Page | 92 ojs-unita.com
UJI EFEKTIFITAS PEMBERIAN PESTISIDA NABATI DAN PUPUK KANDANG
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH
Arta Junita Hutahayan
DTY Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Email : hutahayanarta@gmail.com
Abstrak - Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai
ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik namun sangat fluktuatif harga maupun produksinya. Hal ini terjadi karena salah satu masalah utama usahatani bawang merah di luar musim adalah tingginya resiko kegagalan panen karena lingkungan yang kurang menguntungkan, terutama serangan hama dan penyakit. yang diantaranya disebabkan tingginya intensitas serangan hama dan penyakit. Usaha yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit tersebut adalah dengan mengaplikasikan pestisida nabati yang ramah lingkungan karena itu penelitian ini dilakukan untuk menguji efektifitas pemberian pestisida nabati dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah. Dari penelitian diperoleh bahwa pupuk kandang ayam cocok diberikan pada bawang merah karena dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah sedangkan pemberian pestisida nabati tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah.
Kata Kunci : Bawang merah, Pestisida nabati, Pupuk kandang
I. PENDAHULUAN
Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tenggara yaitu di daerah sekitar India, Pakistan, sampai Palestina. Negara-negara di Eropa Barat, Eropa Timur, dan Spanyol mengenal bawang merah sekitar abad kedelapan. Dari Negara-negara Eropa bawang merah menyebar hingga ke daratan Amerika, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Penyebaran ini tampaknya berhubungan dengan pemburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah Timur jauh yang kemudian berlanjut dengan pendudukan Kolonial di wilayah Indonesia (Rahayu dan Berlian, 1999).
Bawang merah merupakan salah satu tanaman komoditas unggulan di beberapa daerah di Indonesia yang kerap digunakan sebagai bumbu masakan dan memiliki kandungan beberapa zat yang bermanfaat bagi kesehatan. Khasiatnya sebagai zat anti kanker dan pengganti antibiotik, penurunan tekanan darah, kolesterol serta penurunan kadar gula darah. Menurut penelitian, bawang merah mengandung kalsium, fosfor, zat besi, karbohidrat, vitamin A dan C (Irawan, 2007).
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik. Selama ini budidaya bawang merah diusahakan secara musiman (seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim kemarau (April-Oktober), sehingga mengakibatkan produksi dan harganya berfluktuasi sepanjang tahun. Untuk mencegah terjadinya fluktuasi produksi dan fluktuasi harga yang sering merugikan petani, maka
perlu diupayakan budidaya yang dapat berlangsung sepanjang tahun antara lain melalui budidaya di luar musim (off season). Dengan melakukan budidaya di luar musim dan membatasi produksi pada saat bertanam normal sesuai dengan permintaan pasar, diharapkan produksi dan harga bawang merah dipasar akan lebih stabil (Rukmana, 1995).
Tanah merupakan faktor lingkungan yang penting, sebab mempunyai hubungan timbal balik yang erat dengan tanaman yang tumbuh diatasnya dan mikroba tanah yang ada di dalamnya. Tanah umumnya mengandung berbagai unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Meskipun demikian kandungan hara pada lahan pertanian semakin lama semakin berkurang karena terserap oleh tanaman untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya (Sugito et al. 1995). Pengambilan hara oleh tanaman dari dalam tanah secara terus-menerus mengakibatkan tanah miskin akan hara, yang mengakibatkan terjadinya degradasi kesuburan tanah, sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman akan terganggu (Syekhfani, 2003). Untuk mengatasi keadaan tersebut perlu dilakukan penambahan hara dari luar melalui pemupukan. Jenis pupuk yang dapat diberikan untuk menambah unsur hara ada dua macam, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Menurut Indriani (1999), penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus dan berlebihan, tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk organik menyebabkan tanah menjadi tandus dan produktivitasnya menurun. Oleh karena itu, perlu diimbangi pemberian pupuk organik agar dapat meningkatkan kandungan hara, baik yang tergolong unsur makro maupun mikro. Pupuk
Page | 93 ojs-unita.com
kandang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah melalui perannya sebagai sumber makanan mikroba di dalam tanah (Sugito et al. 1995).
