• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KRED (14)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KRED (14)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT DAN INSTRUMENT DERIVATIF PADA PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk

Siti Cholylah

Universitas Trilogi

1.

Latar Belakang Masalah

Risiko yang diterima oleh sebuah bank diakibatkan terjadinya sebuah atau serangkaian peristiwa bersifat negatif dan tidak diinginkan terjadi yang dapat mengakibatkan kegagalan atau kerugian dan bukannya menguntungkan bank. Risiko terkait dengan aktivitas perbankan, tidak dapat dihilangkan tetapi dapat dikurangi. Namun kegiatan berisiko tersebut harus diambil untuk mendapatkan peluang bank untuk mendapatkan keuntungan, dengan cara meminimalkan risiko yang akan timbul dengan manajemen risiko. Klasifikasi risiko yang sering dahadapi oleh bank diantaranya adalah risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional.

Risiko kredit adalah eksposur yang timbul sebagai akibat kegagalan pihak lawan (counterparty) memenuhi kewajibannya.. Risiko ini timbul sebagai akibat dari kinerja yang buruk dapat berasal dari ketidak mampuan debitur untuk memenuhi sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit yang telah disepakati bersama. Yang menjadi dasar dari perhatian bank dalam hal ini adalah kondisi keuangan dan nilai pasar dari jaminan serta yang paling penting adalah karakter dari debitur. Risiko pasar

(2)

2006, dua diantara BUMN perbankan Indonesia masih mencatat tingkat kredit macet (non performing loan atau NPL) yang tinggi. Akibatnya performa keuangan mereka jadi ikut terganggu. Manajemen risiko adalah suatu proses untuk mengindentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul serta mengambil langkah

Resiko kredit perbankan semakin meningkat (atau resiko dari pihak lainnya) di berbagai instrumen keuangan selain pinjaman termasuk penerimaan, transaksi antar bank, pembiayaan perdagangan, transaksi valuta asing, masa depan keuangan, swap, obligasi, ekuitas, opsi dan perluasan komitmen dan jaminan, penyelesaian transaksi. Potensi terjadi berbagai macam risiko dapat diminimalisir dengan adanya upaya melalui instrument derivative yang sesuai dengan tingkat risiko masing-masing. Latar belakang diadakannya penelitian ini, antara lain adalah untuk melakukan Analisa Penerapan Manajemen Risiko Kredit dan Instrument Derivatif Pada PT Bank Artha Graha Internasional Tbk . Maka dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berarti bagi berjalannya manajemen risiko serta penerapan instrumen derivatif pada PT Bank Artha Graha Internasional Tbk serta bagi dunia perbankan pada umumnya

2.

Tujuan Penulisan

Sesuai denganmasalah di atas yang diajukan, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

a) Menganalisis efektifitas penerapan manajemen risiko kredit dan instrumen derivatif pada bank Artha Graha Internasional Tbk untuk mengatasi resiko kredit.

b) Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan kredit di pada bank bukopin

3.

Pembahasan

Profil Risiko

(3)
(4)

Default (PD), Loss Given Default (LGD), dan Exposure at Default (EAD). Divisi Manajemen Risiko juga telah melakukan stress testing risiko kredit secara periodik untuk mengetahui ketahanan kecukupan modal Bank terhadap kenaikan Non Performing Loan (NPL gross dan net) dan pelaksanaan write off sesuai Pedoman Manajemen Risiko Kredit Bank serta skenario lainnya yang diminta oleh Direksi dan/atau Otoritas Jasa Keuangan. Selain itu, Divisi Manajemen Risiko juga melaksanakan simulasi mapping kredit dengan nilai nominal tertentu berdasarkan penilaian parameter yang ditetapkan untuk mengetahui proyeksi kualitas kolektibilitas kredit debitur existing. Perhitungan kebutuhan modal yang diperlukan untuk risiko kredit telah dilakukan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang berlaku, yaitu dengan Standardised Approach (SA).

