• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diktat Menulis dalam Bahasa Arab (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Diktat Menulis dalam Bahasa Arab (1)"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

Diktat

Menulis dalam Bahasa Arab

Oleh

Sukamta

Fakultas Adab dan Ilmu Budaya

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

(2)

Bab 1 Huruf Arab

Berbeda dengan huruf Latin, huruf Arab semua hurufnya mati. Untuk menghidupkannya diperlukan harakat: fathah untuk a, kasrah untuk i, dan dlammah untuk u, sementara untuk mematikannya digunakan suku>n, dan untuk huruf dobel digunakan tasydi>d . untuk huruf panjang digunakan huruf huruf alif, setelah harakat fathah. Huruf ya sukun setelah kasrah, dan huruf wawu sukun setelah harakat dlammah. Semuanya penulisannya dimulai dari kanan ke kiri. Contoh:

U

ُأ

I

ِإ

A

َأ

Alif

ا

Bu

ُب

Bi

ِب

Ba

َب

Ba>’

ب

Tu

ت

Ti

ت

Ta>

ت

Ta>

ت

Tsu

ث

Tsi

ث

Tsa>

ث

Tsa>

ث

Ju

ج

Ji

ج

Ja

ج

Ji>m

ج

Hu

ح

Hi

ح

ha

ح

Ha>

ح

Khu

خ

Khi

خ

Kha

خ

Kha>

خ

Du

د

Di

د

Da

د

Da>l

د

Dzu

ذ

Dzi

ذ

Dza

ذ

Dza>l

ذ

Ru

ر

Ri

ر

Ra

ر

Ra>’

ر

Zu

ز

Zi

ز

Za

ز

Za>’

ز

Su

س

Si

س

Sa

س

Si>n

س

Syu

ش

Syi

ش

Sya

ش

Syi >n

ش

Shu

ص

Shi

ص

Sha

ص

Sha >d

ص

Dlu

ض

Dli

ض

Dla>d

ض

Dla>d

ض

Thu

ط

Thi

ط

Tha>

ط

Tha>

ط

Dhu

ظ

Dhi

ظ

Dha>

ظ

Dha>

ظ

‘U

ع

‘i

ع

‘Ain

ع

‘Ain

ع

Ghu

غ

Ghi

غ

Ghain

غ

Ghain

غ

Fu

ف

Fi

ف

Fa>

ف

Fa>

ف

(3)

Ku

ك

Ki

ك

Ka>

ك

Ka>f

ك

Lu

ل

Li

ل

La>

ل

La>m

ل

Mu

م

Mi

م

Ma

م

Mi>m

م

Nu

ُن

Ni

ِن

Na

ن

Nu>n

ن

Wu

و

Wi

و

Waw

و

Waw

و

Hu

ـﻫ

Hi

ـﻫ

Ha

ـﻫ

Ha

ـﻫ

-

-

-

la>

La>m alif

U

ء

I

ء

Hamzah

ء

Hamzah

ء

Yu

ي

Yi

ي

Ya

ي

Ya

ي

Latihan bacaan

‘alima

ﻢﻠﻋ

Kataba

ﺐﺘﻛ

‘amila

َﻞِﻤَﻋ

Qara’a

أﺮﻗ

Hasuna

ﻦﺴﺣ

Fataha

ﺢﺘﻓ

Kutiba

َﺐِﺘُﻛ

Jalasa

ﺲﻠﺟ

Su’ila

َﻞِﺌُﺳ

Dzahaba

ﺐﻫذ

Qi>la

َﻞِﺒَﻗ

Raja’ a

ﻊﺟر

Ahsana

ّﺲﺣأ

Ka>a n

نﺎﻛ

Aqar-ra

ّﺮﻗأ

Qi>la

ﻞﻴﻗ

Kar-rara

رّﺮﻛ

zu>qu>

اْﻮُـﻗْوُذ

Yukar-riru

رّﺮﻜﻳ

Iswad-da

ّدﻮﺳا

Yahmar-ru

ّﺮﻤﳛ

Ihmar-ra

ّﺮﲪا

Yastamir-ru

ّﺮﻘﺘﺴﻳ

Istaqar-ra

ّﺮﻘﺘﺳا

Yastaqi>mu

ﻢﻴﻘﺘﺴﻳ

Istaqa >ma

مﺎﻘﺘﺳا

Yanfatihu

ﺢﺘﻔﻨﻳ

Infataha

ﺢﺘﻔﻧا

Latihan mandiri:

(4)

Istaghfara

ﺮﻔﻐﺘﺳا

Ihmar-ra

ّﺮﲪا

Sa>’ada

ﺪﻋﺎﺳ

Yastaghfiru

ﺮﻔﻐﺘﺴﻳ

Ibyadl-dla

ّﺾﻴﺑا

Sa>fara

ﺮﻓﺎﺳ

Iqsya’ar-ra

ّﺮﻌﺸﻗا

Ijtama’a

ﻊﻤﺘﺟا

Anzala

لﺰﻧأ

Yaqsya’ir-ru

ﺮﻌﺸﻘﻳ

Iktasaba

ﺐﺴﺘﻛا

Akrama

مﺮﻛأ

Istahwadza

ذﻮﺤﺘﺳا

Inhath-tha

ّﻂﳓا

Sal-lama

ﻢّﻠﺳ

Yastahwidzu

ذﻮﺤﺘﺴﻳ

Imtad-da

ّﺪﺘﻣا

Rak-kaza

ﺰّﻛر

Istighfa>run

رﺎﻔﻐﺘﺳا

Yanqadi>

ﻲﻀﻘﻨﻳ

Hauqala

ﻞﻗﻮﺣ

Istiqa>matun

ﺔﻣﺎﻘﺘﺳا

Yanbaghi>

ﻲﻐﺒﻨﻳ

Saithara

ﺮﻄﻴﺳ

Isti’a>dztaun

ةذﺎﻌﺘﺳا

Jalbaba

ﺐﺒﻠﺟ

Yusaithiru

ﺮﻄﻴﺴﻳ

Yusa>’idu

ﺪﻋﺎﺴﻳ

Yujalbibu

ﺐﺒﻠﳚ

Hai,mana

ﻦﻤﻴﻫ

Yusa>firu

ﺮﻓﺎﺴﻳ

Basmala

ﻞﻤﺴﺑ

Yuhaimainu

ﻦﻤﻴﻬﻳ

yanzilu

لﺰﻨﻳ

hamdala

لﺪﲪ

Muhaiminun

ﻦﻤﻴﻬﻣ

Penulisan Huruf Arab Prinsip-prinsip:

1.Huruf Arab secara umum

Secara umum huruf Arab terbagi menjadi 3:

A.Huruf Arab yang dapat menggandeng dan digandeng, misalnya:

ب

ج

-

ث

-

ت

ح

ط

-

ض

-

ص

-

ش

-

س خ

ف

-

غ

-

ع

-

ظ

ق

ل

-

ك

م

ن

ـﻫ

1.Dalam keadaan menggandeng saja, disebut huruf posisi awal, menjadi demikian:

-

ـﻣ

-

ـﻟ

-

ـﻛ

-

ـﻗ

-

ـﻓ

-

ـﻏ

-

ـﻋ

-

ـﻇ

-

ـﻃ

-

ـﺿ

-

ـﺻ

-

ـﺷ

-

ـﺳ

-

ـﺧ

-

ـﺣ

-

ـﺟ

-

ـﺛ

-

ـﺗ

-

ـﺑ

(5)

2. Dalam hal menggandeng dan sekaligus digandeng, disebut huruf posisi tengan, menjadi demikian:

ـﻀـ

-

ـﺼـ

-

ـﺸـ

-

ـﺴـ

-

ـﺨـ

-

ـﺤـ

-

ـﺠــ

-

ـﺜـ

-

ـﺒـ

ـﻬـ

-

ـﻨـ

-

ـﻤـ

-

ـﻠـ

-

ـﻜـ

-

ـﻘـ

-

ـﻔـ

-

ـﻐـ

-

ـﻌـ

-

ـﻈـ

-

ـﻄـ

B.Huruf Arab yang hanya dapat digandeng saja tetapi tidak dapat menggandeng huruf sesudahnya, misalnya:

و

ز

ر

ذ

د

ا

Dalam hal digandeng saja, disebut huruf posisi akhir, menjadi demikian:

ﻆـ

-

ﻂـ

-

ﺾـ

-

ﺺـ

-

ﺶـ

-

ﺲـ

-

ﺰـ

-

ﺮـ

-

ﺬـ

-

ﺪـ

-

ﺦـ

-

ﺢـ

-

ﺞـ

-

ﺚـ

-

ﺖـ

-

ﺐـ

-

ﺎـ

ﺄـ

-

ﺆـ

-

ﻼـ

-

ﻪـ

-

ﻮـ

-

ﻦـ

-

ﻢـ

-

ﻞـ

-

ﻚـ

-

ﻖـ

-

ﻒـ

-

ﻎـ

-

ﻊـ

-C.Huruf Arab yang tidak dapat menggandeng atau digandeng secara mandiri. Dengan kata lain, dapat menggandeng atau digandeng tetapi menempati huruf jenis yang pertama atau yang kedua di atas, atau mandiri sama sekali, yakni

ء

, misalnya:

لﺄﺳ

ﻞﺌﺳ

-

ءﺎﺷ

Pada prinsipnya, setiap kata (kalimah) ditulis tersendiri. Meskipun huruf-huruf Arab tersebut masih bisa menggandeng kata sesudahnya. Setiap kata ditulis tersendiri, beda kata beda tulisan. Tetapi meskipun masih satu kata, jika huruf tidak dapat menggandeng huruf berikutnya, maka tidak bisa dipaksakan untuk digandengkan, seperti kata

اذإ

meskipun satu kata, maka antara huruf tersebut dipisahkan karena watak huruf-hurufnya memang tidak dapat menggandeng.

Contoh menggandengkan huruf-huruf Arab :

(6)

ك

1.Gandengkan huruf-huruf berikut ini, secara kata perkata, sehingga menjadi kata atau kalimat yang sempurna!

(7)

3

ﻞﻗﻷا ﻰﻠﻋ ﺔﻨﺳ ﻞﻛ ﰲ ﲔﺗﺮﻣ بﻮﺳﺎﳊا ضﺮﻌﻣ ﺪﻘﻌﻳ

-4

ﺎﺗﺮﻛﺎﺠﻛﻮﺟ ﰲ تﺎﻌﻣﺎﳉا ﻦﻣ تﺎﺒﻟﺎﻄﻟاو بﻼﻄﻟا ﻩﺮﻀﺣ ضﺮﻌﳌا اﺬﻫ

-2.Gandengkan huruf-huruf berikut ini menjadi kata dan kalimat yang sempurna !

1

ى

-

ف

-

ش

-

ت

-

س

-

م

-

ل

-

ا

/

ي

-

ف

/

ل

-

م

-

ع

-

ي

/

ب

-

ي

-

ب

-

ط

/

ب

-

أ

-

ل

-

ا

-2

/

ع

-

ن

-

ص

-

م

-

ل

-

ا

/

ي

-

ف

/

ل

-

م

-

ع

-

ي

/

س

-

د

-

ن

-

ه

-

م

/

خ

-

أ

-

ل

-

ا

-3

/

ة

-

س

-

ر

-

د

-

م

-

ل

-

ا

/

ي

-

ف

/

ل

-

م

-

ع

-

ت

/

ة

-

م

-

ل

-

ع

-

م

/

ت

-

خ

-

أ

-

ل

-

ا

-4

/

ب

-

و

-

س

-

ا

-

ح

-

ل

-

ا

/

ن

-

ع

/

ث

-

ح

-

ب

-

ي

/

م

-

ع

-

ل

-

ا

-5

-

ا

/

ت

-

ا

-

ل

-

ك

-

ش

-

م

-

ل

-

ا

/

ل

-

ح

-

ي

- /

ي

-

د

-

ا

-

ص

-

ت

-

ق

-

ا

-

ل

-

ا

/

ر

-

ي

-

ب

-

خ

-

ل

-

ا

-/

ة

-

ي

-

د

-

ا

-

ص

-

ت

-

ق

-

ا

-

ل

... ... ... ... ... ... 3.Cocokkan tulisan anda dengan tulisan berikut ini

بﻮﺳﺎﳊا ﻦﻋ ﺚﺤﺒﻳ ﻢﻌﻟا

ﻰﻔﺸﺘﺴﳌا ﰲ ﻞﻤﻌﻳ ﺐﻴﺒﻃ بﻷا

ﺔﻳدﺎﺼﺘﻗﻻا تﻼﻜﺸﳌا ﻞﳛ يدﺎﺼﺘﻗﻻا ﲑﺒﳋا

ﻊﻨﺼﳌا ﰲ ﻞﻤﻌﻳ سﺪﻨﻬﻣ خﻷا

ﺔﺳرﺪﳌا ﰲ ﻞﻤﻌﺗ ﺔﻤﻠﻌﻣ ﺖﺧﻷا

4.Penulisan dalam bahasa Arab didasarkan pada kata per kata, artinya selama huruf-huruf yang ada dalam satu kata dapat digandeng menjadi satu, maka harus dijadikan satu, tidak boleh dipisah dalam keadaan seperti ganti baris atau yang lainnya.

