• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Singkat Organisasi Internasional pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sejarah Singkat Organisasi Internasional pdf"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Sejarah Singkat Organisasi Internasional

Sebelum beranjak kepada demokrasi dalam sistem institusi internasional, kita harus lebih dahulu tahu sejarah singkat perjalanan organisasi internasional untuk mengetahui lebih banyak dalam perilaku demokrasi trans-nasional era ini.

Embrio dari pola hubungan internasional yang baru membentuk suatu organisasi pertama adalah Liga Delian, yang mana dibentuk sekitar tahun 478 SM. Liga ini diikuti oleh negara-negara kota (polis) di Yunani kala itu, dan Athena adalah yang paling mendominasi. Awalnya bertujuan militer melawan ekspansi Persia. Setelah itu 1500 tahun kemudian dibentuk Liga Hanseatic. Liga ini lebih bergerak pada asosiasi dagang yang berpusat di sebelah utara Jerman (Eropa Utara). Asosiasi yang berfokus pada kerjasama perdagangan ini bertahan sekitar 6 abad. Selanjutnya muncullah semacam negara internasional yang menggunakan agama sebagai basis, yaitu Western

Christendom yang dimana kepemimpinannya teokratis oleh para petinggi Gereja Barat. Bentuk ini bisa disebut juga sebagai federalisme dunia Kristen.

Sebenarnya jauh sebelum adanya LBB sebagai organisasi trans-nasional untuk perdamaian dan keamanan, ide-ide untuk menciptakan perdamaian telah banyak muncul. Salah satunya pendapat Hugo Grotius bahwa ketika penyelesaian masalah dalam pengadilan gagal, maka perang akan terjadi. Lanjutnya, jika negara-negara ingin tetap bertahan dalam keadaan alami dunia yang anarki atau dibawah kekuasaan

diktator, yaitu dengan aternatif menciptakan suatu komunitas internasional. Ide ini yang kemudian mengilhami munculnya LBB, PBB, dan kerjasama keamanan kolektif

semacam NATO. Jadi sebetulnya memang kesetaraan kebebasan negara sangatlah penting dalam hukum internasional. Kemudian ada Michael Wolff yang mengungkapkan idenya tentang the global citizenry (penduduk dunia), artinya ide tentang negara dunia.

(2)

ide dari Oppenheim yang kira-kira tentang World Organization and Representative of All People.

Pasca Perang Dunia I yang banyak menghancurkan Dunia Eropa, ide tentang organisasi dunia dirasa semakin perlu diwujudkan demi menjaga perdamaian dan kebaikan bersama masyarakat dunia. Kemudian seusai perang, Presiden A.S Woodrow Willson terus-menerus meyakinkan dunia bahwa masalah perang bisa dicegah jika bisa dibawa di konferensi internasional. Kemudian dari tahun 1899 sampai dengan 1907 diadakan Konferensi Internasional untuk Perdamaian, yang puncaknya pada tahun 1907 di Hague, kesemua 44 negara berdaulat mengirimkan wakilnya untuk konferensi dan dibentuklah Liga Bangsa-Bangsa. Oppenheim mengusulkan agar member

konferensi dapat membuat undang-undang sebagai hukum internasional yang akan berlaku. Dengan catatan perlu ditekankan untuk lebih mendengarkan pendapat masyarakat dunia. Dalam banyak hal LBB dinilai lebih demokratis daripada

suksesornya, PBB. Pembentukan liga ini menjadi titik balik organisasi dunia setelah Christendom runtuh.

Namun kemudian gagalnya LBB dalam menjaga keamanan dan mencegah pecahnya Perang Dunia II menjadi titik untuk perlunya merevisi ide organisasi internasional dari Oppenheim. Memang LBB dalam prakteknya hanya memainkan fungsi legislatif dan administratif, tanpa adanya fungsi eksekutif. Kemudian pasca PDII, dibentuklah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sejak itu mulai tahun 1960an, 80 negara menjadi independen, dan dekolonisasis semakin gencar. Pada tahun 1991 sebanyak 113 negara telah meratifikasi Perjanjian tentang Hak-hak Sipil dan Politik. Ini

menunkkan kemajuan besar partisipasi dalam organisasi internasional, termasuk negara-negara yang baru merdeka. Ide kesetaraan kedaulatan semakin dipertegas dalam perjanjian ini Artikel 1: “Semua orang memiliki hak untuk menentukan nasib diri sendiri. Dengan sifat tersebut mereka berhak menentukan status politik, dan bebas memperjuangkan perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya mereka”. Piagam PBB mengembalikan kekuasaan kepada negara masing-masing secara utuh.

(3)

Eropa, institusi kerjasama multilateral seperti IMF, World Bank, dan WTO. Dan bahkan institusi untuk menjalin kerjasama dalam keamanan seperti NATO.

Beberapa organisasi internasional.

PBB

lahir 24 oktober 1945 yaitu hari pada saat Piagam PBB sudah diratifikasi oleh 51 negara anggota pertamanya

1. Tujuan didirikan

- Menjaga perdamaian di seluruh dunia.

- Membangun hubungan persahabatan di antara bangsa-bangsa. - Bekerjasama untuk membangun dunia yang lebih baik, memerangi kemiskinan dan kebodohan, menghentikan kerusakan lingkungan dan mendorong penghormatan terhadap hak-hak asasi manusia.

- Sebagai pusat untuk membantu bangsa-bangsa mencapai tujuan tersebut. 2. Prinsip2 PBB

- Semua anggota memiliki kedudukan yang sama dan sederajat. - Semua anggota harus mematuhi Piagam PBB.

- Negara-negara harus menyelesaikan perselisihan mereka dengan jalan damai.

- Penggunaan kekerasan atau ancaman penggunaan kekerasan harus dihindari.

- PBB tidak campur tangan dalam urusan dalam negeri negara manapun. - Negara-negara anggota harus membantu PBB.

3. Badan2/ alat perlngkapan PBB - Majelis Umum (General Assembly) - Dewan Keamanan (Security Council)

- Dewan Ekonomi dan Social (Economic and Social Council) - Dewan Perwalian (Trusteeship Council)

- Mahkamah Pengadilan Internasional (International Court of Justice) - Sekretariat (Secretariat)

(4)

- Organisasi Buruh Internasional (ILO atau International Labour Organization - Organisasi Bahan Makanan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization of UN) atau FAO

- Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization atau UNESCO

- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO atau World Health Organization - Bank Pembangunan dan Perkembangan Internasional atau IBRD (International Bank of Reconstruction and Development

- Dana Moneter International (IMF atau International Monetery Fund) - Association of South East Asian Nations (ASEAN)

ASEAN

dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967 oleh lima tokoh pendiri yaitu Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thanat Khoman (Muangthai), Rajaratnam (Singapura) dan Narsisco Ramos (Filipina).

Kini anggota ASEAN berjumlah 10 negara dengan masuknya Brunei Darussalam (7 Januari 1984), Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997) dan Kamboja (sejak 30 April 1999). Organisasi ASEAN : KTT, AMM, AEM, AFMM, ASC, Sekretariat ASEAN

NATO (North Atlantic Treaty Organization)

NATO disebut juga Organisasi Perjanjian Atlantik-Utara. Organisasi ini adalah organisasi kerja sama regional yang dititikberatkan pada pertahanan dan keamanan. NATO berdiri pada tahun 1949. NATO didirikan akibat makin meluasnya pengaruh Uni Soviet atau paham komunis di Eropa Barat serta memuncaknya ketegangan dan persaingan negara superpower Amerika Serikat dan Uni Soviet sebelum berakhimya Perang Dunia II. Pada awalnya inggris dan Prancis membuat perjanjian pertahanan pada tahun 1947. dan tahun 1948 menjadi Western European Union setelah Benelux bergabung.

Tujuan NATO adalah sebagai berikut:

a. Mengupayakan penyelesaian perseng-ketaan secara damai b. Menghiiangkan persengketaan politik internasional.

(5)

d. Tidak menggunakan ancaman. militer dalam kalangan internasional.

e. Membela negara anggota, yaitu bahwa apabila terdapat ancaman pada satu negara anggota maka akan menjadi ancaman seluruh NATO.

Anggota NATO adalah AS, Kanada, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman Barat, Belanda, Belgia, Luxemburg, Norvvegia, Eslandia, Denmark, Portugal, Italia, Yunani, Turki, Polandia, Hongaria, dan Cekoslovakia.

APEC (Asia Pasific Economic Cooperation)

APEC merupakan kerja sama -ekonomi di Asia Pasiik. Berdirinya APEC pada bulan November 1989 di Australia, merupakan usulan dari Perdana l\/lenteri Australia yaitu Bob Hawke. Pembentukan APEC dilatarbelakangi adanya kondisi ketidakpastian perkembangan situasi politik dan ekonomi dunia. Anggota APEC terdiri atas negara Asia, Eropa, Amerika Serikat (18 negara) ditambah 6 negara ASEAN (Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam) dan ditambah lagi Australia, Kanada, Cina, Chili, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Meksiko, Papua Nugini, Selandia Baru, Taiwan.

OKI (Organisasi Konferensi Islam)

OKI berdiri secara resmi dl Jedah, Arab Saudi pada tahun 1971 untuk menggalang solidaritas Islam. Berdirinya OKI diprakarsai oleh Raja Feisal Ibun Abdul Aziz dan didirikan oleh beberapa negara Islam, yaitu Maroko, Malaysia, Pakistan, Arab Saudi, Somalia, dan Nigeria. Tujuan OKI di antaranya adalah sebagai berikut.

a. Memajukan solidaritas Islam antar anggota. b. Memperkuat kerja sama antarnegara anggota.

c. Menghilangkan perbedaan rasialis, diskriminasi, clan kolonialisme dalam segala bentuk.

d. Melindungi tempat-tempat suci, mendukung dan membantu perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan kebebasan dan hak-haknya di tanah airnya. e. Memperkuat perjuangan umat Islam untuk melindungi kehormatan,

(6)

