Mekanika Teknik
TPE 121 / 3 sks
Dr. Andasuryani, STP,MSi.Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
RPS Mata Kuliah
PENDAHULUAN
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
Identitas Mata Kuliah:
Nama Mata Kuliah : Mekanika Teknik Kode Mata Kuliah/ SKS : TPE 121/3 (3+0) Pelaksanaan : Semester II (Genap) Prasyarat : Tidak ada
Status Mata Kuliah : Wajib Ipteks Pendukung
No. Pokok Bahasan
1 Pendahuluan
2 Vektor-vektor Gaya 3 Kesetimbangan partikel 4 Resultan sistem gaya
5 Kesetimbangan Benda Tegar 6 Analisis struktur
7 Gaya –gaya dalam 8 Kinematika Partikel
9 Kinetika Partikel: Gaya dan Percepatan 10 Kinetika Partikel: Usaha
Tujuan/
Outcomes
Pembelajaran
•
Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu
menganalisis, mengevaluasi dan menghitung berbagai masalah yang
berkaitan dengan
enginering
dengan menerapkan dasar-dasar
Norma Akademik selama perkuliahan yakni :
• Akan mengikuti perkuliahan dengan sungguh-sungguh.
• Kehadiran perkuliahan mahasiswa minimal 80%.
• Baik dosen maupun mahasiswa bersedia untuk menghadiri kelas tepat pada waktunya.
• Jika keterlambatan terjadi 15 menit setelah waktu yang ditentukan (tanpa ada konfirmasi sebelumnya kepada penanggung jawab kelas/dosen) maka mahasiswa tersebut tidak diizinkan mengikuti perkuliahan dan bagi dosen bersedia untuk mencari jadwal pengganti.
• Jika tidak bisa menghadiri kelas karena izin / sakit maka disertai dengan Surat Pengantar/Surat Dokter.
• Akan menjujung tinggi aspek kejujuran dan tidak akan membuat kecurangan, mengganggu proses belajar mengejar, dan plagiatisme.
• Tidak menggunakan fasilitas telekomunikasi selama berlangsungnya perkuliahan.
Referensi
• Hibbeler,R.C. 2004. Engineering Mechanics : Statics. Pearson Education International. • Hibbeler,R.C. 2004. Engineering Mechanics : Dynamics. Pearson Education International.
• Meriem, J.L. & Kraige, L.G. 2000. Mekanika Teknik: Statika. Erlangga. Jakarta. (Alih Bahasa oleh Mulia Tony, Univ. Indonesia)
Dosen Pengampu:
•
Dr. Andasuryani, S.TP, M.Si
Beberapa Ilustrasi
OUTLINE
• BESARAN DASAR DAN SATUAN PENGUKUAN
• BEBERAPA PENGERTIAN
• KONSEP- KONSEP DASAR
TUJUAN
• Mempelajari besaran-besaran dasar mekanika.
• Mempelajari hukum Newton tentang gerak dan gravitasi.
MEKANIKA
MEKANIKA BENDA TEGAR
STATIKA DINAMIKA
MEKANIKA BENDA DEFORMABLE
• MEKANIKA:
Cabang ilmu fisika yang membahas keadaan benda diam atau bergerak yang dipengaruhi oleh aksi gaya-gaya.
• STATIKA:
Bidang yang mempelajari benda diam atau bergerak dengan kecepatan tetap
KONSEP-KONSEP DASAR
• Panjang dibutuhkan untuk posisi sebuah titik di dalam ruangan dan melukiskan ukuran dari sistem fisik (mendefenisikan jarak dan sifat geometri dari benda).
• Waktu merupakan peristiwa yang berurutan dan merupakan besaran yang berperan penting dalam dinamika.
• Massa merupakan sifat bahan yang dapat dibandingkan aksi dari sebuah benda dengan benda lain yang nilainya tetap dimanapun berada.
•
Model atau Idealizations
• Disamping besaran dasar di atas, terdapat juga konsep dasar dan prinsip-prinsip tertentu yang digunakan dalam mekanika teknik dengan tujuan untuk
menyederhanakan aplikasi dari teori.
• Konsep dasar ini diistilahkan dengan model atau pengidealan.
•
Partikel
merupakan sebuah massa tetapi ukurannya dapat diabaikan.
•
Benda tegar
merupakan kombinasi dari partikel dalam jumlah besar.
Hukum Newton
•
Hukum Newton
tentang gravitasi
F = gaya gravitasi antara dua partikel (N)
G = konstanta gravitasi (66,73 (10-12) m3/(kg. s2)
Hukum Newton
•
Hukum Newton
tentang berat
Pada kasus partikel yang terletak di atau dekat permukaan bumi dan
satu-satunya gaya gravitasi yang terbesar antara bumi dan partikel maka gaya ini
disebut dengan berat, dan gaya gravitasi akan menjadi satu-satunya yang
dipertimbangkan dalam studi mekanika.
SATUAN-SATUAN PENGUKURAN
- Ada 3 satuan dasar 1) Panjang
2) Waktu 3) Massa Gaya
- Sistem satuan :
Nama Panjang Waktu Massa Gaya
SI meter
Faktor Konversi
• Besaran FPS SI
Gaya lb 4.448 2 N Massa slug 14.593 8 kg Panjang ft 0.304 8 m
1 ft = 12 in (inches) 5280 ft = mi (mile)
SI units
•
Prefiks
Jika besaran numerik bernilai sangat besar
atau sangat kecil, maka besaran numerik
Bentuk Eksponen Prefiks Simbol SI
Multiple
1 000 000 000 109 giga G
1 000 000 106 mega M
1 000 103 kilo k
Submultiple
0.001 10-3 mili m
Aturan Penggunaan Simbol SI
1)Sebuah simbol tidak pernah ditulis dengan jamak “s”, karena akan membingungkan dengan satuan waktu detik (s).
3)Besaran yang terdiri dari beberapa unit dipisahkan dengan tanda titik untuk mencegah
kebingungan dengan notasi prefiks.
Contoh N = kg . m/s
2= kg . m .s
-2.
m . s ( meter-second)
ms (mili-second)
4)Pangkat eksponen untuk satuan yang mempunyai prefiks sebaiknya diberi tanda kurung
Contoh: µN
2= (µN)
2= µN x µN
5) Gunakan jarak untuk 3 digit dan selalu gunakan desimal, cegah penggunaan pembagian Contoh: 8537 sebaiknya 8 537
15 ¼ sebaiknya 15.25
6) Ketika melakukan perhitungan, nyatakan angka-angka tersebut dalam satuan dasar atau turunan dengan mengkonversi semua prefiks ke dalam pangkat 10. Setelah perhitungan, sebaiknya nilai angka berkisar antara 0.1 sampai 1000 atau pilih prefiks yang sesuai.
Contoh: (50 kN)(60 nm) = [50 (103) N][60 (10-9)m]
= 3000 (10-6) N . m
7)Prefiks majemuk sebaiknya tidak digunakan Contoh: kµs (kilo-micro-second) sebaiknya 1kµs = 1(103)(10-6)s
= 1(10-3)s
= 1 ms
8)Sebaiknya jangan menggunakan prefiks sebagai angka pembagi dari satuan kecuali kg. Contoh : N /mm sebaiknya kN/m
m/mg sebaiknya Mm/kg
Contoh soal
•
1. Konversikan 2 km/jam menjadi m/s dan ft/s !
•
2. Konversikan 300 lb.s dan 52 slug/ft
3ke dalam SI !
•
3. Evaluasi penggunaan prefix
•
(50 mN) (6 GN)
•
(400 mm) (0.6 MN)
2• 4. Nyatakan masing-masing besaran berikut dalam SI unit yang benar dengan menggunakan pendekatan prefix: • 0.000431 kg
• 35.3 (103) N
• 0.00532 km
• 5. Nyatakanlah masing-masing kombinasi satuan dalam bentuk SI yang benar dengan menggunakan pendekatan prefix:
• m/ms
• μkm
• ks/mg
• 6. Evaluasilah angka-angka berikut dan nyatakan dalam pendekatan prefix: • (430 kg)2
Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
VEKTOR
–
VEKTOR GAYA
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
OUTLINE
• Vektor-Vektor Gaya • SKALAR DAN VEKTOR
• OPERASI-OPERASI PADA VEKTOR
• PENAMBAHAN VEKTOR DARI GAYA-GAYA
Tujuan:
• Mempelajari penambahan gaya-gaya dan penyelesaiannya menggunakan hukum jajaran genjang
• Mempelajari gaya dan posisi dalam bentuk vektor kartesius dan menentukan besar dan arah dari vektor • Mempelajari penentuan sudut antara 2 vektor atau proyeksi suatu vektor terhadap yang lain dengan dot
a) SKALAR DAN VEKTOR
• Sebagian besar besaran dalam mekanika dinyatakan dalam skalar dan vektor
• SKALAR
• Skalar : sebuah besaran yang dicirikan oleh sebuah angka positif atau negatif • Contoh: massa, panjang, volume
• Cara penulisan : miring (Italic), contoh : A
• Vektor
• Vektor :besaran yang mempunyai besar dan arah • Contoh: posisi, gaya, momen
• Cara penulisan: Besar : atau A Arah :
A
Sebuah vektor dinyatakan secara grafik oleh sebuah panah yang mendefenisikan :
- Besar : panjang panah
- Arah : sudut antara sumbu x dengan garis panah
Contoh vektor
1
Ekor
Garis aksi
Kepala
200
Besar : 4 unit
b) Operasi-operasi Vektor
• Perkalian dan Pembagian vektor dengan skalar
1.5 A
Perkalian dengan negatif
•
Pengurangan vektor
Perbedaan resultan antara 2 vektor A + B dari tipe yang sama dapat dinyatakan
•
Penguraian vektor
•
Persoalan yang melibatkan penambahan dua gaya dapat diselesaikan dengan:
•
Hukum Jajaran Genjang
•
Triginometri
d) Penambahan Gaya pada Bidang CoPlanar
Penentuan arah kepala panah, ada dua cara:
•
Notasi Skalar
x
F
Komponen dapat dinyatakan oleh skalar negatif dan
karena arah kepala panahnya diarahkan sepanjang sumbu x dan y negatif
•
Notasi Vektor Kartesius
•
Bermanfaat dalam penyelesaian persoalan 3 dimensi
•
i dan j digunakan untuk rancangan arah sumbu x dan y
e). Resultan Gaya pada bidang Coplanar
•
Langkah:
•
Uraikan masing-masing gaya ke dalam komponen x dan y
•
Masing-masing komponen dijumlahkan menggunakan skalar
aljabar
Y
Gunakan notasi vektor kartesius
Resultan vektor: Gunakan notasi skalar
Resultan notasi skalar:
Contoh soal (1)
•
Tentukan besar dan arah dari resultan gaya pada gambar berikut:
100
150
•
Uraikan gaya 200 lb yang bekerja pada pipa ke dalam komponen (a) x dan
y (b) x’
dan y
400
300 x
200 lb
x’
y
Soal Latihan
• (1). Tentukan besar dan arah dari resultan gaya berikut: FR = F1 + F2 dan FR’ = F1-F2
600
F1= 100 N
450
• (2). Tentukan besar gaya FR = F1 + F2 dan arahnya yang diukur searah jarum jam dari sumbu x positif.
Y
X
75 0
F1=600 N F2 = 800 N
F3=450 N
45 0
•
(3).Tentukan besar dan arah dari resultan. Arah diukur berlawanan arah jarum
jam mulai sumbu x positif.
X
30 0 F1=850 N
F3 = 750 N
F2=625 N
450
• (4). Sebuah gaya yang besarnya 500 N bekerja pada sebuah kerangka. Gaya tersebut diuraikan ke dalam 2 komponen AB dan AC. Tentukan berapa sudut θ , sehingga komponen diarahkan dari A ke C dan
mempunyai besar 400 N
300
θ
400 lb
A
• (5).Tentukan komponen x dan y dari gaya 800 lb berikut:
400
60 0
y
Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
VEKTOR
–
VEKTOR GAYA (LANJUTAN)
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
•
Penyelesaian persoalan 3 dimensi akan sangat sederhana bila
vektor-vektor tersebut dibentuk ke dalam vektor-vektor kartesius.
Vektor-vektor unit Kartesius
•
Pada 3 dimensi, vektor-vektor unit kartesius, i j, k digunakan untuk
mendesain arah sumbu x, y dan z.
Y Z
k
j
Komponen Segiempat dari sebuah vektor
• Vektor A dalam bentuk vektor kartesius
• Besar Vektor Kartesius
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor Kartesius
• Penjumlahan
• Pengurangan
Contoh 2
• Tentukan besar dan dan tentukan sudut σ, β, dan γ dari “ • a)
b)
60i 50 j 40k
NF1
40i 85 j 30k
NVektor Posisi
•
Vektor posisi merupakan suatu vektor yang lokasinya pada suatu titik di dalam
ruangan, relatif terhadap titik yang lain.
•
Jika vektor
ṝ
diperpanjang dari sumbu asal O ke titik P (x,y,z) maka vektor
ṝ
dapat
dinyatakan dalam bentuk vektor kartesius
•
Vektor posisi dalam bentuk vektor kartesius:
•
Besar vektor kartesius:
Contoh
•
Tentukan panjang dan arah vektor
ṝ
yang diukur dari titik A ke B seperti
pada gambar.
Soal 1 Vektor Kartesius
•
Tentukan besar dan arah dari resultan gaya pada gambar berikut
dengan menggunakan vektor kartesius
Y Z
50i 100 j 100k
lbSoal vektor posisi
• Seseorang sedang menarik tali di B
dengan gaya yang bekerja 70 lb. Nyatakan gaya ini dalam vektor kartesius dan
Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
(Kesetimbangan Partikel)
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
Tujuan
•
Memperkenalkan konsep diagram benda bebas untuk partikel
Kondisi kesetimbangan
• Kesetimbangan :
• Ketika sebuah partikel diam atau bergerak dengan kecepatan konstan disebut dengan KESETIMBANGAN.
• Dalam keadaan seimbang, semua gaya-gaya yang bekerja pada partikel membentuk resultan gaya = 0
• Pada kondisi keseimbangan, berlaku hukum Newton:
• Untuk menghitung semua gaya yang diperlukan baik yang diketahui atau tidak, maka perlu dibuat DIAGRAM BENDA BEBAS
Diagram Benda Bebas
• Diagram Benda Bebas:
• Bentuk secara garis besar yang memperlihatkan semua gaya-gaya yang bekerja baik diketahui atau tidak.
•
Ada dua tipe yang sering berhubungan dengan kesetimbangan:
•
Pegas
Tipe yang berhubungan dengan kesetimbangan
•
Pegas
• Pegas elastis linear: bila panjang pegas akan berubah sebesar gaya yang bekerja padanya
• F= k. Δ x
• F= gaya pada pegas (N)
• k = konstanta pegas / stiffness (N/m)
Contoh
• Sebuah pegas mempunyai nilai stiffness, k = 500 N/m dan panjang awal 0.4 m. Pegas tersebut ditarik sehingga panjangnya menjadi 0.6 m. Berapakah gaya yang dibutuhkan? Ketika pegas tersebut ditekan, ukurannya menjadi 0.2 m, maka berapakah gaya yang dibutuhkan?
•
Kabel dan puli
• Berat kabel diabaikan dan tidak dapat diregangkan
•
Prosedur menggambarkan diagram benda bebas
•
Menggambar secara garis besar, dengan memotong/isolasi partikel yang bebas dari
lingkungan
•
Memperlihatkan semua gaya-gaya
Persamaan yang berlaku
• Untuk sistem 2 dimensi
• Untuk sistem 3 dimensi
Contoh 1
Penyelesaian
F EC
:
gaya tarik EC yang bekerja pada benda
Penyelesaian
F EC
: gaya simpul yang bekerja pada tali EC
F CE :
gaya benda yang bekerja pada tali CE
Penyelesaian
F CBA : gaya CBA yang bekerja pada simpul
C
F CE : gaya tali CE yang bekerja pada simpul
Contoh 2
•
Tentukan tegangan kabel AB dan AD untuk kesetimbangan beban 250 kg
A D
C
300
Contoh 3
Soal 1
• Tentukan besar F1 dan F2 sehingga partikel P seimbang
Soal 2
Soal 3 ( 3 dimensi)
Soal 4
Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
Resultan Sistem Gaya
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
Tujuan
• Mempelajari konsep momen gaya pada bidang 2 dimensi dan 3 dimensi • Mempelajari momen kopel
• Mempelajari metode untuk menentukan resultan dari sistem gaya yang nonconruent
1) Momen Gaya
• Ketika sebuah gaya diberikan kepada sebuah benda sehingga menyebabkan sebuah benda tersebut berputar pada satu titik perputaran atau sumbu. Kecenderungan berputar disebut
Besar dan Arah Momen
–
Persamaan Skalar
Besar momen pada titik O (2 Dimensi) Mo = F.d
d = lengan momen atau jarak tegak lurus dari sumbu pada titik O terhadap garis aksi gaya (m atau ft) F = gaya aksi (N atau lb)
Mo = momen (N.m atau lb.ft)
Arah
Resultan momen dari sistem gaya pada bidang coplanar
• Persamaan:
+
M
F
d
O
Contoh 1
• Tentukan momen dari gaya 800 N yang bekerja pada rangka di titik A,B,C dan D
Penyelesaian
• MA= F . d = 800 x (1.5 + 1)=2000 N.m = 2 kN.m
• MB= F . d = 800 x (1.5)=1200 N.m = 1.2 kN.m
• MC= F . d = 800 x (0)=0 N.m
Contoh 2
Contoh 3
Contoh 4
Contoh 5
Contoh 1 (Momen-vektor kartesius)
• Tentukan resultan momen yang dihasilkan di titik O. Nyatakan dalam bentuk vektor kartesius.
lb k j
i
F1 {60 40 20 }
Contoh 2 (Momen-vektor kartesius)
Soal
2) Momen Kopel
• Kopel :
• dua gaya paralel yang sama besar
• berlawanan arah dan dipisahkan oleh jarak d.
• Momen yang dihasilkan oleh kopel disebut momen kopel
-F d
)
Momen kopel dalam persamaan skalar
•
Kopel ekivalen
: 2 kopel dikatakan ekivalen jika menghasilkan momen yang sama
•
Resultan Momen Kopel
Contoh 1
Contoh 2
Tentukan kopel ekivalen dari sepasang gaya yang melewati titik A dan B
0.1 m
A 0.3 m B
40 N
40 N
0.1 m
A 0.3 m B
Contoh 3
3) Resultan gaya dan sistem kopel
•
Persamaan Resultan Gaya:
•
Persamaan Momen kopel
F
F
R
Mc
Mo
A
B
d1 d2
d1’ d2’
F1 F2
A
FR=F1 + F2
MRA=F1 d1+ F2d’1
Contoh 1
• Tentukan resultan gaya dan resultan momen dititik A .
0.3 m
0.4 m 0.4 m 100 N
400 N 450
Contoh 2
Contoh 3
• Suatu batang AE diberi beban seperti pada gambar. Tentukan besar, arah dan lokasi dari resultan gaya yang ekivalen. Pengukuran gaya dilakukan di titik E.
• Mempelajari tentang distribusi gaya-gaya pada permukaan yang datar. • Suatu benda mendapat beban terdistribusi, bisa karena
• : adanya fluida
• : adanya berat bahan/ material yang membebani benda
Contoh
PR
PR
Latihan
Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
Tujuan:
• Mengembangkan persamaan kesetimbangan untuk benda tegar • Memperkenalkan konsep diagram benda bebas untuk benda tegar
Kondisi untuk Kesetimbangan Benda Tegar
• Benda tegar:
• Kombinasi dari sejumlah besar partikel dimana partikel-partikel tersebut mempunyai jarak yang tetap satu sama lain baik sebelum atau setelah diberi beban.
• Syarat kesetimbangan:
• Kesetimbangan gaya-gaya
• Mencegah benda tegar bertranslasi
• Kesetimbangan momen-momen
Kesetimbangan dalam dua dimensi
• Untuk memperhitungkan gaya-gaya yang bekerja pada benda, baik yang diketahui atau tidak maka perlu:
• Menggambarkan diangram benda bebas
• Menggambarkan sketsa bentuk garis-garis pada benda yang sedang terisolasi dari sekelilingnya.
• Sebelum menggambarkan diagram benda bebas, maka perlu diketahui gaya-gaya yang bekerja pada benda tegar:
Gaya penahan/ penopang
Gaya eksternal
Contoh
Rocker Pin
Aturan umum
• Jika sebuah penopang/ penahan berfungsi untuk mencegah sebuah benda tegar bertranslasi dalam satu arah tertentu, maka sebuah gaya akan timbul pada benda tegar dalam arah
tersebut. • Contoh:
Roller
F
Diagram benda bebas
Prosedur untuk menggambar diagram benda bebas
1. Gambar bentuk outline/ garis-garisnya
Contoh soal (1)
Ingat:
Gaya-gaya yang bekerja pada benda tegar
Gaya penahan/ penopang Gaya eksternal
Gaya berat
Gaya eksternal
Gaya penahan
• Tentukan reaksi komponen horizontal dan vertikal pada batang yang diberi beban. Contoh soal (2)
Pin
Rocker
Penyelesaian
Fx 0
Soal Latihan (1)
Soal Latihan (2)
Soal Latihan (3)
Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
ANALISIS STRUKTUR DAN GAYA INTERNAL
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
Tujuan
•
Memperlihatkan bagaimana menentukan gaya-gaya di
dalam batang menggunakan metode joint dan metode
pemotongan
Batang sederhana
•
Batang adalah sebuah struktur yang digabung pada bagian ujungnya.
•
Konstruksi bisa dari kayu atau besi
•
Penyambungan biasanya dengan pengelasan, baut, paku.
Analisis Struktur
•
Analisis struktur adalah proses untuk menentukan respon suatu struktur akibat
pembebanan.
•
Tujuannya untuk :
•
memenuhi persyaratan keamanan (
safety),
biaya
(economy),
dan estetika (
aesthetics).
•
Respon struktur ini biasanya diukur dengan penghitungan reaksi gaya-gaya dalam batang
•
Gaya-gaya yang bekerja pada batang dapat berupa
•
Gaya eksternal
•
Gaya penahan
•
Gaya pada batang
•
Syarat:
•
Diketahui minimal 1 gaya
•
Bila lebih dari dua gaya diketahui, pilih pada pendukung roller dan pin
•
Analisis gaya
•
Pada sendi/sambungan batang
•
Jika gaya cenderung memperpanjang batang : TENSILE (T)
•
Jika gaya cenderung memperpendek batang : COMPRESS (C)
•
Penentuan tanda
Contoh
•
Tentukan gaya pada masing-masing batan dan tunjukkan apakah batang tersebut
Tensile
atau
Compress
500 N
2 m 2 m
450
A B
Tujuan
•
Memperlihatkan bagaimana menggunakan metode pemotongan untuk menentukan
beban-beban internal
•
Menyeragamkan prosedur dengan persamaan sehingga dapat menjelaskan
internal shear
dan momen
Gaya-gaya internal yang dikembangkan di dalam bagian struktur
•
Untuk menganalisis aksi beban terhadap struktur, maka perlu diketahui
gaya-gaya internal yang bekerja sehingga dapat diketahui ketahanan material terhadap
beban.
•
Gaya-gaya dalam dapat ditentukan dengan metode perpotongan
F2
A B
Prosedur
•
Reaksi pendukung
•
Diagram benda bebas
Contoh 1
Contoh 2
Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
Kinematika Garis Lurus : Gerakan Kontiniu
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
Kinematika Garis Lurus : Gerakan Kontiniu
• Statika : Berhubungan dengan kesetimbangan benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan.
• Dinamika : Berhubungan dengan benda-benda yang bergerak dipercepat.
• Kinematika : Membahas aspek geometris gerakan
Kinematika Garis Lurus
• Jarak
Jarak partikel dapat didefinisikan sebagai perubahan posisi partikel
Δr = r’ – r atau Δs = s’ – s
• Jika partikel bergerak melalui suatu jarak Δr dari P menuju P’ selama interval waktu Δt, maka
kecepatan rata-rata
selama interval waktu
tersebut :
Kecepatan dan Percepatan Sesaat
• Jika kita ambil nlai Δt yang semakin kecil, besarnya Δr menjadi semakin kecil pula. Akibatnya kecepatan sesaat didefinisikan sebagai :
atau atau
Besarnya kecepatan dikenal dengan istilah kelajuan (m/s). Kelajuan rata-rata merupakan jarak total yang ditempuh partikel (ST) dibagi dengan waktu
• Percepatan rata-rata partikel selama selang waktu Δt didefinisikan :
• Percepatan sesaat pada saat t, didapatkan dengan mengambil nilai Δt yang semakin kecil dan nilai Δv semakin kecil, sehingga percepatan sesaat
didefinisikan :
atau atau
Percepatan Konstan,
• Kecepatan sebagai Fungsi Waktu
• Posisi sebagai Fungsi Waktu
• Kecepatan sebagai Fungsi Posisi
Contoh Soal :
1. Posisi sebuah partikel sepanjang garis lurus diberikan oleh m, dengan t dalam sekon. Tentukan kecepatan dan percepatan maksimum dalam selang waktu
0 ≤ t ≤ 10 s.
2. Selama tes, sebuah mobil bergerak dalam garis lurus, untuk waktu yang
singkat kecepatannya didefinisikan oleh dengan t dalam sekon. Tentukan posisi dan percepatannya saat t = 3 s (
3. Sebuah bola kasti dilempar ke bawah dari sebuah menara 15 m dengan kelajuan awal 5 m/s. Tentukan kelajuan ketika ia menyentuh tanah dan waktu perjalanannya.
4. Seorang pengendara sepeda berangkat dari keadaan diam dan setelah
5. Dalam suatu tes sebuah elevator bergerak ke atas dengan 15 m/s dan kabel pengerek dipotong ketika berada 40 m dari tanah. Tentukan ketinggian
maksimum SB yang dicapai elevator dan kelajuannya tepat sebelum ia mencapai tanah. Selama seluruh waktu elevator bergerak, ia mengalami
Kinematika Rektangular : Gerakan Tak
Teratur
• Diketahui Grafik s-t, maka dihasilkan Grafik v-t
• Slope Grafik s-t = kecepatan
• Diketahui Grafik v-t, dihasilkan Grafik a-t
Contoh Soal
6. Dari eksperimen, sebuah traktor bergerak sepanjang jalan yang lurus
sedemikian hingga posisinya digambarkan oleh grafik yang ditunjukkan
pada gambar dibawah. Buatlah grafik v-t dan a-t untuk periode waktu 0≤ t ≤ 30 s.
S (m)
t (s) 500
100
10 30
S = t²
• Diketahui Grafik a-t, maka dihasilkan grafik v-t
dimana perubahan kecepatan = luas daerah dibawah grafik a-t
• Diketahui Grafik v-t, maka dihasilkan grafik s-t
Contoh Soal
7. Sebuah tes mobil dimulai saat diam dan berjalan sepanjang lintasan lurus dengan percepatan konstan rata-rata 10 m/s, dan kemudian melambat
dengan rata-rata konstan. Gambarkan grafik v-t dan s-t, serta tentukan waktu
t (s) a (m/s²)
10 t’
-2 10
A1
• Diketahui Grafik a-s, maka dihasilkan Grafik v-s
Contoh Soal
50
10
200 400
V = 50
Mekanika Teknik TPE 121 / 3 sks
Gerakan Garis Lengkung :
Komponen-komponen Rektangular
Dr. Andasuryani, STP,MSi. Ashadi Hasan, S.TP, M.Tech
• Posisi
Posisi partikel pada titik (x,y,z) adalah
r = xi + yj + zk, dimana
• Kecepatan
Sehingga :
• Percepatan
dengan :
Contoh Soal
9. Posisi horizontal balon cuaca dinyatakan oleh x = (8t) m dengan t dalam sekon. Jika persamaan lintasan balon cuaca tersebut y =
y = 𝑥102 , tentukan
Gerakan Peluru
• Gerakan Horizontal, ax = 0, maka :
𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑐 𝑡
• Gerakan Vertikal, sumbu y positif ke arah atas, ay = -g, maka :
𝑣 = 𝑣0 + 𝑎𝑐 𝑡
Contoh Soal :
10. Proses pemindahan karung yang berisi gabah menggunakan sistem
11. Mesin penghancur kayu dirancang untuk membuat kepingan-kepingan
Analisis Gerakan Dua Partikel yang
Bergantung Mutlak
• Dalam beberapa jenis gerakan suatu partikel akan tergantung pada gerakan yang sesuai pada partikel lain.
• Ketergantungan ini biasanya terjadi jika partikel-partikel
• Gerakan A kebawah menyebabkan gerakan B ke atas
• Kecepatan dan percepatan A (positif) dan B bernilai negatif
• Koordinat posisi dihubungkan dengan persamaan:
• 𝑆𝑎 + 𝑙𝐶𝐷 + 𝑆𝐵 = 𝑙𝑇
• 2 𝑆𝐵 + ℎ + 𝑆𝐴 = 𝑙𝑇
• h dan 𝑙𝑇 konstan, maka 2𝑉𝐵 = − 𝑉𝐴 dan