• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MAKALAH FISIKA GELOMBANG SEISMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS MAKALAH FISIKA GELOMBANG SEISMIK"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MAKALAH FISIKA

GELOMBANG SEISMIK

ANGGOTA KELOMPOK :

DIANA KARTINI PUTRI

INDRIA APRIYANTY

MUAROFAH

SITI SUNARSIH

WANTI

KELAS XII IPA 5

SMAN 4 KAB. TANGERANG

©2011

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur yang tiada terhingga selalu kami panjatkan ke hadirat Allah SWT.

Karena hanya atas berkat rahmat & karunia-Nya kami Kelompok 1 dapat menyelesaikan tugas

makalah ini.

(2)

Semoga tugas makalah ini dapat diterima sebagai syarat mengikuti ujian semester ganjil.

Namun, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan senang hati

akan menerima segala kritik & saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Sekian dari kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Teruslah

berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan berfikir baik, logis, dan

sistematis.

Bab I

Gelombang Seismik

A.

Pengertian Gelombang

Gelombang dapat diartikan sebagai usikan atau gangguan yang merambat. Usikan

merupakan salah satu bentuk energi. Jadi, gelombang merupakan fenomena perambatan energi.

B.

Pengertian Gelombang Seismik

Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di

dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan merambat ke

seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. Efek yang ditimbulkan oleh adanya

gelombang seismik adalah adanya gangguan alami seperti pergerakan lempeng (tektonik),

bergeraknya patahan, aktivitas gunung api (vulkanik), dan sebagainya. Fenomena tersebut kita

kenal sebagai fenomena gempa bumi.

Ketika gempa bumi terjadi, maka gelombang akan

diteruskan melalui materi disekelilingnya berupa rambatan getaran dalam bentuk gelombang.

C.

Konsep Gelombang Seismik

Gangguan ini mula-mula terjadi secara lokal yang menyebabkan terjadinya osilasi

(pergeseran) kedudukan partikel-partikel medium, osilasi tekanan maupun osilasi rapat massa.

Karena gangguan merambat dari suatu tempat ke tempat lain, berarti ada transportasi energi.

(3)

Dalam eksplorasi minyak dan gas bumi, seismik refleksi lebih lazim digunakan daripada

seismik refraksi. Hal tersebut disebabkan karena siesmik refleksi mempunyai kelebihan dapat

memberikan informasi yang lebih lengkap dan baik mengenai keadaan struktur bawah

permukaan.

Penyelidikan seismik dilakukan dengan cara membuat getaran dari suatu sumber getar.

Getaran tersebut akan merambat ke segala arah di bawah permukaan sebagai gelombang getar.

Gelombang yang datang mengenai lapisan-lapisan batuan akan mengalami pemantulan,

pembiasan, dan penyerapan. Respon batuan terhadap gelombang yang datang akan berbeda-beda

tergantung sifat fisik batuan yang meliputi densitas, porositas, umur batuan, kepadatan, dan

kedalama batuan. Galombang yang dipantulkan akan ditangkap oleh geophone di permukaan dan

diteruskan ke instrument untuk direkam. Hasil rekaman akan mendapatkan penampang seismik.

D.

Sumber Gelombang Seismik

Sumber gelombang seismik pada mulanya berasal dari gempa bumi alam yang dapat berupa

gempa vulkanik maupun gempa tektonik, akan tetapi dalam seismik eksplorasi sumber

gelombang yang digunakan adalah gelombang seismik buatan. Ada beberapa macam sumber

gelombang seismik buatan seperti dinamit, benda jatuh, air gun, water gun, vaporchoc, sparker,

maupun vibroseis. Sumber gelombang seismik buatan tersebut pada hakekatnya membangkitkan

gangguan sesaat dan lokal yang disebut sebagai gradien tegangan (stress).

Gradien tegangan mengakibatkan terganggunya keseimbangan gaya-gaya di dalam medium

sehingga terjadi pergeseran titik materi yang menyebabkan deformasi yang menjalar dari suatu

titik ke titik lain. Deformasi ini dapat berupa pemampatan dan perenggangan partikel-partikel

medium yang menyebabkan osilasi densitas/tekanan maupum pemutaran (rotasi) partikel-partikel

medium. Apabila medium bersifat elastis sempurna maka setelah mengalami deformasi sesaat

tadi medium kembali ke keadaan semula.

E.

Tipe – Tipe Gelombang Seismik

Secara garis besar gelombang seismik dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

1. Menurut cara bergetarnya

2. Menurut tempat menjalarnya

3. Menurut bentuk muka gelombang

a.

Gelombang Seismik Menurut Cara Bergetarnya

Menurut cara bergetarnya gelombang seismik dibagi menjadi dua macam yaitu:

(4)

Gelombang primer dalah gelombang yang arah getarannya searah dengan arah bergetarnya

gelombang tersebut. Gelombang ini mempunyai kecepatan rambat paling besar diantara

gelombang seismik yang lain.

2.

Gelombang Sekunder (transversal/shear wave)

Gelombang sekunder adalah gelombang yang raah getarannya tegak lurus terhadap arah

perambatan gelombang. Gelombang ini hanya dapat merambata pada material padat saja dan

mempunyai kecepatan gelombang yan lebih kecil dibandingkan gelombang primer.

b.

Gelombang Seismik Menurut Tempat Menjalarnya

Berdasarkan tempat menjalarnya, gelombang seismik dapat dibedakan menjadi dua bagian,

yaitu gelombang tubuh (body wave) yang menjalar masuk menembus medium dan gelombang

permukaan (surface wave) dimana amplitudonya melemah bila semakin masuk ke dalam

medium. Beberapa tipe gelombang permukaan yaitu:

1.

Gelombang Rayleigh

(5)

2.

Gelombang Love

Gelombang love adalah gelombang yang hanya merambat pada batas lapisan saja dan

bergerak pada bidang yang horisontal saja.

3.

Gelombang Tabung

Gelombang tabung merupakan gerak/aliran fluida di sepanjang sumur pengeboran. Gerakan

fluida ini diakibatkan oleh getaran dinding sumur yang merambat dalam arah axial. Gelombang

tabung mempunyai tiga proses yaitu pertama adalah kontraksi dinding sumur, kedua adalah

merenggangnya dinding sumur, dan ketiga adalah aliran fluida di dalam lubang sumur.

c.