BEBERAPA KASUS DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL

1. Kegagalan LBB Menjaga Perdamaian Internasional

perang Dunia I yang melibatkan banyak negara dan berlangsung pada tahun 1914-1918 telah memberi kerugian besar bagi negara-negara tersebut, antara lain meliputi kerugian sosial, ekonomi, lingkungan, politik, dan lain sebagainya. Perang besar yang menandai kegagalan konsep Balance of Power tersebut akhirnya dihentikan secara resmi dengan adanya penandatanganan Perjanjian Versailles pada tanggal 28 Juni 1919. Perjanjian Versailles dipandang sebagai tonggak baru atas kebangkitan dunia, khususnya kawasan Eropa untuk kembali membentuk perdamaian. Di samping keberhasilannya mengakhiri Perang Dunia I, Perjanjian Versailles juga sering

dipandang sebagai hal yang negatif. Hal tersebut dikarenakan Perjanjian Versailles dianggap sebagai Perjanjian yang hanya dibentuk secara sepihak, yaitu implementasi atas keinginan pihak yang dianggap sebagai pemenang perang, yaitu Perancis, Inggris, dan Rusia, yang mana telah menjatuhkan Jerman sebagai satu-satunya pihak yang bersalah atas Perang. Beberapa hal yang tertulis dalam Perjanjian Versailles adalah pelucutan senjata pada tentara Jerman dan mengurangi jumlah pasukan militer Jerman. Hal tersebut bertujuan untuk menjamin posisi Perancis yang pada saat itu merupakan kekuatan utama militer di kawasan Eropa (Corum, 2007:551). Isi dari Perjanjian

Versailles yang sangat menekan Jerman dipandang sebagai perjanjian yang tidak akan bertahan lama untuk menjaga perdamaian karena dapat memicu gejolak atau konflik baru yang pada akhirnya berujung pada perang.

Selain Perjanjian Versailles, terdapat langkah lain yang turut berupaya menstabilkan keadaan dunia, yaitu upaya negara-negara membentuk sebuah

organisasi internasional yang berperan untuk menjaga perdamaian. Organisasi tersebut merupakan organisasi antar bangsa atau dikenal sebagai League of Nation yang

(7)

perang merupakan hal yang tidak pernah terpikirkan dalam hubungan negara-negara liberal yang demokratis (Dunne, 2005). Pemikiran tersebut berhasil menginspirasi Presiden Amerika Serikat pada masa itu, yaitu Woodrow Wilson untuk turut

berkontribusi dalam mencari solusi perdamaian. Wilson memandang bahwa tindakan yang paling efektif untuk menjaga perdamaian dunia adalah dengan membentuk

sebuah organisasi internasional. Untuk mewujudkan organisasi yang dimaksud, Wilson mencetuskan empatbelas poin yang berisi poin-poin perdamaian dan kemudian

diimplementasikan sebagai dasar atas terbentuknya LBB tersebut. Tujuan dibentuknya LBB yaitu agar negara-negara di dunia dapat membentuk sistem keamanan baru dalam tatanan internasional, yaitu collective security system. Dengan terbentuknya keamanan kolektif, maka negara-negara diharap mampu mengendalikan setiap konflik yang muncul dan selalu mengutamakan perdamaian dalam setiap penyelesaian masalah atau konflik tersebut. Selain itu, organisasi Liga Bangsa-Bangsa juga menunjukkan bahwa terdapat pembaharuan terhadap konsep Balance of Power yang sebelumnya telah gagal akibat meletusnya Perang Dunia I.

Perkembangan LBB dalam menjaga perdamaian antar negara tidak sepenuhnya berhasil karena tetap ditemukan berbagai konflik, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Permasalahan pertama dalam LBB yaitu tidak dapat merangkul semua negara yang ada di dunia, termasuk Amerika Serikat yang merupakan pendiri dari LBB itu sendiri. Tidak bergabungnya Amerika Serikat dalam LBB disebabkan karena

Presiden Wilson tidak berhasil membujuk senat untuk meratifikasi dokumen yang menyatakan bergabungnya Amerika dalam LBB (Black, 2010:201). Penolakan senat atas permohonan Wilson tersebut dikarenakan senat berusaha menjaga komitmen Amerika yang pada saat itu menjalankan kebijakan isolasionisme sehingga membatasi hubungan Amerika dengan dunia luar. Dengan demikian, Amerika tidak pernah tercatat sebagai anggota dari LBB mulai liga tersebut dibentuk hingga dibubarkan.

(8)

berakhirnya Perang Dunia I juga tidak dapat menjaga hubungan baik dalam liga

tersebut. Inggris dan Perancis seringkali terlibat dalam perbedaan pendapat yang pada akhirnya menimbulkan konflik-konflik baru. Kelemahan lain yang menimbulkan konflik dalam LBB yaitu setiap keputusan yang diformasikan oleh majelis dan dewan tidak bersifat mengikat pada anggota LBB sehingga setiap negara dapat menolak tanpa dikenai sanksi apabila melanggar hasil sidang (Paul dan Curtis, 2005). Hal-hal tersebut telah menunjukkan berbagai kelemahan LBB, baik secara konstitusional, structural, dan political.

