• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN ARSITEKTUR IKONIK DI BERBAG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKEMBANGAN ARSITEKTUR IKONIK DI BERBAG"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN ’ARSITEKTUR IKONIK’ DI BERBAGAI BELAHAN DUNIA

Oleh : Ir. Udjianto Pawitro, MSP.

St af Pengajar Kopert is W ilayah IV Pada Jurusan Teknik Arsit ekt ur – FTSP – Inst it ut Teknologi Nasional (It enas) Bandung Gedung 17 Lant ai 1 – Jalan PH Hasan M ust opha 23 Bandung 40124

e-mail : udjiant o_paw it ro@yahoo.com

ABSTRAK

‘Arsitektur Ikonik’ didefinisikan sebagai arsitektur yang berfungsi sebagai ‘penanda tempat’ dan ‘penan-da zaman’. Tujuan didirikannya ‘arsitektur ikonik’ ini a‘penan-dalah untuk mengenal ‘sesuatu’ agar mu‘penan-dah diingat oleh lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Ciri-ciri bangunan ikonik atau arsitektur ikonik ini adalah : (a) letak atau lokasi yang strategis – sehingga mudah dilihat / dikenali oleh lingkungan sekitar, (b) pemilihan bentuk yang cenderung ‘menarik’ sehingga mudah dijadikan ‘tanda’ atau ‘ikon’ dari lingkungan sekitar, serta (c) memiliki unsur kekuatan atau kekokohan bangunan yang tinggi sehingga berumur panjang.

Bangunan-bangunan ikonik pada dasarnya dikenal orang atau masyarakat luas sebagai karya arsitek-tur yang menjadi ‘penanda tempat’ dan sekaligus sebagai ‘penanda zaman’ dalam era kebudayaan ma-nusia. Arsitektur ikonik dapat pula berfungsi sebagai penanda tempat’ (space icon) dari lingkungan seki-tarnya, serta mampu untuk berdiri - tegak tahan terhadap umur yang panjang, struktur bangunan yang spesifik dan memiliki nilai estetika yang menawan. Pada saat sekarang ini, munculnya bangunan ikonik atau arsitektur ikonik tidak dapat lepas dari perkembangan globalisasi ekonomi kapitalis.

Kesan mewah, megah dan mahal sudah merupakan istilah yang tidak dapat dihindari dari ‘bangunan ikonik’ atau ‘arsitektur ikonik’ pada saat sekarang ini. Dalam sejarah perkembangan arsitektur dari dahulu hingga saat sekarang, kita dapat belajar untuk melihat dan mengamati keberadaan dari ‘arsitektur ikonik’ yang berada di berbagai belahan dunia. Pada saat sekarang dalam memasuki abad 21 terjadi perkem-bangan pesat di dunia arsitektur, dimana terjadi pertemuan antara ‘seni bangunan’ dengan ‘struktur ska-la mega’ (mega-structure) serta didorong oleh kemampuan utilitas bangunan yang ber-teknologi tinggi (hi-tech).

Kata Kunci : arsitektur ikonik, globalisasi ekonomi kapitalis dan penanda tempat (place-icon).

ABSTRACT

'Iconic Architecture' is defined as an architecture that serves as a 'place marker' and 'time marker'. The purpose of the establishment of 'iconic architecture' is to know 'something' to be easily remembered by the environment and surrounding communities. The characteristics of iconic buildings or iconic architecture is, among others: (a) the location or strategic location - so easily seen or recognized by the surrounding environment, (b) election form that tends to 'pull' so easy to be a 'sign' or 'icon 'of the neighborhood with a large or grand scale, and (c) has an element of strength or robustness of a high building so as to have a long life.

Iconic buildings are basically known to the person or the public as works of architecture to be 'place-icon' and as 'time-icon' in the era of human culture. Iconic architecture can also serve as icon of place from the surrounding environment, and able to stand-up resistant to long age, the specific structure of the building to have a charming aesthetic value. At this time, the emergence of iconic buildings or iconic architecture can not escape from the globalization of the capitalist economy.

Impression, luxurious, grand and expensive is a term that can not be avoided from the 'iconic building' or 'iconic architecture' at the present time. In the history of architectural development from ancient times until the present time, we all can learn to see and to gamati existence of 'iconic architecture' which are in various parts of the world. At this present time in entering the 21st century rapid development occurred in the world of architecture, where there is a meeting or a marriage between the art of building a mega-scale structure (mega-structure) and driven by the ability of building utilities with the high technology (hi-tech).

Keywords: iconic architecture, the globalization of the capitalist economy and place-icon.

(2)

PENDAHULUAN.

Melihat sejarah perkembangan arsitektur, arsitektur berada pada masa lalu (waktu lampau), ma-sa sekarang ini hingga mama-sa (waktu) yang menuju ke hari depan. Dalam sejarah perkembangan arsitek-tur dapat dipelajari tentang karya arsitekarsitek-tur pada belahan waktu yang berbeda-beda, dimana arsitekarsitek-tur dapat menjadi tanda atau ciri tingkat kemajuan kebudayaan manusia. Melalui peninggalan karya arsi-tektur tersebut, masa-masa kejayaan dalam kebudayaan manusia dapat dipelajari dari masa ke masa. Arsitektur (= Architecture), merupakan peninggalan (= artifak) dan juga sebagai salah satu unsur dari ke-budayaan manusia, yang berwujud bangun-bangunan atau gedung atau lingkungan buatan (build envi-ronment). Bangunan atau gedung atau lingkungan buatan dimaksud – ditujukan untuk kebutuhan hidup manusia dalam kurun waktu tertentu yang bersifat dinamis.

Dalam arsitektur terdapat bagian dari kebudayaan manusia, yang setidaknya mengandung ele-men: cipta, karsa dan karya manusia. Wujud nyata dari ‘arsitektur’ pada umumnya berbentuk bangunan atau gedung hingga lingkungan buatan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Ke-butuhan utama akan ‘tempat tinggal’ atau ‘tempat berhuni’ dapat langsung dijawab atau dsediakan oleh ‘arsitektur’, dimana pada dasarnya arsitektur ditujukan untuk memenuhi ‘kebutuhan berhuni’ manusia. Ruang lingkup dari karya arsitektur pada dasarnya dapat berupa bangun-bangunan sederhana hingga bangun-bangunan kompleks (beragam fungsi) hingga wujud lingkungan binaan yang bermanfaat bagi kebutuhan hidup manusia skala besar (= masyarakat luas).

Konteks atau tautan dalam proses pewujudan karya arsitektur pada dasarnya akan berkaitan dengan tiga unsur utama pembentuk ‘arsitektur’– yaitu: (a) pemenuhan unsur ‘kenyamanan’ dari ruang atau bangunan (comfortibility), (b) pemenuhan unsur ‘kekuatan’ dari ruang atau bangunan (constructibili-ty) serta (c) pemenuhan unsur ‘keindahan’ dari ruang atau bangunan. Secara lebih luas, konteks atau tautan proses perancangan arsitektur, dapat berkembang lebih kompleks atau lebih rumit, sesuai dengan perkembangan dari dinamika manusia dan masyarakatnya. Arsitektur dengan wujud akhir berupa: ban-gunan atau gedung atau lingkungan buatan digunakan untuk kebutuhan manusia dengan konteks: so-sial, budaya, ekonomi, politik, hokum / pranata, sejarah hingga ke seni dan estetika.

Perkembangan sejarah arsitektur juga mengingatkan kita akan masa-masa (waktu) kejayaan dalam kebudayaan manusia yang dikenal dengan ‘pembagian waktu’ atau ‘periodenisasi’ dalam sejarah arsitek-tur. Dalam sejarah perkembangan arsitektur, karya-karya arsitektur yang dihasilkan dibagi atau dikelom-pokkan dalam kurun wasktu atau periode waktu tertentu. Seperti misalnya: arsitektur era kebudayaan kuno (ancient architecture), arsitektur era kebudayaan klasik (classical architecture), arsitektur era kebu-dayaan islam (Islamic architecture), arsitektur pada era kebudayaan modern (modern architecture) hing-ga kebudayaan post-modern (post-modern architecture) pada saat sekarang ini. Dalam perjalanan seja-rah arsitektur yang kita kenal, terdapat karya-karya besar arsitektur yang dapat dijadikan tanda atau penanda zaman dari kebudayaan manusia. Karya-karya besar arsitektur tersebut diatas ada kaitannya dengan ‘tanda’ atau ‘ikon’ berupa bangunan atau gedung atau arsitektur yang dijadikan penanda tempat.

Sebagai contoh kita mengenal ‘tujuh keajaiban dunia’ darlam versi karya arsitektur yang menjadi pe-nanda waktu atau zaman dalam kebudayaan manusia. Karya arsitektur yang termasuk dalam ‘tujuh kea-jaiban dunia’ yang pada dasarnya berupa karya arsitektur sekaligus merupakan artifak kebudayaan. Karya-karya arsitektur dimaksud pada dasarnya dapat dimasukkan kedalam karya arsitektur yang identik dengan ‘arsitektur ikonik’ (The Iconic Architecture), yaitu arsitektur yang berfungsi sebagai penanda tem-pat dan penanda zaman. Kita ambil contoh, misalnya: bangunan Piramida dan Spinx di Mesir, bangunan Taman gantung di Babilonia (Irak sekarang), bangunan Pemujaan di Aztek – Amerika Tengah, bangunan Parthenon di Athena, bangunan Candi Borobudur di Jawa Tengah Indonesia, Bangunan Meuselium Taj-Mahal di Agra India, dsb. Bangunan-bangunan tersebut pada dasarnya banyak dikenal orang sebagai karya arsitektur yang menjadi ‘penanda zaman’ dalam kebudayaan manusia.

(3)

Dalam sejarah kebudayaan manusia, kita mengenal arsitektur era Renaisance di daratan Eropa, kita-pun mengenal ikon-ikon berbentuk bangunan atau arsitektur yang dikenal luas oleh masyarakat. Mi-salnya bangunan: Plaza Santa Petrus di Basilica, Italia, bangunan Gereja Santa Philipbert, Tournus, Prancis (950 - 1120 m.), bangunan Santa Maria Novella, Florencia, Italy (1456 – 1470 m.), Plaza santo Marco, Venesia, Italy, bangunan Pallazo Thiene, Vincenza, Italy (1545 m.), bangunan Masjid Soleyman (dahulu gereja Aya Sofia), Istambul (1551 – 1558 m.), bangunan Gereja Redemtore, Venesia, Italy (1577 – 1592 m.), bangunan Gereja Santa Petrus, di Moterio, Roma, Italy (1502 – 1508 m.), dsb. (lihat DK Ching -1981). Bangunan-bangunan tersebut diatas sudah banyak dikenal masyarakat luas disekitarnya – karena letaknya yang strategis, keberadaannya yang monumental serta menjadi karya arsitektur ikonik sebagai penanda tempat.

Di dalam era modern (1920 s/d 1980-an), dikenal bangunan atau karya arsitektur yang bersifat modern. Karya arsitektur modern yang lahir akibat adanya revolusi industri serta ciri yang menjadikan arsitektur bagian dari kebudayaan industrialis, menjadikan bentukan dan wujud akhir arsitektur modern-pun berbeda dari sebelumnya. Pada masa kini-modern-pun dikenal banyak karya arsitektur atau bangunan yang sekaligus dijadikan tanda zaman atau penanda dari tempat, hal ini yang dikenal sebagai ‘arsitektur iko-nik’. Banyak arsitek pada era modern yang menjadi tokoh dengan karya-karyanya yang monumental dan dikenal luas masyarakat dunia. Misalnya: Le Corbusier, Frank Lyod Wright, Meis Van de Roche, Alvar Aalto, Philiph Johnson, Oscar Niemeyer, dsb. diantara karya - karyanya dapat dijadikan penanda zaman dalam kebudayaan.

MENGENAL ‘ARSITEKTUR IKONIK’ DAN PERKEMBANGANNYA.

Pada saat sekarang ini perkembangan arsitektur ikonik atau arsitektur yang menjadi penanda zaman dan penanda tempat, dikenal dengan sebutan : arsitektur ikonik kontemporer. Dalam perkem-bangan arsitektur hingga saat sekarang ini, dunia arsitektur telah masuk ke era post-modernis, maka da-lam perkembangannya bangunan ikonik atau arsitektur ikonik banyak bermunculan seiring dengan tum-buh-berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Keberadaan arsitektur ikonik pada saat sekarang ini tidak dapat dipungkiri menjadi penanda atau ciri atau bukti nyata dari kekuatan-kekuatan ekonomi dunia di beberapa tempat atau kota. Arsitektur ikonik atau Iconic Architecture pada saat seka-rang ini dijadikan alat tanda dari pusat-pusat kapitalisme dunia.

Sebagai contoh misalnya ‘arsitektur’ ikonik saat ini banyak bermunculan di kawasan-kawasan tertentu, seperti : kawasan Teluk Arab dan Teluk Irak, Eropa Barat, Jepang, China hingga USA atau Amerika Se-rikat. Kawasan-kawasan inilah yang pada kenyataannya merupakan kawasan dengan tingkat pertumbu-han ekonomi yang sangat tinggi. Di kawasan-kawasan inilah pada dasarnya merupakan tempat atau lo-kasi yang mampu untuk menyediakan modal atau investasi besar-besaran guna membangun ‘arsitektur ikonik’ skala dunia. Beberapa ciri arsitektur ikonik skala dunia ini adalah: arsitektur yang mewah (penuh gemerlap), megah (monumental) dan cenderung mahal (investasi modal yang tinggi).

Dalam memasuki abad 21, bidang arsitektur mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat (bahkan disebut sebagai ‘metamorfosa’ dalam arsitektur), karena arsitektur bergabung, berpadu atau ‘kawin’ dengan mega-struktur atau struktur bangunan besar serta didukung oleh utilitas ber-teknologi tinggi. Arsitektur ini berkembang ke arah ‘pencarian tanda’ (ikonisasi) dari tempat maupun za-man atau era-nya. Tujuan dari dibangunnya arsitektur ikonik ini – ditujukan untuk kebutuhan hidup ma-nusia masa kini yang cenderung hidup trendi. Arsitektur tidak lagi sebatas bangunan, tetapi sudah men-jangkau mega-struktur dengan dukungan utilitas berteknologi tinggi membentuk ‘bangunan yang canggih’, sehingga lahir-lah istilah: smart-building, intelligent-building, hingga ‘cyber-tecture’ dan ‘techno-tecture’ (lihat http:www.e-architect.co.uk)..

Apa itu ‘Arsitektur Ikonik’?. Pembahasan berkait dengan pengertian ‘Arsitektur Ikonik’ kita teri-kat pada dua teri-kata kunci utama, yaitu : (a) Icon dan Iconic dan (b) Arsitektur atau bangunan. Pembaha-san lebih dalam tentang pengertian diatas, ada baiknya kita melihat kata-kata kunci yang terkait dida-lamnya, yaitu: Icon, Iconic dan Arsitektur / Bangunan. Icon dalam kamus bahasa Inggris - Indonesia (Hambali Sadely – 1986) dapat berarti: tanda atau penanda, ada juga yang berarti: gambar orang su-ci.’Iconic’ dapat berarti: yang mempunyai tanda, atau objek yang menjadi penanda (baik tempat maupun waktu). Sedangkan dalam kamus Oxford – United Kingdom (1981), ‘Icon’ diartikan sebagai ‘penanda tempat’ / ‘penanda zaman’. Dengan demikian pengertian dari ’Arsitektur Iconik’adalah karya arsitektur atau bangunan yang dapat penanda tempat di lingkungan sekitar atau-pun karya arsitektur yang menjadi tanda waktu atau era tertentu.

(4)

arsitektur ini menyangkut pada pertanyaan Apakah sebuah bangunan dapat dijadikan sebagai arsitektur ikonik atau bangunan ikonik? Jawaban atau hal ini masih dalam perdebatan panjang di kalangan para arsitek maupun perancang kota. Mengapa demikian? Sejak memasuki abad 21 (2000-an s/d saat ini) dunia arsitektur dikejutkan oleh banyak bermunculan apa yang orang sebut sebagai karya arsitektur iko-nik atau bangunan ikoiko-nik – dengan semua skala (besaran) dimana bangunan tersebut direncanakan atau berada. Tidak kurang dari forum arsitek di e-Architect.co.uk di Inggris pada saat ini mengangkat topic hangat yaitu: ‘Arsitektur Ikonik’ – apakah merupakan produk arsitektur yang baik?

Mari kita lihat perkembangan arsitektur ikonik dari waktu ke waktu. Dari tujuh karya arsitektur besar yang menjadi tujuh keajaiban dunia, terlihat bangunan-bangunan seperti: pyramid dan spinx di Mesir, taman gantung di BabilonIia – Irak, tempat pemujaan suku Aztek di Amerika Tengah, tempat pe-mujaan suku Inca di Amerika Selatan, bangunan Pethenon di Yunani, dsb. jika dilihat dari skala /besaran /dimensi bangunan pada umumnya memiliki skala yang ‘megah’ / sangat besar. Sedangkan dilihat dari pemilihan bentuk atau sosok 3 dimensi dari bangunan tersebut – sebagian besar memilik bentuk-bentuk bangunan yang ‘atraktif’ atau ‘menarik’ atau bentuk yang ‘tidak biasa’ atau ‘lain dari yang lain’ secara visual. Sedangkan berkaitan dengan setting tempat, bangunan-bangunan tersebut diatas - menempati lokasi yang strategis sehingga mudah dikenali atau dilihat secara visual oleh lingkungan sekitar.

Kita lihat perkembangan ikon arsitektur pada era arsitektur modern, dimana terlihat banyak bangunan yang dapat dijadikan ikon atau penanda tempat. Contoh-contoh misalnya: rumah Prairie karya Frank Llyod Wright, Chitohan House karya Le Corbusier, Barcelona Pavilion karya Mies van de Roche, Roncham Chaple karya Le Corbusier hingga Sydney Opera House karya dari John Utzon. Demikian pula jika kita lihat beberapa bangunan yang didirikan pada tahun 1990-an hingga 2000-an, juga telah membe-ri kontmembe-ribusi bagi ikon modern, seperti misalnya: Gehry Bilbao Museum di Spanyol, Stadium Bilbao di China, Malaysian-Petronas Tower, dsb. - oleh masyarakat di dunia dinilai menjadi ikon dalam arsitektur modern.

Perdebatan hangat saat sekarang ini yang berkaitan dengan ‘Apa itu bangunan / karya arsitek-tur ikonik’?, menjadi hal yang tidak terbantahkan. Karena pada dekade sekarang ini banyak bermunculan bangunan ikonik atau arsitektur ikonik yang berada di berbagai belahan dunia. Bangunan ikonik atau ar-sitektur ikonik pada saat sekarang ini adalah sinonim atau sepadan atau sepandan dengan kata ‘bangu-nan yang mempertunjukan dengan hebat (istilah bahasa Inggris-nya –‘extravaganza’ ). Mengapa demi-kian? Bangunan ikonik atau arsitektur ikonik yang ada pada kenyataannya merupakan bangunan atau arsitektur yang cenderung ‘megah’ dan ‘mewah’ serta ‘mahal’. Sebanding dengan adanya bangunan iko-nik atau arsitektur ikoiko-nik skala kota maupun skala Negara, kita akan ter-heran-heran dan merasa ‘takjub’ dengan tampilan visual yang hebat lagi mewah dan megah serta mahal.

Keberadaan ‘arsitektur ikonik’ pada saat sekarang ini juga menjadi bahan kajian dan pengama-tan secara seksama. Tidak kurang dari para arsitek kelas dunia, para perancang kota (urban designer), para wakil rakyat atau angota parlemen hingga ke para konglomerat penyandang multi-juta-an dolar bahkan sampai ke para artis dan selebritis dunia – turut dalam menggagas munculnya ‘bangunan ikonik’ atau ‘arsitektur ikonik’. Para pakar bidang arsitektur hingga ke perancang kota, pada saat sekarang ini, giat mengadakan kajian kaitan antara arsitektur ikonik dengan arus / trends kapitalisme dunia. Bahkan pakar ekonomi dunia dari Inggris yaitu Dr.Leslie Sklair, membuat buku yang berjudul: ‘Iconic Architecture and Capitalist Globalization’. Sebuah buku terbaru yang mencengangkan dimana ada kaitan antara ke-beradaan arsitektur ikonik dengan pusat-pusat ekonomi kapitalis dunia.

(5)

Photo 01 :

Arsitektur Ikonik Era Arsitektur Modern : (a) Chitosan House, (b) Sydney Opera House & (c) Ronchamp Chapel.

‘ARSITEKTUR IKONIK’ DAN TREND GLOBALISASI EKONOMI KAPITALIS.

Kajian tentang arus (trend) dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dunia menjadikan berbagai negara cenderung mempunyai tumpukan modal atau cadangan devisa yang sangat banyak. Sebagai contoh pada saat sekarang terdapat negara-negara yang mempunyai tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup besar. Misalnya : negara-negara teluk disekitar jazirah Arab, negara-negara ini merupakan negara yang kaya (memiliki kapital cukup besar) akibat limpahan produksi minyak mentah, seperti misalnya: Arab Saudi, Qatar, Uni-Emirat Arab dan Kuwait. Kemudian kita lihat negara raksasa yang menggeliat pertumbuhan ekonominya, yaitu China dengan tingkat pertumbuhan ekonomi mendekati 17% rata-rata per-tahun, disusul negara Jepang, Australia, Inggris, Australia, Korea Selatan, Amerika Serikat (USA) serta Singapura.

Dr. Leslie Skalair, pakar ekonomi dari Inggris, dalam bukunya: Iconic Architecture and Capital-ist Globalization, mengungkapkan bahwa keberadaan bangunan-bangunan ikonik atau arsitektur-arsitektur ikonik yang ada di dunia sekarang ini tidak lain adalah tampilan dari pusat-pusat kekuatan ka-pitalis dunia. Keberadaan para kaka-pitalis dunia ini mengumpulkan modal dan dananya untuk di-investasikan pada ‘bangunan ikonik’ yang menjadikan tanda-tanda sebagai ‘iklan’ atau ‘icon’ dari negara tertentu. Bangunan ikonik dimaksud pada dasarnya merupakan bentuk ekspresi dari ‘fashion’ tingkat du-nia yang mencirikan trend kehidupan saat sekarang ini yang cenderung bersifat konsumtif. Bangunan ikonik atau arsitektur ikonik, pada saat sekarang ini, menjadi sarana untuk meng-iklan-kan negara atau belahan dunia, tentang kemajuan zaman maupun kemajuan kehidupan manusia di era pasca modernis.

Photo 02 :

Arsitektur Ikonik Masa Kini : (a) Bilbao Museum Spain, (b) The Explanade Building Singapore, dan (c) Shangri-La Condominium..

Pertumbuhan ekonomi dunia banyak dipengaruhi oleh arus ekonomi kapitalis menyebabkan tumbuhnya kawasan-kawasan tertentu yang mempunyai tingkat / laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Pemusatan kekuatan kapital atau modal dunia pada saat sekarang ini cenderung untuk diwujudkan da-lam bentuk media iklan yang sangat ampuh untuk kepentingan pemasaran produk-produk mereka. De-mikian pula kaum kapitalis dunia, sampai tingkatan tertentu ada kegandrungan untuk mewujudkan im-piannya dalam bentuk ‘bangunan ikonik’ (skala dunia). Dalam merencanakan dan mewujudkan ‘bangunan ikonik’ yang menawan, atraktif dan cenderung mewah pada kenyataannya memerlukan dana atau investasi atau modal yang sangat besar.

(6)

kapi-talis dunia. Keinginan para klien yang merupakan kaum kapikapi-talis dunia ini, bersama-sama dengan para wakil rakyat (=anggota parlemen) yang menginginkan suatu bentuk penghargaan atau pujian, menye-babkan pada banyak kenyataan sering melupakan kebutuhan primer dari masyarakat luas.

Memang dalam mewujudkan bangunan ikonik di beberapa tempat, seringkali klien berhadapan dengan masalah-masalah ‘keterbatasan’ dana atau biaya serta masalah ‘kesepakatan politik’ pihak-pihak berkepentingan, sehingga acapkali – proses pewujudan ‘arsitektur ikonik’ agak lambat atau tersendat mengingat mahal atau besarnya modal yang ditanamkan. Sebagai contoh misalnya: Bangunan ‘Garuda Wisnu Kencana’ sebuah maha-karya pematung I Nyoman Nuartha, dari saat peletakan batu pertama dimulainya proyek ini, mengalami penundaan – sekitar lima belas tahun untuk menyelesaikan hingga tuntas. Beruntung, lokasi proyek ini didukung penuh oleh Pemeritah Pusat dan Pemerintah Propinsi Bali. Secara penampilan visual, bangunan ‘Garuda Wisnu Kencana’ ini selain memang memiliki nilai estetika, juga diperkuat atau didorong oleh nilai-nilai ‘maknawi’ yang melekat pada cerita Dewa Wishnu dengan Garuda-nya.

ARSITEKTUR ‘PENANDA TEMPAT’ (

PLACE ICON

) DI BERBAGAI BELAHAN DUNIA.

Arsitektur ikonik atau bangunan ikonik, melihat pengertiannya adalah arsitektur atau bangunan yang ditujukan sebagai penanda (=icon) dari sesuatu yang akan diangkat. Arsitektur ikonik juga pada da-sarnya berkedudukan atau berposisi sebagai ‘penanda tempat’ atau place icon’ dari lingkungan di seki-tarnya. Setidaknya terdapat tiga ciri utama dari ‘arsitektur ikonik’, yaitu: (a) pada umumnya memiliki ska-la atau besaran yang ‘megah’ (sangat besar), (b) dilihat dari pemilihan bentuk atau sosok 3 dimensi dari bangunan tersebut sebagian besar memilik bentuk bangunan yang ‘atraktif’ atau ‘menarik’ atau bentuk yang ‘tidak biasa’ atau ‘lain dari yang lain’ secara visual, dan (c) berkaitan dengan setting tempat, ban-gunan-bangunan tersebut diatas – biasaya menempati lokasi (site) yang strategis sehingga mudah dike-nali (atau dapat mudah dilihat secara visual) oleh dan dari lingkungan sekitarnya.

Dalam perjalanan waktu, arsitektur ikonik lebih cenderung juga sebagai ‘arsitektur penanda tem-pat’, yaitu arsitektur atau bangunan yang dapat dijadikan ‘tanda’ bagi tempat (place) dimana bangunan itu berada. Dengan demikian ‘arsitektur ikonik’ dapat menjadi penanda dari suatu tempat, kawasan, ling-kungan, kota bahkan suatu negara. Orang kebanyakan atau masyarakat luas, dapat menempatkan ‘arsi-tektur ikonik’ yang dimaksud sebagai tanda-tanda (sign) dan sekaligus penanda (icon) dari kawasan atau lingkungan tempat atau kota atau Negara, dimana mereka pernah melihat atau mengunjunginya. Tantanda (sign) dan penanda (icon) dimaksud, secara ‘sengaja’ dijadikan tujuan utama oleh para arsitek da-lam merancang arsitektur ikonik. Dengan alat atau bantuan ‘arsitektur ikonik’ – suatu kawasan atau ling-kungan, suatu kota atau negara dapat dikenali melalui ‘icon-icon-nya.

Mari kita lihat peran dari arsitektur ikonik yang berfungsi atau berposisi sebagai ‘penanda tem-pat’ (place icon) pada banyak kawasan atau kota bahkan negara di berbagai belahan dunia. Mulai dari zaman Renaisance yang tengah terjadi di daratan Eropa, banyak karya arsitektur masa itu yang menjadi arsitektur ‘penanda tempat’. Misalnya : Florence Cathedrals, dengan bentuk denah bangunan persegi membentuk salib didukung oleh struktur Cupola untuk ruangan utama katedral, Villa de Guilia di kota Roma, dengan gaya arsitektur renaissance yang menawan, Plaza del Campidoglio di kota Roma, karya besar artis (seniman) Michael Angelo (proyek tahun 1569) dimana letak plaza (ruang terbuka kota) diapit oleh bangunan bangunan perkantoran, kemudian Gereja Santa Peters di kota Roma yang bercirikan bangunan ibadat kaum Kristiani.

Bangunan ikonik juga terus bermunculan, pada era abad ke 18 di daratan Eropa, dapat kita lihat misalnya karya arsitektur seperti: Marie-Joseph Peyre and Charles de Wailly Theatre atau yang seka-rang dikenal sebagai Theatre de France di kota Paris (1767 -1770), kemudian bangunan Jacques Gon-doin - Anatomy Theatre yang sekarang dikenal sebagai Ecole de Medicine atau Sekolah Tinggi Kedokte-ran di kota Paris (1769 – 1775). Bangunan George Dance II – Common Council Chamber, di Guildhall kota London (1777 -1779). Serta bangunan Lathbury Court – Bank of England, di kota London dengan gaya arsitektur abad ke 18 yang sekarang menjadi Sir John Scane’s Musseum di kota London. (lihat Hyman – Trachtenberg – 1986).

(7)

ternama John Utzondengan mengambil analogi bentuk ‘angsa yang sedang berenang’. Bangunan ini te-lah berhasil menjadi icon dari kota Sydney bahkan Negara Australia secara umum.

(b) bangunan perkantoran skala dunia dengan berupa bangunan berlantai banyak (high rise building) dengan gaya arsitektur post-modern, yaitu : bangunan kantor WTC (World Trade Center) di kawasan bisnis kota metropolitan New York. Bangunan kantor WTC ini merupakan ikon dari kejayaan arus eko-nomi kapitalis dunia, yang dirancang oleh arsitek Minoru Yamasaki. (c), bangunan museum yayasan seni Solomon ‘Gugenheim’ di pusat kota New York. Karya era akhir dari arsitek besar Frank Lyod Right, dengan konsep sirkulasi bangunan yang berputar ‘tiada terputus’ (continue) menjadikan ekspresi bentuk ‘yang lain’ di tengah lautan bangunan arsitektur modern yang geometris.

(d) bangunan perkantoran berlantai banyak untuk pusat John Hancock di kota Chicago. Bangunan ini merupakan ciri dari arsitektur modern periode 1970-an, yang mengetengahkan kekokohan bangunan struktur lantai banyak atau bangunan tinggi. Dengan ciri khasnya yaitu bangunan dengan struktur ‘brach-ing’ (struktur diagonal pada sisi luar bangunan) yang turut menjadi ekspresi tampak bangunan. Bangu-nan ini untuk era 1970-1980-an menjadi icon atau peBangu-nanda tempat bagi kota industri Chicago di Amerika Serikat. Hingga (e) bangunan dari Hyatt Regency Hotel yang sangat mewah di kota San Fransisco – Amerika Serikat. Bangunan hotel ini menggunakan strukstur system lantai berlapis-lapis dengan adanya kantilever pada beberapa bagian bangunan yang variatif. Disamping itu bangunan hotel Hyatt ini memili-ki sebuah atrium yang berukuran sangat besar.

Untuk arsitektur terkini atau arsitektur kontemporer (era 1990 hingga 2010-an), peran dari arsitektur ikonik yang menjadi ‘penanda tempat’ (place icon) telah banyak dibangun. Namun bangunan ikonik atau arsitektur ikonik yang dibangun tersebut lebih banyak bertujuan untuk menjual atau memasarkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi kawasan. Sehingga tak heran jika keberadaan ‘arsitektur ikonik’ pada saat sekarang ini

Gambar 03 :

(a) Twin Tower Petronas di Kuala Lumpur Malaysia – (b) Bangunan WTC di New York – (c) Bilbao National Stadium di Beijing.

lebih banyak berada di kawasan-kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Mi-salnya sebagai contoh : (a) bangunan menara kembar – Twin Tower Petronas, bangunan perkantoran yang pada era 1980-2000-an merupakan bangunan tertinggi di kawasan Asia, dapat tegak berdiri akibat sokongan dana yang cukup besar dari Perusahaan Minyak Nasional Malaysia – Petronas. Bangunan menara kembar ini sampai saat ini berhasil menjadi penanda (ikon) dari kota Kuala Lumpur – Malaysia.

(b) bangunan museum ‘Leuvre’ yang terletak di pusat kota Paris, dengan bentuk pyramidal yang menawan, dijadikan symbol dan penanda tempat bagi kota Paris yang modern. Letak bangunan mu-seum Leuvre yang sentries dengan sumbu kearah Triump of Arch menjadikan bangunan ini mudah un-tuk dikenali oleh para pengunjung kota maupun masyarakat luas kota. (c) bangunan stadium olah-raga Bilbao yang berada di kota Beijing guna terselenggaranya kegiatan Olympiade 2009. Bangunan ini me-rupakan bangunan spektakuler dari arsitektur terkini (kontemporer) yang mengekspresikan bangunan sangkar burung, maha karya dari arsitek Frank Gehry – seorang arsitek kelas dunia di era awal abad 21.

(e) bangunan museum Bilbao di kota Bilbao Spanyol, bangunan ini berupakan tanda atau ikon arsitektur kontemporer yang menggabungkan seni bangunan dengan teknologi bahan bangunan yang sangat maju. Konsep bangunan museum ini adalah ‘kertas yang dilipat’. Bentuk atau ekspresi bangunan yang ‘tidak biasa’ ini menjadikan orang yang melihatnya menjadi terpesona. Bangunan museum ini juga karya dari arsi

(8)

pan-tai kota Dubai. Bangunan hotel ‘Buruj Al Arab’ ini telah menjadi symbol dan sekaligus penanda tempat (place icon) dari negara Dubai, dsb.

Photo 04 :

Arsitektur Ikonik di Indonesia : (a) Masjid Raya Istiqlal, (b) Gelora Bung Karno – Senayan, (c) Hotel Shangri-La – Jakarta.

Bagaimana dengan kondisi bangunan ikonik di Indonesia?. Di Indonesia keberadaan bangunan ikonik sangat erat kaitannya dengan investasi atau modal secara capital atau financial. Dibandingkan dengan negara-negara maju (Eropa, Jepang, USA, Singapura, dll.) – terbilang hanya sedikit bangunan atau karya arsitektur yan bersifat ‘iconik. Karena jumlah capital yang terbatas serta oerientasi pemban-gunan arsitektur yang belum ke arah tersebut, maka banpemban-gunan ikonik di Indonesia – masihlah terbatas jumlahnya. Contoh-contoh bangunan ikonik di Indonesia, khususnya di kota Jakarta, misalnya : (a) mas-jid raya Istiqlal, (b) stadion Gelora Bung karno – Senayan, (c) Monumen Nasional (Monas), dsb. Sedang bangunan ikonik pada saat modern sekarang ini, misalnya : (a) Plaza Indonesia – Senayan, (b) Impo-rium Appartement, (c) Regatta Apartement, (d) Plaza Pasific Place, (e) Hotel Ritz Carlton, (f) Shangri-La Hotel, dsb.

PENUTUP.

‘Arsitektur Ikonik’ atau ‘Iconic Architecture’ berkaitan erat dengan pengertian dari kata kunci yang berkaitan didalamnya, yaitu : Icon dan Iconic serta Arsitektur dan Bangunan. Dalam kamus bahasa Inggris-Indonesia (Sadely – 1986) ‘Icon’ dapat berarti: tanda atau penanda, ada juga yang berarti: gam-bar(an) atau tanda dari orang suci. ‘Iconic’ dapat berarti: yang mempunyai tanda, atau objek yang men-jadi penanda (baik tempat maupun waktu). Dalam kamus bahasa Inggris (Oxford - 1981), ‘Icon’ dapat di-artikan sebagai penanda tempat dan penanda zaman atau era dalam kebudayaan manusia. Sedangkan pengertian dari Arsitektur Iconik adalah karya arsitektur atau bangunan yang dapat dijadikan penanda tempat di lingkungan sekitar.

Dalam bukunya: Iconic Architecture and Capitalist Globalization, Leslie Skalair pakar ekonomi dunia mengungkapkan bahwa keberadaan bangunan-bangunan ikonik atau arsitektur-arsitektur ikonik yang ada di dunia sekarang ini tidak lain adalah tampilan dari pusat-pusat kekuatan kapitalis dunia. Ke-beradaan para kapitalis dunia ini mengumpulkan modal dan dananya untuk di-investasikan pada ‘bangu-nan ikonik’ yang menjadikan tanda sebagai ‘iklan’ atau ‘icon’ dari negara tertentu. Bangu‘bangu-nan ikonik ini pada dasarnya merupakan bentuk ekspresi dari ‘fashion’ tingkat dunia yang mencirikan trend kehidupan saat sekarang ini yang cenderung trendi, ingin dikenal dan cenderung konsumtif. Bahkan bangunan iko-nik atau arsitektur ikoiko-nik pada saat sekarang dijadikan alat atau sarana untuk meng-iklan-kan negara tentang kemajuan zaman maupun kemajuan kehidupan / peradaban manusia di era pasca modern.

Dalam upaya membangun identitas tempat, atau kawasan / lingkungan, kota, memilih lokasi atau tem-pat yang cocok (= dalam hal ini disebut setting place) – agar mudah dikenali dan dilihat oleh masyarakat banyak dan lingkungan sekitarnya, bangunan ikonik biasanya ditempatkan pada lokasi-lokasi yang san-gat strategis, misalnya: di site atau lahan yang berdekatan dengan simpang jalan, sekitar alun-alun kota, atau lokasi pinggir / berdekatan dengan taman atau ruang terbuka kota skala besar. Bangunan ikonik ju-ga menempati lokasi yang berada di sekitar ‘node’ – persimpangan jalan-jalan utama ini ditujukan agar mudah untuk dikenali dan dilihat oleh para pelalu-lalang di kawasan kota.

(9)

unsur kekuatan bangunan yang tinggi – sehingga bangunan ikonik cenderung tahan lama atau berumur panjang.

Dalam kurun waktu 1960 s/d 1980-an, telah banyak bangunan ikonik atau arsitektur ikonik yang telah berhasil menjadi penanda tempat atau penanda suatu kota. Misalnya : (a) bangunan “Sydney Opera House’ di kota Sydney Australia, (b) bangunan perkantoran WTC (World Trade Center) di kawasan bis-nis kota metropolitan New York, (c), bangunan museum Solomon ‘Gugenheim’ di pusat kota New York, (d) bangunan perkantoran berlantai banyak John Hancock di kota Chicago, hingga (e) bangunan Hyatt Regency Hotel yang sangat mewah di kota San Fransisco – Amerika Serikat.

Untuk periode arsitektur saat ini, yang dikenal dengan arsitektur kontemporer (1990 - 2010an), telah banyak didirikan bangunan ikonik atau arsitektur ikonik yang berfungsi sebagai ‘penanda tempat’. Misalnya: (a) bangunan menara kembar – Twin Tower Petronas di Kuala Lumpur – Malaysia, (b) bangu-nan museum ‘Leuvre’ yang terletak di pusat kota Paris, (c) bangubangu-nan stadium olah-raga Bilbao di kota Beijing guna terselenggaranya kegiatan Olympiade 2009, (d) bangunan museum Bilbao di kota Bilbao Spanyol, (e) bangunan kantor dan apartemen ‘Dancing Tower’ yang berada di ibukota Dubai, dan (f) bangunan hotel termewah di dunia yaitu ‘Buruj al Arab’ di pinggir pantai kota Dubai. Bangunan ikonik pada saat sekarang ditujukan untuk menjadi ‘penanda tempat’ dan sekaligus ‘fashion’ bagi kehidupan manusia masa kini.

DAFTAR PUSTAKA.

(1) Broadbent, (1980) : The Design In Architecture.John - Willey Book, Co., New York.

(2) Ching, Francis DK, (1981) :Architecture: Forms, Spaces and Orders, Mc Graw Hill Book., New York. (3) Hyman & Trachtenberg, (1986) : Architecture : From Pre-Hystoric To Post-Modern, Academic

Edi-tions, London.

(4) Sadely, Hambali, (1986) :Kamus Besar Indonesia – Inggris, PT. Gramedia, Jakarta.

(5) Williams, Gareth, (2010) :What is ‘Iconic Architecture? And Which Buildings Are Relevant to It?, Po-lyark-bd-online, Manchester, United Kingdom.

(6) http://www.e-architect.co.uk/iconic-architecture.htm: Architecture Debate : Iconic Buildings Design, website download 18 November 2011 at 15.10

Gambar

Gambar 03 :(a) Twin Tower Petronas di Kuala Lumpur Malaysia – (b) Bangunan WTC di New York – (c) Bilbao National Stadium di Beijing.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk itu penelitian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa atribut kualitas jasa yang ada pada industri maskapai penerbangan untuk membandingkan dan

Kedua Terminal tersebut memiliki jarak sebesar 48 Nm, dengan adanya pembangunan Terminal Kijing, maka akan menimbulkan adanya dampak yang terjadi yaitu; berubahnya

38 Apabila pihak tertanggung atau pihak yang dipertanggungkan tidak memiliki kepentingan pada saat mengadakan perjanjian asuransi, dapat menyebabkan perjanjian

Pola arus pasang surut hasil permodelan menunjukkan hasil yang kecepatan arus yang cukup kuat dan berkaitan dengan adanya fenomena upwelling dan downwelling

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh bahwa, terdapat hubungan yang signifikan antara Fungsi Keluarga Yaitu: Fungsi Afektif, Fungsi

Nilai p-value = 0,003 artinya ada hubungan yang bermakna antara pendidikan primigravida dengan perilaku dalam mengatasi ketidaknyamanan kehamilan trimester III.Nilai

KEDUA BELAH PIHAK TIDAK BERTANGGUNG JAWAB ATAS YANG BERIKUT, BAIK LANGSUNG ATAU TIDAK LANGSUNG: (A) KEHILANGAN PEMASUKAN, PENGHASILAN, KEUNTUNGAN, ATAU TABUNGAN,

Pada bagian tengah sebelah barat, terjadi pengelompokan toponim terkait fenomena geografi fisikal pada daerah-daerah yang dipengaruhi oleh aspek biotik berupa tanaman,