• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk dan Mekanisme Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Produk dan Mekanisme Pasar Modal"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUK DAN MEKANISME PASAR MODAL DI INDONESIA 1. Produk-Produk Pasar Modal di Indonesia

Pada pasar modal, instrumen atau produk yang ditransaksikan memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun (long-term instrument). Produk atau surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal umumnya dibedakan menjadi dua, yaitu surat berharga yang berbentuk kepemilikan dan surat berharga yang berbentuk utang.

Beberapa instrumen atau produk yang lazim diterbitkan dan diperdagangkan pada pasar modal, yaitu sebagai berikut:

a. Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Ciri saham biasa adalah dividen mendapat keuntungan, perusahaan mendapat keuntungan, memiliki hak suara, dan hak memperoleh pembagian kekayaan usaha jika perusahaan bangkrut setelah kewajiban perusahaan dilunasi. Di antara jenis saham biasa ada yang disebut dengan saham unggulan (blue chips), yaitu saham yang diterbitkan oleh

perusahaan besar dan terkenal yang sudah lama memperlihatkan kemampuan untuk memperoleh keuntungan dan pembayaran dividen.

b. Saham Preferensi (Preferred Stock)

Saham preferensi adalah jenis saham lain sebagai alternatif saham biasa. Disebut preferensi karena pemegang saham preferensi mempunyai hak keistimewaa di atas pemegang saham biasa, untuk hal-hal tertentu yang diperjanjikan saat emisi saham. Saham preferen

merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi tidak juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

c. Obligasi (Bond)

Obligasi adalah surat pengakuan utang dari perusahaan dengan kesanggupan untuk mengembalikan pokok utang dan bunganya secara periodik pada waktu yang telah

ditentukan. Bunga dalam obligasi dikenal dengan istilah kupon. Pembayaran kupon ini bisa tahunan, semesteran atau juga bisa triwulanan. Seperti juga saham, dalam obligasi juga dimungkinkan memperoleh capital gain. Obligasi mengandung suatu perjanjian yang mengikat antara kedua pihak, yaitu pemberi pinjaman (penerbit obligasi) dan penerima pinjaman. Penerbit obligasi menerima pinjaman dari pemegang obligasi dengan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur, baik mengenai jatuh tempo pelunasan, besarnya pokok utang, dan bunga yang harus dibayarkan.

(2)

Obligasi konversi memiliki keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.

e. Right

Right merupakan surat berharga turunan dari efek sebenarnya, yang menyerahkan hak kepada pemilik saham lama untuk membeli saham baru yang akan dikeluarkan perusahaan efek dengan jumlah dan harga tertentu. Hak tersebut dimaksudkan agar mempertahankan perbandingan kepemilikan saham, bagi pemilik saham lama. Right issue artinya hak pemegang saham lama untuk memesan efek terlebih dahulu dalam kegiatan pemasaran umum terbatas. Hak memesan efek terlebih dahulu tidak dengan sendirinya dapat dilakukan. Sebelumnya harus ada persetujuan dari badan pengawas pasar modal dan pemilik saham mayorits.

f. Reksa Dana

Reksa Dana merupakan kumpulan saham-saham, obligasi-obligasi atau sekuritas lainnya yang dimiliki oleh sekelompok pemodal dan dikelola oleh perusahaan investasi professional. Dana yang diinvestasikan pada reksadana dari pemodal akan disatukan dengan dana yang berasal dari pemodal lainnya untuk menciptakan kekuatan membeli yang jauh lebih besar disbanding mereka harus melakukan investasi sendiri.

g. Waran (Warrant)

Menurut Undang-undang, waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan, yang memberi hak kepada pedagang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu, dengan jangka waktu enam bulan atau lebih. Penerbit waran harus memiliki saham yang nantinya dikonversi oleh pemegang waran. Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang diterbitkan emiten.

h. Efek Derivative

Efek derivative merupakan efek turunan dari efek utama baik yang bersifat penyertaan maupun utang. Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari efek utama maupun turunan selanjutnya. Derivative merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja asset lain. Asset lain ini disebut sebagai underlying asset. Dalam pengertian yang lebih khusus, derivative merupakan kontrak finansial antara dua atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli atau menjual

(3)

i. Efek Syariah

Pasar modal syariah sangat potensial menjadi alternative investasi yang selama ini

dibutuhkan oleh para calon investor. Sebagai Negara dengan mayoritas penduduk muslim terbesar di dunia, kini industry syariah menjadi daya tarik tersendiri bukan saja terbatas para investor muslim, bahkan investor asing. Sesuai keputusan ketua Bapepam-LK No. Kep. 208/BL/2010 tentang daftar efek syariah, instrument pasar modal berbasis syariah yang terbit sampai dengan saat ini adalah: saham syariah, sukuk/obligasi syariah unit penyertaan kontrak investasi, kolektif reksadana syariah, surat berharga syariah Negara.

2. Aturan dan Mekanisme Perdagangan Efek

Perdagangan saham sebenarnya merupakan perdagangan biasa sebagaimana jual beli barang di pasar pada umumnya. Ada pembeli, penjual, tawar menawar, penyerahan barang dan uang. Hanya saja bedanya bahwa di dalam perdagangan saham ini seseorang yang ingin membeli atau menjual saham di bursa efek tidak dapat secara langsung mengadakan transaksi jual beli tersebut. Untuk melakukan jual beli investor harus melalui perusahaan efek (broker atau pialang) yang juga anggota bursa yang selanjutnya akan bertindak sebagai pembeli atau penjual.

Kegiatan transaksi tersebut dilakukan di bursa efek, yaitu sebuah pasar yang terorganisir tempat para pialang (broker) melakukan transaksi jual beli surat berharga dengan berbagai perangkat aturan yang ditetapkan di bursa efek.

Kegiatan transaksi perdagangan di lantai bursa dilakukan oleh perusahaan efek melalui orang yang ditunjuk sebagai sebagai Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE). Saat ini di Indonesia ada satu bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).

3. Mekanisme Perdagangan Efek di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BEI menganut sistem order-driven market atau pasar yang digerakkan oleh order-order dari pialang dengan sistem lelang secara terus menerus. Pembeli atau penjual yang hendak melakukan transaksi harus menghubungi perusahaan pialang. Perusahaan pialang membeli dan menjual efek di lantai bursa atas perintah atau permintaan (order) investor. Akan tetapi,

perusahaan pialang juga dapat melakukan jual beli efek untuk dan atas nama perusahaan itu sendiri sebagai bagian dari investasi portofolio mereka.

Setiap perusahaan pialang mempunyai orang yang akan memasukkan semua order yang diterima ke terminal masing-masing di lantai bursa. Orang-orang yang bertindak untuk

(4)

dengan mempertimbangkan prioritas harga dan prioritas waktu. Dengan demikian sistem

perdagangan di BEI adalah sistem lelang secara terbuka yang berlangsung terus menerus selama jam bursa. Hingga saat ini, seluruh order dari perusahaan pialang memang harus dimasukkan ke dalam sistem melalui terminal yang ada di lantai bursa. Namun, saat ini BEI sudah mulai

menerapkan akses jarak jauh atau remote access untuk JATS sehingga seluruh perusahaan pialang bisa langsung melakukan perdagangan dari luar lantai bursa, bahkan dari luar Jakarta.

Sebelum dapat melakukan transaksi, terlebih dahulu investor harus menjadi nasabah di perusahaan efek atau kantor broker. Di BEI terdapat sekitar 120 perusahaan efek yang menjadi anggota BEI. Pertama kali investor melakukan pembukuan rekening dengan mengisi dokumen pembukaan rekening. Di dalam dokumen pembukaan rekening tersebut memuat identitas nasabah lengkap (termasuk tujuan investasi dan keadaan keuangan) serta keterangan tentang investasi yang akan dilakukan.

Proses Transaksi

Nasabah atau investor dapat melakukan order jual beli setelah investor disetujui untuk menjadi nasabah di perusahaan efek yang bersangkutan. Umumnya setiap perusahaan efek mewajibkan kepada nasabahnya untuk mendepositkan sejumlah uang tertentu sebagai jaminan bahwa nasabah tersebut layak melakukan jual beli saham. Jumlah deposit yang diwajibkan bervariasi, misalnya ada yang mewajibkan sebesar Rp25.000.000, sementara yang lain mewajibkan sebesar Rp15.000.000 dan seterusnya.