Gelombang Seismik Menurut Bentuk Muka Gelombang

Muka gelombang adalah suatu bidang permukaan yang pada suatu saat tertentu membedakan

medium yang telah terusik dengan medium yang belum terusik. Muka gelombang merupakan

potret dari penjalaran usikan. Berdasarkan bentuk muka gelombang (wave front) , gelombang

seismik dapat dibedakan atas empat macam yaitu:

1.

Gelombang Bidang

(6)

2.

Gelombang Silinder

Gelombang silinder ditimbulkan oleh sumber usikan yang seragam dan terletak di sepanjang

suatu garis lurus. Gelombang silinder menjalar ke semua arah tegak lurus pada garis sumbu

dengan kecepatan yang sama.

3.

Gelombang Bola

Gelombang bola/sferis ditimbulkan oleh sumber berupa titik (point source) yang menjalar ke

segala arah menuju ke pusat bola atau menjauhi pusat bola dengan kecepatan yang sama.

4.

Gelombang Kerucut

Gelombang kerucut ditimbulkan oleh adanya sumber yang bergerak. Dalam hal ini sumber

bergerak lebih cepat dari pada sepat rambat gelombang itu sendiri dan muka gelombangnya

berupa kerucut-kerucut bersumbu.

Bab II

Pengukuran Gelombang Seismik

A.

Seismometer

Jika suatu gempa mengguncang lapisan kerak bumi, guncangan itu akan diteruskan oleh

getaran yaitu gelombang seismik. Gelombang ini merambat ke segala arah dan berasal dari

sumber gempa di bawah permukaan tanah. Dengan menggunakan alat pencatat gempa, yaitu

seismograf atau seismometer, para ahli geologi dapat mengelompokkan tipe - tipe gelombang

seismik.

Seismometer berasal dari bahasa Yunani yaitu seismos yang berarti gempa bumi dan metero

yang berarti mengukur. Seismometer adalah alat atau sensor getaran, yang biasanya

dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. Hasil rekaman

dari alat ini disebut S

eismogram

.

(7)

Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat

ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar. Alat

seperti ini disebut seismometer broadband.

Seismometer atau Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa

bumi. Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti

pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi

yang dicatat dalam bentuk seismogram.

B.

Prinsip Kerja Seismometer

Seismograf memiliki instrumen sensitif yang dapat mendeteksi gelombang seismik yang

dihasilkan oleh gempa bumi. Gelombang seismik yang terjadi selama gempa tergambar sebagai

garis bergelombang pada seismogram. Seismologist mengukur garis-garis ini dan menghitung

besaran gempa.

Dahulu, seismograf hanya dapat mendeteksi gerakan horizontal, tetapi saat ini seismograf

sudah dapat merekam gerakan-gerakan vertikal dan lateral. Seismograf menggunakan dua

gerakan mekanik dan elektromagnetik seismographer. Kedua jenis gerakan mekanikal tersebut

dapat mendeteksi baik gerakan vertikal maupun gerakan horizontal tergantung daripendular yang

digunakan apakah vertikal atau horizontal.

Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk

memindahkan volatilitas sistem kawat tarik ke suatu daerah magnetis. Peristiwa-peristiwa yang

menimbulkan getaran kemudian dideteksi melalui spejlgalvanometer.

C.

Hukum Fisika Gelombang Seismik

Gelombang seismik mempunyai kelakuan yang sama dengan kelakuan gelombang cahaya,

sehingga hukum-hukum yang berlaku untuk gelombang cahaya berlaku juga untuk gelombang

seismik. Hukum-hukum tersebut antara lain:

1.

Huygens mengatakan bahwa gelombang menyebar dari sebuah titik sumber gelombang ke

segala arah dengan bentuk bola.

2.

Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh di atas bidang batas dua

medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika

sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan

(8)

Bab III

Dampak Gelombang Seismik

A.

Gempa Bumi

Gempa bumi adalah perisitiwa pelepasan energi dari terakumulasinya gaya akibat stress

(tekanan) dalam bumi dalam bentuk gelombang seismik. Pusat gempa bumi, merupakan titik

(tepatnya area karena merupakan luasan) di dalam bumi di mana gempa terjadi disebut

hiposenter dan titik di permukaan bumi tepat di atas hiposenter disebut episenter.

Karena perambatan gelombang gempa merupakan gelombang seismik maka alat untuk

merekamnya disebut seismograf dan hasil rekaman disebut seismogram. Dari rekaman tersebut

maka dapat disimpulkan penyebab terjadinya, lokasi asalnya, kekuatannya, jenisnya serta

sifat-sifatnya. Bahkan dari gelombang gempa tersebut dapat diketahui struktur bagian bumi.

Intensitas atau kekuatan gempa bumi didasarkan pada amplitudo gelombang seismik yang

terekam pada seismogram dan dinyatakan dalam skala richter (SR). Gempa bumi yang merusak

biasanya mempunyai kekuatan (magnitudo) lebih dari 6 SR, walau sebenarnya ditentukan pula

oleh kedalaman hiposenternya.

Berdasarkan proses terjadinya, gempa bumi di bagi menjadi :

- Gempa pendahuluan, amplitudo kecil dan terjadi sebelum gempa utama.

- Gempa utama, amplitudonya besar sehingga dapat dirasakan oleh manusia.

- Gempa susulan, terjadinya setelah gempa utama, lemah tetapi terjadi berulang.

Berdasarkan kedalaman hiposenter, gempa bumi dibagi menjadi :

- Gempa dalam, kedalam hiposenter lebih dari 300 km yang dapat mencapai permukaan

tetapi amplitudonya menjadi kecil sehingga intensitasnya melemah.

- Gempa sedang, hiposenter antara 60 – 300 km. Pada umumnya jarang menimbulkan

kerusakan di permukaan bumi.

- Gempa dangkal, hiposenter kurang dari 60 km. Pada umumnya menimbulkan kerusakan

di permukaan bumi karena amplitudo yang mencapai permukaan besar sehingga

(9)

ilustrasi gempa bumi

A.

Tsunami

Tsunami berasal dari

bahasa Jepang

yaitu tsu yang berarti pelabuhan dan nami

yang berarti

gelombang

. Secara

harafiah

berarti "ombak besar di pelabuhan".

Tsunami adalah perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan

permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba. Perubahan permukaan laut

tersebut bisa disebabkan oleh

gempa bumi

yang berpusat di bawah laut,

letusan

gunung berapi

bawah laut,

longsor

bawah laut, atau atau hantaman

meteor

di laut.

Gelombang

tsunami dapat merambat ke segala arah.

