• Tidak ada hasil yang ditemukan

kasus mendalam bab 2 selesai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kasus mendalam bab 2 selesai"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

ASUHAN GIZI KLINIK A. ASESMEN GIZI

1. ANAMNESIS a. Identitas Pasien

Nama : Ny. S No RM : 01.75.11.68

Umur : 58 tahun Ruang : ICU

Sex : Perempuan Tanggal Masuk : 25 September 2017 Pekerjaan : IRT Tanggal Kasus : 26 September 2017 Pendidika

n

: Alamat : Sleman

Agama : Islam Diagnosis Medis : Acute Respiratory Distress Syndrome, Community Acquired Pneumonia, Tuberkulosis, Infeksi saluran kemih

b. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Pasien mengeluh batuk dan sesak nafas, demam sejak semalam. Batuk berdahak sejak ± 1 bulan yang lalu. Riwayat Penyakit

Sekarang

Pasien memiliki riwayat penyakit TB selama 3 tahun. 6 bulan SMRS dinyatakan sembuh.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada

a. Berkaitan dengan Riwayat Gizi

Alergi makanan Pasien tidak memiliki alergi makanan. Masalah

Gastrointestinal

Tidak ada penurunan BB.

SMRS nafsu makan pasien menurun

Kesehatan mulut Sulit menelan (tidak), Stomatitis (tidak), Gigi lengkap (ya) Perubahan berat

badan

Tidak ada penurunan BB

Riwayat/pola makan

Frekuensi makan : 3x makan utama dan 2x makan selingan Makanan pokok : Nasi @ 1 centong (3x / hari)

(2)

lebih sering digoreng

Sayuran : Sayuran (3x / hari) @1/2 mangkok, yang biasa dikonsumsi oseng sawi, gori, jipang

Buah : pisang dan mangga (1x / minggu) Sering makan kerupuk dan gorengan

Selingan : gorengan, roti, dan jajanan warung Minuman : Susu : 1x seminggu setiap sore Teh manis 2x / hari setiap pagi dan sore

Kesimpulan : Ny. S ada penurunan nafsu makan dan asupan makan kurang Pembahasan :

Ny. S adalah seorang ibu rumah tangga. Keluhan utama pasien mengeluh batuk dan sesak nafas, demam sejak semalam dan mengalami batuk berdahak sejak ± 1 bulan yang lalu. Ny S mempunyai riwayat penyakit TB selama 3 tahun. Sudah menjalani pengobatan dan 6 bulan sebelum masuk rumah sakit dinyatakan sembuh. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain dan tidak ada riwayat pennyakit keluarga.

Pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan tertentu, tidak mengalami penurunan BB selama 1 bulan terakhir, namun sebelum masuk rumah sakit nafsu makan pasien menurun.

(3)

2. ASUPAN ZAT GIZI

Hasil Recall 24 jam diet : RS

Diet RS : Makanan cair sonde lengkap (Entramix 4x @150ml dan Formula RS 2x @300ml)

Tanggal 26/09/2017 Tanggal 27/09/2017 Tanggal 28/09/2017 Energ

i (kcal)

Protein (g)

Lemak (g)

KH (g) Energi (kcal)

Protein (g)

Lemak (g)

KH (g) Energi (kcal)

Protein (g)

Lemak (g)

KH (g)

Asupan oral 1120,1 45,2 20,9 189,8 Parenteral

Kebutuhan 1625 60,9 294

% Asupan 55,6% 75,96% 31,67% 64,5%

Kesimpulan:

Berdasarkan hasil recall 24 jam terhadap pasien 3. ANTROPOMETRI

Berat badan Tinggi badan

48 kg 150 cm

IMT =

BB(

kg)

[

TB

(

m)]

2

=

48

(4)

4. PEMERIKSAAN BIOKIMIA Hemoglobin 14 – 17,5 g/dL 10,4 g/dL (Rendah)

Kesimpulan : nilai hemoglobin, albumin, dan hematocrit rendah. Nilai BUN tinggi. Penurunan nilai hemoglobin dan hematokrit dapat menandakan bahwa pasien anemia.

5. PEMERIKSAAN FISIK KLINIK

Tanggal : 26/09/2017 27/09/2017

Kesan umum Stupor Somnolen

Vital sign -Nadi

CT Scan Paru CT Scan Paru

GCS E= 2 M=2 V=T E=3 M=5 V=T

Kesimpulan:

Pada hari pertama masuk rumah sakit keadaan umum pasien dalam keadaan stupor atau kesadaran menurun. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa tekanan darah rendah, suhu normal, denyut nadi cepat karena menurut Silverman (2006) tekanan darah normal untuk pasien anak-anak berusia 13 tahun ke atas adalah 100–120/60–90 mmHg, suhu normal 36,50C – 370C dan denyut nadi 55–110 kali per menit. Sementara respirasi termasuk normal

(5)

6. TERAPI MEDIS

Nama obat Kegunaan Pemberian Interaksi obat dengan makanan

(6)

(NI-2.1) Asupan oral inadekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan dibuktikan oleh hasil food recall 24 jam yang defisit (energi 55,69%; protein 75,96%; lemak 31,67%; karbohidrat 64,56%).