Selanjutnya, LBB mengalami masalah fatal yaitu pada tahun 1930an. Mulai tahun 1930 banyak anggota baru dari LBB yang memutuskan untuk keluar dan sengaja dikeluarkan karena terlibat atau sedang merencanakan perang. Pada tahun 1930 Jepang memutuskan untuk keluar dari LBB dan kemudian melakukan invasi ke Manchuria (Black, 2010:202). Hal itu juga terjadi pada Jerman yang bergabung pada tahun 1926 dan keluar pada tahun1934., dan diikuti Italia yang keluar pada tahun 1935 karena melakukan invasi terhadap Abyssinia, Ethiopia. Lima tahun kemudian, Uni Soviet, yang telah memasuki Liga pada tahun 1934, dikeluarkan karena menyerang Finlandia (Black, 2010:203). Waktu yang singkat tersebut telah menunjukkan bahwa LBB tidak berpera besar dalam menjaga perdamaian dunia atau dengan kata lain pembentukan LBB dipandang sebagai suatu hal yang sia-sia.

Kegagalan sistem keamanan kolektif yang menjadi prinsip utama LBB juga dapat dilihat ketika LBB tidak dapat mengantisipasi kemunculan negara-negara dengan kekuatan baru, atau bahkan aliansi yang dapat mengganggu kestabilan internasional pada saat itu. Hal itu dibuktikan dengan lahirnya kekuatan baru di Jerman dalam bidang militer, yaitu pasukan Nazi dibawah pimpinan Kopral Adolf Hitler yang diangkat menjadi Kanselir pada 1933 yang mempersiapkan balas dendam kekalahan Jerman atas

(9)

wilayah Asia Timur, Jepang muncul sebagai negara dengan kekuatan industri, ekonomi, dan militer sehingga memudahkan Jepang untuk menguasai negara lain. Jerman di bawah pimpinan Hitler, Italia di bawah pimpinan Mussolini, dan Jepang di bawah pimpinan Hirohito kemudian melakukan suatu hubungan kerjasama dan tergabung dalam blok poros.

Berbagai kegagalan yang dialami LBB dalam menjamin perdamaian membawa hubungan antar negara dalam area perang yang dikenal sebagai Perang Dunia II. Perang tersebut dimulai pada 1 September 1939 yang ditandai dengan penyerangan Jerman atas Polandia. Hal tersebut memunculkan serangkaian pernyataan perang terhadap Jerman oleh pihak sekutu, yaitu Perancis dan Inggris. Sedangkan di Asia Timur, pada tanggal 7 Desember 1941, Jepang melakukan penyerangan secara tiba-tiba ke Pearl Harbor, pangkalan angkatan laut Amerika Serikat sebagai bentuk balasan karena Amerika Serikat dinilai telah ikut campur dalam konflik Jepang dan China. Selain itu, Jepang juga melakukan penyerangan pada pangkalan udara Amerika Serikat di Filiphina, dan menguasai koloni-koloni Inggris di Hong Kong, Malaya, Borneo, dan Birma (itjen.kemhan.go.id). Atas penyerangan yang dilakukan Jepang, maka Amerika dan Inggris menyatakan perang terhadap Jepang pada tanggal 8 Desember 1941, dan hal tersebut diikuti pernyataan perang oleh Jerman dan Italia terhadap Amerika Serikat pada tanggal 11 Desember 1941 (Carruthers, 2001). Jepang juga melakukan

penyerangan pada daerah Hindia-Belanda, yaitu Labuan, Brunei, Singapura, Semenanung Malaya, Palembang, Tarakan, dan Balikpapan karena semua daerah tersebut merupakan sumber minyak yang dibutuhkan Jepang sebagai sumber kekuatan dalam menjalankan perang (itjen.kemhan.go.id). Hal ini menyebabkan Belanda

terpaksa menyerahkan daerah kekuasaannya pada Jepang.

Di Eropa juga terjadi berbagai dinamika politik sebagai akibat perang. Tahun 1940 Jerman menyerang Denmark dan Norwegia secara tiba-tiba melalui Operasi

Weserubung. Selain itu, Jerman dan Inggris terlibat dalam Pertempuran Inggris atau Battle of Britain, yaitu perang udara antara AU Jerman dan AU Inggris

(10)

poros dan bergabung dengan blok sekutu dan menyatakan perang terhadap Jerman. Begitu pula Amerika, yang semula tidak tergabung pada blok manapun, pada tahun 1941 turut bergabung dalam blok sekutu sebagai bentuk perlawanan terhadap Jepang. Pertempuran antara kedua blok juga berlangsung di Afrika dan Asia Tengah. Tahun 1940, pasukan Inggris di Mesir melawan pasukan Italia di Libya atas perebutan Terusan Suez, tahun 1941 terjadi pertempuran di Suriah, Lebanon, dan Korps Afrika, dan tahun 1942 terjadi pertempuran El Alamein pertama dan kedua antara pasukan Jerman dan Inggris (itjen.kemhan.go.id). Perang Dunia II berakhir ketika Jepang menyerah tanpa syarat pada tanggal 14 Agustus 1945 karena Amerika telah berhasil menjatuhkan bom atom di Hirosima pada tanggal 6 Agustus dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus. Hal tersebut menyebabkan Jepang kehilangan ratusan ribu jiwa penduduk dan kerugian ekonomi yang sangat besar.

Setelah berakhirnya Perang Dunia II, negara-negara di dunia kembali memulai hubungan positif yang berorientasi pada perdamaian. Paska berakhirnya Perang Dunia II, diplomasi juga mengalami perkembangan, yaitu muncul beberapa jenis baru dalam pelaksanaan diplomasi. Diplomasi yang lebih sering digunakan yaitu diplomasi publik. Menurut Paul Sharp (dalam D’Hooghe, 2007:5), diplomasi publik merupakan proses diplomasi yang dilakukan secara langsung oleh pemerintah terhadap masyarakat, baik masyarakat di negaranya maupun negara lain untuk meningkatkan kepentingan dan memperluas nilai-nilai. Diplomasi publik digunakan pemerintah untuk mendapatkan simpati, citra baik, dan dukungan dari masyarakat. Pelaksanaan diplomasi publik dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa media, seperti budaya, pendidikan, sumber daya, dan lain sebagainya. Sebagai contoh yaitu diplomasi yang dilakukan China dengan memberikan Panda sebagai ungkapan terimakasih dan persahabatan terhadap Amerika Serikat. Selain itu, diplomasi konferensi juga dipandang sebagai bentuk yang efektif. Hal itu dibuktikan dengan pembentukan PBB pada tahun 1950 untuk

menggantikan LBB yang telah gagal dalam menjaga perdamaian.

(11)

Kegagalan LBB dalam menjaga perdamaian disebabkan oleh banyak faktor, antara lain yaitu tidak terlegitimasi sempurna, tidak ada kekuatan yang mampu mengontrol kinerja liga, keputusan yang dihasilkan tidak mengikat, dan kurangnya ketegasan dalam pemberian sanksi bagi negara-negara yang melanggar keputusan. Kegagalan LBB menyebabkan negara-negara saling menginvasi satu sama lain yang berujung pada meletusnya Perang Dunia II pada tahun 1939. Perang tersebut bersifat lebih kompleks karena terjadi di tiga wilayah secara bersamaan, yaitu Eropa, Afrika, dan Asia-Pasifik. Penyerangan Jerman terhadap Polandia da penyerangan Jepang terhadap Pearl Harbor, Amerika, dipandang sebagai pemicu terjadinya Perang Dunia II. Perang berakhir pada tahun 1945 ketika Jepang menyerah tanpa syarat atas bom yang

dijatuhkan Amerika di dua kota Jepang, yaitu Hiroshima dan Nagasaki. Perang Dunia II membawa pengaruh terhadap perkembangan diplomasi. Diplomasi yang berkembang pada saat dan setelah Perang Dunia II yaitu diplomasi publik dan konferensi. Penulis beropini bahwa penyebab utama kegagalan sebuah organisasi merupakan kesalahan anggota-anggota di dalamnya. Hal tersebut juga berlaku dalam LBB yang mana

negara-negara anggotanya kurang bekerjasama untuk mewujudkan tujuan utama liga tersebut, yaitu menjaga perdamaian internasional, sehingga masing-masing negara saling bersaing untuk melakukan invasi terhadap negara lain dan mengakibatkan Perang Dunia II.

2. Kasus Pembunuhan Pangeran Bernadotte

Folke Bernadotte af wisborg merupakan salah satu anggota PBB yang juga merupakan keturunan dari raja. Ia merupakan cucu dari Raja Oscar II, Swedia. Kemudian ia juga merupakan keponakan dari Gustav V. Folke merupakan anak dari coun Oscar Bernadotte of Wisborg yang menikah tanpa sepengetahuan ayahnya yaitu Raja Oscar II Swedia. Akhirnya ia diusir dan mendapat gelar Count of Wisburg.

Sebelum terjun ke dunia diplomasi, Bernadotte diangkat menjadi seorang putra

(12)

Kemudian pada tahun 1948, Dewan Keamanan PBB menyetujui Bernadotte untuk menjadi penengah dalam konflik Arab-Israel di Palestina. Dan setelah 10 hari

berlangsung, ia telah berhasil memprakarsai konferensi di beberapa negara Arab. Salah satunya adalah Kairo, Mesir,dan Arman, Yordania. Ia juga berhasil memperoleh

persetujuan gencatan senjata selama 4 minggu, dan ia menuliskan semua laporannya untuk diserahkan kepada Dewan Keamanan PBB di New York.

Namun naas, nasih yang tidak tersangka ternyata melanda Bernadotte. Ia meninggal di tangan Lehi yang sebelumnya telah menyetujui aksi pembunuhan ini. ketiga pemimpin kelompok ini yaitu, Yitzhak Shamir, Natan Yelli Mor, Yisral Eldad dan oleh kepala Lehi di Yerussalem Yehoshua Zetler. Keempat orang ini menyerang mobil yang ditumpangi oleh Bernadotte yang sedang berjalan di Katamon. Sebagian sumber mengatakan bahwa mobil Bernadotte dihentikan kemudian ditembaki secara terus-menerus, namun ada juga sumber yang mengatakan bahwa Bernadotte ditembak oleh Yehoshua Zetler.