Sedangkan penilaian Profil Risiko Kredit telah dilakukan sesuai ketentuan Bank Indonesia dan/ atau Otoritas Jasa Keuangan yang berlaku dan telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu bersamaan dengan profil risiko lainnya. Kemudian, untuk meningkatkan budaya risiko, Divisi Manajemen Risiko bekerja sama dengan Divisi Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) telah melakukan training dan sosialisasi mengenai manajemen risiko kredit dan penggunaan aplikasi CRR serta program refreshment-nya kepada para Account Officer secara berkelanjutan sesuai jadwal program pelatihan dari Divisi Diklat.

Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) dihitung berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan yang mencerminkan berbagai tingkatan risiko yang terkait dengan aset dan eksposur yang tidak tercermin dalam laporan posisi keuangan. Berdasarkan peraturan OJK, Bank diharuskan untuk mempertimbangkan risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam mengukur ATMR. Manajemen menggunakan rasio permodalan yang diwajibkan oleh regulator untuk memantau permodalan Bank. Pendekatan OJK untuk pengukuran ini terutama didasarkan pada pemantauan hubungan antara profil risiko Bank dengan ketersediaan modal. Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko. Penyediaan modal minimum sebagaimana dimaksud ditetapkan sebagai berikut:

a) 8% dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 1;

b) 9% sampai dengan kurang dari 10% dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 2;

(5)

d) 11% sampai dengan 14% dari ATMR untuk bank dengan profil risiko peringkat 4 atau peringkat 5.

Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan oleh regulator sepanjang periode pelaporan, khususnya berkenaan dengan perhitungan KPMM dan ATMR.

Untuk mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis perbankan yang dinamis, maka BankArtha Graha Internasional menerapkan manajemen risiko sebagai konsep strategis. Bank telah mengimplementasikan prosedur manajemen risiko sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan .Penerapan Manajemen Risiko Perseroan merujuk kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 18/POJK.03/2016 tanggal 22 Maret 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum serta Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 34/SEOJK.03/2016, tanggal 1 September 2016 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Menurut surat edaran tersebut, penerapan manajemen risiko harus dilakukan pada risiko kredit. ,risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik dan risiko kepatuhan. Bisnis Bank mencakup aktivitas pengambilan risiko dengan sasaran tertentu dengan pengelolaan yang profesional. Fungsi utama dari manajemen risiko Bank adalah untuk mengidentifikasi seluruh risiko kunci, mengukur risiko-risiko ini, mengelola posisi risiko dan menentukan alokasi modal. konsep Basel PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 01 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, dengan SE BI No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas 5/21/DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, PBI No. 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, dan ketentuan lainnya terkait dengan penerapan manajemen risiko.

(6)

kredit bukan hanya kredit kerja saat itu saja, tapi sebuah rangkaian penentuan market hingga kebutuhan nasabah sendiri. Kondisi makro yang luar biasa dan perubahan yang cepat, maka PT Artha Graha Internasional Tbk terus melakuan review setiap satu bulan. Dalam melakukan usaha bisnisnya, bank melakukan transaksi instrumen keuangan derivatif seperti kontrak tunai dan berjangka mata uang asing, kontrak opsi mata uang asing, interest rate swaps dan cross currency swaps. Instrumen keuangan derivatif dinilai dan dibukukan di neraca pada nilai wajar dengan menggunakan harga pasar. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai kewajiban apabila memiliki nilai wajar negatif.

4.

Rekomendasi

A. Saran yang diberikan berkaitan dengan efektifitas penerapan manajemen resiko dan instrumen derivatif adalah agar bank Artha Graha Internasional Tbk dapat mempertahankan manajemen resiko yang telah dicapai.

B. Agar bank Artha Graha Internasional Tbk dalam meningkatkan lagi kualitas penerapan manajemen resiko dan instrument derivatif agar lebih baik lagi. C. Menggiatkan pemberian kredit yang lebih terfokus pada debitur yang dinilai

memiliki kemampuan dalam mengendalikan kredit, dapat dilihat dari prinsip pemberian kredit yang terpenuhi dengan baik, pada saat terjadi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

D. Mempertahankan pencapaian hasil dari proses manajemen risiko perbankan dalam mengendalikan risiko kredit dan penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan.

E. Perlu secara rutin menelaah kebijakan dan sistem manajemen risiko untuk menyesuaikan dengan perubahan di pasar, produk dan praktek pasar terbaik. F. Bank harus mengembangkan dan menerapkan sistem informasi dan prosedur

yang komprehensif untuk memantau komposisi dan kondisi setiap debitur atau pihak lawan transaksi terhadap seluruh portofolio kredit Bank.

5.

Kesimpulan

(7)

manfaat manajemen risiko adalah dapat meningkatkan shareholder value, menciptakan infrastruktur manajemen risiko yang kokoh dalam rangka meningkatkan 20 daya saing bank. Kendalanya, pengawasan akan penerapan manajemen risiko tergolong rendah dan sumber daya manusia yang belum siap. Penerapan manajemen risiko tidak terlepas dari Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Dampak penerapan manajemen risiko sangat berpengaruh baik terkait penerapan pilar-pilar API, dimana struktur perbankan menjadi sehat, sistem pengawasan menjadi independen dan efektif, industri perbankan menjadi kuat, konsumen menjadi terlindungi.Risiko kredit terutama berasal dari pinjaman yang diberikan, garansi,letters of credit ,endorsement dan akseptasi.

Mengukur risiko kredit terkait dengan kegagalan pihak lawan (counterparty credit risk ) seperti transaksi derivatif over the counter /OTC, bank harus menggunakan nilai pasar yang dilakukan secara berkala. Pemantauan kepatuhan terhadap persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian kredit atau kontrak transaksi lainnya perlu dilakukan dalam pemilihan instrument derivativ yang tepat menghindari terjadinya risiko kredit.

6.

Daftar Pustaka

I. Kisman, Z. Model For Overcoming Decline in Credit Growth (Case Study of

Indonesia with Time Series Data 2012M1-2016M12). Journal of Internet

Banking and Commerce.Vol.22, No. 3,2017.

II. Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189 III. Kisman, Z.Disappearing Dividend Phenomenon: A Review of Theories and

Referensi

Dokumen terkait

Penghasilan Dan Beban (Biaya) Menurut Undang-Undang Perpajakan Berdasarkan pasal 4 Undang-undang pajak penghasilan tahun 2000 yang dikenakan pajak adalah objek pajak

Khusus Pemilu 2004, Pasangan calon Presiden/Wakil Presiden dapat diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi persyaratan perolehan suara pada

lain. Transparansi pemerintah menjadi tuntunan di tengah wabah yang menyerang sistem inti pernapasan manusia ini. Kebijakan pemerintah dalam upaya menanggulangi COVID-19

Kesetiaan pada retailer timbul karena konsumen merasa puas dengan pelayanan, pada jangka panjang akan memberi dampak yaitu munculnya kemungkinan konsumen akan menceritakan

Treatment gro up which were inseminated by unsexing sperm at "late to inseminate" yielded equal number of born male and female calves. , 2014 who stated that

Company regulations/procedure Increase Attention ITL will prepare the Letter to have the meeting with the Governor No 51 30-Jun James Subdistrict Head (Mr.Donny) wineru Likupang

Jika dilihat dari data potensi keagamaan yang dikeluarkan oleh Kantor Departemen Agama Provinsi DIY, potensi di bidang pendidikan keagamaan di Yogyakarta sangat di dominasi

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kelompok Bank Nagari Wilayah Bukittinggi dan Agam. Dari struktur analisis jalur akan dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat