• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL PENELITIAN. dilakukan di PT Surya Madistrindo Palembang. Penjelasan yang akan diberikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 HASIL PENELITIAN. dilakukan di PT Surya Madistrindo Palembang. Penjelasan yang akan diberikan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

38

HASIL PENELITIAN

4.1 Penyajian Data Penelitian

Pada sub-bab ini, peneliti akan memaparkan proses pengumpulan data yang telah dilakukan di PT Surya Madistrindo Palembang. Penjelasan yang akan diberikan adalah seputar cara-cara atau teknik-teknik yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian di PT Surya Madistrindo Palembang. Adapun penyajian data yang akan disajikan terdiri dari wawancara, observasi, dan dokumen.

4.1.1 Wawancara

Dalam kegiatan wawancara peneliti menggunakan wawancara mendalam. Menurut Dr. Elvinaro (2010:178) wawancara mendalam adalah teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka langsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Dalam penelitian ini penulis memilih informan yang berkompeten dalam memberikan informasi mengenai peran public relations dalam program Corporate Social Responsibility (CSR). Informan yang dimaksud adalah Nofri Arifyanto selaku RP&GA Sumbagsel, Ayub Febri selaku General Admin Officer (Praktisi PR), dan R. Arwan Yuli P.R selaku Marketing Supervisor. Hasil wawancara yang dilakukan dapat dilihat dalam lampiran.

(2)

Penulis melakukan wawancara yang pertama dengan bapak Nofri Arifyanto selaku RP&GA Sumbagsel dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan peneliti mencakup :

1. Sejauh mana PT Surya Madistrindo memandang pentingnya program CSR.

2. Bagaimana kegiatan PT Surya Madistrindo dalam membangun CSR.

3. Kegiatan CSR apa saja yang dilakukan oleh PT Surya Madistrindo.

4.Bagaimana pandangan bapak mengenai pendapat masyarakat tentang program CSR PT Surya Madistrindo.

Wawancara yang kedua dilakukan dengan bapak Ayub Febri selaku General Admin Officer (Praktisi PR) dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mencangkup sebagai berikut :

1. Apa yang public relations(PR) PT Surya Madistrindo pahami tentang CSR.

2. Kegiatan CSR apa saja yang dilakukan oleh public relations(PR) PT Surya Madistrindo dan bagaimana penyelenggaraannya.

3. Bagaimana kebijakan public relations(PR) PT Surya Madistrindo dalam menerima permintaan masyarakat yang ingin menyampaikan aspirasi kepada TOP managemen.

(3)

4. Bagaimana strategi public relations(PR) PT Surya Madistrindo agar masyarakat tertarik dengan program CSR PT Surya Madistrindo.

Wawancara yang ketiga dilakukan peneliti dengan bapak R. Arwan Yuli P.R selaku Marketing Supervisor dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mencangkup sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan yang terjalin antar perusahaan dengan masyarakat selama ini.

2. Sejauh ini, kendala apa yang dihadapi oleh public relations(PR) PT Surya Madistrindo dalam menghadapi masyarakat.

3. Adakah keluhan atau kritik yang disampaikan oleh masyarakat terhadap PT Surya Madistrindo.

Wawancara yang keempat dilakukan dengan masyarakat sekitar PT Surya Madistrindo dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan oleh peneliti mencangkup sebagai berikut :

1. Program CSR apa yang pernah anda ikuti.

2. Pernahkah anda membaca artikel / pemberitaan mengenai program CSR PT Surya Madistrindo.

(4)

3. Bagaimana menurut anda program CSR yang diadakan PT Surya Madistrindo.

4. Sejauh mana program CSR PT Surya Madistrindo terhadap keinginan anda.

5. Apa saran dan kritik anda untuk PT Surya Madistrindo dalam hal program CSR.

4.1.2 Observasi terus terang atau tersamar

Selain wawancara penulis juga melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mendukung data yang diperoleh melalui wawancara. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi terus terang atau tersamar yang artinya menurut Sugiyono (2009:66) adalah pengamatan ini dilakukan dengan sepengetahuan sumber data bahwa penulis sedang melakukan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat langsung dalam kegiatan CSR yang dilakukan PT. Surya Madistrindo, peneliti hanya mengamati kegiatan CSR yang dilakukan oleh PT. Surya Madistrindo. Mulai dari bagaimana cara merencanakan sebuah program CSR yang akan dilaksanakan, cara memperkenalkan ke masyarakat sampai dengan bagaimana mengatur budget yang akan dikeluarkan untuk pelaksanaan program CSR tersebut.

(5)

4.1.3 Penelusuran Dokumen

Dalam penelitian ini peneliti juga mengumpulkan data dari perusahaan untuk mendukung data yang diperoleh dari kegiatan observasi dan wawancara. Data perusahaan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah mengenai kegiatan program CSR yaitu Outing yang dilaksanakan oleh PT Surya Madistrindo dengan masyarakat disekitar perusahaan.

4.2 Pengolahan Terhadap Data Yang Terkumpul

Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan melalui tiga (3) tahapan yaitu melalui analisa domain yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang situasi objek penelitian yaitu PT Surya Madistrindo. Setelah itu peneliti melakukan analisis taksonomi yaitu untuk menentukan fokus masalah yang akan diteliti. Barula kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan analisis konpensional dimana dalam tahap ini peneliti menganalisis atas pernyataan (statement) yang dikemukan oleh para informan. Hal ini dilakukan dengan cara penulis membaca seluruh transkrip wawancara yang ada dan mendeskripsikan seluruh pengalaman yang ditemukan dilapangan. Berdasarkan upaya yang dilakukan pada tahap yang dikemukan tersebut akan diketahui makna baik makna konotatif-denotatif atau makna implisit dan eksplisit dari pernyataan atas topik atau objek. Penulis juga mengolah semua data yang sudah terkumpul yang terdiri dari observasi terus terang atau penelusuran dokumen. Uji validitas data yang dilakukan oleh peneliti adalah

(6)

dengan menggunakan uji kredibilitas terhadap data penelitian dilakukan dengan triangulasi sumber. Triangulasi sumber ini dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui sumber.

Di era globalisasi seperti sekarang ini banyak sekali perusahaan-perusahaan yang berlomba-lomba dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial dalam mencapai tujuan dan dalam memperhatikan kehidupan sosial, ekonomi dan lingkungan disekitar perusahaan tersebut berdiri. Hal ini yang menjadi perhatian dan tujuan utama dari seorang public relations(PR) dalam menjalin hubungan komunikasi yang baik dengan masyarakat disekitar perusahaan. Untuk itulah public relations(PR) melaksanakan perannya dengan membuat program CSR dengan melaksanakan program travelling atau outing dengan masyarakat disekitar perusahaan.

4.2.1 Kegiatan Program Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Surya Madistrindo

Dalam pelaksanaan program CSR nya public relations(PR) PT Surya Madistrido melaksanakan program travelling atau outing dimana tujuan dari program ini adalah agar dapat terjalinnya hubungan komunikasi yang baik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar. Program travelling atau outing ini merupakan program berkala yang dilaksanakan oleh PT Surya Madistrindo dengan cara mengajak masyarakat sekitar perusahan untuk bertravelling

(7)

bersama dengan semua karyawan dan staff dimana tempat pelaksanaan program tersebut selalu berpindah-pindah dengan menyesuaikan perusahaan cabang lain yang juga melaksanakan program travelling tersebut sehingga masyarakat tidak bosan dengan program CSR yang diadakan oleh PT Surya Madistrindo. Selain itu program CSR PT Surya Madsitrindo juga sangat memberikan peluang pekerjaan yang sangat besar bagi masyarakat sekitar misalnya dengan mempekerjakan mereka menjadi tenanga keamanan atau sebagai OB perusahaan. Dengan melaksanakan program tersebut maka tanggung jawab perusahaan terhadap masyarakat seperti tanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungan akan lebih meningkat lagi. Berbagai peristiwa negatif yang menimpa sejumlah perusahaan, terutama setelah reformasi, seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi para pemilik dan manajemen perusahaan untuk memberikan perhatian dan tanggung jawab yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya di sekitar lokasi perusahaan. Sebab kelangsungan suatu usaha tidak hanya ditentukan oleh tingkat keuntungan, tapi juga tanggung jawab sosial perusahaan.