Setelah kejadian tersebut, kemudian sekjen PBB Trygve Lie mempersiapkan memorandum yang akan diberikan pada saat sidang PBB. Memorandum tersebut berisi beberapa pertanyaan tentang kasus tersbut. Yang pertama adalah apakah suatu

negara itu mempunyai tanggung jawab terhadap PBB atas kematian atau musibah yang menimpa anggota PBB tersebut. Kedua, Kebijaksanaan secara umum mengenai

kerusakan dan usaha-usaha untuk mendapatkan ganti rugi. Kemudian yang terakhir adalah cara-cara yang akan ditempuh untuk penyapaian dan penyelesaian masalah tersebut.

Menurut Mahkamah Internasional, PBB merupakan suaru organisasi internasional yang memiliki legal personality serta legal capacity untuk bertindak didepan hukum mewakili kepentingan PBB dan kepentingan korbannya. Legal personality dan legal capacity sendiri adalah hal penting yang dimiliki oleh suatu organisasi untuk

menjalankan fungsinya.

Setelah berpikir seperti itu, akhirnya mahkamah internasional membawa

(13)

organisasi mempunyai kapasitas untuk mengajukan gugatan terhadap pemerintah de jure maupun de facto untuk mendapatkan ganti rugi atas kerugian yang dialami oleh PBB dan korban yang menerima dampak dari kejadian yang menimpa korban.

Kemudian seandainya memang benar, apakah tindakan yang harus dilakukan oleh PBB untuk mengembalikan hak negara tempat korban menjadi warganya?

Dari beberapa persoalan yang diajukan oleh mahkamah internasional, PBB. International Court of Justice ini memutuskan bahwa ICJ sepakat, bahwa sebenarnya PBB itu dapat melakukan hal tersebut (gugatan terhadap pemerintah de jure ataupun de facto). Kemudian menurut ICJ, PBB memang dapat mengajukan gugatan meskipun pemerintah yang diminta pertanggungjawabannya itu bukanlah anggota PBB. Dan terakhir adalah ICJ memutuskan bahwa gugatan karena kerugian yang dialami pejabatnya itu hanya dapat dilakukan jika gugatan tersebut berdasarkan pada pelanggaran kewajiban kepada PBB.

Dari permasalahan tersebut dapat dikatakan bahwa sebenarnya PBB tidak duduk diam dalam menangani permasalahan ini. PBB berusaha mengajukan permasalahan ini ke ICJ kemudian meminta pendapat tentang apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh PBB atas kejadian ini, apakah ia harus meminta ganti rugi terhadap korban atau

bagaimana. Dan ternyata International Court of Justice ini baru memutuskan atau memberikan advisory opinion nya pada tahun 1949, padahal PBB membawa atau mengajukan kasus ini pada tahun 1948.

Namun dari kejadian ini, didapatkan jawaban atas status yuridik organisasi

(14)

NON GOVERNMENTAL ORGANIZATION

Disadur dari berbagai sumber dan disajikan pada Kamp Mahasiswa Regional Sumbagut, Perkantas Medan, pada Agustus 2007

I. Defenisi, sejarah dan sifat

Istilah “non-governmental organization” digunakan sejak berdirinya PBB pada tahun 1945, tepatnya pada pada Piagam PBB Pasal 71 Bab 10 tentang peranan konsultatif non-governmental organization. Awalnya istilah ini digunakan untuk membedakan antara hak partisipatif badan-badan pemerintah (intergovernmental agencies) dan organisasi-organisasi swasta international (international private organizations).

Defenisi “international NGO” (INGO) pertama kali diberikan dalam resolusi 288 (X) ECOSOC pada 27 Pebruari 1950: “setiap organisasi internasional yang tidak didirikan atas dasar sebuah perjanjian internasional “. World Bank, mendefenisikan NGO sebagai “organisasi swasta yang menjalankan kegiatan untuk meringankan

penderitaan, mengentaskan kemiskinan, memelihara lingkungan hidup, menyediakan layanan sosial dasar atau melakukan kegiatan pengembangan masyarakat”. Dalam sebuah dokumen penting World Bank, Working With NGOs, disebutkan, “Dalam konteks yang lebih luas, istilah NGO dapat diartikan sebagai semua organisasi nirlaba (non-profit organization) yang tidak terkait dengan pemerintahan.

NGO pada umumnya adalah organisasi berbasis nilai (value-based organizations) yang bergantung kepada, baik sebagian atau keseluruhan, bantuan amal (charitable donations) dan pelayanan sukarela (voluntary service). Walaupun sejak lebih dari 2 dekade terakhir sektor NGO telah semakin diprofesionalisasikan, namun prinsip-prinsip altruism (mementingkan orang lain) and kesukarelaan (voluntarism) masih menjadi ciri utamanya.”

(15)

pengembangan yang diberikan oleh NGO internasional telah meningkat 10 kali lipat. Pada tahun 1992 NGO internasional menyalurkan lebih dari $7.6 miliar bantuan untuk negara-negara berkembang. Saat ini diperkirakan lebih dari 15% dari total bantuan dunia untuk pengembangan disalurkan melalui NGO.