Pada dasarnya tidak ada batasan minimal dan jumlah dana untuk membeli saham. Dalam perdagangan saham, jumlah saham yang dijual-belikan dilakukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot. Di BEI, satu lot berarti 100 saham dan itulah batas minimal pembelian saham. Lalu dana yang dibutuhkan menjadi bervariasi karena beragamnya harga saham yang tercatat di bursa. Misalnya harga saham XYZ Rp1.000, maka dana minimal yang dibutuhkan untuk

membeli satu lot saham tersebut menjadi (100 x Rp1.000 = Rp100.000). Jika saham ABC harga per sahamnya Rp2.500 maka dana minimal untuk membeli saham tersebut berarti (100 x Rp2.500 = Rp2.500.000).

Di BEI, transaksi dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut hari bursa, yaitu:

Hari Bursa Sesi Perdagangan Waktu

(5)

Dilihat dari prosesnya, maka urutan perdagangan saham atau efek lainnya dapat dijelaskan sebegai berikut:

a. Menjadi Nasabah di Perusahaan Efek

Seseorang yang akan menjadi investor terlebih dahulu menjadi nasabah atau membuka rekening di salah satu broker atau Perushaan Efek. Setelah resmi terdaftar menjadi nasabah, maka investor dapat melakukan kegiatan tranasaksi.

b. Order dari Nasabah

Kegiatan jual beli saham diawali dengan instruksi yang disampaikan investor kepada broker. Pada tahap ini, perintah atau order dapat dilakukan secara langsung dimana investor datang ke kantor broker atau order disampaikan melalui sarana komunikasi seperti telepon atau sarana komunikasi lainnya.

c. Diteruskan ke Floor Trader

Setiap order yang masuk ke broker selanjutnya akan diteruskan ke petugas broker tersebut yang berada di lantai bursa atau yang sering disebut floor trader.

d. Masukkan Order ke JATS

Floor trader akan memasukkan (entry) semua order yang diterimanya ke dalam sistem computer JATS. Di lantai bursa terdapat ratusan terminal JATS yang menjadi sarana entry order-order dari nasabah. Seluruh order yang masuk ke dalam sistem JATS dapat dipantau baik oleh floor trader, petugas di kantor broker dan investor. Dalam tahap ini, terdapat komunikasi antara pihak broker dengan investor agar dapat terpenuhi tujuan order yang disampaikan investor baik untuk beli maupun jual. Termasuk pada tahap ini, berdasarkan perintah investor, floor trader melakukan beberapa perubahan order, seperti perubahan harga penawaran, dan beberapa perubahan lainnya.

e. Transaksi Terjadi (Matched)

Pada tahap ini order yang dimasukkan ke sistem JATS bertemu dengan harga yang sesuai dan tercatat di sistem JATS sebagai transaksi yang telah terjadi (done), dalam arti sebuah order beli atau jual telah bertemu dengan harga yang cocok. Pada tahap ini pihak floor trader atau petugas di kantor broker akan memberikan informasi kepada investor bahwa order yang disampaikan telah terpenuhi.

f. Penyelesaian Transaksi

(6)

 Tahap pertama adalah penyelesaian dilakukan antar perushaan efek (pialang) dengan investor karena investor hanya berurusan dengan perusahaan efek.

 Tahap berikutnya penyelesaian dilakukan antarperusahaan efek.

Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa

(7)

4. Auto Rejection, Floor Trading, Remote Trading dan Online Trading Auto Rejection

PT. BEI menerapkan sistem auto rejection atau sistem yang membatasi harga penawaran tertinggi atau terendah atas saham yang dimasukkan ke Jakarta Automatic Trading System (JATS). Sistem ini dapat didefinisikan sebagai sistem yang otomatis menolak order atau penawaran beli dan/atau jual yang melebihi parameter.

BEI perlu menerapkan sistem auto rejection untuk menjaga terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien. Penerapan auto rejection dilakukan berdasarkan kelompok harga dan penentuan batas parameter rejection mengacu pada harga terakhir di pasar reguler pada hari bursa sebelumnya.

Pertama, mengenai acuan harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah di pasar regular atau pasar tunai atas saham yang dimasukkan ke JATS ditentukan sebagai berikut:

a. Menggunakan harga pembukaan (opening price) yang terbentuk pada sesi pra pembukaan. b. Menggunakan harga penutupan di pasar regular pada hari bursa sebelumnya (previous price)

apabila opening price tidak terbentuk.

(8)

a. Harga penawaran beli atau penawaran jumlah saham yang dimasukkan ke JATS lebih kecil dari Rp50.

b. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham yang dimasukkan ke JATS lebih dari 35% di atas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga Rp50 sampai dengan Rp200.

c. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham yang dimasukkan ke JATS tersebut lebih dari 25% di atas atau di bawah untuk acuan rentang harga lebih dari Rp200 sampai dengan Rp5.000.

d. Harga penawaran jual atau penawaran beli saham yang dimasukkan ke JATS tersebut lebih dari 20% di atas atau di bawah untuk acuan harga lebih dari Rp5.000.

Ketiga, adalah sebagaimana terkait dalam hal perusahaan tercatat melakukan tindakan korporasi, maka selama tiga hari bursa berturut-turut setelah berakhirnya perdagangan saham yang memuat hak (periodecum) di pasar regular, acuan harga di atas menggunakan previous price dari masing-masing pasar (regular atau tunai).

Keempat, mengatur mengenai penerapan auto rejection terhadap harga di atas, untuk perdagangan saham hasil penawaran umum pertama kalinya diperdagangankan di bursa

(perdagangan perdana), ditetapkan sebesar dua kali dari persentase batasan Auto Rejection harga. Floor Trading

Perkembangan mekanisme perdagangan di Bursa Efek Jakarta terjadi sejalan dengan adanya peningkatan dari para pelaku pasar. Penambahan jumlah emiten, jumlah saham yang ditransaksikan dan jumlah investor yang terlibat di dalam perdagangan, implikasinya

mengharuskan adanya perubahan pada sistem.

Perdagang di bursa secara manual ini pada mulanya dapat berjalan lancar karena jurnlah efek yang tercatat di bursa, rnaupun pialang yang terlibat di lantai bursa masih terbatas. Namun, dalam perkembangan bursa, terutama sejak terjadi boom pasar modal pada akhir tahun 1989, jumlah efek yang tercatat dan pialang yang terlibat meningkat dengan pesat. Penambahan jumlah emiten dan jumlah anggota bursa menyebabkan jumlah pialang di lantai bursa cukup padat.

Hal tersebut menimbulkan masalah operasional, antara lain: a. Dengan manual, jumlah transaksi perhari sangat terbatas.

b. Kecepatan dan ketepatan alokasi oleh petugas bursa juga terbatas.

(9)

e. Kesempatan untuk menulis order di papan tergantung pada fisik pialang yang bertugas di lantai perdagangan.

f. Memungkinkan timbulnya kolusi antara pialang untuk memainkan suatu efek. g. Biaya per unit transaksi cukup tinggi.

h. Masih tersisanya order yang belum sampai teralokasi saat itu juga, karena kecepatan dan ketepatan alokasi sistem perdagangan manual yang terbatas.

Dengan adanya masalah dan keterbatasan tersebut, maka, pengembangan di bursa menjadi terbatas dan dampak lebih lanjut adalah likuiditas pasar terbatas. Hal ini disebabkan kapasitas manual hanya sanggup menangani transaksi perhari maksimum 3.800 transaksi. Jika terjadi transaksi melebihi jumlah tersebut, proses administrasi yang dilakukan anggota bursa maupun petugas bursa menjadi lambat dan memerlukan waktu yang lama untuk

penyelesaiannya.

