• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI PROVINSI LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI PROVINSI LAMPUNG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI PROVINSI LAMPUNG

(Jurnal)

Oleh

Ofia Putri Marisfa

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

Judul Skri : Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung

Nama Mahasiswa : Ofia Putri Marisfa

Nomor Pokok Mahasiswa : 1012011378

Bagian : Hukum Administrasi Negara

Fakultas : Hukum

MENYETUJUI

1. KomisiPembimbing

Elman Eddy Patra.S.H.,M.H. Nurmayani.S.H.,M.H.

NIP 196007141986031002 NIP 196112191988032002

2. Ketua Hukum Administrasi Negara

(3)

ABSTRAK

PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

Ofia Putri Marisfa, Elman Eddy Patra, S.H.,M.H, Nurmayani, S.H.,M.H. Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung, 35145 Email: oviaputri.op@gmail.com

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sering disebut sebagai pahlawan negara karena salah satu penyumbang devisa negara. Persoalan mengenai tenaga kerja yang bekerja di luar negri, selalu menjadi pembicaraan di media massa seperti televisi, surat kabar. Permasalahan yang sering muncul anatara lain mengenai penyaluran TKI melalui agen tenaga kerja ilegal dan kurangnya keterampilan TKI, sehingga seringkali TKI mengalami masalah di luar negeri. Melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri seharusnya permasalahan tersebut bisa di minimalisir.

Permasalahan dari penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan masalah melalui pendekatan yuridis normatif dan yuridis empiris dengan data primer dan sekunder, dimana masing-masing data diperoleh dan penelitian kepustakaan dan dilapangan. Analisis data yang dideskripsikan dalam bentuk uraian kalimat yang kemudian berdasarkan fakta fakta yang bersifat khusus dapat ditarik kesimpulan.

Tujuan dan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara jelas bagaimanakah peraturan hukum terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung dan Apakah yang menjadi faktor pengharnbat terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung tersebut.

(4)

Ofia Putri Marisfa

informasi tentang deskripsi kerja, serta kondisi umum negara tujuan dan tidak menjalani semua proses persiapan pemberangkatan yang diperlukan.

Saran dari hasil penelitian ini adalah memperkuat hubungan bilateral antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara penerima TKI, menetapkan kebijakan pengiriman TKI yang mempunyai skill, penetapan dan sosialisasi mengenai prosedur resmi pemberangkatan tenaga kerja Indonesia dan penempatannya.

(5)

PLACEMENT OF INDONESIAN LABOR (TKI) IN LAMPUNG PROVINCE

By

OFIA PUTRI MARISFA

Indonesian Migrant Workers (TKI) are often referred to as state heroes because one of the country's foreign exchange donors. The issue of manpower working abroad, has always been the talk of the mass media such as television, newspapers. The problems that often arise include the distribution of labor migrants through illegal labor agents and the lack of skills of migrant workers, so that often migrant workers have problems abroad. Through the Regulation of the Minister of Manpower of the Republic of Indonesia Number 22 of 2014 on the Implementation of the Placement and Protection of Indonesian Migrant Workers overseas, the problems should be minimized.

The problem of this research is done by using problem approach through juridical normative and empirical juridical approach with primary and secondary data, where each data is obtained and literature research and field. Analysis of data described in the form of description of sentences which then based on facts facts that can be specially drawn conclusions.

The purpose of this study is to know clearly how the legal regulation of the employment of Indonesian workers (TKI) in Lampung Province and What is the factor of penghepbat against the placement of Indonesian workers (TKI) in Lampung Province.

The results of the research that has been done is the legal regulation of TKI in Lampung Province regulated in the Regulation of the Minister of Manpower of the Republic of Indonesia Number 22 Year 2014 on the Implementation of Placement and Protection of Indonesian Migrant Workers Abroad. The Office of Manpower and Transmigration of Lampung Province in the placement of Indonesian Migrant Workers in Lampung Province coordinates with BNP2TKI to verify the completeness of the documents, input data according to area of origin, make ID, publish news of selection and passport selection by prospective migrant workers based on nomination list. The inhibiting factor of TM placement in Lampung Province is the lack of information about rights and obligations as workers,

information about job descriptions, as well as the general conditions of the country of destination and not undergoing all necessary preparatory preparation processes.

Suggestions from the results of this study are to strengthen bilateral relations between the Indonesian government and the governments of the recipient countries, establishing the policy of sending migrant workers who have the skills, stipulations and socialization of the official procedures for the departure of Indonesian workers and their placement.

(6)

A.PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No.13 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakar.1

Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sering disebut sebagai pahlawan negara karena mereka merupakan salah satu penyumbang devisa terbesar untuk negara, karena gaji yang mereka dapatkan adalah mata uang asing, maka ketika mereka kemabali ke Indonesia, uang yang mereka dapatkan tentunya harus dikonversi dulu ke mata uang rupiah. Semakin banyak mata uang asing yang ditukarkan dalam bentuk rupiah, maka akan berakibat pada dua hal, yaitu bertambahnya mata uang asing di kas negara, sehingga mata uang asing ini disebut sebagai sumber devisa dan kebutuhan terhadap rupiah meningkat.

Permasalahan yang sering muncul dan menjadi sorotan anatara lain perasalahan mengenai penyaluran TKI melalui agen tenaga kerja ilegal. Banyak TKI baru pertama kali ke luar negeri, direkrut oleh makelar yang datang ke desanya, dengan janji upah tertentu, pilihan pekerjaan yang banyak, dan menawarkan bantuan kemudahan proses dengan cara memalsukan dokumen demi kelancaran proses, usia di dokumen dipalsukan. Pemalsuan tidak hanya usia, tetapi juga nama dan alamat. Selain hal tersebut rendahnya pendidikan menjadi salah satu faktor mengapa TKI sering mendapat perlakuan kasar.

1

UUD No.13 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 ayat 2

Peranan pemerintah terhadap perlindungan tenaga kerja, pengupahan dan jaminan sosial tenaga kerja sangat dipertanyakan, karena sudah banyak TKI yang terlibat dalam kasus penyiksaan. Tidak terdapat perubahan atas berbagai kasus sebelumnya yang terjadi, justru belakangan kasus penyiksaan TKI semakin meningkat. Pemerintah seolah tidak belajar atas kesalahan-kesalahan dimana terjadinya kasus yang sama sebelumnya. Seakan sudah merupakan hal yang lumrah apabila terjadinya penyiksaan terhadap TKI. Meskipun sudah terdapat regulasi yang mengatur mengenai perlindungan atas penempatan TKI. Tetapi faktanya kasus-kasus yang sama tetap terjadi grafiknya tidak menurun justru meningkat.

Berdasarkan analisis situasi secara nasional, Provinsi Lampung menduduki peringkat ke delapan sebagai daerah termiskin. Data tersebut menjadi gambaran bahwa jumlah masyarakat miskin di Provinsi Lampung akan terus meningkat. Oleh sebab itu, kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi TKI agar mendapatkan kesejahteraan kehidupan dan juga adanya perubahan hidup ke hal yang lebih baik.

Pemerintah daerah dalam hal ini adalah Dinas Tenaga Kerja Provinsi Lampung harus ikut menyosialisasi peraturan hukum terhadap penyaluran tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung. Sesuai tugas dan fungsi pembantuan Pemerintah Daerah yang tercantum dalam UU Nomor 23 Tahun 2014.

(7)

2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan di bahas dalam penulisan ini adalah:

1. Bagaimanakah peraturan hukum terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung? 2. Apakah yang menjadi faktor

penghambat terhadap penyaluran tenaga kerja Indonesia (TKI) di Provinsi Lampung?

3. Kerangka Teori

3.1 Pengertian Hukum Tenaga Kerja

Hukum ketenagakerjaan adalah hukum ketenagakerjaan tertulis, peraturan tertulis yang mengatur ketenagakerjaan antara lain undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, dan peraturan daerah. Hukum ketenagakerjaan tidak tertulis antara lain adat dan kebiasaan, yurisprudensi, peraturan kerja, kesepakatan kerja bersama, keputusan-keputusan pejabat dan badan-badan pemerintah.2

3.2 Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang berumur 15 tahun keatas yang sedang dalam dan atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat

2

Trijono, Rachmat. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan. Papas Sinar Sinanti, Jakarta. 2014.hlm.1

3.3 Pengertian Tenaga Kerja Indonesia Tenaga Kerja Indonesia (TKI) adalah sebutan bagi warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Namun demikian, istilah TKI seringkali dikonotasikan dengan pekerja kasar. TKI perempuan seringkali disebut Tenaga Kerja Wanita (TKW). TKI sering disebut sebagai pahlawan devisa karena dalam setahun bisa menghasilkan devisa 60 triliyun rupiah (2006). Pada 9 Maret 2007 kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri dialihkan menjadi tanggung jawab BNP2TKI. Sebelumnya seluruh kegiatan operasional di bidang Penempatan dan Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Depnakertrans.

3.4 Perlindungan TKI Berdasarkan UU Nomor 39 Tahun 2004

Dalam Pasal 5 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 menyatakn bahwa:

a. Pemerintah bertugas mengatur, membina, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri.

b. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapat melimpahkan sebagai wewenangnya dan/atau tugas perbantuan kepada pemerintah daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pada Pasal 6 Undang-undang nomor 39 Tahun 2004 menyatakan bahwa:

(8)

Pada Pasal 7 Undang-undang Nomor 39 Tahun 2004 menyatakan bahwa:

Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 Pemerintah berkewajiban: a. Menjamin terpenuhnya hak-hak calon

TKI, baik yang bersangkutan berangkat melalui pelaksanaan penempatan TKI, maupun yang berangkat secara mandiri. b. Mengawasi pelaksanaan penempatan

calon TKI.

c. Membentuk dan mengembangkan sistem informasi penempatan calon TKI di luar negeri.

d. Melakukan upaya diplomatik untuk menjamin pemenuhan hak dan perlindungan TKI secara optimal di negara tujuan

e. Memberikan perlindungan kepada TKI selama masa sebelumnya pemberangkatan, masa penempatan, dan masa purna penempatan.

3.5 Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia

Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia, hal ini menjadi bagian dari program kerja dan menjadi tanggung jawab Departemen Luar Negeri (Deplu) RI. Perlindungan terhadap TKI dilakukan melalui:

a. Pendekatan politis, melakukan dan membuat perjanjian kerjasama antar pemerintah dari negara penerima TKI, sesama negara pengirim tenaga kerja. b. Pemberian bantuan kemanusian, hal ini

lebih banyak diberikan kepada TKI yang sedang menjalani proses peradilan di negara setempat karena dituduh melakukan tindak pidana. Perlindungan ini dilakukan dengan mengunjungi secara periodik, pemantauan serta memberikan dukungan moril kepadanya. Selain itu juga memenuhi kebutuhan

pokok sehari-hari selama dalam proses peradilan, menyediakan rohaniawan dan pelayanan kesehatan/psiko sosial, serta membantu pemulangan ke tanah air. c. Bantuan hukum (pendampingan;

konsultasi hukum; bertindak sebagai monitor dalam menyelesaikan perselisihan perburuhan antara TKI dengan pengguna; menyediakan advokat).

4. Metode Penelitian

Peneliti menggunakan pendekatan masalah dengan cara normatif empiris. Suatu penelitian hukum normatif adalah pendekatan yang dilakkukan berdasarkan bahan hukum utama, menelaah hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas-asas hukum, konsepsi hukum, pandangan dan doktrin-doktrin hukum, peraturan dan sistem hukum.3

Penelitian hukum empiris dilakukan dengan meneliti secara langsung ke lapangan untuk melihat secara langsung penerapan peraturan perundang-undangan atau antara hukum yang berkaitan dengan penegakan hukum, serta melakukan wawancara dengan beberapa responden yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai pelaksanaan penegakan hukum tersebut. Penggunaan kedua macam pendekatan tersebut dimaksudkan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas dan benar terhadap permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian guna penulisan skripsi ini.

3

Abdulkadir Muhammad. 2004. Hukum dan

Penelitian Hukum. Bandung. Citra Aditya Bakti

(9)

B. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1.Peraturan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Provinsi Lampung

Di dalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (“UU No.39/2004”) disebutkan bahwa:

“Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut dengan TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah “

Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat diketahui bahwa TKI merupakan tenaga kerja Indonesia yang berada di luar negeri atau ditempatkan di luar negeri untuk suatu pekerjaan.

Selanjutnya Pasal 1 ayat (3) UU No. 39/2004 menyebutkan:

“Penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurus dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan “

Berdasarkan uraian pasal tersebut di atas, dapat di ketahui bahwa TKI ditempatkan di luar negeri untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Dalam melaksanakan penempatan

TKI di luar negeri oleh Pemerintah, harus ada perjanjian secara tertulis antara pemerintah dengan pemerintah Negara pengguna TKI di Negara tujuan. Penempatan TKI di luar negeri hanya dapat dilakukan ke Negara tujuan yang pemerintahnya telah membuat perjanjian tertulis dengan Pemerintah Republik Indonesia. Untuk pelaksana penempatan TKI swasta harus mendapatkan izin tertulis berupa Surat Izin Pelaksana Penempatan TKI (SIPPTKI) dari Menteri.

Di dalam Kepmenakertrans No. 104 Tahun 2002 Pasal 1 ayat 1 ditetapkan bahwa:“pengertian penempatan Tenaga Kerja di Indonesia ke Luar Negeri yang selanjutnya disebut penempatan TKI adalah kegiatan penempatan tenaga kerja yang dilakukan dalam rangka mempertemukan persedian TKI dengan permintaan pasar kerja di luar negeri dengan menggunaan mekanisme antar kerja”. Kegiatan penempatan TKI merupakan kegiatan pengiriman TKI yang telah memenuhi persyaratan fisik, mental, dan administratif untuk bekerja di luar negeri melalui prosedur perekrutan dan penempatan yang telah diatur dan ditetapkan oleh negara melalui aturan hukum yang sah.

(10)

22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung dalam penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Provinsi Lampung melakukan verifikasi

kelengkapan dokumen, input data calon TKI sesuai daerah asal, membuatkan ID TKI, menerbitkan berita acara seleksi dan rekomendasi paspor calon TKI berdasarkan daftar nominasi.

1. Verifikasi kelengkapan Dokumen

Beberapa dokumen yang harus dipersiapkan: 1. Kartu Tanda Penduduk (KTP)

2. Akte Kelahiran Surat Keterangan Kelakuan Baik (SKKB)

3. Kartu Kuning dari Depnaker Surat persetujuan orang tua/suami/isteri

4. Dokumen-dokumen lain yang harus diisi

dari PJTKI yang akan

memberangkatkan.

Seluruh persyaratan tersebut harus dipenuhi oleh calon TKI sebelum melakukan Medical check up. Masih ada beberapa persyaratan lain yang akan diminta tergantung pada negara tujuan dan perusahaan yang akan menggunakan. Persyaratan-persyaratan tersebut akan diberitahukan oleh PJTKI yang bersangkutan.

2. Syarat Formal

Syarat formal Tenaga Kerja Indonesia, formal yang dimaksud yaitu Tenaga kerja yang akan bekerja pada sektor-sektor formal di perusahaan-perusahaan di negara tujuan TKI bukan bekerja untuk perorangan.

3. Syarat Umum TKI

Beberapa persyaratan umum untuk bekerja menjadi TKI di sektor formal:

1. Usia antara 20-35 tahun 2. Berbadan sehat, tidak cacat 3. Pendidikan minimal SMA

4. Prosedur Menjadi TKI Formal

Prosedur untuk menjadi TKI di sektor formal yang dilakukan melalui agen TKI bersama, dilakukan melalui beberapa tahap: 1. Pengumpulan data tahap ini dilakukan

baik secara on line melalui internet maupun melalui iklan di beberapa media masa lokal maupun nasional.

a. Bertujuan untuk mengumpulkan data-data mereka yang berminat bekerja ke luar negeri.Pengolahan data Data-data peminat kerja ke luar negeri di kelompokan sesuai daerah asal dan negara tujuan yang diminati. b. Bertujuan untuk memudahkan penyaluran calon TKI ke PJTKI yang lokasinya berdekatan dengan alamat asal calon TKI. Penyaluran dan konfirmasi Merupakan tahap penyaluran data-data calon TKJ ke PJTKJ terdekat.

2. Proses penyaluran tersebut akan di konfirmasikan kepada calon TKI untuk mengetahui PJTKI mana yang akan menangani keberangkatan calon TKI tersebut.

(11)

Medical check up Setelah persyaratan awal dipenuhi pihak PJTKI akan meminta untuk melakukan MCU di laboratorium ataupun klimk kesehatan yang telah di tunjuk oleh pemerintah. Biaya MCU ini sepenuhnya harus ditanggung oleh calon TKI, dengan besarnya bervaniasi tergantung negara tujuan. Penyelesaian persyaratan akhir Setelah calon TKI dinyatakan lulus tes kesehatan maka semua calon TKI hams menyelesaikan seluruh persyaratan yang telah di tetapkan, baik pengadaan dokumen-dokumen yang diminta maupun penyelesaian pembiayaan, kecuali jika biaya keberangkatan ditanggung PJTKI.

Proses selanjutnya Setelah seluruh persyaratan dipenuhi oleh calon TKI, maka proses selanjutnya akan meliputi pendidikan dan latihan, pembuatan paspor, menunggu visa, serta pembekalan akhir pra pemberangkatan. Pemberangkatan Pemberangkatan dilakukan setelah seluruh pesyaratan dan dokumen-dokumen yang diperlukan telah selesai dan visa telah turun. Lamanya proses rekruitmen hingga keberangkatan bisa memakan waktu antara 1 sampai 6 bulan, tergantung cepat tidaknya pengurusan persyaratan dan turunnya visa. PJTKI juga memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah adanya TKW -TKW ilegal serta tindak-tindak pelecehan terhadap calon TKW yang biasa terjadi di tempat penampungan. Banyaknya kasus pelacuran yang terjadi pada calon TKW adalah karena mereka tidak disalurkan sebagaimana mestinya oleh PJTKI liar. Oleh karena itu, PJTKI harus benar-benar melakukan prosedur resmi pemberangkatan TKW, meliputi:

1. Melaksanakan proses pm pemberangkatan dan penempatan TKW sesuai prosedur dan mekanisme yang

telah digariskan oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan, yaitu antara lain: a. Pengurusan surat ijm pengerahan b. Perekrutan dan seleksi

c. Pendidikan dan pelatthan kerja d. Pemeriksaan kesehatan dan psikologi e. Pengurusan dokunien

f. Uji Kompetensi

g. Pembekalan akhir pemberangkatan h. Pemberangkatan

2. Melakukan kerjasama dengan NGO dalam memberikan penyuluhan, sosialisasi dan perlindungan terhadap TKW.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, peraturan hukum terhadap penempatan TKI di Provinsi Lampung diatur dalam Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Prosedur pengiriman TKI ke Luar Negeri terdiri dan berbagai tahap, yakni, tahap perijinan, tahap penyediaan, latihan dan seleksi, tahap pemberangkatan, tahap pembinaan di tempat kerja, perlindungan dan pemulangan Tenaga Kerja.

(12)

BNP2TKI harus sesuai dengan teori penempatan TKI ke Luar Negeri.

BNP2TKI melakukan tatacara penempatan tenaga kerja ke Luar Negeri sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, dengan demikian BNP2TKI bisa mempertanggung jawabkan perannya. Pendidikan dan pelatihan yang dilakukan oleh PJTKI dengan BNP2TKI adalah peran dan tanggungjawab dan Perusahaan Jasa dalam menyiapkan Tenaga Kerja Indonesia yang terampil. TKI dibekali dengan pendidikan dan pelatihan di Balai Latihan Kerja Luar Negeri, sehingga menghindarkan TKI dapat terkena masalah di tempat kerja. Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM, Kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, Program PAP sebagaiman diselenggarakan oleh BNP2TKI dan difasilitasi oleh Dinas Provinsi. Biaya pelaksanaan PAP dibebankan kepada anggaran Pemerintah dan/ atau Pemerintah Daerah. PJTKI wajib mendaftarkan setiap calon TKI yang telah memenuhi persyaratan administrasi dan memiliki dokumen untuk mengikuti PAP kepada penyelenggara dan/atau pelaksana PAP. Pendaftaran sebagaimana dimaksud, harus melampirkan rancangan perjanjian kerja, paspor, dan visa kerja calon TKI. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum berangkat ke luar negeri, calon TKI telah selesai mengikuti PAP. PAP dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pendalaman terhadap: 1. Peraturan perundang-undangan di negara

penempatan, yang meliputi materi: a. Peraturan keimigrasian;

b. Peraturan ketenagakerjaan;dan c. Peraturan yang berkaitan dengan

ketentuan pidana di negara penempatan.

2. Materi perjanjian kerja, yang meliputi: a. Jenis pekerjaan; tata cara perpanjangan perjanjian kerja;dan

e. Cara penyelesaian masalah/ perselisihan.

Dalam hal-hal tertentu penyelenggara PAP dapat mengikutsertakan narasumber lain yang diperlukan dalam penempatan dan perlindungan TKI. Calon TKI yang telah mengikuti PAP diberikan surat keterangan telah mengikuti PAP yang diterbitkan oleh BNP2TKI. Dalam hal calon TKI akan bekerja kembali di negara yang sama dan telah memiliki surat keterangan mengikuti PAP tidak diwajibkan mengikuti PAP dengan ketentuan tidak lebih dan 2 (dua) tahun sejak kepulangan TKI yang bersangkutan ke Indonesia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM, Kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, koordinasi pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di daerah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Lampung berkoordinasi dengan BNP2TKI, Dinas Kabupaten/Kota dan Instansi pemerintah terkait dalam membenikan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI sesuai tugas masing-masing.

(13)

dinas provinsi, dinas kabupaten/kota, dan instansi pemerintah terkait sesuai tugas masing-masing.

2. Faktor Penghambat Terhadap Penyaluran TKI di Provinsi Lampung

Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai angka dua ratus tiga puluh juta orang, dapat menjadi peluang ataupun tantangan bagi ketenagakerjaan Indonesia. Tingkat pengangguran yang cukup tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang rendah, mengakibatkan pemerintah dan masyarakat Indonesia kewalahan menghadapi pengangguran tersebut. Penyaluran tenaga kerja yang cukup besar yang berasal dari lulusan Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi, tidak dapat ditampung oleh permintaan tenaga kerja dalam negeri, seperti: tenaga kerja pegawai negeri sipil ataupun tenaga kerja di swasta. Sebagaian besar pengangguran di Indonesia berpendidikan sekolah dasar.Akibat kesulitan mendapatkan pekerjaan di dalam negeri, mereka melirik bekerja keluar negeri. Permintaan tenaga kerja di luar negeri cukup tinggi, terutama untuk sektor-sektor industi, kontruksi, properti, perkebunan, maupun pekerjaan rumah tangga. Biasanya untuk pekerjaan tersebut tidak membutuhkan kualifikasi pendidikan tinggi. Dengan pendidikan yang rendah, dan pengalaman kerja yang sedikit, menyebabkan banyak TKI di luar negeri mengalami kesulitan dalam pekerjaan. Untuk bekerja di luar negeri faktor yang harus diperhatikan oleh para TKI ; faktor komunikasi, budaya, agama dan banyak lainnya. Setiap negara, mempunyai perbedaan dengan negara lain.

Para TKI khususnya yang bekerja di sektor nonformal pada umumnya tidak memiliki keahlian khusus, sehingga mereka hanya menjadi tenaga kerja kasar atau buruh, atau

pembantu rumah tangga. Kualitas sumber daya manusia yang terbatas dan pendidikan yang masih rendah serta keahlian dalam penguasaan bahasa, kadang menjadi suatu hambatan dalam pekerjaan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Sri Haryanti, SE, MM kepala BNP2TKI Provinsi Lampung, banyak kasus diskriminasi terhadap TKW Indonesia adalah karena tidak adanya aturan hukum di negara penerima yang melindungi tenaga kerja dari luar negeri. Diplomasi dan surat kontrak kerja seolah menjadi polesan dan formalitas belaka, karena temyata masih banyak pelanggaran oleh majikan di negara penerima yang tidak ditmdak tegas oleh hukum di negara bersangkutan. Sehingga para TKW lah yang pada akhirnya menjadi korban. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh negara penerima:

1. Harus ada peraturan hukum yang jelas yang melmdungi tenaga kerja /migrant dan negara lain. Dengan tetap memperhatikan aspek kesamaan perlindungan HAM diantara majikan dan TKW.

2. Kontrak kerja yang jelas dan mempunyai dasar hukum kuat antara TKW dengan majikan, dan ada sanksi-sanksi berat bagi majikan yang melanggar ketentuan-ketentuan dalam surat kontrak.

Beberapa treatment di atas, perlu diperkuat kembali dengan peran dari calon TKW sendiri. Peran dari dalam diri calon TKW ini juga sangat menentukan agar setelah bekerja di luar negeni TKW tidak mengalami diskriminasi. Beberapa hal yang menjadi faktor penghambat terhadap penyaluran TKI di Provinsi Lampung:

(14)

2. Tidak menjalani semua proses persiapan pemberangkatan yang diperlukan.

3. Tidak mempelajari dengan cermat surat

kontrak kerja sebelum

menandatanganinya.

4. Mendaftar dan memilih penyelenggara yang tidak diakreditasi oleh pemerintah dengan alasan mempermudah proses keberangkatan dan mendaftar pada penyelenggara penempatan tenaga kerja ke luar negeri yang bersifat individual.

C.Kesimpulan

Kebijakan menghentikan pengiriman TKW menjadi tidak bijaksana ketika kita mencoba menelaah kembali akar pennasalahn dan faktor pendorong banyaknya perempuan Indonesia yang ingin bekeija ke luar negeri. Selama pemerintah masih belum bisa

(15)
(16)

Daftar Pustaka

Buku

Dwiyanto Agus. 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Fisipol UGM.

Ganjong, 2007. Pemerintahan Daerah Kajian Politik dan Hukum, Bogor: Ghalia Indonesia

Keban, Yeremias T. 1995. Indikator Kinerja Pemerintah Daerah, Pendekatan Manejemen Dan Kebijakan, Yogyakarta : Fisip UGM

Marbun SF. 2011. Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif di Indonesia, Yogyakarta: FHUII Press.

Muhammad, Abdulkadir. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Rachmat Trijono. 2014. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan. Jakarta: Papas Sinar Sinanti.

Syafrudin, Ateng. 2000. Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia Edisi W. Bandung.

Yudoyono, Bambang. 2001. Otonomi Daerah. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Undang-Undang

Undang-Undang nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindunga TKI di Luar Negeri

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

(17)

Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Undang-Undang RI Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial;

Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Peraturan Pemerintah No.38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintah

Referensi

Dokumen terkait

Sampling acak sederhana adalah suatu metode untuk mengambil n unit dari populasi berukuran N, dimana setiap elemen mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil menjadi

Selain dari peralatan dan perlengkapan kerja, sarana kerja juga dapat dilihat adanya fasilitas penunjang yang tersedia. Yang dimaksud fasilitas penunjang dalam kegiatan

Dari analisis uji t diketahui bahwa ada dua variabel yang secara statistik berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan yaitu upah minimum berpengaruh negatif

Penelitian yang dilakukan oleh Untung Rahardja, Muhamad Yusup dan Lilik Agustin dari Perguruan Tinggi Raharja, Indonesia pada tahun 2009 yang berjudul

Rekomendasi didapat dari hasil mensintesiskan keseluruhan komponen penelitian (teori dan data lapangan) untuk mendapatkan suatu sistem dokumentasi yang baru, yang mencakup

(5) Pelaporan terhadap pelaksanaan pengendalian penyembelihan sapi dan kerbau betina produktif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c untuk tingkat

Penelitian terhadap praksis wacana tentang pantangan yang dilakukan oleh masyarakat nelayan di Pantai Utara Jawa Tengah ini bertujuan untuk menjelaskan dari mana sumber

 Melakukan tindak lanjut dengan akurat hasil evaluasi pertolongan pada bayi baru lahir dengan trampil  Menjelaskan tindak lanjut hasil ealuasi tindakan. pertolongan pertama