Tenaga

yang

dikandung dalam

gelombang

tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan

kelajuannya. Di laut dalam,

gelombang

tsunami dapat merambat dengan kecepatan

500-1000 km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Ketinggian

gelombang di laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang

tidak terasa oleh kapal yang sedang berada di tengah laut. Ketika mendekati pantai,

kecepatan

gelombang

tsunami menurun hingga sekitar 30 km per jam, namun

ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai puluhan meter. Hantaman

gelombang Tsunami bisa masuk hingga puluhan kilometer dari bibir pantai.

Dampak negatif yang diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang

dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia

serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin, lahan pertanian, tanah, dan air

bersih. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena tsunami bisa diakibatkan

karena hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran gelombang

tsunami.

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan

sejumlah besar air, seperti letusan

gunung api

,

gempa

(10)

akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami

diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya

Gunung Krakatau

.

Gerakan vertikal pada

kerak bumi

, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau

turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang

berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang

ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya

tsunami.

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana

gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.

Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam

dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi

gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat

mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi

penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan

jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan

bisa beberapa kilometer.

Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau

sesar

. Gempa bumi

juga banyak terjadi di daerah

subduksi

, dimana lempeng samudera menelusup ke

bawah lempeng benua.

Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat

mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang

menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun

secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu.

Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika

ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi

megatsunami

yang

tingginya mencapai ratusan meter.

GGempa yang menyebabkan tsunami :

Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km)

Gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter

(11)

ilustrasi terjadinya Tsunami

Bab IV

Penutup

A.

Kesimpulan

Efek yang ditimbulkan oleh adanya gelombang seismik adalah adanya gangguan alami seperti

pergerakan lempeng (tektonik), bergeraknya patahan, aktivitas gunung api (vulkanik), dan

sebagainya. Fenomena tersebut kita kenal sebagai fenomena gempa bumi. Ketika gempa bumi

terjadi, maka gelombang akan diteruskan melalui materi disekelilingnya berupa rambatan

getaran dalam bentuk gelombang.

Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan

energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa bumi biasa

disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu

pada jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu.

(12)

Daftar Pustaka

Munadi, Suprajitno.2000.Aspek Fisis Seismologi Eksplorasi.Depok:UI.

Purwoko & Fendi.2010.Fisika 3 SMA Kelas XII.Jakarta:Yudhistira.

Tjasono Hk, Bayong.2003.Geosains.Bandung:ITB.

www.arifkristanta.wordpress.com

www.biketocampus-biketocampus.blogspot.com

www.dayant.blogspot.com

www.

edelweistretno.wordpress.com

www.juanita.blog.uns.ac.id

www.staklim-manado.bmkg.go.id

www.wikipedia.com

Email This

BlogThis!

Share to Twitter

Share to Facebook

Share to Pinterest

GELOMBANG LAUT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

(13)

tertinggi terjadi pada periode bulan desember sampai februari (musim barat), ketinggian gelombang mencapai 1,5 m – 2 m. Sedangkan pada bulan lainnya tinggi gelombang yang tercatat kurang dari 1,5 meter (Jatilaksono, 2007).

Penyebab utama terjadinya gelombang adalah angin. Gelombang dipengaruhi oleh kecepatan angin, lamanya angin bertiup, dan jarak tanpa rintangan saat angin bertiup (fetch). Gelombang terdiri dari panjang gelombang, tinggi gelombang, periode gelombang, kemiringan gelombang dan frekuensi gelombang. Panjang gelombang adalah jarak berturut-turut antara dua puncak atau dua buah lembah. Tinggi gelombang adalah jarak vertikal antara puncak dan lembah gelombang. Periode gelombang adalah waktu yang dibutuhkan gelombang untuk kembali pada titik semula. Kemiringan gelombang adalah perbandingan antra tinggi dan panjang gelombang. Frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang yang terjadi dalam satu satuan waktu (Jatilaksono, 2007).

Pada hakikatnya, gelombang yang terbentuk oleh hembusan angin akan merambat lebih jauh dari daerah yang menimbulkan angin tersebut. Hal ini yang menyebabkan daerah di pantai selatan Pulau Jawa memiliki gelombang yang besar meskipun angin setempat tidak begitu besar. Gelombang besar yang datang itu bisa merupakan gelombang kiriman yang berasal dari badai yang terjadi jauh dibagian selatan Samudera Hindia (Jatilaksono, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah karakteristik gelombang laut?

2. Apa saja faktor-faktor pembentuk gelombang laut?

3. Bagaimanakah pergerakan gelombang?

4. Apakah yang dimaksud energi gelombang?

5. Bagaimanakah sifat-sifat gelombang laut itu?

6. Apa saja tipe gelombang bila dipandang dari sifat-sifatnya?

(14)

BAB II

GELOMBANG LAUT

A. Defenisi, Bentuk, Sifat dan Karakteristik Gelombang

Deskripsi tentang sebuah gelombang hingga kini masih belum jelas dan akurat, oleh karena permukaan laut merupakan suatu bidang yang kompleks dengan pola yang selalu berubah dan tidak stabil (Garrison, 1993). Gelombang merupakan fenomena alam penaikan dan penurunan air secara periodik dan dapat dijumpai di semua tempat di seluruh dunia. Gross (1993) mendefenisikan gelombang sebagai gangguan yang terjadi di permukaan air. Sedangkan Sverdrup at al, (1946) mendefenisikan gelombang sebagai sesuatu yang terjadi secara periodik terutama gelombang yang disebabkan oleh adanya peristiwa pasang surut.

Massa air permukaan selalu dalam keadaan bergerak, gerakan ini terutama ditimbulkan oleh kekuatan angin yang bertiup melintasi permukaan air dan menghasilkan energi gelombang dan arus. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan tergantung pada beberapa sifat gelombang, periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk, gelombang jenis ini disebut “Sea”. Gelombang yang terbentuk akan bergerak ke luar menjauhi pusat asal gelombang dan merambat ke segala arah, serta melepaskan energinya ke pantai dalam bentuk empasan gelombang. Rambatan gelombang ini dapat menempuh jarak ribuan kilometer sebelum mencapai suatu pantai, jenis gelombang ini disebut “Swell”.