Menurut peneliti, bila ditelusuri, boleh jadi salah satu penyebabnya adalah kurangnya perhatian dan tanggung jawab manajemen dan pemilik perusahaan terhadap masyarakat maupun lingkungan di sekitar lokasi perusahaan. Investor hanya mengeduk dan mengeksploitasi sumber daya alam yang ada di daerah tersebut, tanpa memperhatikan faktor lingkungan. Selain

(8)

itu, nyaris sedikit atau bahkan tidak ada keuntungan perusahaan yang dikembalikan kepada masyarakat. Justru yang banyak terjadi, masyarakat malah termarginalkan di daerah sendiri.

Solusi atas berbagai persoalan tersebut tidak cukup dengan mengharapkan peran dari pemerintah semata, tetapi juga dibutuhkan peran perusahaan sebagai pelaku kegiatan bisnis yang tentunya lebih memiliki kekuatan dan kemampuan untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tersebut. Dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan tidak hanya mempunyai tanggung jawab yang bersifat ekonomis dan legal, akan tetapi mempunyai tanggung jawab yang bersifat etis, yaitu memperlakukan stakeholder dengan cara yang dianggap diterima oleh masyarakat. Tanggung jawab tersebut termasuk tanggung jawab secara ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan serta tanggung jawab secara lingkungan. Hal tersebut merupakan tanggung jawab etis yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan dalam melakukan aktifitas bisnisnya. Selaras dengan pendapat Nofri Arifiyanto mengenai kegiatan CSR bahwa:

CSR merupakan komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomi, kesehatan, pendidikan, sosial dan lingkungan.

(9)

Pada kenyatannya CSR tidak serta merta dipraktikkan oleh semua perusahaan. Beberapa perusahaan yang menerapkan CSR justru dianggap sok sosial. Ada juga yang berhasil memberikan materi riil kepada masyarakat, namun di ruang publik nama perusahaan gagal menarik simpati orang. Tujuannya mau berderma sambil mempertahankan citra perusahaan, tetapi yang terjadi di lapangan justu sebaliknya. Hal ini terjadi karena CSR dilakukan secara latah dan tidak didukung konsep yang baik.

Program CSR travelling atau outing yang diadakan perusahaan tersebut sebenarnya juga bertujuan untuk membangun citra perusahaan di mata masyarakat. Dalam implementasi program CSR yaitu travelling atau outing yang dilaksanakan oleh perusahaan, diharapkan perusahaan dan masyarakat sekitar saling berinteraksi dan mendukung, karenanya dibutuhkan partisipasi aktif masing-masing stakeholders agar dapat bersinergi, untuk mewujudkan dialog secara komprehensif. Karena dengan partisipasi aktif para stakeholders diharapkan pengambilan keputusan, menjalankan keputusan, dan pertanggung jawaban dari implementasi CSR akan di emban secara bersama. Tapi dalam hal memandang dan menyikapi CSR ke depan, sesungguhnya perlu ada kajian dan sosialisasi yang serius di internal perusahaan dari semua departemen di dalamnya. Paling tidak untuk menyamakan persepsi di antara pelaku dan pengambil kebijakan di dalam satu perusahaan, karena perubahan paradigma pengelolaan perusahaan yang terjadi saat ini, baik ditingkat lokal maupun

(10)

global, tidak serta merta dipahami oleh pengelola dan pengambil kebijakan di satu perusahaan sehingga pemahaman akan wacana dan implementasi CSR beragam pula, dan otomatis akan mengalami hambatan-hambatan secara internal perusahaan.

4.2.2 Peran yang dilakukan dalam program CSR yang diadakan oleh PT Surya Madistrindo.

Dalam implementasi CSR ini public relations (PR) mempunyai peran penting, baik secara internal maupun eksternal. Dalam konteks pembentukan citra perusahaan, di semua bidang pembahasan di atas boleh dikatakan PR terlibat di dalamnya, sejak fact finding, planning, communicating, hingga evaluation. Jadi ketika kita membicarakan CSR berarti kita juga membicarakan PR sebuah perusahaan, di mana CSR merupakan bagian dari community relations. Karena CSR pada dasarnya adalah kegiatan PR, maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah CSR.