DOMAIN KLINIS

(7)

1. PLANNING a. Tujuan Diet :

1. Meningkatkan asupan energy hingga mencapai 80% secara bertahap 2. Membantu menormalkan kadar albumin dan Hb mendekati nilai normal. b. Syarat / prinsip Diet :

1. Energi tinggi dengan koreksi adanya faktor stress. 2. Protein tinggi (15% dari total kebutuhan energi). 3. Lemak cukup, yaitu 20% dari total kebutuhan energi. 4. Karbohidrat cukup. (60% dari total kebutuhan energy) 5. Bentuk cair penuh.

c. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi :

- Kebutuhan Energi (Ireton-Jones) terpasang ventilator = 1784-11(A)+5(W)+244(S)+239(T)+804(B)

= 1784-11(58)+5(48)+244(0)+239+804(0) = 1784-638+240+239

= 1625 Kcal

- Kebutuhan Protein = 15% x 1625 Kcal =

243,75

4

= 60,9 g

- Kebutuhan Lemak = 25% x 1625 Kcal =

325

9

= 36,1 g

- Kebutuhan Karbohidrat = 60% x 1625 Kcal

=

975

4

= 243,75 g d. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian

- Terapi Diet : TKTP

- Bentuk makanan : Cair penuh - Cara Pemberian : Lewat NGT

(8)

Masalah Gizi

Tujuan Materi Konseling Keterangan

Asupan oral inadekuat

a. Meningkatkan asupan makan untuk memenuhi kebutuhan gizi hingga 80% b. Pasien paham

pentingnya memenuhi kebutuhan gizi

a. Pentingnya memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat dalam proses penyembuhan

b. Tahap pemberian makanan selama masa perioperatif sesuai daya terima pasien

Konseling diberikan kepada pasien dan keluarga pasien

Peningkatan kebutuhan energi dan protein

a. Mempertahankan status gizi normal selama masa perioperatif b. Pasien paham

pentingnya mencegah penurunan berat badan selama masa perioperatif

a. Hubungan peningkatan kebutuhan energi dan protein dengan penyakit pasien

b. Pentingnya mencegah penurunan berat badan lebih lanjut pada masa perioperatif

c. Motivasi pasien untuk menghabiskan

makanannya

Pembahasan:

Tujuan diet pada kasus ini adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi (energi dan protein) pasien yang meningkat akibat adanya benjolan di perut yang diduga teratoma yaitu semacam tumor. Perhitungan energi menggunakan rumus Schofield untuk anak laki-laki usia 10 hingga 18 tahun dengan faktor stres 1,1 karena adanya dugaan tumor atau kanker dan faktor aktivitas 1,3 karena aktivitas pasien sangat ringan, yaitu hanya di tempat tidur namun masih dapat berjalan sendiri ke toilet (Mahan & Escott-Stumps, 2004). Protein yang diberikan tinggi yaitu 1,6 g/kg berat badan karena rentang normal protein untuk remaja adalah 1–1,5 g/kg berat badan. Sementara untuk lemak diberikan cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi, demikian juga untuk karbohidrat cukup yaitu total kebutuhan eergi dikurangi dari kebutuhan energi dari protein dan lemak. Meski mengaku mengalami penurunan nafsu makan selama sakit, namun pasien masih mau memakan nasi dan tidak mengalami masalah gastrointestinal lain seperti mual ataupun muntah, sehingga bentuk yang diberikan biasa atau nasi.

(9)

Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target Antropometri Berat badan, LLA Setiap hari Tidak mengalami penurunan

atau tetap

Biokimia Hemoglobin Menyesuaikan

pemeriksaan lab selanjutnya

Menyesuaikan pengukuran selanjutnya

Recall/hari dan comstock

Meningkat mendekati normal

Hematokrit Meningkat mendekati normal

Albumin Menurun mendekati normal

Klinis/Fisik Tekanan darah, respirasi, denyut nadi, suhu

Dalam rentang normal

Kesadaran Kesadaran membaik

Asupan energi, protein, lemak, karbohidrat

Asupan 80%

2. IMPLEMENTASI

a. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit

- Jenis Diet / Bentuk Makanan / Cara Pemberian : Diet Anak Standar D / Biasa / Oral Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)

Standar diet RS 2011 59,5 66 294

Kebutuhan (planning) 1980,55 64 55 307,35

% Standar / kebutuhan 101,53 % 92,97 % 120 % 95,65 % Pembahasan Diet RS:

Jika dibandingkan dengan kebutuhan pasien, standar diet yang diberikan oleh RS sudah memenuhi kurang lebih 10% dari kebutuhan untuk energi, protein, dan karbohidrat. Namun untuk lemak melebihi kebutuhan yaitu lebih 20%. Sehingga standar diet diturunkan menjadi diet anak standar C dengan pertimbangan bahwa asupan pasien berdasarkan recall 24 jam juga masih rendah.

b. Rekomendasi Diet

STANDAR DIET RS REKOMENDASI DIET

Makan pagi Nasi 150 g Nasi 150 g

(10)

Sayur 50 g Sayur 50 g

Minyak 7,5 g Minyak 7,5 g

Gula pasir 10 g Gula pasir 10 g Susu manis 20 g Susu manis 20 g Selingan pagi Kacang ijo 100 g Kacang ijo 100 g

Makan siang Nasi 150 g Nasi 150 g

Lauk hewani 50 g Lauk hewani 25 g Lauk nabati 50 g Lauk nabati 25 g

Sayur 50 g Sayur 50 g

Buah (pepaya) 100 g Buah (pepaya) 100 g

Minyak 7,5 g Minyak 7,5 g

Selingan sore Susu manis 20 g Susu manis 20 g

Makan sore Nasi 150 g Nasi 150 g

Lauk hewani 50 g Lauk hewani 50 g

Sayur 50 g Sayur 50 g

Buah (pisang) 50 g Buah (pisang) 50 g

Minyak 7,5 g Minyak 7,5 g

Gula 10 g Gula 10 g

Nilai Gizi Total E = 2011 kkal P = 59,5 g Kebutuhan E = 1980,55 kkal

P = 64 g

c. Penerapan diet berdasarkan rekomendasi Pemesanan diet : Nasi Diet Anak Standar C

Diet RS dirubah yaitu dari diet anak standar D menjadi diet anak standar C. Perbedaannya hanya terletak pada jumlah porsi lauk hewani dan nabati pada makan siang. Dalam diet anak standar D, berat lauk hewani dan nabati adalah 50 g sementara pada diet anak standar C lebih sedikit yaitu 25 g. Penerapan dilakukan pada hari pertama monitoring, namun pada hari kedua monitoring pasien dijadwalkan operasi laparatomi biopsi sehingga pasien dipuasakan selama 10 jam mulai jam 12 malam pada hari pertama monitoring.

d. Penerapan Konseling

(11)

Asupan oral inadekuat

a. Meningkatkan asupan makan untuk memenuhi

kebutuhan gizi hingga 80% b. Pasien paham

pentingnya memenuhi kebutuhan gizi

a. Pentingnya

memenuhi kebutuhan gizi proses

penyembuhan b. Tahap pemberian

makanan selama masa perioperatif sesuai daya terima pasien

c. Contoh menu dalam sehari sesuai

kebutuhan zat gizi dan preferensi pasien

Konseling diberikan kepada pasien dan keluarga pasien dengan alat bantu leaflet diet rendah sisa dan bahan makanan penukar

Peningkatan kebutuhan energi dan protein

a. Mempertahankan status gizi normal selama masa perioperatif b. Pasien paham

pentingnya mencegah penurunan berat badan selama masa perioperatif

a. Hubungan peningkatan

kebutuhan energi dan protein dengan penyakit pasien b. Pentingnya

mencegah penurunan berat badan lebih lanjut pada masa perioperatif

c. Motivasi pasien untuk menghabiskan makanannya jika sudah pulih dan bisa makan

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA SISWA KELAS V SDN JETIS BANTUL YOGYAKARTA Sofia Putri Wahyu

Data dalam penelitian ini adalah informasi yang dikatakan oleh manusia yang menjadi subjek penelitian, hasil observasi, dan fakta-fakta dokumen yang sesuai dengan

Usia lanjut yang mengalami kesulitan melakukan pergerakan fisik atau gangguan gerak, akan terjadi perbedaan dalam jumlah skor fungsi kognitifnya, sehingga

merupakan proses yang cukup rumit dari ruang lingkup fungsi manajemen. Fungsi dari indikator kegiatan ini adalah untuk menjaga agar unit-unit fungsional yang menjadi

Kemudian berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 istilah kota praja diganti menjadi kotamadya dan berdasarkan peraturan menteri nomor 44 tahun 1980 dan peraturan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menganalisa skenario perubahan iklim apa yang sesuai dengan pesisir Kabupateb Tuban sehingga bisa digunakan untuk

(c) Pada saat bibit tanaman padi dicabut dari persemaian dan dipindahkan ke sawah, akan terjadi proses stagnasi dimana pertumbuhan bibit tanaman akan terhenti

Adam Mukharil Bachtiar Informatics Engineering UNIKOM Jalan Dipati