Tanaman mimba (Azedirachta indica) telah lama dikenal dan mulai banyak digunakan sebagai pestisida nabati menggantikan pestisida kimia. Tanaman ini dapat digunakan sebagai insektisida, bakterisida, fungisida, acarisida dan namatisida. Senyawa aktif yang di kandung terutama terdapat pada bijinya yaitu azadirachtin meliantriol, salannin, dan nimbin. Pengendalian penyakit pada tanaman bawang merah dapat menggunakan pestisida nabati yang akrab dengan lingkungan, disebut demikian karena bahan nabati ini dapat dibuat oleh petani karena bahan baku tersedia disekitar lokasi, dan harga pembuatan terjangkau.
II. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sisingamangaraja XII Tapanuli Utara Silangit yang terletak pada ketinggian 1200-1400 dpl, yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2015.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bawang merah, Pestisida nabati (daun nimba), Pupuk kandang (kotoran ayam) sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, kored, timbangan, gembor, handsprayar, meteran, alat tulis, buku, kalkulator, blender, saringan, kain kasa, jerigen, pisau
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 taraf perlakuan yakni:
Faktor I : Pemberian pupuk kandang ayam (A) dengan 4 taraf perlakuan
A0 = Tanpa pemberian pupuk kandang
(kontrol)
A1 = 0,4 Kg pupuk kandang ayam/plot
A2 = 0,8 Kg pupuk kandang ayam /plot
A3 = 1,2 Kg pupuk kandang ayam/plot
Faktor II :Pemberian pestisida nabati (N) N0 : Tanpa pemberian pestisida nabati (kontrol)
N1 : 100 gr daun nimba dalam 1 liter air/plot
N2 : 200 gr daun nimba dalam 1 liter air/plot
N3 : 300 gr daun nimba dalam 1 liter air/plot
Dengan demikian diperoleh 16 kombinasi perlakuan dengan ukuran petak 80 cm x 100 cm, jarak tanam 20 cm x 20 cm, jumlah tanaman per petak 20 tanaman, jumlah tanaman sampel 5 tanaman, jumlah blok 3 dan jumlah tanaman seluruhnya sebanyak 960 tanaman.
Pelaksanaan Penelitian
Bibit bawang ditanam dengan jarak tanam 20 x 20 cm, yaitu jarak dalam baris 20 cm dan jarak antar baris 20 cm dengan jumlah populasi tanaman satu plot 20 tanaman. Benih ditanam dengan menggunakan tugal kecil kemudian benih ditanam 2 perlobang. Pemupukan dilakukan dengan cara memberikan pupuk kandang ayam pada larikan diantara baris tanaman kira-kira 5 cm, kemudian alur pupuk tersebut ditutup dengan tanah dan dilakukan 5 hari sebelum tanam sebanyak dosis perlakuan.
Prosedur Pembuatan Ekstrak Daun Mimba Daun mimba diambil dari lapangan kemudian dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan air bersih, dimasukkan kedalam belender dengan menggunakan air 40 cc. Hasil ekstrak daun mimba disaring dengan menggunakan corong yang yang dilapisi dengan kain kasa. Aplikasi pertama dilakukan sesuai dengan perlakuan setelah umur tanaman 1 minggu dan dilakukan sebanyak 8 kali selama penelitian dan diaplikasikan satu kali seminggu pada pagi hari.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman tua, dengan kriteria daun menguning dan kering sekitar 70-80 % dan umur tanaman 66-70 hari setelah tanam dan pangkal batang mengeras, sebagian umbi telah tersembul diatas permukaan tanah.
Peubah Pengamatan Jumlah Daun (helai)
Daun yang dihitung adalah daun ¾ bagianya masih segar termasuk pucuk yang sudah membuka. Pengamatan jumlah daun dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu dan dilakukan sekali seminggu sebanyak 8 (delapan) kali yaitu pada umur 1 minggu sampai umur 8 minggu.
Jumlah Umbi Per Sampel (umbi)
Jumlah umbi dihitung persampel setelah tanaman dipanen dan sesudah tanaman dibersihkan dari tanah-tanah yang melekat pada akar.
Page | 94 ojs-unita.com
Produksi umbi dihitung perpetak setelah tanaman dipanen dan sesudah tanaman dibersihkan dari tanah-tanah yang melekat pada akar.
Bobot Umbi Kering Per Sampel (gram)
Produksi umbi ditimbang dengan timbangan analitik, setelah umbi dikeringkan/dijemur selama sepuluh hari tetapi sesuai dengan keadaan iklim. Bobot Umbi Per Petak (gram)
Produksi umbi per petak ditimbang dengan timbangan analitik, setelah umbi dikeringkan/dijemur selama sepuluh hari sesuai dengan keadaan iklim.
Intensitas Serangan Hama dan Penyakit
Pengamatan terhadap intensitas serangan penyakit dilakukan setelah tanaman berumur satu minggu dan diamati sekali satu minggu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
IS =
NxZ nxV x 100% Keterangan: IS = Intensitas serangan (%)n = Jumlah rumpun yang memiliki nilai kerusakan (skor) yang sama
V = Nilai atau skor kerusakan yang ditetapkan berdasarkan luas daun yang terserang yaitu :
0 = Tanaman sehat
1 = Luas kerusakan daun > 0-10% 2 = Luas kerusakan daun > 10-20% 3 = Luas kerusakan daun > 20-40% 4 = Luas kerusakan daun > 40-60% 5 = luas kerusakan daun > 60-100% Z = Nilai kerusakan tertinggi (v = 5) N = Jumlah rumpun yang diamati (Moekasan dkk, 2000)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Rata-rata Jumlah Daun pada Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah pada 8 MST
Perlakuan Ulangan Rataan N0 N1 N2 N3 A0 20.00 19.87 20.40 21.60 20.47A A1 20.80 20.27 21.47 22.40 21.23B A2 19.93 22.67 23.40 21.80 21.95C A3 22.27 22.00 26.00 26.67 24.23C Rataan 20.75a 21.20b 22.82c 23.12c 21.97 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 % (huruf kecil) dan taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji jarak Duncan.
Hubungan antara rataan jumlah daun dengan pengaruh penggunaan pupuk kandang dan pemberian pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dapat dilihat Gambar 1.
Gambar 1 : Respon Jumlah Daun dengan Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah
Rata-rata Jumlah Umbi Persampel pada Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Rataan N0 N1 N2 N3 A0 6.87 8.93 8.60 9.40 8.45A A1 8.00 12.47 9.20 11.87 10.38B A2 11.67 13.33 11.60 11.53 12.03C A3 12.20 12.67 12.80 12.47 12.53C Rataan 9.68a 11.85b 10.55c 11.32c 10.85 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang
24,23 21,95 21,23 20,47 18 19 20 21 22 23 24 25 A0 A1 A2 A3
Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati
J um la h D a un 0
Page | 95 ojs-unita.com
sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 % (huruf kecil) dan taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji jarak Duncan.
Hubungan Antara Rataan Jumlah umbi persampel dengan pengaruh penggunaan pupuk kandang dan pemberian pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 : Respon Jumlah Umbi Persampel dengan Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang
dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah
Rata-rata Jumlah Umbi Kering Persampel pada Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah.
Perlakua n Ulangan Rataan N0 N1 N2 N3 A0 56.67 72.33 61.33 78.67 67.25A A1 95.33 115.33 110.00 112.00 108.17 B A2 90.67 141.33 123.33 106.67 115.50 C A3 133.3 3 148.00 136.67 151.33 142.33 C Rataan 94.00 a 119.25 b 107.83 c 112.17 c 108.31 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 % (huruf kecil) dan taraf 1% (huruf besar) berdasarkan Uji jarak Duncan
Hubungan Antara Rataan Jumlah umbi kering persampel dengan pengaruh penggunaan pupuk
kandang dan pemberian pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dapat dilihat gambar 3.
Gambar 3 : Respon Jumlah Umbi Kering Persampel dengan Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Bawang Merah
Rata-rata Jumlah Umbi Kering Perpetak pada Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah.
Perlaku an Ulangan Rataan N0 N1 N2 N3 A0 583.33 785.00 863.33 916.67 787.08 A A1 1060.0 0 1286.6 7 1316.6 7 1346.6 7 1252.5 0B A2 1060.0 0 1410.0 0 1536.6 7 1333.3 3 1335.0 0C A3 1516.6 7 1443.3 3 1520.0 0 1506.6 7 1496.6 7C Rataan 1055.0 0a 1231.2 5b 1309.1 7c 1275.8 3c 1217.8 1 Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 % (huruf kecil) dan taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji jarak Duncan
Hubungan Antara Rataan Jumlah umbi kering per petak dengan pengaruh penggunaan pupuk kandang dan pemberian pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dapat dilihat Gambar 4.
8,45 10,38 12,03 12,53 6 7 8 9 10 11 12 13 1 2 3 4
Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati
J um la h U m bi P e r s a m pe l 0 142,33 115,50 108,17 67,25 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 A0 A1 A2 A3
Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati
J um la h U m bi K e ri ng P e rs a m pe l 0
Page | 96 ojs-unita.com 0,08 0,08 0,04 0,08 0 0,05 0,1 0,15 0,2 A0 A1 A2 A3
Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati
Int e ns it a s S e ra ng a n H a m a
Gambar 4 : Respon Jumlah Umbi Kering Perpetak dengan Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang
dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah
Rata-rata Intensitas Serangan Hama pada Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Rataan N0 N1 N2 N3 A0 0.33 0.00 0.00 0.00 0.08 A1 0.17 0.17 0.00 0.00 0.08 A2 0.00 0.00 0.00 0.17 0.04 A3 0.33 0.00 0.00 0.00 0.08 Rataan 0.21 0.04 0.00 0.04 0.07
Hubungan Antara Rataan Intensitas serangan hama dengan pengaruh penggunaan pupuk kandang dan pemberian pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dapat dilihat gambar 5.
Gambar 5: Respon Intensitas Serangan Hama dengan Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang
dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah
Rata-rata Intensitas Serangan Penyakit pada Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah
Perlakuan Ulangan Rataan N0 N1 N2 N3 A0 1.00 0.67 0.83 0.58 0.77 A1 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 A2 0.33 0.00 0.00 0.33 0.17 A3 0.00 0.00 0.17 0.00 0.04 Rataan 0.46 0.29 0.38 0.35 0.37
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada taraf uji 5 % (huruf kecil) dan taraf 1 % (huruf besar) berdasarkan Uji jarak Duncan
Hubungan Antara Rataan Intensitas serangan penyakit dengan pengaruh penggunaan pupuk kandang dan pemberian pestisida nabati terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah dapat dilihat gambar 6.
Gambar 6 : Respon Intensitas Serangan Penyakit dengan Pengaruh Penggunaan Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah
IV. KESIMPULAN
Pupuk kandang ayam cocok diberikan pada bawang merah karena dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi bawang merah. Pestisida nabati tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah.
787,08 1252,50 1335,00 1496,67 500 700 900 1100 1300 1500 1700 A0 A1 A2 A3
Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati
J um la h U m bi K e r ing P e r pe ta k 0 0,77 0,50 0,17 0,04 0,00 0,20 0,40 0,60 0,80 1,00 A0 A1 A2 A3
Pupuk Kandang dan Pemberian Pestisida Nabati
Int e ns it a s S e ra ng a n P e ny a k it 0
Page | 97 ojs-unita.com
DAFTAR PUSTAKA
[1] Indriani. 1999. Pengelolaan Kesuburan
Tanah. Penerbit Bina Aksara. Jakarta.
[2] Irawan. 2007. Bawang Merah dan Pestisida.
http://www.waspada.co.id/serba-serbi/kesehatan/artikel. Diakses 20 Juni 2013.
[3] Moekasan.T.K., Prabaningrum, L., dan Meitha, L.R. 2000. Penerapan PHT pada
System Tanaman Tumpang Gilir, Bawang
Merah dan Cabai. Balai Penelitian
Tanaman Sayuran Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hortikultura Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Jakarta
[4] Rahayu, E, dan Berlian, N. V. A. 1999.
Bawang Merah. Penebar Swadaya. Jakarta.
[5] Rukmana, R. 1995. Bawang Merah
Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen.
Kanisius. Jakarta.
[6] Sarief, S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan
Tanah Pertanian. CV. Pustaka Buana.
Bandung.
[7] Sugito Y, Nuraini Y, Nihayati E, 1995.
Sistem Pertanian Organik. Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya. Malang. [8] Syekhfani. 2003. Pengenalan dan
Pengendalian Hama-hama Penting pada Tanaman Cabai Merah, Balai Penelitian Tanaman Sayuran, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bandung.