• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Pendidikan Islam Implementasi Man

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Pendidikan Islam Implementasi Man"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

1

Implementasi Manajemen Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang

Oleh

Hendra Kurniawan, M.Pd Email: hendraleokurniawan@gmail.com

UIN Sumatera Utara

Abstrak

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang merupakan madrasah yang unggul di Provinsi Aceh, baik prestasi akademik maupun non akademik. Terbukti dengan kelulusan UN 100%, masuk PTN dan PTS ternama. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan mendeskripsikan implementasi fungsi-fungsi manajemen sumber daya guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Subjek peneliti ditentukan secara purposive sampling dengan teknik snow ball sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Perencanaan sumber daya guru untuk meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang dilakukan rekrutmen, seleksi dan orientasi, serta penempatan sumber daya guru secara profesional. Pengorganisasian dilakukan dengan memberikan tugas kepada masing-masing guru. Pelaksanaan sumber daya guru dilakukan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), pengembangan profesional guru, dan pemberian kompensasi. Pengawasan dilakukan secara universal, melakukan monitoring setiap kelas. Penilaian kinerja guru (PKG) formatif dan sumatif dilakukan untuk menilai kinerja guru. Kata Kunci: Manajemen, Sumber Daya Guru, Mutu Pendidikan.

Abstract

(2)

2 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan yang bermutu merupakan harapan bagi bangsa yang dapat melahirkan masyarakat Indonesia seutuhnya, demikian diamanatkan oleh aturan normatif. Pendidikan yang bermutu harus disediakan melalui jalur, jenis, dan jenjang yang ada dalam sistem pendidikan (Minnah, 2012). Kerjasama antar pemerintah, lembaga, tenaga pendidik, masyarakat, dan keluarga dapat berkomitmen untuk menghasilkan pendidikan yang bermutu. Semua elemen tersebut mempunyai andil yang sama dalam mendukung keberhasilan pendidikan.

Sistem pendidikan harus melakukan pembaruan atau modernisasi agar sesuai dengan tuntutan yang terus berkembang. Gagasan program modernisasi pendidikan Islam mempunyai akar-akar dalam modernisasi pemikiran dan institusi secara keseluruhan (Azyumardi, 2000). Sumber daya guru yang modernis dan memahami peluang perkembangan zaman merupakan alasan utama selektif dalam sistem perekrutan guru agar mampu menjawab tantangan dan mampu menuntun peserta didik ke arah yang baik sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Betapa pentingnya peran guru dalam transformasi dan integritas mutu pendidikan tanpa adanya kesadaran perubahan dan peningkatan kualitas guru. Karena guru merupakan kunci dalam sistem pendidikan termasuk di madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam.

Penyelenggaraan pendidikan menjadi tanggung jawab daerah yang menuntut kesiapan sumber daya manusia, rencana strategis dan sarana prasarana. Guru yang berkompeten dan mempunyai kualitas, diperlukan sebagai subjek untuk melakukan akselerasi dalam pembangunan di setiap daerah. Guru adalah salah satu faktor utama dalam keberlangsungan proses pendidikan. Walaupun gedung sekolah dibangun dengan megah, kelengkapan buku perpustakaan lengkap, dan sarana prasarana lainnya tersedia, mustahil jika tidak ada guru akan terjadi kegiatan belajar mengajar. Mutu tidaknya pendidikan, bukan hanya ditentukan oleh bagusnya kurikulum saja, akan tetapi didukung oleh guru-guru yang mempunyai kualitas tinggi.

(3)

3

demikian diperlukan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.

Keselarasan antara sumber daya guru dan fungsi manajemen merupakan jalan utama guna menumbuhkembangkan pendidik yang profesional yang berperan proaktif untuk keberhasilan organisasi secara menyuluruh serta pengembangan dan usaha meraih keunggulan serta peningkatan mutu pendidikan.

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang merupakan salah satu lembaga yang diharapkan masyarakat sekitar mampu mencetak generasi-generasi intelek yang Islami. Namun hal yang itu tidak terlepas dari peran seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar. Guru yang memiliki profesionalitas tinggi dan berkompeten diharapkan dapat membawa diri untuk menjadi pedoman bagi peserta didik, bukan hanya perintah secara lisan tetapi tulisa juga harus diteladani agar mampu menjadikan siswa betapa pentingnya keseriusan dalam menguasai materi.

MAN Kualasimpang juga merupakan satu diantara dua Madrasah Aliyah Negeri dan belasan Madrasah Aliyah Swasta lainnya. MAN Kualasimpang ini termasuk madrasah yang unggul baik prestasi akademik maupun non akademik misalnya sudah menjuarai berbagai kompetisi bidang agama dan umum tingkat kabupaten dan mampu menjadi pesaing berat di tingkat provinsi. Hal ini menarik para orangtua untuk memberi kesempatan pada anaknya agar belajar di madrasah tersebut. Keunikan yang dirasakan adalah fungsi manajemen yang berjalan di madrasah tersebut sudah sepenuhnya berjalan aktif atau hanya sekedar pelaksanaan manajemen biasa tanpa adanya perencanaan matang yang mampu meningkatkan kualitas madrasah.

(4)

4 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dijawab adalah bagaimana perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mendeskripsikan dan mengidentifikasikan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan sumber daya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang.

KAJIAN TEORI

A. Hakikat Manajemen 1. Pengertian Manajemen

Syaiful Sagala (2007) Mendifinisikan manajemen dengan menjalankan fungsi perencanaan, penggerakkan dan pengendalian menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumber daya secara efesien disertai penetapan cara pelaksanaanya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Fungsi Manajemen

Tabel

Fungsi Manajemen Menurut beberapa ahli

Nama Ahli Fungsi-fungsi Manajemen

Henri Fayol Planning, organizing, commanding, coordinating, controlling

Luther Gullich Planning, organizing, commanding, staffing, directing, coordinating, reporting, budgetting Sondang P. Siagian Planning, organizing, motivating, controlling George R. Terry Planning, organizing, actuating, controlling

William H. Newman Planning, organizing, assembling resorces, directing, controlling

Louis A. Allen Leading, planning, organizing, controlling

(5)

5 a) Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan (U.Safullah, 2007). Bahkan Allah swt., memberikan arahan untuk mendesain sebuah rencana apa yang akan dilakukan dikemudian hari, sebagaimana firman-Nya pada surat al-Hasyr: 18;

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al Hasyr/59: 18).

b) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dapat diartikan sebagai penentuan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-departemen serta penentuan hubungan-hubungan. Organisasi hanya merupakan “alat” dan “wadah” tempat manajer melakukan kegiatan -kegiatannya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Bila proses organizing baik, maka organisasi pun akan baik tujuan pun relatif mudah dicapai (Jamaluddin, 2013)

c) Pelaksanaan (Actuating)

Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para pekerja melakukan tugas dan kewajibannya (Saefullah, 2013). Sumber daya manusia harus bekerja sesuai dengan keahlian dan proporsinya segera melaksanakan rencana dalam aktivitas konkret yang diarahkan pada tujuan yang ditetapkan, dengan selalu mengadakan komunikasi yang baik dengan meningkatkan sikap dan moral setiap anggota organisasinya.

d) Pengawasan (Controlling)

Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam pandangan Islam, pengawasan dilakukan untuk meluruskan yang tidak lurus, mengoreksi yang salah dan membenarkan yang hak (Didin, 2010).

(6)

6

a. Pengawasan bersifat material dan spiritual, monitoring bukan hanya pemimpin, tetapi Allah swt.,

b. Menggunakan metode yang manusiawi yang menjunjung martabat manusia. Dengan karakteristik tersebut dapat dipahami bahwa pelaksanaan berbagai perencanaan yang telah disepakati akan bertanggung jawab kepada manajernya dan Allah swt., sebagai yang maha mengetahui. Cara ini lebih menitikberatkan pada kesadaran dan keikhlasan dalam bekerja.

B. Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Guru 1. Pengertian

Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu bidang dari manajemen umum yang meliputi segi-segi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian (Veithzal Rivai, 2003). Manajemen sumber daya manusia memiliki fokus, yaitu MSDM sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh organisasi (Soekija, 2009). Fokus ini menyiratkan bahwa manajemen sumber daya manusia itu merupakan suatu proses yang terdiri dari:

a. Rekrutmen sumber daya manusia b. Seleksi sumber daya manusia

c. Pengembangan sumber daya manusia d. Pemeliharaan sumber daya manusia, dan

e. Penggunaan sumber daya manusia (Soekija, 2009). 2. Karakteristik Sumber Daya Guru.

Sumber daya manusia yang berkualitas sebagaimana yang dikatakan oleh Hidayat Syarief mencakup kualitas fisik jasmani dan mental rohani dan ciri-cirinya sebagai berikut;

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, yang dicirikan dengan kejujuran dan akhlak mulia.

b. Berbudaya IPTEK sehingga mampu menerapkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.

c. Menghargai waktu dan mempunyai etos kerja, disiplin yang tinggi, kreatif, dan produktif.

d. Memiliki kemampuan manajemen yang handal.

e. Mempunyai ketangguhan moral, tanggung jawab dan solidaritas yang tinggi. f. Mempunyai kesehatan fisik yang prima sehingga dapat berfikir dan bekerja secara

(7)

7

Karakteristik tersebut merupakan karakteristik yang ideal bagi sumber daya manusia terutama yang bergerak di bidang pendidikan, berkualitas dalam landasan yuridis, sebagaimana termaktub dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan Nasional adalah berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

3. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia.

Adapun fungsi manajemen sumber daya manusia, sebagai berikut; a. Fungsi Pengadaan

Fungsi pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan (the right man in the right place).

b. Fungsi Pengembangan

Fungsi Pengembangan merupakan proses peningkatan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk sekarang maupun kebutuhan akan datang.

c. Fungsi Kompensasi

Fungsi kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung berbentuk uang atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa yang diberikannya, dengan prinsip yang adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab yang telah diberikan (Muhdi, 2012)

Ketentuan pemberian kompensasi atau balas jasa ini telah dijelaskan dalam Alquran surat al Ahqof dan an Najm:



kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan. (Q.S. al Ahqaf/46: 19).

d. Fungsi Pemeliharaan

(8)

8

Sedangkan menurut Yeti Heryati fungsi manajemen sumber daya di lembaga pendidikan, adalah:

a. Membuat Keputusan

Pembuatan kepoutusan merupakan salah satu fungsi administrasi yang perlu dilakukan oleh para administrator yang akan membawa dampak terhadap seluruh organisasi, perilaku, dan hasil keputusan (Yeti: 2014).

b. Merencanakan

Merencanakan merupakan persiapan untuk mengantisipasi tindakan-tindakan yang akan dilaksanakan. Menurut Stephen P. Robbins dan Marry Coulter perencanaan sumber daya manusia adalah “the procces by which managers ensures that they have the right personel, who care capable of completing those tasks that help organization reach its objectives (Stephen P. Robins, 1999).

c. Mengorganisasikan

Mengorganisasikan merupakan kegiatan dalam menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan untuk memperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan yang telah disepakati. Proses suatu lembaga pendidikan, manajer menetapkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab secara rinci berdasarkan bagian dan bidangnya masing-masing sehingga terintegrasikan hubungan kerja yang sinergis, kooperatif, harmonis dan seirama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Syafaruddin, 2011)

d. Mengkomunikasikan

Komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam memperoleh pekerjaan melalui aktivitas organisasi, karena itu sistem komunikasi yang baik menjadi syarat mutlak untuk mencapai tujuan organisasi. Lewis menjelaskan bahwa “Management’s job is to get work done trought its people, and this can be accomplished only through a good communication system” (Philip V. Lewis, 1987) Mengomunikasikan memiliki tujuan mempengaruhi sikap dan perilaku anggota organisasi pendidikan secara individual maupun kelompok.

e. Mengawasi

(9)

9

terhadap objek (guru) dalam membantu dan memfasilitasi agar guru-guru semakin profesional sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

f. Menilai

Penilaian dapat diartikan sebagai seperangkat kegiatan yang dapat menentukan baik tidaknya program atau kegiatan organisasi yang sedang dilakukan guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Fungsi penilaian meliputi;

1) Komprehensif; penilaian mencakup keseluruhan unsur 2) Kooperatif; melibatkan semua yang terkait

3) Ekonomis; tidak ada pemborosan, (Yeti: 2014).

C. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Mutu menciptakan lingkungan bagi pendidik, orang tua, pejabat pemerintahan, wakil-wakil masyarakat dan pemuka bisnis untuk bekerja sama guna memberikan kepada siswa sumber daya yang dibutuhkan untuk memenuhi tantangan masyarakat, bisnis, dan akademik. (Jerome. S Arcaro, 2005). Karena sekolah yang unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta didik di sekolah saja, tetapi harus memberikan resonansi sosial kepada lingkungan sekitarnya. (Sugeng, 2008)

Manajemen pendidikan mutu berlandaskan kepada kepuasaan pelanggan sebagai sasaran utama. Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu; pelanggan internal dan pelanggan eksternal.

a. Pelanggan internal (kepala sekolah, guru, dan karyawan) berkembang baik fisik maupun psikis. Secara fisik antara lain mendapatkan imbalan finasial. Sedangkan secara psikis adalah bila mereka diberi kesempatan untuk terus belajar mengembangkan kemampuan, bakat dan kreativitasnya.

b. Pelanggan eksternal:

1) Eksternal primer (peserta didik): menjadi pembelajar sepanjang hayat, komunikator yang baik, memiliki keterampilan dalam kehidupan sehari-hari, integritas tinggi, pemecah masalah, dan pencipta pengetahuan serta menjadi warga negara yang bertanggungjawab.

(10)

10

3) Eksternal tersier (pasar kerja dan masyarakat luas): para lulusan memiliki kompetensi dalam dunia kerja dan pengembangan masyarakat, sehingga mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat, dan keadilan sosial. (Edward, 2012)

2. Mutu Sumber Daya Guru dalam Pendidikan Islam.

Sumber daya manusia (SDM) yang paling menentukan maju mundurnya suatu madrasah adalah tenaga pendidik atau guru. Guru adalah orang dewasa, yang karena perannya berkewajiban memberikan atau melakukan sentuhan pendidikan (relasi paedagogis) dengan peserta didik, (Hadari, 1992).

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan potensi pokok dalam pendidikan di madrasah yang perlu dikembangkan dalam rangka meningkatkan kemampuan profesional sesuai dengan kebutuhan institusi pendidikan. menempatkan SDM sebagai potensi dalam sistem pendidikan mengandung arti bahwa sistem dikembangkan jauh lebih penting, yang di dalamnya harus ada potensi-potensi SDM yang berkualitas (Deden, 2011). guru perlu tampil di setiap kesempatan baik sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator, pembangunan masyarakat cerdas agar sosok guru lebih terlihat selain di lingkungan sekolah, juga terlihat di lingkungan sekitar sebagai kontributor agar keprofesionalan sebagai pendidik tetap terjaga.

Guru profesional melalui proses pembelajaran, dimana guru harus mampu menyelesaikan problem dalam pembelajaran. Guru dituntut meningkatkan kompetensi pelayanan pembelajarannya. Guru yang hebat dan profesional harus aktif dan kreatif dalam menemukan situasi dan kondisi dalam memotivasi peserta didiknya. Berikut ada beberapa tips menjadi guru profesional, yaitu:

a. Guru harus memiliki komitmen tentang keguruan.

b. Guru harus menguasai proses pembelajaran, dengan kata lain tidak boleh berhenti melakukan inovasi untuk kemajuan pembelajaran.

c. Guru harus mengerti apa yang diajarkannya, harus memberi tau kepada siswa tujuan dari dilaksanakannya pembelajaran.

d. Guru harus mampu berbagi, bernegosiasi dan kerjasama antar siswa dengan seorang guru, orang tua dan masyarakat.

(11)

11

menyampaikan bahan pelajaran sehigga siswa semakin mau belajar dan menjadi berkompeten. Guru juga diharapkan mengembangkan kepribadiannya sebagai pengajar dan pendidik yang bertanggung jawab, yang mengerti keadaan siswa dan mampu berkomunikasi secara baik dengan siswa. (Veithzal, 2010)

Pemberdayaan guru dalam sistem manajemen peningkatan mutu bertujuan untuk memperbaiki sumber daya guru dan kinerja guru agar dapat mencapai tujuan secara optimal, efektif dan efesien. Proses ini juga merupakan cara untuk membangkitkan kembali potensi peserta didik agar memiliki kemampuan mengontrol diri dan lingkungannya untuk dimanfaatkan bagi kepentingan kreativitas dan prestasi belajar peserta didik.

3. Mutu Peserta Didik dalam Pendidikan Islam.

Mutu peserta didik di madrasah perlu dikembangkan dengan mengacu pada karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Karakteristik peserta didik dapat dicirikan sebagai orang yang sedang mencari ilmu. Dalam ilmu pendidikan Islam hakikat ilmu berasal dari Allah swt., sedangkan proses memperolehnya dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar.

Sebelum lebih dalam membahas tentang mutu peserta didik, alangkah baiknya mengetahui dasar me-manage peserta didik agar dapat meudahkan dalam mewujudnyatakan tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam manajemen peserta didik, upaya penataan peserta didik, mulai dari masuk sampai mereka lulus dari sekolah/madrasah, dengan cara memberikan layanan sebaik mungkin kepada peserta didik. (Baharuddin, 2010)

Peserta didik merupakan unsur manusiawi yang sedang bersungguh-sungguh mencari ilmu pengetahuan dan berusaha untuk mendapatkannya. Dalam pandangan Islam, ilmu dapat diperoleh dengan cara bertanya kepada orang yang menguasai ilmu tersebut. Keberanian bertanya merupakan salah satu faktor penting bagi kesuksesan belajar seorang peserta didik. Kedudukan peserta didik dalam ajaran Islam ditempatkan pada kedudukan yang terhormat dan dihormati. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah swt. dalam surat az-Zumar ayat 18, yaitu:

(12)

12

Berdasarkan uraian ayat di atas, Kedudukan peserta didik adalah sebagai partner bagi guru dalam proses belajar mengajar. Walaupun dalam hal tertentu tidak dapat dihindarkan bahwa peserta didik adalah objek dalam pendidikan yang menyerap ilmu dari guru. Namun di sisi lain guru juga dapat menjadi objek yang menerima masukan dari peserta didik. Guru dan peserta didik harus saling memberikan masukan dalam hal menciptakan iklim belajar yang kondusif agar tujuan awal dapat terealisasikan. Dengan demikian, dalam kaca mata islam guru dan peserta didik berkedudukan sebagai subjek dalam pendidikan yang dapat saling mengisi satu sama lainnya.

METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian

Penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kualasimpang yang terletak di Jalan Medan - Banda Aceh, Aceh Tamiang, Aceh. Dengan rentan waktu penelitian mulai Januari 2015 sampai dengan April 2016. Alasan peneliti mengambil lokasi di MAN Kualasimpang yaitu: pertama, madrasah ini merupakan salah satu madrasah yang unggul di kabupaten ini terbukti kepercayaan pemerintah provinsi Aceh menjadikan MAN Kualasimpang sebagai rintisan madrasah model. Kedua, mayoritas guru di MAN Kualasimpang memiliki kompetensi pendidik terbukti dengan 40% guru sudah menyelesaikan magisternya dan hampir 50% sumber daya manusianya sudah memiliki sertifikat profesional.

B. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenisnya, penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yaitu penelitian yang hanya menggambarkan fenomena yang terjadi secara detail. Adapun tujuannya adalah untuk menjelaskan aspek-aspek yang relevan dengan fenomena yang diamati serta menjelaskan masalah yang ada, baik fenomena alamiah maupun buatan manusia. Fenomena tersebut bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, kesamaan dan perbedaan antara satu dengan yang lainnya. (Sumardi, 2008)

(13)

13 C. Kehadiran Peneliti

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif sebagai perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. (Lexy, 1996) Kehadiran peneliti diharuskan berbaur dan menyatu dengan subjek peneliti (informan) sehingga kehadiran peneliti tidak dapat diwakilkan oleh angket atau tes. Selama penelitian berlangsung dilakukan pengamatan dan wawancara secara mendalam untuk pengeksplorasian fokus penelitian. (Nusa, 2012) Dengan demikian peneliti harus membangun keakraban dan tidak menjaga jarak dengan subjek penelitian agar proses penelitian dapat berlangsung secara efektif dan efesien.

D. Teknik Penentuan Subjek

subjek penelitian ditentukan secara purposive sampling yaitu penentuan sampel yang difokuskan kepada informan-informan tentang fenomena yang diteliti dengan teknik snow ball sampling yaitu menelusuri terus subyek yang dibutuhkan untuk menjawab pertanyaan penelitian. (Nana, 2009). Adapun penelusuran terhadap subjek penelitian yang dibutuhkan terutama kepala madrasah, guru, dan pegawai yang berada di lingkungan MAN Kualasimpang.

E. Data dan Sumber Data

1. Data Primer, merupakan data yang berhubungan dengan variabel peneliti dan diambil dari responden hasil observasi dan wawancara dengan subjek peneltian. Dalam hal ini penulis bekerja sama dengan kepala madrasah, wakil kepala madrasah, komite, kepala dan staf tata usaha, guru-guru, siswa/i dan pegawai madrasah selaku pelaksana manajemen sumber daya manusia.

2. Data Sekunder, merupakan data pendukung yang berasal dari buku arsip dan laporan kegiatan pelaksanaan dan penyelenggaraan manajemen sumber daya manusia.

3. Kepustakaan, sumber data kepustakaan diperlukan untuk memperjelas dan memperkuat penelitian ini dan terutama dipergunakan untuk menyusun kerangka berpikir penulis dalam menuangkan konsep yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

(14)

14

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala subjek yang diteliti.1 Observasi disebut juga dengan pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan terhadap objek dengan menggunakan seluruh indera. (Suharsimi, 1989). Dalam metode ini peneliti menggunakan teknik observasi non partisipan, artinya tidak ikut dalam proses kegiatan yang dilakukan hanya mengamati dan mempelajari kegiatan dalam rangka memahami, mencari jawaban dan mencari bukti terhadap pelaksanaan manajemen sumber daya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan.

2. Wawancara

Wawancara adalah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara, dengan kata lain wawancara merupaka teknik pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak, dikerjakan dengan sistematis berdasarkan tujuan umum penelitian. (Sutrisno, 2004). Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, artinya wawancara dengan perencanaan, dimana peneliti menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis guna mendapatkan kumpulan data yang valid. Wawancara terstruktur ini digunakan untuk mewawancarai kepala madrasah, wakil kepala, guru-guru, peserta didik dan pegawai.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu teknik memperoleh data dari kumpulan dokumen-dokumen yang ada pada benda tertulis, seperti buku, buletin, catatan harian, dan sebagainya. (Sutrisno, 2004) Adapun dokumen yang dimaksud adalah profil madrasah, rencana strategis, dokumen tata usaha yang meliputi keadaan guru, pegawai, siswa, sarana dan prasarana yang serta dokumen lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

G. Teknik Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data yang bersifat kualitatif dengan deskriptif analitik non statistik. Analisis ini digunakan untuk mengungkapkan hasil penelitian yang berhubungan dengan pelaksanaan manajemen sumber daya manusia yang terdapat dalam lembaga tersebut. Proses analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data melalui beberapa tahapan mulai dari proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penarkan kesimpulan. (Mathew: 1992)

1. Data Collection (Pengumpulan Data)

1Winaryo Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmu Dasar Metode dan Teknik (Bandung, Tarsito: 1990)

(15)

15

Data dikumpulkan dengan berbagai teknik pengumpulan data (triangulasi), yaitu merupakan penggabungan dari berbagai macam teknik pengumpulan data baik wawancara, observasi, maupun dengan menggunakan dokumen. semakin banyak data yang terkumpul, maka hasil penelitian yang didapat semakin valid. (Mathew: 1992)

Hasil yang telah dilakukan oleh peneliti dalam metode pengamatan, yaitu peneliti melihat serta memahami secara langsung kegiatan yang ada di lingkungan madrasah. Kemudian peneliti melakukan metode wawancara dengan kepala madrasah, wakil, guru dan pegawai. Selanjutnya peneliti juga menggunakan metode dokumentasi, yaitu mencari dan mengumpulkan dokumen-dokumen dan arsip-arsip yang terkait dengan pelaksanaan manajemen sumber daya guru dalam peningkatan mutu pendidikan.

2. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data didasarkan pada relevansi dan kecukupan informasi yang mewakili penjelasan manajemen sumber daya guru yang diterapkan di madrasah, kemudian dianalisis dan dihubungkan dengan pelaksanaan manajemen sumber daya guru dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, peneliti memilih data yang relevan dan mempunyai makna. Peneliti melakukan seleksi dan memfokuskan data yang mengarah untuk menjawab pertanyaan penelitian, kemudian menyusun secara efektif dan efesien dengan fokus dan mengedepankan hal-hal yang dianggap penting dari hasil temuan yang berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia yang diterapkan di madrasah, dengan tidak meninggalkan konsep-konsep mutu pendidikan untuk melihat implementasi manajemennya.

Secara sederhana, reduksi dalam penelitian ini pada hakikatnya adalah menyederhanakan, meminimalisir, dan menyusun secara sistematis dalam aspek manajemen sumber daya guru di madrasah.

3. Data Display (Penyajian Data)

Langkah selanjutnya setelah data direduksi adalah menyajikan data. Penyajian data dapat berupa tabel, atau bentuk kumpulan kalimat. Melalui penyajian data dalam bentuk display, maka data dapat terorganisir, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin mudah untuk dipahami. Display data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Penyajian data dngan menggunakan teks yang bersifat naratif. (Mathew: 1992)

(16)

16

sejauh mana implementasi sumber daya guru yang diterapkan di MAN Kualasimpang dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan.

4. Verifying (Verifikasi)

Langkah berikutnya dalam analisis data adalah verifikasi yaitu memverifikasi data dan menarik kesimpulan. Kesimpulan yang diambil harus didukung oleh data-data yang valid dan konsisten, sehingga kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Membuat kesimpulan (verifikasi) dengan melihat kembali pada reduksi data maupun display data, sehingga dengan demikian kesimpulan tidak menyimpang dari data yang dianalisis. (Mathew: 1992).

HASIL PENELITIAN

1. Perencanaan Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MAN Kualasimpang

Pimpinan madrasah melakukan perencanaan perekrutan tenaga honorer berdasarkan evaluasi, data, dan kebutuhan tenaga serta selalu melibatkan semua unsur pengelola madrasah di akhir tahun pelajaran. Dalam proses perekrutan dan seleksi juga mempertimbangkan kemampuan sumbangsih sumber internal dan eksternal dengan tidak mengabaikan kompetensinya. Hal ini termasuk pemanfaatan salah satu unsur sumber daya manusia yang diterapakan oleh kepala madrasah. Didalam perencanaan sumber daya manusia untuk meningkatkan mutu pendidikan, MAN Kualasimpang melakukan beberapa tahapan, yaitu:

a) Rekrutmen Sumber Daya Guru

Proses perekrutan di MAN Kualasimpang terlaksana sebagaimana pada umumnya di madrasah-madrasah lain. Pihak madrasah khususnya pimpinan yang mempunyai prioritas besar hanya bisa menentukan tenaga kerja (pendidik/kependidikan) sebagai tenaga honorer saja tidak lebih, sedangkan tenaga pendidik dan kependidikan yang berstatus CPNS (calon pegawai negeri sipil) pihak madrasah tidak mempunyai kekuatan untuk menentukan kelulusan dan penempatannya.

b) Seleksi dan Orientasi

(17)

17

sebanyak mungkin calon untuk memilih seorang atau sejumlah orang (sesuai dengan jumlah yang diperlukan) yang paling memenuhi syarat pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan kegiatan seleksi untuk CPNS pihak madrasah tidak memberikan konsekuensi apapun, karena persyaratan sudah ditentukan oleh pemerintahan dalam hal ini Kementerian Agama melalui BKD (Badan Kepegawaian Daerah) secara tertulis maupun online yang ditulis di website seleksi penerimaan CPNS.

Orientasi terhadap tenaga baru (pendidik dan kependidikan) di MAN Kualasimpang pada umumnya dilakukan secara formal dan non formal sesuai bentuk orientasi yang dilakukan dan tetap memberi peluang kepada tenaga baru untuk kiranya aktif bersosialisasi dan melakukan pendekatan demi kenyamanan bagi tenaga baru dan pendekatan kepada seluruh stakeholder madrasah.

c) Penempatan Sumber Daya Guru

MAN Kualasimpang sudah melakukan penempatan tenaga pendidik secara tepat dan memberikan kesesuaian bagi tenaga yang baru maupun tenaga yang lama. Penempatan tenaga baru honorer maupun PNS, disisi MAN Kualasimpang maupun Kementerian Agama Provinsi Aceh tetap memperhatikan kompetensi, kinerja, loyalitas serta kedisiplinan waktu, terlebih di MAN Kualasimpang sangat terkenal dengan kedisiplinannya. Untuk itu, pihak madrasah terutama pimpinan sudah secara tepat menempatkan beberapa tenaga honorer di MAN Kualasimpang dan dapat menyatukan keduanya termasuk patuh terhadap peraturan yang dirancang dan diimplementasikan oleh tenaga pendidik dan kependidikan MAN Kualasimpang.

2. Pengorganisasian Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MAN Kualasimpang

a) Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan di MAN Kualasimpang dilengkapi dengan struktur organisasi yang sistematis. Tenaga kependidikan di madrasah ini merupakan salah satu faktor keberhasilan keaktifan dan kelulusan siswa. Bagaimana mereka mengelola data siswa maupun guru-guru harus dikuasai dengan tenaga administrasi seperti bagian tata usaha. Selanjutnya untuk data-data yang bersangkutan dengan sumber daya guru semuanya ditangani oleh bagian tata usaha serta staf-stafnya.

b) Tenaga Pendidik

(18)

18

memberikan komntribusi bagi peningkatan mutu pendidikan serta tidak terlepas dari kompetensi dan profesionalitas masing-masing wakilnya, seperti bidang kurikulum, sarana prasarana, kesiswaan, dan humas. Pada skema di atas wali kelas juga mempunyai peran aktif mengatur kelasnya dan memberikan masukan atau teguran bagi guru yang masuk di kelas mereka. Segala sesuatu yang dilakukan oleh wali kelas bertujuan untuk meningkatkan kekreatifan serta minat belajar guna meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang.

3. Pelaksanaan Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MAN Kualasimpang

a) Penataran, Pendidikan dan pelatihan

MAN Kualasimpang sering mengirimkan guru-guru untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik pelatihan kurikulum, pemanfaatan media, bidang studi, kewirausahaan dan pelatihan lainnya. Namun ketidakmaksimalan masih dirasakan pihak madrasah dan guru terutama guru yang bukan PNS, karena mayoritas pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah diperuntukkan untuk guru PNS, walaupun ada pelatihan yang dilakukan oleh madrasah tidak seimbang dengan apa yang diberikan saat mengikuti pelatihan pemerintah.

Untuk mengatasi hal tersebut, kepala madrasah sebagai pimpinan utama di MAN Kualasimpang mensiasati hal tersebut dengan menitip “oleh-oleh” kepada guru-guru sepulangnya dari mengikuti pelatihan untuk diberikan kepada teman-teman guru yang lain termasuk kepala madrasah sendiri. Untuk itu, semua guru mendapatkan ilmu baru dari yang didapat oleh guru-guru yang mengikuti penataran, pendidikan, dan pelatihan.

b) Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)

Kegiatan yang dilakukan dalam forum MGMP MAN Kualasimpang harus dilalui secara maksimal dan dapat dimanfaatkan. Untuk itu, dalam kegiatan ini setiap guru harus dituntut mengeluarkan segala kemampuan serta keluh kesah dalam setiap menghadapi anak didik. Semua akan dibahas dalam forum MGMP yang setiap rekan harus paham akan solusi dari segala pertanyaan yang diajukan oleh sesama anggota MGMP. Dengan demikian kegiatan yang diikuti tidak akan sia-sia belaka dan dapat menambah kepercayaan diri dalam memotivasi anak didik serta mampu meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang.

c) Pengelolaan dan Pendayagunaan

(19)

19

Kualasimpang. Seperti kedisiplinan waktu, kepala madrasah memberikan keteladanan dengan datang lebih awal dan pulang paling telat. Hal ini bertujuan untuk membiasakan diri para guru dan siswa untuk menghargai waktu dengan cara memanfaatkannya saat waktu kosong.

d) Pengembangan Karier Profesi Guru

Ketika ada waktu dan dana untuk guru yang ingin meningkatkan mutu melalui studi lanjutan, pihak pemerintah mempersulit pengurusan surat izin belajar. Walaupun tidak semua tenaga pendidik mengalami hal yang sama dengan guru bidang studi MAN Kualasimpang. Akan tetapi, hal ini merupakan harapan bagi siapa saja yang hendak meningkatkan mutu melalui kegiatan pengembangan agar kiranya dipermudah pengurusan administrasi karena kegiatan tersebut semata-mata bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengajar guru untuk dapat memotivasi dan mengembangkan kreativitas anak didik agar mutu pendidikan di suatu lembaga termasuk MAN Kualasimpang meningkat secara continue.

e) Kompensasi

Manajemen MAN Kualasimpang menyadari bahwa apa yang telah diberikan pegawainya tidak sesuai dengan apa yng mereka terima. Untuk itu pimpinan madrasah membuat senyaman mungkin pegawainya untuk tetap bekerja mendedikasikan dirinya di madrasah ini. Pelaksanaan manajemen sumber daya guru dalam aspek kompensasi atau balas jasa dilakukan sesuai dengan prosedur dari sebuah organisasi pendidikan. pemberian kompensasi di MAN Kualasimpang dilakukan dengan memanfaat dana bantuan yang telah disiapkan masing-masing sesuai dengan tugas dan kinerjannya masing-masing.

4. Pengawasan Sumber Daya Guru dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di MAN Kualasimpang

a) Pengawasan Kinerja Guru

Pengawasan yang dilakukan pimpinan madrasah sudah sesuai dengan prosedur walaupun tidak merata yang dilakukan oleh kepala MAN Kualasimpang. Pengawasan yang dilakukan semata-mata bertujuan untuk membiasakan diri teruatama ketika kepala madrasah tidak di tempat. Selain itu guru-guru yang hadir tepat waktu, secara psiklogi guru tersebut memberikan tauladan kepada siswa/i MAN Kualasimpang.

b) Penilaian Kinerja Guru

(20)

20

pendidik yang berstatus PNS sebagai salah satu persyaratan kenaikan pangkat. Dengan melihat laporan dan tugas yang dbuat setiap awal dan akhir tahun ajaran, kepala madrasah dapat melihat tenaga pendidik mana yang mempunyai kinerja bagus serta loyalitas terhadap tugas yang diberikan.

KESIMPULAN

Perencanaan (planning) sumber daya guru dalam meningkatkan mutu pendidikan di MAN Kualasimpang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengadaan sumber daya manusia. Dengan demikian MAN Kualasimpang melakukan rekrutmen sumber daya guru, seleksi dan orientasi, serta penempatan sumber daya guru yang sesuai dengan kompetensi dan profesionalitasnya. Pengorganisasian (organizing) dilakukan sesuai dengan profesionalitas masing-masing sumber daya guru. Kepala madrasah sebagai pimpinan madrasah memiliki andil besar dalam memberikan posisi utama maupun tambahan yang bertujuan untuk memaksimalkan sistem organisasi.

Pelaksanaan (actuating) sumber daya guru melakukan kegiatan penataran, pendidikan dan pelatihan, musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya guru, mengembangkan profesional seorang guru, serta pemberian kompensasi atau balas jasa. Pengawasan (organizing) dilakukan secara menyeluruh. Kepala madrasah sebagai pimpinan melakukan pengawasan dengan cara kunjungan kelas dan mengawasi kinerja dari setiap guru. Selanjutnya melakukan penilaian kinerja dengan cara pembuatan PKG formatif sebagai target awal tahun dan PKG sumatif sebagai evaluasi hasil kinerja.

(21)

21

Anatan, Lina dan Lena Ellitan, Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Bisnis Modern. Bandung: Alfabeta, 2007.

Arcaro, Jerome S., Quality in Education: An Implementaion Handbook terj. Yosal Iriantara. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cet ke II, 2005.

Arikunto, Suharisimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis. Jakarta, Bina Aksara: 1989.

Atmodiwiro, Soebagio, Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Ardadizya Jaya, 2000. Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Millenium Baru.

Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2000.

Baharuddin dan Moh. Makin, Manajemen Pendidikan Islam; Transformasional Menuju Sekolah/Madrasah Unggul. Malang: UIN Malang Press, 2010.

Burhanuddin, Guru dan Pembelajaran, Harian Waspada, 25 November 2015.

Danim, Sudarwan, Pengembangan Profesi Guru: dari Pra Jabatan, induksi, ke Profesional Madani, Jakarta: Prenadamedia, cet ke 3, 2015.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahnya. Bandung: Diponegoro, 2010.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Utama, Edisi Keempat, 2008.

duniapelajar.com/mutu-pendidikan diakses pada 20 November 2015.

El Widdah, Minnah, et. al., Kepemimpinan Berbasis Nilai dan Pengembangan Mutu Madrasah, Bandung: Alfabeta, 2012.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research II. Yogyakarta, Andi Offset, 2004.

Hadijaya, Yusuf, Menyusun Strategi Berbuah Kinerja Pendidik Efektif (Medan: Perdana Publishing, 2013)

Hadis, Abdul dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010. Hafifuddin, Didin dan Hendri Tanjung, Manajemen Praktik. Bandung: Gema Insani, 2010. Hasbullah, Otonomi Pendidikan - Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya terhadap

penyelenggaraan pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2006.

Hasibuan, Malayu P., Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, 2002. Heryati, Yeti dan Mumuh Muhsin, Manajemen Sumber Daya Pendidikan. Bandung: Pustaka

Setia, 2014.

Hoyle, Eric, The Process of Management. Milton Keynes, Open University Press, 1981. Ibrahim, Muhdi B. Hi, Manajemen Sumber daya Manusia. Bandung: Citapustaka Media,

(22)

22

Idris, Jamaluddin, Manajerial dan Manajemen. Bandung: Citapustaka Media, 2013.

Kadarisman, Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia (Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet ke 2, 2013.

Kartini, Pengantar Metodologi Research Sosial. Bandung, Mandar Maju: 1990.

Lewis, Philip V, Organizational Communication: The Essence of Effective Management. New York: John Willey & Sons, Third Edition, 1987.

Madaliya, Manajemen Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia Guru di Madrasah Aliyah Pesantren Ar Raudhatul Hasanah Kota Medan. Medan: PPS IAIN SU, 20012.

Makbuloh, Deden, Manajemen Mutu Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo, 2011.

Mangkunegara, Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo, 2009.

Manullang, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Citapustaka, 2014.

Masaong, Abdul Kadim, Supervisi Pembelajaran dan Pengembangan Kapasitas Guru. Bandung: Alfabeta, 2013.

Meihara Siregar, Betty Ira, Manajemen Pengembangan Profesionalisme Sumber Daya Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Dolok Sanggul. Medan: PPS IAIN SU, 2013.

Miles, Mathew B. dan A.M. Hubermen, an Expended Source Book: Quality Data Analysis, Qualitative. Terj. Tjetjer R. Rohadi. Jakarta, UI-Press: 1992.

Moeleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif. Bandung, Remaja Rosdakarya: 1996. Mudlofir, Ali, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam Peningkatan

Mutu Pendidik di Indonesia. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.

Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam (dari Paradigma Pengembangan, Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran). Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Munartua, Pelaksanaan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Peningkatan Kinerja Guru Madrasah Aliyah (MAN) 2 Model Padangsidimpuan. Medan: PPS IAIN SU, 2012.

Mutohar, Prim Masrokan, Manajemen Mutu Sekolah; Strategi peningkatan mutu dan Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam. Yogyakarta: ar-Ruzz Media, 2013.

Nawawi, Hadari, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis yang Kompetitif. Yogyakarta: UGM Press, 2003.

, Pendidikan dalam Islam. Surabaya: al-Ikhlas, 1992.

(23)

23

Prabowo, Sugeng Listyo, Manajemen Pengembangan Mutu Sekolah/Madrasah. Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Putra, Nusa dan Santi Lisnawati, Penelitian Kualitatif Pendidikan Agama Islam. Bandung, Remaja Rosdakarya: 2012.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2008.

Rivai, Veithzal, Education Management; Analisis Teori dan Praktik. Jakarta, Raja Grafindo, cet-2, 2010.

, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta, Raja Grafindo, 2003.

, Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan; dari Teori ke Praktik. Jakarta: Raja Grafindo, cet. 4, 2008.

Robbins, Stephen P. dan Mary Coulter, Management. New Jersey: Practice-Hall International, Inc, Sixth Edition, 1999.

Ruslan, Rosady, Manajemen Public Relaction & Media Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo, 2000.

Saefullah, U., Manajemen Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2012.

Sagala, Syaiful, Manajemen Stratejik dalamMeningkatkan Mutu Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2007.

Sallis, Edward, Total Quality Management in Education, terj. Ahmad Ali Riadi & Fahrurozi. Yogyakarta: Ircisod, 2012.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbāh: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an. Jakarta: Lentera hati, 2002.

Siagian, Sondang P., Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara, cet. 17, 2009.

Simamora, Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YPKN, 2004. Strong, James H., Kualitas Kepala Sekolah yang Efektif. Jakarta: Indeks, 2013.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, Alfabeta: 2008.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Peneltian Pendidikan. Bandung, Remaja Rosdakarya: 2009.

Surakhmad, Winaryo, Pengantar Penelitian Ilmu Dasar Metode dan Teknik. Bandung, Tarsito: 1990.

Surapranata, Sumarna, Menata Ulang Manajemen Guru dalam Harian Waspada, 23 November 2015.

(24)

24

Sutisna, Oteng, Administrasi Pendidikan; Dasar Teoritis untuk Praktik Profesional. Bandung: Angkasa, 1991.

Syafaruddin dan Nurmawati, Pengelolaan Pendidikan. Medan: Perdana Publishing, 2011. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan; Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Rosdakarya,

1995.

Syarief, Hidayat, Membangun Sumber Daya Manusia Berkualitas. Bogor: IPB, 1997. Thoha, Manajemen Kepegawaian di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta, cet.4 2009. Tilaar, H.A.R, Membenah Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Tisnawati, Ernie, Pengantar Manajemen.Jakarta: Prenada Media, 2005.

Umar, Husein, Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan. Jakarta: Rajan Grafindo, cet. 2, 2008.

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Citra Umbara, 2010.

Usman, Husaini, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2010.

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan yang diperoleh dari makalah ini yaitu perawatan sistem kelistrikan gedung RSG- GAS menggunakan metoda Non Destructive Testing (NDT) dapat dimanfaatkan untuk

Merujuk pada bagian tujuan, secara umum ada 2 sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan, yaitu melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang karakteristik air isi

Redaksi dan Jumlah Rumusan Capaian Pembelajaran (CP) KKNI aspek KETRAMPILAN / KEMAMPUAN KERJA KHUSUS pada kolom (5) bisa diubah dan disesuaikan dengan PROFIL LULUSAN dan

Judul : RANCANG BANGUN OVEN PENGERING KAYU BERBAHAN BAKAR LIMBAH PRODUKSI UNTUK MENDAPATKAN PENGARUH VARIASI MODEL SUSUNAN DAN GEOMETRI KAYU TERHADAP EFISIENSI

dilakukan pada umur kehamilan 14-16 minggu, jika terlalu awal cairan amnion belum cukup banyak, sedang bila terlambat akan lebih sulit membuat kultur dari sel-sel janin yang

PEMAHAMAN DAN PENALARAN SISWA SMA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGENAI PENGGUNAAN VAKSIN PADA TUBUH MANUSIAA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Hasil perbandingan ini terlihat bahwa satu mol satu mol tembaga(II) dapat berikatan dengan dua mol ligan 2-feniletilamin sesuai dengan perbandingan mol tembaga(II) :

dilakukan agar penelitian lebih fokus sehingga pengamatannya mampu menghasilkan data- data yang lebih relevan dengan kenyataan di lapangan. Hal-hal yang diamati oleh peneliti