• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN KEWASPADAAN UNIVERSAL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

(2)

BAB I

DEFINISI

Kewaspadaan universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007)

Pencegahan infeksi, sering diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu : TINDAKAN SUCI HAMA DAN PEMUTUSAN MATA RANTAI TRANSMISI PENYAKIT. Dengan demikian diharapkan masalah infeksi tidak merupakan masalah yang harus diperhitungkan dalam pelayanan kesehatan justru harus dihindarkan daripada diobati. Sebagai contoh adalah penyakit hepatitis B Virus, HIV / AID. Oleh sebab itu, pencegahan infeksi kemudian mencakup pengertian yang sangat luas hingga kemudian digunakan istilah KEWASPADAAN UNIVERSAL atau KEWASPADAAN UNIVERSAL / PARIPURNA.Istilah ini mencakup hampir semua aspek kehidupan dan lingkungan dalam upaya mencegah seseorang atau masyarakat terhadap penularan suatu penyakit.

(3)

BAB II

RUANG LINGKUP

Kewaspadaan universal meliputi hal-hal sebagai berikut :

 cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan atau perawatan. Cuci tangan merupakan prosedur yang praktis dalam menghindarkan kontaminasi silang.

 penggunaan alat pelindung yang sesuai untuk setiap tindakan seperti misalnya : sarung tangan, gaun pelindung, celemek, masker, kaca mata pelindung untuk setiap kontak langsung / percikan dengan darah atau cairan tubuh lain.

 pengelolaan dan pembuatan alat tajam dengan hati-hati.

 pengelolaan limbah yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh dengan aman.

 pengelolaan alat kesehatan bekas pakai dengan melakukan dekontaminasi, disinfeksi dan sterilisasi dengan benar.

 pengelolaan linen yang tercemar dengan benar.

 Bekerja dengan hati – hati ( perhatikan factor keamanan). Gunakan langkah dan teknik yang baik dan aman pada saat menggunakan alat tajam ( jarum suntik, pisau bedah ).

Beberapa istilah yang dipergunakan dalam proses Pencegahan Infeksi :

 Mikroorganisme

Jasad renik yang dapat menyebabkan infeksi. Yang tergolong dalam mikroorganisme adalah bakteri,virus jamur dan parasit.

 TINDAKAN ASEPSIS

Upaya-upaya untuk menghilangkan atau mengurangi jumlah mikroorganisme ( pada permukaan/benda/instrument ) hingga tingkat yang aman bagi kesehatan manusia agar dapat mencegah terjadinya

(4)

infeksi atau penyakit akibat masuknya bakteri/ organism ke dalam tubuh.

 TINDAKAN ANTI SEPTIK

Upaya-upaya untuk mencegah terjadinya infeksi dengan jalan membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada permukaaan atau jaringan tubuh.

 DEKONTAMINASI

Upaya-upaya untuk menghilangkan kontaminasi atau cemaran yang ada pada instrument yang ada atau peralatan medik.

 PENCUCIAN

Proses fisik untuk menghilangkan darah, cairan tubuh atau bahan-bahan lain yang mencemari instrument atau permukaan tubuh/kulit

 DESINFEKTAN TINGKAT TINGGI

Proses yang dilakukan untuk menghilangkan hamper semua mikroorganisme ( kecuali mikroorganisme dengan endospora )

 STERILISASI

Proses yang dilakukan untuk menghilangkan semua organisme,termasuk mikroorganisme dengan endospora.

(5)

BAB III

TATALAKSANA

Metode terbaik metode alternative

STERILISASI DISINFEKSI TINGKAT TINGGI

Oktaf 106 KPa 121 C Oven 170 C Rebus 100 C Kimiawi 20-30 menit 60 menit 20 menit 20 menit

DINGINKAN,SIAP PAKAI ATAU SIMPAN

DEKONTAMINASI

 Proses dekontaminasi menggunakan larutan klorin 0,5 %

 Gunakan sarung tangan untuk mengumpulkan dan memasukkan instrument ke dalam larutan

 Siapkan wadah khusus dari bahan anti karat ( plastic,email atau porselin ) dengan ukuran yang memadai bagi sejumlah peralatan