Perusahaan tidak mungkin lagi menghindar dari tanggung jawab sosial karena kegiatan mereka tidak hanya dinilai dari dimensi ekonomi, akan tetapi juga dari sisi sosial dan lingkungan. Dengan kata lain, CSR harus dipertimbangkan untuk memaksimalkan manfaat bagi setiap pemangku kepentingan (stakeholder). Menurut Bpk Ayub Febri, “CSR bisa juga dianggap sebagai alat pemasaran produk, karena dengan melakukan CSR orang akan membeli lebih banyak. Market Share bisa diharapkan meningkat”.

(11)

Sedangkan Mereka yang tidak melakukan praktik CSR sama sekali, mereka adalah pengusaha yang menjalankan bisnis semata-mata untuk kepentingan sendiri. Kelompok ini sama sekali tidak peduli kepada aspek lingkungan dan sosial sekelilingnya dalam menjalankan usaha, bahkan tidak memperhatikan kesejahteraan karyawannya.

Ada dua pendekatan dalam community relations. Pertama, dalam konsep PR lama yang memosisikan organisasi sebagai pemberi donasi, maka program community relations hanyalah bagian dari aksi dan komunikasi dalam proses PR. Bila berdasarkan pengumpulan fakta dan perumusan masalah ditemukan bahwa permasalahan yang mendesak adalah menangani komunitas, maka dalam perencanaan akan disusun program community relations. Ini kemudian dijalankan melalui aksi dan komunikasi. Kedua, yang memposisikan komunitas sebagai mitra, dan konsep komunitasnya bukan sekedar kumpulan orang yang berdiam di sekitar wilayah operasi organisasi, community relations dianggap sebagai program tersendiri yang merupakan wujud dari tanggungjawab sosial organisasi.

Dengan menggunakan tahapan-tahapan dalam proses PR yang bersifat siklis, maka program dan kegiatan CSR dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut: 1. Pengumpulan Fakta

Banyak permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar daerah operasional perusahaan. Mulai dari permasalahan lingkungan seperti

(12)

polusi, sanitasi lingkungan, pencemaran sumber daya air, penggundulan hutan sampai dengan permasalahan ekonomi seperti tingkat pengangguran yang tinggi, sumber daya manusia yang tidak berketerampilan, rendahnya kemauan berwirausaha dan tingkat produktivitas individu yang rendah. PR bisa mengumpulkan data tentang permasalahan tersebut dari berbagai sumber, misalnya dari berita media massa, data statistik, obrolan warga, atau keluhan langsung dari masyarakat. Selain itu masih banyak sumber yang bisa digunakan untuk mengumpulkan fakta mengenai persoalan sosial yang dihadapi komunitas. PR juga bisa menelusuri laporan-laporan hasil penelitian yang dilakukan perguruan tinggi atau LSM mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat.

2. Perumusan Masalah

Masalah secara sederhana bisa dirumuskan sebagai kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang dialami, yang untuk menyelesaikannya diperlukan kemampuan menggunakan pikiran dan keterampilan secara tepat. Misalnya, dari pengumpulan fakta diketahui salah satu masalah yang mendesak dan bisa diselesaikan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki organisasi adalah rendahnya keterampilan para pemuda sehingga tak bisa bersaing di pasar kerja atau tak bisa diandalkan untuk membuka lapangan kerja bagi dirinya. Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan

(13)

permasalahan: Rendahnya keterampilan kerja pemuda lulusan sekolah menengah.

Namun tidak semua pemuda tamatan sekolah menengah yang rendah tingkat keterampilan kerjanya yang diidentifikasi sebagai masalah. Namun terbatas pada komunitas sekitar lokasi perusahaan atau di beberapa kota. Jadi, dalam merumuskan masalah tersebut PR mulai memfokuskan pada komunitas organisasi. Bila komunitasnya dirumuskan secara sederhana, berarti komunitas berdasarkan lokasi yakni komunitas sekitar wilayah operasi korporat. Namun bila komunitasnya dipandang sebagai struktur interaksi maka komunitas tersebut lepas dari pertimbangan kewilayahan, tetapi lebih pada pertimbangan kesamaan kepentingan.

3. Perencanaan dan Pemrograman

Perencanaan merupakan sebuah prakiraan yang didasarkan pada fakta dan informasi tentang sesuatu yang akan terwujud atau terjadi nanti. Untuk mewujudkan apa yang diperkirakan itu dibuatlah suatu program. Setiap program biasanya diisi dengan berbagai kegiatan. Kegiatan sebagai bagian dari program merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk mewujudkan program guna mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Kembali kepada perumusan masalah tentang rendahnya keterampilan kerja pemuda lulusan sekolah menengah, maka PR menyusun rencana untuk mencapai tujuan agar para pemuda lulusan sekolah menengah itu

(14)

memiliki keterampilan kerja yang bisa digunakan untuk mencari kerja atau membuka lapangan kerja bagi dirinya sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut, program yang disusun misalnya menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan bagi mereka.

4. Aksi dan Komunikasi

Aspek dari aksi dan komunikasi inilah yang membedakan kegiatan community relations dalam konteks PR dan bukan PR. Di mana watak PR ditampilkan lewat kegiatan komunikasi. PR pada dasarnya merupakan proses komunikasi dua arah yang bertujuan untuk membangun dan menjaga reputasi dan citra organisasi di mata publiknya. Karena itu, dalam program CSR selalu ada aspek bagaimana menyusun pesan yang ingin disampaikan kepada komunitas, serta melalui media apa dan cara bagaimana.

Sedangkan aksi dalam implementasi program yang sudah direncanakan, pada dasarnya sama saja dengan implementasi program apa pun. Kembali pada contoh kasus awal, ketika program pendidikan dan pelatihan keterampilan itu dijalankan, harus ada ruangan, baik untuk penyampaian teori maupun bengkel kerja sebagai tempat praktik. Di situlah aksi pendidikan dan pelatihan dijalankan. Di dalamnya tentu saja ada komunikasi yang menjelaskan kenapa program itu dijalankan, juga masalah tanggungjawab sosial organisasi pada komunitasnya sehingga memilih

(15)

untuk menjalankan program kegiatan tersebut. Dengan begitu diharapkan akan berkembang pandangan yang positif dari komunitas terhadap organisasi sehingga reputasi dan citra organisasi menjadi baik.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan keharusan pada setiap akhir program atau kegiatan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi program. Berdasarkan hasil evaluasi ini bisa diketahui apakah program bisa dilanjutkan, dihentikan atau dilanjutkan dengan melakukan beberapa perbaikan dan penyempurnaan. Namun dalam konteks community relations perlu diingat bahwa evaluasi bukan hanya dilakukan terhadap penyelenggaraan program atau kegiatan belaka. Melainkan juga dievaluasi bagaimana sikap komunitas terhadap organisasi. Evaluasi atas sikap publik ini diperlukan karena, pada dasarnya community relations ini meski merupakan wujud tanggungjawab sosial organisasi, tetap merupakan kegiatan PR.

Cara pandang perusahaan mengenai CSR adalah adanya dorongan yang tulus dari perusahaan (internal driven). PT Surya Madistrindo telah menempatkan CSR sebagai bagian dari Tata Nilai Budaya perusahaan dan business process perusahaan. PT Surya Madistrindo mengimplementasikan CSR di setiap lokasi proyeknya dan juga di Head Office. Selain itu PT Surya Madistrindo juga berupaya agar setiap pegawainya mengimplementasikan social responsibility dalam kehidupan

(16)

sehari-harinya, terutama ketika di lingkungan PT Surya Madistrindo atau di lokasi proyek PT Surya Madistrindo.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Peran Public Relations Dalam CSR Untuk Memelihara Hubungan Komunikasi.

CSR merupakan salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan dalam mencapai suatu tujuan perusahaan. Suatu asumsi bahwa keberadaan program CSR merupakan syarat perlu bagi perusahaan untuk menjaga hubungan (maintenance forces) dengan pihak-pihak yang berkepentingan harus diubah menjadi syarat mutlak agar melalui program ini memiliki manfaat bagi perubahan masyarakat. Bentuk perubahan masyarakat ini dapat diawali dengan perubahan pola pikir, pola sikap dan pola tindak meliputi ekonomi, sosial dan budaya yang lebih baik. Sangat disayangkan bahwa tidak semua program CSR ini mampu mengikat (bonding agent) dengan kemampuan untuk mendorong perubahan masyarakat, kenyataannya merupakan program reaktif berdasarkan kondisi yang ada sebagai contoh bentuk pelaksanaan bakti sosial (bibir sumbing, sunatan, pengobatan gratis, donor darah, katarak dll), permintaan sponsor acara, penyuluhan dan lain-lain atau kegiatan yang terkait dengan acara perusahaan. Salah satu bagian penting dari upaya perubahan masyarakat adalah penyusunan program tidak hanya didasarkan kepada kondisi yang telah berjalan (existing situation) tetapi perlunya melakukan

(17)

teroboson pemikiran melalui inovasi program CSR yang dituangkan didalam model pemberdayaan masyarakat (modelling) dan dilengkapi peta jalan (road map) serta ukuran evaluasi kinerja yang jelas. Penerapan pada saat-saat awal program CSR akan menghadapi berbagai tantangan dan kendala, namun seiring manfaat dapat dirasakan maka penerimaan masyarakat terhadap program CSR akan mendorong percepatan implementasi tahap selanjutnya. Diakui bahwa program pemberdayaan masyarakat masih menjadi bagian tanggung jawab pemerintah, namun dengan semakin kompleksnya masalah masyarakat dan kondisi lambannya birokrasi pemerintah didalam merespon tuntutan masyarakat, tidak salahnya program CSR menjadi peran aktif dan sukarela perusahaan bagi upaya mengentaskan kemiskinan, meningkatkan derajat kualitas hidup masyarakat dan terjadinya perubahan pada masyarakat seperti diuraikan diatas. Penghargaan (community award), regulasi dan dukungan pemerintah didalam program CSR sangat dibutuhkan agar program CSR ini dapat dilaksanakan secara efektif mampu membantu pemerintah dan berkontribusi bagi masyarakat setempat. Dalam rangka memperkuat keberlanjutan perusahaan di sebuah kawasan, dengan jalan membangun kerjasama antar stakeholders yang difasilitasi perusahaan tersebut dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat sekitarnya. Peneliti juga melihat bahwa peran Public Relations PT. Surya Madistrindo diantaranya adalah Membuat program-program mengenai CSR, mengevaluasi semua

(18)

kegiatan yang pernah dilaksanakan perusahaan agar tahu program apa saja yang masih harus tetap dilaksanakan atau di hentikan. Selain itu Public Relations juga melihat dan mengamati bagaimana keadaan dan kondisi dari masyarakat sekitar perusahaan. Dengan adanya pemantauan tersebut maka akan dapat mudah diketahui bagaimana hubungan yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakatnya.

4.3.2 Dampak CSR Terhadap Hubungan Komunikasi dengan Masyarakat Penulis kemudian menganalisis bahwa keberadaan dan peran corporate social responsibility perusahaan tidaklah terlepas dari peran pemerintah dan masyarakat terutama daerah Palembang. Dalam hal ini peran pemerintah sebagai penjamin keamanan dan penegak hukum serta menciptakan iklim bisnis yang kondusif akanlah sangat menentukan dalam keberlanjutan hidup perusahaan. Selain itu pemerintah dituntut untuk melakukan intervensi pasar melalui pajak, subsidi untuk mendorong penggunaan renewable resources, pengembangan eco-efficiency serta kebijakan distribusi resources yang mengindahkan equity. Pemerintah juga diharapkan untuk berinisiatif membentuk forum stakeholders sebagai wadah kemitraan yang disertai kegiatan dan indikator kinerja yang nyata.

Seperti juga perusahaan yang dituntut untuk melakukan CSR maka pemerintah harus pula memenuhi political accountability terhadap warga negara pemberi mandat. Saat ini terdapat pro kontra jika pemerintah daerah

(19)

kurang berfungsi dan mendorong perusahaan (terutama dalam industri ekstraktif) menjadi quasi government. Di satu pihak, hal ini akan menurunkan kewibawaan dan peran pemerintah namun di lain pihak hal ini merupakan upaya pembelajaran dalam pencapaian good governance. Salah satu ujian penting dari kinerja pemerintah adalah mensukseskan pelaksanaan otonomi daerah dan pemilihan kepala daerah sehingga mendukung segitiga kemitraan dengan perusahaan dan masyarakat.

Demikian juga masyarakat mempunyai peran yang penting sebagai penghubung antara pemerintah dengan perusahaan. Masyarakat diharapkan menjadi aktif dan mengkoreksi dampak pembangunan, menyampaikan aspirasi publik serta dinamisator keberdayaan publik. Dalam hal ini masyarakat harus dapat pula mengatasi anggotanya yang berperilaku negatif (bad elements of civil society) dengan pembuatan aturan perilaku (code of conducts). Pemberian "mandat sosial" bagi perusahaan untuk beroperasi hendaknya didukung pula oleh "proteksi sosial." Hal ini akan semakin mendesak jika terjadi pemberian saham yang dapat saja menimbulkan konflik di dalam masyarakat sendiri. Dengan kata lain, good governance perlu dikembangkan pula di masyarakat selain di pemerintah dan perusahaan.

Dengan adanya kemitraan antara Pemerintah, masyarakat dan perusahaan PT Surya Madistrindo atau kemitraan diantara ketiganya dalam rangka menjaga komunikasi dengan masyarakat sekitar yang lebih diutamakan pada

(20)

pembangunan daerah Palembang dan sekitarnya. Kemitraan tersebut dapat member ruang kontribusi bagi perusahaan untuk melaksanakan pemberdayaan bersama dengan Pemerintah setempat dan juga masyarakat. Bagi masyarakat, kemitraan menjadi peluang untuk berpartisipasi aktif secara koheren dalam memberdayakan dirinya sendiri.

PT Surya Madistrindo merupakan mitra Pemerintah daerah dan pemerintah pusat yang bertujuan untuk memutar roda perekonomian, menggerakkan pembangunan dan aktivitas ini menciptakan lapangan pekerjaan di daerah Palembang dan mengurangi pengangguran serta menghasilkan pajak dan annual fee bagi Pemerintah. Berbagai program / kegiatan pembangunan sosial dan ekonomi, pembangunan infrastruktur yang digelar PT Surya Madistrindo akan sangat besar artinya bagi pemerintah dan masyarakat apabila dilakukan secara berkesinambungan dan terkelola dengan baik.

Dalam kemitraan atau kerjasama ini Pemerintah harus mengoptimalisasi perannya memahami konteks CSR perusahaan sehingga tercipta kesamaan pemahaman (persepsi) dengan PT Surya Madistrindo, duduk bersama membahas dan membicarakan masalah dan kebutuhan masyarakat untuk menciptakan komunikasi dua arah, mencipta kerjasama dalam memberdayakan masyarakat (tidak terjadi tumpang tindih atau overlapping program) memberikan penghargaan kepada masyarakat, mengembangkan

(21)

regulasi yang terkait dengan CSR perusahaan (menetapkan dan menerapkan standar audit bagi perusahaan dan penerima manfaat dalam hal ini adalah masyarakat Palembang agar akuntabel dan transparan) serta memfasilitasi pertemuan antara pelaku CSR PT Surya Madistrindo.

Pemerintah dalam kemitraan dengan masyarakat pun harus memiliki peran minimal yang meliputi penyediaan barang-barang dan kesehatan publik, perlindungan hukum, keamanan dan ketertiban terhadap masyarakat serta mengambil peran aktif dalam peningkatan perekonomian melalui pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, menanggulangi eksternalitas, mengkoordinasikan kegiatan swasta dengan masyarakat, mengahsilkan perencanaan dan menciptakan regulasi yang tepat dalam fungsinya sebagai fasilitator, stimulator, komunikator, dan dinamisator dan sebaliknya dalam kemitraan masyarakat berperan memberikan dukungan dan demokrasi kepercayaan terhadap Pemerintah.

Referensi

Dokumen terkait

BORANG PENGESAHAN STATUS TESIS· HUBUNGAN ANTARA GAYA PEMBELAJARAN TERHADAP PENCAPAIAN AKADEMIK PELAJAR KEJURUTERAAN DALAM SUBJEK BERKAIT AN GRAFIK KEJURUTERAAN BERKOMPUTER..

Komunikasi Guru Dalam Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa

Variabel bebas (X1) dalam penelitian ini adalah iklan Minute Maid

Menganalisis Interaksi antar ruang dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia dalam aspek sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan di wilayah Indonesia melalui peta,3.

Suatu metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan.. beberapa

Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kecerdasan numerik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMPN 2

Cuci beras hingga bersih dan rendam beras dengan sedikit garam dan air kapur sirih selama 1 jam lalu ditiriskan3. Isi beras dalam bungkus ketupat (sekitar 3/4 dari

Pengaruh Kreativitas Mengajar Guru dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Madrasah Ibtidaiyah Bahrul Ulum Batu