Gelombang mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari riak dengan ketinggian beberapa centimeter sampai pada gelombang badai yang dapat mencapai ketinggian 30 m. Selain oleh angin, gelombang dapat juga ditimbulkan oleh adanya gempa bumi, letusan gunung berapi, dan longsor bawah air yang menimbulkan gelombang yang bersifat merusak (Tsunami) serta oleh daya tarik bulan dan bumi yang menghasilkan gelombang tetap yang dikenal sebagai gelombang pasang surut.

Sebuah gelombang tertdiri dari beberapa bagian antara lain:

(15)

b. Lembah gelombang (Trough) adalah titik terendah gelombang, diantara dua puncak gelombang.

c. Panjang gelombang (Wave length) adalah jarak mendatar antara dua puncak gelombang atau antara dua lembah gelombang.

d. Tinggi gelombang (Wave height) adalah jarak tegak antara puncak dan lembah gelombang.

e. Priode gelombang (Wave period) adalah waktu yang diperlukan oleh dua puncak gelombang yang berurutan untuk melalui satu titik.

Menurut Nontji (1987) antara panjang dan tinggi gelombang tidak ada satu hubungan yang pasti akan tetapi gelombang mempunyai jarak antar dua puncak gelombang yang makin jauh akan mempunyai kemungkinan mencapai gelombang yang semakin tinggi. Pond and Pickard (1983) mengklasifkasikan gelombang berdasarkan periodenya, seperti yang disajikan pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Klasifkasi gelombang berdasarkan periode

Periode Panjang Gelombang Jenis Gelombang

(16)

Bhat (1978), Garisson (1993), dan Gross (1993) mengemukakan bahwa ada 4 bentuk besaran yang berkaitan dengan gelombang. Yakni :

a. Amplitudo gelombang (A) adalah jarak antara puncak gelombang dengan permukaan rata-rata air.

b. Frekuensi gelombang ( f ) adalah sejumlah besar gelombang yang melintasi suatu titik dalam suatu waktu tertentu (biasanya didefenisikan dalam satuan detik).

c. Kecepatan gelombang (C) adalah jarak yang ditempuh gelombang dalam satu satuan waktu tertentu.

d. Kemiringan gelombang (H/L) adalah perbandingan antara tinggi gelombang dengan panjang gelombang.

B. Faktor-faktor Pembentuk Gelombang dan Jenis-jenis Gelombang

Secara umum gelombang yang terjadi di laut dapat terbentuk dari beberapa faktor pnyebab seperti : angin, pasang surut, badai laut, dan seiche.

1. Gelombang yang disebabkan oleh angin

Angin yang bertiup di atas permukaan laut merupakan pembangkit utama gelombang. Bentuk gelombang yang dihasilkan cenderung tidak menentu dan bergantung pada beberapa sifat gelombang periode dan tinggi dimana gelombang dibentuk. Gelombang seperti ini disebut Sea. Bentuk gelombang lain yang disebabkan oleh angin adalah gelombang yang bergerak dengan jarak yang sangat jauh sehingga semakin jauh meninggalkan daerah pembangkitnya gelombang ini tidak lagi dipengaruhi oleh angin. Gelombang ini akan lebih teratur dan jarak yang ditempuh selama pergerakannya dapat mencapai ribuan mil. Jenis gelombang ini disebut Swell.

(17)

dibandingkan dengan tipe gelombang yang dibangkitkan dengan angin yang berkecepan kecil atau lemah. Saat angin mulai bertiup, tinggi gelombang, kecepatan, panjang gelombang seluruhnya cenderung berkembang dan meningkat sesuai dengan meningkatnya waktu peniupan berlangsung (Hutabarat dan Evans, 1984).

Jarak tanpa rintangan dimana angin bertiup merupakan fetch yang sangat penting untuk digambarkan dengan membandingkan gelombang yang terbentuk pada kolom air yang relatif lebih kecil seperti danau (di darat) dengan yang terbentuk di lautan bebas, (Pond and Picard, 1978).

Gelombang yang terbentuk di danau dengan fetch yang relatif kecil dengan hanya mempunyai beberapa centimeter sedangkan yang terbentuk di laut bebas dimana dengan fetch yang lebih sering mempunyai panjang gelombang sampai ratusan meter. Kompleksnya gelombang-gelombang ini sangat sulit untuk dijelaskan tanpa membuat pengukuran-pengukuran yang lebih akurat dan kurang berguna bagi nelayan atau pelaut. Sebagai gantinya mereka membuat suatu cara yang lebih sederhana untuk mengetahui gelombang yaitu dengan menggunakan suatu daftar skala gelombang yang dikenal dengan Skala Beaufort untuk memberikan keterangan tentang kondisi gelombang yang terjadi di laut dalam hubungannya dengan kecepatan angin yang sementara berhembus (Hutabarat dan Evans, 1984).

2. Gelombang yang disebabkan oleh pasang surut

Gelombang pasang surut yang terjadi di suatu perairan yang diamati adalah merupakan penjumlahan dari komponen-komponen pasang yang disebabkan oleh gravitasi bulan, matahari, dan benda-benda angkasa lainnya yang mempunyai periode sendiri. Tipe pasang berbeda-beda dan sangat tergantung dari tempat dimana pasang itu terjadi (Cappenberg, 1992).

(18)

Pasang surut atau pasang naik mempunyai bentuk yang sangat kompleks sebab dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti hubungan pergerakan bulan dengan katulistiwa bumi, pergantian tempat antara bulan dan matahari dalam kedudukannya terhadap bumi, distribusi air yang tidak merata pada permukaan bumi dan ketidak teraturan konfgurasi kolom samudera.

3. Gelombang yang disebabkan oleh badai atau puting beliung

Bentuk gelombang yang dihasilkan oleh badai yang terjadi di laut merupakan hasil dari cuaca yang tiba-tiba berubah menjadi buruk terhadap kondisi perairan. Kecepatan gelombang tinggi dengan puncak gelombang dapat mencapai 7 – 10 meter. Bentuk gelombang ini dapat menghancurkan pantai dengan vegetasinya maupun wilayah pantai secara keseluruhan (Pond and Picard, 1978).

4. Gelombang yang disebabkan oleh tsunami

Gelombang tsunami merupakan bentuk gelombang yang dibangkitkan dari dalam laut yang disebabkan oleh adanya aktivitas vulkanis seperti letusan gunung api bawah laut, maupun adanya peristiwa patahan atau pergeseran lempengan samudera (aktivitas tektonik). Panjang gelombang tipe ini dapat mencapai 160 Km dengan kecepatan 600-700 Km/jam. Pada laut terbuka dapat mencapai 10-12 meter dan saat menjelang atau mendekati pantai tingginya dapat bertambah bahkan dapat mencapai 20 meter serta dapat menghancurkan wilayah pantai dan membahayakan kehidupan manusia, seperti yang terjadi di Kupang tahun 1993 dan di Biak tahun 1995 yang menewaskan banyak orang serta menghancurkan ekosistem laut (Dahuri,1996)

5. Gelombang yang disebabkan oleh seiche

(19)

Jenis-jenis gelombang

Bhatt, (1978) mengemukakan bahwa ada 4 jenis gelombang, antara lain :

a. Gelombang Katastrofk

Gelombang ini adalah gelombang laut yang besar dan muncul secara tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas gempa bumi, gunung api, dan sebagainya. Gelombang katastrofk ini di namakan berdasarkan akibat yang di timbulkannya yaitu mampu menghancurkan apa saja yang di temui. Gelombang ini juga sering disebut sebagai gelombang laut Seismik atau Tsunami.

b. Gelombang Badai (strom Wave)

Gelombang ini adalah gelombang pasang laut tinggi yang ditimbulkan dari adanya hembusan angin kencang atau badai. Sering juga disebut sebagai Strom Suger. Gelombang badai ini dapat menyebabkan kerusakan yang besar untuk daerah pesisir.

c. Gelombang Internal (Internal Wave)

Gelombang ini adalah gelombang yang terbentuk pada perbatasan antara 2 lapisan air yang berbeda densitas. Gelombang internal ini dapat ditemukan di bawah permukaan laut. Walaupun gelombang ini serupa dengan gelombang permukaan laut yang dibangkitkan oleh angin, namun keduanya mempunyai perbedaan dalam beberapa hal. Sebagai contoh, gelombang internal bergerak sangat lambat dan tidak dapat terdeteksi dengan mata, dan umumnya terjadi hanya dimana adanya variasi densitas. Gelombang ini mempunyai tinggi lebih besar dari pada gelombang permukaan.

d. Gelombang Stasioner Standing Wave

(20)

yang drastis. Gelombang stasioner dapat menghancurkan masa hidup suatu organisme dan dapat pula menyebabkan kerusakan daratan.

B. Pergerakan Gelombang

Berdasarkan kedalamannya, (Ippen, 1996 dan McLellan, 1975 dalam Tarigan, 1987).gelombang yang bergerak mendekati pantai dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. gelombang laut dalam

Gelombang laut dalam merupakan gelombang yang dibentuk dan dibangun dari bawah kepermukaan.

b. gelombang permukaan.

(21)

atau slope. Pantai dengan slope yang tinggi akan lebih cepat memantulkan gelombang, sedangkan pantai dengan slope yang kecil pemantulan gelombangnya relatif lambat. Kennet (1982) membagi zona gelombang atas tiga bagian, yaitu zona pecah gelombang (breaker zone), zona surf (surf zone), dan zona swash (swash zone).

Pada zona surf, terjadi angkutan sedimen karena arus sepanjang pantai terjadi dengan baik. Pada kedalaman dimana gelombang tidak menyelesaikan orbitalnya, gelombang akan semakin tinggi dan curam, dan akibatnya mulai pecah (Kennet, 1982). Sebuah gelombang akan pecah bila perbandingan antara kedalaman perairan dan tinggi gelombang adalah 1,28 (Yuwono, 1986) atau bila perbandingan antara tinggi gelombang dan panjang gelombang melampaui 1 : 7 (Gross, 1993).

Saat pecah gelombang akan mengalami perubahan bentuk. Dyer, 1978 membedakannya kedalam tiga bentuk empasan (tipe breaker), sementara Galvin (1966) mengklasifkasikan tipe empasan gelombang yaitu : tipe plunging, spilling, surging, dan collapsing

1. Plunging, terjadi karena seluruh puncak gelombang melewati kecepatan gelombang, tipe empasan ini berbentuk cembung kebelakang dan cekung kearah depan. Gelombang ini sering timbul dari empasan pada periode yang lama dari suatu gelombang yang besar, dan biasanya terjadi pada dasar pantai yang hampir lebih miring di bandingkan pada tipe Spilling. Walaupun sangat menarik, namun umumnya gelombang ini tidak terjadi lama dan juga tidak baik untuk berselancar. Bahkan tipe empasan ini mampu menimbulkan kehancuran yang cukup hebat.

2. Spilling, terjadi dimana gelombang sudah pecah sebelum tiba di depan pantai Gelombang ini lebih sering terjadi, dimana kemiringan dasarnya lebih kecil sekali, oleh karena itu reaksinya lebih lambat, sangat lama dan biasanya digunakan untuk berselancar.

(22)

dasar yang lebih curam dan kemudian gelombang akan pecah tepat pada tepi pantai (Gross, 1993).

4. Collapsing, merupakan gelombang yang pecah setengah dari biasanya. Saat pecah gelombang tersebut tidak naik kedarat, terdapat buih dan terjadi pada pantai yang sangat curam (Galvin, 1968).

Apabila memperhatikan gelombang dilaut akan mendapat suatu kesan seolah-olah gelombang tersebut bergerak secara horizontal dari suatu tempat ke tempat lain. Tetapi kenyataanya tidaklah demikian karena suatu gelombang akan membentuk gerakan maju melintasi permukaan air. Disana hanya terjadi gerakan kecil kearah depan dari massa air itu sendiri. Hal ini akan semakin mudah dipahami apabila meletakan sepotong gabus diantara gelombang-gelombang dilaut. Potongan gabus akan tampak timbul tenggelam sesuai dengan gerakan berturut-turut, dari puncak dan lembah gelombang yang lebih atau kurang tinggi pada tempat yang sama.

Gerakan partikel ini dalam gelombang sama dengan gerakan potongan gabus walaupun dari pengamatan yang lebih teliti menunjukan bahwa ternyata gerakan ini lebih kompleks dari hanya sekedar gerakan naik turun. Gerakan ini adalah gerakan yang membentuk sebuah lingkaran bulat dimana gabus dan partikel-partikel yang lain diangkut keatas dan membentuk setengah lingkaran dan gerakan ini akan terus berlanjut sampai pada tempat yang tinggi yang merupakan puncak gelombang. Benda-benda ini kemudian dibawa dan membentuk lingkaran penuh melewati tempat paling bawah yaitu lembah gelombang (Pond and Picard, 1978). Semua fenomena yang di alami gelombang pada hakekatnya berhubungan erat dengan topograf dasar laut (sea bottom topography).

C. Energi Gelombang

(23)

sedimen (sedimen berukuran pasir dan kerikil) yang berada di dasar laut diangkut dan ditumpahkan dalam bentuk gosong pasir (sand bard) Dahury,1996).

1. Pergerakan Perjalanan Gelombang Menuju Pantai

Ketinggian dan periode gelombang tergantung kepada panjang fetch pembangkitannya. Fetch adalah jarak perjalanan tempuh gelombang dari awal pembangkitannya. Fetch ini dibatasi oleh bentuk daratan yang mengelilingi laut. Semakin panjang jarak fetchnya, ketinggian gelombangnya akan semakin besar.

Angin juga mempunyai pengaruh yang penting pada ketinggian gelombang. Angin yang lebih kuat akan menghasilkan gelombang yang lebih besar. Gelombang yang menjalar dari laut dalam (deep water) menuju ke pantai akan mengalami perubahan bentuk karena adanya perubahan kedalaman laut.

Apabila gelombang bergerak mendekati pantai, pergerakan gelombang di bagian bawah yang berbatasan dengan dasar laut akan melambat. Ini adalah akibat dari friksi/gesekan antara air dan dasar pantai. Sementara itu, bagian atas gelombang di permukaan air akan terus melaju. Semakin menuju ke pantai, puncak gelombang akan semakin tajam dan lembahnya akan semakin datar. Fenomena ini yang menyebabkan gelombang tersebut kemudian pecah.

E. Tipe gelombang, bila dipandang dari sisi sifat-sifatnya

(24)

Yang termasuk gelombang pembentuk pantai, bercirikan mempunyai ketinggian kecil dan kecepatan rambatnya rendah. Sehingga saat gelombang tersebut pecah di pantai akan mengangkut sedimen (material pantai). Material pantai akan tertinggal di pantai (deposit) ketika aliran balik dari gelombang pecah meresap ke dalam pasir atau pelan-pelan mengalir kembali ke laut.

2. Gelombang perusak pantai (Destructive wave)

Sedangkan gelombang perusak pantai biasanya mempunyai ketinggian dan kecepatan rambat yang besar (sangat tinggi). Air yang kembali berputar mempunyai lebih sedikit waktu untuk meresap ke dalam pasir. Ketika gelombang datang kembali menghantam pantai akan ada banyak volume air yang terkumpul dan mengangkut material pantai menuju ke tengah laut atau ke tempat lain.

Fungsi dari Gelombang Laut

(25)

Jelas bahwa ombak lautan tidak dapat terjadi tanpa angin. Mula-mula menyebabkan riak di permukaan laut dan kemudian gelombang, Gelombang membantu meminimalkan suhu ekstrem di planet ini, memindahkan air dingin dari kutub, sementara pada saat yang sama bergerak air hangat dari khatulistiwa ke arah yang dingin.

2. Melalui Permukaan Ombak, Terjadi Pertukaran Gas

Di permukaan gelombang laut, pertukaran gas terjadi dimana oksigen keluar dan karbon dioksida masuk ke dalam permukaan gelombang laut tersebut.

3. Meningkatkan kemampuan adaptasi dan kekuatan dari Makhluk hidup

(26)

4. Meningkatkan Adanya Keanekaragaman Hayati

Gelombang laut yang disebabkan oleh angin dan ombak memungkinkan penghuni laut agar larva/telur mereka diangkut dengan jarak yang jauh, sehingga muncul spesies baru dari hasil evolusi dan adaptasi dari makhluk laut yang terbawa gelombak laut tersebut.

5. Gelombang Laut Membantu Adanya Hubungan Simbiosis Mutualisme

Sementara gelombang Laut yang mengikis karang dengan terus menerjang pada mereka, organisme laut telah beradaptasi dengan ini dan menempel ke karang-karag tersebut sehingga disini membantu adanya penundaan pengikisan batu karang tersebut dalam hal ini terjadi hubungan simbiosis sejati.

6. Gelombang Laut Membantu Membuat Pantai

Pantai diciptakan oleh pasir yang dibawa naik dari dasar laut oleh ombak, yang juga mencuci pasir dan dibersihkan. Pasir diaduk dan tersuspensi dalam air yang memungkinkan untuk diangkut ke pantai oleh ombak.

7. terbentuk clif

Tebing atau jurang adalah formasi bebatuan yang menjulang secara vertikal. Tebing terbentuk akibat dari erosi. Tebing umumnya ditemukan di daerah pantai, pegunungan dan sepanjang sungai. Tebing umumnya dibentuk oleh bebatuan yang yang tahan terhadap proses erosi dan cuaca.

(27)

membesar dan membentuk notch yang semakin dalam akan membentuk gua. Akibat diterjang gelobang secara terus menerus mengakibatkan atap gua runtuh dan membentuk clif dan wave cut playform.

F. Proses Pembangkitan Gelombang di Laut

Proses terbentuknya pembangkitan gelombang di laut oleh gerakan angin belum sepenuhnya dapat dimengerti, atau dapat dijelaskan secara terperinci. Tetapi meurut perkiraan, gelombang terjadi karena hembusan angin secara teratur, terus-menerus, di atas permukaan air laut. Hembusan angin yang demikian akan membentuk riak permukaan, yang bergerak kira-kira searah dengan hembusan angin (lihat Gambar 2.3.a,b,c) (Ilemoned, 2008).

Bila angin masih terus berhembus dalam waktu yang cukup panjang dan meliputi jarak permukaan laut (fetch) yang cukup besar, maka riak air akan tumbuh menjadi gelombang. Pada saat yang bersamaan riak permukaan baru akan terbentuk di atas gelombang yang terbentuk, dan selanjutnya akan berkembang menjadi gelombang – gelombang baru tersendiri. Proses yang demikian tentunya akan berjalan terus menerus (kontinyu), dan bila gelombang diamati pada waktu dan tempat tertentu, akan terlihat sebagai kombinasi perubahan-perubahan panjang gelombang dan tinggi gelombang yang saling bertautan (Ilemoned, 2008)

Komponen gelombang secara individu masih akan mempunyai sifat-sifat seperti gelombang pada kondisi ideal, yang tidak terpengaruh oleh gelombang-gelombang lain. Sedang dalam kenyataannya, sebagai contoh, gelombang-gelombang yang bergerak secara cepat akan melewati gelombang-gelombang lain yang lebih pendek (lamban), yang selanjutnya mengakibatkan terjadinya perubahan yang terus-menerus bersamaan dengan gerakan gelombang-gelombang yang saling melampaui (Ilemoned, 2008).

(28)

gelombang demikian sebenarnya jarang dijumpai karena kondisi ‘steady’ tidak sering terjadi, dan juga’fetch’ kadang-kadang dibatasi oleh kondisi geograf lingkungan.

Bilamana angin berhenti berhembus, sistem gelombang yang telah terbentuk akan segera melemah. Karena gelombang pecah adalah merupakan mekanisme yang paling dominan, maka gelombang pendek dan lancip, akan menghilang terlebih dulu, sehingga tinggal gelombang-gelombang panjang yang kemudian menghilang oleh gaya-gaya kekentalan, yang pada dasarnya lebih kecil dari gelombang pecah.

Proses pelemahan (menghilangnya) gelombang mungkin mencapai beberapa hari, yang bersamaan dengan itu gelombang-gelombang panjang sudah bergerak dan menempuh jarak ribuan kilometer, yang pada jarak yang cukup jauh dan tempat mulainya gelombang akan dapat diamati sebagai alun (swell). Alun biasanya mempunyai periode yang sangat panjang, dan bentuknya cukup beraturan (reguler). Sistem gelombang yang terbentuk secara lokal mungkin akan dipengaruhi oleh alun yang terbentuk dan tempat yang jauh; yang tentu saja tidak ada kaitannya dengan angin local (Ilemoned, 2008)

G. SIFAT – SIFAT GELOMBANG

Pada pembahasan ini kita akan mempelajari sifat – sifat gelombang yang meliputi pemantulan, pembiasan, disperse, interferensi, difraksi dan polarisasi.

1. Pemantulan Gelombang (Refeksi Gelombang)

gambar:refraksi gelombang

Pemantulan gelombang pada tangki riak, pada pemantulan ini diperoleh gelombang lingkaran yang pusatnya adalah sumber gelombang S. Gelombang pantul yang dihasilkan oleh bidang lurus juga berupa gelombang lingkaran S sebagai pusat lingkaran. Jarak S ke bidang pantul sama dengan jarak s ke bidang pantul.

(29)

gelombang air, kita mengenal dengan istilah sinar gelombang dan muka gelombang.

Muka Gelombang

Muka gelombang (Front wave) didefnisikan sebagai tempat kedududkan titik – titik yang memiliki fase yang sama pada gelombang, pada gambar di samping ini menunjukkan lingkaran – lingkaran tersebut merupakan muka gelombang. Jarak antara muka gelombang yang berdekatan sama dengan satu gelombang (λ). Sinar gelombang adalah garis yang ditarik dengan arah tegak lurus terhadap muka gelombang.

Bila gelombang melingkar merambat terus kesegala arah maka pada jarak yang jauh dari sumber gelombang, kita akan melihat muka gelombang yang hamper lurus, seperti halnya gelombang air laut yang sampai dipantai. Muka gelombang yang seperti ini disebut sebagai muka gelombang bidang.

2. Pembiasan Gelombang (Refraksi Gelombang)

Pada pemantulan gelombang, gelombang yang tiba di batas medium akan dipantulkan ke arah semula. Pada pembiasan, gelombang yang mengenai bidang batas antara dua medium, sebagian akan dipantulkan dan sebagian lagi akan diteruskan atau dibiaskan. Gelombang yang dibiaskan ini akan mengalami pembelokan arah dari arah semula tergantung pada mediumnya.

Pada medium kedua, cepat rambat gelombang mengalami perubahan dan perubahan ini pun tergantung pada mediumnya. Dengan kata lain, pembiasan gelombang adalah pembelokan arah lintasan gelombang etelah melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda.

Pada gambar diatas diperlihatkan pembiasan cahaya dari medium udara dengan indeks bias n, ke medium air yang memiliki indeks bias n2. Menurut Hukum Snellius tentang pembiasan:

(30)

2. Sinar yang datang dari medium dengan indeks bias kecil ke medium dengan indeks bias yang lebih besar dibiaskan mendekati garis normal, dan sebaliknya.

3. Perbandingan nilai sinus sudut datang (sin i) terhadap sinus sudut bias (sin r) dari satu medium ke medium lainnya selalu tetap. Perbandingan ini disebut sehagai indeks bias relatif suatu medium terhadap medium lain. Secara matematis Hukum Snellius dapat dirumuskansebagai berikut:

n1 sin⁡ i = n2 sin⁡ r atau 2 /n1 = sin⁡ i / sin ⁡r

Dengan n1 adalah indeks bias medium pertama, n2 adalah indeks bias medium kedua, I adalah sudut dating, dan r adalah sudut bias. Adapun n21 adalah indeks bias relative medium 2 terhadap medium 1. Indeks bias mutlak didefnisikan sebagai berikut: n= c/v

Dengan :

C = laju cahaya di ruang hampa

V = laju cahaya dalam suatu medium

Indeks bias mutlak ruang hampa (n1 = 1) ke dalam air (n2), indeks bias n2 menjadi indeks bias mutlak dan dituliskan sebagai berikut:

n2= sin⁡ i / sin ⁡r

Gambar (a) menunjukkan gelombang air merambat dari satu medium menuju ke medium lain setelah melewati bidang batas antara kedua medium, gelombang tersebut mengalami pembelokan. Pada peristiwa tersebut terjadi perubahan arah rambat gelombang dan panjang gelombang λ2 lebih pendek dari pada λ1.

Gambar (b) menunjukkan adanya perubahan kecepatan gelombang. Gelombang merambat dari medium yang memiliki indeks bias n1 ke medium lain dengan indeks bias n2.

Keterangan :

(a) Perubahan panjang gelombang, λ2 lebih pendek dari pada λ1.

(31)

Dari kedua gambar tersebut diturunkan persamaan pembiasan gelombang sebagai berikut:

'sin⁡i/sin⁡r = v1/v2 = (fλ1)/(fλ2 )= λ1/λ2

Dari satu medium ke medium lainnya, frekuensi gelombang tetap. Jadi yang mengalami perubahan adalah kecepatan dan panjang gelombang

Pemantulan Sempurna

Pemantulan sempurna dapat terjadi jika sinar datang dari medium rapat ke medium kurang rapat (udara), dan sudut dating melampaui sudut kritisnya. Penerapan hukum snellius pada pemantulan sempurna memenuhi persamaan seperti dibawah ini, dengan mengetahui perbandingan indeks bias mutlak n1 dan n2 , sudut kritis

cahaya dari suatu medium dapat ditentukan. n2 sin⁡ ik= n1 sin⁡ r,dengan r =900

sehingga n2 sin⁡ ik = n1 sin ik= n1/n2

Secara umum sifat – sifat gelombang adalah:

1) Dapat mengalami pemantulan atau refeksi;

2) Dapat mengalami pembiasan atau refraksi;

3) Dapat mengalami superposisi atau interferensi;

4) Dapat mengalami lenturan atau difraksi, dan;

5) Dapat mengalami pengutuban atau polarisasi.

3. Interferensi Gelombang

Keterangan:

(a) Dua Gelombang Sefase

(32)

Dua gelombang disebut .sefase. jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama dan pada setiap saat yang sama memiliki arah simpangan yang sama pula. Adapun dua gelombang disebut berlawanan fase, jika kedua gelombang tersebut memiliki frekuensi sama, dan pada setiap seal yang sama memiliki arah simpangan yang berlawanan.

Untuk mengamati interterensi dari dua buah gelombang dapat digunakan sebuah tangki rink (ripple tank). Pertemuan kedua gelombang akan mengalami inter¬ferensi..lika pertemunan kedua gelombang saling menguatkan, disebut interf reusi maksimum atau interferensi konstruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombang sefase. Akan tetapi, jika pertemuan gelombang saling melemahkan, disebut interferensi minimum atau interferensi destruktif. Peristiwa ini terjadi jika pada titik pertemuan tersebut kedua gelombangnya berlawanan fase.

Jika dua gelombang sefase dan dua gelombang berlawanan fase mengalami interferensi, akan didapatkan seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:

(a) Interferensi maksimum dua gelombang sefase

(b) Interferensi minimum dua gelombang berlawanan fase

4. Difraksi Gelombang

Peristiwa difraksi atau lenturan dapat terjadi jika sebuah gelombang melewati sebuah penghalang atau melewati sebuah celah sempit. Pada suatu medium yang serba sama, gelombang akan merambat lurus. Akan tetapi, jika pada medium tersebut gelomhang terhalangi, bentuk dan arah perambatannya dapat berubah.

5. Dispersi Gelombang

(33)

Gelombang cahaya mengalami disperse. Dengan sifat disperse gelombang cahaya pada prisma, kita dapat menentukan lebar spektrum matahari. Misalkan cahaya polikromatik (cahaya matahari) dilewatkan pada prisma dengan indeks bias n2 dalam medium berindeks bias n1, dan sudut pembias β seperti pada gambar dibawah ini.

Besar sudut yang dibentuk antara sinar yang masuk ke prisma dan yang keluar prisma disebutsudut deviasi, yang besarnya dapat ditulis sebagai berikut:

D=i+r'- β

Keterangan:

β = sudut pembias prisma

i = besar sudut cahaya dating ke prisma

r’ = besar sudut cahaya saat meninggalkan prisma

Dengan menggunaka hukum Snellius, kita dapat menghitung sudut deviasi minimum sebagai berikut:

Dm=2i-β

Bila sudut pembias lebih besar dari 150 (β > 150) besar sudut deviasi minimum n1

sin ((Dm+ β))/2= n_2 sin⁡(β/2)

Bila sudut pembias lebih kecil dari 150 (β < 150) maka

Dm =(n2/n1 - 1)β

Keterangan:

n1 = indeks bias medium di sekitar prisma, bila udara n = 1

n2 = indeks bias prisma

(34)

Sudut Dispersi

Bila cahaya putih (polikromatik) atau cahaya matahari melewati suatu prisma maka cahaya yang keluar dari prisma berupa spektrum cahaya matahari yang terdiri atas warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nilla, dan ungu. Penguraian warna polikromatik menjadi warna monokromatik yang disebabkan oleh perbedaan cepat rambat dari masing – masing warna disebut dengan disperse. Setiap warna cahaya memiliki sududt deviasi minimum masing – masing. Selisih deviasi warna ungu dengan warna merah disebut sudut dispersi. Jadi, lebar sudut disperse atau lebar spectrum matahari dapat dinyatakan sebagai berikut:

φ= (nμ- 1)β - (nm- 1)β atau φ= (nμ- nm )β

Dengan:

nµ = indeks bias sinar ungu

nm = indeks bias sinar merah

φ = sudut disperse

β = sudut pembias prisma

6. Polarisasi Gelombang

Gelombang yang hanya merambat pada satu bidang disebut gelombang terpolarisasi linier, sedangkan gelombang yang merambat tidak pada satu bidang disebut gelombang takterpolarisasi.

Keterangan :

(a) Gelombang terpolarisasi linier pada arah vertical

(b) Gelombang terpolarisasi linier pada arah horizontal

(c) Gelombang takterpolarisasi

(35)

Gambar

Tabel 1.  Klasifkasi gelombang berdasarkan periode

Referensi

Dokumen terkait

data, meminjam arsip, mengembalikan arsip, pencarian arsip, membuat kartu kendali dan fungsi-fungsi lain. 3) Buku Agenda Surat Masuk-Keluar, merupakan buku agenda digital

Media juga dapat digunakan sebagai nsarana untuk menjembatani siswa dalam belajar sehingga materi yang dirasa sulit dipelajari akan berasa sangat mudah apabila

Harmonisa arus merupakan gelombang distorsi yang merusak bentuk gelombang fundamental (sinusoidal) arus, sehingga bentuk gelombang arus menjadi buruk (tidak

Dari percobaan yang telah dilakukan sebanyak 30 data uji didapatkan hasil keluaran sistem yang sesuai sebanyak 28 dimana ketidak sesuaian keluaran dari sistem

Pada bagian akhir pembelajaran topik &#34;Pekerjaan dan Profesi&#34;, pemelajar diminta mempre- sentasikan secara lisan situasi &#34;Mampu menjelaskan secara cukup rinci kepada

5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, diselenggarakan oleh Lembaga Kajian Persaingan dan Kebijakan Usaha. Jakarta

a) Bamandi-Mandi, dimana pada masa dahulu prosesi bamandi-mandi dilakukan oleh calon anak daro di tepian sungai, yang di damping oleh saudara perempuannya dan

Pendapat ini dikuatkan oleh Yafie bahwa pemanfaatan dana zakat yang dijabarkan dalam ajaran fiqih memberi petunjuk perlunya suatu kebijakan dan kecermatan, di mana perlu