 Jumlah cairan harus cukup untuk merendam seluruh alat

 Rendam selama 10 menit

 Gunakan larutan yang baru

 Ganti larutan bila sudah digunakan berulang kali atau menjadi keruh

 Setelah semua alat direndam,bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin tersebut,lepaskan secara terbalik,kemudian rendam dalam larutan yang sama

(6)

 Cuci tangan dengan sabun/larutan antiseptic,bilas dengan air hingga bersih

PENCUCIAN

 Gunakan sarung tangan tebal/rumah tangga

 Buka semua alat yang mempunyai engsel dan kunci.Lepaskan bagian yang dapat dilepas atau dibongkar pasang.Bersihkan bagian dalam dan luar dari sarung tangan.

 Masukkan alat dari wadah dekontaminasi kedalam wadah yang berisi air dan sabun

 Bersihkan bagian-bagian alat yang kotor atau yang dicemari darah/cairan tubuh/secret dengan kain kasa dan sikat halus

 Lakukan penyikatan didalam air rendaman untuk mengurangi percikan bahan-bahan yang terlepas akibat penyikatan atau cairan pencuci

 Sikat dan seka hingga jelas tampak bersih

 Bilas dengan air mengalir agar bersih dari sisa-sisa bahan atau kotoran dan cairan pencuci atau busa sabun

 Letakkan alat diatas kain bersih,lalu keringkan

DISINFEKSI TINGKAT TINGGI

 PANAS BASAH ( PEREBUSAN ATAU PENGUKUSAN )

 Proses dilakukan setelah dekontaminasi dan pencucian

 Gunakan wadah dari bahan logam dan mempunyai penutup

 Alat haraus terendam seluruhnya di dalam air ( rebus) atau tdk melebihi tinggi wadah pengukusan ( kukus )

 Usahakan agar jumlah alat tdk terlalu banyak atau penuh agar pengurangan air akibat penguapan,tdk menyebabkan sebagian alat berada diatas permukaan air atau alat memukul diding wadah atau membuka tutup pd saat air bergolak ( rebus )

 Waktu 20 menit dihitung saat air mulai mendidih atau terbentuknya uap yang diakibatkan oleh air yang mendidih.Tidak diperkenankan menambah air apabila proses perebusan atau pengukusan belum selesai

(7)

 Setelah 20 menit, matikan api atau pemutus arus listrik, pindahkan wadah dan atau buka tutupnya,keluarkan alat ( pakai penjepit ),dinginkan langsung dipakai atau disimpan diwadah DTT

KIMIAWI

 Sebelunya alat harus sudah melalui proses dekontaminasi atau pencucian

 Gunakan larutan:klorin 0,1-5%(tergantung air prlarut),formaldehida 8%.glutaraldehida 2% atau sesuai dengan petunjuk.

 Sebaiknya dipergunakan larutan yang baru di campur atau masa penggunaannya belum kadaluarsa

 Gunakan wadah yang mempunyai penutup dan terbuat dari bahan non-korosif(plastik,kaca,email,atau aluminium)

 Proses ini digunakan untuk alat yang tidak tahan panas(plastic,lensa optic,karet)

 Alat harus terendam dengan baik

 Waktu untuk DTT adalah 20 menit

 Setelah 20 menit,angkat alat(pakai penjepit),bilas dengan air DTT atau steril hingga sisa larutan DTT dapat dihilangkan(karena iritatif),langsung dipergunakan atau di simpan didalam wadah DTT

STERILISASI

 Otoklaf

 Alat harus sudah harus di proses dekontaminasi dan pencucian sebelum sterilisasi

 Alat sudah dibungkus (apabila di perlukan) dan disusun sedemikian rupa sehingga panas dan uap bertekanan,dapat mencapai semua bagian secara efektif.Periksa persiapan otoklaf ( listrik,jumlah air, alat penera suhu dan tekanan,kunci penutup )

 Setelah penyusunan selesae,tutup penutupnya dan lakukan penguncian,hidupkan arus listrik atau pemanas,atur suhu hingga 121 C ( 250 F ) dan tekanan 106 Kpa ( 15 lbs/in )

 Setelah kondisi tersebut tercapai,mulai dilakukan perhitungan atau pengaturan waktu 20 menit ( untuk alat yang tidak dibungkus ) dan 30 menit ( untuk alat terbungkus )

(8)

 Matikan arus listrik atau sumber pemanas,keluarkan sisa tekanan dan uap air,keluarkan alat dan dinginkan. Setelah dingin alat siap digunakan,bila tidak langsung digunakan,simpan di tempat/tromol steril.

OVEN/PANAS KERING

 Sebelum dilakukan proses ini,alat sudah melalui proses dekontaminasi dan pencucian.

 Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas mencapai seluruh permukaan alat secara efektif

 Tutup oven,atur temperature pada 170 C

 Setelah mencapai temperature tersebut,mulai dilakukan pengaturan atau penghitungan waktu untuk 60 menit kedepan

 Matikan arus listrik atau sumber pemanas setelah proses selesai,buka penutup oven,ambil alat, ( pakai penjepit),dinginkan,langsung pakai atau simpan di tempat steril

STERILISASI KIMIAWI

 Sebelum proses ini alat sudah melaui proses dekontaminasi dan pencucian

 Gunakan larutan glutaraldehida 2 % atau sesuai petunjuk penggunaan

 Pakai larutan yang baru di campaur atau belum kadaluarsa

 Gunakan wadah non-korosif dan mempunyai penutup

 Pastikan alat terendam secara baik

 Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisais Janis ini adalah 8-10 jam ( glutaral dehida 2%)

 Apabila alat ini ingin segera dipakai,setelah waktu tersebut tercapai,angkat alat ( pakai penjepit ),hilangkan sisa larutan tersebut dengan air steril ( pembilasan ) dan letakkan ditempat steril

(9)

 Alat dapat tetap disimpan dalam wadah yang berisi larutan tersebut tetapi larutan ini harus diganti setiap 2 minggu. Apabila alat ingin digunakan ,tetap harus dilakukan pembilasan dengan air steril

 Pembilasan ini sangat penting karena larutan yang dipergunakan dalam proses ini bersifat iritatif terhadap mukosa dan jaringan tubuh

BARIER PROTEKTIF

Membuat barier atau halangan fisik, mekanik atau kimiawi diantara mikroorganisme dan individu, merupakan upaya efektif untuk mencegah transmisi penyakit. Transmisi dapat terjadi diantara:

 satu individu dengan individu yang lain

 Alat, perlengkapan dan permukaan atau benda-benda di sekitar tempat kerja dan manusia

Barier protektif dalam pencegahan infeksi, diantaranya adalah:

 Cuci tangan

 Menggunakan sarung tangan

 Penggunaan larutan antiseptic (misalnya, pengusapan larutan, antiseptic sebelum menyuntik

 Menggunakan Pelindung ( Masker, Kacamata, apron ) untuk mencegah terkena percikan darah atu cairan tubuh lainnya

 Dekontaminasi, cuci dan bilas, DTT atu sterilisasi

 Menggunakan kain penutup, alas bokong dan pengatur alur cairan darah atau secret selama tindakan

CUCI TANGAN

Selain alat, petugas kesehatan atau operator, juga harus melakukan proses pencucian, yaitu mencuci tangan. Cuci tangan dilakukan sebelum dan segera sesudah melepas sarung tangan, atau sebelum dan sesudah prosedur pemeriksaan. Cuci tangan dengan dengan sabun selama 15 sampai 30 detik kemudian bilas dibawah air mengalir.

(10)

Karena mikroorganisme cepat tumbuh pada daerah lembab dan air yang tergenang atau air tampungan maka:

 Apabila digunakan sabun batangan, pakai batangan kecil dan letakkan ditempat yang mempunyai lobang untuk mengalirkan sisa air

 Walaupun air dalam wadah cuci tangan dicampur dengan larutan anti septik, jangan merendam tangan berulang-ulang kedalam air tersebut

 Bila sulit mendapatkan air mengalir: gunakan air dari wadah yang mempunyai kran atau siram dengan menggunakan gayung, gunakan alcohol pembilas

 Keringkan tangan dengan handuk kering atau udara panas. Jangan menggunakan handuk bersama orang atau petugas lain

 Sediakan penampung air cucian dan buang air tersebut pada tempat yang terisolasi atau yang aman

SARUNG TANGAN

Gunakan sarung tangan klinis sebelum petugas kesehatan melakukan pemeriksaan atau melakukan tindakan.