Mekanisme perdagangan di bursa tidak hanya melibatkan BEI sebagai fasilitator

perdagangan, tetapi juga melibatkan perusahaan efek sebagai perantara pedagang efek dan juga PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) sebagai lembaga kliring, serta PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Di Indonesia hanya ada satu penyelenggara kegiatan bursa efek, yaitu BEI yang merupakan hasil penggabungan dari PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES) pada tahun 2007.

Mekanisme transaksi saham di bursa efek sebenarnya cukup rumit. BEI telah menghentikan aktivitas perdagangan saham melalui lantai bursa, yang digantikan dengan perdagangan jarak jauh melalui sistem elektronik atau biasa disebut perdagangan floorless

Remote Trading

Remote Trading adalah perdagangan jarak jauh yang dapat dilakukan oleh anggota bursa dari kantor anggota bursa masin-masing. Sistem perdagangan ini merupakan pengembangan lebih jauh dari sistem JATS. Dengan sistem ini, setiap order anggota bursa akan dikirirn ke sistem perdagangan Bursa Efek Jakarta (JATS) tanpa perlu memasukkan order rmelalui lantai bursa. Proses memasukan order hanya dapat dilakukan melalui komputer yang ada di kantor anggota bursa.

(10)

BOFIS (Brokerage Office Formatioll System) yang bisa dihubungkan dengan JATS melalui jaringan komunikasi WAN I (Wide Area Network) di luar gedung bursa.

Keuntungan Penerapan Remote Trading

a. Dalam skala makro, merupakan peningkatan image dan daya saing pasar modal Indonesia mengingat remote trading merupakan salah satu kebutuhan dan trend pasar modal dunia. b. Kecepatan transaksi meningkat.

c. Operasi Perusahaan Efek menjadi lebih efisien. d. Mempersiapkan diri dalam era globalisasi.

e. Mengurangi human error, dimana dalam era ini order dapat langsung dimasukkan dari kantor broker atau perusahaan efek yang dapat meminimalisir terjadinya human error akibat miskomunikasi.

f. Akan memperkuat pemodal lokal karena dengan perdagangan saham jarak jauh akan meningkatkan efesiensi pasar modal dan menunjang pengembangan investor local. g. Mengantisipasi apabila semakin banyak orang yang bermain saham, maka bursa tidak

kewalahan dalam menerima order.

h. Biaya remote trading lebih murah, sehingga lebih mudah melaksanakannya dari pada memindahkan tempat perdagangan.

Keuntungan bagi Investor

a. Proses transaksi menjadi lebih cepat b. Konfirmasi menjadi lebih cepat c. Penyelesaian transaksi lebih cepat

d. Order investor di luar kota dapat langsung dieksekusi ke sistem Perdagangan Bursa e. Investor dapat bertransaksi dari mana saja

f. Keterlibatan investor di luar kota besar diharapkan meningkat

Dampak Negatif Remote Trading

a. Terdapat dugaan akan terjadi masalah penegakan hukum, sehingga kredibilitas otoritas bursa dipertaruhkan.

b. Masalahnya, eksekusi perdagangan saham dapat dilakukan dimana saja oleh para floor trading yang telah memiliki password.

c. Apabila terjadi pencurian password, sehingga kontrol eksekusi menjadi tidak mudah. Proses Transaksi/Order di BEJ

Sebelum Remote Trading Setelah Remote Trading

Anggota Bursa (Pers Broker)  Nasabah Melakukan Order

(11)

 Proses Order

 Verifikasi/Validasi Order  Penerusan order ke Floor  Trader via telepon

 Proses Order

 Verifikasi/Validasi Order

 Konfirmasi matched order ke nasabah  Proses back office

Bursa Efek Jakarta

 Masukkan order ke JATS

 Konfirmasi status order ke Kantor Broker Anggota Bursa (Pers Broker)

 Konfirmasi matched order ke nasabah  Proses Back Office

Online Trading

Online trading adalah sistem perdagangan jarak jauh yang memungkinkan pemodal (anggota bursa) untuk memasukkan order (buy atau sell) via keyboard dengan eksekusi seketika (real time) langsung dari fasilitas teknologi yang tersedia.

Negara Asia yang telah melakukan perdagangan saham online adalah Jepang, dengan situs-situs broker: Nomura Securities, Nikko Securities dan Daiwa Securities. Kemudian Korea Selatan dengan situs-situs broker LG Securities, Samsung Securities dan Daishin Securities. Di Indonesia infrastruktur online trading belum tersedia, namun pelakunya cukup banyak, umumnya melakukan trading ke pasar saham USA.

Kelebihan Online Trading a. Efisien

b. Cost Effective (biaya lebih murah) c. Akses langsung

d. Jangkauan yang lebih luas relatif lebih fleksibel

Hal-hal Sekitar Online Trading

a. Pemodal/investor harus memiliki internet b. Membuka account pada online brockerage

c. Media komunikasi antara investor dengan broker yang menyangkut order beli-jual saham adalah internet (sebelumnya via telepon)

d. Setiap order bisa dieksekusi dalam hitungan detik hingga menit, karenanya investor bisa melakukan day-trading secara efektif (sebelumnya oleh pialang professional saja)

(12)

Sistem ini dapat melakukan order buy, sell pada harga pasar (market order), limit order (beli-jual) dan order short selling.

a. Remote Trading bukanlah online trading, namun menerapan remote trading memang direncanakan untuk mengarah kepada pelaksanaan on line trading.

b. Online itu sendiri adalah pelaksanaan perdagangan saham dengan menggunakan media internet dimana investor dapat melakukan order secara langsung melalui internet dan validasi dilakukan secara otomatis, tanpa memerlukan jasa floor trading.

c. Pelaksanaan remote trading masih memerlukan operator (broker, dealer, floor trader) untuk mengeksekusi perdagangan atas order dari investor sehingga pekerjaan floor trader masih dibutuhkan.

5. Segmentasi Pasar (Pasar Reguler, Negosiasi, dan Tunai)

Pasar sekunder adalah kelanjutan dari pasar perdana setelah perusahaan melepas sahamnya dalam IPO. Setelah tercatat di bursa saham, artinya saham perusahaan tersebut bisa bebas ditransaksikan oleh publik, sesuai banyaknya permintaan dan penawaran. Transaksi jual beli saham di pasar sekunder dilangsungkan di Bursa Efek Indonesia. Anda bisa membeli saham melalui sekuritas atau broker, misalnya menggunakan software online trading saham. Nah, pasar sekunder ini dibagi menjadi 3, yaitu Pasar Reguler, Pasar Negosiasi dan Pasar Tunai.

a. Pasar Reguler

Saham-saham di Pasar reguler diperdagangkan dalam satuan perdagangan lot, dimana 1 lot sekarang adalah 100 lembar. Transaksi saham menggunakan mekanisme tawar menawar yang berlangsung secara terus menerus selama periode perdagangan. Maka, boleh dibilang harga saham bisa berubah terus setiap waktu.

Jam Perdagangan Pasar Reguler

Hari Sesi I Sesi II

Senin – Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00 Pukul 13.30 s/d 15:49:59 Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00 Pukul 14:00:00 s/d 15:49:59

Untuk pasar regular menggunakan sesi pra-pembukaan, pra-penutupan dan pasca penutupan yang dilakukan setiap hari berikut:

Pra Pembukaan

Waktu Agenda

08:45:00 - 08:55:00 WIB Anggota bursa efek memasukan penawaran jual dan atau permintaan beli

(13)

harga pembukaan berdasarkan price dan time priority Pra Penutupan dan Pasca Penutupan

Sesi Waktu Aktivitas

Pra-penutupan

15:50:00 s.d. 16:00:00 Anggota bursa efek memasukan penawaran Jual dan atau permintaan beli

16:00:01 s.d. 16:04:59

JATS melakukan proses pembentukan harga penutupan dan memperjumpakan penawaran jual dengan permintaan beli pada harga penutupan berdasarkan price dan time priority

Pasca Penutupan 16:05:00 s.d. 16:15:00

Anggota bursa efek untuk memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli pada harga penutupan, dan JATS memperjumpakan secara berkelanjutan (continuous auction) atas penawaran jual dengan permintaan beli untuk efek yang sama secara keseluruhan maupun sebagian pada harga penutupan berdasarkan time priority

Pra-pembukaan

Pelaksanaan perdagangan di pasar reguler dimulai dengan pra-pembukaan. Anggota bursa dapat memasukkan penawaran jual dan atau permintaan beli sesuai dengan ketentuan satuan perdagangan, satuan perubahan harga (fraksi) dan ketentuan auto rejection. Harga pembukaan terbentuk berdasarkan akumulasi jumlah penawaran jual dan permintaan beli terbanyak yang dapat dialokasikan oleh JATS pada harga tertentu pada periode pra-pembukaan. Seluruh

penawaran jual dan atau permintaan beli yang tidak teralokasi di pra-pembukaan, akan diproses secara langsung (tanpa memasukkan kembali penawaran jual dan atau permintaan beli) pada sesi I perdagangan, kecuali harga penawaran jual dan atau permintaan beli tersebut melampaui batasan auto rejection.

Penawaran jual dan atau permintaan beli yang telah dimasukkan ke dalam JATS diproses oleh JATS dengan memperhatikan:

Prioritas Harga (Price Priority)

Permintaan beli pada harga yang lebih tinggi memiliki prioritas terhadap permintaan beli pada harga yang lebih rendah, sedangkan penawaran jual pada harga yang lebih rendah memiliki prioritas terhadap penawaran jual pada harga yang lebih tinggi.

Prioritas Waktu (Time Priority)

(14)

Pengurangan jumlah efek pada JATS baik pada penawaran jual maupun pada permintaan beli untuk tingkat harga yang sama tidak mengakibatkan hilangnya prioritas waktu. Transaksi bursa di pasar reguler dan pasar tunai terjadi dan mengikat pada saat penawaran jual dijumpakan (match) dengan permintaan beli oleh JATS.

b. Pasar Negosiasi

Perdagangan efek di pasar negosiasi dilakukan melalui proses tawar menawar secara individual (negosiasi secara langsung) antara:

 Anggota Bursa atau

 Nasabah melalui satu Anggota Bursa atau  Nasabah dengan Anggota Bursa atau

 Selanjutnya hasil kesepakatan dari tawar menawar tersebut diproses melalui JATS. Anggota Bursa dapat menyampaikan penawaran jual dan atau permintaan beli melalui papan tampilan informasi (advertising) dan bisa diubah atau dibatalkan sebelum kesepakatan dilaksanakan di JATS. Kesepakatan mulai mengikat pada saat terjadi penjumpaan antara penawaran jual dan permintaan beli di JATS.

Hampir mirip dengan cara perdagangan di pasar reguler, ada tawar menawar juga tetapi tidak dilakukan di pasar bursa efek. Tawar menawar harga dilakukan secara pribadi tetapi tetap dalam pengawasan bursa. Pasar negosiasi biasanya dipilih bila jumlah lembar saham investor tidak genap 1 lot (100 lembar). Hasil negosiasi harus disepakati oleh bursa.

Hari Sesi I Sesi II

Senin – Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00 Pukul 13.30 s/d 16:15:00 Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00 Pukul 14:00:00 s/d 16:15:00 c. Pasar Tunai

Sama persis seperti di pasar reguler, yang berbeda hanya sistem pembayarannya. Di pasar reguler penyelesaian transaksi adalah T+3 (3 hari setelah transaksi), sistem pembayaran di pasar tunai T+0 jadi dilakukan hari itu juga. Pasar tunai tersedia untuk menyelesaikan kegagalan anggota Bursa dalam memenuhi kewajibannya di pasar reguler dan pasar negosiasi. Misalnya pada transaksi short selling.

Hari Waktu

Senin – Kamis Pukul 09:00:00 s/d 12:00:00 Jumat Pukul 09:00:00 s/d 11:30:00 6. Margin Financing, Short Selling, dan Scripless Trading

(15)

Transaksi margin adalah fasilitas yang diberikan kepada investor untuk membeli saham dengan nilai lebih besar dari modal. Contohnya nasabah punya modal Rp20.000.000 maka bisa membeli saham hingga Rp40.000.000 dimana sisa kekurangan ditalangi oleh perusahaan

sekuritas. Aturan di bursa hanya membolehkan perusahaan sekuritas memberikan maksimal dua kali dari modal nasabah. Keuntungan bagi perusahaan sekuritas adalah mendapat fee transaksi dan bunga dari pinjaman. Sedangkan bagi nasabah jika harga sahamnya tinggi akan mendapat untung berlipat, tapi jika rugi maka ruginya juga besar.

Salah satu fasilitas yang diberikan broker atau perusahaan sekuritas kepada investornya adalah fasilitas margin atau fasilitas pinjaman untuk bertransaksi saham. Dengan fasilitas ini, investor dapat melakukan jual beli saham melebihi nilai aset likuid yang di milikinya.

Umumnya, investor yang terbiasa melakukan transaksi harian menyukai fasilitas ini. Bayangkan saja, dengan duit orang pinjaman, investor berpotensi dapat gain yang lebih besar. Namanya pinjaman pasti ada bunganya. Besar bunga fasilitas margin lebih tinggi dari bunga bank, dan semakin lama uang ditahan semakin besar pula bunga yang harus dibayarkan. Perlu diketahui, tidak semua broker memberikan fasilitas ini kepada nasabahnya dan menerapkan sejumlah syarat khusus yang harus dipenuhi.

Saat pasar saham sedang bullish, ada saja jalan bagi broker untuk memberikan fasilitas margin ke nasabahnya. Oleh broker tersebut, fasilitas margin seringkali dikemas dengan macam-macam istilah dengan tujuan perputaran likuditas. Misalnya, istilah T plus yang artinya investor boleh menunda pembayaran transaksi yang dilakukannya. Dalam transaksi normal, proses penyelesaian transaksi di bursa mengikuti formula T+3 yang artinya penyelesaian transaksi akan dilaksanakan dalam tiga hari kerja setelah transaksi dilakukan. Dengan fasilitas T plus tersebut, investor boleh membayar kapan saja. Asal, investor memiliki jaminan (collateral) dalam bentuk portofolio dan bersedia membayar bunga sesuai dengan jumlah hari keterlambatan.

Setiap broker yang memiliki izin menyelenggarakan fasilitas margin memiliki kebijakan yang berbeda-beda. Namun, fasilitas margin mestinya tidak lebih dari 50% dari nilai jaminan. Meski begitu, peraturan Bursa Efek Indonesia (BEI) membolehkan broker memberi margin dengan komposisi 100:65. Artinya, jika investor memiliki jaminan aset likuid Rp100.000.000 misalnya, maka dia bisa bertransaksi hingga Rp165.000.000. Tapi jika fasilitas margin sudah dipergunakan hingga 80%, investor akan diminta untuk menambah nilai jaminan (top up).

(16)

fasilitas margin dapat berpotensi menurunkan nilai portofolio investor. Bahkan, bila investor tidak melakukan top up akibat nilai jaminan turun signifikan, broker akan menjual paksa (forced sell) saham-saham yang dibeli dengan dana fasilitas margin.

Seperti halnya pedang bermata dua, fasilitas margin dapat membuat investor untung banyak dan sekaligus dapat membuat kerugian besar pula. Misalnya, investor membeli saham senilai Rp60.000.000 dimana separuhnya menggunakan fasilitas margin. Ketika harga pasar saham tersebut turun hingga 25%, nilai saham menjadi hanya Rp45.000.000. Investor harus mengembalikan Rp30.000.000 kepada broker ditambah bunga. Sehingga modal investor yang tersisa tidak akan sampai Rp15.000.000, turun lebih dari 50%. Sementara, bila investor tidak menggunakan fasilitas margin, ia hanya akan menderita kerugian sebesar Rp30.000.000 – (Rp30.000.000 - 25%) = Rp7.500.000. Artinya, modalnya masih tersisa sebesar Rp22.500.000. Kerugian sebesar lebih dari 50% merupakan hal yang buruk, itu karena investor menggunakan fasilitas margin. Dapat dibayangkan bilamana nilai pasar suatu saham yang dibeli dengan margin turun hingga 50%? Investor tentu akan kehilangan 100% investasinya ditambah beban bunga dan biaya transaksi.

