• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI PERTANIAN DI DESA PANCASARI, BULELENG, BALI”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI PERTANIAN DI DESA PANCASARI, BULELENG, BALI”"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI PERTANIAN DI DESA PANCASARI, BULELENG, BALI

(UPLAND AGRICULTUR)

OLEH

I WAYAN SUMARTIKA 1314031004 KELAS A I GEDE EKA WIJAYA PUTRA 1314031019 KELAS A KADEK RINI JAYANTI 1314031002 KELAS A GUSTI AYU ROSITA 1314031005 KELAS A NYOMAN TRI MAHAYANI 1314031001 KELAS A M. ABDUL GOFUR R 1314031034 KELAS B I MADE YOGI JAYADI 1214031022 KELAS A CATUR ARTANA 1114031039 KELAS B I GEDE OKA PANDE ASTAWA 1214031026 KELAS A

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan anugerahNya yang senantiasa menyertai dimanapun berada, maka laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Geografi Pertanian. Untuk memenuhi hal tersebut, maka berikut ini dipersembahkan sebuah laporan dengan judul “ANALISIS KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI PERTANIAN DI DESA PANCASARI, BULELENG, BALI, yang membahas mengenai karakteristik dan klasifikasi pertanian di Desa Pancasari, Buleleng, Bali dalam perspektif Geografi Pertanian.

Tak lupa pula ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing serta membantu dalam penyelesaian laporan ini. Sehingga dalam hal ini mampu ditunjukkan kompetensi dalam Mata Kuliah Geografi Pertanian, di Jurusan Pendidikan Geografi, Universitas Pendidikan Ganesha, Singaraja.

“Tak ada gading yang tak retak, jikalau retak jadikanlah ukiran.” Melalui kata pengantar ini terlebih dahulu diminta maaf dan permohonan maklum bilamana isi laporan ini ada kekurangan maupun tulisan yang kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Selain itu, disadari bahwa laporan yang disusun masih sederhana. Maka dari itu, sangat dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi manfaat yang optimal dari laporan ini. Akhir kata diucapkan banyak-banyak terima kasih.

Singaraja, 21 September 2015

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………ii

DAFTAR ISI ………...iii

DAFTAR TABEL ……….………..iv

DAFTAR GAMBAR ………..v

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ………...1

1.2Rumusan Masalah ………..2

1.3Tujuan ………2

1.4Manfaat ………..2

BAB II GAMBARAN DAERAH OBSERVASI 2.1 Lokasi Penelitian ………3

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data ……….4

3.2 Teknik Analisis ………..5

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Hasil ………..………6

4.2 Pembahasan ………..12

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ………...……20

5.2 Saran ………..21 DAFTAR PUSTAKA

(4)

iv

DAFTAR TABEL

(5)

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kondisi Lahan Pertanian di Desa Pancasari ………. 7

Gambar 2. Cara Penyusunan Tanaman di Desa Pancasari …... 7

Gambar 3. Macam Tanaman di Desa Pancasari ………. 8

Gambar 4. Tujuan Komersial Usaha ………... 8

Gambar 5. Pertanian di Dataran Tinggi dengan Topografi Bergelombang ……… 9

Gambar 6. Luas Lahan Pertanian ……… 9

Gambar 7. Alat Pertanian ……….. 10

Gambar 8. Permasalahan Pertanian (virus trip) ………. 11

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Agricultural geography seeks to describe and explain spatial variations in agricultural activity over the earth’s surface (David Grigg, 1995). Definisi ini menandakan bahwa kajian mengenai Geografi Pertanian merupakan cabang ilmu geografi yang termasuk ke dalam kajian Human Geography. Namun walupun terletak pada cabang geografi manusia, bukan hanya aktifitas pertanian saja yang menjadi ruang lingkup geografi pertanian, tetapi juga membahas mengenai fenomena pertanian lainnya seperti interaksi faktor fisik yang berpengaruh terhadap budaya bertani yang ada di suatu tempat. Aspek-aspek yang dapat dipelajari adalah lokasi, jarak, luas pola, tanah, iklim dan ketersediaan air di permukaan bumi untuk kepentingan pertanian.

Geografi Pertanian saat ini menjadi kajian yang sangat penting untuk dipelajari dimanapun termasuk Indonesia. Indonesia yang notabena memiliki mega biodiversity darat nomor 2 di dunia setelah Brasil pernah melakukan swasembada pangan dan dijuluki sebagai negara agraris dengan luas sekitar 192 juta Ha. Saat ini, gelar tersebut sangat penting untuk dikembalikan demi adanya kedaulatan pangan yang digunakan sepenuhnya untuk kesejahteraan rakyat.

Pertanian di Indonesia didominasi oleh potensi pangan dan hortikultura. Di Bali, tanaman hortikultura banyak dibudidayakan di daerah yang memiliki ketinggian di atas 1000 mdpl seperti yang ditemukan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Di daerah ini, selain dukungan oleh iklimnya, ketersediaan akan sumber daya air pula terjamin dikarenakan adanya sumber air utama yaitu Danau Buyan. Hal tersebut didukung oleh kutipan berikut: The morphology of the earth’s surface has a profound influence upon the type of agriculture which can be carried on. Mountainous areas for the most part offer few opportunities to the farmer, conversely.

(7)

2

penting kiranya untuk dikaji dan diteliti dengan seksama demi meminimalisir adanya problematika dan bermanfaat secara akademik bagi stakeholder.

1.2Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dapat diuraikan yaitu: 1. Bagaimana karakteristik pertanian di Desa Pancasari?

2. Bagaimana klasifikasi pertanian di Desa Pancasari?

1.3Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan laporan ini adalah: 1. Mendeskripsikan karakteristik pertanian di Desa Pancasari. 2. Mendeskripsikan klasifikasi pertanian di Desa Pancasari.

1.4Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pembuatan makalah ini, yaitu: 1.1.1 Teoritis

Diharapkan nantinya makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan kognitif dan verbalnya terhadap adanya solusi atas problematika yang berkaitan pertanian di daerahnya masing-masing. Selain itu, pembuatan makalah ini pula diharapkan dapat menambah referensi dan penjabaran pembaca dan mahasiswa terhadap kajian yang serupa.

1.1.2 Praktis

Stakeholder dalam hal ini petani di Desa Pancasari mampu

(8)

3 BAB II

GAMBARAN DAERAH OBSERVASI

2.1 Lokasi Penelitian

Objek kajian berlokasi di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali (Lampiran 1). Secara astronomis terletak di 8° 14' 51,290"LS dan 115° 9' 4,853"BT yang memiliki ketinggian 1.282 mdpl. Secara geografis Desa Pancasari sebagai lokasi penelitian terletak di batas paling Selatan Kabupaten Buleleng, berbatasan langsung dengan Kabupaten Tabanan (Desa Candi Kuning). Sedangkan batas utara, Desa Pancasari berbatasan dengan hutan yang dimiliki oleh Dinas Kehutanan yang dikenal dengan Puncak Asah Gobleh (Desa Wanagiri). Sebelah Timur dan Barat lokasi penelitian pula berbatasan dengan hutan. Jarak Desa Pancasari dari Kota Singaraja adalah 28 km dengan waktu tempuh rata-rata 53 menit melalui jalur Gitgit. Jarak dari Ibu Kota Provinsi adalah 84 km.

(9)

4

Pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi non partisipan. Observasi non-partisipan dilakukan dimana peneliti tidak menyatu dengan yang diteliti, peneliti hanya sekedar sebagai pengamat. Objek kajian berdasarkan data observasi merupakan karakteristik dan klasifikasi pertanian dengan petani sebagai subjek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara merupakan proses komunikasi yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan data penelitian. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur. Dengan wawancara data yang diperoleh akan lebih mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara detail. Teknik ini dilakukan untuk memperoleh data awal sesuai dengan gambaran umum yang ditampilkan oleh keterangan hasil wawancara secara fisik maupun non-fisik. Adapun informan kunci yang dijadikan sumber informasi adalah bapak Sekretaris Desa di Desa Pancasari.

c. Dokumen

Data dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi dan wawancara. Sumber lain yang bukan dari manusia (non-human resources), diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Adapun data yang diperoleh dari dokumen pada penelitian ini adalah data jumlah penduduk dan persentase petani yang terdapat di Desa Pancasari.

d. Angket (Lembar Observasi)

(10)

5

pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun kuesioner, pertanyaan-pertanyaan yang disusun harus sesuai dengan hipotesa dan tujuan penelitian. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, penyebaran angket pula dilakukan kepada 5 responden (sampel) yang telah dipilih secara acak dari 3.890 jiwa petani yang mewakili 5 dusun dinas dengan karakteristik jarak yang berbeda dengan sumber air (Danau Buyan) dalam kegiatan pertanian.

3.2Teknik Analisis

(11)

6 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Dari proses pegumpulan data yang dilakukan selama penelitian, adapun hasilnya dapat dilihat dari gambar dan tabel di bawah ini:

Tabel 1. Dusun Dinas, Jumlah Penduduk dan Persentase Petani

Dusun Sumber: Data Sekretaris Desa Pancasari

Tabel 2. Luas Desa Pancasari dan Luas Penggunaan Lahan Luas Desa Pancasari Luas Penggunaan Lahan

(12)

7

Gambar 1. Kondisi Lahan Pertanian di Desa Pancasari

(13)

8

Gambar 3. Macam Tanaman di Desa Pancasari

(14)

9

Gambar 5. Pertanian di Dataran Tinggi dengan Topografi Bergelombang

(15)
(16)

11

Gambar 8. Permasalahan Pertanian (virus trip)

(17)

12 4.2 Pembahasan

a. Dusun Peken

Lahan pertanian yang ada di daerah Pancasari memiliki beragam jenis tanaman yang di tanam, penduduk di daerah pancasari memanfaatkan lahan pertanian sebagai sumber penghidupannya, Seperti yang di kenal oleh masyarakat luas bahwa Desa Pancasari terkenal dengan hasil pertanian yang sangat beragam yaitu wortel, tomat, sayur, dan yang paling khas adalah strobery. Dari hasil observasi yang kelompok kami lakukan di Desa Pancasari Dusun Peken yang lahan pertanianya yang dimiliki oleh Bapak Gede Wirata, beliu bekerja sepakai juru parker di Dusun Peken namun memiliki lahan pertanian yang dikelola oleh pak gede dan dibantu oleh keluarga.dalam pengolahan lahan pertanian yang dimiliki oleh pak gede masih menggunakan teknologi yang sederhana,dari hasil pertanian yang dikelola ini sebagian dikonsumsi sendiri (pertanian subsisten).luas lahan pertanian yang dimiliki oleh pak gede 50 are dengan modal yang cukup besar, sikap mental pekerja lahan pertanian profit oriented (pertanian komersil).

Jenis pertanian di Desa Pancasari Dusun Peken ini menggunakan sawah pengairan sederhana PU, jenis tanaman yang ditanam ini yaitu wortel, kol, tomat yang digunakan laus lahannya sekitar 10are. Lahan pertanian ini tidak hanya selalu tetap namun selalu tumpang gilir tergantung permintaan pasar dan juga kondisi tanah, cuaca. Tanaman tomat yang ditanam oleh pak Gede ini merupakan tanaman yang paling dominan ada di lahan pertanian, pak gede menanam tomat 1 are terdiri dari 1000 pohon, harga dari bibit tanaman tomat yaitu Rp 6000. 1 tanaman tomat dapat menghasilkan buah kira-kira sebanyak 2 kg.

(18)

13

<7 ha tergolong dalam pertanian kecil,kondisi warga yang mempunyai pemukiman menetap menjadikan jenis pertanian diDusun Peken pertanian kecil menetap.alat yang digunakan oleh petani di Desa Pncasari Dusun Peken menggunakan Tenaga manusia hal ini dikarenakan masyarakat petani di Dusun Peken masih tergolong dalam tipe petani kelurga komersil. Jenis tanaman di yang ditanam di Dusun Peken yaitu jenis tanaman musiman.

Dari hasil pertanian yang di kelola di Dusun Peken rata-rata masyarakat disana memperoleh pendapatan <1.000.000-/ satu kali panen hal ini dikarnakan petani di Dusun Peken masih tergolong petani lecil menetap dan pekerjanya masih cakupan keluarga. Pertanian yang ada di Desa Pancasari Dusun Peken ini rata-rata memunyai masalah pertanian yang sama yaitu dari segi produksi pertanian ini jenis permasalahanya adalah 1. Air, bibit tanaman yang diproleh dari Jawa masih tergolong kurang adapun masalah produksi dari luar masih terkendalanya dengan mahalnya harga bibit tanaman. Adapun masalah yang lain seperti masalah distribusi masih bermasalah contoh kecil: bantuan dari pemerintah yang disalahgunakan oleh oknum-oknum yang bertanggung jawab. Pertanian di Dusun Peken mempunyai dampak permasalahan pertanian yaitu masalah bagi pemilik lahan: mahalnya bibit serta sulitnya mendapatkan bibit yang unggul, air, dampak permasalahan bagi penggarap lahan tidak adanya lowongan dikarnakan petani di Dusun Peken masih memanfaatkan keluarga sebagai tenaga kerjanya. Masalah terhadap lingkungan yaitu kekeringan yang terjadi di Dusun Peken disebabkan jauhnya lokasi pertanian dari danau utama Desa Pancasari yaitu Danau Buyan.Terhadap pasar yaitu pada waktu musim panen yang bersamaan disetiap Desa Pancasari membuat harga hasil pertanian ini jeblok, contonya seperti tomat yang panennya bersamaan membuat harga tomat menjadi turun drastis.

(19)

14

diterima. 3. Permasalahan dari pemerintah, ketrsediaan pupuk yang ada di pemerintah masih kurang didistribusikan kepada petani yang ada di Dusun Peken adapun pupuk subsidi yang dijanjikan oleh pemerintah belum terealisasi dengan baik ke desa-desa yang ada di pancasari khususnya Dusun Peken.

b. Dusun Buyan a. Jenis Pertanian

Kondisi lahan di kawasan Dusun Buyan pada umumnya didominasi oleh lahan kering ini disebabkan karena rawa yang dulunya mendominasi daerah pancasari perlahan mulai mengering sehingga hampir seluruhnya lahan yang di garap berupa tegalan.

b. Macam/ cara penyusunan tanaman

Jenis tanaman yang ditanam beragam jenis dimulai dari sayur, strawberry, slada, spinat, dan salad. Sistem penanaman di lakukan secara tanam tunggal, namun jika terdapat salah satu tanaman yang mati dalam satu bedeng dapat diganti dengan jenis tanaman lain yang di sesuaikan dengan kondisi tanaman sekitarnya.

c. Tujuan/ orientasi usaha tani

Lahan pertanian yang digarap langsung oleh Sudarta termasuk kedalam orientasi usaha tani komersil yang mana lebih banyak menggunakan tenaga kerja keluarga dengan hasil panen yang dijual lebih banyak.

d. Pertaian terpadu

Lahan pertanian garapan sudarta merupakan pertanian lahan kering yang berada pada ketinggian (> 1.000m dpl) yang terkategorikan upland. Luas garapan lahan dari Sudarta mencapai 25 are dengan menetap di satu tempat dengan system pengairan yang menggunakan mesin pompa dengan jangka waktu panen 1 bln (musiman) yang kemudian ditanami kembali,

e. Pendapatan petani

(20)

15

Selama periode tersebut, ia melakukan perawatan dengan memberikan pupuk organik buatan warga setempat dan selalu rutin memberikan tambahan pupuk kimia untuk mempercepat proses pertumbuhan tanaman kol. Mengenai modal pembudidayaan, ia mengatakan menghabiskan total biaya untuk beli bibit dan pupuk sampai Rp 1 juta dari awal penanaman hingga akhir (masa panen). Dalam satu kali masa panen, ia menghasilkan kol sebanyak 10 kuintal. Sebanyak 1 kilogram dijual dengan harga Rp 4.000 kepada pengepul yang siap menjualnya ke beberapa daerah di Denpasar dan beberapa kota lain di Bali. Jadi, jika dipotong biaya benih dan pupuk, kami mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 3 juta, atau paling rendah Rp 1,5 juta setiap bulan.

f. Masalah-masalah pertanian

Dari intern permasalahan terdapat pada system pengairan, yang mana sumber air yang digunakan berasal dari PDAM yang sering terkendala masalah pembayaran dan kelancaran distribusi air untuk seluruh seluruh kebutuhan masyarakat pancasari, selain itu juga terkendala oleh serangan hama mait yang merusak tanaman strawberry , sayuran dll sehingga sangat mempengaruhi hasil panen petani. Sedangkan masalah ekstern terkendala pada penjualan yang sulit di lakukan dibali mengingat kebutuhan pasar yang sedikit, selain itu alat yang digunakan sulit didapatkan hal ini dikarenakan harga peralatan yang terlalu mahal.

g. Dampak permasalahan pertanian

Bagi pemilik lahan sendiri terjadi penurunan hasil panen yang pastinya berimbas kepada peluang kerja bagi penggarap lahan akibat menurunnya pendapatan pemilik lahan serta dampaknya terhadap lingkungan tentunya rusaknya kesuburan tanah akibat kurangnya pengairan dan jika masalah ini terjadi terus menerus maka akan terjadi kekurangan hasil panen sayuran sehingga harga sayuran menjadi melonjak.

(21)

16

Sementara ini telah dilakukan berbagai upaya untuk mengatasi masalah yang dialami oleh petani dimulai dari gerakan mahasiswa yang melakukan PPL Pertanian hingga peran pemerintah yang mensosialisasikan tentang obat hama terbaru yang dapat mengatasi penurunan produksi hasil panen, sementara itu pemerintah juga masih menindak lanjuti permasalahan yang terjadi pada pelayanan PDAM.

c. Dusun Lalang Linggah dan Dasong

Pertanian di daerah pancasari dari observasi di dua banjar dinar yaitu tegallingah dan dasong diketahui bahwa daerah pertanian tersebut memenuhi kebutuhan airnya secara pribadi atau disebut dalam pertanian sawah pengairan non-PU. sawah pengairan non-PU Adalah pertanian yang memperoleh pengairan dari sistem pengairan yang dikelola sendiri oleh masyarakat atau irigasi desa. Dilihat dari sistem pertanian di daerah pancasari merupakan sistem pertanian tumpang gilir, pertanian didaerah tersebut berdasarkan persedian air. Setiap banjar dinas umumnya akan memiliki jenis pertanian yang berbeda karena persediaan airnya juga berbeda. Daerah Dasong umumnya menghasilkan stroberry karena stoberry membutuh banyak air, sedangkan dasong merupakan dusun yang lokasinya dekat danau namun berbeda halnya dengan Lalang Linggah yang lokasinya jauh dari danau maka stoberry tidak tumbuh subur didaerah tersebut. Meskipun stroberry dapat tumbuh namun hasilnya tidak akan sebagus didaerah Dasong. Apabila persedian air sedikit maka jenis pertanian yang ditanam adalah kentang, tomat, seledri, wortel, dll.

(22)

17

tenaga kerja upahan namun hanya sedikit hal tersebut disebabkan karena kebanyakan petani memiliki lahan yang sedikit hanya sekitar 7-25 are.

Petani di Banjar Lalang Linggah dan Dasong umumnya melakukan panen 2hari sekali, sekali panen biasanya mendapat kurang lebih Rp 650.000,00 jika dalam sebulan berarti mencapai Rp. 9.750.000,00. Namun hasil tersebut masih hasil kotor karena belum dihitung pupuk dan air yang digunakan.

Pertanian didaerah Lalang Linggah dan Dasong menemui permasalahan baik dalam produksi, distribusi, konsumsi. Masalah internal dalam produksi seperti masalah hama dan persedian air bersih, masalah eksternal seperti sulit mendapatkan bibit. Masalah eksternal distribusi seperti pangjannya rantai perdagangan sehingga petani menjual hasil pertaniannya dengan harga murah.

Permasalahan tersebut akan berdampak terhadap pemilik lahan, penggarap lahan, terhadap lingkungan, dan berdampak terhadap pasar. Dampak yang dirasakan oleh pemilik lahan seperti berkurang hasil distribusi sehingga mengurangi penghasilan. Dampak terhadap penggarap lahan yang ditemui di Banjar Lalang Linggah yaitu terbatasnya peluang kerja, dampak terhadap lingkungan yaitu lahan menjadi kering krena kekuranga pasokan air. Dampak terhadap pasar yaitu kebutuhan pasar tidak terpenuhi.

Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi maka ada upaya-upaya yang dilakukan baik dari individu, kelompok, dan pemerintah. Dari Individu misalnya dalam meminimalisir hama dilakukan dengan cara menggunakan pestisida atau dalam mengatasi kekurangan air biasanya petani akan mengebor sumur untuk memperoleh air. Dari kelompok misalnya ada beberapa kelompok pertanian mengajukan proposal kepada pemerintah apabila sulit dalam memperoleh bibit. Dari pemerintah misalnya memberi bantuan bibit, dana, maupun persedian air.

e. Dusun Karma

(23)

18

jabatan sebagai sekretaris desa setempat, beliau menerangkan bahwa secara umum kondisi lahan menurut jenis pertanian di daerah setempat adalah lahan kering dengan sistem pengairan sederhana PU. Tidak setiap warga memanfaatkan fasilitas PDAM namun ada pula yang mengambil air untuk mengairi ladangnya dengan air Danau Buyan. Menurut keterangan dari Pak Bagia, dari 20 are lahan yang dimiliki, 5 are digunakan untuk menanam tanaman jenis paprika dan sisanya digunakan untuk menanam Strowberry. Itu artinya, cara penyusunan tanaman yang digunakan adalah tumpeng gilir. Strowberry merupakan produk daerah setempat yang harganya tetap stabil sehingga mayoritas petani menanam jenis tanaman tersebut. Sebagai usaha keluarga, lahan yang dimiliki hanya digarap oleh pihak keluarga tanpa melibatkan buruh tani yang dikatakan mahal. Di daerah tersebut, untuk menggarap lahan pertanian seorang buruh tani dapat upah Rp 50.000 sampai dengan Rp 60.000. Hal tersebut merupakan sebuah pemborosan di tengah penghasilan pertanian di musim kemarau saat ini yang menurun.

(24)

19

tergantung kebutuhan juga. Selain ketersediaan nutrisi, ketersediaan air, bibit, pupuk dan nutrisi, masalah yang pula dihadapi adalah serangan virus trip yang mengganggu pertumbuhan. Saat ini virus tersebut dirasakan petani sudah sangat resisten terhadap pestisida dan obat-obatan kimia sehingga diperlukan dosis yang lebih besar yang juga berarti menambah biaya untuk membeli obat-obatan kimia.

Permasalahn-permasalah pertanian tersebut berdampak langsung kepada keberhasilan aspek-aspek lain yaitu distribusi hasil pertanian dan konsumsi. Jika target yang direncanakan berhasil, maka dalam 1 bulan dapat dilakukan panen strawberry sebanyak 15 kali. Distribusi hasil panen dilakukan sendiri kepada pengepul lokal ataupun kelompok tani. Selain itu ada juga beberapa warga desa yang mengambil kepada petani untuk dijual ke pasar. Untuk keperluan konsumsi keluarga, sekiranya hasil panen ini telah mencukupi yang selanjutnya sisanya dikomersialkan. Di daerah ini dan daerah sekitarnya merupakan daerah satunya-satunya menghasilkan stroberry di Bali, sehingga harga untuk komoditi ini tetap stabil dibandingkan jenis hasil pertanian lain seperti tomat, dan sayur-sayuran yang harganya fluktuatif. Terkadang, dengan penghasilan produk tomat yang melebihi, harga tomat berada di kisaran Rp 2.000/kg.

Permasalah-permasalahan yang terjadi terkait dengan pertanian di Desa Pancasari ini secara sistematis dapat diusahakan pemecahan masalahnya oleh individu, kelompok serta pemerintah. Dengan adanya masalah produksi seperti serangan hama, usaha individu petani adalah dengan merawat tanamannya dengan detail dan regular. Biasanya kelompok tani tertentu mengajukan proposal/surat kepada institusi terkait untuk diberikan bantuan minimal sosialisasi/penyuluhan terkait pemecahan masalah pertain keterkinian. Dengan kerjasama tersebut, biasanya diadakan SLPHP (Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu), yang setidaknya mampu memberikan edukasi kepada petani agar mampu memecahkan masalah pertanian yang dihadapi masing-masing.

(25)

20 BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan

Desa Pancasari merupakan wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi upland agriculture. Kondisi lahan yang terdapat disana merupakan pertanian skala kecil dengan kepemilikan lahan pribadi. Mayoritas petani menggarap lahan pertanian dengan pengairan sederhana PU. Itu artinya petani membayar untuk mendapatkan pelayanan air kepada PDAM, namun ada juga yang memanfaatkan air dari Danau Buyan dan sumur bor yang dibuat sendiri. Pertanian di Desa Pancasari merupakan multiplicity of product yang artinya menanam bermacam-macam varietas yang nantinya pula menghasilkan produk yang beranekaragam. Sistem yang digunakan mayoritas tumpang gilir dari satu tanaman ke tanaman lain.

Orientasi usaha yang ditemukan di Desa Pancasari merupakan perpaduan self sufficing production dengan tujuan pertanian komersial. Produk yang dihasilkan selain dikonsumsi keluarga sendiri pula dijual ke pasar demi keuntungan secara finansial. Setiap unit produksi dengan unit produksi lainnya berdekatan bahkan tanpa ada pembatas. Sumber tenagapun berasal dari internal keluarga dengan seseklai mempekerjakan buruh tani terdekat yang dapat dijumpai. Faktor alam menjadi bagian yang sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan aktivitas pertanian di Desa Pancasari. Pada musim kemarau petani yang memiliki akses yang jauh dengan air tidak menggarap lahan pertaniannya dikarenakan biaya produksi yang meningkat akibat usaha mendatangkan air.

(26)

21 5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang diangkat yaitu analisis karakteristik dan klasifikasi pertanian di Desa Pancasari, Buleleng, Bali. Banyak ditemui permasalahan yang menyangkut kepada kesejahteraan dari kehidupan pertanian di daerah upland, dimulai dari kurangnya managemen, serangan hamma, maka dapat di kemukakan saran-saran yang kiranya dapat dipertimbangkan.

1. Dari pihak pemerintah kiranya dapat memberikan kebijakan yang tegas kepada pihak penyedia air yaitu PDAM agar distribusi air berjalan lancar dan dapat memenuhi kebutuhan petani.

2. Perlunya pengembangan kembali terkait sosialisasi mengenai penanggulangan hamma seperti yang dilakukan oleh Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Grigg, David. 1995. An Introduction to Agricultural Geography. New York: Routledge.

Kecamatan Sukasada. 2010. Propil Desa Pancasari. Tersedia pada:

(28)
(29)

Gambar

Tabel 1. Dusun Dinas, Jumlah Penduduk dan Persentase Petani
Gambar 1. Kondisi Lahan Pertanian di Desa Pancasari
Gambar 3. Macam Tanaman di Desa Pancasari
Gambar 5. Pertanian di Dataran Tinggi dengan Topografi Bergelombang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk kerja sama pengolahan lahan pertanian yang dilaksanakan di Dusun Pasar Sore, Desa Kanugrahan, Kecamatan Maduran,

Promosi yang dilakukan UD Mitra Tani yaitu menawarkan produknya langsung ke pasar sasaran dengan cara memberikan proposal dan presentasi memperkenalkan produknya

Dengan kegiatan utama kawasan utama adalah pertanian, hasil tani cenderung surplus, produk hasil tani berorientasi pasar lokal maupun regional dengan kualitas dan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, kualitas dan keragaman produk, serta lokasi pasar terhadap preferensi konsumen dalam membeli produk pertanian di Pasar

Kemudian teknik koleksi data berupa wawancara dilanjutkan ke perbekel desa lokasi penelitian, yaitu perbekel desa dan perbekel desa...Pada narasumber ini,

Tujuan dari dilaksanakannya kegiatan pengabdian Bina Desa: Peningkatan Eskalasi Pertanian, Perkebunan Menuju Kemandirian Pangan Dan Energi Desa Sambangan, Kecamatan

yang selalu diminati baik dimusim liburan maupun tidak adalah pasar buah berupa buah pisang dan kelapa muda.Dalam pemasaran hasil pertanian di Lokasi Wisata Pantai

Variabel PDRB sektor pertanian berpengaruh nyata terhadap investasi sektor pertanian di Sulawesi Tenggara, disebabkan karena dengan meningkatnya pendapatan pada