METAMORFOSIS DIMENSI KINERJA PERUSAHAAN:
REFLEKSI ATAS PERSPEKTIF
POLITICAL ECONOMY OF ACCOUNTING (PEA)
Ayudia Sokarina
1Universitas Mataram
ABSTRACT
This study aims to reveal the metamorphosis of the company's performance
dimensions by using the perspective of Political Economy of Accounting (PEA). With the
perspective of PEA, requires the company's performance over the balance between egoistic and
altruistic nature. This is a qualitative research using a critical paradigm.
The results showed that the privatization of PT Telkom and PT Indosat is a paradox.
Indeed, privatization is intended to enhance performance, profitability, service, financial
strengthening and expansion of ownership (Ministry of Enterprise, 2003: 2). However, the fact
pasca-privatization of PT Indosat has not been able to improve performance, especially its
financial performance, on the other side of PT Telkom has not been able to distribute profits
equitably to stakeholders.
No less important is the concentrated ownership of PT Indosat and PT Telkomsel (a
subsidiary of PT Telkom) by Temasek which incidentally shares are 100% owned by the
Singapore Government. This is where the sovereignty of our country in danger.
Key words: corporate performance, privatization, and the Political economy of accounting.
ABSTRAk
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan metamorfosis dimensi kinerja
perusahaan dengan menggunakan perspektif Political Economy of Accounting (PEA).
Kinerja perusahaan yang dibangun berdasarkan perspektif PEA, lebih menghendaki
keseimbangan antara sifat egoistik dan altruistik. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif dengan menggunakan paradigma kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa privatisasi PT Telkom dan PT Indosat
adalah sebuah paradoks. Sejatinya, privatisasi ditujukan untuk meningkatkan kinerja,
profitabilitas, jasa pelayanan, penguatan keuangan dan perluasan kepemilikan
(Kementerian BUMN, 2003: 2). Namun, kenyataannya pascaprivatisasi PT Indosat
belum mampu meningkatkan kinerja khususnya kinerja keuangannya, di sisi lain PT
Telkom belum mampu mendistribusikan laba secara merata kepada stakeholders.
Tidak kalah penting adalah terkonsentrasikan kepemilikan PT Indosat dan PT
Telkomsel (anak PT Telkom) oleh Temasek yang notabene sahamnya 100% dimiliki
oleh Pemerintah Singapura. Di sinilah kedaulatan Negara kita mulai terancam.
Kata kunci: Kinerja perusahaan, Privatisasi, dan Political Economy of Accounting
(PEA).
1
PENDAHULUAN
Perubahan
pandangan
dalam
mengukur
kinerja
perusahaan
terus
menggelinding seiring kebutuhan para
pengguna laporan keuangan. Cooper dan
Sherer (1984) telah merangkum dengan
apik perkembangan penelitian akuntansi
dalam penilaian kinerja perusahaan. Jika
sebelumnya penilaian kinerja perusahaan
masih sebatas menggunakan aspek
keuangan (selanjutnya disebut kinerja
keuangan) dan akhir-akhir ini telah
diperluas dengan aspek lingkungan
(selanjutnya disebut kinerja lingkungan)
dengan
harapan
penilaian
kinerja
lingkungan
mampu
memenuhi
kepentingan
pemangku
kepentingan
(stakeholders)
terutama
dalam
hal
lingkungan
hidup,
namun,
pada
pelaksanaannya masih berorientasi pada
shareholders (Sokarina, 2011b).
Orientasi pada shareholder semata ini,
tidak terlepas dari sejarah pemikiran
ekonomi yang didominasi oleh pemikiran
ekonomi neoklasik (marjinalis) dalam
berbagai disiplin ilmu (lihat Tinker, 1980).
Tanpa terkecuali pada pembentukan teori
akuntansi. Dampaknya antara lain pada
pemaknaan laba dan modal. Menurut
pemikiran ekonomi neoklasik sifat makna
laba hanya sebagai indikator dari efisiensi
ekonomi semata sehingga segala upaya
yang tidak mampu menghasilkan efisiensi
akan diabaikan. Penjelasan teoritis atas
penentuan
tingkat
laba
berdasarkan
pemikiran
ekonomi
neoklasik
lebih
menfokuskan pada kekuatan produksi
yaitu dengan melihat seberapa besar selisih
antara hasil yang diperoleh dengan
pengorbanan yang dikeluarkan dalam
melakukan proses produksi. Selain itu
ekonomi neoklasik hanya mengenal satu
dimensi modal yaitu nilai produktivitas
marjinal (Tinker, 1980: 147-154).
