauan Pustaka/ LANDASAN TEORI
Pada studi literatur ini akan dibahas mengenai hasil dari penelitian
yang sudah ada atau penelitian yang pernah dilakukan diantaranya adalah
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
94
penelitian yang dilakukan oleh Nur Afni Evalia, dengan judul penelitian
“Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Semut Aren”, dengan hasil
penelitian pengembangan agrobisinis dengan Menggunakann metode
IFE/EFE yang kemudian dihitung kembali dengan Menggunakann metode
AHP yang diterapkan pada agroindustri gula semut di Kecamatan Lareh
Sago Halaban (Evalia, 2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Sigit Setiyadi , Kifayah Amar dan
Taufiq Aji , dengan judul penelitian “Penentuan Strategi Sustainability
Usaha Pada Ukm Kuliner Dengan Menggunakann Metode SWOT -
AHP”, dengan hasil penelitian pengembangan usaha UKM Kuliner untuk
mencapai sustainability usaha dengan Menggunakann metode SWOT dan
AHP (Setiyadi, Amar, & Aji, 2011 ).
Penelitian yang dilakukan oleh Hestyavida Nugraheni, Abdul Rosyid
dan Herry Boesono dengan judul penelitian “Analisis Pengelolaan
Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung Kabupaten Rembang Untuk
Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap”, dengan hasil penelitian
penerapan metode IFE/EFE dan SWOT untuk meningkatkan pengelolaan
dan produksi perikanan tangkap PPP (Pengelolaan Aktivitas Pelabuhan
Perikanan Pantai) Tasikagung (Nugraheni, Rosyid, & Boesono, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Andri Hardiyansyah, Andri Ikhwana dan Rina
Kurniawati dengan judul penelitian “Analisis Strategi Pemasaran Usaha
Mie Basah (Studi Kasus Di PD. Lugina – Garut))”, dengan hasil penelitian
analisis matriks BCG, IFE/EFE, SWOT dan AHP menghasilkan alternatif
strategi terbaik untuk pengembangan usaha khususnya dalam strategi
pemasaran PD. LUGINA (Hardiyansyah, Ikhwana, & Kurniawati, 2015)
Penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurhayati, dengan judul penelitian
“Pendekatan QSPM Sebagai Dasar Perumusan Strategi Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Batang, Jawa Tengah”, dengan hasil
penelitian bahwa penggabungan metode IFE/EFE, SWOT dan QSPM
yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan
pemimpin perusahaan untuk mengetahui kendala dan peluang yang ada
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
95
pada perusahaan kemudian dari data tersebut dihasilkan kesimpulan yang
selanjutkan akan dijadikan acuan untuk membuat kuisioner. Dari kuisioner
tersebut dihitung faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan
perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang bisa
meningkatkan pendapatan perusahaan tersebut (Nurhayati, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Agung Chresy Novralina Hutagalung,
Nusril, dan Teguh Adiprasetyo dengan judul penelitian “Strategi
Pengembangan Pemasaran Makanan Khas Bengkulu Pada Sentra
Oleh-Oleh Anggut Kota Bengkulu: Aplikasi AHP dan SWOT”, dengan hasil
penelitian perhitungan dengan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP) menghasilkan bobot dan ranking faktor dari masing-masing bauran
pemasaran. Faktor dengan bobot tertinggi dan terendah untuk bauran
pemasaran produk adalah kebersihan produk (0,1222) dan keragaman
ukuran produk (0,0393). Faktor dengan bobot tertinggi dan terendah untuk
bauran pemasaran harga adalah value for money (0,2025) dan syarat kredit
untuk tiap-tiap pesanan (0,0333). Faktor dengan bobot tertinggi dan
terendah untuk bauran pemasaran promosi adalah positioning kekhasan
produk lokal (0,1539) dan mengikuti partai besar (0,0373). Faktor dengan
bobot tertinggi dan terendah untuk bauran pemasaran tempat adalah posisi
lokasi penjualan (0,1841) dan memperluas lokasi penjualan (0,0517)
(Hutagalung, Nusril, & Adiprasetyo, 2012).
Adapun landasan teori untuk penelitian ini yaitu :
1.
Sustainability Usaha
Sustainability usaha adalah usaha yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Dalam proses berkelanjutkan ini melibatkan proses atau tindakan yang menjaga perusahaan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain bagaimana perusahaan dapat berkelanjutan tidak hanya mengenai hijaunya lingkungan tetapi dalam bidang lainnya seperti : dalam bidang hukum, keuangan, ekonomi, industry dan social. Dalam aspek perkembangan yang berkelanjutan ini mencakup pembuangan limbah (waste elimination) dan perpanjangan sumber daya yang ada (resource extension). Pada tahun 1994, John Elkington mengelompokannya menjadi tiga kategori yag dikenal sebagai triple bottom line, yaitu profit, people dan
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
96 planet. Adapun konsep bisnis atau usaha yang terdiri dari beberapa komponen seperti dibawah ini :
1) Konsep pasar 2) Konsep perusahaan
3) Konsep persaingan dan lingkunga eksternal 4) Konsep perubahan
Perusahaan yang sanggup tetap eksisi dan sustainable ini juga disebut perusahaan yang visioner. Perusahaan yang dimaksud tidak terlalu mengutamakan maksimal kekayaan pemegang saham, tetapi juga mengutamakan stakeholder, termasuk karyawan. Hal ini dapat terbentuk dari tingakat leadership yang bisa dikatakan tangguh.
2. Matriks IFE & EFE
Gambar 1. Matriks IE
Diagram tersebut dapat mengidentifikasi sembilan strategi perusahaan,
tetapi pada prinsipnya ke sembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi
tiga strategi utama, yakni:
4.
Sel I, II dan IV disebut strategi Tumbuh dan Membangun. Strategi yang cocok adalah Strategi Intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horisontal).5.
Sel III, V dan VII disebut strategi Pertahankan dan Pelihara. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang banyak dilakukan apabila perusahaan berada dalam sel ini.Sel VI, VIII dan IX disebut strategi Panen dan Divestasi. Nilai-nilai IFE
dikelompokkan ke dalam Tinggi (3,0-4,0). Sedang (2,0-2,99) dan Rendah
(1,00-1,99). Adapun nilai-nilai EFE dikelompokkan dalam Kuat (3,0-4,0),
Rata-rata (2,0-2,99) dan Lemah (1,0-1,99) Bentuk matriks IE (Internal
Evaluation) serta hubungannya dengan EFAS dan IFAS dapat dilihat pada
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
97
gambar 1.
6.
Analisa SWOTTabel 1. Matriks SWOT
Adapun tahapan proses untuk melakukan analisis SWOT adalah sebagai
berikut :
6. Pegambilan data untuk mengevaluasi faktor internal dan faktor eksternal.
7. Penilaian responden terhadap faktor internal dan faktor eksternal yang telah
teridentifikasi.
8. Melakukan analisis yaitu dengan cara pembuatan matriks internal eksternal
dan matriks SWOT. Kemudian faktor-faktor internal dikelompokkan menjadi
kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), dan faktor-faktor eksternal
dikelompokkan menjadi peluang (opportunity) dan ancaman (threats), untuk
dilakukan pembobotan IFAS-EFAS elemen-elemen SWOT.
9. Pengambilan keputusan untuk mendapatkan strategi prioritas dan keterkaitan
antar strategi, kemudian dari hasil pembobotan IFAS-EFAS kuisioner SWOT
untuk masing-masing indikator dilakukan iteraksi kombinasi strategi yang
terdiri dari kombinasi internal-eksternal yaitu terdiri dari :
e. Strategi Strength-Opportunity (SO)
Kombinasi strategi SO yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang.
f. Strategi Strength-Threats (ST)
Kombinasi strategi ST yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman.
g. Strategi Weakness-Opportunity (WO)
Kombinasi strategi WO yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
98
h. Strategi Weakness-Threats (WT)
Kombinasi strategi WO yaitu strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
mengatasi ancaman.
10. Setelah dilakukan interaksi IFAS-EFAS akan didapatkan hasil keputusan
strategi yang mempunyai nilai terbesar yang akan dijadikan acuan dalam
memaksimalkan keputusan.
7.
Analisa AHPAHP merupakan pendekatan dasar untuk pengambilan keputusan.
AHP digunakan untuk menentukan skala rasio baik dari perbandingan
pasangan yang diskret maupun kontinyu. Perbandingan-perbandingan ini
dapat diambil dari ukuran actual atau dari suatu skala dasar yang
mencerminkan kekuatana perasaan dan preferensi relative. Dalam proses
ini pembuat keputusan menggunakan Pairwise Comparison yang
digunakan untuk membentuk seluruh prioritas untuk mengetahui ranking
dari alternatif.
Tahapan dalam mengerjakan metode AHP :
5. Definisikan masalah untuk menentukan tujuan yang diinginkan.
6. Membuat suatu struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum kemudian
dilanjutkan dengan kriteria dan alternative pilihan lainnya.
Gambar 2 Hierarki AHP
7. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang digambarkan dengan
pengaruh setiap elemen masing-masing kriteria.
Tabel 2.2 Matriks Berpasangan AHP
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
99
penilaian harus diulang kembali.
Dengan rumus persamaan Consistency Ratio (CR) atau Rasio
Konsistensi adalah sebagai berikut:
………(2.1) ………..(2.2)
Metode ini dikembangkan oleh Thomas L., Saaty ahli matematika
yang dipublikasikan pertama kali dalam bukunya The Analytical
Hierarchy Process tahun 1980. “AHP merupakan alat pengambil
keputusan yang menguraikan suatu permasalahan kompleks dalam
struktur hirarki dengan banyak tingkatan yang terdiri dari tujuan, kriteria,
dan alternatif.” (Saaty, 1980)
III. METODE PENELITIAN/ EKSPERIEN
Dalam penelitian kali ini metode yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Metode Penelitian
Keterangan:
1. Pengumpulan Data : Pengumpulan data yang dibutuhkan adalah produksi, data penjualan, data bahan baku pendukung utama.
2. Teknik Pengumpulan Data : teknik pengumpulan yang digunakan yaitu observasi, wawancara, studi pustaka, studi lapangan dan pengisisan kuisioner.
3. Metode Analisis : Pada tahap ini dilakukan analisa hasil pengolahan data menggunakan metode SWOT dan AHP.
4. Pembahasan : Pada tahap ini kedepannya akan dilakukan pembahasan hasil dari analisa penentuan strategi sustainability usaha pada perusahaan.
5. Penarikan Kesimpulan : Tahap ini memberikan kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi pada pihak terkait yaitu perusahaan dimana dilakukannya penelitian ini pada UMKM Carica Yuasa Food Berkah Makmur. Selain adanya hasil penelitian dan rekomendasi diupayakan pula pemberian saran untuk pengembangan dan penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan keterbatasan laporan ini agar kedepan lebih baik lagi.
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
100 6. Kesimpulan : Berikut ini adalah diagram alir dari penelitian yang dilakukan pada perusahaan
dimulai dari awal penelitian hingga selesai.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pengumpulan Data a. Data Produksi
Tabel 5 Perkembangan Kapasitas Produksi Industry Kecil Olahan Carica Di Wonosobo Tahun 2016-2018
No Perusahaan Tahun Berdiri 2016 (Kg) 2017 (Kg) 2018 (Kg)
1 Yuasa Food 2002 178.317 125.757 97.442 2 Cemerlang 2010 14.400 28.800 57.600 3 Podang Mas 1982 138.672 107.065 84.253 4 Gemilang Kencana 2015 100.000 200.000 180.000 Total 431.389 461.622 419.295 b. Data Penjualan
Table 6 Perkembangan Kapasitas Penjualan Industry Kecil Olahan Carica Di Wonosobo Tahun 2016-2018
No Perusahaan 2016 (Cup) 2017 (Cup) 2018 (Cup)
1 Yuasa Food 532.120 467.670 430.000 2 Cemerlang 50.000 100.000 200.000 3 Podang Mas 462.178 407.616 404.799 4 Gemilang Kencana 400.000 800.000 720.000 Total 1.444.298 1.775.286 1.754.799 c. Data Pendukung
Tabel 7 Besarnya Penggunaan Gula Pasir Pada Industry Kecil Olahan Carica Di Wonosobo
No Perusahaan Kebutuhan Gula (Kg/Bulan)
1 Yuasa Food 5.000 2 Cemerlang 2.400 3 Podang Mas 3.750 4 Gemilang Kencana 3.750
Tabel 8 Besarnya Penggunaan Bahan Bakar Gas Elpiji Pada Industry Kecil Olahan Carica Di
Wonosobo
No Perusahaan Kebutuhan Bahan Bakar Elpiji 12
Kg/Bulan
1 Yuasa Food 140 buah 2 Cemerlang 36 buah 3 Podang Mas 90 buah 4 Gemilang Kencana 130 buah 2. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan melakukan rekapitulasi kuisioner : a. Analisa SWOT
Tabel 9 Analisa Matriks IFAS Industry Kecil Olahan Carica Di Wonosobo
No Faktor Internal Bobot A w a l Bobot A k h i r Rating Skor Strength (Kekuatan) 1
Berperan terhadap ekonomi nasional 0,8 0,13 3 0,39 2
Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar 0,8 0,13 4 0,52 3
Mengikuti perkumpulan pengrajin carica disekitar lingkungan
perusahaan 0,5 0,08 3 0,24 4
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
101
yang ada
5 Memiliki saluran distribusi produk 0,6 0,1 3 0,3
No Faktor Internal Bobot A w a l Bobot A k h i r Rating Skor Weakness (Kelemahan) 1 Keterbatasan modal 0,6 0,1 2 0,2 2
Perusahaan belum bisa mengolah limbah industri menjadi produk yang
bernilai ekonomi 0,8 0,13 4 0,52 3
Pengelolaan usaha yang belum professional 0,7 0,11 2 0,22 4 Kemasan produk tidak ramah lingkungan 0,9 0,15 2 0,3
Total 6,1 1 26 2,9
Tabel 10 Analisa Matriks EFAS Industry Kecil Olahan Carica Di Wonosobo
No
Faktor Eksternal Bobot
A w a l Bobot A k h i r Rating Skor Opportunity (Peluang) 1 Banyaknya pengangguran 0,8 0,15 3 0,45 2 Diferensiasi produk yang ramah lingkungan 0,7 0,12 4 0,48 3 Mengadakan pelatihan sendiri untuk meningkatkan SDM
karyawan 0,7 0,12 4 0,48 4 Perkembangan teknologi 0,8 0,15 3 0,45
No
Faktor Eksternal Bobot
A w a l Bobot A k h i r Rating Skor Threats (Ancaman)
1 Adanya pesaing dan pedagang bebas 0,8 0,15 2 0,3 2
Bahan baku utama yang tidak selalu tersedia dalam jumlah besar 0,9 0,16 3 0,48 3 Situasi ekonomi internal fluktuatif 0,8 0,15 3 0,45
Total 5,5 1 22 3,09
Dari hasil analisa diatas dihasilkan matriks IE sebagai berikut :
Gambar 2 Posisi UKM Yuasa Food Berkah Makmur
Dari matriks IE didapatkan alternative strategi untuk matriks SWOT :
5. SO (Strenght Opportunity)
- Memperluas usaha dengan tujuan untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya(Strategi 1)
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
102
6. WO (Weakness Opportunity)
- Mengolah limbah carica menjadi produk value added (Strategi 3)
- Memperluas usaha dengan cara merger yaitu bergabung dengan UMKM lain(Strategi 4) 7. ST (Strenght Threats)
- Berafiliasi atau bergabung dengan UMKM sejenis sehingga menjadi suatu bentuk usaha besar (Strategi 5)
- Bermitra dengan pemasok bahan baku utama (Strategi 6) 8. WT (Weakness Threats)
- Memperluas usaha dengan cara franchising(Strategi 7)
- Perbaikan teknologi panen dengan teknologi yang modern dan ramah lingkungan(Strategi 8)
b. Analisa AHP
1. Menghitung eigen value (bobot) kriteria, sub kriteria dan alternative strategi pada masing-masing strategi. Eigen Vektor
𝑆1
𝑆2
𝑆3
𝑆4
𝑆5
=[
0,41
0,21
0,09
0,21
0,09]
Bobot =[
1
3 3
3
1 3
3
3
3
3
1
3
1
3
1
3
3
1
3
0,33
1
0,33
1
3
1]
x[
0,41
0,21
0,09
0,21
0,09]
=[
2,21
1,10
0,45
1,10
0,45]
Eigen Value =[
2,21/0,41
1,10/0,21
0,45/0,09
1,10/0,21
0,45/0,09]
=[
5,39
5,22
5,04
5,22
5,04]
⋋maksimal Eigen Value = 5,39 Indeks Konsistensi = CI = ⋋max 𝑒𝑖𝑔𝑒𝑛 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒−𝑛
𝑛−1
=
5,39−5 5−1=
0,39 4= 0,10
Jika CI = 0, maka pengambilan keputusan yang sangat konsisten tetapi bila CI > 0 maka pengambilan keputusan tidak konsisten (inkonsisten). Jika CI > 0 maka dilihat kembali pada tabel ratio CI dengan RI (Random Indeks).
Nilai RI = 1,12 karena n = 5 Maka CR = 𝐶𝐼
𝑅𝐼 = 0.10
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
103 Karena CR ≤ 0,010 maka tingkat konsistensi sangat memuaskan dan ampuh dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan AHP namun sebalikya CR > 0,010 maka terdapat inkonsistensi yang serius dan hasil analisi AHP tidak mempunyai arti atau analisis AHP tidak ampuh dalam pengambilan keputusan.
Berdasarkan data diatas tingkat konsistensi kriteria yaitu 0,09 < 0,10 yang berarti sangat memuaskan dan kriteria ampuh dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan metode AHP.
Gambar 3 Hirarki Strategi Sustainability Usaha UKM Carica Yuasa Food Berkah Makmur V. PENUTUP
1.1. Kesimpulan
104 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi
Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan
(Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
4.
Faktor internal berupa kekuatan (strength) pada UKM Carica Yuasa Food Berkah Makmur adalah berperan terhadap ekonomi nasional, menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar, mengikuti perkumpulan pengrajin carica disekitar lingkungan perusahaan, mewajibkan karyawan untuk menggunakan APD sesuai dengan SOP yang ada dan memiliki saluran distribusi produk.Faktor internal berupa kelemahan (weakness) pada UKM Carica Yuasa Food Berkah Makmur adalahketerbatasan modal, perusahaan belum bisa mengolah limbah industri menjadi produk yang bernilai ekonomi, pengelolaan usaha yang belum professional dan kemasan produk tidak ramah lingkungan.
5.
Faktor eksternal berupa peluang (opportunity) pada UKM Carica Yuasa Food Berkah Makmur adalah banyaknya pengangguran, difrensiasi produk yang ramah lingkungan, mengadakan pelatihan sendiri untuk meningkatkan sdm karyawan dan perkembangan teknologi.Faktor eksternal berupa ancaman (threats) pada UKM Carica Yuasa Food Berkah Makmur adalah adanya pesaing dan pedagang bebas, bahan baku yang tidak tersedia dalam jumlah besar dan situasi ekonomi internal fluktuatif.
6.
Berdasarkan pada faktor internal dan faktor eksternal UKM Carica Yuasa Food Berkah Makmur yang terdiri atas kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dilihat dari perhitugan analisa matriks IE dan analisa SWOT maka didapatkan empat alternative strategi yaitu :a. SO (Strenght Opportunity) yaitu memperluas usaha dengan tujuan untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya (Strategi 1) dan memperbaiki teknologi produksi maupun penyimpanan (Strategi 2).
b. WO (Weakness Opportunity) yaitu mengolah limbah carica menjadi produk value added (Strategi 3) dan memperluas usaha dengan cara merger yaitu bergabung dengan UMKM lain (Strategi 4).
c. ST (Strenght Threats) yaitu berafiliasi atau bergabung dengan UMKM sejenis sehingga menjadi suatu bentuk usaha besar (Strategi 5) dan bermitra dengan pemasok bahan baku utama (Strategi 6)
d. WT (Weakness Threats) yaitu memperluas usaha dengan cara franchising (Strategi 7) dan perbaikan teknologi panen dengan teknologi yang modern dan ramah lingkungan (Strategi 8).
Dari beberapa alternative strategi yang ada yang terpilih adalah Strategi 1 yaitu memperluas usaha dengan tujuan untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Dimana penetrasi pasar adalah cara perusahaan untuk meningkatkan marketshare pada saat ini yang dilakukan melalui usaha pemasaran yang lebih gencar seperti : melakukan promosi dengan menggunakan media sosial, mengikuti pameran yang diadakan oleh pemerintah dan meningkatkan aktivitas publikasi pada media sosial yang ada. Integrasi horinsontal adalah cara perusahaan untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan pesaingseperti :membeli perusahaan pesaing (merger, akuisisi dan pengambilalihan perusahaan pesaing).
2. Saran
Adapun saran yang diperoleh dari penelitian ini adalah strategi sustainability usaha yang dapat diterapkan yaitu mengoptimalkan pemasaran melalui saluran distribusi untuk memaksimalkan penjualan serta membuat teknologi penyimpanan yang baik. Strategi ini didasarkan pada posisi perusahaan pada matriks IE yaitu penetrasi pasar dan integrasi ke belakang. Dimana penetrasi pasar adalah cara perusahaan untuk meningkatkan marketshare pada saat ini yang dilakukan melalui usaha pemasaran yang lebih gencar seperti : melakukan promosi dengan menggunakan media social, mengikuti pameran yang diadakan oleh pemerintah dan meningkatkan aktivitas publikasi pada media social yang ada. Integrasi ke belakang adalah cara perusahaan untuk meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok seperti : bermitra dengan pemasok bahan baku utama agar perusahaan dapat memperoleh bahan baku dengan tepat waktu denga mutu yang terjamin serta dengan harga yang terjangkau.
VI. Daftar Pustaka Artikel Jurnal :
[1]. Evalia, N. A. (2015). Strategi Pengembangan Agroindustri Gula Semut Aren. Jurnal Manajemen & Agribisnis , 57.
105 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi
Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan
(Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
[2]. Hardiyansyah, A., Ikhwana, A., & Kurniawati, R. (2015). Analisis Strategi Pemasaran Usaha Mie Basah (Studi Kasus Di Pd. Lugina - Garut). Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut , 1.
[3]. Hutagalung, C. N., & Adiprasetyo, T. (2012). Strategi Pengembangan Pemasaran Makanan Khas Bengkulu Pada Sentra Oleh-Oleh Anggut Kota Bengkulu: Aplikasi Ahp Dan Swot. Agrisep , 204-2019.
[4]. Nugraheni, S., Rosyid, A., & Boesono, H. (2013). Analisis Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung Kabupaten Rembang Untuk Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap. Journal Of Fisheries Resources Utilization Management And Technology , 85.
[5] Nurhayati, S. (2008). Pendekatan Qspm Sebagai Dasar Perumusan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Jurnal Ekonomi Pembangunan , 72-82.
Skripsi/Tugas Akhir :
[1.] Indriantoro, N. (2002). Metodelogi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
[2.] Saaty, T. L. (1993). Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo: Terjemahan, Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) dan PT.Pustaka Binaman Pressindo.
[3.] Scott, J. T. (2013). The Sustainable Business 2nd Edittion. In J. T. Scott, The Sustainable Business 2nd Edittion. United Kingdom: Greenleaf Publishing Limied.
[4.] Setiyadi, S., Amar, K., & Aji, T. (2011). Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada Ukm Kuliner Dengan Menggunakan Metode. Jurnal Ilmiah Teknik Industri , 68.
LEMBAR PENGESAHAN Semarang, 30 Juli 2019 Menyetujui, Dosen Pembimbing I Andre Sugiyono, S.T.,M.M.,Ph.D Dosen Pembimbing II
106 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
Lampiran I Tinjauan Pustaka
No. Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian
1. Evalia, 2015 Strategi Pengembangan
Agroindustri Gula Semut Aren
IFE/EFE, AHP Penelitian pengembangan agrobisinis dengan Menggunakann metode IFE/EFE yang kemudian dihitung kembali dengan Menggunakann metode AHP yang diterapkan pada agroindustri gula semut di Kecamatan Lareh Sago Halaban
2. Setiyadi, Amar, & Aji, 2011 Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada Ukm Kuliner Dengan Menggunakann Metode SWOT - AHP
SWOT dan AHP Hasil penelitian pengembangan usaha UKM Kuliner untuk mencapai sustainability usaha dengan Menggunakann metode SWOT dan AHP
3. Nugraheni, Rosyid, & Boesono, 2013 Analisis Pengelolaan Pelabuhan Perikanan Pantai Tasikagung Kabupaten Rembang Untuk Peningkatan Produksi Perikanan Tangkap IFE/EFE dan SWOT
Hasil penelitian penerapan metode IFE/EFE dan SWOT untuk meningkatkan pengelolaan dan produksi perikanan tangkap PPP (Pengelolaan Aktivitas Pelabuhan Perikanan Pantai) Tasikagung
4. Hardiyansyah, Ikhwana, & Kurniawati, 2015
Analisis Strategi Pemasaran Usaha Mie Basah (Studi Kasus Di PD. Lugina – Garut)
IFE/EFE, SWOT dan AHP
Hasil penelitian analisis matriks BCG, IFE/EFE, SWOT dan AHP menghasilkan alternatif strategi terbaik untuk pengembangan usaha khususnya dalam strategi pemasaran PD. LUGINA
107 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
5. Nurhayati, 2008 Pendekatan QSPM Sebagai
Dasar Perumusan Strategi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Batang, Jawa Tengah IFE/EFE, SWOT dan QSPM
Hasil penelitian bahwa penggabungan metode IFE/EFE, SWOT dan QSPM yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pemimpin perusahaan untuk mengetahui kendala dan peluang yang ada pada perusahaan kemudian dari data tersebut dihasilkan kesimpulan yang selanjutkan akan dijadikan acuan untuk membuat kuisioner. Dari kuisioner tersebut dihitung faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan perusahaan sehingga dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang bisa meningkatkan pendapatan perusahaan tersebut
No. Nama Peneliti dan Tahun Penelitian Judul Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian
6 Hutagalung & Adiprasetyo, 2012 Strategi Pengembangan Pemasaran Makanan Khas Bengkulu Pada Sentra Oleh-Oleh Anggut Kota Bengkulu:
Aplikasi AHP dan SWOT
AHP dan SWOT Hasil penelitian perhitungan dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) menghasilkan bobot dan ranking faktor dari masing-masing bauran pemasaran. Faktor dengan bobot tertinggi dan terendah untuk bauran pemasaran produk adalah kebersihan produk (0,1222) dan keragaman ukuran produk (0,0393). Faktor dengan bobot tertinggi dan terendah untuk bauran pemasaran harga adalah value for money (0,2025) dan syarat kredit untuk tiap-tiap pesanan (0,0333). Faktor dengan bobot tertinggi dan terendah untuk bauran pemasaran promosi adalah positioning kekhasan produk lokal (0,1539) dan mengikuti partai besar (0,0373). Faktor dengan bobot tertinggi dan terendah untuk bauran pemasaran tempat adalah posisi lokasi penjualan (0,1841) dan memperluas lokasi penjualan (0,0517)
108 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi
Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan
(Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
Kerangka Teoritis
Diagram Alir Penelitian Permasalahan :
Kelangkaan bahan baku utama yang menyebabkan terhambatnya pemenuhan permintaan. Kelangkaan bahan baku juga menyebabkan harga bahan baku utama dan pendukung menjadi lebih mahal. Sehingga perlu dilakukan penentuan strategi sustainability usaha pada perusahaan.
Menentukan strategi sustainability usaha pada makanan olahan (carica) sehingga dapat berkembang dengan baik dengan menggunakan matriks IFE/EFE, SWOT dan AHP.
Langkah – Langkah :
1. Mengidentifikasi faktor lingkungan internal dan faktor lingkungan eksternal yang berpengaruh pada perusahaan
2. Perancangan diagram hierarki penentuan bobot prioritas
3. Penyebaran kuisisoner untuk analisis faktor SWOT dan anggota dari faktor SWOT 4. Perhitungan rata-rata geometrik faktor SWOT dan anggota dari faktor SWOT 5. Penentuan strategi yang termasuk kedalam faktor SWOT
6. Penyebaran kuisisoner untuk analisa AHP untuk menentukan strategi yang terpilih
7. Perhitungan nilai tingkat evaluasi keseluruhan tertinggi untuk menentukan strategi yang menjadi prioritas utama
109 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi
Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan
110 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi
Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan
(Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
Rekapitulasi Perhitungan Bobot Tiap Kriteria
No Kriteria Rata-Rata Ge o m etr ik Eigen Ve kto r(B ob ot) 1 S 0,099 0,195 2 W 0,121 0,239 3 O 0,134 0,264 4 T 0,153 0,302 Total 0,507 1
Rekapitulasi Perhitungan Bobot Tiap Sub Kriteria
NO KRITERIA EIGEN VEKTOR
(BOBOT) SUB KRITERIA
EIGEN VEKTOR (BOBOT) CONSISTENSI INDEKS (CI) CONSISTENSI RATIO (CR) KETERANGAN 1 S 0,195 S1 0,41 0,098 0,087 KONSISTEN S2 0,21 S3 0,09 S4 0,21 S5 0,09 2 W 0,239 W1 0,37 0,072 0,080 KONSISTEN W2 0,07 W3 0,43 W4 0,13 3 O 0,264 O1 0,24 0,06 0,07 KONSISTEN O2 0,24 O3 0,33 O4 0,19 4 T 0,302 T1 0,43 0,014 0,023 KONSISTEN T2 0,14 T3 0,43
112 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
Rekapitulasi Perhitungan Global Alternative Strategi
No Kriteria Eigen Vektor (Bobo t ) Sub Kriteria Eigen Vektor (Bobo t )
Tingkat Kepentingan Bobot
Krite ria X Bobo t Sub Krite ria
Bobot Global = Bobot Kriteria X Bobot Sub Kriteria X Tingkat Kepentingan S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7 S 8 S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7 S 8 1 Strength (S) 0,195 S1 0,41 5 4 5 5 5 5 5 4 0.08 0.400 0.320 0.400 0.400 0.400 0.400 0.400 0.320 S2 0,21 5 4 4 5 5 5 4 4 0.04 0.205 0.164 0.164 0.164 0.205 0.205 0.164 0.164 S3 0,09 5 4 5 5 4 5 4 3 0.02 0.088 0.070 0.088 0.088 0.070 0.088 0.070 0.053 S4 0,21 5 4 4 4 4 4 5 5 0.04 0.205 0.164 0.164 0.164 0.164 0.164 0.205 0.205 S5 0,09 5 4 5 5 4 4 5 5 0.02 0.088 0.070 0.088 0.088 0.070 0.070 0.088 0.088 2 Weakness (W) 0,239 W1 0,37 4 4 4 4 4 4 5 5 0.09 0.354 0.354 0.354 0.354 0.354 0.354 0.442 0.442 W2 0,07 4 4 4 4 4 5 4 4 0.02 0.067 0.067 0.067 0.067 0.067 0.084 0.067 0.067 W3 0,43 5 5 5 5 4 5 4 4 0.10 0.514 0.514 0.514 0.514 0.411 0.514 0.411 0.411 W4 0,13 4 5 5 4 3 4 4 4 0.03 0.124 0.155 0.155 0.124 0.093 0.124 0.124 0.124 3 Opportunity (O) 0,264 O1 0,24 4 4 3 4 3 4 4 5 0.06 0.253 0.253 0.190 0.253 0.190 0.253 0.253 0.317 O2 0,24 4 5 4 4 5 4 4 3 0.06 0.253 0.317 0.253 0.253 0.317 0.253 0.253 0.190 O3 0,33 4 4 4 5 5 4 4 5 0.09 0.348 0.348 0.348 0.436 0.436 0.348 0.348 0.436 O4 0,19 5 4 4 5 5 4 4 4 0.05 0.251 0.201 0.201 0.251 0.251 0.201 0.201 0.201
113 Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan (Carica) Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
No Kriteria Eigen Vektor (Bobo t ) Sub Kriteria Eigen Vektor (Bobo t )
Tingkat Kepentingan Bobot
Krite ria X Bobot Sub Krite ria S 1
Bobot Global = Bobot Kriteria X Bobot Sub Kriteria X Tingkat Kepentingan S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7 S 8 S 1 S 2 S 3 S 4 S 5 S 6 S 7 S 8 4 Threats (T) 0,302 T1 0,43 5 4 3 5 4 4 4 4 0.13 0.649 0.519 0.390 0.649 0.519 0.519 0.519 0.519 T2 0,14 4 4 5 4 4 4 4 4 0.04 0.169 0.169 0.211 0.169 0.169 0.169 0.169 0.169 T3 0,43 5 4 5 4 4 4 4 3 0.13 0.649 0.519 0.649 0.519 0.519 0.519 0.519 0.390 Total 1,00 4,617 4,205 4,236 4,493 4,235 4,266 4.235 4.094
114
Wijayanti Hestu Unggul Pinanggih / Penentuan Strategi Sustainability Usaha Pada UMKM Makanan Olahan Carica Dengan Menggunakan Metode SWOT dan AHP
Jadwal Penelitian
Tahap Penelitian
Maret 2019 April 2019 Mei 2019 Juni 2019 Juli 2019 Agustus 2019 Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- Minggu ke- 1 2 3 4 1 1 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Studi pendahuluan (Studi Pustaka & Studi Lapangan) Seminar Proposal Pengumpulan Data (Observasi, Wawancaa, data historis) Pengolahan Data
Analisa dan Kesimpulan & Saran
Seminar Progres Revisi
Sidang
Penyusunan Laporan Tugas Akhir
115
117
Lampiran 3 Lembar Kuisioner
Lembar Kuisioner
Nama
:
Alamat
:
Jabatan
:
Jenis Kelamin:
Umur
:
Petunjuk pengisian (Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus
Bisnis, 2006):
Petunjuk pengisian :
1.
Susunlah dalam kolom 1(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman).
2.
Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
3.
Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap perusahaan.
Nilai 1 = bila kinerja semakin menurun dibanding dengan pesaing utama
Nilai 2 = bila kinerja sama dengan pesaing utama
Nilai 3 = bila kinerja atau indikator tersebut lebih baik dibanding dengan
pesaing utama
118
Matriks IFE
NO FAKTOR INTERNAL BOBOT
AWAL
BOBOT
AKHIR RATING STRENGTH (KEKUATAN)
1 Berperan terhadap ekonomi nasional
2 Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar 3
Mengikuti perkumpulan pengrajin carica disekitar lingkungan perusahaan
4 Mewajibkan karyawan untuk menggunakan APD sesuai dengan SOP yang ada
5 Memiliki saluran distribusi produk
NO WEAKNESS (KELEMAHAN) BOBOT
AWAL
BOBOT
AKHIR RATING
1 Keterbatasan modal
2
Perusahaan belum bisa mengolah limbah industry menjadi produk yang bernilai ekonomi
3 Pengelolaan usaha yang belum profesional 4 Kemasan produk tidak ramah lingkungan
TOTAL
Matriks EFE
NO FAKTOR EKSTERNAL BOBOT
AWAL
BOBOT
AKHIR RATING OPPORTUNITY (PELUANG)
1 Banyaknya pengangguran
2 Difrensiasi produk yang ramah lingkungan
3 Mengadakan pelatihan sendiri untuk meningkatkan SDM karyawan
4 Perkembangan teknologi
NO FAKTOR EKSTERNAL BOBOT
AWAL
BOBOT
AKHIR RATING THREATS (ANCAMAN)
1 Adanya pesaing dan pedagang bebas
2 Bahan baku yang tidak tersedia dalam jumlah besar 3 Situasi ekonomi internal fluktuatif
119
Lampiran 4 Kuisioner Perbandingan Berpasangan
Matriks Perbandingan Berpasangan
Nama
:
Alamat
:
Jabatan
:
Jenis Kelamin:
Umur
:
Perbandingan berpasangan merupakan pemberian bobot pada
masing-masing kriteria dan subkriteria berdasarkan pada skala tingkat kepentingan.
Berikut ini tabel skala perbandingan berpasangan :
Tabel 1.1SkalaPerbandinganBerpasangan Nilaiangka Tingkat preferensi
1 Sama penting
3 Sedikit lebih penting
5 Lebih penting
7 Sangat jelas lebih penting
9 Mutlak penting
2,4,6,8 Nilai tengah diantara dua nilai keputusan yang berdekatan
Sumber : (Saaty, 1993)
A.
Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Strength (S)
Strength
S1
S2
S3
S4
S5
S1
1
S2
1
S3
1
S4
1
S5
1
120
Keterangan :
S1 = Berperan terhadap ekonomi nasional
S2 = Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar
S3 = Mengikuti perkumpulan pengrajin carica disekitar lingkungan perusahaan
S4 = Mewajibkan karyawan untuk menggunakan APD sesuai dengan SOP yang
ada
S5 = Memiliki saluran distribusi produk
B.
Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Weakness (W)
Weakness
W1
W2
W3
W4
W1
1
W2
1
W3
1
W4
1
Keterangan :
W1 = Keterbatasan modal
W2 = Perusahaan belum bisa mengolah limbah industry menjadi produk yang
bernilai ekonomi
W3 = Pengelolaan usaha yang belum profesional
W4 = Kemasan produk tidak ramah lingkungan
C.
Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Opportunity (O)
Opportunity
O1
O2
O3
O4
O1
1
O2
1
O3
1
O4
1
Keterangan :
O1 = Banyaknya pengangguran
121
O2 = Difrensiasi produk yang ramah lingkungan
O3 = Mengadakan pelatihan sendiri untuk meningkatkan SDM karyawan
O4 = Perkembangan teknologi
D.
Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria Threats (T)
Threats
T1
T2
T3
T1
1
T2
1
T3
1
Keterangan :
T1 = Adanya pesaing dan pedagang bebas
T2 = Bahan baku yang tidak tersedia dalam jumlah besar
T3 = Situasi ekonomi internal fluktuatif
122
Lampiran 5 Kuisioner Tingkat Kepentingan Alternative
Nama
:
Alamat
:
Jabatan
:
Jenis Kelamin :
Umur
:
Bobot alternative strategi sustainability usaha
Tingkat kepentingan untuk masing-masing strategi diperoleh dengan cara
pengisian kuisioner oleh expert, guna mengetahui tingkat kepentingan dari
masing-masing kriteria penilaian terhadap alternative strategi yang ada. Penilaian
menggunakan skala perbedaan simantis (semantic differention scale) yaitu
pengukuran yang menggunakan skala penilaian yang ekstrem. Dua kutub ekstrem
yang dinyatakan dalam metode ini adalah kuat – lemah, baik – buruk, modern –
kuno dan lain-lain (Indriantoro, 2002). Berikut skala penilaian menggunakan skala
perbedaan semantic (semantic differention scale) yaitu :
Tabel 1.1 Skala Perbedaan Semantic
Skala Keterangan 1 Sangat lemah 2 Cukup lemah 3 Lemah 4 Netral 5 Cukup kuat 6 Kuat 7 Sangat kuat
Sumber : (Indriantoro, 2002)
Berikut penilaian alternative strategi sustainability usaha pada UKM
Carica Yuasa Food Berkah Makmur dengan mebandingkan dengan tingkat
kepentingan subkriteria dari masing-masing kriteria terhadap alternative strategi :
123
Tabel 1.2 Tingkat Kepentingan Alternative
No Kriteria Sub Kriteria Tingkat kepentingan Strategi 1 Strategi 2 Strategi 3 Strategi 4 Strategi 5 Strategi 6 Strategi 7 Strategi 8 1 Strength (S) S1 S2 S3 S4 S5 2 Weakness (W) W1 W2 W3 W4 3 Opportunity (O) O1 O2 O3 O4 4 Threats (T) T1 T2 T3 Keterangan :
Strategi 1 = Memperluas usaha dengan tujuan untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya Strategi 2 = Mem perbaiki teknologi produksi maupun penyimpanan
Strategi 3 = Mengolah limbah carica menjadi produk value added
Strategi 4 = Memperluas usaha dengan cara merger yaitu bergabung dengan UMKM lain
Strategi 5 = Berafiliasi atau bergabung dengan UMKM sejenis sehingga menjadi suatu bentuk usaha besar
Strategi 6 = Bermitra dengan pemasok bahan baku utama Strategi 7 = Memperluas usaha dengan cara franchising
Strategi 8 = Perbaikan produk dengan teknologi yang ramah lingkungan S1 = Berperan terhadap ekonomi nasional
S2 = Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar
S3 = Mengikuti perkumpulan pengrajin carica disekitar lingkungan perusahaan S4 = Mewajibkan karyawan untuk menggunakan APD sesuai dengan SOP yang ada S5 = Memiliki saluran distribusi produk
W1 = Keterbatasan modal
124
W3 = Pengelolaan usaha yang belum profesional W4 = Kemasan produk tidak ramah lingkungan O1 = Banyaknya pengangguran
O2 = Difrensiasi produk yang ramah lingkungan
O3 = Mengadakan pelatihan sendiri untuk meningkatkan SDM karyawan O4 = Perkembangan teknologi
T1 = Adanya pesaing dan pedagang bebas
T2 = Bahan baku yang tidak tersedia dalam jumlah besar T3 = Situasi ekonomi internal fluktuatif