Saham yang nilainya turun tapi dibeli dengan dana dari rekening sendiri suatu saat masih berkesempatan untuk berbalik arah. Kerugian yang terjadi itu hanya di atas kertas, selama investor belum merealisasikan kerugian tersebut dengan menjual sahamnya.

Short Selling

Short selling adalah suatu cara yang digunakan dalam penjualan saham dimana investor atau trader meminjam dana (on margin) untuk menjual saham (yang belum dimiliki) dengan harga tinggi dengan harapan akan membeli kembali dan mengembalikan pinjaman saham ke pialangnya pada saat saham turun.

Dalam perjalanan pasar modal di Indonesia, pertama kali aturan mengenai short selling ini diatur melalui Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-09/PM/1997 tanggal 30 April 1997 tentang Pembiayaan Penyelesaian Transaksi Efek Oleh Perusahaan Efek Bagi Nasabah

(“Peraturan V.D.6”). Bapepam–LK kemudian merevisi aturan yang diberi Peraturan V.D.6 itu. Revisi itu seiring terjadinya krisis finansial yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Gara-gara krisis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia mengalami kejatuhan yang sangat dalam.

(17)

kemudian diatur antara lain dengan Keputusan Ketua Bapepam–LK No. 258/BL/2008 yang kemudian diubah dengan Keputusan Ketua Bapepam–LK No. 556/BL/2008. Sehingga, pada dasarnya transaksi short selling di Indonesia diperbolehkan. Namun, Bapepam–LK tetap menentukan rambu-rambu transaksi short selling seperti apa yang dibolehkan. Tujuannya, tentu saja mengamankan pasar modal dalam negeri selain untuk kepentingan investor minoritas Mekanisme Short Selling

Penjualan short saham terdiri dari:

a. Seorang investor melakukan peminjaman saham (ada peraturan yang berbeda-beda di setiap negara yang membatasi batasan perbandingan jumlah peminjaman yang dapat dilakukan dengan dana yang tersedia sebagai deposit pada akun pialang).

b. Investor menjualnya dan hasilnya dikreditkan ke dalam akunnya pada perusahaan pialang saham.

c. Investor harus menutup posisinya dengan cara melakukan pembelian kembali saham. Apabila harga turun maka ia akan memperoleh keuntungan namun apabila harga naik maka akan merugi.

d. Investor akhirnya mengembalikan saham tersebut kepada si pemberi pinjaman. Konsep Short Selling

Short selling adalah kebalikan dari going long. Penjual short mengantisipasi bahwa harga saham akan jatuh sehingga dengan demikian akan ada kemungkinan bahwa ia akan dapat membeli saham dengan harga lebih rendah daripada harga jualnya sehingga dapat diperoleh keuntungan. Tindakan melakukan pembelian kembali saham yang dijual disebut menutup short (covering the short). Para pedagang harian dan hedge fund seringkali menggunakan penjualan short guna mendapatkan keuntungan pada saham yang harganya dinilai sudah kemahalan. Scripless Trading

(18)

Historis Timbulnya Scriptless Trading

Kebalikan dari kata scriptless trading adalah scriptfull trading (perdagangan dengan warkat. Sebelum tahun 2000, perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta dilakukan dengan menggunakan warkat.

Pasar modal merupakan instrumen ekonomi yang berperan besar dalam memajukan perekonomian Indonesia di masa datang, karena berdasarkan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Pasar Modal Indonesia memiliki posisi strategis sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Oleh sebab itu maka, usaha pengembangan pasar modal menjadi salah satu titik sentral untuk mendukung lajunya pertumbuhan perekonomian nasional.

Dalam pelaksanaan scriptless trading, BEJ sebagai penyelenggara transaksi yang berperan sebagai front office harus didukung penuh oleh suatu lembaga yang mem-back up penyelesaian transaksi perdagangan di bursa. Lembaga tersebut adalah Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Kedua lembaga tersebut yaitu PT Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang menjalankan fungsi LKP dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang menjalankan fungsi LPP berperan sebagai back office yang menyelenggarakan penyelesaian transaksi.

Scripless Trading diberlakukan sejak tgl. 11 Juli 2000, dimulai dengan perdagangan 4 saham tanpa warkat, yaitu saham PT. Multipolar, PT. Sari Husada, PT. Suparma dan PT. Dankos Labolatories.

Peraturan yang Mengatur Scripless Trading

a. Undang-Undang Pasar Modal, UU No.8 Tahun 1995 Dasar Hukum pelaksanaan Scripless Trading ini tercantum dalam pasal 55 ayat (1) UUPM dimana dinyatakan bahwa

“Penyelesaian Transaksi Bursa dapat dilaksanakan dengan peyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik, atau cara lain yang diterapkan dengan Peraturan Pemerintah.

b. Peraturan Bapepam No.VI.A.3 Tentang Rekening Efek, pada Kustodian, yang antara lain menetapkan: (1) Rekening Efek timbul karena adanya Penitipan Kolektif (PK) atas Efek. (2) Penitipan Kolektif adalah jasa penitipan atas Efek yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu Pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian.

c. Peraturan Bapepam No.III.B.6 Tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa. d. Peraturan PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia. Peraturan PT. Kliring dan

(19)

Tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa Tanpa Warkat, Keputusan Direksi PT. Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia No: Kep-001/KPEI/0399 tertanggal 11 Maret 1999.

e. Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia. Peraturan PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia yang mengatur tentang pelaksanaan Scripless Trading adalah Peraturan Tentang Jasa Kustodian Sentral, Keputusan Direksi PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia No: Kep-015/DIR/KSEI/0500, tertanggal 15 Mei 2000.

Karakteristik Scriptless Trading a. Tidak ada fisik efek

Warkat efek yang diperdagangkan sudah dimasukkan dalam penitipan kolektif pada kustodian sentral (Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian) dan sertifikat efek dikonversikan menjadi data elektronik sehingga tidak ada lagi bentuk fisik efek dalam kegiatan transaksi.

b. Kepemilikan efek dinyatakan dengan posisi pada rekening efek

Tidak adanya perpindahan warkat efek secara fisik mengharuskan para pihak yang

melakukan transaksi bursa membuka rekening terlebih dahulu pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Mengingat kepemilikan dinyatakan dalam posisi rekening efek, pihak investor yang berupa perusahaan asuransi, reksa dana, bank atau lembaga keuangan lainnya dapat membuka rekening efek pada LPP, juga diharuskan untuk membuka rekening efek pada Perusahaan Efek.

c. Pemindahbukuan secara elektronik

Perpindahan kepemilikan efek dilakukan dengan pemindahbukuan efek di antara rekening efek.

Manfaat Scriptless Trading a. Bagi Emiten

 Tidak perlu lagi menyetak sertifikat saham (efisiensi, karena pada saat IPO misalnya harus dicetak jutaan lembar saham).

Corporate Action dapat berlangsung secara aman dan lancar b. Bagi Pers. Efek dan Bank Kustodian

 Efek tidak bergerak secara fisik, sehingga kecil kemungkinan terjadi keliru pencatatan  Tidak perlu lagi ada ruangan khusus untuk penyimpanan saham

 Tidak perlu lagi persiapan khusus untuk penyelesaian transaksi  Tidak perlu lagi mengangkut saham ke PT. KSEI

(20)

 Efisiensi dalam penyelesaian transaksi Efek,  Pengurangan biaya operasi,

 Peningkatan sistem informasi manajemen, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan volume perdagangan.

c. Bagi Investor

 Tidak perlu mengambil saham di Perusahaan Efek (terhindar dari risiko hilang, tercecer atau dicuri).

