SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N
PROGRAM KEAHLI AN MEKANI K OTOMOTI F
PERBAI KAN
SYSTEM
PENGAPI AN
KODE MODUL OPKR 50- 011 B
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI REKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH
Tim Penulis:
1. Abdurahman Hidayat, S.Pd
2. Drs. Bambang Sujatmiko
3. Kosim, S.Pd
Fasilitator:
Drs. Abdullah
KODE MODUL OPKR 50- 011 B
Milik Negara
Tidak Diperdagangkan
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N
PROGRAM KEAHLI AN MEKANI K OTOMOTI F
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan
modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan
program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun
perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual
terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian
yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi),
Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya
Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu,
Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik
Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik
Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio
Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik,
Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin
(Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar
Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik
Pemesinan), Teknologi I nformasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa
Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa
Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi ( Competency
Based Training/ CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber
belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK
dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri
atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru
(PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan
unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang
digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap
pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di
beberapa SMK.
Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan
Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan
konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan
industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya
Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami
sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada
berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator,
serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran
untuk dihasilkannya modul ini.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK
atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Jakarta, Desember 2005
a.n. Direktur Jenderal Manajemen
Pendidikan
Dasar dan Menengah
Direktur Pembinaan Sekolah
DAFTAR I SI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR I SI ... iii
PETA KEDUDUKAN MODUL ... vi
KETERANGAN DI AGRAM PENCAPAI AN KOMPETENSI ... vii
MEKANI SME PEMELAJARAN ... x
GLOSSARI UM ... . xi
BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi ... 1
B. Prasyarat ... ... 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul ... 2
D. Tujuan Akhir ... ... 3
E. Kompetensi ... 5
F. Cek Kemampuan ... 8
BAB. I I PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat ... 9
B. Kegiatan Belajar... 11
Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan Kerusakan Terhadap Komponen Atau Sistem Lainnya... 11
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ... 11
b. Uraian Materi ... 11
c. Rangkuman... 27
d. Tugas ... 29
f. Kunci Jawaban ……… 30
g. Lembar Kerja ……… 33
Kegiatan Belajar 2. Mengakses I nformasi Yang Benar Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat Dipahami... 35
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ... 35
b. Uraian Materi ... 35
c. Rangkuman ... 51
d. Tugas ... 52
e. Tes Formatif ……….. 53
f. Kunci Jawaban ……….. 53
g. Lembar Kerja ……….. .. 54
Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan, Penyetelan Dan Penggantian Komponen Dilaksanakan Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan Material Yang Sesuai ... 56
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ... 56
b. Uraian Materi ... 56
c. Rangkuman ... 74
d. Tugas ... 75
e. Tes Formatif ……… 76
f. Kunci Jawaban ……….. 76
BAB. I I I EVALUASI
A. Kriteria Dan Instrumen Penilaian ... 80
B. Pertanyaan ... 80
C. Kriteria Kelulusan... 87
BAB. I V PENUTUP ... 94
Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi
Kode Kompetensi Judul Modul
OPKR 10-001B Pelaksanaan
pemeliharaan/servis komponen
Pelaksanaan
pemeliharaan/servis komponen
OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik
Pemasangan sistem hidrolik
OPKR 10-003B Pemeliharaan/servis sistem hidrolik
Pemeliharaan/servis sistem hidrolik
OPKR 10-005B Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya
OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur penge-lasan, pematrian, dan pemo-tongan dengan panas dan pemansan
Melaksanakan prosedur pengelas-an, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan
OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
OPKR 10-016B Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja
OPKR 10-017B Penggunaan dan
pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja
Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja
OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat kerja
Konstribusi komunikasi di tempat kerja
OPKR 10-019B Pelaksanaan operasi penangan an secara manual
Pelaksanaan operasi
penanganan secara manual
OPKR 20-001B Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya
OPKR 20-010B Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya
Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya
OPKR 20-011B Perbaikan sistem
pendingin dan komponen-komponennya
Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya
OPKR 20-012B Overhaul komponen sistem pendingin
Kode Kompetensi Judul Modul
OPKR 20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin
Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin
OPKR 20-017B Pemeliharaan/servis
sistem injeksi bahan bakar diesel
Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel
OPKR 30-001B Pemeliharaan/servis kopling dan
komponen-OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen-komponennya
Perbaikan kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-003B Overhaul kopling dan
komponen-komponennya
Overhaul kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-004B Pemeliharaan/servis
transmisi manual
Pemeliharaan/servis transmisi manual
OPKR 30-007B Pemeliharaan/servis transmisi otomatis
Pemeliharaan/servis transmisi otomatis
OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan
Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan
OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros roda penggerak
Pemeliharaan/servis poros roda penggerak
OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda
Perbaikan poros penggerak roda
OPKR 40-001B Perakitan dan
pemasangan sistem rem dan
komponen-komponennya
Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya
OPKR 40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem
Pemeliharaan/servis sistem rem
OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem Perbaikan sistem rem OPKR 40-004B Overhaul komponen
sistem rem
Overhaul komponen sistem rem
OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi
Pemeriksaan sistem kemudi
OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem
suspensi
Pemeriksaan sistem suspensi
OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem suspensi
Pemeliharaan/servis sistem suspensi
OPKR 40-016B Balans roda/ban Balans roda/ban
Kode Kompetensi Judul Modul
OPKR 50-001B Pengujian,
pemeliharaan/servis dan penggantian baterai
Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai
OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkai-an/sistem kelistrikan
Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan
OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring
OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya
Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya
OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris)
Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris)
OPKR 50-011B Perbaikan sistem Pengapian
Perbaikan sistem Pengapian
OPKR 50-019B Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)
MEKANI SME PEMELAJARAN
Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme
pemelajaran sebagai berikut:
Y T
Y
T
START
Lihat Petunjuk Penggunaan Modul
Lihat Kedudukan Modul
Nilai ≥ 7
Kegiatan Belajar 1
Kegiatan Belajar n
GLOSSARI UM
No. I STI LAH KETERANGAN
1. Coil Ignition
alat yang merubah tegangan rendah menjadi tegangan
tinggi
2. Distributor komponen yang mendistribusikan arus tegangan tinggi ke busi-busi
3. Kontak Point berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus primer
4. Capasitor menyerap lompatan bunga api pada platina saat platina membuka
5. Centrifugal advancer
afat untuk memajukan pengapian sesuai putaran mesin
6. Vacum advancer
untuk memajukan pengapian sesuai dengan beban mesin
7. Sudut dweel sudut an men ambarkan laman a latina menutu
8. Magnetic pick up coil
yang menghasilkan sinyal pulsa pada distributor sehingga terjadinya induksi
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk
mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan rutinitas
pemeriksaan sistem pengapian.
Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas
tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional.
Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan
macam-macamnya. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Perbaikan dan
penyetelan komponen sistem pengapian.
Setelah mempelajari modul diharapkan peserta diklat memperoleh
pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:
- Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang
pekerjaan pemeriksaan sistem pengapian.
- Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan
proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun
dibengkelbengkel kerja meliputi:
a) Menyiapkan peralatan
b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu
c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian
- Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
- Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar
- Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara
yang memadai.
B. Prasyarat
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik
Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti
terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan
modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B antara lain adalah
OPKR-50-008B.
C. Pet unj uk Pengguna an Modul
1 . Rambu- rambu belaj ar bagi Pesert a Diklat
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan
modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada
pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang
jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang
mengampu kegiatan beiajar.
b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap
materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori clan praktik,
perhatikanlah hal-hal berikut ini:
1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku
2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik
3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat
5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus
meminta izin Guru atau Instruktur terlebih dahulu
6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya.
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi
pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru
atau Instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang
bersangkutan.
2 . Peran bagi Guru/ I nst rukt ur pengampu:
1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar
2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar
3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru,
dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar
peserta diklat
4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar
5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok
6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja
untuk membantu jika diperlukan
7. Mencatat kemajuan belajar Siswa
8. Melakukan penilaian
9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/
diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.
D. Tuj uan Akhir
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan
melakukan pemeriksaan sistem pengapian, yang terdiri dari:
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan
b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer engine
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan
d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian
3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan
kegiatan pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan.
4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya.
6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang
E. Kompetensi
Bidang Keahlian : Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif
Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian
Kode : OPKR-50-011B
Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit
MATERI POKOK PEMBELAJARAN SUB
KOMPETENSI
KRI TERI A UNJUK
KERJA
LI NGKUP
BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN
Memperbaiki
Sistem Pengapian
dan Komponennya
Sistem Pengapian diperbaiki tanpa
Konstruksi dan prinsip sistem
Konstruksi dan cara kerja sistem
MATERI POKOK PEMBELAJARAN SUB
KOMPETENSI
KRI TERI A UNJUK
KERJA
LI NGKUP
BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN
yang dapat
dan material yang
sesuai
Sistem pengapian diuji dan hasilnya
dicatat menurut tugas yang lebih
luas dan sulit
dengan
MATERI POKOK PEMBELAJARAN SUB
KOMPETENSI
KRI TERI A UNJUK
KERJA
LI NGKUP
BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN
Perbaikan seluruhnya
dilaksanakan
sesuai dengan
SOP,
Undang-undang K3 dan
Prosedur/kebijakan
F. Cek Kemampuan
PERNYATAAN YA TI DAK
BI LA JAWABAN “YA” KERJAKAN
Saya dapat
menjelaskan fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian elektronik.
Soal Tes Formatif 1.
Saya dapat
menjelaskan macam-macam dan cara kerja sistem pengapian elektronik.
Soal Tes Formatif 2. Memperbaiki
sistem
pengapian dan komponennya
Saya dapat
melakukan perbaikan dan penyetelan sistem pengapian.
Soal Tes Formatif 3.
BAB. I I
PEMELAJARAN
A. RENCANA BELAJAR PESERTA DI KLAT
Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik
bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang
baik bagi para peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus
menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar.
Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada
table di bawah ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada
Guru/Pembimbing.
Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian
Sub Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian dan
Komponennya
Kode Modul : OPKR 50.011B
Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran
Tahun Pelajaran : .../...
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Tempat Memperbaiki Sistem
Pengapian dan Komponennya
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar
Alasan Perubahan
Paraf Guru benar dari
spesifikasi pabrik dan dapat dipahami. 1.3. Pelaksanaan
perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai.
Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada
Guru/pembimbing tentang "Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan
perubahaan" untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai
B. KEGI ATAN BELAJAR
Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan
Kerusakan Terhadap Komponen Atau Ssistem
Lainnya
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para
peserta diklat diharapkan dapat:
1. Menjelaskan fungsi sistem pengapian
2. Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian
3. Menjelaskan cara kerja koil pengapian
4. Menjelaskan cara kerja kondensor
5. Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian
6. Menjelaskan pengertian sudut dwell
7. Membedakan nilai panas busi
b. Uraian Materi
1. Tujuan Sistem Pengapian
Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah
menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk
2. Fungsi bagian- bagian komponen Baterai
a. Baterai
Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.
b. Ignation Coil
Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi
tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.
c. Distributor
Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan
tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder
pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai
dengan urutan pengapian.
Bagian-bagian ini terdiri dari:
- Cam (nok)
Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt
yang tepat untuk masing-masing selinder.
- Kontak point
Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan
primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik
tegangan tinggi.
- Capasitor (condensor)
Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker
point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan
tegangan coil skunder.
- Centrifugal governor advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.
- Vacuum Advancer
Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin
- Rotor
Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh
ignation coil ke tiap-tiap busi.
- Distributor Cap
Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel
tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.
d. Kabel tegangan tinggi
Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke
busi.
e. Busi
Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan
bunga api melalui elektroda.
3. Prosedur Cara Kerja dan Karakterist ik Komponen
Pengapian
a. Coil Pengapian
Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar
pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan
sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat
tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi
dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada
bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi,
inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di
bagian dasar.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif
tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan
sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi
lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.
Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil
menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke
busi-busi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung
engine.
Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet.
Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer
berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil
sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan
Cara Kerj a Sist em Pengapian
Rangkaian Primer
Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah
dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen
berikut:
- Saklar Pengapian Lilitan
- Lilitan Primer Coil
- Kontak Poin Distributor
Rangkaian Sekunder
Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan
tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari
komponen-komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Lengan Rotor Distributor
- Tutup Distributor
- Busi-Busi
Cara Kerja Pengapian induktif a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil,
Distributor
Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup
b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang
berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di
sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan
tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder.
Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui
kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke
busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali
Distributor
Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka
b. Kondensor
Kondensor
Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor
Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada
saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan
mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah.
Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah
masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar
tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder,
sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang
didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.
Kondensor itu diperlukan karena:
- Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan
tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan
aliran arus
- Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit
- Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi
Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:
- Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat
tinggi mendorong arus meloncati celah membakar
permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat
berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat.
Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk
menyalakan busi.
Cara Kerja Kondensor
Tahap 1. Poin Tertutup
Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan
Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin
yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil
pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan
polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat
tegangan adalah 12 V pada satu arah.
Tahap 2. Poin Terbuka
Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan
Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik
Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan
sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan
primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi
kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus
mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan
Tahap 3.
Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop
Tegangan Kondensor turun
Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor
sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan
primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap
mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan
percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan
magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan
arah yang berlawanan.
Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan
arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan
pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk
dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi
listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.
c. Pengendali Pengapian Sentrifugal
Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat
putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme
sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang
mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua
pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar
dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat
terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal)
melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan
kontak point.
Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian
Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat
pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal,
bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran
poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin
bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan
demikian terjadilah pemajuan pengapian.
d. Pengendali Pengapian Vacuum
Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat
diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap,
tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.
- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia
akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut
- Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah,
campuran akan terbakar dengan lambat
Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada
suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam
silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai
posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi
perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja
engine.
Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri
dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat
dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan
dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum.
Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan
dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan
Cara Kerja
Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan
tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang
mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat
pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka
semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun
mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh
katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak
ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan
tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
Catatan:
Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan
kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang
pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja
engine.
Sudut Dwell
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor
saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting
pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan
baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan
primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet
yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk
memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang
diperlukan untuk menyalakan busi.
b.
c.
Gambar 13. Sudut Dwell
Keterangan:
a) Kontak Poin Tertutup
b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil
c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar
Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin
yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin
tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini
meningkatkan sudut dwell.
Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:
60% x 360/n.
n = jumlah selinder.
Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak
poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian
dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak
memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian
menimbulkan pembakaran yang jelek.
e. Busi
Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan
menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil.
Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan
untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan
udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.
Konst ruksi busi
Gambar 14. Konstruksi Busi
Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda
tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus
listrik dari distributor yang kemudian akan melompat
menuju elektroda samping. Ground
Electrode
Ceramic Insulator Center Electrode
Glass Seal Resistor
Gasket
Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya
arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir
melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke
masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda
tengah ke elektroda samping.
Nilai panas busi
Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah
kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi
yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi
dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan
busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi
panas.
Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek
karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil
dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan
panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak
akan naik terlalu tinggi.
Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang
panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas
sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan
radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya temperatur
elektroda tengah menjadi naik.
Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor
yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor
suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.
pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi
lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet.
Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan
kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang
dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat
pada bagian tutup coil.
Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif
tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder.
Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer
berubah tergantung pada penggunaannya.
Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari
baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Saklar Pengapian
- Lilitan Primer Coil
- Kontak Point Distributor
- Kondensor
Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Lengan Rotor Distributor
- Tutup Distributor
- Busi-busi
Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat
kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke
dalam kondensor pada saat kontak point terpisah.
Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat
kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan
rumus:
Sudut Dwell = 60 % x 360
n
Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan
dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan
pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang
berlebihan.
Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil,
menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat,
coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet
dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.
Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat
pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme
Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat
beban mesin bertambah atau berkurang.
Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektroda.
Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh
busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada
busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin
tinggi nilai panas busi.
d. Tugas
1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional!
3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian!
4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual
book)!
5. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda
e. Tes Format if
1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?
3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut:
a. Baterai
b. Coil
c. Distributor
d. Busi
4. Sebutkan komponen-komponen dari rangkaian sekunder
merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan
oleh coil?
5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka?
6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian?
7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer?
8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer?
9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar?
10.Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin?
f. Kunci Jaw a ban
1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api
bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran
udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.
3. Fungsi komponen pengapian:
- Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil
- Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi
tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian
- Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi
yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada
ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan
pangapian
- Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan
bunga api melalui elektroda
4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang
ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:
- Lilitan Sekunder Coil
- Rotor
- Tutup Distributor
- Busi-busi
5. Cara kerja coil pengapian pada saat:
a. Cara kerja-Poin tertutup
Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil,
membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa.
b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka
Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar,
aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil
kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder.
Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil
tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi.
6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada
7. Cara kerja vacuum adalah:
Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat
kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat
dudukan berputar mempercepat saat pengapian.
Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh
kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian.
Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara
luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan
tidak terjadi pemajuan saat pengapian.
8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang
diperlukan saat putaran engine naik.
9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah:
Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja
coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang tidak
sempurna dan kontak poin terbakar karena percikan yang
berlebihan.
10.Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah:
- Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang
panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas
sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga
meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder.
- Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih
pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih
kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan
panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan
g. Lembar Kerj a
1 . Alat dan bahan
a) 1 Unit engine stand
b) Peralatan tangan
c) Tool box
d) Avo meter
e) Lap/majun
f) Dwell tester
g) Tacho meter
h) Timming light
2 . Keselamatan kerj a
a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
b) Ikuti instruksi dari Instruktur
c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja
e) Bila perlu mintalah buku manual
3 . Langkah kerj a
a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan
b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh
Guru/Instruktur
c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan
yang dipraktikkan
4 . Tugas
a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh
setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran
c) Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari
Kegiatan Belaj ar 2 . Mengakses I nformasi Yang Benar Dari Spesifikasi
Pabrik Dan Dapat Dipahami
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:
1. Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan pengapian
konvensional
2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik
3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik
4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik
b. Uraian mat eri
1 . Perbandingan Rangkaian Pengapian
Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang
menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak
poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit
pengendaii pengapian elektronik.
Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk
memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian
elektronik.
Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal
Gambar 15. Perbandingan Rangkaian
Keuntungan sistem pengapian elektronik:
Tidak menggunakan kontak poin
Tidak memerlukan perawatan kontak poin
Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
Saat pengapian lebih tepat
Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang.
Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik
Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:
1. Pembangkit pulsa
2. Pembangkit efek Hall
3. Sensor optik
1 . Sensor Penghimpun Magnet ( Pembangkit Pulsa)
a. Konstruksi
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor)
terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet
permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan
kawat.
b. Cara kerja
Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan
magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat.
Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal
tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.
Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol
Sensor posisi poros engkol (CP, Crankshaft position)
adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor
CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP
biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa
poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan
Pick_Up Magnetik
Lilitan kawat membangkitkan tegangan listrik
Cuping (Lobe) pada Cincin pulsa memotong medan magnet
memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan
magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada
lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.
Penghimpun magnet yang digunakan pada system
pengendali elektronik mencakup:
- Sensor posisi poros engkol
- Sensor kecepatan kendaraan
- Penghimpun saat pengapian
Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus
bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan
frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi
sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya.
Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa
Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi
semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.
Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa
2. Pembangkit Efek Hall
a. Dasar Kerja efek Hall
Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall
yang menemukan efek ini pada tahun 1879.
Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit
hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika
medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga
medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor
(pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi
konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut
"Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan
turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang
konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap
bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan
tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka
Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall
Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul
Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang
digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi
konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan
tegangan hall. Tegangan keluaran adalah "Ada atau tidak
Signal Output:
V1 = Kecepatan Rendah
V2 = Kecepatan Tinggi
Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal
Keluarannya
Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk
menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros
distributor berputar, sensor memberikan sinyal kepada
mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor.
Magnet
Medan magnet Chip Hall Signal Output
Tutup Sudu Rotary
Unit Poros
Unit Sakelar Efek Hall
Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar
efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian
atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar
distributor.
Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall
Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan
sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah
sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang
berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya
tegangan hall.
Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang
dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang
muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan
tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu.
Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.
Tutup Sudu Rotary
Penghimpun Medan Magnet
Sudu
Sakelar Efek Hall
3 . Sensor Posisi Poros Engkol Opt ik
Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi
optik menggunakan piringan yang secara langsung
dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu,
piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya
berhubungan dengan derajat perputaran.
Contoh:
- 90° untuk engine 4 silinder
- 60° untuk engine 6 silinder
- 45° untuk engine V 8 silinder
Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros
360°.
Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik
Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light
Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada
piringan memungkinkan cahaya dari LED mencapai
phototransistor, digunakan sebagai sensor. Output
phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan
Gambar 25. Output Pulsa
2 . Sist em Pew akt u Pengapian Elekt ronik ( EST)
Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat
pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini
memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine
yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine,
posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system
penyejuk udara.
Sistem ini terdiri dari:
1) Distributor dengan pembangkit sinyal
2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP)
3) Sensor Temperatur pendingin engine
4) Sakelar posisi throttle
5) Modul Pengendali Elektronik
6) Coil Pengapian
7) Kabel Tegangan Tinggi
8) Busi
9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter
+2.4 V
Va
+0.2 V
TMA *1 TMA * 2 TMA * 3
10) Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC
Gambar 26. Sistem EST
Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang
akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal
keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendaiian saat
pengapian.
Alt ernat if Sist em Pengapian
a) Capacitor Discharge Ignition (CDI)
CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system
pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan
untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi.
Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah
Cara Kerja
Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke
400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang
besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang
diperlukan untuk mengoperasikan system.
1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian Pengendali 3c.Pembentuk Pulsa 4.Transfarmator Pengapian 5. Pembangkit Pulsa jenis Induksi 6.Distributor D.Dioda C.Kaparitor Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan Sekunder
Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak
poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam
Pada titik pengapian theristor dipicu, muatan kapasitor
dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian. Kecepatan
pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada system
pengapian tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi
pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi.
Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk
kemudian memulai kembali siklus pengapian.
Keuntungan-keuntungan:
a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk
memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi
sepenuhnya.
b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi
dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak
tradisional.
b) Sistem Pengapian Magnet
Tuj uan
Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada
sumber baterai dan memberikan tegangan tinggi yang
diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di
dalam ruang pembakaran.
Penerapan
Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan
sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang
untuk menggerakkan:
(e) Pemotong rumput
(f) Mesin gergaji
(g) Engine untuk perahu motor
(h) Mesin pertanian
(i) Engine stasioner
Konst ruksi
Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet
Sistem magnet ini terdiri dari:
(a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan
magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine.
Gambar 29. Pelat dudukan Magnet Fly-wheel
Magnet
Kapasit or
(b) Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga
armatur pengapian (coil), kontak poin clan kapasitor.
(Sistem yang dikendalikan elektronik mempunyai
pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan.
Cara Kerja
Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar
dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel
berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer.
Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup
Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan
primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet. Armature
Pengapian
Lilitan
Sekunde Lilitan Primer
Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka
Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran
arus induksi berhenti, medan magnet kolap dan
menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder
coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi.
Catatan:
Untuk mendapatkan output yang maksimal, system
magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus
induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil.
Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan
bentuk rancangan engine dan penggunaan perangkat
pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan
pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor
Gambar 32. Unit Magnet untuk engine bersilinder
banyak
c. Rangkuman
Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan
kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan
oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian
elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik
untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian
elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian
sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.
Keuntungan system pengapian elektronik:
1. Tidak menggunakan kontak poin
2. Tidak memerlukan perawatan kontak poin
3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
4. Saat pengapian lebih tepat
5. Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
3. Sensor optik
Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan
kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan
magnet di sekeliling lilitan kawat.
Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet,
tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan
pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.
Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall)
mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet
didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus
terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan
rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini
disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun
pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan
magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan
untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak
ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan.
Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan
system pengapian elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk
engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama
dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan
cara kerja modul elektronik.
d. Tugas
1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama!
2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik!
3. Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik!
4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan
e. Test Formatif
1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik?
2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up
Sensor)?
3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU menghimpun
magnet?
4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek!
5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI!
f. Kunci Jaw aban
1. Keuntungan system pengapian elektronik:
- Tidak menggunakan kontak poin
- Tidak memerlukan perawatan kontak poin
- Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian
- Saat pengapian tebih tepat
- Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk
mengendalikan emisi gas buang
2. Komponen Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) adalah:
lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk
medan magnet di sekeliling lilitan kawat.
3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang
digunakan pada system pengendali elektronik mencakup:
- Sensor posisi poros engkol
- Sensor kecepatan kendaraan
- Penghimpun saat pengapian
4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu berputar dan
sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat
tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah
sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu-sudu.
5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD:
Keunggulan-keunggulan:
a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan
magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya.
b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan
system pengapian elektronik dan kontak tradisional.
Kelemahan-Kelemahan:
Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh
pengaian yang dapat diandalkan.
g. Lembar Kerja
1. Alat dan bahan
- 1 Unit engine stand
- Peralatan tangan
2. Keselamat an kerj a
- Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya
- Ikuti instruksi dari Instruktur
- Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja
- Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan
yang tidak tertera pada lembar kerja
3. Langkah kerja
- Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan
- Perhatikan instruksi Praktik yang disampaikan oleh oleh
Guru/Instruktur
- Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian
- Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian
- Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan bahan yang
dipraktikkan
- Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik
- Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang
telah digunakan
4 . Tugas
1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!
2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah
mempelajari materi kegiatan pelajaran
3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali
Kegiatan Belaj ar 3 . Pelaksanaan Perbaikan, Penyet elan Dan
Penggant ian Komponen Dilaksanakan
Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan
Mat erial Yang Sesuai
a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran
Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing
para peserta diklat diharapkan dapat:
1. Melakukan pemeriksaan sitem pengapian
2. Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP
3. Melakukan service/perbaikan sistem pengapian
4. Melepas dan memasang distributor
5. Memeriksa urutan pengapian (FO)
6. Menggunakan alat uji sistem pengapian
b. Uraian mat eri
Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi
sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus
dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk memeriksa system
pengapian lakukan hal berikut:
1 . Secara visual periksalah
- Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau
aus
- Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan
rusak atau bagian-bagian tengah pada terminal-terminalnya
berjuntai
- Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer
bagian luarnya rusak
- Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip
(jepitan) pengkelemnya patah
2 . Secara phisik periksalah sambungan-sambungan
- Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang
bertegangan tinggi maupun yang bertegangan rendah) untuk
memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang dengan kuat pada
sambungannya
- Dengan cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang
vacuum
- Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada
engine atau pada panel di bawah bonet
- Periksalah saklar pengapian
- Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument
- Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua
tahap pengoperasian harus positif
3. Menservis bagian system pengapian yang berbegangan tinggi
- Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi
- Lepaskan tombol rotor
Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button
bila:
a. Bilahnya aus atau longgar
b. Karbon tracking atau isolasinya retak
c. Lug atau locating clip atau atau rusak
- Bersihkan rotor button
- Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan
logamnya
- Laplah buttonnya dengan kain yang bersih
Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam
- Periksalah bagian dalam dari distributor cap
a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar
b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar
c. Karbon tracking
- Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.
Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi
- Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan terminal
distributor cap
- Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower
- Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya
- Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan
tinggi bila terjadi korosi
- Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points
- Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa
kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya
- Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain
Catatan;
Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan
pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke
kabel-kabel dan konektor-konektomya.