Secara garis besar dengan berpijak
pada pemikiran ekonomi neoklasik, teori
akuntansi lebih mengedepankan sifat
egoistiknya daripada sifat altruistiknya.
Padahal, banyak kenyataan menunjukkan
bahwa prinsip-prinsip akuntansi dan
ekonomi
yang
digunakan
dalam
pengambilan keputusan aktual yang hanya
melibatkan aspek kecil, ternyata berada di
antara keputusan-keputusan sosial dan
politik yang lebih luas (Morgan, 1988; 483).
Berdasarkan kelemahan pemikiran
ekonomi neoklasik inilah kemudian Tinker
(1980) mengungkapkan pandangannya
tentang realitas akuntansi tidak hanya
dilihat dari perspektif ekonomi semata.
Karena hasil kinerja keuangan dari suatu
perusahaan yang tercermin oleh laporan
keuangan adalah hasil yang tidak bebas
dari situasi dan kondisi yang ada saat itu,
baik internal dan eksternal perusahaan.
Menurut Tinker (1980) hasil kinerja
keuangan sebuah perusahaan akan dapat
dipahami lebih komprehensif karena
setting politik yang ada pada saat
menghasilkan kinerja keuangan. Selain itu
melalui perspektif PEA ini, Tinker juga
mengonsentrasikan
pada
distribusi
pendapatan
sebuah
perusahaan
diharapkan berpengaruh pada distribusi
kesejahteraan masyarakat dalam lingkup
suatu Negara.
Pada
perusahaan
perusahaan
multinasional atau Badan Usaha Negara
(BUMN) terutama yang telah diprivatisasi
atau bahkan Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD), peningkatan pendapatan pada
perusahaan-perusahaan
multinasional
ataupun BUMN bahkan BUMD di suatu
Negara diharapkan mampu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas di Negara
tersebut. Dalam artian ada pengaruh
tetesan menurun (tricle down effect).
Implikasinya hasil perusahaan dalam
wujud kinerja keuangan tidak bebas dari
pengaruh
lingkungan
internal
dan
eksternal perusahaan. Hal inilah yang
menyebabkan setting sosial politik turut
berperan dalam mempertahankan going
concern
perusahaan-perusahaan
ini.
Menggunakan kasus privatisasi PT
Telkom atas anak perusahaannya PT
Telkomsel dan PT Indosat pada tahun
2002. penelitian ini mencoba menguraikan
metamorfosis dimensi kinerja perusahaan
berdasarkan perspektif Political Economy Of
Accounting (PEA).
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan paparan di atas, maka
yang menjadi pertanyaan dalam penelitian
ini adalah: bagaimanakah metamorfosis
dimensi kinerja perusahaan berdasarkan
Political Economy of Accounting (PEA)?
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengungkapkan metamorfosis dimensi
kinerja perusahaan dengan menggunakan
perspektif Political Economy of Accounting
(PEA).
PIJAKAN TEORITIS
Dimensi Kinerja Perusahaan Berdasarkan
Political Economy Of Accounting (PEA)
Berlandaskan
pada
perspektif
Political Economy of Accounting (PEA),
Sokarina
(2011a
dan
2011b)
telah
merumuskan
pemahaman
kinerja
perusahaan mempunyai tiga dimensi,
yaitu sebagai parameter fisik, sebagai
keadilan sosial, dan sebagai kesadaran
sosial dan politik (lihat Gambar 1) berikut
ini
Gambar 1.
Dimensi Kinerja Perusahaan
22
Gambar ini merupakan pemikiran peneliti yang diilhami oleh konsep dimensi modal pada penjelasan Tinker (1980: 153).
Tipe keadilan sosial: keadilan sosio redistributif dan
keadilan sosio kultural
Penentu kualifikasi dan efisiensi perusahaan dalam pengoperasian
bisnis Kesadaran Sosial
dan Politik
Keadilan Sosial
Parameter
Tipe keadilan sosial: keadilan sosio redistributif dan keadilan sosio kultural
Kesadaran individual, kolektif, dan sosial merupakan tumpukan sumber daya