• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK. Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK. Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Skripsi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

iii ABSTRAK

Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana Skripsi

A. Nama : I Wayan Rolly Yohan Kayansa

B. Judul : Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Taman Budaya dalam Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali

C. Jumlah Halaman : (xvi + 87 halaman) D. Ringkasan :

Taman Budaya dulunya dikelola oleh Yayasan Werdhi Budaya, lalu saat ini dikelola oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya. Di tengah Taman Budaya terdapat beberapa bangunan yang dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata, dan mendukung dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali. UPT Taman Budaya terlibat dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali. Pesta Kesenian Bali yang sudah bertahun-tahun terselenggara tentunya menerapkan pengelolaan yang tepat sehingga masih bisa terselenggara. Asumsi inilah yang melatarbelakangi dipilihnya topik penelitian “Pengelolaan UPT Taman Budaya Dalam Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali” untuk diteliti yang bertujuan untuk mengetahui potensi yang dimiliki UPT Taman Budaya sebagai daya tarik wisata dan bagaimana pengelolaan UPT Taman Budaya dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali sehingga kedepan penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali akan semakin baik.

Jenis data dan sumber data yang digunakan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif, data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan, dokumentasi, instrumen penelitian berupa pedoman wawancara. Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif yaitu memaparkan dengan jelas hasil temuan berdasarkan permasalahan yang diteliti dengan sumber data yang akurat.

Potensi fisik Taman Budaya dibagi menjadi lima zona, yaitu kawasan suci, gedung, panggung terbuka atau kalangan, studio, dan beberapa fasilitas pendukung lainnya. Potensi non fisik terdiri dari pelatihan seni tari, pelatihan seni lukis, pelatihan seni tabuh, pelatihan seni sastra. Pengelolaan dilakukan dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan. Yang secara lebih spesifik dimulai dari mengadakan rapat, menentukan anggaran, dan memecahkan tantangan yang dilakukan oleh Kepala UPT, koordinator, dan anggotanya.

(2)

iii Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Taman Budaya dalam Penyelenggaraan Pesta Kesenian

BaliABSTRACT

Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana Skripsi

A. Name : I Wayan Rolly Yohan Kayansa

B. Title : Technical Implementation Unit Management Implementation of the Cultural Park in Bali Arts Festival

C. Number of Pages : (xvi + 87 pages)

D. Summary :

Cultural Park was formerly managed by Werdhi Cultural Foundation, and is currently managed by Provincial Cultural Office Bali through the Technical Implementation Unit (UPT)Taman Budaya. Cultural Park in the midle there are some buildings that can be used as a tourist attraction, and support in the implementation of the Bali Arts Festival. UPT Taman Budaya involved in organizing the Bali Arts Festival. Bali Arts Festival which has been held for many years as well as implement appropriate management so that they could be implemented. The assumption is what lies behind his chosen research topic "Management Unit Cultural Park in the Implementation of the Bali Arts Festival” for research that aims to determine the potential of the UPT Cultural Park as a tourist attraction and how management UPT Cultural Park in the implementation of the Bali Arts Festival so that the future implementation of Arts Festival Bali will be even better.

The type of data and data sources used are quantitative and qualitative data, primary data and secondary data. The data collection is done by observation, interview, literature study, documentation, research instruments in the form of guidelines for the interview. Analysis of the data used is descriptive qualitative data analysis that clearly describes the findings based on the problems studied with accurate data source.

Physical potential Cultural Park is divided into five zones, namely the sacred area, building, or the open stage, studio, and several other supporting facilities. Potential non-physical consists of dance training, training art, art of percussion training, literary arts training. Management carried out strarting from the planning, organizing, mobilization, supervision. Which more specifically starting from meetings, determines the budget, and solve the challenges made by the Head of Unit, coordinator, and members.

(3)

iii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN JUDUL PRASYARAT... ii

ABSTRAK... iii

ABSTRACT... iv

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... v

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI... vi

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL... xii

DAFTAR FOTO... xiii

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR LAMPIRAN... xv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... ... 10 1.3 Tujuan Penelitian ... ... 10 1.4 Manfaat Penelitian ... ... 11 1.4.1 Manfaat Akademis ... ... 11 1.4.2 Manfaat Praktis ... ... 11 1.5 Sistematika Penulisan ... ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya ... ... 13

2.2 Landasan Konsep dan Teori ... ... 15

2.2.1 Tinjauan tentang Potensi Wisata ... ... 15

2.2.2 Tinjauan tentang Pengelolaan ... ... 18

2.2.3 Tinjauan tentang Daya Tarik Wisata... 20

2.2.4 Tinjauan tentang Pariwisata Budaya ... ... 21

2.2.5 Tinjauan tentang Unit Pelaksana Teknis (UPT) ... ... 22

2.2.6 Tinjauan tentang Pesta Kesenian Bali... 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... ... 24

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... ... 25

3.2.1 Potensi ... ... 25

(4)

iii

3.3 Jenis dan Sumber Data ... ... 27

3.3.1 Jenis Data ... ... 27

3.3.2 Sumber Data ... ... 28

3.4 Teknik pengumpulan Data ... ... 29

3.4.1 Observasi... 29

3.4.2 Wawancara Mendalam... 29

3.4.2 Studi Kepustakaan... 29

3.4.2 Dokumentasi... 30

3.5 Teknik Penenentuan Informan... ... 30

3.6 Teknik Analisis Data ... ... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... ... 33

4.1.1 Gambaran Umum Taman Budaya... 34

4.1.2 Sejarah Pesta Kesenian Bali... 36

4.1.3 Tugas pokok dan fungsi UPT Taman Budaya dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali ... ... 37

4.2 Potensi UPT Taman Budaya Sebagai Daya Tarik Wisata .... ... 45

4.2.1 Potensi Fisik... 45

4.2.2 Potensi Non Fisik... 61

4.2.3 Potensi Fisik dan Potensi Non Fisik UPT Taman Budaya dalam Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali... 64

4.3 Pengelolaan UPT Taman Budaya dalam Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali ... ... 66

4.3.1 Perencanaan... 72

4.3.2 Pengorganisasian... 74

4.3.2 Penggerakan... 80

4.3.2 Pengawasan... 82

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... ... 84

5.2 Saran ... ... 86 DAFTAR PUSTAKA

(5)

iii BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelolaan daya tarik wisata harus mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang menekankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosial yang memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi kesejahteraan komunitas lokal. Tujuan dari pengelolaan atau manajemen pariwisata adalah untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan pendapatan ekonomi dengan pelayanan kepada wisatawan serta perlindungan terhadap lingkungan dan pelestarian keberagaman budaya. Oleh karena itu diperlukan keterlibatan semua pemangku kepentingan di bidang pariwisata untuk mengintegrasikan kerangka pengelolaan pariwisata. Pemangku kepentingan yang dimaksud adalah staff dari industri pariwisata, konsumen, investor dan developer, pemerhati dan penggiat lingkungan, pemerhati dan penggiat warisan dan pelestari budaya, masyarakat tuan rumah, pemerintah, serta pelaku ekonomi lokal dan nasional. Pemangku kepentingan tersebut memiliki harapan dan nilai yang berbeda yang perlu dikelola sedemikian rupa agar diadopsi dan terwakili dalam perencanaan, pengembangan dan operasionalisasinya (Richardon dan Fluker, 2004).

Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam mengembangkan kepariwisataan yang di daerah yang dikuasi olehnya. Oleh karena itu pemerintah harus berkoordinasi dengan masyarakat lokal, pelaku pariwisata, dan swasta. Adanya koordinasi tersebut dapat terciptanya perencanaan yang dipastikan sebelumnya sudah sesuai dengan

(6)

iii apa yang dilakukan sekarang ini. Berkembangnya suatu daerah tujuan wisata tidak luput dari pembangunan infrastruktur dan berbagai fasilitas akomodasi serta pengembangan dan pembangunan berbagai potensi daya tarik wisata dan pengelolaan yang tepat agar berhasil mendatangkan wisatawan untuk datang dan menikmati kembali daerah tujuan wisatanya. Potensi itu dikemas menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan, sehingga daerah tujuan wisata tersebut dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata. Adanya potensi dan pengelolaan yang tepat maka Pemerintah Daerah turut menentukan keberhasilan pembangunan nasional terutama pembangunan di bidang ekonomi.

Di Negara Indonesia terdapat banyak destinasi pariwisata yang menjadikannya terkenal di mancanegara dengan keindahan alam dan seni budayanya. Salah satu destinasi wisata yang paling populer di Negara Indonesia adalah Pulau Bali. Pulau Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang berkembang pesat di antara pulau-pulau lainnya yang ada di Negara Indonesia. Bali yang terkenal akan keindahan alam dan seni budayanya mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke pulau yang kecil ini. Keindahan alam dan seni budayanya dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan Bali sebagai daerah tujuan wisata.

Pembangunan pariwisata yang diawali dengan pendirian Hotel Bali Beach (kini The Grand Bali Beach) dan perluasan Bandara Ngurah Rai menjadikan Bali sebagai destinasi wisata utama dunia. Kemajuan teknologi informasi yang disertai dengan narasi agung globalisasi menghanyutkan dan membuai Bali ke arah pragmatisme, konsumerisme, komodifikasi, reproduksi, simulakrum, pastische, dan lain sebagainya dibandingkan dengan Provinsi lainnya di Indonesia. Berbagai perubahan fisik baik alam maupun arsitekturalnya

(7)

iii diikuti pula oleh perubahan sosial budaya maupun sosial ekonomi masyarakatnya. Perubahan kehidupan dan penghidupan masyarakatnya dari agraris “budaya air” menuju pariwisata “budaya jasa” secara tidak sadar mengubah sikap dan prilakunya. Demikian pula arsitektur sebagai wadah aktivitas perilaku yang berubah ikut pula berubah. Perubahan terjadi pada pusat-pusat kota ataupun desa yang bersinggungan dengan pariwisata. Tidak jarang terdengar bahwa desa-desa yang perkembangan pariwisatanya demikian maju seperti Sanur, Ubud, Lovina dan lainnya dikenal sebagai desa internasional (Penelusuran Sejarah Kota Denpasar, 2011).

Sejak awal perkembangan kepariwisataan di daerah Bali, keunikan budaya dan keindahan alam Bali sudah merupakan potensi yang amat penting sebagai daya tarik wisata. Sebuah perusahaan pelayaran Pemerintah Kolonial Belanda yaitu KPM (Koninklijk Paketvaart Maatschapij) telah mempromosikan keunikan budaya dan keindahan alam Bali kepada wisatawan mancanegara pada tahun 1920-an (Pitana, 2000). Daya tarik wisata di Bali bukan hanya menyajikan keindahan pemandangan alam yang eksotik, namun juga merupakan pusat kebudayaan tradisional Indonesia. Budaya dan keindahan alam telah menjadi image kepariwisataan di Bali.

Salah satu indikator untuk mengetahui perkembangan kepariwisataan di Bali dapat di lihat dari jumlah kunjungan wisatawan periode tahun (2011-2015) pada tabel 1.1 berikut :

(8)

iii Tabel 1.1

Kunjungan Wisatawan ke Bali Periode Tahun 2011-2015

No. Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan

1. 2011 2.576.142 2. 2012 2.826.709 3. 2013 3.278.598 4. 2014 3.766.638 5. 2015 4.001.835 Jumlah 16.449.922

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2015.

Berdasarkan tabel 1.1 dapat di lihat bahwa kunjungan wisatawan yang datang ke Bali setiap tahunnya mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan tersebut disebabkan oleh fasilitas, sarana dan prasarana, pengelolaan dan potensi yang ada di Bali sudah memenuhi kebutuhan pokok para wisatawan. Pemerintah dan pihak pengelola juga berupaya memberikan yang terbaik bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali.

Bali yang terdiri dari delapan kabupaten dan satu kota masing-masing memiliki daya tarik wisata yang populer di kalangan wisatawan. Kabupaten Badung memiliki daya tarik wisata seperti Pantai Kuta, Kabupaten Gianyar yang terkenal dengan Daya Tarik Wisata Ubud, Kabupaten Bangli yang terkenal dengan Daya Tarik Wisata Desa Penglipuran, Kabupaten Klungkung yang terkenal dengan Daya Tarik Wisata Monumen Puputan Klungkung, Kabupaten Karangasem yang terkenal dengan Daya Tarik Wisata Candi Dasa, Kabupaten Tabanan yang terkenal dengan Daya Tarik Wisata Jatiluwih, Kabupaten Jembrana yang terkenal dengan Daya Tarik Wisata Taman Nasional Bali Barat, Kabupaten Buleleng yang terkenal dengan Daya Tarik Wisata Pantai Lovina, dan daya tarik

(9)

iii wisata yang ada di Kota Denpasar, sesuai dengan Keputusan Walikotamadya Tingkat II Denpasar No. 577 Tahun 1997 Tentang Penetapan Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota Denpasar (Dinas Pariwisata Provinsi Bali, 2014).

Kota Denpasar sebagai Ibu Kota Provinsi Bali merupakan pusat berbagai aktivitas ekonomi, pendidikan dan pariwisata. Sebagai destinasi pariwisata Kota Denpasar memiliki keunggulan komporatif karena letaknya yang strategis di sentral pulau Bali serta memiliki obyek dan daya tarik wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah lainnya yang ada di Bali. Demikian juga halnya dengan berbagai fasilitas penunjang kepariwisataan seperti akomodasi, restoran, biro perjalanan wisata, pusat perbelanjaan, serta adanya fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau klinik yang bertaraf internasional yang selalu siap melayani kebutuhan wisatawan. Karenanya tidak salah jika ada anggapan bahwa Kota Denpasar adalah barometer kepariwisataan Bali karena Kota Denpasar adalah pemberi kesan pertama tentang Bali. Sebagai sebuah destinasi wisata Kota Denpasar memerlukan konsep dan manajemen (destination management) yang dapat mengatur sebuah aset dan potensi Kota serupa sumber daya insani, komoditas, alam, dan lingkungan sejarah atau pusaka, seni dan budaya yang dibangun dikembangkan untuk menghadirkan nilai ekonomi yang berkelanjutan.

Berikut adalah daya tarik wisata yang ada di Kota Denpasar sesuai dengan Keputusan Walikotamadya Tingkat II Denpasar No. 557 Tahun 1979 Tentang Penetapan Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota Denpasar, meliputi Pantai Sanur (alam) , Pulau Serangan (alam), Taman Budaya (budaya) , Museum Bali (budaya), Museum Le Mayuer (budaya), Lingkungan Prasasti Blanjong (budaya), Lingkungan Pura Maospahit (budaya), Pasar Badung atau Pasar Kumbasari (budaya), dan Pasar Kreneng (budaya). Keputusan

(10)

iii tersebut mencerminkan keanekaragaman potensi yang dimiliki, baik potensi alam maupun potensi budaya. Potensi tersebut dikelola dengan tepat sehingga dapat berkembang dan merupakan aset utama bagi pemasukan devisa dalam meningkatkan perekonomian daerah.

Dari sembilan daya tarik wisata yang ada di Kota Denpasar berdasarkan Keputusan Walikotamadya Tingkat II Denpasar No. 577 Tahun 1979 Tentang Penetapan Obyek dan Daya Tarik Wisata Kota Denpasar, terdapat satu daya tarik wisata yang memiliki konsep untuk melestarikan budaya Bali yang telah dikenal oleh wisatawan dengan Taman Budaya atau yang sering disebut dengan Art Centre. Daya Tarik Wisata Taman Budaya merupakan sebuah komplek bangunan dengan gaya arsitektur seni budaya tradisional Bali dengan luas kurang lebih 14 hektar, yang terletak di Jalan Nusaindah Desa Sumerta Kelod Denpasar Timur. Taman Budaya ini bertujuan untuk melestarikan dan mengenalkan budaya Bali ke seluruh dunia agar lebih dikenal ke mancanegara, yang didirikan oleh Almarhum Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.

Meskipun Daya Tarik Wisata Taman Budaya berada di kota Denpasar, tetapi Taman Budaya merupakan wilayah kerja dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. Sesuai dengan tupoksinya Dinas Kebudayaan Provinsi Bali memiliki kuasa penuh dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di lingkungan Dinas kebudayaan Provinsi Bali. Pada era otonomi daerah Taman Budaya mengalami perubahan status kewenangan dari Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah. Dasar hukum perubahan tersebut adalah Surat Keputusan Gubernur Bali Nomor 34 Tahun 2002, tentang uraian tugas-tugas Unit Pelaksana Teknis Dinas Taman Budaya (UPTD). Adanya Peraturan Gubernur Bali Nomor. 44 Tahun 2008 tentang Rincian dan Tugas Pokok Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Unit Pelaksana Teknis

(11)

iii Dinas (UPTD) Taman Budaya Provinsi Bali mengalami perubahan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Taman Budaya Provinsi Bali.

Pihak UPT Taman Budaya sebagai wadah pelestarian budaya ternyata dapat dikatakan cukup sukses dalam menarik minat wisatawan berkunjung ke Taman Budaya. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan periode tahun (2011-2015) pada tabel 1.2 berikut :

Tabel 1.2

Kunjungan Wisatawan ke UPT Taman Budaya Periode Tahun 2011-2015

No. Tahun Jumlah Kunjungan Wisatawan

1. 2011 7.678 2. 2012 7.236 3. 2013 8.505 4. 2014 14.312 5. 2015 15.732 Jumlah 53.463

`Sumber : UPT Taman Budaya, 2016.

Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke UPT Taman Budaya setiap tahunnya mengalami peningkatan. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan tersebut pemerintah daerah sudah cukup sukses untuk mengembangkan dan mempromosikan UPT Taman Budaya agar wisatawan mau berkunjung. Wisatawan yang ke UPT Taman Budaya menghargai kebudayaan di Bali dengan cara berkunjung dan menyaksikan kegiatan atraksi wisata maupun melihat keadaan bangunan arsitektur gaya tradisional Bali.

(12)

iii Jumlah kunjungan wisatawan yang terus meningkat dari tahun ke tahun tidak terlepas dari adanya beragam potensi wisata dan pengelolaan tepat yang di terapkan oleh pihak UPT Taman Budaya. Potensi fisik dan potensi non fisik yang di miliki tampaknya terkelola dengan baik sehingga kedatangan wisatawan terus meningkat dari tahun ke tahun. Fakta ini mendorong peneliti untuk melihat dan memahami pengelolaan UPT Taman Budaya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Potensi fisik tersebut adalah Pura Taman Beji, Bale Selonding, Perpustakaan Widya Kusuma, Bale Gili, Bale Pepawosan Amertha Saraswati, Gedung Mahudara Mandara Giri Buvana, Gedung Krya Sembrani Occihcrawa, Gedung Ksirarnawa, Kalangan Krya Mandala, Kalangan Ayodya, Kalangan Angsoka, Kalangan Madya Mandala, Kalangan Ratna Kandha, Studio Lukis, dan Studio Patung. Potensi non fisik tersebut adalah Pelatihan Seni Tari, Pelatihan Seni Lukis, Pelatihan Seni Tabuh, dan Pelatihan Seni Sastra.

Salah satu event yang setiap tahunnya terselenggara di Taman Budaya adalah Pesta Kesenian Bali. Pemerintah Provinsi Bali atas gagasan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra pada tahun 1979 memprakarsai sebuah wadah yang hingga kini disebut dengan Pesta Kesenian Bali, untuk menampung hasil karya cipta, seni, dan aspirasi kesenian, baik kesenian hasil rekonstruksi maupun hasil inovasi, atraksi kesenian, serta aspirasi seni dan budaya masyarakat Bali khususnya. Pesta Kesenian Bali merupakan event kegiatan budaya Bali yang memberikan ruang dalam rangka penggalian, pelestarian, dan pengembangan seni budaya Bali. Pesta Kesenian Bali adalah proses pembinaan yang berkelanjutan serta membangun potensi budaya lokal yang beralkulturasi dengan budaya nusantara dan mancanegara untuk mewujudkan keagungan peradaban dunia. Oleh karena itu pelaksanaan Pesta Kesenian Bali dihadapkan pada beragam peluang dan tantangan baik dalam tataran

(13)

iii lokal, nasional, maupun global. Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali merupakan upaya pemerintah dengan dukungan masyarakat untuk mensukseskan Bali sebagai pulau pariwisata yang paling menarik di Indonesia.

UPT Taman Budaya di bawah Dinas Kebudayaan Provinsi Bali merupakan tempat atau wadah terselenggaranya Pesta Kesenian Bali. Dalam terselenggaranya Pesta Kesenian Bali melibatkan berbagai instansi yang terkait dalam bidangnya masing-masing. Salah satu instansi yang terkait dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali adalah UPT Taman Budaya, UPT Taman Budaya mempunyai tugas yang harus dilaksanakan dalam terselenggaranya kegiatan tersebut. Tugas tersebut diberikan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali kepada Kepala UPT Taman Budaya untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan Pesta Kesenian Bali.

UPT Taman Budaya sebagai wadah pelestarian budaya Bali memiliki potensi yang dijadikan daya tarik wisata terhadap wisatawan. Potensi tersebut sangat berpengaruh terhadap wisatawan yang datang dan menikmati kembali perjalanan wisatanya. Pesta Kesenian Bali yang setiap tahunnya rutin terselenggara di Taman budaya memiliki pengelolaan yang tepat sehingga Pesta Kesenian Bali berjalan dengan lancar sesuai dengan program yang telah direncanakan. Penelitian ini tertuju pada potensi yang dimiliki UPT Taman Budaya sehingga wisatawan berkunjung ke UPT Taman Budaya.

Pesta Kesenian Bali yang sudah terselenggara selama 38 tahun memiliki pengelolaan yang tepat sehingga kegiatan Pesta Kesenian Bali dapat terus terselenggara setiap tahunnya di Taman Budaya. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) nya UPT Taman Budaya mendapatkan tugas tertentu yang diberikan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali untuk ikut berpartisipasi dalam terselenggaranya kegiatan Pesta Kesenian

(14)

iii Bali. Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali dari tahun ketahun telah memberikan nuansa tersendiri bagi keajegan seni budaya Bali dengan menampilkan tema yang selalu berbeda beda.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dianggap penting dalam penelitian ini adalah :

1. Apa potensi yang dimiliki UPT Taman Budaya sebagai daya tarik wisata?

2. Bagaimana pengelolaan UPT Taman Budaya dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui potensi yang dimiliki UPT Taman Budaya sebagai daya tarik wisata.

2. Untuk mengetahui pengelolaan UPT Taman Budaya dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis

(15)

iii Sangat penting bagi mahasiswa untuk mengaplikasikan konsep terutama konsep potensi dan pengelolaan guna membahas rumusan masalah dan menerapkan mata kuliah Sosiologi Pariwisata. Menambah wawasan berfikir dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah kepariwisataan khususnya permasalahan tentang potensi dan pengelolaan UPT Taman Budaya dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan, masukan dan menjadi acuan pihak UPT Taman Budaya untuk semakin meningkatkan pengelolaan, terutama dalam penyelenggaraan Pesta Kesenia Bali. Sehingga kedepan penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali akan semakin baik dari segi kuantitas maupun kualitas dan mampu menghapus kesan monoton yang selama ini sering menjadi sorotan publik.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penelitian dengan judul “ Pengelolaan UPT Taman Budaya Dalam Penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali“ ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN KONSEP DAN TEORI

Pada bab II ini diuraikan mengenai hasil telaah dari penelitian sebelumnya baik dari kesamaan lokasi maupun fokus penelitian, deskripsi dari konsep dan teori yang digunakan

(16)

iii dalam penelitian ini adalah, konsep potensi, pengelolaan, daya tarik wisata, unit pelaksana teknis (UPT), pariwisata budaya, dan Pesta Kesenian Bali.

BAB III : METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan, dokumentasi. Teknik penentuan informan serta teknik analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV membahas mengenai gambaran umum lokasi penelitian, gambaran umum Taman Budaya, sejarah Pesta Kesenian Bali, tupoksi UPT Taman Budaya dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali, potensi UPT Taman Budaya sebagai daya tarik wisata, potensi fisik, potensi non fisik, potensi fisik dan potensi non fisik UPT Taman Budaya dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali, serta pengelolaan UPT Taman Budaya dalam penyelenggaraan Pesta Kesenian Bali.

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini akan menguraikan tentang kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang dapat diberikan terkait atas hal – hal yang dibahas dalam penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai bahan studi perencanaan, Gedung Sekolah Terang Bangsa merupakan gedung pendidikan yang terdiri dari 8 lantai, yang semula pada strukturnya menggunakan struktur beton

Aktiva tetap adalah aktiva berwujud termasuk material cadang dan hak atas tanah yang dimiliki dan atau dikuasai oleh perusahaan, untuk digunakan dalam fungsi

Siswa diminta untuk melakukan latihan kekuatan dan daya tahan otot (push up, sit up, back up dan naik turun bangku) untuk meningkatkan kebugaran jasmani yang dilakukan

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Tanjung Sengkuang dalam setiap pemeliharaan mesin diesel khususnya pada saat pengangkatan Valve Cage mesin diesel Mirrless KV 12

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan secara simultan dan parsial dari ukuran perusahaan, leverage, reputasi kantor akuntan publik

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR KOMIT UNTUK MEMPERTAHANKAN KEBERADAAN TANAMAN KELAPA SEBAGAI JATI DIRI DAN PEMANGKIN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DENGAN MENINGKATKAN PRODUKSI

Adanya perbuatan yang disengaja yang dilakukan oleh orang yang melakukan penyerobotan atas tanah milik orang yang diatur dalam Pasal 385 KUHP: “Barang siapa dengan maksud

perdagangan gula di Provinsi Lampung. Lembaga dan praktek fungsi pemasaran yang terlibat yaitu petani-kelompok tani- koordinator, pabrik gula, pedagang besar, distributor,