(8)

muttasil ) dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari kata yang ditempati. Maka

ﻪﺘﻴﺑ

tidak boleh dutulis

ه

ﺖﻴﺑ

Bab 2

Jumlah Ismiyyah, Khabar Syibhu Jumlah

ﺐﺘﻜﻤﻟا ﻰﻠﻋ بﺎﺘﻜﻟا

Hafalkan kosa kata berikut ini

(9)

.

راﺪﳉا ﻰﻠﻋ ةرﻮﺼﻟا

.

ﺔﻈﻔﶈا ﰲ حﺎﺘﻔﳌا

.

راﺪﳉا ﻰﻠﻋ ةرﻮﺒﺴﻟا

.

ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ بﺎﺘﻜﻟا

ﻰﻠﻋ ﺔﻟﺎﺳﺮﻟاو ةﺮﻄﺴﳌا

.

ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﺔﻈﻔﶈا

.

ﺔﻈﻔﶈا ﰲ ةرﻮﺼﻟاو ﺔﻟﺎﺳﺮﻟا

.

ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ ﺔﻠﻟاو ةﺪﻳﺮﳉا

.

ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﺐﺘﻜﳌا

.

ﺐﺘﻜﳌا

.

ةﺮﻘﺒﻟا ﻦﻣ ﺐﻴﻠﳊا

.

نﺎﺠﻨﻔﻟا ﰲ يﺎﺸﻟا

ﻰﻠﻋ ﺔﻈﻔﶈا

.

راﺪﳉا ﻰﻠﻋ ﺔﻋﺎﺴﻟاو ﻞﺼﻔﻟا مﺎﻣأ ةرﻮﺒﺴﻟا

.

ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ ﺔﻠﻟاو ﻲﺳﺮﻜﻟا ﻰﻠﻋ ةﺪﻳﺮﳉا

.

ﺪﺠﺴﳌا ءارو ﺖﻴﺒﻟا

.

راﺪﳉا ﻰﻠﻋ حﺎﺘﻔﳌا

.

بﺎﺘﻜﻟا ﺐﻧﺎﲜ ﻢﻠﻘﻟا

.

ﺔﻈﻔﶈا ﰲ ﺔﻟﺎﺳﺮﻟاو ﺐﺘﻜﳌا

Contoh-contoh kalimat di atas merupakan kalimat sederhana yang terdiri dari mubtada’ (pokok kalimat) dan khabar (predikat) berupa syibh al-jumalah, yakni frasa yang diawali dengan harf jar seperti

ﰲ ، ﻰﻠﻋ ، ﻦﻣ

atau zarf seperti

ءارو ، مﺎﻣأ

. Kata yang terletak setelah harf jar atau zarf dibaca jar, yang ditandai dengan harakat kasrah, fathah (untuk kata-kata tertentu) atau ya untuk mutsanna atau jamak muzakkar salim. Misalnya:

ِﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ بﺎﺘﻜﻟا

َﺔﻤﻃﺎﻔﻟ ﻢﻠﻘﻟا

ِْﲔَـﺗﺮﺠﺸﻟا مﺎﻣأ ﺪﺠﺴﳌا

Tugas (1)

(10)

Tambahan

1. Susunan kata pada jumlah ismiyyah yang khabarnya syibhu jumlah dapat dibalik, dalam arti bahwa khabar dapat disebutkan lebih dahulu, mubtada’ disebutkan setelah khabar , misalnya yang awalnya seperti ini:

.

راﺪﳉا ﻰﻠﻋ ةرﻮﺼﻟا

.

ﺔﻈﻔﶈا ﰲ حﺎﺘﻔﳌا

.

راﺪﳉا ﻰﻠﻋ ةرﻮﺒﺴﻟا

.

ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ بﺎﺘﻜﻟا

Dapat menjadi:

.

بﺎﺘﻜﻟا ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ

Di atas meja ada kitab (itu), atau menjadi :

.

بﺎﺘﻛ ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ

Di atas meja ada (sebuah) kitab. Keterangan:

Perbedaan antara dua kalimat di atas adalah yang pertama menggunakan isim ma’rifah yang menunjuk kepada sesuatu yang sudah diketahui oleh pembicara ataupun lawan bicara, sementara yang kedua menggunakan isim nakirah yang menunjuk kepada sesuatu yang umum yang belum diketahui secara pasti, baik oleh pembicara maupun lawan bicara, yang pasti adalah kitab. Soal bagaimana bentuknya, isinya dan sebagainya belum diketahui. Adapun perbedaan antara struktur Mubtada’ – Khabar dan Khabar – Mubtada’ adalah dari sisi tata bahasa: pada struktur yang pertama (Mubtada’ – Khabar) mubtada’ harus isim ma’rifah, tidak boleh menggunakan isim nakirah, kecuali dengan cara-cara tertentu misalnya disifati, baik disifati oleh kata, jumlah atau syibhu jumlah sebagaimana contoh berikut ini:

بﺎﺘﻛ

U

ﺪﻳﺪﺟ

U

ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ

Buku baru di atas meja

بﺎﺘﻛ

U

ﺲﻣأ ﻪﺘﻳﱰﺷا

U

ﻞﻴﲨ

Buku yang saya beli kemarin bagus.

ﺐﻟﺎﻃ

U

ﱯﻧﺎﲜ

U

ﻂﻴﺸﻧ

(11)

sementara pada struktur yang kedua Khabar – Mubtada’), mubtada’ boleh menggunakan isim nakirah. Dari sisi makna fokus informasi atau pesan yang hendak disampaikan oleh pembicara atau penulis adalah yang disebut terlebih dahulu. Jika yang disebut terlebih dahulu adalah mubtada’ maka berarti fokus pesan yang hendak disampaikan pada mubtada’, begitu pula halnya jika khabar yang disebutkan terlebih dahulu.

.

ةرﻮﺒﺴﻟا راﺪﳉا ﻰﻠﻋ

atau

.

ةرﻮﺒﺳ راﺪﳉا ﻰﻠﻋ

.

حﺎﺘﻔﳌا ﺔﻈﻔﶈا ﰲ

atau

.

حﺎﺘﻔﻣ ﺔﻈﻔﶈا ﰲ

.

ةرﻮﺼﻟا راﺪﳉا ﻰﻠﻋ

atau

ةرﻮﺻ راﺪﳉا ﻰﻠﻋ

2.Syibhu jumlah sebagai khabar tidak hanya terbatas pada hal-hal yang kongkrit seperti pada contoh-contoh di atas, seperti:

ﺔﻤﻃﺎﻔﻟ ؛راﺪﳉا ﻰﻠﻋ ؛ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ

tetapi juga mencakup hal yang abstrak seperti contoh-contoh berikut ini:

ﻰﻠﻋ ﺪﲪأ

ﲔﻘﻳ

ﺢﺟﺎﻧ ﻪﻧأ

Ahmad yakin bahwa ia lulus

ﻰﻠﻋ ﺔﻤﻃﺎﻓ

ﻲﻋو

ﺔﺒﺳار ﺎ�أ

Fatimah menyadari bahwa ia gagal

ب

/

ﰲ نﺎﺴﺟ

ﺔﺟﺎﺣ

ﺔﻴﻟﺎﻣ ةﺪﻋﺎﺴﻣ ﱃإ

Hasan memerlukan bantuan uang

ﰲ ﺪﻳﺮﻓ

ﻚﺷ

ﺐﺳار ﻪﻧأ

Faris ragu bahwa ia gagal

ﻰﻠﻋ دﻮﻤﳏ

ﺔﻘﺛ

لﻮﺒﻘﻣ ﻪﻋوﺮﺸﻣ نأ

Mahmud percaya diri bahwa proyeknya diterima

(12)

Jumlah Ismiyyah, Khabar Jumlah Fi’liyyah

ﺔﻠﻟا أﺮﻘﻳ ﺪﲪأ

Hafalkan terlebih dahulu kosakata-kosakata berikut ini

أﺮﻘﻳ

membaca =

بﺮﺸﻳ

minum =

ﺲﻠﳚ

duduk =

ﻆﻔﳛ

menghafal =

مﻮﻘﻳ

berdiri =

مﺎﻨﻳ

tidur =

ﺐﺘﻜﻳ

menulis =

ﻆﻘﻴﺘﺴﻳ

bangun =

ﺢﺴﳝ

menghapus =

ﺐﻫﺬﻳ

pergi =

ﺢﺘﻔﻳ

membuka =

ﻊﺟﺮﻳ

pulang =

ﻖﻠﻐﻳ

menutup =

ﻲﺸﳝ

berjalan =

ﻞﻛﺄﻳ

makan =

ﻞﺧﺪﻳ

masuk =

ﻞﺴﺘﻐﻳ

mandi =

ﺐﻛﺮﻳ

naik (kendaraan) =

جﺮﳜ

keluar =

ﻲﻠﺼﻳ

salat =

بﺎﺑ ﺢﺘﻔﻳ ﰒ ﺔﺳرﺪﳌا مﺎﻣأ مﻮﻘﻳ ذﺎﺘﺳﻷا

.

ﻲﺳﺮﻜﻟا ﻰﻠﻋ ﺲﻠﳚ ﻮﻫ

.

ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﺔﻠﻟا أﺮﻘﻳ ﺪﲪأ

نأ ﻞﺒﻗ ةرﻮﺒﺴﻟا ﺢﺴﳝ ﺐﻟﺎﻄﻟا

.

ةرﻮﺒﺴﻟا ﻰﻠﻋ سرﺪﻟا ﺐﺘﻜﻳ ﰒ ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﻞﺧﺪﻳ ﻮﻫ

.

ﺎﻬﻘﻠﻐﻳو ﺔﺳرﺪﳌا

.

سرﺪﻟا ذﺎﺘﺳﻷا ﺐﺘﻜﻳ

ﻲﻠﺼﻳو ﻞﺴﺘﻐﻳ ﰒ مﻮﻨﻟا ﻦﻣ ﻆﻘﻴﺘﺴﻳ ﺔﻌﺑاﺮﻟا ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲو

.

مﺎﻨﻳ نأ ﻞﺒﻗ ﻰﺤﻀﻟا ةرﻮﺳ ﻆﻔﳛ ﺪﻳﺮﻓ

(13)

ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲ ﺎﻬﻨﻣ ﻊﺟﺮﻳو ﺎﺣﺎﺒﺻ ﺔﻌﺑﺎﺴﻟا ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲ ﺔﺳرﺪﳌا ﺪﻳﺮﻓ ﻞﺧﺪﻳ

.

ةرﺎﻴﺴﻟا ﺐﻛﺮﻳ ﻪﻘﻳﺪﺻو ﻞﺟﺮﻟا

.

ارﺎ� ةﺪﺣاﻮﻟا

ﺢﺘﻔﺗ ﰒ ﺔﺳرﺪﳌا مﺎﻣأ مﻮﻘﺗ ةذﺎﺘﺳﻷا

.

ﻲﺳﺮﻜﻟا ﻰﻠﻋ ﺲﻠﲡ ﻲﻫ

.

ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﺔﻠﻟا أﺮﻘﺗ ﺔﻤﻃﺎﻓ

نأ ﻞﺒﻗ ةرﻮﺒﺴﻟا ﺢﺴﲤ ﺔﺒﻟﺎﻄﻟا

.

ةرﻮﺒﺴﻟا ﻰﻠﻋ سرﺪﻟا ﺐﺘﻜﺗ ﰒ ﻞﺼﻔﻟا ﰲ ﻞﺧﺪﺗ ﻲﻫ

.

ﺎﻬﻘﻠﻐﺗو ﺔﺳرﺪﳌا بﺎﺑ

.

سرﺪﻟا ةذﺎﺘﺳﻷا ﺐﺘﻜﺗ

ﻞﺴﺘﻐﺗ ﰒ مﻮﻨﻟا ﻦﻣ ﻆﻘﻴﺘﺴﺗ ﺔﻌﺑاﺮﻟا ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲو

.

مﺎﻨﺗ نأ ﻞﺒﻗ ﻰﺤﻀﻟا ةرﻮﺳ ﻆﻔﲢ ةﺪﻳﺮﻓ

ﻲﻫ ﺎﺣﺎﺒﺻ ﺔﺳرﺪﳌا ﱃإ ﺐﻫﺬﺗ ﻲﻫ

.

ﺐﻴﻠﳊا بﺮﺸﺗ ﰒ ةﻼﺼﻟا ﺪﻌﺑ رﻮﻄﻔﻟا ﻞﻛﺄﺗ ﻲﻫ

.

ﺢﺒﺼﻟا ﻲﻠﺼﺗو

ﺎﻬﻨﻣ ﻊﺟﺮﺗو ﺎﺣﺎﺒﺻ ﺔﻌﺑﺎﺴﻟا ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲ ﺔﺳرﺪﳌا ﻞﺧﺪﺗ ةﺪﻳﺮﻓ

.

ةرﺎﻴﺴﻟا ﺐﻛﺮﺗ ﺎﻬﺘﻘﻳﺪﺻو ﻞﺟﺮﻟا ﻰﻠﻋ ﻲﺸﲤ

.

ارﺎ� ةﺪﺣاﻮﻟا ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲ

:

ةﺪﻋﺎﻘﻟا

Contoh –contoh kalimat di atas merupakan kalimat sederhana yang terdiri dari mubtada (subyek) dan khabar (predikat) yang terdiri dari fi’il mudlari’, kata kerja yang menunjuk waktu sekarang atau yang akan datang. Jika sebelum kata kerja ada kata

ﻞﺒﻗ

atau

ﺪﻌﺑ

maka kata kerja tersebut diawali dengan

نأ

atau diganti dengan bentuk masdarnya, seperti contoh berikut:

مﻮﻨﻟا ﻦﻣ مﺎﻴﻘﻟا ﺪﻌﺑو مﺎﻨﻳ نأ ﻞﺒﻗ ﻮﻋﺪﻳ ﻢﻠﺴﳌا

atau

ﻩﺪﻌﺑو مﻮﻨﻟا ﻞﺒﻗ ﻮﻋﺪﻳ ﻢﻠﺴﳌا

/ مﺎﻨﻳ نأ ﻞﺒﻗ / ﺪﻌﺑ

---

مﻮﻨﻟا ﻞﺒﻗ

رﺪﺼﻣ + ﻞﺒﻗ = / ﻞﻌﻓ + نأ ﻞﺒﻗ

(14)

Buatlah kalimat-kalimat menggunakan jumlah ismiyyah yang khabarnya berupa fi’il mudlari’, atau fi’il madli paling sedikit satu halaman.

Hafalkan kata kerja berikut ini, kemudian gunakan untuk menyusun kalimat yang lengkap !

(15)

Pada Jumlah Ismiyyah bertanya / meminta =

ﺐﻴﳚ

menjawab =

عّزﻮﻳ

membagi =

لوﺎﳛ

berupaya / berusaha =

ﺔﺑﺎﺟﻹا ﻦﺴﺣأ

laki-laki (mufrad) =

ﻲﻫ

pasca sarjana =

(16)

لﻮﻘﻳ

berkata =

نأ ﺪﻌﺑ ﺎﻫﺪﻴﳚ ﻮﻫ

.

ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻴﻣﻼﺳﻹا ﺎﻛﺎﺠﻴﻟﺎﻛ نﺎﻧﻮﺳ ﺔﻌﻣﺎﺟ ﰲ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا سرﺪﻳ ﺪﲪأ

ﱃإ ﺎﻬﺘﺳارد ﻞﺻاﻮﺗ ﰒ ﺎﺗﺮﻛﺎﺟ ﰲ سرﺪﺗ ﻲﻫ

.

ﺔﻴﻧﺎﳌﻷا ﺔﻐﻠﻟا ﺪﻴﲡ ﺖﺧأ ﻪﻟ ﺪﲪأ

.

تاﻮﻨﺳ ثﻼﺛ سرﺪﻳ

ﻩذﺎﺘﺳأ لﺄﺴﻳ نأ ﺐﳛ ﺪﲪأ

.

ﺮﻫزﻷا ﺔﻌﻣﺎﲜ ﺎﻴﻠﻌﻟا تﺎﺳارﺪﻟا ﰲ ﻪﺘﺳارد ﻞﺻاﻮﻳ نأ ﺪﻳﲑﻓ ﺪﲪأ ﺎﻣأ

.

ﺎﻴﻧﺎﳌأ

ﺪﲪأ

.

ﻢﻬﺳورد اوﺮﻛاﺬﻴﻟ ﺔﻋﺎﻘﻟا ﰲ نﻮﻌﻤﺘﳚ ﻢﻫ

.

ﺔﺳارﺪﻟا ﰲ ﻪﻧوﺪﻋﺎﺴﻳ ﻩؤﺎﻗﺪﺻأ

.

ﺔﺒﻌﺼﻟا تﺎﻤﻠﻜﻟا ﻦﻋ

.

ﺔﺑﺎﺟﻹا ﻦﺴﺣأ ﺎﻫﻮﺒﻴﳚ نأ نﻮﻟوﺎﳛ ﻢﻫ

.

ﻪﺋﺎﻗﺪﺻﻷ ﺔﻴﻟﺰﻨﳌا لﺎﻤﻋﻷا ﺔﻠﺌﺳأ عّزﻮﻳ

ﺪﲪأ ﺢﺠﻨﻳ

.

فﺮﺼﻟﺎﺑ ﺔﻘﻠﻌﺘﳌا ﺔﻠﺌﺳﻷا ﻩﻮﺧأ ﺚﺤﺒﻳ ﺎﻤﻨﻴﺑ ﻮﺤﻨﻟﺎﺑ ﺔﻘﻠﻌﺘﳌا ﺔﻠﺌﺳﻷا ﺪﲪأ ﺚﺤﺒﻳ

ﺎﻣ اﲑﺜﻛ ﻂﻴﺸﻧو ﻲﻛذ ﺐﻟﺎﻃ ﺪﲪأ

.

نﻼﺴﻛ ﺐﻟﺎﻃ ﻪﻧﻷ ﻩﻮﺧأ ﻞﺸﻔﻳ ﺎﻤﻨﻴﺑ ﻂﻴﺸﻧ ﺐﻟﺎﻃ ﻪﻧﻷ ﻪﺘﺳارد ﰲ

ﺎﻧأ

.

ﺎﻬﻴﻓ سرﺪﻳ ﱵﻟا ﺔﻌﻣﺎﳉا ﰲ ﻪﺋﺎﻗﺪﺻأ ﻊﻣ ﺔﻴﻤﻠﻌﻟا تﺎﻃﺎﺸﻨﻟا ﺪﻘﻌﻳ ﺎﻧﺎﻴﺣأو ﺔﺒﺘﻜﳌا ﰲ ﺐﺘﻜﻟا أﺮﻘﻳ

ﺎﻧأ ،ﺔﻴﻛذ ﺔﻄﻴﺸﻧ ةأﺮﻣا ِﺖﻧأ

:

ﻪﺘﺧﻷ لﻮﻘﻳ ﺪﲪأ نﺎﻛ

.

ﻪﻠﺜﻣ ءﺎﻴﻛذأ نﻮﻜﻧ نأ ﺐﳓ ﺎﻌﻴﲨ ﻦﳓو ﺪﲪأ ﺐﺣأ

.

ِﻚﻠﺜﻣ نﻮﻛأ نأ ﺪﻳرأ

نأ ﺪﻌﺑ ﺎﻫﺪﻴﲡ ﻲﻫ

.

ﺔﻴﻣﻮﻜﳊا ﺔﻴﻣﻼﺳﻹا ﺎﻛﺎﺠﻴﻟﺎﻛ نﺎﻧﻮﺳ ﺔﻌﻣﺎﺟ ﰲ ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا ﺔﻐﻠﻟا سرﺪﺗ ﺔﻤﻃﺎﻓ

سرﺪﺗ

ﺎﻣأ

.

ﺎﻴﻧﺎﳌأ ﱃإ ﻪﺘﺳارد ﻞﺻاﻮﻳ ﰒ ﺎﺗﺮﻛﺎﺟ ﰲ سرﺪﻳ ﻮﻫ

.

ﺔﻴﻧﺎﳌﻷا ﺔﻐﻠﻟا ﺪﻴﳚ خأ ﺎﳍ ﺔﻤﻃﺎﻓ

.

تاﻮﻨﺳ ثﻼﺛ

ﻦﻋ ﺎﻫذﺎﺘﺳأ لﺄﺴﺗ نأ ﺐﲢ ﺔﻤﻃﺎﻓ

.

ﺮﻫزﻷا ﺔﻌﻣﺎﲜ ﺎﻴﻠﻌﻟا تﺎﺳارﺪﻟا ﰲ ﺎﻬﺘﺳارد ﻞﺻاﻮﺗ نأ ﺪﻳﱰﻓ ﺔﻤﻃﺎﻓ

ﺔﻤﻃﺎﻓ

.

ﻢﻬﺳورد اوﺮﻛاﺬﻴﻟ ﺔﻋﺎﻘﻟا ﰲ نﻮﻌﻤﺘﳚ ﻢﻫ

.

ﺔﺳارﺪﻟا ﰲ ﺎ�وﺪﻋﺎﺴﻳ ﺎﻫؤﺎﻗﺪﺻأ

.

ﺔﺒﻌﺼﻟا تﺎﻤﻠﻜﻟا

(17)

ﺢﺠﻨﺗ

.

فﺮﺼﻟﺎﺑ ﺔﻘﻠﻌﺘﳌا ﺔﻠﺌﺳﻷا ﻩﻮﺧأ ﺚﺤﺒﻳ ﺎﻤﻨﻴﺑ ﻮﺤﻨﻟﺎﺑ ﺔﻘﻠﻌﺘﳌا ﺔﻠﺌﺳﻷا ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺚﺤﺒﺗ

ﺔﻴﻛذ ﺔﺒﻟﺎﻃ ﺔﻤﻃﺎﻓ

.

نﻼﺴﻛ ﺐﻟﺎﻃ ﻪﻧﻷ ﺎﻫﻮﺧأ ﻞﺸﻔﻳ ﺎﻤﻨﻴﺑ ﺔﻄﻴﺸﻧ ﺔﺒﻟﺎﻃ ﺎ�ﻷ ﺎﻬﺘﺳارد ﰲ ﺔﻤﻃﺎﻓ

ﱵﻟا ﺔﻌﻣﺎﳉا ﰲ ﺎﻬﺋﺎﻗﺪﺻأ ﻊﻣ ﺔﻴﻤﻠﻌﻟا تﺎﻃﺎﺸﻨﻟا ﺪﻘﻌﺗ ﺎﻧﺎﻴﺣأو ﺔﺒﺘﻜﳌا ﰲ ﺐﺘﻜﻟا أﺮﻘﺗ ﺎﻣ اﲑﺜﻛ ،ﺔﻄﻴﺸﻧو

ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺖﻧﺎﻛ

.

ﺎﻬﻠﺜﻣ ءﺎﻴﻛذأ نﻮﻜﻧ نأ ﺐﳓ ﺎﻌﻴﲨ ﻦﳓو

.

ﺔﻤﻃﺎﻓ ﻞﺜﻣ نﻮﻛأ نأ ﺐﺣأ ﺎﻧأ

.

ﺎﻬﻴﻓ سرﺪﺗ

.

َﻚﻠﺜﻣ نﻮﻛأ نأ ﺪﻳرأ ﺎﻧأ ،ﻲﻛذ ﻂﻴﺸﻧ ﻞﺟر ﺖﻧأ

:

ﺎﻬﻴﺧﻷ لﻮﻘﺗ

Dari contoh-contoh di atas dapat disimpulkan bahwa dalam jumlah ismiyah, kata kerja sebagai predikat harus harus disesuaikan dengan mubtada’ (subyek)nya, dari sisi muannats, muzakkar, mufrad, tatsniah atau jamak. Hal itu berbeda dengan fi’liyyah seperti dalam contoh berikut :

ﺔﻴﻤﺳﻻا ﺔﻠﻤﺠﻟا

ﺔﻴﻠﻌﻔﻟا ﺔﻠﻤﺠﻟا

صاﻮﻳ نﺎﺒﻟﺎﻄﻟا

نﻻ

ﺎﻤﻬﺘﺳارد

ﺎﻤﻬﺘﺳارد نﺎﺒﻟﺎﻄﻟا

ﻞﺻاﻮﻳ

ﻞﺻاﻮﻳ بﻼﻄﻟا

نو

ﻢﻬﺘﺳارد

ﻢﻬﺘﺳارد بﻼﻄﻟا

ﻞﺻاﻮﻳ

صاﻮﺗ نﺎﺘﺒﻟﺎﻄﻟا

نﻻ

ﺎﻤﻬﺘﺳارد

ﺎﻤﻬﺘﺳارد نﺎﺘﺒﻟﺎﻄﻟا

ﻞﺻاﻮﺗ

ﻞﺻاﻮﻳ تﺎﺒﻟﺎﻄﻟا

ن

ّﻦﻬﺘﺳارد

ّﻦﻬﺘﺳارد تﺎﺒﻟﺎﻄﻟا

ﻞﺻاﻮﺗ

Tugas (3):

Buatlah kalimat-kalimat dalam jumlah ismiyyah yang khabarnya berupa fi’il , sementara mubtada’nya campuran antara muzakkar dan muannats, paling sedikit satu halaman.

Bab 5 Tashih al-akhta>’

(18)

buatlah koreksi terhadap kesalahan yang terjadi menggunakan format seperti dalam contoh ini..

Berikut ini contoh kesalahan nyata bersumber dari mahasiswa dalam pekerjaannya. Maka, perhatikan kesalahan tersebut, agar kesalahan yang sama tidak terulang!

No Salah Sebab Yang benar

ﺔﻌﻣﺎﳉا ﱃإ ﺐﻫﺬﺗ ﺔﺒﻟﺎﻃ

Mubtada mestinya

ma’rifah

ﺔﻌﻣﺎﳉا ﱃإ ﺐﻫﺬﺗ ﺔﺒﻟﺎﻄﻟا

ﺔﻟﺎﺳﺮﻟا ﻞﺳرأ ﺔﺸﺋﺎﻋ

Khabar harus disesuaikan dengan mubtada’ dari sisi muannats maupun

muzakkar

ﺔﻟﺎﺳﺮﻟا ﺖﻠﺳرأ ﺔﺸﺋﺎﻋ

ﺎﻬﺒﻴﺒﳊا ﱃإ

Isim yang bertemu domir tidak boleh diberi al

ﺎﻬﺒﻴﺒﺣ ﱃإ

ﺔﻧاﺰﳋا ﰲ سﺎﺒﻟا

Isim yang berawalan huruf lam, maka lamnya ditulis dobel.

ﺔﻧاﺰﳋا ﰲ سﺎﺒﻠﻟا

ﺪﻨﻫ ﺖﺋﺎﺟ ﻼﻴﻠﻗ ﺪﻌﺑ

Setelah kata ba’da mestinya majrur, juga penulisan hamzah

ﺪﻨﻫ تءﺎﺟ ِﻞﻴﻠﻗ ﺪﻌﺑ

ﻞﺴﺘﻐﺗ لاز ﺎﻣ ﺔﺸﺋﺎﻋ

Khabar harus disesuaikan dengan mubtada’ dari sisi muannats maupun

muzakkar

ﻞﺴﺘﻐﺗ ﺖﻟاز ﺎﻣ ﺔﺸﺋﺎﻋ

ﺮﺸﻋ ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲ

Untuk bilangan tingkatan, 11 sd 19, yang pertama dan yang kedua harus sama dalam hal menggunakan ta marbuthoh

ةﺮﺸﻋ ﺔﻴﻧﺎﺜﻟا ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲ

ﺖﻴﺒﻟا بﺎﺒﻟا

Mudlaf harus dilepas dari al

(19)

بﺮﻐﻣ ﻲﻠﺼﻳ

Kata magrib mestinya menggunakan isim ma’rifat karena sesuatu yang sudah dimaklumi.

بﺮﻐﳌا ﻲﻠﺼﻳ

بﺎﺘﻜﻟا أﺮﻘﻧ بﻼﻄﻟا

Khabar harus disesuaikan

dengan mubtada’

بﺎﺘﻜﻟا نوأﺮﻘﻳ بﻼﻄﻟا

بﺮﻐﳌا ﺖﻗﻮﻟا لﻮﺧﺪﻟا ﱃإ

Mudlaf harus dilepas dari

al

بﺮﻐﳌا ﺖﻗو لﻮﺧد ﱃإ

ﺢﺒﺼﻟا ةﻼﺼﻟا

Mudlaf harus dilepas dari al

ﺢﺒﺼﻟا ةﻼﺻ

مﻮﻴﻟا تاذ

Artinya: pada suatu hari. Maka mestinya dibuat nakirah

مﻮﻳ تاذ

ﺔﻐﻠﻟا ﻢﺴﻘﺑ رﺎﺘﲣ ﻲﻫ

Fi’il muta’addi langsung,

tanpa huruf jar ba’

ﺔﻐﻠﻟا ﻢﺴﻗ رﺎﺘﲣ ﻲﻫ

ةﺮﺸﻋ ىﺪﺣإ ﺔﻋﺎﺴﻟا

Bilangan tingkatan,

berwazan fa’il atau fa’ilah

ةﺮﺸﻋ ﺔﻳدﺎﳊا ﺔﻋﺎﺴﻟا

ﺔﻌﺑاﺮﻟا ﺔﻋﺎﺳ ﰲ

Harus sama-sama ma’rifah

karena bukan idlafah

ﺔﻌﺑاﺮﻟا ﺔﻋﺎﺴﻟا ﰲ

ﺔﻨﺳ ﺖﺘﺳ

salah tulis kata sittah, bilangan 3 sd 10

ma’dudnya harus jamak

تاﻮﻨﺳ ﺖﺳ

ﻪﺳرﺪﻣ ،ﺐﻳﺮﻗ ﻪﻘﻳﺪﺣ

Kurang titik, na’at dan man’ut harus sama muzakkar atau muannats.

ﺔﺳرﺪﻣ ،ﺔﺒﻳﺮﻗ ﺔﻘﻳﺪﺣ

ءاﺮﻘﺗ ﺔﳚﺪﺧ

Salah penempatan tulisan

hamzah

أﺮﻘﺗ ﺔﳚﺪﺧ

Bab 6

(20)

Pada Jumlah Fi’liyyah yang asli bhs Arab =

ﻲﺋﺎﻬﻨﻟا نﺎﺤﺘﻣﻻا

ujian akhir =

نﻼﺴﻜﻟا

orang yang malas =

ﺐﺘﻜﻟا ضﺮﻌﻣ

pameran buku =

ﺔﻴﺴﻧﺮﻔﻟا ﺔﻐﻠﻟا

bahasa Perancis =

جرﺎﳋا ﱃإ

panitia zakat fitrah =

ﱃإ عﺎﻤﺘﺳﻼﻟ

untuk mendengarkan =

ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ةﺮﺿﺎﶈا

ceramah agama =

نأ ﻲﻐﺒﻨﻳ

seyogyanya =

لاﺰﻳ ﻻ

senantiasa / selalu =

ﻦﻋ

سرﺪﻟا

ﺐﻌﺼﻟا

ttg pelajaran yg sulit

َﺖﻧأ

laki-laki (mufrad) =

ﻲﻫ

dia (pr /mufrad) =

Pelajari kalimat-kalimat berikut ini !

(21)
(22)

Dalam bahasa Arab ada dua pola kalmat, yakni kalimat nominal (jumlah ismiyah) dan kalimat verbal (jumalh fi’liyah ). Dalam jumlah fi’liyah, sebagaimana contoh di atas, kata kerja (predikat) selalu mendahului subyeknya. Penyesuaian antara keduanya berbeda dengan penyesuaian dalam pola jumalah ismiyah, yakni hanya dari sisi muzakkar atau muannats saja.

Misalnya:

ﺔﺒﻟﺎﻄﻟا لوﺎﲢ

ﺐﻟﺎﻄﻟا لوﺎﳛ

نﺎﺒﻟﺎﻄﻟا لوﺎﲢ

نﺎﺒﻟﺎﻄﻟا لوﺎﳛ

تﺎﺒﻟﺎﻄﻟا لوﺎﲢ

بﻼﻄﻟا لوﺎﳛ

Tugas (4):

a.Buatlah kalimat dalam jumlah fi’liyyah yang fa>’ilnya bervariasi antara muannats dan muzakkar, paling sedikit satu halaman (dikerjakan oleh mahasiswa)

b.Buatlah tashih al-akhta>’ dengan format sebagaimana telah dijelaskan di muka. Dilakukan bersama,oleh dosen dan para mahasiswa.

Bab 7

Perbandingan antara jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyyah

ﺔﻴﻤﺳﻹا ﺔﻠﻤﺠﻟا

ﺔﺳرﺪﻤﻟا بﺎﺑ ﺢﺘﻔﻳ ﺐﻟﺎﻄﻟا

ﺔﺳرﺪﻤﻟا بﺎﺑ ﺢﺘﻔﺗ ﺔﺒﻟﺎﻄﻟا

بﻮﺳﺎﺤﻟا ﻰﻠﻋ سرﺪﻟا ﺐﺘﻜﻳ ذﺎﺘﺳﻷا

ءﺎﺴﻣ ةﺬﻓﺎﻨﻟا ﻖِﻠْﻐُـﻳ ﺪﻤﺣأ

بﺮﻐﻤﻟا ةﻼﺼﻟ ﺪﺠﺴﻤﻟا ﻰﻟإ ﻲﺸﻤﺗ ﺐﻨﻳز

ءﺎﺴﻣ ﺖﻴﺒﻟا ﻲﻓ يﺎﺸﻟا بﺮﺸﺗ ﻲﺘﻘﻳﺪﺻ

:

ﺔﻴﻠﻌﻔﻟا ﺔﻠﻤﺠﻟا

(23)

ﺎﺘﺳﻷا

ناذ

ةرﻮﺒﺴﻟا ﻰﻠﻋ سرﺪﻟا نﺎﺒﺘﻜﻳ

ﺔﺳرﺪﻤﻟا بﺎﺑ نﺎﺤﺘﻔﺗ نﺎﺘﺒﻟﺎﻄﻟا

ءاﺪﻐﻟا نﻼﻛﺄﺗ ﻲﺳﺮﻜﻟا ﻰﻠﻋ نﺎﺴﻠﺠﺗ يﺎﺘﺧأ

ﺔﺳرﺪﻤﻟا بﺎﺑ َﻦْﺤﺘﻔﻳ تﺎﺒﻟﺎﻄﻟا

ءﺎﺴﻣ ةﺬﻓﺎﻨﻟا نﻮﻘﻠﻐﻳ نﻮﺳرﺎﺤﻟا

ءﺎﺴﻣ ﺖﻴﺒﻟا ﻲﻓ يﺎﺸﻟا نﻮﺑﺮﺸﻳ ﻲﺋﺎﻗﺪﺻأ

ةرﻮﺒﺴﻟا ﻰﻠﻋ سرﺪﻟا ﻦﺒﺘﻜﻳ تاذﺎﺘﺳﻷا

ةﻼﺼﻟ ﺪﺠﺴﻤﻟا ﻰﻟإ نﺎﻴﺸﻤﻳ ﺪﻤﺣأو نﺎﺴﺣ

بﺮﻐﻤﻟا

ﺖﻴﺒﻟا مﺎﻣأ نﺎﻣﻮﻘﻳ يﺪﺟو ﻲﺑأ

ﺎﺴﻣ ةﺬﻓﺎﻨﻟا ﻦﻘﻠﻐﻳ ﺪﻨﻫو ﺐﻨﻳزو ﺔﻤﻃﺎﻓ

ء

ذﺎﺘﺳﻷا ﺐﺘﻜﻳ

نا

بﻮﺳﺎﺤﻟا ﻰﻠﻋ سرﺪﻟا

ﺔﺳرﺪﻤﻟا بﺎﺑ نﺎﺘﺒﻟﺎﻄﻟا ﺢﺘﻔﺗ

ءاﺪﻐﻟا نﻼﻛﺄﺗ ﻲﺳﺮﻜﻟا ﻰﻠﻋ يﺎﺘﺧأ ﺲﻠﺠﺗ

ﺔﺳرﺪﻤﻟا بﺎﺑ تﺎﺒﻟﺎﻄﻟا ﺢﺘﻔﺗ

ءﺎﺴﻣ ةﺬﻓﺎﻨﻟا نﻮﺳرﺎﺤﻟا ﻖﻠﻐﻳ

ءﺎﺴﻣ ﺖﻴﺒﻟا ﻲﻓ يﺎﺸﻟا ﻲﺋﺎﻗﺪﺻأ بﺮﺸﻳ

ةرﻮﺒﺴﻟا ﻰﻠﻋ سرﺪﻟا تاذﺎﺘﺳﻷا ﺐﺘﻜﺗ

ةﻼﺼﻟ ﺪﺠﺴﻤﻟا ﻰﻟإ ﺪﻤﺣأو نﺎﺴﺣ ﻲﺸﻤﻳ

بﺮﻐﻤﻟا

ﺖﻴﺒﻟا مﺎﻣأ يﺪﺟو ﻲﺑأ مﻮﻘﻳ

ءﺎﺴﻣ ةﺬﻓﺎﻨﻟا ﺪﻨﻫو ﺐﻨﻳزو ﺔﻤﻃﺎﻓ ﻖﻠﻐﺗ

Tugas:

1.Perhatikan perbedaan kalimat-kalimat (jumlah ismiyah dan fi’liyyah) di atas, dan jelaskan apa perbedaannya?

2.Buatlah jumlah ismiyyah denan variasi mufrad, mus\anna, dan jamak, serta muannas\, muzakkar.

Bab 8

Variasi pola-pola jumlah ismiyyah Pelajari pola-pola jumlah ismiyyah berikut ini:

ﺐﻟﺎﻃ نﺎﺴﺣ

ﺔﻌﻣﺎﺠﻟا ﻒﻇﻮﻣ دﻮﻤﺤﻣ

ﺔﺒﻟﺎﻃ ةﺪﻳﺮﻓ

ﺔﺒﺘﻜﻤﻟا ﺔﻔﻇﻮﻣ ةدﻮﻤﺤﻣ

ﺐﻟﺎﻃ نﺎﺴﺣ ﻦﺑا

ﺔﺒﺘﻜﻤﻟا ﺔﻔﻇﻮﻣ دﻮﻤﺤﻣ ﺖﺧأ

ﺔﺒﻟﺎﻃ نﺎﺴﺣ ﺖﻨﺑ

ةدﻮﻤﺤﻣ ﻮﺧأ

(24)

ﺐﻟﺎﻃ ةﺪﻳﺮﻓ ﻮﺧأ

ﺔﺒﺘﻜﻤﻟا ﻒﻇﻮﻣ دﻮﻤﺤﻣ ﺖﺧأ ﻖﻳﺪﺻ

ﺔﺒﻟﺎﻃ ةﺪﻳﺮﻓ ﺖﺧأ

ةدﻮﻤﺤﻣ ﻲﺧأ ﺔﻘﻳﺪﺻ

ﺔﻌﻣﺎﺠﻟا ﺔﻔﻇﻮﻣ

ﺔﺳرﺪﻤﻟا ﻲﻓ ﺪﻤﺣأو نﺎﺴﺣ

ﺪﻤﺣأ و نﺎﺴﺣ ﺔﺳرﺪﻤﻟا ﻲﻓ

ﺖﻴﺒﻟا مﺎﻣأ ةﺪﻳﺮﻓ

ةﺪﻳﺮﻓ ﺖﻴﺒﻟا مﺎﻣأ

ﺪﺠﺴﻤﻟا مﺎﻣأ ﺖﻴﺒﻟا

ﺖﻴﺑ ﺪﺠﺴﻨﻤﻟا مﺎﻣأ

ﺪﺠﺴﻤﻟا مﺎﻣأ ﻒﻴﻈﻨﻟا ﺖﻴﺒﻟا

ﻒﻴﻈﻧ ﺖﻴﺑ ﺖﻴﺒﻟا مﺎﻣأ

ﺔﺳرﺪﻤﻠﻟ ءﺎﻨﻔﻟا

ءﺎﻨﻓ ﺔﺳرﺪﻤﻠﻟ

ﺔﺳرﺪﻤﻠﻟ ﻊﺳاﻮﻟا ءﺎﻨﻔﻟا

ﻊﺳاو ءﺎﻨﻓ ﺔﺳرﺪﻤﻠﻟ

ﺐﻟﺎﻄﻠﻟ ﺪﻳﺪﺠﻟا بﺎﺘﻜﻟا

ﺪﻳﺪﺟ بﺎﺘﻛ ﺐﻟﺎﻄﻠﻟ

ذﺎﺘﺳﻸﻟ ﻒﻴﻈﻨﻟاو ﺮﻴﺒﻜﻟا لﺰﻨﻤﻟا

ﻒﻴﻈﻧو ﺮﻴﺒﻛ لﺰﻨﻣ ذﺎﺘﺳﻸﻟ

بﺎﺘﻛ ﻪﻟ ﺐﻟﺎﻄﻟا

بﺎﺘﻛ ﺎﻬﻟ ﺔﺒﻟﺎﻄﻟا

ءﺎﻨﻓ ﺎﻬﻟ ﺔﺳرﺪﻤﻟا

مﺎﻈﻧ ﻪﻟ ﺪﺠﺴﻤﻟا

ةرﺎﻴﺳو ﺖﻴﺑ ﻪﻟ نﺎﺴﺣ

نﺎﺴﺤﻟ ةرﺎﻴﺴﻟاو ﺖﻴﺒﻟا

ﺢﺟﺎﻧ ﻪﻧأ ﻦﻴﻘﻳ ﻰﻠﻋ نﺎﺴﺣ

ﺐﺳار ﻪﻧأ ﻲﻋو ﻰﻠﻋ ﻲﺧأ

ﺐﺳار ﻪﻧأ ﻚﺷ ﻲﻓ ﺪﻤﺣأ

ﺔﺒﺳار ﺎﻬﻧأ ﻚﺷ ﻲﻓ ﺔﻤﻃﺎﻓ

Perhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada kalimat di atas, terutama hal-hal berikut ini:

ﺖﺧأ

ةﺪﻳﺮﻓ

ﺔﺒﻟﺎﻃ

= Saudari Faridah adalah mahasiswi.

ﻮﺧأ

ةدﻮﻤﺤﻣ

(25)

ﻖﻳﺪﺻ

دﻮﻤﺤﻣ ﺖﺧأ

ﻒﻇﻮﻣ

= Teman saudari Mahmud adalah seorang pegawai

ﺔﻘﻳﺪﺻ

ةدﻮﻤﺤﻣ ﻲﺧأ

ﺔﻔﻇﻮﻣ

= Teman saudara Mahmudah adalah

seorang pegawai

ﺐﻟﺎﻄﻟا

ﻪﻟ

بﺎﺘﻛ

= Mahasiswa itu memiliki sebuah buku

ﺔﺒﻟﺎﻄﻟا

ﺎﻬﻟ

بﺎﺘﻛ

= Mahasiswi itu memiliki sebuah buku

Perhatikan: Kata yang digaris bawah di atas sama muzakkar atau muannatsnya.

1. Mubtada dan khabar disesuaikan dari sisi muzakkar atau muannatsnya, tetapi ketika khabar berupa jar majrur maka tidak diperlukan lagi pembedaan antara muzakkar dan muannats.

نﺎﺴﺣ

ﻦﻴﻘﻳ ﻰﻠﻋ

ﺢﺟﺎﻧ ﻪﻧأ

= Hasan yakin bahwa ia lulus

ﺔﻤﻃﺎﻓ

ﻚﺷ ﻲﻓ

ﺔﺤﺟﺎﻧ ﺎﻬﻧأ

= Fatimah ragu bahwa ia lulus

2.Mubtada’ yang posisinya pada permulaan kalimat harus berupa isim ma’rifat yang salah satu tandanya adalah menggunakan al. Isim nakirah, jika akan dibuat menjadi mubtada’ maka syaratnya harus disifati. Jika posisi mubtada’ berada di belakang (muakhkhar), tidak persyaratan untuk harus berupa isim ma’rifat.

Contoh mubtada’ di awal:

ﺪﺠﺴﻤﻟا مﺎﻣأ

ﺖﻴﺒﻟا

= Rumah itu di depan masjid Contoh mubtada’ di akhir:

ﺪﺠﺴﻨﻤﻟا مﺎﻣأ

ﺖﻴﺑ

= Di depan masjid ada sebuah rumah

Contoh mubtada’ disifati:

ﺪﻳﺪﺟ ﺖﻴﺑ

ﺪﻳﺪﺠﻟا ﺐﻴﺒﻄﻠﻟ

ﺪﺠﺴﻤﻟا مﺎﻣأ ﺖﻴﺑ

ﻊﺳاو ﻩؤﺎﻨﻓ

(26)

سرﺪﻟا ﺐﺘﻛ ﺪﻤﺣأ

سرﺪﻟا ﺪﻤﺣأ ﺐﺘﻛ

سرﺪﻟا ﺖﺒﺘﻛ ﺔﻤﻃﺎﻓ

سرﺪﻟا ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺖﺒﺘﻛ

سرﺪﻟا ﺐﺘﻜﻳ ﺪﻤﺣأ

سرﺪﻟا ﺪﻤﺣأ ﺐﺘﻜﻳ

سرﺪﻟا ﺐﺘﻜﺗ ﺔﻤﻃﺎﻓ

سرﺪﻟا ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺐﺘﻜﺗ

سرﺪﻟا ﺎﺒﺘﻛ نﺎﺴﺣو ﺪﻤﺣأ

سرﺪﻟا نﺎﺴﺣو ﺪﻤﺣأ ﺐﺘﻛ

سرﺪﻟا ﺎﺘﺒﺘﻛ ﺐﻨﻳز و ﺔﻤﻃﺎﻓ

سرﺪﻟا ﺐﻨﻳز و ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺖﺒﺘﻛ

سرﺪﻟا نﺎﺒﺘﻜﻳ نﺎﺴﺣو ﺪﻤﺣأ

سرﺪﻟا نﺎﺴﺣو ﺪﻤﺣأ ﺐﺘﻜﻳ

سرﺪﻟا نﺎﺒﺘﻜﺗ ﺐﻨﻳز و ﺔﻤﻃﺎﻓ

سرﺪﻟا ﺐﻨﻳز و ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺐﺘﻜﺗ

سرﺪﻟا اﻮﺒﺘﻛ ﺪﻳﺮﻓو نﺎﺴﺣو ﺪﻤﺣأ

سرﺪﻟا ﺪﻳﺮﻓو نﺎﺴﺣو ﺪﻤﺣأ ﺐﺘﻛ

سرﺪﻟا ﻦﺒﺘﻛ ةﺪﻳﺮﻓو ﺐﻨﻳز و ﺔﻤﻃﺎﻓ

سرﺪﻟا ةﺪﻳﺮﻓو ﺐﻨﻳز و ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺖﺒﺘﻛ

سرﺪﻟا نﻮﺒﺘﻜﻳ ﺪﻳﺮﻓو نﺎﺴﺣو ﺪﻤﺣأ

سرﺪﻟا ﺪﻳﺮﻓو نﺎﺴﺣو ﺪﻤﺣأ ﺐﺘﻜﻳ

سرﺪﻟا ﻦﺒﺘﻜﻳ ةﺪﻳﺮﻓو ﺐﻨﻳز و ﺔﻤﻃﺎﻓ

سرﺪﻟا ةﺪﻳﺮﻓو ﺐﻨﻳز و ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺐﺘﻜﺗ

Fi’il di sebelah kanan (jumlah fi’liyyah) disesuaikan dengan fa’ilnya dari sisi muannats atau muzakkar saja, yakni ta’ di awal untuk fi’il mudlari’ dan ta’ mati di akhir untuk fi’il madli. Sementara fi’il di sebelah kiri (jumlah ismiyyah) disesuaikan dengan mubtada’nya dari sisi muannats atau muzakkar , juga dari sisi mufrad, mutsanna ata jamaknya. Hanya saja, untuk jamak selain makhluk berakal biasanya dipadang sebagai isim mufrad muannats, bukan jamak.

Tugas (5)

(27)

Bab 10

Variasi Komponen Pokok (murakkab isna>di)

` Struktur kalimat dalam bahasa Arab dalam bahasa Arab dapat dibagi menjadi dua komponen: komponen pokok (ma’mul ‘umdah ) dan dan komponen pelengkap (ma’mul fudlah atau mukammila>t). Komponen yang terakhir akan dibicarakan tersendiri nanti. Komponen pokok yang dimaksud di sini adalah jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyyah. Sesuatu kalimat akan dapat dipahami jika ada komponen pokok. Komponen pokok ini akan semakin memberi informasi lengkap manakala disertai komponen pelengkap. Semakin lengkap komponen pelengkap ini disebutkan, semakin lengkap informasi yang disampaikan oleh sebuah kalimat.

Adapun pola-pola komponen pokok dapat dijelaskan dengan rumus-rumus sebagai berikut:

1.Mubtada’ dan khabar di mana khabarnya berupa isim zat, contoh yang lain:

ﻩﺬﻫ

2. Mubtada’ dan khabar di mana khabarnya berupa isim sifah, contoh yang lain:

ﺪﲪأ

(28)

ﻮﻫ

mubtada’ nya di awal contoh yang lain:

ذﺎﺘﺳﻷا

mubtada’ nya di akhir (muakhkhor), contoh yang lain:

نﺎﺴﺣ

diletakkan di awal kalimat, sementara posisi mubtada’ di belakang (muakhkhor), contoh yang lain:

نﺎﺴﳊ

7. Mubtada’ dan khabar di mana khabarnya berupa jumlah fi’liyyah dan fa’ilnya dlamir mustatir, contoh yang lain:

ﰲ ﻪﻳﺪﻟاو ﺪﻋﺎﺴﻳ ﺪﻟﻮﻟا ؛ﺦﺒﻄﳌا ﰲ مﺎﻌﻄﻟا ﺦﺒﻄﺗ مﻷا ؛ﺔﺴﻨﻜﳌﺎﺑ ءﺎﻨﻔﻟا ﺲﻨﻜﺗ ﺔﻣدﺎﳋا ؛ﺔﻠﻟا أﺮﻘﻳ ﺐﻟﺎﻄﻟا

؛ﺖﻴﺒﻟا

8. Mubtada’ dan khabar di mana khabarnya berupa jumlah fi’liyyah dan fa’il atau naib failnya isim zahir, contoh yang lain:

؛ﺮﲪﻷا ﱪﳊﺎﺑ ﻪﺘﺤﻔﺻ ﺐﺘﻜﺗ بﺎﺘﻜﻟا ؛ﺐﺘﻛ ثﻼﺛ ﻩﺪﻳ ﻞﻤﲢ ﺐﻟﺎﻄﻟا ؛ﺎﺗﺮﻛﺎﺟ ﱃإ ﻩﻮﺑأ ﺮﻓﺎﺴﻳ ﺪﲪأ

9. Mubtada’ dan khabar di mana khabarnya berupa jumlah fi’liyyah yang fi’ilnya diikuti maf’ul bih berupa dlamir, baru kemudian disebutkan fa’ilnya. Contoh lain:

نﺎﺑﺎﺘﻜﻟا ؛تﺎﺒﻟﺎﻄﻟا ﻪْﺗأﺮﻗ نآﺮﻘﻟا ؛ﺪﲪأ ﻪﻔّﻟأ بﺎﺘﻜﻟا ؛ﺮﺟﺎﺘﻟا ﺎﻬﻋﺎﺑ ةرﺎﻴﺴﻟا ؛نﻮﻤﻠﺴﳌا ﻩﺎﻨﺑ ﺪﺠﺴﳌا

؛ﺐﻟﺎﻄﻟا ﺎﳘاﱰﺷا

10. Mubtada’ dan khabar di mana khabarnya berupa isim maf’ul. Contoh yang lain:

(29)

11.Fi’il dan fa’il, contoh yang lain:

سرﺪﻳ ؛جرﺎﳋا ﱃ

ﺮﺟﺎﺘﻟا ﺮﻓﺎﺴﻳ ؛ﻞﻔﻄﻟا ﻲﻜﺒﻳ ؛ﺪﻟﻮﻟا ﺐﻌﻠﻳ ؛مﻷا ﻞﻤﻌﺗ ؛ﺔﻤﻃﺎﻓ ﺐﻫﺬﺗ ؛ﺪﲪأ مﺎﻨﻳ

؛ﺐﻟﺎﻄﻟا

12. Fi’il dan na’ib fa’il, contoh yang lain:

ﲑﺘﺧا ؛رﺎﺒﺧﻷا ةﺮﺸﻧ تﺪﻴﻋأ ؛ﻊﻴﻄﳌا بﺎﺜﻳ ؛ﻲﻋاﺪﻟا بﺎﺠﺘﺴﻳ ؛لﺰﻨﳌا عﺎﺒﻳ ؛ﺐﺘﻜﳌا ﻰﻠﻋ ﺔﻠﻟا ﻊﺿﻮﺗ

؛باﻮﻨﻟا ﺲﻠﳎ

13. Jumlah fi’liyyah menggunakan fi’il naqis (nawasikh ), contoh yang lain:

نﺎﻛ

؛ﺮﺼﻣ ﰲ ﻢﻠﻌﺘﻳ ﻲﺧأ

لازﺎﻣ

؛ةﺮﻫﺎﻘﻟا ﰲ ﻦﻜﺴﻳ

ﻦﻇ

؛ﺎﺤﺟﺎﻧ ﻩﺎﺧأ ﺪﻟﻮﻟا

ﺢﺒﺻأ

ﰲ نﻮﻠﻤﻌﻳ نﻮﺣﻼﻔﻟا

؛ﻢﻬﻋراﺰﻣ

14. Jumlah fi’liyyah menggunakan kata kerja (fi’il ) khusus, contoh yang lain:

؛ﺮﻬﻨﻟا ﰲ ﻂﻘﺴﻳ دﺎﻛ ؛حﺎﺒﺼﻟا ﰲ ﺪﲪأ مﺎﻨﻳ ﺪﻌﻳ ﱂ ؛ﺔﻋﺮﺴﺑ ﺐﻋﻼﻟا يﺮﳚ ﺬﺧأ ؛ﺚﺤﺒﻟا ﺪﲪأ ﺐﺘﻜﻳ أﺪﺑ

Bab 11

Pengembangan Variasi Murakkab Isna>di Pelajari contoh-contoh berikut ini:

1

نﺎﺴﺣ

-ذﺎﺘﺳأ

ﺔﻌﻣﺎﳉا ﰲ

ﰲ ﺔﻴﻟﺪﻴﺻ ﺐﻨﻳز ؛ﺔﻴﺟرﺎﳋا نوﺆﺸﻟا ﺮﻳزو ﺪﻳﺮﻓ ؛ﻰﻔﺸﺘﺴﳌا ﰲ ﺐﻴﺒﻃ ﺪﲪأ ؛

.

ﺔﻟﺪﻴﺼﻟا

2

نﺎﺴﺣ

-ﱂﺎﻋ

؛ﺔﻓﺮﻐﻟا ﰲ ﺲﻟﺎﺟ ﻲﻤﻋ ؛ﺔﻴﻛذﺔﻤﻃﺎﻓ ؛ةﺮﺑﺎﺻ ةﺪﻳﺮﻓ ؛ﻦﻳﺪﺘﻣ ﲔﺴﺣ ؛ئرﺎﻗ ﺪﲪأ ؛

3

ﺪﲪأ

-ﲔﻘﻳ ﻰﻠﻋ

نﺎﺴﺣ

.

ﰐﻵا نﺎﺤﺘﻣﻻا ﰲ ﺢﺟﺎﻧ ﻪﻧأ

ﻲﻋو ﻰﻠﻋ

ﰲ ﺎﻧأ

.

ﺔﳌﻮﻌﻟا ﺮﺼﻋ ﰲ ﺶﻴﻌﻳ ﻪﻧأ

.

ﻞﺒﻘﳌا نﺎﺤﺘﻣﻻا ﰲ ﺢﳒأ نأ ﻊﻴﻄﺘﺳأ ﻞﻫ ﻚﺷ

4

نﺎﺴﺣ

-ﲑﺒﻛ ﻪﺘﻴﺑ

؛ﺪﻳﺪﺟ ﻪﺑﺎﺘﻛ ﺪﲪأ ؛

ﻪﺑرﺎﻗأ ﺪﻳﺮﻓ

ﺪﺠﺴﳌا اﺬﻫ ؛ةﲑﺜﻛ

ﺔﺣﻮﺘﻔﻣ ﻪﺑاﻮﺑأ

ﺔﻨﻳﺪﳌا ؛

(30)

5

Buatlah pengembangan pola-pola murakkab isna>di dalam bentuk kalimat (jumlah), dan kaitkan antara kalimat yang satu dengan lainnya

Bab 11

Pola-pola Struktur Kalimat dan Frasa

(31)

penguasaan pola-pola kalimat dalam bahasa Arab menjadi sangat penting. Di samping pola struktur kalimat, bentuk-bentuk kata ( siyagh al-kalima>t ) juga harus diketahui, karena berbeda bentuk kata makna juga berbeda, sama halnya dengan perbedaan kedudukan kata dalam kalimat yang juga membawa perbedaan arti. Bentuk bentuk kata akan dibahas pada saatnya nanti. Kalimat dalam bahasa Arab terdiri, tidak lebih, dari enam pola unsur dasar. Dalam kenyataannya murakkab selalu berkait antara yang satu dengan yang lainnya, meskipun prosentase dan frekuensi penggunaannya bisa beda antara satu dengan yang lain. Macam-macam murakkab di atas akan dijelaskan satu persatu secara lebih rinci sebagai berikut:

1.Murakkab isna>di,

Murakkab isna>di, yakni struktur kalimat yang didasarkan penyandaran satu unsur pada unsur yang lain. Struktur ini ada dua macam, yaiti jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah .

a. Jumlah Ismiyyah :

Jumlah Ismiyyah adalah kalimat yang diawali dengan isim, jar majrur, atau zaraf. Dalam jumlah ismiyyah dimungkinkan adanya penggabungan antara jumlah ismiyah dan jumlah fi’liyah, yakni mubtada’ dan fa’il yang berfungsi sebagai khabar.

b.Jumlah Fi’liyyah :

Jumlah Fi’liyyah adalah kalimat yang diawali dengan fi’il (kata kerja). Jika fi’il tersebut muta’addi (transitif) maka diperlukan adanya maf’ul bih (obyek /pelengkap penderita), jika fi’il tersebut lazim (intransitif), cukup diperlukan fa’il (pelaku) saja. Jika fi’il tersebut mabni ma’lum maka kata setelahnya adalah fa’il, tetapi jika. Jika fi’il mabni majhul maka kata setelahnya adalah na’ib fa’il. Bentuk isim fa’il

ataupun isim maf’ul dapat digunakan layaknya fi’il dengan persyaratan tertentu seperti dalam contoh di atas.

Murakkab isna>di merupakan struktur dasar dalam setiap kalimat dalam bahasa Arab, terdiri dari musnad ilaih dan musnad. Musnad ilaih adalah pokok kalimat, termasuk di dalamnya: mubtada’, fa>’il, na>’ib al-fa>’il, isim ka>na, isim inna dan maf’ul awwal z{anna.0F

1

Setiap kalimat tentu mengandung struktur pokok yang disebut murakkab isna>di ini, terdiri dari musnad ilaih (boleh jadi berupa mubtada’ atau berupa fa>’il )

(32)

dan musnad (boleh jadi berupa khabar atau berupa fi’il ). Masing-masing jumlah ismiyyah maupun fi’liyyah memiliki kaidah penyusunan tersendiri.

Pelajari terlebih dahulu arti kata-kata berikut ini

= mengadakan

= insinyur (sarjana teknik)

سﺪﻨﻬﻣ

= guru (pr)

ﺔﻤﻠﻌﻣ

= mahasiswa (jmk)

بﻼﻄﻟا

(33)

a. Jumlah Ismiyyah

Bapak itu seorang dokter, bekerja di rumahsakit Saudara laki-laki itu seorang sarjana teknik, bekerja di pabrik

Saudara perempuan itu seorang guru, bekerja di sekolah

Paman (sedang) mencari komputer

Dia seorang mahasiswa (sedang) membaca buku di perpustakaan

Teman itu memecahkan masalah saudaranya

ﻰﻔﺸﺘﺴﳌا ﰲ ﻞﻤﻌﻳ ﺐﻴﺒﻃ بﻷا

ﻊﻨﺼﳌا ﰲ ﻞﻤﻌﻳ سﺪﻨﻬﻣ خﻷا

ﺔﺳرﺪﳌا ﰲ ﻞﻤﻌﺗ ﺔﻤﻠﻌﻣ ﺖﺧﻷا

بﻮﺳﺎﳊا ﻦﻋ ﺚﺤﺒﻳ ﻢﻌﻟا

ﺔﺒﺘﻜﳌا ﰲ بﺎﺘﻜﻟا أﺮﻘﻳ ﺐﻟﺎﻃ ﻮﻫ

ﻪﻴﺧأ ﺔﻠﻜﺸﻣ ﻞﳛ ﻖﻳﺪﺼﻟا

b.Jumlah fi’liyyah

Para mahasiswa mengadakan pameran buku

Para pegawai menyelenggarakan resepsi dies Perguruan Tinggi

Mahaiswa itu menggunakan computer untuk menulis skripsi

Penulis itu meralat disertasi

Mahasiswa itu maju untuk ujian akhir

ﺔﻴﻣﻼﺳﻹا ﺐﺘﻜﻟا ضﺮﻌﻣ بﻼﻄﻟا ﺪﻘﻌﻳ

ﺔﻌﻣﺎﳉا دﻼﻴﻣ ﺔﻠﻔﺣ نﻮﻔﻇﻮﳌا ﻢﻈﻨﻳ

ﺚﺤﺒﻟا ﺔﺑﺎﺘﻜﻟ بﻮﺳﺎﳊا ﺐﻟﺎﻄﻟا مﺪﺨﺘﺴﻳ

ﺔﺣوﺮﻃﻷا ﺐﺗﺎﻜﻟا بّﻮﺼﻳ

ﻲﺋﺎﻬﻨﻟا نﺎﺤﺘﻣﻼﻟ ﺐﻟﺎﻄﻟا مﺪﻘﺘﻳ

2.Murakkab id{a>fi

ﻪﻴﻟإ فﺎﻀﻣ

ﻪﻴﻟإ فﺎﻀﻣ

(34)

Murakkab id{a>fi , terdiri dari mud}a>f dan mud}a>f ilaih. Murakkab idla>fi yang sering juga disebut dengan idla>fah selalu terdiri dari dua kata atau lebih. Kata yang

pertama disebut mudla>f, sedangkan kata yang kedua disebut mudla>f ilaih. Jika lebih dari dua kata, maka yang kedua di samping sebagai mudlaf ilaih, juga berfungsi sebagai mudlaf, artinya berlaku padanya aturan mudlaf.

Macam-macam idla>fah:

Idlafah ada dua macam yaitu: a) idlafah ma’nawiyyah dan b) idlafah lafziyyah.

Adapun Idlafah ma’nawiyyah adalah merupakan penyatuan dua kata atau lebih yang menimbulkan makna salah satu dari tiga berikut : pertama, makna

ﻦﻣ

(dari), misalnya :

ﺐﻫذ ﰎﺎﺧ

( cincin dari emas); kedua, makna

(dalam)

misalnya

ﺮﺼﻌﻟا ةﻼﺻ

(salat dalam waktu ashar) dan ketiga, makna

ل

(milik atau

untuk), misalnya

ﺪﲪأ لﺰﻨﻣ

(rumah milik Ahmad). Idlafah terdiri dari mudlaf dan mudlaf ilaih. Struktur ini bisa terdiri dari dua kata sebagaimana contoh di atas, bisa juga lebih dari dua, misalnya :

ءﺎﻨﻓ

ﺪﲪأ لﺰﻨﻣ

(halaman rumah

Ahmad) atau seperti

ﺔﺳرﺪﳌا ﺲﻴﺋر لﺰﻨﻣ ءﺎﻧ

ف

(halaman rumah Kepala Sekolah).

(35)

pula kata

مﻼﻜﻟا ﻞﻴﻠﻗ

bisa menjadi

مﻼﻜﻟا ﻞﻴﻠﻗ

لا

(orang yang sedikit bicara)., hampir

sama dengan ungkapan

ﻪﻟﺎﻣ ﺮﺜﻛ يﺬﻟا

dan

ﻪﻣﻼﻛ ّﻞﻗ يﺬﻟا

Yang membedakan antara idla>fah ma’nawiyah (mahdlah) dengan idla>fah ghairu mahdlah (lafziyyah) adalah bahwa mudla>f pada yang pertama tidak dapat diberi

لا

, sementara pada idlafah ghairu mahdlah dapat diberi

لا

, jika memang keadaan menuntutnya.

Berikut ini adalah contoh-contoh idla>fah mahdlah :

ِﺬﻴﻤﻠﺘﻟا ُبﺎﺘﻛ

buku (milik) murid itu = buku (khusus) siswa =

ٍﺬﻴﻤﻠﺗ ُبﺎﺘﻛ

ِﺔﺳرﺪﳌا ُةرﺎﻴﺳ

mobil (milik) sekolah itu = mobil (khusus) sekolah=

ٍﺔﺳرﺪﻣ ُةرﺎﻴﺳ

ﺔﺳرﺪﳌا ﺎﺗرﺎﻴﺳ

dua mobil (milik) sekolah itu = dua mobil (khusus) sekolah=

ﺔﺳرﺪﻣ ﺎﺗرﺎﻴﺳ

Rumpun sebelah kanan idlafah isim nakirah kepada isim nakirah juga, mengandung arti “khusus” sementara rumpun sebelah kiri idlafah nakirah kepada ma’rifat mengandung arti “ memiliki”.

Idlafah bisa berlapis, bisa dua kata, tiga kata bahkan empat kata menjadi satu. Prinsipnya, mudlaf tidak boleh ditanwin atau diberi nun tatsniyah atau jamak. Juga tidak boleh diberi al, kecuali pada idla>fah ghairu mahdlah, yakni kalau mudlaf tersebut berupa isim sifat, seperti sifah musyabbihah isim fa’il, isim maf’ul, , dan shighah mubalaghah. Contoh-contoh idha>fah ghairu mahdlah :

ﻞﺟر ﻮﻫ

قﻼﺧﻷا ﱘﺮﻛ

ﻞﺟﺮﻟا ؛

قﻼﺧﻷا ﱘﺮﻜﻟا

.

دﻮﻤﳏ

Ia seorang yang mulia pekertinya; orang yang mulia pekertinya itu terpuji.

ةأﺮﻣا ﻲﻫ

ﻞﻘﻌﻟا ﺔﻴﻛذ

ةأﺮﻣﻹا ؛

ﻞﻘﻌﻟا ﺔﻴﻛﺬﻟا

.

ةدﻮﻤﳏ

Ia seorang perempuan yang cerdas akalnya; Perempuan yang cerdas akalnya itu terpuji.

ﺎﳘ

قﻼﺧﻷا ﺎﳝﺮﻛ

نﻼﺟﺮﻟا ؛

قﻼﺧﻷا ﺎﳝﺮﻜﻟا

؛نادﻮﻤﳏ

(36)

ءﻻﺆﻫ

ﺔﻣﻮﻜﳊا ﻮﺿرﺎﻌﻣ

ءﻻﺆﻫ ؛

ﺔﻣﻮﻜﳊا ﻮﺿرﺎﻌﳌا

.

ﺎ�وﺪﻘﺘﻨﻳ

Mereka itu para oposan pemerintah; Para oposan pemerintah itu mengritiknya.

ﺪﻳﺮﻓ

بﺎﺘﻜﻟا ئرﺎﻗ

ﺪﻳﺮﻓ ؛

بﺎﺘﻜﻟا ئرﺎﻘﻟا

؛ﻲﻛذ

Farid pembaca buku; Farid pembaca buku itu cerdas.

ﺖﻴﺒﻟا

بﺎﺒﻟا حﻮﺘﻔﻣ

ﺖﻴﺒﻟا ؛

بﺎﺒﻟا حﻮﺘﻔﳌا

؛فﻮﻴﻀﻟا ﲑﺜﻛ

Rumah itu terbuka pintunya; Rumah yang terbuka pintunya itu banyak tamunya.

ﺪﲪأ

ِﺐﻠﻘﻟا ُرﻮﺒﺻ

ﺪﲪأ ؛

ِﺐﻠﻘﻟا ُرﻮﺒﺼﻟا

؛نﺎﳝﻹا يﻮﻗ

(37)

Bab 12

Murakkab Id}a>

fi

dan Macam-macamnya

Pelajari contoh-contoh ini:

ا

ةﺮﻜﻨﻟا ﻰﻟإ ةﺮﻜﻨﻟا ﺔﻓﺎﺿإ

ﺔﻓﺮﻌﻤﻟا ﻰﻟإ ةﺮﻜﻨﻟا ﺔﻓﺎﺿإ

1

ٍﺐﻟﺎﻃ بﺎﺘﻛ

-6

ِﺐﻟﺎﻄﻟا بﺎﺘﻛ

-2

ٍذﺎﺘﺳأ ﺖﻴﺑ

-7

ِذﺎﺘﺳﻷا ﺖﻴﺑ

-3

ٍسرﺪﻣ ﺐﺘﻜﻣ

-8

ﺢﺒﺼﻟا ةﻼﺻ

4

ٍﺔﺳرﺪﻣ ﺔﻋﺎﺳ

-9

ﺐﻫﺬﻟا ﰎﺎﺧ

5

ٍﻞﺼﻓ ةرﻮﺒﺳ

-10

ِﻞﺼﻔﻟا ةرﻮﺒﺳ

فﻮﺻﻮﻤﻟا ﻰﻟإ ﺔﻔﺼﻟا ﺔﻓﺎﺿإ

فﻮﺻﻮﻤﻟا ﻰﻟإ لﺄﺑ ﻰﻠﺤﻤﻟاﺔﻔﺼﻟا ﺔﻓﺎﺿإ

1

ِﻪﺟﻮﻟا ﻞﻴﲨ

6

ِﻪﺟﻮﻟا ﻞﻴﻤﳉا

2

ِمﻼﻜﻟا ﻞﻴﻠﻗ

7

ِمﻼﻜﻟا ﻞﻴﻠﻘﻟا

3

ِلﺎﳌا ﲑﺜﻛ

8

ِلﺎﳌا ﲑﺜﻜﻟا

4

ِﻖﻠﳋا ﻒﻴﻄﻟ

9

ِﻖﻠﳋا ﻒﻴﻄﻠﻟا

5

ِﺐﻠﻘﻟا ﺮﻫﺎﻃ

10

ِﺐﻠﻘﻟا ﺮﻫﺎﻄﻟا

(38)

Nomer 1 sampai 5 Isim nakirah mud}af kepada isim nakirah, dua kata yang sama-sama nakirah dijadikan satu. Sementara nomer 6 sampai 10 isim nakirah mud}af kepada isim ma’rifah.

Pelajari contoh-contoh berikut ini:

نﺎﺑﺎﺘﻛ

(Dua mobil pedagang)

ﲔﺑﺎﺘﻛ ﰲ

ﺐﻟﺎﻄﻟا ﰊﺎﺘﻛ ﰲ

=

ﺐﻟﺎﻄﻟا

(Dalam dua buku mahasiswa)

ﲔﺗرﺎﻴﺳ ﰲ

ﺮﺟﺎﺘﻟا ﰐرﺎﻴﺳ ﰲ

=

ﺮﺟﺎﺘﻟا

(dalam dua mobil pedagang)

نﻮﻤﻠﺴﻣ

ﺔﻨﻳﺪﳌا ﻮﻤﻠﺴﻣ

=

ﺔﻨﻳﺪﳌا

(Orang-orang muslim kota)

ﲔﻤﻠﺴﻣ ﻦﻣ

ﺔﻨﻳﺪﳌا ﻲﻤﻠﺴﻣ ﻦﻣ

=

ﺔﻨﻳﺪﳌا

(Dari orang-orang muslim kota )

ناﺪﻟاو

(Para pendukung pemerintah)

ﻦﻳﺪﻳﺆﳌ

ﺔﻣﻮﻜﳊا يﺪﻳﺆﳌ

=

ﺔﻣﻮﻜﳊا

(Bagi para pendukung pemerintah)

Idla>fah Masdar

(39)

ﺪﻳرأ

ﺔﻤﻛﻼﳌا ةﺪﻫﺎﺸﻣ

زﺎﻔﻠﺘﻟا ﰲ

عﻮﻨﳑ ﺎﻨﻫ

ةرﺎﻴﺴﻟا فﻮﻗو

5

Kaidah:

1.Mud}af tidak boleh diberi

لا

kecuali jika berupa isim sifah, sedangkan mud}af ilaih

selalu majrur

( ada tiga tanda majru>r: Kasrah, fathah, dan ya’). Perhatikan contoh berikut:

ﻪﻟ ﻖﻳﺪﺻ ﱄ

ﺔﻐﻠﻟا بﺎﺘﻛ

ﺐﳛ ﻮﻫ

.

ﺪﻳﺪﳉا ﺔﻴﺑﺮﻌﻟا

ﺐﺘﻜﻟا ةءاﺮﻗ

.

قﻼﺧﻷا ﱘﺮﻛ ﻞﺟر ﻮﻫ

.

ﺔﻴﺒﻨﺟﻷا

ﺐﳛ

سﺎﻨﻟا ةﺪﻋﺎﺴﻣ

.

