BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (class action research). Penelitian ini bermaksud memecahkan
masalah yang ditemui dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga
termasuk penelitian deskriptif yaitu menggambarkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai.
Terdapat empat macam bentuk penelitian tindakan, yaitu: (1)
penelitian tindakan guru sebagai peneliti, (2) penelitian tindakan kolaboratif,
(3) penelitian tindakan simultan terintegratif, dan (4) penelitian tindakan sosial
eksperimental.1 Dari empat penelitian tersebut, penelitian ini termasuk dalam
penelitian tindakan guru sebagai peneliti.
Keempat bentuk penelitian tindakan tersebut di atas, ada persamaan
dan perbedaannya. Ciri-ciri dari setiap penelitian tergantung pada:2 (1) tujuan
utamanya atau pada tekanannya, (2) tingkat kolaborasi antara pelaku peneliti
1
Sukidin dkk, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas (Surabaya: Insan Cendekia, 2002), h. 54.
2
dan peneliti dari luar, (3) proses yang digunakan dalam melakukan penelitian,
dan (4) hubungan antara proyek dengan sekolah.
Penelitian ini memilih bentuk guru sebagai peneliti, dimana guru
sangat berperan dalam proses penelitian tindakan kelas. Dalam bentuk ini,
tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran di kelas. Dalam kegiatan ini, guru terlibat langsung
secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
Kehadiran pihak lain dalam penelitian ini peranannya tidak dominan dan
sangat kecil.
Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran yang
berkesinambungan. Kemmis dan Taggart menyatakan bahwa model
penelitian tindakan adalah berbentuk spiral.3 Tahapan penelitian tindakan
pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan
refleksi. Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan
kebutuhan dan dirasa sudah cukup.
B. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam
melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.
3
Penelitian ini bertempat di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Model
Manado, tepatnya di Jalan Hasanudin 14 Kelurahan Islam Kecamatan
Tuminting Kota Manado Propinsi Sulawesi Utara.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau
saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester ganjil sampai semester genap tahun pelajaran 2015/2016
atau tepatnya pada bulan September 2015 sampai dengan Mei 2016
3. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas X Jurusan MIPA
Tahun Pelajaran 2015/2016 yang keseluruhan berjumlah 161 siswa.
Kelas X MIPA dijadikan subyek karena pada kelas ini kurikulum
2013 sudah diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu, kelas ini
merupakan tempat dimana peneliti mengajar.
Adapun materi yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas
ini berkaitan dengan kompetensi dasar pada semester ganjil yaitu
tentang konsep Fiqh dan ibadah dalam Islam; penyelenggaraan
jenazah; zakat; haji dan umrah; serta qurban dan akikah menjadi
C. Desain Tindakan
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tentang hal-hal yang terjadi
di kelas atau sekelompok sasaran, dan hasilnya langsung dapat dikenakan
pada masyarakat yang bersangkutan.4 Sehingga penelitian ini merupakan
penelitian yang lebih dekat dengan penelitian kualitatif naturalistik.5 Ciri atau
karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi6 dan
kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran; adanya
langkah berfikir reflektif (reflective thinking) baik sesudah maupun sebelum
tindakan dilakukan; persoalan yang dipecahkan merupakan persoalah praktis
yang dihadapi peneliti dalam kehidupan profesi sehari-hari; adanya perlakuan
(treathment) berupa tindakan terencana untuk memecahkan masalah dan
meningkatkan kualitas. 7
Penelitian tindakan kelas adalah satu strategi pemecahan masalah
yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan
inovatif yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan
masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut
dapat saling mendukung satu sama lain.
4
Ibid. , h. 129. 5
Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Implementasi dan Pengembangannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 17
6
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas: Sebagai Pengembangan Profesi Guru (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h. 56
7
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:8
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu
benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu
ditangani serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk
melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang
dilakukan tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan
utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya
terpilih dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana
dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap
langkah dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang
berminat terhadap penelitian dapat mengecek setiap hipotesis dan
pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan
yang berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan
perbaikan terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti
tetapi menjadi tantangan sepanjang waktu.
8
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart,9 yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang
berikutnya. Setiap siklus meliputi Planning (rencana), Action (tindakan),
Observation (pengamatan), dan Reflection (refleksi). Langkah pada siklus
berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan pendahuluan
yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap
penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. 3 Alur PTK menurut Kemmis dan Taggart
Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat
pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh
peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya pengajaran
kontekstual model pengajaran berbasis masalah.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar
pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari
pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada
siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga siklus, yaitu siklus 1, 2, dan
seterusnya, dimana masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur
kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang
diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Siklus ini
berkelanjutan dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan
Langkah-langkah penelitian yang dilaksanakan dengan tahap-tahap:
1. Perencanaan
a. Merancang konsep kegiatan bersama dengan menjelaskan tahapan
pelaksanaan dalam metode Jigsaw
b. Menjelaskan sarana, keadaan pembelajaran untuk pelaksanaan
metode Jigsaw
c. Melihat kesiapan guru dalam menyiapkan pembelajaran baik
pembelajaran yang menggunakan metode konvensional maupun
metode Jigsaw
d. Menyiapkan lembar observasi untuk guru dan siswa
2. Pelaksanaan
Peneliti mengamati guru dan siswa dalam melakukan tahap-tahap
aktivitas dalam proses pembelajaran sub konsep fikih dan ibadah dalam
Islam; pengurusan jenazah; zakat; haji dan umrah dan; qurban dan akikah
dengan menggunakan metode Jigsaw dan metode konvensional. Dalam
penelitian ini cara yang digunakan untuk menentukan subyek penelitian
adalah dengan memilih kelas yang dirasa cocok untuk penelitian. Yang
menjadi subyek penelitian adalah kelas X keseluruhannya adalah jurusan
MIPA. Dibagi dalam 2 kelas yang sebagai kelompok yang menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan 2 kelas sebagai kelompok yang
3. Observasi
Menganalisis hasil tes, wawancara, hasil observasi, dan tugas
4. Refleksi
a. Setelah analisis data didapatkan indikator kinerja ketuntasan belajar
dan indikator tingkat keaktifan siswa dapat diketahui apakah sudah
tercapai atau belum dan faktor-faktor kendala yang terjadi baik dari
faktor guru ataupun siswanya.
b. Pengambilan data diperoleh dengan metode tes/evaluasi, wawancara,
dan observasi.
c. Data yang diperoleh dengan metode tes adalah hasil belajar siswa
setelah pembelajaran dilakukan.
e. Data yang diperoleh dengan metode wawancara adalah tanggapan
guru dalam menggunakan metode Jigsaw dan tanggapan siswa
setelah pembelajaran dengan metode Jigsaw
f. Data yang diambil dengan metode observasi adalah aktivitas guru dan
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
D. Teknik Pengumpul Data
Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang
fungsinya adalah: (1) untuk menentukan seberapa baik siswa telah
menguasai bahan pelajaran yang diberikan dalam waktu tertentu, (2) untuk
suatu nilai.10 Sedangkan tujuan dari tes adalah untuk mengetahui ketuntasan
belajar siswa secara individual maupun secara klasikal. Di samping itu untuk
mengetahui letak kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa sehingga dapat
dilihat dimana kelemahannya, khususnya pada bagian mana tujuan
pembelajaran yang belum tercapai.
Adapun teknik pengumpulan data
1. Teknik Observasi
Untuk memperkuat data yang dikumpulkan maka digunakan
metode observasi (pengamatan) yang dilakukan oleh teman sejawat untuk
mengetahui dan merekam aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar
mengajar.
Pada penelitian ini, teknik observasi partisipatif merupakan metode
yang digunakan peneliti. Observasi partisipatif yaitu dimana peneliti juga
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian. Dengan demikian, peneliti
mendapat dua keuntungan. Petama, kehadirannya tidak dianggap sebagai
orang asing tetapi menjadi kawan yang terlibat secara aktif dan dipercaya
responden. Kedua, atas dasar pengalamannya mereka juga dapat
memberikan data atau informasi yang muncul dalam setting penelitian.
10
Ketika dengan mengerjakan secara nyata yaitu bereinterksi dengan para
siswa, peneliti dapat menjadi nara sumber informasi dengan para siswa.11
Salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti
adalah observasi yaitu dengan menggunakan pengamatan terhadap obyek
penelitian. Observasi lakukan secara langsung maupun tidak langsung.
Observasi langsung yaitu dimana peneliti mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap situasi dan gejala-gejala subjek yang diselidiki di
lapangan, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalam situasi buatan yang secara khusus telah dikondisikan.
Sedangkan observasi tidak langsung yaitu dengan mengadakan
pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki.12 Dengan
metode observasi diharapkan mampu mengungkap gejala terhadap
fenomena sebanyak mungkin mengenai apa yang diteliti karena, dengan
menggunakan metode ini peneliti langsung mengamati kondisi yang
sebenarnya di lapangan.
Penulis dalam hal ini menggunakan teknik observasi langsung
(direct observation), yakni observasi yang dilakukan terhadap guru dan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran Fiqh. Adapun obyek penelitian
adalah peserta didik, guru, dan proses pembelajaran Fiqih serta
lingkungan Madrasah Aliyah Negeri Model Manado.
11
Sukardi, op. cit. , hal. 110-111 12
Menurut Suharsimi bahwa pada tahapan observasi, peneliti yang
melakukan pengamatan dan mencatat semua yang hal yang diperlukan
dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, kuis, presentasi, nilai
tugas dan lain-lain) atau data kualitatif (yang menggambarkan keaktifan
siswa, antusias siswa, mutu diskusi yang dilakukan dan lain-lain.13
Data-data yang diperoleh melalui observasi adalah proses
pembelajaran dengan menggunakan metode Jigsaw dan metode
konvensional pada bidang studi Fiqih dan seberapa jauh evaluasi yang
telah dilakukan dan bagaimana perbedaan hasil pembelajarannya.
2. Teknik Wawancara
Metode ini digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin mengetahui lebih mendalam tentang obyek yang akan diteliti.
Meleong mendefenisikan wawancara adalah kegiatan percakapan
dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua belah pihak yaitu
pewawancara dan yang diwawancarai. 14 Wawancara dalam penelitian
tindakan kelas bertujuan agar mereka dapat menakar pemahaman
sesama guru, siswa dan orang yang mengalami langsung proses
penelitian.
13
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 78.
14
Susan Stainback dalam Sugiono mengemukakan bahwa dengan
wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam
tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang
terjadi, dimana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. Metode ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui informasi secara detail dan
mendalam dari informan terhadap fokus masalah yang diteliti.15 Untuk
membantu peneliti dalam melakukan interview, agar dapat berlangsung
secara sistematis dan substanstif, maka akan dibuat pedoman interview
atau wawancara dalam bentuk semi structured.16
Tahap mula-mula interview yaitu menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Jawaban yang diperoleh
biasanya meliputi semua masalah penelitian dengan keterangan yang
lengkap dan mendalam.
Dalam wawancara ini peneliti berusaha agar tetap efektif sehingga
data yang diperoleh benar-benar valid sebagaimana yang dikemukakan
oleh Sukardi yaitu:
15
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2006), hal. 318.
16
a. Berusaha menjaga situasi alami, yaitu situasi dimana orang-orang atau
responden berkomunikasi dengan orang lain tentang hal-hal penting
maupun hal biasa.
b. Menerima informasi apapun yang berasal dari responden tanpa
melakukan penilaian dan penghakiman terhadap responden.
c. Bersikap sabar, tidak memotong percakapan meskipun responden
menyimpang dari topik yang ditanyakan.
d. Memberikan perhatian khusus kepada responden yang memberikan
informasi dengan percakapan yang panjang, mengalir dari mereka
e. Berperilaku sensitif terhadap kata-kata, sikap dan tindakan peneliti
dalam pertemuan maupun ketika bertatap muka dengan responden. 17
Wawancara ini dilakukan kepada guru lain terkait untuk mengetahui
komponen-komponen pembelajaran yang berkaitan pembelajaran fiqih
melalui strategi Model Jigsaw, yaitu silabus, program tahunan, program
semester, rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran dan perangkat-perangkat lain yang berhubungan dengan
pembelajaran.
Selain itu wawancara dilakukan terhadap siswa dalam rangka
mengungkapkan tentang motivasi mereka terhadap pelajaran fiqih.
17
Adapun yang menjadi fokus wawancara terhadap siswa diantaranya
adalah:
a. Bagaimana motivasi siswa baik secara internal maupun eksternal
dalam belajar Fiqh.
b. Hambatan atau gangguan dalam motivasi
c. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa termotivasi dalam belajar
Fiqh.
3. Kuesioner
Angket atau kuesioner merupakan instrumen di dalam teknik
komunikasi tidak langsung. Dengan instrumen atau alat inii data yang
dapat dihimpun bersifat informatif dengan atau tanpa penjelasan atau
interpretasi berupa pendapat, buah pikiran, penilaian, ungkapan
perasaan, dan lain-lain. Indikator untuk angket atau kuesioner
dikembangkan dari permasalahan yang ingin digali. Kuesioner atau
angket sebagai alat pengumpul data adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Berkaitan dengan
itu hal itu kuesioner atau angket dapat disebut juga sebagai wawancara
tertulis.18
18
Dalam realitasnya wawancara dan angket merupakan instrument
penelitian yang paling efektif untuk memperoleh data atau informasi dari
responden tentang suatu masalah atau topic penelitian.
Responden merupakan sumber data yang paling mengetahui
tentang dirinya sendiri atau suatu yang ada hubungannya dengan dirinya.
Data yang diketahuinya tidak dapat diamati dan tidak dapat diungkapkan
dengan alat lain karena berbentuk informasi berupa tanggapan, pendapat,
perasaan, keyakinan, cita-cita, pengalaman, motivasi dan lain
sebagainya.19
Data yang ingin diambil dari penyebaran angket ini adalah terkait
dengan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan metode
pembelajan Jigsaw maupun metode pembelajaran konvesional.
4. Teknik Dokumentasi
Sumber informasi dokumentasi memiliki objektifitas yang tinggi
memberikan informasi kepada guru sebagai tim peneliti. Informasi dari
sumber dokumen sekolah dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
dokumen resmi dan catatan pribadi.20 Dokumen resmi yaitu:
undang-undang dan peraturan pemerintah yang relevan, keputusan presiden,
keputusan menteri, laporan atau catatan pertemuan sekolah, silabus dan
19
Ibid, h. 174 20
skema kerja, tes evaluasi yang digunakan serta hasilnya dan tulisan hasil
pertemuan antar guru.
Dokumentasi tidak resmi diantaranya memo pimpinan sekolah,
catatan harian guru, lembar kerja, bab yang berisi materi pembelajaran yang
dianjurkan guru maupun yang berasal dari buku-buku teks dan sampel dari
pekerjaan siswa.
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini agak tidak
begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih
tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan
benda hidup tetapi benda mati. Dokumentasi berasal dari kata dokumen,
yang artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi berarti cara
mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada seperti
hasil evaluasi sebelum dan setelah pembelajaran.21
21
Skema prosedur penelitian diperlihatkan oleh gambar dibawah
ini:
Gambar 1: Skema prosedur penelitian
E. Sumber Data Penelitian
Data adalah sebagai fakta atau informasi yang diperoleh dari yang
didengar, diamati, dirasakan dan dipikirkan si peneliti dari aktivitas dan
tempat yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini adalah peserta didik
dalam proses pembelajaran, sedangkan data sekunder meliputi dokumen-Data tes awal (Pratest) siswa
kelas X MIPA MAN Model Manado
Kelas JIGSAW Kelas Konvensional
Hasil Penelitian 1
Analisis hasil belajar dan motivasi
Hasil Penelitian 1
Pelaksanaan JIGSAW
Pelaksanaan Konvensional
Posttest Posttest
dokumen pembelajaran guru dan catatan penilaian peserta didik
mengenai proses pembelajaran guru Fiqih.
F. Analisis Data dan Refleksi Data
Dalam rangka menyusun dan mengolah data yang terkumpul
sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan, maka digunakan analisis data kuantitatif
(angka-angka) dan pada metode observasi digunakan data kualitatif. Cara
penghitungan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa dalam proses
belajar mengajar sebagai berikut.
1. Merekapitulasi hasil tes
2. Menghitung jumlah skor yang tercapai dan prosentasenya untuk
masing-masing siswa dengan menggunakan rumus ketuntasan
belajar seperti yang terdapat dalam buku petunjuk teknis penilaian
yaitu siswa dikatakan tuntas secara individual jika mendapatkan
nilai minimal (KKM) 2,67 sedangkan secara klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang tuntas secara individu
mencapai 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama
dengan 65%.
Tes setiap siklus dianalisis dengan tujuan untuk mengetahui tingkat
Nilai yang diperoleh siswa atau ketuntasan individual dihitung
Ketuntasan belajar secara klasikal dihitung menggunakan rumus
persentase:
Ketuntasan belajar seluruh siswa jika target nilai rata-rata
mencapai 2. 67 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar 85% atau
lebih dari jumlah seluruh siswa di dalam kelas.
3. Menganalisa hasil observasi yang dilakukan oleh guru sendiri
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
G. Indikator Keberhasilan Tindakan
Indikator Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Keberhasilan penelitian ini dilihat dari adanya peningkatan
rata-rata skor siswa pada kedua siklus yang akan terlihat dari hasil
evaluasi ketuntasan belajar siswa tercapai jika > 85% siswa
2. Keberhasilan penelitian ini dilihat dari adanya motivasi belajar
siswa dalam proses pembelajaran melalui model Jigsaw yang akan
terlihat dari hasil observasi.
Dalam penelitian ini akan dibahas metode penentuan objek penelitian,
metode pengumpulan data serta analisis data.
H. Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hampir
sejenis dengan metode eksperimen. Metode eksperimen adalah merupakan
salah satu metode yang paling tepat untuk mengetahui faktor-faktor yang
menyebabkannya. 22 Desain perlakuan yang akan dilakukan dalam penelitian
adalah sebagai berikut:
- Kelompok Tindakan Penelitian Kelas (PTK)
- Guru menerangkan konsep pembelajaran
- Guru membagi siswa dalam kelompok asal dan kelompok ahli
- Siswa telah bergabung bersama kelompok ahli masing-masing untuk
membahas dan mengerjakan latihan sub pokok bahasan yang menjadi
bagiannya
Klm Ahli 1
Klm Ahli 2
Klm Ahli 3
22
Klm Ahli 4
Klm Ahli 5
- Setelah selesai melakukan pembahasan maka kembali kelompok asal
dan bergantian mengajarkan kepada anggota kelompoknya sesuai
dengan pokok bahasan yang dipelajari
- Guru memberi tugas dan latihan soal untuk dibahas dalam kelompok
Klm Asal 1 Klm Asal 2 Klm Asal 3 Klm Asal 4 Klm Asal 5
- Guru mengumpulkan tugas siswa dan memberi kunci jawaban soal
latihan
- Guru memberikan soal mandiri
- Guru melakukan evaluasi
- Guru menghitung skor individu