Kemitraan dan partisipasi
masyarakat
dalam
Pengelolaan Pariwisata Budaya
Wiwik Dwi Pratiwi wdpratiwi@ar.itb.ac.id http://www.ar.itb.ac.id/wdp/
Tujuan sesi ini
Memahami pentingnya partisipasi dan
kemitraan dalam pengembangan
pariwisata budaya
Mengenal stakeholders dalam
pengembangan pariwisata budaya
Mengenali konsep kemitraan dan
2
Materi & sistematika
presentasi
Pengantar
Partisipasi: Pengertian, Manfaat
Proses Kemitraan dalam Perencanaan
dan Penglolaan Pariwisata Budaya
Stakeholders dalam Perencanaan dan
Pengelolaan Pariwisata Budaya
pariwisata warisan budaya
bagaimana?
Masalah pariwisata warisan budaya adalah
integrasi warisan budaya dan pengelolaan wisata
dalam proses yg menghasilkan produk wisata yang diminati /menarik wisatawan
sementara juga mengkonservasi nilai warisan
budayanya.
Sustainable cultural heritage tourism – pariwisata warisan budaya yg berkelanjutan
Istilah ‘pariwisata yang berkelanjutan’ yang ‘benar’
Kunci pengembangan
Prioritas 1: pengelolaan warisan budaya Pariwisata adalah peran kedua
Misal:
Bali untuk pariwisata atau
4
Peminat wisata warisan budaya
Mencari pengalaman/ pengetahuan lokal: Sejarah Bahasa Budaya Politik Ekonomi Lingkungan Menghargai perbedaan budaya sebagai nilai intrinsik
Mencari pengalaman yg lebih otentik
Membina hubungan baik dengan lokal
Contemporary Jakarta & Indonesia Miniature
(jalur selatan-timur)
Monas – Jatinegara – Taman Mini – Ragunan Kemang – Kuningan -Menteng - Monas
Sport-Shopping & Contemporary Jakarta
(jalur selatan-barat) Monas – Senayan – Kebayoran – Pondok Indah – Ragunan - Kemang – Kuningan - Menteng - Monas
Jakarta Heritage Trail
(jalur pusat)
Monas - Taman Fatahillah – Monas
Sunda Kelapa Waterfront Tour
(jalur utara)
Taman Fatahillah – Ancol – Angke – Sunda Kelapa – Pantai Indah Kapuk – Taman Fatahillah
Contoh urban cultural tourism:
Kontras dengan ‘disneyfication’
Produksi & konsumsi kapitalis Artifisial
Simplifikasi Sangat komersial
Menutupi & dampak negatif ‘memberi topeng’
Mengembangkan aset warisan
budaya sebagai daya tarik pariwisata
Yang perlu dipahami untuk menggunakan aset
warisan budaya sebagai daya tarik wisata
Mengerti konteks
Memahami setting /lingkungan (sosio-kultural
dan tingkat perkembangan)
6
Kampung Naga
Kemitraan
& Ciri-Ciri Partisipasi
• Kemitraan (mendayung bersama) dari awal
sampai akhir (bukan top-down maupun
bottom-up)
• Ber-orientasi kepada masa depan, komitmen
dan tindakan
• Berpikir representatif, bukan meminta
pengakuan representatif.
• Perwakilan ruang dan fungsional
• Bertahap dan berjenjang
Tangga Partisipasi
8
Tiga Dimensi Partisipasi
• keluasan (outreach),
• kedalaman (depth),
• langsung (directness),
Sasaran:
keberlanjutan (sustainability)
harus diupayakan kombinasi optimal
dengan memanfaatkan berbagai
macam teknik-teknik partisipatif
Legitimasi, Validitas, dan
Legalitas Partisipasi
• Legitimasi:
tingkat penerimaan oleh masyarakat, sesuai
aspirasi (sah),
• Validitas: tingkat kebenaran yang yang
sesuai akal (sehat, rasional) dan kelimuan
(sahih)
• Legalitas: kesepakatan yang diikat dengan
hukum (absah)
Manfaat jangka pendek
partisipasi
• memperkenalkan dan melakukan proses
penyusunan pengembangan pariwisata
yang melibatkan masyarakat dan
bertumpu kepada keswadayaan
masyarakat sendiri
10
Manfaat: pemberdayaan
Manfaat jangka panjang
partisipasi
• melembagakan pendekatan strategi
pengembangan pariwisata dengan ‘jiwa’
partisipatif secara institusional, sosial,
dan kultural.
• proses partisipatif yang berkelanjutan
(mekanisme, sistem, dll)
Manfaat sinergis & networking
Makanan Penginapan Cinderamata Pelayanan PENYEDIA Travel club Travel planner Meeting planner Tour operator PERANTARA Akhir pekan Liburan Bisnis Kelompok KONSUMENManfaat sinergis & networking
12
Proses kemitraan masyarakat
dalam perencanaan & pengelolaan pariwisata budaya
Proses perencanaan umum
Penentuan: tujuan, sasaran & pemilihan strategi Sintesis: penentuan visi & misi strategis Analisis: penyediaan & permintaan Pembuatan rencana & cara implementasi Perbaiki/ ubah Revisi bila perlu Tinjau kembali bila perlu Perbaiki/ ubah Gunakan sesuai kebutuhan 1 2 3 4 5 Penentuan cara monitoring, evaluasi & koreksi
Innovation produit
Proses pengelolaan pariwisata
Siapa?
Perumusan kepentingan pihak-pihak terkait dalam suatu kemitraan Perumusan sistem kontrol untuk: perencanaan, perancangan, pembangunan, pengelolaan & identifikasi kompetensi yang dibutuhkan Bagaimana kelembagaan & Kebijakan Perumusan sistem pengelolaan komponen wisata yang berada di kawasan Perumusan prinsip-prinsip pengelolaan pengunjung Bagaimana kelola penyedia & pasar Perumusan prinsip manajemen ramah lingkungan (fisik & budaya) untuk pembangunan, pengoperasian, & pengelolaan kawasan wisata Bagaimana Dampak?
Proses kemitraan masyarakat
dalam perencanaan & pengelolaan pariwisata budaya
1. Lokakarya peluncuran program
pariwisata di lingkup lokasi/lokal
setempat
2. Identifikasi stakeholders
3. Penyiapan tim kerja stakeholders
4. Pemilihan fasilitator
14
ITB & Ganesha
6. Penelitian potensi pengembangan pariwisata
7. Pembahasan potensi pengembangan
pariwisata
8. Pertemuan identifikasi masalah
9. Pertemuan menganalisa permasalahan
10. Serangkaian pertemuan membahas visi
pengembangan pariwisata
11. Permintaan masukan dari masyarakat luas
12. Serangkaian pertemuan membahas visi dan
misi pengembangan pariwisata
Proses kemitraan masyarakat
13. Pertemuan menjabarkan strategi untuk tiap
pokok masalah pengembangan & pengelolaan
pariwisata budaya
14. Lokakarya menyepakati strategi
pengembangan & pengelolaan pariwisata
budaya
15. Permintaan pandangan masyarakat luas
16. Pertemuan membahas rencana aksi dan
indikator pemantauan
Proses kemitraan masyarakat
dalam perencanaan & pengelolaan pariwisata budaya
17. Penyebaran buram (draft) ‘action plan’
(=pembagian hak, tugas, & tanggung
jawab)
18. Lokakarya menyepakati kerjasama
antar stakeholders untuk melaksanakan
Proses kemitraan masyarakat
16
Contoh action plan pariwisata
Antisipasi ‘masalah’
• Mengelola partisipasi
• Substansi ‘action plan’ merupakan
keluaran dari seluruh masyarakat
• Mengajak lebih banyak orang terlibat
• Bertumpu pada integritas dan
kepedulian akan pengembangan
pariwisata dan komunitas setempat
Selalu mendengar pendapat
stakeholder utk mengembangkan produk, pemasaran & strategi bisnis
Mengerti agenda & cara pandang pengkoservasi warisan budaya dan unsur2nya
Selalu mendengar pendapat stakeholder bila aset sudah dikembangkan menjadi daya tarik
Mengerti agenda & cara pandang sektor wisata dan unsur2nya Identifikasi
pihak-pihak terkait seawal mungkin dlm proses Selalu melibatkan partisipasi stakelolder selama proses Tahu stakeholder mana yg dominan & mengontrol aset
Tahu detil konflik & kolaborasi Identifikasi stakeholder Pariwisata Warisan budaya Relevan untuk keduanya Unsur
Mengenal stakeholders
dalam perencanaan & pengelolaan Pariwisata Budaya18 Dinas & kantor
pariwisata Pemerintah pusat/kementrian Tour operators Pemandu lokal Dsb Lembaga adat /tradisional Lembaga pendidikan LSM konservasi & budaya Pemerintah Museum Kelompok minoritas Kelompok agama Dsb Macam stakeholder Pariwisata Warisan budaya Relevan utk keduanya Unsur
dalam perencanaan & pengelolaan Pariwisata Budaya
Proses kemitraan masyarakat
Ketersediaan dana Dana yg dibutuhkan Penggunaan dana Wisata sbg tujuan atau ‘alat’ mencapai tujuan Ketersediaan dana
Dana yg dibutuhkan
Penggunaan dana (perawatan, pengembangan dsb)
Kemungkinan sumber dana Wisata sbg tujuan atau ‘alat’ mencapai tujuan
Akses
Tingkat ketrampilan tiap individu
Kesenjangan ketrampilan Kemempuan untuk menjembatani kesenjangan
Motivasi keterlibatan Tingkat ketrampilan tiap
individu Kesenjangan ketrampilan Kemempuan untuk menjembatani kesenjangan Motivasi keterlibatan SDM Pariwisata Warisan budaya Jenis
SDM & Finansial
Kriteria kemitraan yang efektif
Pemimpin dengan kapasitas leadership yang
memadai
Saling berkompromi, saling menghargai
Berkompromi tentang: tujuan-tujuan bersama (common agenda) apa saja yang kita sepakat dikerjakan secara bersama. Tujuan bersama inilah yang menjadi titik tolak terbangunnya
20
Prinsip-prinsip Kemitraan
Mutual trust:
Kemitraan tidak akan pernah bisa berkembang ketika yang muncul adalah kecurigaan.
Mutual respect:
Harus bisa ditumbuhkembangkan suasana saling menghargai dan kesadaran bahwa hanya dengan bekerjasama dan berkolaborasi inilah akan
tercapai tujuan bersama yang telah disepakati.
Mutual benefit:
Harus bisa saling menguntungkan. Apabila dalam kemitraan terdapat pihak-pihak yang dirugikan, maka upaya kemitraan tidak efektif.
Penghambat kemitraan
Persoalan mendasar belum terbangunnya
kemitraan yang efektif antara lain disebabkan
oleh rendahnya tingkat kepercayaan
Kultur birokrasi sering menjadi faktor penghambat lain untuk berkembangnya banyak inisiatif dan inovasi baru termasuk dalam memulai kemitraan dengan para pemangku kepentingan lainnya
Struktur organisasi yang kaku,
Sistim pendanaan dan
Partisipasi swasta untuk
pariwisata
22
Cultural Tourism
p
ARTnershipS - WHAT?
Cultural Tourism is more than just heritage
tourism and history museums.
Arts, history, heritage, all cultures =
potent cultural tourism.
Sustainable Recreation
A Community Supported Strategic
Business Plan
2002 Partnership Workshop
June 25, 2002 Las Vegas, NV
Contoh regulasi kemitraan
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44
TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN
antara Usaha Besar dan Usaha Menengah
dengan Usaha Kecil
Kemitraan adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan
pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan.
Melakukan pembinaan kepada mitra binaannya
dalam satu atau lebih aspek:
Pemasaran
membantu akses pasar;
memberikan bantuan informasi pasar;
memberikan bantuan promosi;
mengembangkan jaringan usaha;
24