• Tidak ada hasil yang ditemukan

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KL – 4099 Tugas Akhir

Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari

Bab 4

ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

(2)

Bab

ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari

4.1 Analisa Pasang Surut

Pengukuran pasang surut dilakukan di 1 lokasi yaitu disekitar lokasi studi selama 15 hari penuh, dipilih di lokasi yang dianggap mewakili kawasan kajian (Gambar 4.1). Pencatatan muka air pasang surut dilakukan setiap 1 jam sekali. Elevasi rambu pasang surut diikatkan pada BM terdekat. Data pasang surut hasil survei 15 hari dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Data pasut Dishidros dijadikan sebagai kalibrasi untuk data hasil survei pasut. Data pasang surut Dishidros TNI-AL di lokasi Manokwari dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4.1 Lokasi survei pasang surut.

(Sumber : diolah dari http://maps.google.com)

= Survei Pasang Surut

4

(3)

Gambar 4.2 Grafik data pasang surut hasil survei pasang surut selama 15 hari.

-1.50 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00

0 100 200 300 400 500 600 700

Elevasi Muka Air (m)

Waktu (jam)

Data Elevasi Muka Air Dishidros TNI-AL

Gambar 4.3 Grafik data elevasi muka air Dishidros TNI-AL di Kabupaten Manokwari.

-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

0 100 200 300

Ele va si M uk a A ir (m )

Jam

(4)

Gambar 4.4 Grafik perbandingan data elevasi muka air hasil survei 15 hari dengan data Dishidros TNI-AL di Kabupaten Manokwari.

Nilai elevasi penting pasang surut di Manokwari berdasarkan Data Dishidros TNI-AL dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Nilai Elevasi-Elevasi Penting Pasang Surut di Manokwari

Elevasi Acuan Singkatan cm m

Highest High Water Level (HHWL ) 210.73 2.107

Mean High Water Spring (MHWS) 195.45 1.955

Mean High Water Level (MHWL) 165.17 1.652

Mean Sea Level (MSL ) 113.77 1.138

Mean Low Water Level (MLWL) 64.07 0.641

Mean Low Water Spring (MLWS) 17.73 0.177

Lowest Low Water Level (LLWL ) 0 0.000

Elevasi Acuan Singkatan cm m

Highest Water Spring (HWS ) 96.960 0.970

Mean High Water Spring (MHWS) 81.680 0.817

Mean High Water Level (MHWL) 51.400 0.514

Mean Sea Level (MSL ) 0.000 0.000

Mean Low Water Level (MLWL) -49.700 -0.497

Mean Low Water Spring (MLWS) -96.040 -0.960

Lowest Water Spring (LWS ) -113.770 -1.138

Nilai Elevasi-elevasi Penting

Nilai Elevasi-elevasi Penting diikatkan pada MSL

Dari Tabel 1.1 tersebut didapat nilai tunggang pasang surutnya sebesar 210,73 cm ( 2,107 m).

-1.2 -1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

0 100 200 300

Elevasi Muka Air (m)

Jam

Survei Dishidros

(5)

4.2 Hasil Analisa Hindcasting

Interaksi antara angin dan permukaan air menyebabkan timbulnya gelombang (gelombang akibat angin atau wind induced wave). Peta perairan lokasi dan sekitarnya diperlukan untuk menentukan besarnya “fetch” atau kawasan pembentukan gelombang.

Fetch adalah daerah pembentukan gelombang yang diasumsikan memiliki kecepatan dan arah angin yang relatif konstan. Adanya kenyataan bahwa angin bertiup dalam arah yang bervariasi atau sembarang, maka panjang fetch diukur dari titik pengamatan dengan interval 5

0

. Fetch efektif di lokasi pekerjaan yang digunakan dalam proses hindcasting dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Gambar 4.5 Peta Fetch Sorong

Tabel 4.2 Panjang Fetch Efektif di Sorong (m)

Arah Fetch Efektif (km )

Utara 200000

Timur Laut 200000

Timur 143368

Tenggara 150524

Selatan 179270

Barat Daya 104357

Barat 161813

Barat Laut 200000

(6)

Dari proses hindcasting ini didapatkan data gelombang signifikan beserta periodanya sebanyak data angin yang dimiliki. Distribusi tinggi gelombang dapat dilihat pada Tabel 4.5 sedangkan data tinggi maksimum tahunan di lepas pantai Manokwari dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.3 Distribusi Tinggi Gelombang (%) di Lepas Pantai Manokwari

Persentase Kejadian Gelombang Bulan Januari s.d. Desember 1996-2005

di Lepas Pantai Manokwari

Arah Tinggi Gelombang (m)

< 0.5 0.5-1.0 1.0-1.5 1.5-2.0 2.0-2.5 > 2.5 Total Utara 5.933 3.415 1.624 0.830 1.117 1.113 14.03 Timur Laut 2.504 1.049 0.502 0.253 0.359 0.627 5.29 Timur 3.239 0.656 0.107 0.010 0.000 0.000 4.01 Tenggara 6.106 2.449 0.764 0.403 0.112 0.068 9.90 Selatan 8.006 4.377 2.585 2.019 3.396 7.195 27.58 Barat Daya 5.362 1.828 0.516 0.414 0.073 0.014 8.21 Barat 3.977 0.806 0.113 0.092 0.016 0.000 5.01 Barat Laut 4.524 1.088 0.262 0.098 0.067 0.011 6.05

Bergelombang = 80.08

Tidak Bergelombang (calm) = 17.86

Tidak Tercatat = 2.06

T o t a l = 100.00

Persentase 100% pada Tabel 4.3 di atas merupakan persentase dari seluruh kejadian bergelombang, tidak bergelombang dan tidak tercatat. Yang dimaksud dengan kejadian tidak bergelombang disini adalah kejadian dimana angin bertiup dari arah daratan, artinya data angin memiliki nilai kecepatan x knot tapi arah datang angin tersebut berasal dari daratan sehingga dapat dianggap daerah pembentukan gelombangnya (fetch) bernilai nol. Semua arah daerah pembentukan angin yang berasal dari daratan tidak memiliki nilai fetch (nol) karena gelombang tidak terbentuk dari pantai menuju lautan lepas tapi sebaliknya.

Sedangkan untuk kejadian tidak tercatat adalah kejadian dimana daerah pembentukan gelombangnya (fetch) tidak nol tapi dari arah tersebut tidak ada data angin yang tercatat.

Seluruh angka-angka statistik pada Tabel 4.3 dapat disajikan secara visual dalam bentuk

waverose seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.6.

(7)

Gambar 4.6 Waverose Total Tahun 1996 – 2005.

4.3 Hasil Analisis Tinggi Gelombang Rencana di Laut Dalam

Dari hasil hindcasting didapat nilai tinggi gelombang signifikan maksimum di laut dalam yang tertera pada Tabel 4.3 di atas. Dari nilai tinggi gelombang signifikan maksimum ini kemudian dilakukan analisis harga ekstrim dan analisis frekuensi gelombang rencana dengan metode yang digunakan terdiri atas beberapa distribusi yaitu Log Normal, Pearson III, Log Pearson III dan Gumbel. Dari kelima distribusi teoritis ini kemudian dipilih distribusi yang mendekati data untuk menentukan nilai tinggi gelombang rencana.

Untuk menghitung perioda gelombang rencana, grafik hubungan tinggi gelombang signifikan terhadap periodanya, yang merupakan hasil dari proses hindcasting, dibuat.

Dari grafik tersebut (disajikan dalam Gambar 4.7), model garis yang mewakili sebaran

(8)

titik-titik data tersebut dapat dihitung, yaitu yang dirumuskan dengan persamaan di bawah ini:

1.885

0.058( )

s s

H = T

Tabel 4.4 sampai Tabel 4.12 menunjukkan tinggi gelombang ekstrim yang terjadi di lepas pantai Manokwari.

Tabel 4.4 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Timur Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 1.68

100 1.67

50 1.64

25 1.61

10 1.55

5 1.47

3 1.39

2 1.28

Tabel 4.5 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Tenggara Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 3.62

100 3.48

50 3.33

25 3.16

10 2.91

5 2.68

3 2.47

2 2.26

Tabel 4.6 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Selatan Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 4.49

100 4.42

50 4.34

25 4.25

10 4.09

5 3.94

3 3.78

2 3.60

(9)

Tabel 4.7 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Barat Daya Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 3.13

100 3.03

50 2.91

25 2.78

10 2.55

5 2.33

3 2.11

2 1.88

Tabel 4.8 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Utara Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 4.69

100 4.47

50 4.25

25 4.02

10 3.70

5 3.43

3 3.21

2 3.00

Tabel 4.9 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Timur Laut Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 8.19

100 6.91

50 5.76

25 4.74

10 3.54

5 2.72

3 2.15

2 1.70

(10)

Tabel 4.10 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Barat Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 2.28

100 2.28

50 2.26

25 2.24

10 2.17

5 2.06

3 1.91

2 1.72

Tabel 4.11 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Barat Laut Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 4.58

100 4.22

50 3.85

25 3.74

10 2.94

5 2.50

3 2.14

2 1.81

Tabel 4.12 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Semua Arah Dengan Perioda Ulangnya

Return Period Ekstrim Value

(Year) Wave Height (m)

200 4.21

100 4.20

50 4.18

25 4.16

10 4.09

5 4.01

3 3.91

2 3.78

(11)

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara tinggi gelombang signifikan (Hs) dengan periodanya (Ts).

(12)

4.4 Pengambilan Contoh Sedimen

Pengambilan contoh sedimen dilakukan di sekitar pantai di daerah surf zone, tersebar merata dalam rentang kawasan pantai yang dikaji sebanyak 10 titik. Gambar lokasi penganmbilan sedimen dasar dapat dilihat pada Gambar 4.5.

Selanjutnya contoh sedimen ini diuji di laboratorium mekanika tanah guna mendapatkan gradasi ukuran butiran sedimen termasuk d

50

seperti ditunjukkan pada Tabel 1.3.

Gambar 4.8 Lokasi pengambilan contoh sedimen dasar di Manokwari.

(13)

Tabel 4.13 Ukuran d50 Sampel Sedimen Lokasi Koordinat d

50

(mm)

SD-1 53 M 0399644

(Pasir Putih) UTM 9902984

SD-2 53 M 0103294

(Desa Abasi) UTM 9903374

SD-3 53 M 0401944

(Pasir Rido) UTM 9902786

SD-4 53 M 0400850

(Pasir Rido) UTM 9903829

SD-5 53 M 0400388

(Pasir Putih) UTM 9903466

SD-6 53 M 0403545

UTM 9903668

SD-7 53 M 0398785

(Mansinam) UTM 9901412

SD-8 53 M 0399886

(Pasir Putih/Kuburan) UTM 9903483

SD-9 53 M 0399722

(Desa Jamapu/Mansinam) UTM 9901719

SD-10 53 M 0399134

(Dermaga Mansinam) UTM 9901728

0.32

1.6

2.9

2 3.4

3.2

1.8

0.95

0.9

0.34

4.5 Analisa Mekanika Tanah/Penyelidikan Tanah

Hasil penyelidikan tanah di lokasi rencana bangunan Pantai hasil dari pekerjaan sondir disajikan pada Tabel 4.14.

Hasil analisis saringan \untuk menentukan ukuran butiran sedimen hasil survei mekanika

tanah disajikan pada halaman Lampiran Ukuran Butiran.

(14)

Tabel 4.14 Deskripsi Lapisan Tanah Berdasarkan Data Sondir

Sondir Kedalaman ( m )

qc (kg/cm2)

Sifat Tanah (Kepadatan)

S.1 0.20 – 3.00 32 – 81 Sedang

3.20 – 3.80 115 – 139 Padat

> 4.00 > 200 Sangat Padat

S2 0.20 – 2.60 27 – 97 Sedang

2.80 – 3.20 110 – 145 Padat

3.40 – 3.60 170 – 200 Sangat Padat

S3 0.00 – 0.20 0 - 20 Lepas

0.40 – 1.20 32 - 91 Sedang

1.40 – 2.20 101 – 146 Padat

2.40 – 2.80 155 – 200 Sangat Padat

S4 0.20 – 0.60 42 – 75 Sedang

0.80 – 1.00 110 - 140 Padat

1.20 – 1.40 172 - 200 Sangat Padat

S5 0.00 – 0.40 0 – 25 Lepas

0.60 – 2.20 32 – 75 Sedang

2.40 – 2.60 105 – 135 Padat

2.80 – 3.00 170 – 200 Sangat Paddat

S6 0.00 – 0.20 0 – 20 Lepas

0.40 – 0.60 55 – 80 Sedang

0.80 – 1.00 115 – 130 Padat

1.20 – 1.60 160 – 200 Sangat Padat

S7 0.20 – 0.80 40 – 85 Sedang

1.00 – 1.40 100 - 132 Padat

1.60 – 1.80 165 – 200 Sangat Padat

S8 0.20 – 1.20 32 – 82 Sedang

(15)

Sondir Kedalaman ( m )

qc (kg/cm2)

Sifat Tanah (Kepadatan)

1.40 – 2.00 105 - 145 Padat

2.20 – 2.60 160 - 200 Sangat Padat

S9 0.00 – 0.40 0 – 28 Lepas

0.60 – 2.00 35 – 90 Sedang

2.20 – 3.20 105 – 145 Padat

3.40 – 4.00 157 – 200 Sangat Padat

S10 0.20 – 1.40 35 – 87 Sedang

1.60 – 2.00 100 - 127 Padat

2.20 – 2.60 155 – 200 Sangat Padat

4.6 Analisa Data Topografi

Hasil dari survei topografi ini adalah peta dasar lokasi pekerjaan yaitu di sekitar Pantai Manokwari (Pasir Putih, Pasir Rido, Pasir Dua) dan Pantai Pulau Mansinam.

Peta dasar hasil survei topografi ini dapat dilihat pada halaman Lampiran A Peta Dasar.

(16)

Bab ... 1

ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI ... 1

Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari ... 1

4.1 Analisa Pasang Surut ... 1

4.2 Hasil Analisa Hindcasting ... 4

4.3 Hasil Analisis Tinggi Gelombang Rencana di Laut Dalam ... 6

4.4 Pengambilan Contoh Sedimen ... 11

Pengambilan contoh sedimen dilakukan di sekitar pantai di daerah surf zone, tersebar merata dalam rentang kawasan pantai yang dikaji sebanyak 10 titik. Gambar lokasi penganmbilan sedimen dasar dapat dilihat pada Gambar 4.5. ... 11

Selanjutnya contoh sedimen ini diuji di laboratorium mekanika tanah guna mendapatkan gradasi ukuran butiran sedimen termasuk d

50

seperti ditunjukkan pada Tabel 1.3. ... 11

4.5 Analisa Mekanika Tanah/Penyelidikan Tanah ... 12

4.6 Analisa Data Topografi ... 14

Gambar 4.1 Lokasi survei pasang surut. ... 1

Gambar 4.2 Grafik data pasang surut hasil survei pasang surut selama 15 hari. ... 2

Gambar 4.3 Grafik data elevasi muka air Dishidros TNI-AL di Kabupaten Manokwari. ... 2

Gambar 4.4 Grafik perbandingan data elevasi muka air hasil survei 15 hari dengan data Dishidros TNI-AL di Kabupaten Manokwari. ... 3

Gambar 4.5 Peta Fetch Sorong ... 4

Gambar 4.6 Waverose Total Tahun 1996 – 2005. ... 6

Gambar 4.7 Grafik hubungan antara tinggi gelombang signifikan (H

s

) dengan periodanya (T

s

). ... 10

Gambar 4.8 Lokasi pengambilan contoh sedimen dasar di Manokwari. ... 11

Tabel 4.1 Nilai Elevasi-Elevasi Penting Pasang Surut di Manokwari ... 3

Tabel 4.2 Panjang Fetch Efektif di Sorong (m) ... 4

Tabel 4.3 Distribusi Tinggi Gelombang (%) di Lepas Pantai Manokwari ... 5

Tabel 4.4 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Timur Dengan Perioda Ulangnya ... 7

Tabel 4.5 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Tenggara Dengan Perioda Ulangnya ... 7

Tabel 4.6 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Selatan Dengan Perioda Ulangnya ... 7

Tabel 4.7 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Barat Daya Dengan Perioda Ulangnya ... 8

Tabel 4.8 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Utara Dengan Perioda Ulangnya ... 8

(17)

Tabel 4.9 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Timur Laut Dengan Perioda Ulangnya ... 8

Tabel 4.10 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Barat Dengan Perioda Ulangnya ... 9

Tabel 4.11 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Arah Barat Laut Dengan Perioda Ulangnya .... 9

Tabel 4.12 Nilai Gelombang Ekstrim Dari Semua Arah Dengan Perioda Ulangnya ... 9

Tabel 4.13 Ukuran d50 Sampel Sedimen ... 12

Tabel 4.14 Deskripsi Lapisan Tanah Berdasarkan Data Sondir ... 13

Gambar

Gambar 4.1  Lokasi survei pasang surut.
Gambar 4.2  Grafik data pasang surut hasil survei pasang surut selama 15 hari.  -1.50-1.00-0.500.000.501.00 0 100 200 300 400 500 600 700
Gambar 4.4  Grafik perbandingan data elevasi muka air hasil survei 15 hari  dengan data Dishidros TNI-AL di Kabupaten Manokwari
Gambar 4.5  Peta Fetch Sorong
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada setiap penutupan lahan juga dilakukan pengukuran kondisi fisik lingkungan lain yang terdiri atas laju infiltrasi, suhu dan kelembapan udara, suhu dan kelembapan tanah,

Pada viskometer digital, viskositas air gula di tentukan dengan cara mengaduk larutan air gula dengan pengaduk yang telah ada pada alat tersebut, semakin kental suatu

diperoleh untuk nilai yang diperoleh untuk variabel Kepuasan Kerja (X) dengan kinerja karyawan (Y) sebesar 0.479 dianggap terdapat hubungan antara variabel Kepuasan

Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah keragaan hibrida hasil persilangan intraspesifik 4 populasi ikan nila ( Red NIFI, NIRWANA, Merah lido, dan BEST,) secara

Jumlah produksi minimal perminggu setiap usaha rotan yang ada di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru untuk produk keranjang motor tertinggi yaitu terjadi pada usaha “ Dona

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengujian Kendaraan Bermotor dan Retribusi ( Lembaran Daerah Kabupaten

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, bahwa kondisi pH optimum pada proses reduksi terjadi pada pH 4 dengan besar persen penurunan sekitar

Bila seorang ibu, karena takut akan diketahui orang bahwa ia telah melahirkan anak, menempatkan anaknya itu untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud