• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksklusi Dalam Pembangunan Sosial Ekonom

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Eksklusi Dalam Pembangunan Sosial Ekonom"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Eksklusi Dalam Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Kampung CIbeusi 01 Oleh : Muhammad Farhan Agustian (PMI/VI/B)

Email : Muhammadfagustian@gmail.com

A. Pendekatan Deskriptif Eksklusi Sosial dalam Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Cibeusi

Eksklusi Sosial dapat diartikan sebagai proses yang menghalangi atau menghambat individu, keluarga, kelompok dan kampung dari sumber daya yang dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi, dan politik di dalam masyarakat dengan utuh. Proses ini terutama sebagai konsekuensi dari kemiskinan dan penghasilan yang rendah, tetapi bisa juga dampak dari faktor lain seperti diskriminasi, tingkat pendidikan yang rendah, dan merosotnya kualitas lingkungan. Melalui proses inilah individu atau kelompok masyarakat untuk beberapa periode waktu kehidupan terputus dari layanan, jejaring sosial, dan peluang berkembang yang sebenarnya dinikmati sebagian besar masyarakat . Setidaknya Ada lima kekuatan yang mendorong terjadinya proses eksklusi sosial yaitu (1) kemiskinan dan penghasilan rendah; (2) tidak ada akses ke pasar kerja; (3) lemahnya atau tidak ada dukungan sosial dan jaringan sosial; (4) efek dari kawasan dan lingkungan sekitar (neighbourhood); (5) terputus dari layanan. Kelima komponen mengeksklusi individu atau kelompok orang. (Pierson dalam G Ritzer dkk 2004:246)

Pembangunan sosial dipandang sebagai sebuah pendekatan untuk mengangkat kesejahteraan rakyat atau juga kesejahteraan sosial. Pada intinya semangat kesejahteraan sosial ini menjadi pusat dalam konsep pembangunan sosial. Pembangunan Sosial memiliki ide bahwa kesejahteraan manusia dapat diangkat melalui intervensi yang terorganisir. Pembangunan sosial menolak paham bahwa pembagian layanan-layanan sosial akan membahayakan masyarakat.. Trend ini berasal dari hukum orang miskin (the poor laws) yang pertama kali memberlakukan usaha pemerintah pertama kali untuk merespon scara sistematis terhadap tekanan-tekanan masalah sosial. Pada perkembangannya untuk mewujudkan kesejahteraan ini kemudian muncul program-program layanan sosial dari negara seperti asuransi para pekerja industri. (James Midgley, 12 : 2005)

(2)

Kampung cibeusi kurang terjamah oleh pemerintahan Desa. Secara letak geografis Kampung Cibeusi berada di bawah kaki gunung Manglayang dengan batas wilayah sebelah timur berbatasan dengan Kp Sindangsari Sumedang, sebelah selatan berbatasan dengan Kampung Sekeangkrih Desa Cileunyi, sebelah barat dan utara berbatasan dengan Kampung Cikoneng Desa Cibiru wetan dan tersekat oleh gunung Manglayang. Sedangkan secara Demografi Kampung cibeusi terdiri dari 26 Kepala Keluarga dengan jumlah warga sekitar 63 orang yang secara keseluruhan beragama Islam Secara umum pekerjaan Masyarakat Kampung Cibeusi adalah petani sehingga hasil serta pendapatan masyarakat tidak menentu dan tidak merata. (Data & Arsip Ketua RT 01 Cibeusi)

Potensi alam yang berada disekitar Cibeusi sangat menopang untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat, potensi tersebut berupa tanaman-tanaman hasil bumi warga masyarakat sehingga tidak heran setiap hari kita jumpai masyarakat yang lalu lalang menuju gunung hanya untuk sekedar mengambil rumput untuk hewan peliharaan, atau untuk mengecek hasil buminya. Selain itu di kampong cibeusi ini ada tanah pemerintah desa yang pengelolaannya dikelola oleh masyarakat tanpa harus membayar kepada pihak pemerintah.

Dalam hal sosial kemasyarakatan di kampung cibeusi tidak jauh berbeda dengan kampung lain yang biasanya kita jumpai rasa sosial yang berada di perkampungan sangat kental sekali dan antar individu, antar keluarga saling mengerti dan saling mengenal satu sama lain. Hal tersebut menjadi modal awal yang sangat penting apabila hendak melakukan pembangunan sosial ekonomi masyarakat di suatu wilayah.

Walaupun demikian tidak membuat Masyarakat Cibeusi patah semangat dalam melakukan pembangunan di daerahnya, Bapak Iwan Solihin Selaku Ketua Rukun Tetangga (RT) 01 beserta tokoh masyarakat, serta Masyarakat tetap mengupayakan pembangunan untuk menunjang kemajuan kampungnya.

Berbagai macam upaya dilakukan oleh pemerintahan kampung cibeusi dalam membangun wilayah khususnya dalam bidang sosial ekonomi, upaya tersebut berupa pengajuan permohonan bantuan kepada pemerintah, pengumpulan dana swadaya masyarakat, permohonan bantuan kepada swasta bahkan dalam dua tahun terakhir banyak Mahasiswa yang praktek , penelitian atau mengembangkan potensi lingkungan di wilayah Kampung Cibeusi yang tujuannya tak lain yaitu membangun Sosial Ekonomi masyarakat Kampung Cibeusi.

(3)

Sunan Gunung Djati Bandung. Praktek mahasiswa tersebut terdiri dari 12 orang (salah satunya penulis tulisan ini) yang mengsung tema umum Pemberdayaan dan Pengabdian Masyarakat Menuju desa wisata.

Selama Praktek Lapangan Terpadu (PLT) berlangsung banyak informasi mengenai proses pemberdayaan, proses pengabdian serta simbosis antara mahasiswa dan masyarakat. Selain itu ada juga hal lain yang dilakukan yang berkaitan dengan tugas mata kuliah ataupun hanya sekedar mencari bahan penelitian yang kedepannya bisa di tindak lanjuti menjadi bahan tugas akhir. Salah satu kegiatan Praktek Lapangan Terpadu (PLT) di Kampung Cibeusi penulis yaitu mencari dan menemukan Eksklusi sosial dalam proses pembangunan Sosial ekonomi masyarakat Kampung Cibeusi. Eksklusi dalam pembangunan sosial ekonomi masyarakat kampung cibeusi 01 tersebut terlihat dalam beberapa agenda pembangunan untuk menopang kebutuhan sosial serta ekonomi Masyarakat antara lain :

1. Pembangunan Jalan yang di pelopori oleh Ketua RT 01 Beserta beberapa tokoh masyarakat yang di orientasikan untuk menopang kemajuan sosial ekonomi masyarakat secara umum tetapi saat pembangunan jalan berlangsung dan hamper selesai justru memunculkan masalah baru yaitu pembangunan tersebut menjadikan sifat gotong royong masyarakat sedikit memudar hal itu dikarenakan beberapa masyarakat menganggap bahwa pembangunan tersebut hanya menguntungkan beberapa golongan masyarakat tertentu yang ada di Kampung Cibeusi, seperti adanya bantuan untuk pembuatan akses jalan tersebut tetapi tidak seluruh masyarakat mengetahuinya. (Hasil Home Stay di beberapa rumah warga)

2. Permohonan dana bantuan yang diajukan oleh pemerintahan Kampung Cibeusi baik kepada pemerintahan Desa maupun terhadap lembaga swasta ataupun kepada pihak lain untuk menopang pembangunan sosial ekonomi masyarakat tetapi justru menjadikan sebagian masyarakat acuh akan agenda sosial di wilayah tersebut. Hal itu dikarenakan saat akan mengajukan bantuan selalu diadakan rembug warga secara keseluruhan akan tetapi pasca permohonan dana itu cair tidak ada transparansi kepada masyarakat umum, sehingga timbul rasa suudzon beberapa warga bahwa dana tersebut diakuisisi oleh pejabat pemerintahan kampung cibeusi.

(4)

baik dalam sumber daya manusia (SDM) maupun dari Sumber Daya Alam (SDA) walaupun secara kemajuan ekonomi dan sosial belum mempuni. Akan tetapi ketika ada agenda dan kegiatan yang sifatnya menopang kemajuan serta pembangunan sosial ekonomi bagi masyarakat malah dimanfaatkan oleh sebagian pihak dan manfaatnya tidak dirasakan oleh semua pihak. B. Pendekatan Historik Eksklusi Sosial dalam Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat

Cibeusi

Berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai elemen yang berada di Kampung Cibeusi, data tersebut di peroleh dari Pemerintahan Kampung, Tokoh Masyarakat, Tokoh agama dan masyarakat secara keseluruhan bisa di ambil beberapa hal penyebab terjadinya Eksklusi Sosial dalam pembangunan sosial ekonomi masyarakat di kampung cibeusi antara lain :

1. Kurangnya transparansi dari pemerintahan di Kampung Cibeusi dalam beberapa agenda pembangunan sosial ekonomi masyarakat.

2. Kurangnya kesadaran serta rasa memiliki masyarakat terhadap wilayahnya sendiri, sehingga merasa acuh terhadap program yang timbul dari pemerintahan.

3. Masyarakat merasa jenuh dengan embel-embel yang mengatasnamakan pembangunan tetapi pada pelaksanaannya hanya menguntungkan beberapa pihak

4. Kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang secara pendidikan mempuni sehingga masyarakat merasa bingung dan tidak ada proses komparatif yang dilakukan oleh masyarakat terhadap pemerintahan setempat.

5. Kurangnya waktu Musyawarah yang melibatkan seluruh Masyarakat Kampung Cibeusi 01

6. Perhatian masyarakat terhadap pendidikan masih minim, sebagai contoh masyarakat lebih memilih membeli lahan dari pada menyisihkan dana untuk pendidikan anak anaknya.

3. Pendekatan Normatif Eksklusi Sosial dalam Pembangunan Sosial Ekonomi Masyarakat Cibeusi

(5)

1. Pemerintahan Kampung Cibeusi 01 harus transparan dalam segala bidang yang menyangkut kebutuhan bersama kepada masyarakat sehingga tidak timbul pandangan negative dari masyarakat kepada pemerintahan setempat.

2. Masyarakat harus lebih sadar bahwa pembangunan itu di orientasikan untuk semua orang untuk seluruh masyarakat.

3. Pemerintah setempat di harapkan bisa menjadwalkan dan membuat agenda yang mempersatukan dan mempertemukan seluruh masyarakat kampung cibeusi 01 dalam rangka membangun ekonomi masyarakat.

4. Perlunya sinergisasi paradigma pembangunan antara pemerintahan setempat dan seluruh warga masyarakat.

5. Seluruh elemen masyarakat Kampung Cibeusi diharapkan lebih memperhatikan pendidikan bagi generasi selanjutnya, generasi penerus kampung Cibeusi

Apabila beberapa hal diatas sudah bisa dilaksanakan maka beberapa faktor umum yang menyebabkan eksklusi sosial seperti kemiskinan dan penghasilan rendah, tidak ada akses ke pasar kerja, lemahnya atau tidak ada dukungan sosial dan jaringan sosial, efek dari kawasan dan lingkungan sekitar (neighbourhood) ataupun hal lainnya tidak akan menjadi halangan, pilihannya apakah masyarakat akan hanya tinggal diam dengan situasi saat ini atau masyarakat mampu menjadi motor penggerak untuk membenahi dan menata hidup menjadi lebih baik lagi.

Referensi

1. Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, Jakarta: Prenada Media, 2004. Hlm 246

2. Data dan Arsip Ketua RT 01 Kampung Cibeusi Desa Cileunyi Wetan Cileunyi Kabupaten Bandung

3. Hasil Observasi dan Refleksi Sosial Siklus SISDAMAS Praktek Lapangan Terpadu (PLT) 2017

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat Gambar 4.8, suhu tertinggi terjadi di Bulan Agustus yaitu sebesar 31,88°C pada bulan ini sedang terjadi musim timur, suhu menurun sampai menjelang

Beberapa artefak yang ditemukan baik dari hasil penggalian maupun yang sudah berada di permukaan tanah yaitu batu-batu berbentuk kala; makara; batu berelief guirlande, gapa, pilar

Organisme lain, seperti tikus, kanguru dan tupai tepung sama sekali tidak memperoleh air dalam bentuk cairan sehingga mereka secera keseluruhan bergantung pada air untuk

Hasil penelitian menunjukan: (1) panduan model tux paint yang dikembangkan meliputi ; (a) pengenalan tools aplikasi tux paint, (c) langkah – langkah penerapan menggambar

 Wacana lengkap, unsur bahasa bervariasi dan menggunakan ungkapan yang menarik  Idea relevan, huraian jelas dan matang.. Baik 20-25  Menepati tema

Edutown BSD City, Kavling Edu I No.1 Telp.. MT Haryono 908 Tempel Foto

Sistem pengukuran kinerja BSC yang menggunakan beragam ukuran baik keuangan maupun non keuangan menunjukkan adanya target dan sasaran khusus yang lebih jelas untuk dicapai

Tautan untuk mengunduh buku Geoekologi Kepesisiran dan Kemaritiman ada pada tautan