Untuk mengumpulkan dan mencuci alat, dianjurkan menggunakan sarung tangan rumah tangga ( utility glovef )

TEKNIK TANPA SENTUH

Pada beberapa tindakan dapat terjadi invasi mikkroorganisme vatogen bersamaan dengan tindakan tersebut. Untuk mengurangi resiko tersebut, gunakan teknik tanpa sentuh yaitu melakukan prosedur invasive tanpa menyentuhkan alat dengan bagian-bagian yang terkontaminasi atau kurang aman. Untuk mencegah hal tersebut siapkan alat khusus bagi alat yang telah dipakai tetapi akan dipakai ulang.

(11)

Kelompokkan limbah ( terinfeksi atau tidak, basah atau kering, tajam atau tidak) baru dilakukan pengolahan yang sesuai dengan insenerator, ditanam, tangkiseptic, dsb.

Tujuan pembuangan sampah klinik adalah :

 Mencegah penyebaran infeksi ke petugas pengelola limbah / masyarakat sekitar.

 Melindungi pengelola limbah dari cedera yang tak disengaja

 Menciptakan citra bersih lingkungan

Limbah atau sampah jangan dibiarkan terbuka karena:

 Meningkatkan resiko infeksi dan bahaya kebakaran

 Menyebarkan bau busuk

 Tempat serangga berkembang biak

 Menimbulkan pemandangan yang tidak sehat PETUNJUK PENANGANAN TEMPAT SAMPAH

 Gunakan tempat tahan karat, mudah dibersihkan dan tertutup

 Letakkan tempat sampah ditempat yang mudah dijangkau

 Gunakan peralatan khusus pembawa dan tempat sampah

 Bersihkan kembali semua tempat sampah yang telah digunakan kemudian bilas dengan disinfektan / dekontaminasi

 Pisahkan jenis sampah menurut :

Sampah yang dapat dibakar misalnya: kertas, karton, dan sampah terkontaminasi seperti kasa dan pembalut bekas pakai

Sampah yang tidak dapat dibakar misalnya: kaca, logam, dan plastik tahan api

 Pakai sarung tangan tebal

 Cuci tangan setelah menangani sampah CARA MEMBUANG BENDA TAJAM

Jarum, pisau cukur dan pisu bedah harus dibuang dengan cara sebagai berikut:

(12)

 Buang barang tajam tadi ke dalam wadah yang tahan tusukan. Seperti kotak karton tebal, kaleng yang tertutup atau botol plastic yang tebal

 Ingat letakkan wdah-wadah ini ketempat yang dekat dengan tempat pembuangan

 Ingat cegah terjadinya tusuka jarum yang tidak disengaja, jangan membengkokkan atau mematahka jarum sebelum dibuang. Jarum tidak perlu ditutup secara rutin, tapi bila perlu gunakan metode menutup jarum dengan satu tangan ( letakkan penutup jarum pada meja, pegang tabung alat suntik gunakan jarumnya untuk mengait penutup jarum)

 Bila wadah sampah barang tajam telah terisi ¾ penuh, maka tutplah, sumbat atau beri pita perekat yang rapat

 Buang wadah tersub bila telah ¾ penuh dengan menguburkannya

 Cuci tangan setelah menangani benda tajam tersebut dan lakukan dekontaminasi

CARA MEMBUANG LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI ( DARAH, FESES, URINE DAN CAIRAN TUBUH LAINNYA)

 Gunakan sarung tangan tebal

 Hati-hati waktu mnuangkan limbah cair kedalam saluran pembuangan atau jamban / toilet bilas, hindari percikan limbah

 Cuci jamban dan bak secara hati-hati dan siram dengan air sampai bersih

 Dekontaminasi tempat limbah dengan larutan klorin 0,5%, rendam selama 10 menit sebelum dicuci

 Cuci tangan sesudah menangani sampah cair dan lakukan dekontaminasi dan cuti sarung tangan

CARA MEMBUANG LIMBAH PADAT

 Gunakan sarung tangan tebal

 Buang limbah padat kedalam wadah yang dapat dicuci, tahan karat, dan bertutup

 Kumpulkan tempat limbah ditempat yang di tentukan. Sampah yang akan dibakar dibawa ke insenerator, yang tidak dibakar ditanam

(13)

 Bakar atau kubur segera limbah sebelum berserakan ke lingkungan sekitar

CARA MEMBUANG WADAH BEKAS BAHAN KIMIA

 Cuci hingga bersih wadah dari kaca dengan air, deterjen, dibilas dan dipakai kembali

 Untuk wadah dari plastic yang berisi bahan toksik cuci 3x dengan air kemudian ditimbun karena tidak boleh digunakan lagi untuk keperluan lain

.

Pengelolaan dan pembuangan alat tajam dengan hati-hati dan aman

Penyebab utama penularan HIV adalah melalui kecelakaan kerja misalnya tertusuk jarum atau alat tajam yang tercemar. Perlukaan alat tajam yang mengakibatkan terjadinya penularan HIV, biasanya oleh karena tusukan dalam dari jarum yang berulang. Tusukan seperti tersebut sering kali terjadi pada saat menutupkan kembali jarum tersebut, dicuci, dibuang secara tidak benar.

Meskipun selalu dianjurkan sedapat mungkin untuk tidak menutup jarum bekas pakai, namun kadang-kadang diperlukan. Dalam keadaan tersebut maka dianjurkan untuk menutup jarum dengan cara ungkitan satu tangan. Caranya, letakkan tutup jarum di atas permukaan yang keras dan rata, dan jauhkan tangan darinya. Pegang semprit dengan satu tangan, gunakan ujung jarum untuk mengungkit tutupnya. Setelah seluruh jarum tertutup baru pakai satu tangan yang lain untuk mengencangkan tutupnya.

Wadah tahan tusukan harus tersedia untuk menempatkan jarum atau alat tajam bekas yang akan dibuang. Banyak benda yang dapat digunakan sebagai wadah tersebut, seperti misalnya kaleng tertutup, botol plastik yang tebal, kotak karton yang tebal. Semua benda tersebut dapat dibakar dalam insinerator, atau sebagai alat untuk membuang ke insinerator. Bila wadah sudah terisi ¾ bagian harus segera dibuang, dan jangan lupa untuk mengenakan sarung tangan rumah tangga yang tebal saat mengosongkan atau membawa benda-benda tajam tersebut. Bila tidak dapat membakar wadah alat tajam tersebut maka dapat dikubur dalam lubang yang cukup

(14)

dalam. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan tingkatkan kehati-hatian pada saat menggunakannya seperti misalnya mengenakan sarung tangan, gunakan penerangan yang cukup ketika melakukan tindakan pada pasien, letakkan wadah pembuangan alat tajam di dekat tempat penggunaannya, jangan pernah membuang alat tajam ke tempat sampah biasa dan jauhkan alat tajam dari jangkauan anak-anak.

b. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

Pencucian dengan sabun dan air setelah sebelumnya direndam dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit dapat mengurangi sejumlah besar mikroorganisme yang ada dalam jumlah besar. Semua alat tersebut harus dilepas dan dipisahkan sebelum melakukan pembersihan. Sarung tangan, gaun, celemek dan pelindung wajah harus dikenakan bila diperkirakan akan terjadi percikan pada saat pembersihan alat.

Tabel di bawah ini dapat membantu memilih macam cara dekontamiansi yang akan dilakukan.

Tabel 5 : Pengelolaan Alat Kesehatan Menurut Kriteria Spaulding

Tingkat Risiko

Jenis Penggunaan Alat

Cara Pengelolaan Tujuan Risiko Rendah Alat yang digunakan

pada kulit utuh tanpa menembus

Cuci bersih dengan air dan deterjen

Membutuhkan sebagian besar mikroorganisme Risiko Sedang Alat yang digunakan

pada mukosa/kulit yang tidak utuh

Disinfeksi tingkat tinggi dengan merebus atau kimiawi atau sterilisasi Membunuh semua mikroorganisme kecuali beberapa spora

Risiko Tinggi Alat yang digunakan dengan menembus kulit atau rongga tubuh Sterilisasi atau menggunakan alat sekali pakai Membunuh semua mikroorganisme termasuk spora

(15)

Semua bentuk dan cara sterilisasi dapat membunuh HIV. Cara sterilisasi yang dikomendasikan adalah sterilisasi uap bertekanan (otoklaf atau

pressure cooker), atau panas kering seperti oven. Disinfeksi biasanya

mampu menginaktifasi HIV. Dua cara disinfeksi yang sering dipakai adalah : perebusan dan disinfeksi kimiawi. Pada perebusan alat harus dibersihkan dahulu dan direbus dengan air mendidih selama 20 menit di daerah ketinggian sejajar dengan ketinggian air laut, dan semakin tinggi semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk merebus. Disinfeksi kimiawi tidak sebaik sterilisasi atau perebusan. Namun disinfeksi kimiawi dapat dipakai pada alat-alat yang tidak tahan panas, atau bila cara lain tidak dimungkinkan. Peralatan harus dilepas atau diurai satu sama lain, dibersihkan dan ditiriskan dengan sebaik-baiknya. Bahan kimi ayang mampu membunuh HIV diantaranya adalah bahan mengandung klorin (seperti yang terdapat pada bahan pemutih), glutaraldehid 2%, dan etil atau isopropil alkohol 70%.

d. Pencucian dan pembersihan

Air panas dan deterjen dipakai sebagai bahan pembersih sehari-hari untuk lantai, tempat tidur, toilet, dinding, dan alas laci atau meja dari karet. Tumpahan atau percikan darah atau cairan tubuh dibersihkan dengan bahan yang menyerap yang kemudian dibuang ke dalam kantong sampah medis yang kedap air dan akhirnya dibakar di insinerator atau dikubur dalam lubang yang cukup dalam dan mutlak harus mengenakan sarung tangan. Di daerah tumpahan tersebut didisinfeksi dengan larutan klorin, kemudian dibilas dengan air dan sabun hingga bersih.

Linen tercemar harus dikelola sedemikian rupa dengan sedikit mungkin kontak dengan tangan. Segera masukkan ke dalam kantong kedap air di tempat dia digunakan tanpa harus dipilah di tempat pelayanan pasien. Sedapat mungkin linen yang tercemar berat dengan darah atau cairan tubuh harus dimasukkan ke dalam kantong kedap air, bila tidak tersedia kantong kedap air maka linen dilipat dengan bagian tercemar berada di bagian sebelah dalam dan kenakan sarung tangan.

(16)

Semua limbah padat yang tercemar darah, cairan tubuh, spesimen laboratorium, jaringan tubuh harus ditempatkan dalam kantong yang kedap air dan tidak bocor, kemudian dibakar atau dikubur dengan kedalaman ± 2 m dan sedikit berjarak ± 10 m dari sumber air.

Limbah cair harus dibuang melalui sistem pengolahan limbah cair atau dibuang ke dalam kakus.

f. Pengelolaan jenazah

Dalam merawat jenazah, kewaspadaan universal harus diterapkan tanpa melihat status infeksi seseorang, dengan memperhatikan budaya dan agama yang dianut keluarga, guna mencegah penularan lebih lanjut kepada yang menanganinya.

Kewaspadaan universal diterapkan pada semua jenazah, sejak dari ruang rawat, pemindahan ke ruang jenazah, saat memandikan jenazah baik di sarana kesehatan maupun di rumah, dan seterusnya. Kegiatan ini meliputi cuci tangan, pemakaian alat pelindung yang sesuai, penampungan dan pembuangan limbah, pengelolaan alat kesehatan/alat tajam bekas pakai, linen tercemar dan sebagainya.

Agar tidak menimbulkan hal-ha yang tidak diinginkan perlu komunikasi, informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai hal-hal tersebut.

Upaya mencegah pajanan dalam keluarga

a. Keluarga perlu memahami bahwa semua cairan tubuh seperti darah, muntahan, urine, feses, air ludah/sputum) dapat menularkan bibit penyakit melalui kulit yang terluka atau selaput mukosa.

b. Cara membersihkan alat yang tercemar cairan tubuh - Pakai sarung tangan/alat pelindung

- Alat yang tercemar direndam dengan larutan klorin 0,5% selama 10 menit, kemudian dibilas dengan air mengalir.

c. Cara mencuci pakaian dan linen

- Gunakan sarung tangan/alat pelindung

- Rendam pakaian / linen yang tercemar dngan larutan klorin -,5% selama 10 menit, bilas kemudian rendam dengan deterjen

(17)

d. Cara mencuci alat makan/minum

- Piring dan gelas bekas dicuci seperti biasa, bila perlu disiram dengan air panas.

e. Penatalaksanaan sampah

- Gunakan tempat sampah yang tahan pecah, tahan tusukan dan tertutup, lapisi dengan kantong plastik.

- Isi kantong hanya sampai ¾ bagian, ikat lalu buang ke tempat sampah atau dibakar.

- Sampah yang tercemar dengan cairan tubuh sebaiknya dibakar

f. Penatalaksanaan alat tajam

- Tempatkan alat tajam bekas pakai ke dalam wadah yang tahan tusukan, tahan pecah dan tertutup, misalnya kardus, botol/jerigen plastik.

- Jauhkan dari jangkauan anak-anak

- Bila sudah terisi ¾ bagian dikubur atau dibakar. g. Penatalaksanaan cairan dan jaringan tubuh

- Gunakan sarung tangan

- Cairan tubuh dapat langsung dibuang ke toilet setelah diberi larutan klorin 0,5% dan disiram.

- Bila cairan tertumpah, serap dengan kertas yang mudah menyerap (kertas dibuang ke dalam kantog sampah), bekas disiram dengan larutan klorin 05%, biarkan selama 10 menit lalu bersihkan seperti biasa. Semua cairan tubuh dan jaringan tubuh termasuk plasenta harus dianggap infeksius.

h. Penatalaksanaan limbah :

- Limbah cair dialirkan seperti limbah rumah tangga biasa hanya dijaga agar aliran lancar.

(18)

Alat Pelindung yang diperlukan Cuci Tangan Sarung Tangan Masker Kaca Mata

Topi Celemek Gaun Sepatu Pelindung Pemeriksaan Fisik Kulit Utuh + - - - -Pemeriksaan Fisik Kulit Luka + + - - - -Mengambil Sampel Darah + + - - - -Menyuntik Intravena + + - - - -Membersihkan Luka/ Venaseksi + + - - - -Operasi Kecil/-Operasi Tulang + + + + + - + -Fungsi Lumbal/ Aspirasi Pleural/ Peritoneal + + - - - -Kateterisasi Urine + + - - - -Endoskopi + + + + +/- - - -Gastroskopi + + + + + + +/- -Pemeriksaan Pelvis (Vaginal Toucher) + + - - - -Membantu Melahirkan + + + + + + + +

(19)

Pemeriksaan mulut + + - - - -Cabut Gigi/Preparasi Cavitas + + + + +/- - +/- +/-Prosedur Lab + + + +/- +/- - +/- +/-Otopsi + + + + + + + + Memandikan Jenasah + + + + + + + + Membersihkan Ruang + + - - - +/- - +/-Mencuci Piring + + - - - +/- - -Mencuci Pakaian + + +/- +/- +/- + +/- + BAB IV DOKUMENTASI

(20)
(21)
(22)

Gambar

Tabel di bawah ini dapat membantu memilih macam cara dekontamiansi yang akan dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital yang telah menyebar ke dalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita seperti

Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah pembagian beban kerja yang tidak merata sehingga hal yang harus dilakukan ialah menentukan jumlah stasiun kerja pada lini

Lihat Nilai Siswa dapat melihat nilai quiz yang telah dikerjakan Siswa memilih menu nilai, pilih button lihat nilai, lalu pilih button lihat nilai dibagian topik quiz

Pemberian limbah dari pembuatan tepung ubi jalar ungu dari taraf 2,5% sampai 10% dapat meningkatkan konsumsi ransum dan tidak berpengaruh terhadap efisiensi penggunaan ransum

Perbedaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis bahas adalah skripsi di atas hanya menjelaskan tentang kecocokan teori al-Qur‘an dengan teori biologi, tapi

Tạm giữ bàn ủi ở tư thế nằm ngang trước khi bạn sử dụng lại chức năng tăng cường hơi nước. Chất gỉ và cặn rỉ ra từ đế

Kegiatan pengabdian kepada Masyarakat tentang “Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas Bagi Guru-Guru SDN Karang Talun I dan SDN Karang Asem 2

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian yang telah diujikan dengan menggunakan metode active contour adalah informasi evolusi kurva yang melingkupi sebuah