II. Peranan NGO

Peranan NGO penting untuk membangun suatu masyarakat dan bangsa. Ini disebabkan karena banyak pembiayaan dari perorangan, institusi dan pemerintah untuk masyarakat disalurkan melalui NGO. Sejak tahun 1970-an, NGO telah bertambah banyak dari sebelumnya mencoba untuk mengisi ruang yang tidak akan atau tidak dapat diisi oleh pemerintah.

Dari sekian banyak peran yang dimainkan oleh NGOs, 6 hal berikut ini merupakan yang penting:

·Pengembangan dan Pembangunan Infrastruktur

Membangun perumahan, menyediakan infrastruktur seperti sumur atau toilet umum, penampungan limbah padat dan usaha berbasis masyarakat lain.

·Mendukung inovasi, ujicoba dan proyek percontohan:

NGO memiliki kelebihan dalam perancangan dan pelaksanaan proyek yang inovatif dan secara khusus menyebutkan jangka waktu mereka akan mendukung proyek tersebut. NGO dapat juga mengerjakan percontohan untuk proyek besar pemerintah karena adanya kemampuan bertindak yang lebih cepat dibandingkan dengan pemerintah dengan birokrasinya yang rumit.

·Memfasilitasi komunikasi

NGO dapat memfasilitasi komunikasi ke atas, dari masyarakat kepada pemerintah, dan ke bawah, dari pemerintah kepada masyarakat. Komunikasi ke atas mencakup pemberian informasi kepada pemerintah tentang apa yang dipikirkan,

dirasakan dan dilakukan oleh masyarakat, sedangkan komunikasi ke bawah mencakup pemberian informasi kepada masyarakat tentang apa yang direncanakan dan

(16)

·Bantuan teknis dan pelatihan

Institusi pelatihan dan NGO dapat merancang dan memberikan suatu pelatihan dan bantuan teknis untuk organisasi berbasis masyarakat dan pemerintah.

·Penelitian, Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan evaluasi yang efektif terhadap sifat partisipatif suatu proyek akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat dan staf proyek itu sendiri.

·Advokasi untuk dan dengan masyarakat miskin

NGO menjadi jurubicara dan perwakilan orang miskin dan mencoba untuk mempengaruhi kebijakan dan program pemerintah. Ini dapat dilakukan melalui berbagai cara mulai dari unjuk rasa, proyek percontohan, keikutsertaan dalam forum publik untuk memformulasi kebijakan dan rencana pemerintah, hingga mengumumkan hasil

penelitian dan studi kasus terhadap orang miskin. Jadi, NGO memainkan peran mulai dari advokasi kepada orang miskin hingga implementasi program pemerintah; dari penghasut (pembuat opini) dan pengkritik hingga rekan kerja dan penasehat; dari sponsor proyek percontohan hingga mediator.

Beberapa bidang yang digeluti oleh NGO, antara lain: 1.Pendidikan masyarakat dan pengembangan kesehatan

Pendidikan seks dan kontrasepsi, kesehatan umum, pembuangan limbah/ sampah, penggunaan air, vaksinasi, pelayanan konsultasi remaja.

2.Penanganan kesehatan khusus

HIV/AIDS, Hepatitis B, pemulihan kecanduan obat. 3.Masalah sosial masyarakat

Kenakalan (kejahatan) remaja, remaja yang meninggalkan rumah, anak jalanan, prostitusi.

4.Lingkungan hidup

Pendidikan konsumsi energi dan air, pelestarian gunung dan hutan 5.Ekonomi

Pinjaman dan usaha mikro, pelatihan keahlian (komputer, teknisi, katering, menjahit, dll), promosi dan distribusi produk (bazaar, dll), pembentukan koperasi, konsultasi keuangan, bantuan mencari kerja dan pengembangan karir.

(17)

Pembangunan sekolah, pembangunan infrastruktur, pembangunan dan operasional pusat budaya, bantuan ahli untuk pertanian dan kelautan.

7.Isu perempuan

Hak anak dan perempuan, pusat bantuan untuk perempuan yang mengalami kekerasan, terapi kelompok terhadap perempuan yang mengalami pelecehan seksual, hotline counseling (konseling via telepon khusus untuk perempuan), bantuan hukum untuk perempuan, mendorong minat baca dan tulis.

III. Pengelompokan NGO

World Bank membagi NGO ke dalam 2 kelompok, yaitu: Operasional dan Advokasi.

A. NGO Operasional

Tujuan utamanya adalah perancangan dan implementasi proyek pengembangan. Kelompok ini menggerakkan sumber daya dalam bentuk keuangan, material atau tenaga relawan, untuk menjalankan proyek dan program mereka. Proses ini umumnya membutuhkan organisasi yang kompleks. NGO operasional ini masih dapat dibagi atas 3 kelompok besar:

1.Organisasi berbasis masyarakat – yang melayani suatu populasi khusus dalam suatu daerah geografis yang sempit;

2.Organisasi Nasional – yang beroperasi dalam sebuah negara yang sedang berkembang, dan

3.Organisasi Internasional – yang pada dasarnya berkantor pusat di negara maju dan menjalankan operasi di lebih dari satu negara yang sedang berkembang.

Sepanjang tahun 1970-an dan 1980-an, kebanyakan contoh kolaborasi World Bank-NGO melibatkan NGO Internasional. Belakangan ini, tren tersebut telah berbalik. Dari seluruh proyek yang melibatkan kolaborasi NGO yang tercatat di tahun fiskal 94, 40% melibatkan organisasi berbasis masyarakat 70% melibatkan organisasi nasional and 10% melibatkan organisasi internasional.

B. NGO Advokasi

(18)

dasarnya berusaha untuk meningkatkan kesadaran (awareness) dan pengetahuan dengan melakukan lobi, kegiatan pers dan kegiatan-kegiatan aktivis. NGO ini pada dasarnya bekerja melalui advokasi atau kampanye atas suatu isu dan tidak

mengimplementasikan program. Kelompok ini menjalankan fungsi yang hampir sama dengan kelompok operasional, namun dengan tingkatan dan komposisi yang berbeda. Pencarian dana masih perlu namun dengan ukuran yang lebih kecil.

NGO dapat pula dikelompokkan berdasarkan orientasi dan tingkat operasi: 1. Berdasarkan Orientasi

Orientasi Amal (Charitable) sering melibatkan kerja pola top-down dengan sedikit partisipasi penerima manfaat. Kegiatan NGO diarahkan untuk pemenuhan kebutuhan makanan pada orang miskin, pakaian dan obat-obatan, perumahan,

sekolah, dll. NGO ini dapat juga melakukan aktifitas bantuan pada bencana alam atau bencana akibat perbuatan manusia.

Orientasi pelayanan mencakup NGO yang aktifitasnya berupa penyediaan jasa pelayanan kesehatan, perencanaan keluarga atau pelayanan pendidikan yang

programnya dirancang oleh NGO dan masyarakat diharapkan berpartisipasi dalam implementasinya dan dalam penerimaan layanannya.

Orientasi partisipasi dicirikan dengan proyek kelola sendiri (self-help projects) dimana penduduk setempat dilibatkan dalam implementasi proyek dengan cara memberi bantuan uang tunai, peralatan, lahan, bahan-bahan, tenaga kerja, dll. Dalam proyek pengembangan masyarakat yang klasik, partisipasi dimulai dengan identifikasi kebutuhan dan dilanjutkan kepada tahap perencanaan dan implementasi.

(19)

2. Berdasarkan tingkatan operasi

Organisasi berbasis masyarakat muncul dari inisiatif orang-orang itu sendiri. Ini dapat mencakup klub olahraga, organisasi perempuan, organisasi jiran, organisasi agama atau pendidikan. Ada banyak variasi dari jenis ini. Sebagian didukung oleh NGO, atau badan bilateral atau internasional, dan yang lainnya independen dari bantuan pihak luar. Sebagian bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat miskin kota atau membantu mereka memahami hak-hak mereka dalam memperoleh akses kepada layanan yag dibutuhkan sementara yang lain terlibat dalam penyediaan layanan itu sendiri.

Organisasi perkotaan (Citywide Organizations) mencakup organisasi seperti Rotary atau Lion’s Club, kamar dagang dan industri, koalisi bisnis, kelompok etnis dan pendidikan dan asosiasi organisasi masyarakat. Sebagian berdiri untuk tujuan tertentu namun menjadi terlibat dalam membantu orang miskin sebagai satu dari banyak

kegiatannya, sementara yang lain dibentuk untuk tujuan khusus yaitu membantu orang miskin.

NGO nasional mencakup organisasi seperti Palang Merah (Red Cross), organisasi profesi, dll. Sebagian di antaranya memiliki cabang di suatu negara dan membantu NGO setempat.

Referensi

Dokumen terkait

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

1) Tiap langkah penulisan karya tulis dirancang dengan sistematika yang jelas dan runtut. 2) Karya tulis didukung oleh data atau informasi terpercaya dan dapat

DRPP/Kuitansi Nama Kegiatan Hasil Pemeriksaan Berkas Kurang 1 000442 Pembelian parang -Belum dilengkapi tanda. tangan pejabat keuangan - SPBY 2 000443 Biaya Parkir -Belum

a) Kajian literatur tentang kecerdasan majemuk, pendekatan multi representsi dan model discovery learning dari jurnal yang relevan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh teori

Sumber Daya Manusia Operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d merupakan Pegawai Negeri sipil yang mempunyai kualifikasi dan wewenang tertentu yang bertugas

Di dalam projek ini, satu aplikasi carian web berasaskan semantik web atau ontologi dibangunkan dengan mengintegrasikan alatan-alatan yang menyokong SHOE seperti Expose, Parka

Dalam studi manajemen, kehadiran konflik pendidikan tidak bisa terlepas dari permasalahan keseharian yang dirasakan oleh pengelola lembaga pendidikan. Konflik tersebut

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia, kesehatan, berkat dan anugrah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis