• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN dan

PENDEKATAN

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH NASIONAL

Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan A. LATIEF WIYATA

latiefwiyata@yahoo.com

(2)

PENDAHULUAN

1. Sebagai pengantar, kemukakan secara singkat dan jelas latar belakang penulisan artikel ilmiah yang mengacu baik pada temuan-temuan penelitian sendiri, penelitian

terdahulu, teori-teori maupun pengalaman-pengalaman dan wawasan-wawasan pemikiran terbaru penulisnya sesuai dengan topik dan substansi artikel.

2. Kemukakan pula secara eksplisit namun singkat dan jelas tentang maksud, tujuan serta kegunaan artikel baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi khalayak akademik tertentu (spesifik) yang membutuhkannya.

(3)

PENDAHULUAN

3. Pergunakan dan kembangkan kata-kata kunci sesuai dengan topik dan permasalahannya kemudian rangkaikan menjadi kalimat-kalimat dengan menggunakan tata bahasa yang baku (Mien A. Rifiai: 2005).

4. Penyajiannya, yang biasanya tertuang dalam alinea-alinea, haruslah runut secara kronologis dan sistematis. Artinya, kaitan logika

(4)

PENDAHULUAN

5. Kalimat-kalimat awal dalam “Bab Pendahuluan”

seharusnya merupakan hasil pemikiran sendiri, bukan kutipan.

6. Kembangkan (semua) pemikiran itu berdasarkan wawasan dan referensi terbaru penulisnya, barulah kemudian mengacu pada pemikiran-pemikiran atau temuan-temuan penelitian orang lain yang relevan sebagai bahan dialog dan komparasi yang kritis.

(5)

PENDAHULUAN

7. Sesuai dengan aturan format penulisan artikel ilmiah semua pemaparan tadi tidak lagi dipilah-pilah ke dalam sub-sub bab, melainkan semuanya telah “dilebur”

menjadi satu kesatuan yang utuh dalam “Bab Pendahuluan”.

8. Pemaparan tentang Metodologi sepanjang tidak diatur dalam persyaratan penulisan yang ditentukan oleh

(6)

PENDAHULUAN

9. Kalaupun harus ada pemaparan khusus tentang

Metodologi hendaknya tidak perlu panjang, cukup point-point pentingnya saja, apalagi bila hal itu menyangkut tentang rumus-rumus yang berbelit-belit.

10. Kalimat-kalimat awal dalam “ Bab Pendahuluan”

hendaknya dimulai dengan kalimat pemaparan langsung terhadap pokok atau topik yang akan dibahas. Artinya, hindari pernyataan-pernyataan yang bersifat terlalu

umum sehingga terkesan “melambung-lambung” dan berlebihan.

(7)

CONTOH-CONTOH KALIMAT AWAL

DALAM “BAB PENDAHULUAN”

(Peserta Pelatihan terdahulu)

Judul:

PERILAKU WANITA DALAM PENGGUNAAN KOSMETIK

Manusia dilahirkan dalam keadaan menyukai yang indah-indah dan senang dengan yang

(8)

Judul;

EVALUASI DAN EFEKTIVITAS PEMANFAATAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SUMATERA UTARA

Kenaikan harga minyak mentah dunia yang cukup tinggi dan telah menyebabkan semakin tingginya beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang harus ditanggung oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu kebijakan mengurangi subsidi BBM yang diberikan oleh pemerintah tidak banyak dinikmati oleh penduduk/keluarga miskin, padahal

mereka inilah yang sangat merasakan akses dari kenaikan harga BBM tersebut. (…)

(9)

Judul:

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA HUTAN MELALUI PENGELOLAAN HUTAN SOSIAL SECARA SINERGIS ADAPTIF BERKELANJUTAN

Salah satu dari tiga agenda utama dalam program pembangunan nasional adalah “meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia”. Kelompok utama sasaran peningkatan kesejahteraan adalah masyarakat tergolong miskin. (…).

Upaya pemberdayaan masyarakat miskin di wilayah kantong-kantong kemiskinan memerlukan penekanan, perumusan dan formulasi yang berbasis pada otonomi komunitas, kemandirian dan keswadayaan lokal. (…).

Kajian dengan konsentrasi pada pemberdayaan masyarakat miskin di desa sekitar hutan tidak lepas dari program revitalisasi hutan di

(10)

Judul:

PEMETAAN DISTRIBUSI DAN DENSITAS MONYET HITAM SULAWESI (macaca nigra) DI SULAWESI UTARA

Monyet hitam Sulawesi (macaca nigra) merupakan satu

dari tujuh species monyet Sulawesi yang tersebar secara

alopatrik (Bynum, 1979), di samping macaca nigrescens,

macaca tonkeana, macaca maurus, macaca ochreata, dan macaca brunnescens. Beberapa ahli sekarang memperkenalkan takson

kedelapan, yaitu macaca togianus yang tersebar di ujung distal

semenanjung timur Pulau Sulawesi dan Pulau Malenge yang

merupakan bagian dari Kepulauan Togian (Supriatna & Wahyono, 2000).

(11)

PENDAHULUAN

11. Oleh karena artikel ilmiah yang akan dimuat di jurnal ditulis berdasarkan hasil penelitian tentu saja uraian-uraian “Bab Pendahuluan” tidak harus sama persis dengan uraian bab Pendahuluan pada laporan penelitian.

12. Itu sebabnya, lakukan pengeditan secermat mungkin terhadap laporan penelitian itu, tidak saja tentang penggunaan bahasa yang pada umumnya sangat formal dan terkesan kaku,

(12)

PENDAHULUAN

13. Pilih dan pilah bagian-bagian materi laporan penelitian mana yang dianggap penting untuk dipertahankan dan mana pula yang harus dibuang, disesuaikan dengan substansi artikel ilmiah.

14. Buatlah catatan-catatan khusus pada bagian-bagian laporan penelitian yang dianggap perlu dimasukkan dalam “Bab Pendahuuan” terutama setelah muncul

pemikiran-pemikiran terbaru sebagai pengembangan dari temuan-temuan yang ada agar artikel ilmiah yang akan ditulis benar-benar menyajikan informasi mutakhir.

(13)

PENDAHULUAN

15. Dialogkan secara kritis pemikiran-pemikiran terbaru tersebut dengan konsep-konsep teoretis serta temuan-temuan penelitian sebelumnya agar penulisan artikel ilmiah menjadi semakin tajam, dan terfokus.

(14)

PENDAHULUAN

17. Hindari munculnya “parade pernyataan orang” dalam “Bab Pendahuluan” yang justru mengesankan penulis artikel ilmiah tersebut sama sekali tidak memiliki kontribusi pemikiran

keilmuan. Hal ini dapat dilihat darii terlalu seringnya ditemui kalimat:

“Berdasarkan beberapa kutipan tersebut, dengan demikian maka…”

18. Posisi keilmuan penulis dalam keseluruhan tulisan artikel ilmiah sedapat mungkin sudah harus muncul dalam “Bab

Pendahuluan”, agar pembaca secara lebih awal sudah dapat menangkap dan memahami arah pemikiran, pendekatan

serta paradigma yang digunakan.

(15)

PENDAHULUAN

19. Semua uraian dalam pendahuluan harus menjadi acuan utama untuk bab-bab selanjutnya, agar

konsistensi dan keutuhan tulisan artikel ilmiah dapat terjaga dengan baik.

(16)

PENDEKATAN DALAM

PENELITIAN KUALITATIF

Pendekatan kualitatif

1. Induktif

2. Subyektif, relativisme, dan “ tidak bebas nilai”. 3. Subyektivitas menjadi penting dalam melakukan

interpretasi.

4. Hubungan relasional antarfenomena dan antarkondisi harus dikemukakan secara jelas.

5. Setiap fenemona sosial-budaya harus diungkapkan secara rinci, proporsional, kontekstual dan

komprehensif.

(17)

PENDEKATAN DALAM

PENELITIAN KUALITATIF

6. Tulisan artikel ilmiah harus dapat mengungkapkan

dengan jelas hubungan relasional antara kondisi yang satu dengan yang lainnya sehingga fenomena-fenomena sosial (dan budaya) dapat dipahami secara proporsional dan kontekstual.

7. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan metode paticipant

observation maka temuan-temuan lapangan semakin

(18)

PENDEKATAN DALAM

PENELITIAN KUALITATIF

8. Selain itu, cara penulisan artikel ilmiah lebih bersifat naratif-interpretatif. Hal ini dimaksudkan agar makna-makna simbolik yang terkandung dalam setiap fenomena dapat diungkapkan dan dipahami sesuai dengan proporsi dan konteksnya.

9. Meskipun demikian tidak berarti bahwa dalam penulisan artikel ilmiah yang didasarkan pada pendekatan penelitian kualitatif mengabaikan sama sekali data-data kuantitatif (khususnya data statistik). Data-data ini tetap diperlukan namun sebatas sebagai pendukung temuan-temuan lapangan.

(19)

PENDEKATAN DALAM

PENELITIAN KUALITATIF

10. Dalam penulisan artikel ilmiah yang menggunakan pendekatan penelitian kualitatif subyektivitas penulis sangat dihargai dalam arti pemahaman dan penafsiran pribadi penulis terhadap semua temuan-temuan

lapangan tidak ditabukan.

11. Kualitas tulisan sangat bergantung pada tingkat kualitas pemahaman dan penafsiran penulisnya dalam artian

(20)

PENDEKATAN DALAM

PENELITIAN KUALITATIF

12.Tulisan-tulisan artikel ilmiah yang didasarkan pada penelitian kualitatif hampir tidak pernah berpretensi menghasilkan suatu generalisasi. Kalaupun harus membuat suatu generalisasi

sifatnya hanya pada lingkup obyek penelitian.

13.Setiap informasi, data dan pernyataan tentang sesuatu hal yang menggunakan kata-kata atau ungkapan-ungkapan lokal seharusnya ditulis lengkap dalam bahasa lokal sesuai dengan aslinya (pendekatan emik). Kemudian berilah penjelasan

serinci mungkin. Semua ini dimaksudkan agar makna-makna simbolik yang terkandung di dalamnya tetap dapat

dipertahankan.

(21)

PENDEKATAN DALAM

PENELITIAN KUANTITATIF

Pendekatan kuantitatif

1. Deduktif.

2. Obyektif, positivistik, dan “bebas nilai”.

3. Subyektivitas sedapat mungkin sangat dihindari.

4. Hubungan antarfenomena, kondisi, obyek, atau variabel bersifat kausalitas (sebab-akibat atau korelasional).

Hubungan kausalitas ini harus dikemukakan secara jelas, obyektif, konkrit, reliable, dan testable dengan

(22)

PENDEKATAN DALAM

PENELITIAN KUANTITATIF

5. Hasil-hasil atau temuan-temuan lapangan dipaparkan dengan lebih mementingkan penggunaan penghitungan dan pengukuran matematis yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel, diagram, gambar/foto, serta bentuk-bentuk ilustrasi lainnya.

6. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan berdasarkan alat-alat (instrumen) yang terstruktur dengan besaran

populasi dan sampel yang sudah ditentukan maka

kebenaran temuan dapat diketahui dengan cepat, tepat dan akurat. Semuanya itu harus tercermin dalam

penulisan artikel ilmiah.

(23)

PENDEKATAN DALAM

PENELITIAN KUANTITATIF

7. Kualitas artikel ilmiah yang ditulis berdasarkan pendekatan kuantitatif ini sangat ditentukan oleh kualitas obyektifitas data atau temuan-temuan lapangan.

(24)

LIHATLAH KURA-KURA!

SATU-SATUNYA KESEMPATAN YANG BISA MEMBUAT KURA-KURA MELANGKAH MAJU ADALAH KETIKA DIA BERANI MENJULURKAN

KEPALANYA KELUAR (enviromagz)

(25)

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Dari jumlah ijin penggunaan tanah diketahui bahwa alih fungsi lahan mengalami peningkatan sebesar 2,66% di tahun 2012, dimana dilihat dari sisi pemanfaatan lahan

MUM Warsaw 2012 ©Grifonline S.r.l., http://training.grifonline.it 1...

Tujuan utama Observasi Kegiatan Pembelajaran adalah untuk mengamati apakah pembelajaran telah berlangsung mengikuti kaidah-kaidah inductive teaching methods. Berdasarkan

Berkah Fajar Tamtomo Kiono (ScopusID: 53063327400) Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,

Agroindustrial Technology Education Study Program core subjects mastery has a positive and significant impact on PPL implementation, professional skills subjects mastery has

Compounding merupakan proses pencampuran, pendispersian, dan pelarutan komponen padat (bubuk), susu segar yang telah dipasteurisasi, dan minyak nabati yang telah

Pada tanggal 4 Juni 2008, Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan telah menyetujui untuk melakukan restrukturisasi internal dengan melikuidasi Palma Agro Limited, Anak

(1) Struktur Organisasi Pemerintahan Wilayah Kecamatan yang berlaku sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini tetap berlaku sampai dengan waktu berlakunya Peraturan Menteri