ﻪﺗﺪﻋﺎﺴﻣ

ﻰﻠﻋ ﺔﻴﻨﺒﻣ سﺎﻨﻟا

ﷲا ةدﺎﺒﻋ

ﻞﺟﺮﻟا

.

قﻼﺧﻷا ﱘﺮﻜﻟا

ةأﺮﳌاو

ﺔﳝﺮﻜﻟا

قﻼﺧﻷا

.

ﷲا ﺪﻨﻋ ﺔﻴﻟﺎﻋ ﺔﺟرد ﺎﻤﳍ

Catatan penting:

Pengetahuan tentang masdar sangat penting dalam penulisan dengan bahasa Arab, karena bentuk ini sangat sering digunakan. Yang menjadi persoalan adalah beragamnya wazan masdar ini, terutama untuk tsulatsi mujarrad. Bentuk masdar digunakan, antara lain,

1- Ketika penulis harus melepaskan waktu dari kata kerja. Dengan kata lain,

masdar adalah juga kata kerja yang telah dibendakan, misalnya:

ةءاﺮﻘﻟا

سﺎﻨﻟا ةﺎﻴﺣ ﰲ ﺔﻌﻓﺎﻧ

2- Ketika kata kerja diawali dengan harf jar

ﺐﻏﺮﻳ ﻂﻴﺸﻨﻟا ﺐﻟﺎﻄﻟا

ةءاﺮﻘﻟا ﰲ

3- Ketika kata kerja ini akan dijadikan subyek atau obyek

ةءاﺮﻘﻟا

مﻮﻨﻟا ﻦﻣ ﲑﺧ

ﺐﺣأ ﺎﻧأ

ةءاﺮﻘﻟا

(40)

beraturan. Meskipun demikian, terkadang satu kata mempunyai bentuk masdar lebih dari satu. Dalam kamus-kamus bahasa Arab, bentuk-bentuk masdar ini selalu dicantumkan, terutama untuk tsulatsi mujarrad.

Pelajari teks berikut ini dan kenali bentuk-bentuk masdar beserta wazannya pada teks berikut ini !

.

ةﺎﻴﳊا ﻩﺬﻫ ﰲ ﻢﳍﺎﻣ سأر ﻦﻣ ﺎﻫرﺎﺒﺘﻋﺎﺑ ،ﺎﺑ ﺔﻳﺎﻨﻌﻟاو ﻢﻬﺘﺤﺼﺑ مﺎﻤﺘﻫﻼﻟ ﲔﻨﻣﺆﳌا ﻒﻴﻨﳊا ﺎﻨﻨﻳد ﺎﻋد

.

ﻒﻴﻌﻀﻟا ﻦﻣﺆﳌا ﻦﻣ ﷲا ﱃإ ﺐﺣأو ﲑﺧ ﻪﻧﺄﺑ يﻮﻘﻟا ﻦﻣﺆﳌا ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر ﻒﺻوو

ﻪﻧﺈﻓ ،ﱐﺎﺜﻟا فﻼﲞ ،مﺎﻴﻗ ﲑﺧ ﺔﻳﻮﻴﻧﺪﻟاو ﺔﻴﻨﻳﺪﻟا ﻪﺗﺎﺒﺟاﻮﺑ مﺎﻴﻘﻟا ﻰﻠﻋ ردﺎﻗ لﺎﻌﻓ نﺎﺴﻧإ لوﻷا نأ ﻚﻟذو

ﻰﻠﻋ ﺔﻟﺎﻋ نﺎﻛ ﺎﲟر ﻞﺑ ،ﺎﺗﺎﺒﻠﻄﺘﻣو ةﺎﻴﳊا ءﺎﺒﻋﺄﺑ مﺎﻴﻘﻟا ﻰﻠﻋ اردﺎﻗ ﻪﻠﻌﳚ ﺎﻣ ةرﺪﻘﻟا ﻦﻣ ﻪﻳﺪﻟ ﺲﻴﻟ نﺎﺴﻧإ

.

ﻪﻌﻤﺘﳎ

ﺪﻳﺪﻌﻟا ﻪﻴﻘﻳو ،ﺔﻣﺎﻌﻟا ﻪﺘﺤﺻ ﻰﻠﻋ ﺔﻈﻓﺎﶈا ﻰﻠﻋ ﻢﻠﺴﳌا ﺪﻋﺎﺴﻳ

-

مﻼﺳﻹا ﻪﻋﺮﺷ ﺎﻣ ﻖﻓو

-

مﻮﺼﻟا مﺎﻈﻧو

.

ﱐﺎﺑﺮﻟا مﺎﻈﻨﻟا اﺬﻫ عﺎﺒﺗا ﺪﺘﻌﻳ ﱂ ﻦﻣ ﺐﻴﺼﻳ ﺎﳑ ،ﻚﻟذ ﲑﻏو مﺪﻟا ﻂﻐﺿ عﺎﻔﺗراو ﺔﻨﻤﺴﻟﺎﻛ ،ضاﺮﻣﻷا ﻦﻣ

Bab 13 Murakkab Bayani

Murakkab baya>ni adalah struktur kalimat yang terdiri dari unsur yang

dijelaskan dan unsur yang menjelaskan. Murakkab ini mencakup na’at yang terdiri dari man’u>t dan na’at, tauki>d yang diri dari mu’akkad dan mu’akkid sertra badal

yang terdiri dari mubdal minhu dan badal. Kecuali na’at, murakkab bayani ini umumnya hanya terkait keharusan dalam hal i’rab.(Musthafa al-Ghulayaini, Ja>mi’

ad- durus>s al-Arabiyyah. Beirut: alMaktabah al-Misriyyah, 1984,hlm. 12)

Ahmad adalah seorang mahasiswa yang cerdas

1

ﺪﲪأ

-ﻲﻛذ ﺐﻟﺎﻃ

Fatimah adalah seorang mahasiswi yang cerdas

2

ﺔﻤﻃﺎﻓ

-ﺔﻴﻛذ ﺔﺒﻟﺎﻃ

(41)

Hasan sendiri (yang) datang ke acara itu

ﺔﻠﻔﳊا ﱃإ

ﻪﺴﻔﻧ نﺎﺴﺣ

ﺮﻀﺣ

-

4

Ustaz Ahmad adalah seorang yan pandai

ﱂﺎﻋ ﻞﺟر

ﺪﲪأ ذﺎﺘﺳﻷا

-

5

Rumah ini pintunya bagus

ﻞﻴﲨ

ﻪﺑﺎﺑ ﺖﻴﺒﻟا

اﺬﻫ

-

6

Penjelasan:

ﺪﲪأ

ﻲﻛذ ﺐﻟﺎﻃ

murakkab yang digaris bawah ini adalah na’at. Yang pertama

man’ut yang kedua na’at. Na’at akan selalu mengikuti man’ut, dari sisi mufrad, mutsanna, jamak, muannatas maupun muzakkar. Perhatikan contoh-contoh berikut ini:

نﺎﺒﻟﺎﻄﻟا

.

ﺔﻴﻛﺬﻟا ﺔﺒﻟﺎﻄﻟا

.

ﻲﻛﺬﻟا ﺐﻟﺎﻄﻟا

.

ءﺎﻴﻛذأ بﻼﻃ

.

نﺎﻴﻛذ نﺎﺒﻟﺎﻃ

.

ﺔﻴﻛذ ﺔﺒﻟﺎﻃ

.

ﻲﻛذ ﺐﻟﺎﻃ

.

تﺎﻴﻛﺬﻟا تﺎﺒﻟﺎﻄﻟا

.

ءﺎﻴﻛذﻷا بﻼﻄﻟا

.

نﺎﻴﻛﺬﻟا

Jika man’ut berupa kata benda tak berakal (ghairu ‘aqil ) dan jamak maka disamakan dengan muannatsah mufradah, misalnya:

ةﺪﻳﺪﺟ تارﺎﻴﺳ . ةﺪﻳﺪﺟ ةرﺎﻴﺳ .ةﺮﻴﺒﻛ لزﺎﻨﻣ . ﺮﻴﺒﻛ لﺰﻨﻣ .ةدﺪﻳﺪﺟ ﺐﺘﻛ . ﺪﻳﺪﺟ بﺎﺘﻛ

Kecuali jika na’at tersebut adalah na’at sababi yang cirinya adalah bahwa na’at tersebut mempunyai fa’il, seperti:

ءﺎﻗﺪﺻﻷا رﺎﻴﺘﺧا ﻦﻣ ﻚﻟ ﺪﺑ ﻻ

ﺔﺒﻴﻄﻟا

ﻢﻬﻗﻼﺧأ

Dalam contoh di atas adalah kata akhlaquhum, mengandung dlamir (kata ganti) yang kembali kepada man’ut yakni kata al-asdiqa.. Na’at sababi tersebut akan selalu dalam bentuk mufrad sebagaimana hubungan antara fi’il dengan fa’ilnya. Tetapi harus mengikuti kata yang sesudahnya, yakni fa’ilnya dalam hal muannats dan muzakkarnya, meskipun harus berbeda dengan man’utnya, mislanya:

ﻞﺟﺮﻟا ﺮﻀﺣ

ﺔﳝﺮﻜﻟا

ﻪﻣأ

ةأﺮﳌا تﺮﻀﺣ

ﱘﺮﻜﻟا

(42)

لﺎﺟﺮﻟا ﺮﻀﺣ

Dengan kata lain, na’at sababi merupakan kata sifat yang mempunyai fa’il.dan kata tersebut menjadi na’at atau sifat bagi kata sebelumnya. Perlu diketahui bahwa kata sifat seperti isim fa’il , isim maf’ul atau sifah musyabbahah, bisa berfungsi seperti fungsi kata kerjanya, yaitu mempunyai fa’il bagi isim fa’il dan sifah musyabbahah dan mempunyai na’ib fa’il bagi isim maf’ul. Maka jika kata tersebut mempunyai fa’il yang ada kata ganti ( dlamir )nya, kemudian kata tersebut menjadi na’at atau sifat bagi kata sebelumnya, dalam keadaan seperti itulah disebut na’at sababi.

Dalam membuat kalimat, percampuran antara berbagai macam murakkab ini tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, hal yang penting dalam membuat kalimat adalah bagaimana agar aturan-atauran atau ciri-ciri masing-masing murakkab ini dapat dikuasai dengan baik melalui latihan yang terus menerus dengan membuat kalimat atau frasa yang keduanya dalam bahasa Arab disebut murakkaba>t. Berikut ini adalah contoh murakkab mukhtalath (campuran): isna>di baya>ni id{la>fi dengan na’at haqiqi dalam satu kalimat:

(43)

6

ُةذﺎﺘﺳﻷا

ُةﺪﻳﺪﺠﻟا

ﺎﻬﺘﻴﺑ

ٌﻞﻴﻤﺟ

7

-ﺖﻴﺑ

ةذﺎﺘﺳﻷا

ةﺪﻳﺪﺠﻟا

ﻞﻴﻤﺟ

8

ُةرﺎﻴﺳ

ِةذﺎﺘﺳﻷا

ُ◌ِةﺪﻳﺪﺠﻟا

ﺔﻠﻴﻤﺟ

9

-ﺖﻴﺑ

ِذﺎﺘﺳﻷا

ُﺪﻳﺪﺠﻟا

ﻞﻴﻤﺟ

10

-ﺖﻴﺑ

ِذﺎﺘﺳﻷا

ِﺪﻳﺪﺠﻟا

ﻞﻴﻤﺟ

Penjelasan:

Kalimat di atas terdiri dari kata-kata yang diterangkan dan yang

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimanapun pelanggan merupakan tujuan utama perusahaan, jadi usaha yang dilakukan perusahaan selain mengatur perusahaannya adalah mencari strategi manajemen yang tepat

   Sewaktu    kampanye    para    calon    legislatif    selalu    memilih    topik  pembicaraan  mengenai  persoalan-persoalan  yang  berhubungan  dengan  masyarakat

Dengan demikian judul penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan adalah Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Pendekatan Struktural Think Pair Share untuk

Jenis mangrove dengan INP tertinggi pada empat desa sampling bervariasi, jenis-jenis mangrove dominan dan kodominan yang ditemukan pada empat desa di Pulau

Pada komputer paralel yang termasuk dalam kategori. asynchronous, masing-masing prosesor

[r]

[r]

a) Sekolah harus memiliki otonomi terhadap empat hal yaitu dimilikinya kekuasaan dan kewenangan, pengembangan pengetahuan yang berkesinambungan, akses informasi ke