• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBEDAAN MOTIVASI DAN INDEPENDENSI AUDITOR BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER (Studi Empiris Pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERBEDAAN MOTIVASI DAN INDEPENDENSI AUDITOR BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER (Studi Empiris Pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

ANALISIS PERBEDAAN MOTIVASI DAN INDEPENDENSI AUDITOR BERDASARKAN PERSPEKTIF GENDER

(Studi Empiris Pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan) Oleh :

Suharni Binti Israil

Email : 4515013008suharni@gmail.com Pembimbing I : Firman Menne Email : firman@universitasbosowa.ac.id. Pembimbing II : A. Arifuddin Mane Email : Arifuddin.mane@universitasbosowa.ac.id Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Bosowa Makassar

ABSTRACT

Suharni Binti Israil, 2019. Analysis of Differences in Auditor Motivation and Independence Based on the Gender Perspective (Empirical Study at the BPKP Representative Office of South Sulawesi Province) guided by Dr. Firman Menne, SE., M.Sc., AK., CA and Dr. H. A. Arifuddin Mane, SE., M.Sc., SH., MH.

This study aims to determine the Analysis of Differences in Auditor Motivation and Independence Based on the Gender Perspective (Empirical Study at the BPKP Representative Office of South Sulawesi Province). The data used are primary data in the form of questionnaires distributed to auditors working at the Representative Office of the Financial and Development Supervisory Agency (BPKP) of South Sulawesi Province. This study used a sample of 44 auditors, consisting of 24 male auditors and 20 female auditors. Questionnaires distributed to 50 respondents and 44 questionnaires returned. Data collection used the random sampling method obtained from the questionnaire (primary). The statistical test used is the Independent sample t-Test which is processed using SPSS 24 software. The results of this study indicate that there is no difference in motivation and independence between male auditors and female auditors working at the Representative Office of BPKP South Sulawesi Province.

---

(2)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang memakai jasa akuntan guna menunjang kepercayaan dari pihak-pihak luar seperti masyarakat, kreditor maupun investor. Perkembangan profesi akuntan tidak terlepas dari pesatnya pertumbuhan dalam segala bidang. Semakin berkembangnya suatu perusahaan maka akan semakin berkembang pula profesi akuntan. Profesi akuntan memiliki tanggung jawab untuk menilai keandalan laporan keuangan. Akuntan yang dimaksud adalah auditor. Dalam prakteknya terdapat empat jenis auditor yaitu, auditor eksternal, auditor internal, auditor pemerintah, dan auditor forensik.

Auditor menjadi profesi yang dipercayakan oleh banyak orang untuk pemeriksaan laporan keuangan yang diberikan. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai konsekuensi dan tanggung jawab yang besar. Adanya tanggung jawab yang besar tersebut memacu auditor untuk bekerja secara lebih profesional. Auditor dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien memiliki posisi sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni ketika auditor mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen (klien) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Auditor harus selalu memperhatikan kualitas atas laporan yang diauditnya.

Hasil kualitas kerja auditor sangat dipengaruhi oleh karakteristik individu masing-masing akuntan. Karakteristik individu tersebut salah satunya adalah jenis kelamin yang telah membedakan individu sebagai sifat dasar pada kodrat manusia. Perjuangan kesetaraan gender adalah terkait dengan kesetaraan sosial antara pria dan wanita, dilandaskan kepada pengakuan bahwa, ketidaksetaraan gender yang disebabkan oleh diskriminasi struktural dan kelembagaan.

Adanya perbedaan gender juga menyebabkan munculnya perbedaan motivasi dan independensi auditor. Pada beberapa organisasi atau instansi terjadi beberapa masalah yang berhubungan dengan pegawai atau sumber daya manusianya. Salah satu masalah yang sering dihadapi instansi yaitu kurangnya motivasi kerja karyawan dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Beberapa faktor penyebab turunnya motivasi karyawan adalah upah yang tidak memadai, beban kerja yang berlebihan, perlakuan yang tidak adil, dan faktor kurangnya

(3)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

pimpinan memberikan perhatian terhadap bawahan dan tidak ada rangsangan untuk terciptanya semangat dalam meningkatkan prestasi kerja dan menunjukkan keinginan yang inovatif dan respontif.

Terkait dengan independensi, auditor sebagai pihak yang dipercaya oleh publik harus bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang ia miliki, ia akan kehilangan sikap tidak memihak, yang justru sangat penting untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Auditor harus bebas dari setiap kewajiban terhadap kliennya dan tidak memiliki suatu kepentingan dengan kliennya.

Adanya perbedaan hasil penelitian sebelumnya mendorong penulis untuk mengangkat penelitian dengan judul “Analisis Perbedaan Motivasi, dan Independensi Auditor Berdasarkan Perspektif Gender (Studi Empiris Pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan)”.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Gender

Gender adalah konsep kelelakian dan kemaskulinitasan atau

keperempuanan dan kefeminiman. Gender diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan karakteristik maskulin dan feminim. Maskulin dinyatakan untuk laki-laki dan feminim untuk perempuan. Gender tidak bisa disamakan dengan sex. Sex adalah perbedaan menjadi laki-laki dan perempuan secara biologis. Secara definisi, perbedaan sex dan gender yaitu sex menekankan perbedaan laki-laki dan perempuan dalam kromosom, anatomi, hormon, sistem reproduksi dan komponen fisiologis lainnya sedangkan gender merujuk pada sifat-sifat sosial, budaya dan psikologis terkait laki-laki dan perempuan melalui konteks sosial tertentu. Sex adalah status yang didapatkan berasal karena seseorang dilahirkan tetapi gender dicapai karena merupakan sebuah hal harus dipelajari. Gender muncul akibat pengaruh sosial budaya dan kebiasaan-kebiasaan yang berkembang dalam masyarakat setempat (Rida MM Siagian dkk, 2014:15).

(4)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

Pengertian Perspektif

Perspektif atau sudut pandang adalah cara seseorang dalam menilai sesuatu yang bisa dipaparkan baik secara lisan maupun tulisan. Hampir setiap hari orang-orang selalu mengungkapkan perspektif dan sudut pandang mereka mengenai berbagai macam hal. Sebagai contoh, orang yang selalu memberikan sudut pandangnya mengenai sesuatu melalui media sosial, dengan cara mempengaruhi statusnya hingga mengomentari status teman atau saudaranya. Itu merupakan salah satu contoh yang terjadi dalam keseharian dimana sudut pandang seseorang dituangkan dalam sebuah tulisan.

Menurut Joel M Charon perspektif adalah kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai dan perangkat gagasan yang mempengaruhi persepsi seseorang sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam situasi tertentu.

Pengertian motivasi

Menurut Wibowo (2017: 111) motivasi adalah dorongan untuk bertindak terhadap serangkaian proses perilaku manusia dengan mempertimbangkan arah, intensitas, dan ketekunan pada pencapaian tujuan. Sedangkan elemen yang terkandung dalam motivasi meliputi unsur membangkitkan, mengarahkan, menjaga, menunjukkan intensitas, bersifat terus-menerus dan adanya tujuan.

Menurut Santoso Saroso (Irham, 2016), motivasi adalah suatu set atau kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk bertindak dalam suatu cara yang diarahkan kepada tujuan spesifik tertentu. Motivasi sangat penting karena motivasi dalam pengauditan merupakan derajat seberapa besar dorongan yang dimiliki auditor untuk melaksanakan audit secara berkualitas. Motivasi auditor diukur dengan menggunakan item pernyataan yang menggambarkan tingkat persepsi auditor terhadap seberapa besar motivasi yang dimilikinya untuk menjalankan proses audit dengan baik, yaitu tingkat aspirasi yang ingin diwujudkan melalui audit yang berkualitas, ketangguhan, keuletan, konsistensi, dan perolehan reward ataupun fasilitas lain di luar fee audit dari klien.

(5)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

Teori Motivasi

Teori X dan Y McGregor (Fahmi, 2016) :

Pada konsep teori X dan Y tersebut Douglas McGregor memberi rekomendasi tentang tipe manusia ada dua kategori, yaitu :

a) Tipe manusia dengan posisi teori X adalah cenderung memiliki motivasi rendah dan malas dalam berjuang untuk kemajuan hidupnya.

b) Tipe manusia dengan posisi teori Y adalah cenderung memiliki motivasi tinggi dan senang dalam berjuang untuk kemajuan hidupnya.

Prinsip-prinsip Motivasi

Prinsip-prinsip motivasi kerja pegawai yang dikemukakan oleh Mangkunegara (2008:100) dalam Fahmi (2016) antara lain :

1) Prinsip komunikasi, pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha pencapaian tugas, dengan informasi yang jelas, pegawai akan lebih mudah dimotivasi kerjanya.

2) Prinsip partisipasi, dalam upaya memotivasi kerja, pegawai perlu diberikan kesempatan ikut berpatisipasi dalam menentukan tujuan yang akan dicapai oleh pemimpin.

3) Prinsip mengakui andil bawahan, pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil di dalam usaha pencapaian tujuan.

4) Prinsip memberi perhatian, pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahan, akan memotivasi pegawai bekerja apa yang diharapkan oleh pemimpin.

5) Prinsip pendelegasian wewenang, pemimpin yang memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekerjaan yang dilakukannya, akan membuat pegawai menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan.

Tujuan Motivasi

Menurut Astuty (2010:36) dalam Fahmi (2016) tujuan pemberian motivasi terhadap karyawan antara lain:

1) Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 2) Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

(6)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

3) Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan. 4) Meningkatkan loyalitas dan kestabilan karyawan. 5) Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik. Pengertian Independensi

Independensi merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit (Trisnaningsih, 2007). Mulyadi (1998) dalam Wienda (2015) menyatakan bahwa independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab pendapat yang dinyatakan oleh auditor mengenai kewajaran laporan keuangan perusahaan akan dipertanyakan jika auditor tidak sungguh-sungguh bersifat independen. Sikap independensi auditor dapat menghindarkan hubungan yang mungkin mengganggu obyektifitas auditor. Tanpa independensi, pendapar auditor akan berkurang nilainya.

Pengertian Auditor

Menurut Mulyadi (2002:1) dalam Neneng (2014) auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit kepada auditan untuk memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji. Auditor melakukan pemeriksaan (examination) secara objektif atas laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

Tipe Auditor

1. Auditor Internal

Auditor internal merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka melakukan audit. Tujuan auditor internal adalah untuk membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.

(7)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

2. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas utamanya adalah melakukan audit atas pertanggungjawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan. Auditor pemerintah berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan digaji oleh negara. Auditor pemerintah terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut : a. Auditor pemerintah eksternal adalah Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) dan dapat melakukan berbagai jenis audit.

b. Auditor pemerintah internal adalah BPKP, KPK, Inspektorat, dan

Irjen.Biasanya lebih banyak melakukan jenis audit

kepatuhan/kesesuaian dan audit kinerja/operasional. 3. Auditor Independen (Akuntan Publik)

Auditor independen adalah para praktisi individual atau anggota kantor akuntan publik yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien. Klien dapat berupa perusahaan bisnis yang berorientasi laba, organisasi nirlaba, badan-badan pemerintahan, maupun individu perseorangan. Auditor independen bekerja dan memperoleh penghasilan yang dapat berupa fee per jam kerja. Auditor independen sesuai dengan sebutannya, harus independen terhadap klien pada saat melaksanakan audit maupun saat pelaporan hasil audit.

Tingkatan Auditor dalam Organisasi

Pada umumnya tingkatan auditor dalam penugasan audit di dalam kantor akuntan publik dibagi menjadi empat tingkatan (Wibowo, 2017), yaitu:

1. Partner

Partner memiliki jabatan tertinggi dalam penugasan audit, bertanggung jawa atas hubungan dengan klien, bertanggung jawab seacara menyeluruh mengenai auditing.

2. Manajer

Manajer bertindak sebagai pengawas audit, bertugas untuk membantu auditor senior dalam merencankan program audit dan waktu audit, mereview kertas kerja, laporan audit dan management letter. Pekerjaan

(8)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

manajer tidak berada di kantor klien, melainkan di kantor auditor, dalam bentuk pengawasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan para auditor senior.

3. Auditor Senior

Auditor senior bertugas untuk melaksanakan audit, bertanggung jawab untuk mengusahakan biaya audit dan waktu audit sesuai dengan rencana, bertugas untuk mengarahkan dan mereview pekerjaan auditor junior. Umumnya auditor senior melakukan audit terhadap satu objek pada saat tertentu.

4. Auditor Junior

Auditor junior melaksanakan prosedur audit secara rinci, membuat kertas kerja untuk mendokumentasikan pekerjaan audit yang telah dilaksanakan. Dalam melaksanakan pekerjaannya sebagai auditor junior, seorang auditor harus belajar secara rinci mengenai pekerjaan audit. Biasanya ia melaksanakan audit di berbagai jenis perusahaan. Ia harus banyak melakukan audit di lapangan dan berbagai kota, sehingga ia dapat memperoleh pengalaman banyak dalam menangani berbagai masalah audit. Auditor junior sering disebut asisten auditor.

METODE PENELITIAN Metode Analisis

Berdasarkan tujuan pada penelitian ini maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu penelitian dengan menggunakan kuesioner untuk mempermudah analisis atas masalah yang diteliti. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik, yaitu dengan SPSS (Statistical Package for Social Science).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Hipotesis

Analisis ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan motivasi dan independensi auditor berdasarkan perbedaan gender, sehingga dalam peenelitian

(9)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

ini digunakan uji independent sample t-Test. Sebelum dilakukan uji beda dengan cara independent sample t-Test maka terlebih dahulu akan disajikan statistik deskriptif yang dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1

Group Statistics Sumber : Olah data SPSS (2019)

Berdasarkan hasil olah SPSS yang ditampilkan pada tabel di atas untuk kategori kelompok dari responden dalan penelitian ini pada kelompok pria responden terdiri dari 24 sedangkan wanita 20 dengan demikian jumlah porsi auditor yang diteliti lebih banyak terdiri dari pria dengan totoal keseluruhan responden 44. Rata-rata penilaian pria akan motivasi seorang auditor dengan penilaian 37.58 dengan standar devisiasi sebesar 4.03 dengan taraf kesalahan sebesar 0.82. Sedangkan rata-rata penilaian wanita akan motivasi seorang auditor dengan penilaian 37.95 dengan standar devisiasi sebesar 4.47 dengan taraf kesalahan sebesar 1.00, jadi dapat disimpulkan adanya kesamaan persepsi baik itu dari kelompok pria dan wanita akan motivasi seorang auditor.

Tabel 2

Hasil Olahan Data Uji t Beda Independent Sample t-Test

Sumber : Data diolah (2019)

Perbedaan antara motivasi auditor pria dan auditor wanita.

Hasil pengujian 1 pada penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang telah diajukan, dengan demikian temuan ini beranggapan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara auditor pria dan auditor wanita. Hal ini terbukti dari hasil

Gender N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Pria 24 37.5833 4.03158 .82294 Wanita 20 37.9500 4.47772 1.00125 Pria 24 37.0000 3.13466 .63986 Wanita 20 36.9000 3.90546 .87329 F Sig. T Df Sig. (2-tailed)

Equal variances assumed .103 .750 -.286 42 .777

(10)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

olah data SPSS dimana nilai dari probabilitas sebesar 0.750, nilai yang lebih besar dari nilai probabilitas > 0.05 (0.750 > 0.05), dengan asumsi equal variace

assumed probabilitas signifikan 0.925 lebih besar dari nilai probabilitas > 0.05

(0.925 > 0.05), sehingga dapat dinyatakan bahwa rata-rata motivasi auditor antara variasi kelompok pria dan wanita sama dalam hal melakukan audit.

Tabel 3

Hasil Olahan Data Uji t Beda Independent Sample t-Test

F Sig. T Df Sig.

(2-tailed)

Equal variances assumed .000 .992 .094 42 .925

Equal variances not assumed .092 36.247 .927

Sumber : Data diolah (2019)

Perbedaan antara independensi auditor pria dan auditor wanita.

Hasil pengujian 2 pada penelitian ini tidak mendukung hipotesis yang telah diajukan, dengan demikian temuan ini beranggapan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara auditor pria dan auditor wanita. Hal ini terbukti dari hasil olah data SPSS dimana nilai dari probabilitas 0.992, nilai yang lebih besar dari nilai probabilitas > 0.05 (0.992 > 0.05), dengan asusmsi equal variace

assumed probabilitas signifikan 0.777 lebih besar dari nilai probabilitas > 0.05

(0.777 > 0.05), sehingga dapat dinyatakan bahwa rata-rata independensi auditor antara variasi kelompok pria dan wanita sama dalam hal melakukan audit.

(11)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan berikut ini :

1. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi antara auditor pria dan auditor wanita. Dari hasil perhitungan pada variabel motivasi menunjukkan bahwa F hitung levene tets sebesar 0.103 dengan probabilitas 0.750, karena nilai dari probabilitas dari variabel motivasi > 0.05 (0.750 > 0.05) maka dapat disimpulkan hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini ditolak atau dapat disimpulkan bahwa memiliki variance yang sama (variasi kelompok pria dan wanita diasumsikan sama).

2. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh bahwa tidak terdapat perbedaan independensi antara auditor pria dan auditor wanita. Dari hasil perhitungan pada variabel independensi menunjukkan bahwa F hitung levene tets sebesar 0.000 dengan probabilitas 0.992. karena nilai dari probabilitas dari variabel motivasi > 0.05 (0.992 > 0.05) maka dapat disimpulkan hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini ditolak atau dapat disimpulkan bahwa memiliki variance yang sama (variasi kelompok pria dan wanita diasumsikan sama).

(12)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

DAFTAR PUSTAKA

Adams, Renee and Funk, Patricia. 2010. Beyond The Glass Ceiling: Does Gender

Matter, ECGI Working Paper Series in Finance,

http://ssrn.com/abstract=1475152, diakses 16 Maret 2019. 23.00.

Afri Ade. 2017. Pengaruh Ketaatan Akuntansi, Moralitas dan Motivasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi. Padang: Universitas Negeri Padang.

Agustina. 2016. Pengaruh Independensi, Pengalaman Kerja, dan Fee Audit Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Ahmad, Zainuddin. 2016. Pengertian Auditor.

https://pengertiankomplit.blogspot.com/, Diakses 16 maret 2019. 22.30. Annisa Tahta Putri. 2010. Analisis Perbedaan Kepuasan Kerja, Motivasi, dan

Prospek Karier Auditor Berdasarkan Perspektif Gender. Skripsi. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ardianingsih, Arum. 2018. Audit Laporan Keuangan. Jakarta: PT.Bumi Aksara. BPKP.2019. Profil Perusahaan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

http://www.bpkp.go.id/sulsel.bpkp, Diakses 25/06/19. 22.10.

Caroline Pudjowibowo.2014. Perbedaan Motivasi, Kepuasan Kerja, Keinginan Berpindah Kerja, dan Persepsi Diskriminasi Antara Auditor Pria dan Wanita Pada KAP di Kota Semarang. Jurnal Akuntansi Bisnis, Vol.XII(24): 173.

Desi Wahyu Lestari. 2017. Pengaruh Fee Audit, Independensi, Kompetensi, Etika Auditor dan Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Kualitas Audit. Skripsi. Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta.

Dwiky Priyambodo. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Pengalaman Kerja, dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit dengan Etika Auditor

Sebagai Variabel Moderating. Skripsi. Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Eka, Nicho. 2015. Pengertian Auditor. http://nichonotes.blogspot.com/, diakses 16 maret 2019. 22.45.

Estini, Dwi Hayu. 2013. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

(13)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

Fahmi, Irham. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Fahmi, Irham. 2016. Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Ghozali, I. 2016. Aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 21, Cet. Ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Halim, Abdul. 2015. Auditing (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan). Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Ilyas, Winda Junita. 2011. Analisis Perbedaan Independensi dan Kompetensi Auditor Berdasarkan Perspektif Gender. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Indra Irawan. 2017. Pengaruh Motivasi, Komitmen Organisasi, dan Kecerdasan Spriritual Terhadap Kinerja Karyawan. Skripsi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Joel M Charon.2016. Pengertian Perspektif atau Sudut

Pandang.http://www.defenisimenurutparaahli.com/, Diakses 4/4/19. 11.42.

Mokh Firdaus Alam Hudi. 2017. Pengaruh Kompetensi, Pengalaman, dan Independensi Terhadap Kualitas Audit APIP. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Muh. Alifzuda Burhanudin. 2016. Pengaruh Akuntabilitas dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Neneng Sri Sulastri. 2014. Analisis Perbedaan Motivasi, Ketepatan Waktu, dan Independensi Auditor Berdasarkan Prespektif Gender. Skripsi. Makassar : Universitas Hasanuddin.

Nur Ulpa. 2014. Pengaruh Kompetensi, Independensi, Motivasi,

Professionalisme, dan Objektivitas Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah. Skripsi. Riau : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Rahmawati Hanny Yustrianthe. 2012. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Audit

(14)

ECONOMICS BOSOWA JOURNAL EDISI XXIX JANUARI S/D MARET 2019

Rida MM Siagian, dkk. 2014. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Audit

Judgment. JOM FEKON. 1(2): 14.

Sholawatun Ningsih. 2015. Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Jenis Kelamin Auditor Terhadap Kualitas Audit dengan Kecerdasan Emosional Sebagai Variabel Moderasi. Skripsi. Jember : Universitas Jember.

Trisnaningsih, Sri. 2007. Independensi Auditor dan Komitmen Organisasi sebagai Mediasi Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Auditor. Simposium Nasional Akuntansi X. 7(1): 108-123.

Venny Yusnita Tan. 2013. Analisis Perbedaan Kualitas Audit Berdasarkan Perspektif Gender. Jurnal Gema Aktualita. 2(2): 44.

Wibowo. 2017. Perilaku dalam Organisasi. Depok: Rajawali Pers.

Wienda Permatasari. 2015. Pengaruh Independensi, Motivasi Dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris Pada Kantor Inspektorat Kebupaten/Kota Se-Karesidenan Besuki). Skripsi. Jember : Universitas Jember.

Referensi

Dokumen terkait

diarahkan untuk percepatan pemulihan kesehatan pasca pandemi, diikuti peningkatan akses dan mutu layanan melalui penguatan sistem kesehatan R A P B N 2 0 2 1 Anggaran

Sedangkan komoditas unggulan sektor pertanian yang dapat dikembangkan dalam meningkatkan daya saing ekonomi di Kabupaten Bondowoso adalah komoditas yang berpotensi

Persepsi siswa tentang gaya mengajar guru dan minat belajar siswa secara bersama-sama berpengaruh berarti dan positif terhadap hasil belajar Akuntansi pada program keahlian

ASAL SEKOLAH MENTOR : SD NEGERI KALUKUANG III NAMA PB : SMK N 1 SINJAI LAB 2.. No NOPES NAMA GOLONGAN SEKOLAH KECAMATAN

Adapun kriteria inklusi pada subjek penelitian ini adalah anak usia 6 – 23 bulan yang menjadi sampel Riskesdas 2013, sedangkan kriteria eksklusi pada subjek penelitian ini

Motivasi merupakan rangsangan, dorongan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang atau sekolompok masyarakat yang mau berbuat dan bekerjasama secara optimal

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis dalam penelitian ini menunjukan bahwa secara bersama-sama (simultan) variabel independen (Risk Based Capital,