 Tidak perlu safety box untuk menyimpan Efek

 Efek tidak mungkin dipalsukan, karena tersimpan terus di Tempat Penyimpanan Harta (TPH)

 Adanya jaminan penyelesaian transaksi tepat waktu, karena penggantian proses yang tadinya manual menjadi elektronik

 Tidak perlu melakukan registrasi (balik nama) atas saham yang dimiliki, sehingga tidak ada lagi biaya registrasi yg. dibayar pemodal kepada BAE

 Dana menjadi lebih likuid

 Adanya kepastian transaksi di bursa, investor dapat membuat perencanaan investasi dengan baik

 Memungkinkan untuk mengetahui pihak-pihak pemegang Efek dalam waktu yang relatif cepat setiap saat,

 Pengurangan antrian panjang dalam setiap pembagian bonus, dividen dan hak-hak lain yang berkaitan dengan Efek, karena pembagian tersebut dapat dilakukan secara elektonik d. Bagi Bursa atau Industri

 Memberi kepastian hak atas transaksi di bursa  Perdagangan meningkat dan pasar lebih likuid

 Proses penyelesaian transaksi simple dan cepat, sehingga memungkinkan penyelesaian transaksi dalam volume besar dan tepat waktu

 Efisiensi indusri akan meningkat

 Meningkatkan faktor keamanan khususnya daam penyelesaian transaksi

 Prasyarat bagi penerapan teknologi lebih lanjut yaitu remote trading maupun online trading

 Meningkatkan image Pasar Modal Indonesia dimata investor global

Kelemahan Menggunakan Sistem Scriptless Trading

(21)

Untuk menghapus kekhawatiran seperti disebut di atas, setiap pemilik rekening perdagangan saham sekarang diharuskan juga mempunyai rekening AKSES (Acuan

Kepemilikan Sekuritas) di KSEI. Dengan adanya rekening AKSES ini, KSEI akan langsung mengkredit dan mendebit saham yang diperjualbelikan investor ke rekening AKSESnya, bukan lagi ke rekening atas nama perusahaan broker saham. Dan investor bisa mengecek sendiri saham-saham yang ia miliki melalui internet.

Kendala-kendala dalam Penerapan Scriptless Trading

Penerapan sistem perdagangan dan penyelesaian transaksi Efek secara scriples trading pada prinsipnya memerlukan tiga hal pokok yaitu:

a. Kesiapan perangkat peraturan, b. Perangkat sistem komputer

c. Sumber Daya Manusia yang profesional.

Kesiapan Sumber Daya Manusia juga menentukan berhasil tidaknya penerapan scripless trading. Dalam menjalankan manajemennya, Bursa Efek, LKP, LPP, Perusahaan Efek, Kustodian dan BAE dituntut untuk bertindak profesional dan lebih mengutamakan visi Pasar Modal yang mampu berkompetisi di pasar global.

Untuk megantisipasi risiko yang timbul, KPEI melakukan pengendalian risiko (manajemen risiko) dan KSEI melakukan pengamanan dengan sistem C-BEST. 7. Kapitalisasi Pasar Saham dan Obligasi

Pengertian kapitalisasi terbagi kedalam dua pengertian yaitu: a. Menunjukan jumlah securities yang beredar (saham dan obligasi)

b. Menunjukan jumlah modal yang digunakan dalm perusahaan dan modal tersebut dalm bentuk modal saham, surplus dan utang jangka panjang lainya.

Teori-teori Kapitalisasi

Teori kapitalisasi terbagi ke dalam dua golongan, yaitu: a. Berdasarkan pendapatan atau earning

Nilai suatu perusahaan dapat ditentukan berdasarkan pendapatan yang didapatka setiap tahunya dikalikan dengan multiplayer tertentu.

b. Berdasarkan pengeluaran atau cost

(22)

Over dan Under Capitalization a. Over capitalization akan terjadi apabila:

 Earning tidak cukup besar untuk mendapatkan fair of return dari jumlah modal yang di investasikan, atau dengan kata lain average rate of return lebih kecil dari pada fair rate of return.

 Jumlah nilai securities yang ada di dalam peredaran lebih besar daripada nilai riil dibandingkan dengan nilai assetnya.

b. Under capitalization akan terjadi apabila :

Average rate of return dari perusahaan tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return dari modal yang diinvestasikan dalam perusahaan yang sejenis lainya.  Jumlah nilai sekuritas yang tercantum dalam nereca jauh lebih kecil daripada nilai riil

daripada assetnya.

Cara Mengatasi Over dan Under Capitalization

Over capitalization dapat diatasi dengan cara mengurangi jumlah nilai nominal modal saham atau mengurangi jumlah lembar saham yang beredar.

Under capitalization dapat diatasi dengan cara mengadakan stock splits, yaitu pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per lembar secara proporsional dan stock devident, yaitu pembayaran devident dalam bentuk saham dan bukan dalam bentuk kas.

8. Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. Saat ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik.

a. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) – Composite Stock Price Index

Menggunakan semua perusahaan tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Agar IHSG dapat menggambarkan keadaan pasar yang wajar, BEI berwenang mengeluarkan dan atau tidak memasukkan satu atau beberapa perusahaan tercatat dari perhitungan IHSG. Dasar

pertimbangannya antara lain, jika jumlah saham perusahaan tercatat tersebut yang dimiliki oleh publik (free float) relatif kecil sementara kapitalisasi pasarnya cukup besar, sehingga perubahan harga saham perusahaan tercatat tersebut berpotensi mempengaruhi kewajaran pergerakan IHSG.

(23)

jawab dalam bentuk apapun atas keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun pihak yang menggunakan IHSG sebagai acuan (benchmark).

Ada dua metode perhitungan IHSG yaitu:  Metode rata-rata (Average Method)

IHSG=

Ps

Pbase

IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan Ps = Harga pasar saham

∑Pbase = Suatu nilai pembagi

Metode rata-rata tertimbang (Weighted Average Method) Rumus Paasche

IHSG=

(Ps× Ss)

(Pbase× Ss)

Ss = Jumlah saham yang dikeluarkan

Rumus Laspeyres IHSG=

(Ps× So)

(Pbase× So)

So = Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar

b. Indeks Sektoral

Menggunakan semua perusahaan tercatat yang termasuk dalam masing-masing sektor. Sekarang ini ada 10 sektor yang ada di BEI yaitu sektor pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, barang konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdangangan dan jasa, dan manufaktur.

c. Indeks LQ45

Indeks ini terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas saham-saham tersebut

mempertimbangkan kapitalisasi pasar.

(24)

terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ45 maka saham tersebut dikeluarkan dari perhitungan indeks dan diganti dengan saham lain yang memenuhi kriteria. d. Jakarta Islmic Index (JII)

JII terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah islam. Penentuan kriteria pemilihan saham dalam JII melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT. Danareksa Investment Management.

JII dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Melalui indeks diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi secara syariah. e. Indeks Kompas100

Indeks yang terdiri dari 100 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang sudah ditentukan. Review dan penggantian saham dilakukan setiap 6 bulan.

f. Indeks Bisnis-27

Kerja sama antara BEI dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Indeks yang terdiri dari 27 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, teknikal atau likuiditas transaksi dan akuntabilitas dan tata kelola perusahaan.

g. Indeks Pefindo25

Kerja sama antara BEI dengan lembaga rating PEFINDO meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan informasi bagi pemodal khususnya untuk saham-saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises/SME). Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria seperti: total aset, tingkat pengembalian modal (Return on Equity/ROE) dan opini akuntan publik. Selain kriteria tersebut di atas, diperhatikan juga faktor likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki publik.

h. Indeks SRI-KEHATI

(25)

ini diharapkan memberi tambahan informasi kepada investor yang ingin berinvestasi pada emiten-emiten yang memiliki kinerja sangat baik dalam mendorong usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan dan menjalankan tata kelola perusahaan yang baik. Indeks ini terdiri dari 25 saham perusahaan tercatat yang dipilih dengan mempertimbangkan kriteri-kriteria seperti: total aset, price earning ratio (PER) dan free float.

i. Indeks Papan Utama

Menggunakan saham-saham perusahaan tercatat yang masuk dalam papan utama. j. Indeks Papan Pengembangan

Menggunakan saham-saham perusahaan tercatat yang masuk dalam papan pengembangan. k. Indeks Individual

Indeks harga saham masing-masing perusahaan tercatat. 9. Saham Bonus

Saham bonus atau bonus shares merupakan saham-saham baru dikeluarkan oleh perseroan untuk para pemegang saham lama. Saham bonus ini berasal dari agio saham, yaitu selisih antara harga penawaran umum saham dengan nilai nominal. Agio saham ini dapat

dikembalikan kepada pemegang saham dalam bentuk saham bonus. Banyaknya agio saham yang dikapitalisasi akan menentukan banyaknya saham yang akan diterbitkan sebagai saham bonus. Saham bonus yang dikeluarkan oleh emiten ini akan menyebabkan penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) sebanding dengan rasio saham bonus. Saham bonus ini akan

memberikan pengaruh terhadap jumlah lembar saham di pasar. Agar indeks saham tidak berubah, maka dilakukan penyesuaian daan dihitung harha teoritisnya. Harga teoritis saham sesudah saham bonus harus dihitung, sebab harga ini harus mengadakan penyesuaian sehubungan dengan saham baru. Penambahan saham baru ini yang menyebabkan dilusi kepemilikan saham, sehingga harganya secara otomatis akan mengalami penyesuaian.

Perhitungan harga teoritis saham yang diakibatkan pembagian saham dividen/bonus dengan rasio p:q (sejumlah p saham lama mendapat q saham baru).

HT= p

p× q× HAC

(26)

q = jumlah saham baru

Penyesuaian jumlah saham akibat saham bonus/dividen denga rasio p:q adalah sebagai berikut: d=(p+q)

p u

d = jumlah saham setelah pembagian saham bonus/dividen u = jumlah saham sebelum split

H NPS+(¿¿x × d)

NPS × NDS NDB=¿

NDB = nilai dasar baru

NPS = nilai pasar sebelumnya

Hx = selisih antara harga teoritis dengan harga pembulatannya

d = jumlah saham setelah penerbitan saham bonus/dividen NDS = nilai dasar sebelumnya

10. Penawaran Terbatas Right Issue

Right Issue adalah kegiatan penawaran umum terbatas kepada pemegang saham lama dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu. Penawaran umum berarti memberikan tawaran kepada publik untuk membeli saham, sedangkan makna terbatas adalah bahwa penawaran umum ditujukan kepada pemegang saham lama. Jadi, kegiatan yang dilakukan perusahaan adalah peneribitan hak memegang saham terlebih dahulu. Setiap satu bukti right yang diterima satu pemegang saham berhak untuk membeli satu saham baru sehraga exercise price yang ditentukan. Exercise price ini biasanya sama dengan atau di atas nilai nominal saham.

Harga teoritis saham sesudah right issue harus dihitung, sebab harga ini harus

membedakan penyesuaian sehubungan dengan penambahan saham baru. Penambahan saham baru inilah yang menyebabkan dilusi kepemilikan saham, sehinggan harganya secara otomatis akan mengalami penyesuaian.

(27)

HT=(r × HAC)+(s × HP) (r × s)

HP = harga pelaksanaan hak (exercise price), yaitu harga yang telah ditetapkan emiten untuk membeli satu saham baru.

Penyesuaian jumlah saham akibat penawaran saham terbatas dengan rasio r:s, sama dengan penyesuaian akibat penerbitan saham bonus/dividen, atau berdasarkan jumlah saham yang ditawarkan dan dilaporkan oleh emiten.

e=(r+s)× v

r × v

e = jumlah saham setelah penawaran terbatas v = jumlah saham sebelum penawaran terbatas

NDB=NPS+(HP× f)+(Hx× e)

NPS × NDS

11. Company Listing, Partial Listing, Penukaran Obligasi dan Penukaran Waran Company listing, partial listing, penukaran obligasi dan penukaran waran beberapa kegiatan yang secara otomatis meningkatkan jumlah saham diterbitkan. Penambahan saham baru ini akan menyebabkan dilusi persentase pemilikan saham.

Pencatatan saham di bursa yang ditawarkan kepada publik pada saaat IPO disebut first issue. Saham first issue yang sudah dicatatkan di bursa dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Sedangkan sisa saham yang merupakan milik pendiri/pemegang saham lama, tidak dapat

diperdagangkan di bursa karena belum dicatatkan (listed). Agar saham-saham tersebut dapat diperdagangkan di pasar sekunder, maka dapat ditempuh dua cara:

a. Partial listing yaitu pencatatan sebagian saham milik pemegang saham lama di bursa sehingga dapat diperdagangkan di pasar sekunder. Partial listing dapat dilakukan beberapa kali.

b. Company listing yaitu pencatatan seluruh saham milik pemegang saham lama di bursa sehingga dapat diperdagangkan di pasar sekunder.

(28)

Waran adalah suatu jenis opsi yang sifatnya jagka panjang yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli saham biasa atas nama dengan harga yang ditentukan dalam waran (exercise price). Waran diterbitkan sebagai bumbu suatu penerbitan right issue maupun obligasi menjadi lebih menarik. Waran yang biasanya diterbitkan sebagai pemanis (sweetener) dari suatu emisi efek tertentu seperti obligasi atau right issue. Waran memberikan hak kepada pemegang untuk melakukan penebusan (redemption) saham biasa pada perusahaan tersebut dengan harga exercise price. Proses penebusan saham dari waran ini secara otomatis meningkatkan jumlah saham diterbitkan. Penambahan saham baru ini akan menyebabkan dilusi persentase pemilikan saham.

Penyesuaian jumlah saham akibat company listing, partial listing, penukaran obligasi dan penukaran waran adalah sama.

NDB=NPS+(HAS × g)

NPS × NDS

g = jumlah saham yang dicatatkan

12. Cara Membaca Prospektus

Reksa dana adalah suatu wadah tempat berkumpulnya dana investor yang kemudian dikelola oleh Manajer Investasi melalui mekanisme kontrak investasi kolektif dengan bank kustodian. Pada saat pembentukan reksa dana pertama kali, detail mengenai Kontrak Investasi Kolektif antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian seperti Nama dan Jenis reksa dana, kebijakan investasi, jumlah unit penyertaan yang ditawarkan, informasi mengenai Manajer Investasi, informasi mengenai Bank Kustodian, aturan perpajakan dan pengenaan biaya reksa dana serta mekanisme subscription dan redemption reksa dana akan diinformasikan dalam suatu dokumen yang disebut dengan Prospektus.

(29)

Setelah pengelolaan reksa dana berjalan, maka reksa dana wajib mengumumkan informasi perkembangan kinerja harian berupa NAB/Up, Return 30 Hari Terakhir, Return 1 Tahun dan Return 1 Tahun Riil setiap hari kerja pada media massa. Selanjutnya setiap akhir bulan, Manajer Investasi juga wajib mempublikasikan suatu dokumen yang disebut Fund Fact Sheet.

Beberapa poin penting yang bisa diperoleh dalam dokumen Fund Fact Sheet tersebut adalah perbandingan kinerja reksa dana dengan benchmark (pembanding), informasi Jumlah dana kelolaan dan Jumlah Unit Penyertaan, 5 atau 10 besar isi portofolio dan outlook Manajer Investasi mengenai kondisi pasar dan apa tindakan yang akan diambil di masa mendatang. Fund Fact Sheet tidak sama dengan Laporan Keuangan Reksa Dana dan dokumen tersebut juga tidak dapat kita temukan dalam prospektus.

Tempat dimana kita bisa menemukan laporan keuangan adalah pada Prospektus Pembaharuan. Yang dimaksud dengan prospektus pembaharuan reksa dana adalah informasi pembaharuan prospektus yang Wajib dibuat setiap tahun dan umumnya diterbitkan sekitar bulan Maret atau April, namun biaya percetakan dan pembuatan dokumen ini tidak lagi ditanggung oleh Manajer Investasi melainkan ditanggung oleh investor reksa dana. Investor tidak membayar langsung, namun biaya tersebut dibebankan dengan mengurangi Nilai Aktiva Bersih reksa dana.

Satu-satunya perbedaan utama antara Prospektus dengan Prospektus Pembaharuan adalah pada prospektus pembaharuan wajib disertakan juga Laporan Keuangan Reksa Dana. Disinilah investor bisa menemukan informasi lengkap mengenai hasil audit akuntan terhadap pengelolaan reksa dana selama 1 tahun terakhir. Berbeda dengan emiten yang diaudit dan dipublikasikan setiap 3 bulan, publikasi terhadap hasil audit reksa dana dilakukan setiap 1 tahun.

Laporan Keuangan Reksa Dana terdiri dari:

a. Laporan Aset dan Kewajiban yang menginformasikan posisi aset, kewajiban, jumlah unit penyertaan dan Nilai Aktiva bersih per Unit Penyertaan perusahaan.

b. Laporan Laba Rugi Operasi yang mencatat pendapatan dan beban investasi yang ditanggung reksa dana

c. Laporan Perubahan Aset Bersih yang menunjukkan transaksi subscription dan redemption reksa dana.

Informasi mengenai laporan keuangan reksa dana amat berbeda dengan laporan keuangan emiten pada umumnya. Oleh karena itu, pada bagian penjelasan dibuat pula ikhtisar rasio

(30)

Hasil Investasi dan Hasil Investasi Setelah Memperhitungkan Beban Pemasaran sama halnya seperti Return 1 tahun dan Return Riil 1 tahun yang dipublikasikan setiap hari di koran. Return diperoleh dari selisih NAB/up Awal dan Akhir, sementara yang dimaksud dengan Hasil Investasi Setelah Memperhitungkan Beban Pemasaran adalah tingkat return yang

disesuaikan lagi dengan Biaya Subscription dan Biaya Redemption yang tercantum dalam prospektus. Sehubungan dengan pengenaan biaya yang bervariasi dalam praktek kesehariannya, investor cukup memperhatikan Hasil Investasi saja ketika ingin membandingkan reksa dana tersebut dengan reksa dana lain sejenis.

Beban Operasi (Expense Ratio) adalah perbandingan antara beban operasi dalam satu tahun dengan rata-rata nilai aset bersih dalam satu tahun. Bila jumlah bebasn menunjukkan masa kurang dari 1 tahun, maka beban tersebut harus dikalikan dua belas dan dibagi dengan jumlah bulan dalam periode tersebut. Expense ratio menunjukkan seberapa “mahal” Manajer Investasi dalam menjalankan suatu reksa dana. Jika misalnya Manajer Investasi melakukan strategi pengelolaan aktif sehingga menimbulkan biaya transaksi yang tinggi, pemilihan broker dengan biaya yang mahal, pengenaan biaya manajemen dan kustodian yang tinggi, dan atau biaya administrasi dan penggunaan konsultan yang tidak efisien, maka umumnya Expense ratio akan terlihat besar. Sebaliknya jika dijalankan dengan efisien maka rasio tersebut akan semakin kecil.

(31)

reksa dana oleh Manajer Investasi. Semakin besar perputaran portofolio menandakan pengelolaan portofolio oleh Manajer Investasi semakin agresif dan sebaliknya.

Persentase Penghasilan Kena Pajak adalah perbandingan antara penghasilan selama satu periode yang mungkin dikenakan pajak dengan pendapatan operasional bersih. Saya tidak menemukan penjelasan lebih lanjut mengenai item ini. Namun mengingat pendapatan reksa dana oleh investor adalah Bukan Objek Pajak, maka sebetulnya saya tidak terlalu konsen terhadap item ini. JIka ada teman2 yang lebih mengerti tentang topik ini, dipersilakan untuk sharing disini.

Dari seluruh ikhtisar rasio di atas, selain tingkat return, faktor yang seharusnya menjadi perhatian investor adalah Expense Ratio dan Portfolio Turnover. Expense ratio mengukur seberapa efisien dalam mengelola reksa dana dan Portfolio Turnover mengukur seberapa agresif Manajer Investasi dalam mengelola portofolio investasinya. Logikanya, jika Expense Ratio dan Portfolio Turnover lebih tinggi dibandingkan reksa dana sejenis, maka seharusnya reksa dana tersebut juga diharapkan memberikan tingkat return yang lebih tinggi dan sebaliknya. Kami di Infovesta juga sedang mempertimbangkan untuk memasukkan kedua faktor ini dalam riset dan rating reksa dana.

Prospektus Pembaharuan dan Laporan Keuangan Reksa Dana merupakan salah satu bentuk Good Corporate Governance dan Compliance daripada Manajer Investasi dan Reksa Dana. Sebab selain diharuskan menghasilkan kinerja yang baik, tentu aspek transparansi juga harus diperhatikan. Seluruh biaya tersebut ditanggung secara tidak langsung oleh investor reksa dana, sehingga jika ada Manajer Investasi yang tidak melakukan dan mempublikasikan informasi tersebut bisa dipertanyakan komitmennya.

13. Reksa Dana dan Exchange-Traded Fund Reksa Dana

Reksa dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa dana dirancang sebagai sarana untuk

(32)

Umumnya, reksa dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, (a) adanya dana dari masyarakat pemodal, (b) dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan (c) dana tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Dengan demikian, dana yang ada dalam reksa dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam reksa dana, antara lain: a. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi

investasi dalam efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal dengan dana terbatas dapat memiliki portofolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak memiliki dana besar. Dengan reksa dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.

b. Reksa dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal. Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.

c. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.

Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang keuntungan, Reksa dana pun mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:

a. Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan

(33)

b. Risiko Likuiditas

Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh manajer investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

c. Risiko Wanprestasi

Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan reksa dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan reksa dana, pialang, bank

kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksa dana.

Dilihat dari portofolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:

a. Reksa Dana Pasar Uang (Moner Market Funds). Reksa dana jenis ini hanya melakukan investasi pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.

b. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa dana jenis ini melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar dari Reksa dana pasar uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.

c. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis reksa dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.

d. Reksa Dana Campuran. Reksa dana jenis ini melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat utang.

Exchange-Traded Fund (ETF)

ETF atau Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan sebagai reksa dana yang diperdagangkan di bursa. ETF merupakan kontrak investasi kolektif, yaitu unit

penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di bursa seperti saham. Sebagaimana halnya reksa dana konvensional, dalam ETF terdapat pula manajer investasi, bank kustodian. Salah satu jenis ETF yang akan dikembangkan di pasar modal Indonesia adalah Reksa Dana Indeks. Indeks yang dijadikan underlying adalah Indeks LQ45.

(34)

a. Unit Penyertaan (UP) diperdagangkan di BEI (lebih likuid)

b. Subscription & Redemption hanya diperbolehkan untuk Dealer Partisipan dan Sponsor c. Gangguan Redemption yang dapat mempengaruhi NAB jauh lebih kecil

d. Portfolio dalam saham lebih transparan (saham LQ45) e. Trend kenaikan NAB mengikuti trend kenaikan indeks LQ45

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan pembiayaan mudharabah yang digunakan dalam Baitul Mal Wa Tamwil salah satunya adalah membiayai anggota (nasabah) yang telah diketahui kredibilitasnya

Tidak mungkin seluruh belitan dapat diamankan  prosentase (%) belitan yang diamankan tergantung harga tahanan pentanahan dan setting rele gangguan tanah.. Rele gangguan tanah

Pada pengamatan hari ke 8, pertumbuhan batang pada media yang di tempatkan pada tempat gelap batang tumbuh tinggi dengan rata rata panjang sekitar 340 mm dan tumbuh menyebar,

BANDA ACEH - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Kota Banda Aceh me- minta bantuan sebanyak 250 personel dari Polresta Banda Aceh untuk men- gamankan debat kandidat wali kota

Personal Selling Untuk Merebut Kekuasaan - Strategi Pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampuno dalam Pemilukada DKI Jakarta Tahun 2012 dari Perspektif Political Marketing-1. Oleh :

Pada sampel pengukuran yaitu data-data yang diambil berupa pemakaian daya pada tiap KWH meter, beban saat pengukuran KWH meter tidak dibatasi jumlah pemakaiannya, Alat ukur

yang diberikan kepada Pimpinan dan Anggota DPRD setiap bulan dalam.. rangka mendorong peningkatan kinerja Pimpinan dan

bahwa bimbingan (konseling) merupakan batuan yang diberikan kepada siswa. dalam rangka upaya untuk menemukan pribadi, mengenal lingkungan,