• Tidak ada hasil yang ditemukan

55812041 Modul Smk Perbaikan Sistem Pengapian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "55812041 Modul Smk Perbaikan Sistem Pengapian"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N

PROGRAM KEAHLI AN MEKANI K OTOMOTI F

PERBAI KAN

SYSTEM

PENGAPI AN

KODE MODUL OPKR 50- 011 B

Milik Negara

Tidak Diperdagangkan

DI REKTORAT PEMBI NAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI REKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDI DI KAN DASAR DAN MENENGAH

(2)

Tim Penulis:

1. Abdurahman Hidayat, S.Pd

2. Drs. Bambang Sujatmiko

3. Kosim, S.Pd

Fasilitator:

Drs. Abdullah

KODE MODUL OPKR 50- 011 B

Milik Negara

Tidak Diperdagangkan

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BI DANG KEAHLI AN TEKNI K MESI N

PROGRAM KEAHLI AN MEKANI K OTOMOTI F

(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan

karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan

modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan

program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi maupun

perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul manual

terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program keahlian

yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan Akuntansi),

Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman, Budidaya

Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya Kayu,

Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik

Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik

Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio

Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik,

Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin

(Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar

Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik

Pemesinan), Teknologi I nformasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa

Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa

Indonesia.

Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia

(SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi ( Competency

Based Training/ CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber

belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK

dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.

Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri

atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru

(PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan

(4)

unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang

digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap

pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di

beberapa SMK.

Sesuai perkembangan paradigma yang selalu terjadi, Direktorat Pembinaan

Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah beserta para penulis dan unsure terlibat, menerima masukan-masukan

konstruktif dari berbagai pihak khususnya para praktisi dunia usaha dan

industri, para akademis, dan para psikologis untuk dihasilkannya Sumber Daya

Manusia (SDM) tingkat menengah yang handal. Pada kesempatan baik ini kami

sampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada

berbagai pihak terutama tim penyusun modul, para nara sumber dan fasilitator,

serta para editor atas dedikasi dan pengorbanan waktu, tenaga, dan pemikiran

untuk dihasilkannya modul ini.

Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK

atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.

Jakarta, Desember 2005

a.n. Direktur Jenderal Manajemen

Pendidikan

Dasar dan Menengah

Direktur Pembinaan Sekolah

(5)

DAFTAR I SI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR I SI ... iii

PETA KEDUDUKAN MODUL ... vi

KETERANGAN DI AGRAM PENCAPAI AN KOMPETENSI ... vii

MEKANI SME PEMELAJARAN ... x

GLOSSARI UM ... . xi

BAB. I PENDAHULUAN A. Deskripsi ... 1

B. Prasyarat ... ... 2

C. Petunjuk Penggunaan Modul ... 2

D. Tujuan Akhir ... ... 3

E. Kompetensi ... 5

F. Cek Kemampuan ... 8

BAB. I I PEMELAJARAN A. Rencana Belajar Peserta Diklat ... 9

B. Kegiatan Belajar... 11

Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan Kerusakan Terhadap Komponen Atau Sistem Lainnya... 11

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ... 11

b. Uraian Materi ... 11

c. Rangkuman... 27

d. Tugas ... 29

(6)

f. Kunci Jawaban ……… 30

g. Lembar Kerja ……… 33

Kegiatan Belajar 2. Mengakses I nformasi Yang Benar Dari Spesifikasi Pabrik Dan Dapat Dipahami... 35

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ... 35

b. Uraian Materi ... 35

c. Rangkuman ... 51

d. Tugas ... 52

e. Tes Formatif ……….. 53

f. Kunci Jawaban ……….. 53

g. Lembar Kerja ……….. .. 54

Kegiatan Belajar 3. Pelaksanaan Perbaikan, Penyetelan Dan Penggantian Komponen Dilaksanakan Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan Material Yang Sesuai ... 56

a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran ... 56

b. Uraian Materi ... 56

c. Rangkuman ... 74

d. Tugas ... 75

e. Tes Formatif ……… 76

f. Kunci Jawaban ……….. 76

(7)

BAB. I I I EVALUASI

A. Kriteria Dan Instrumen Penilaian ... 80

B. Pertanyaan ... 80

C. Kriteria Kelulusan... 87

BAB. I V PENUTUP ... 94

(8)
(9)

Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi

Kode Kompetensi Judul Modul

OPKR 10-001B Pelaksanaan

pemeliharaan/servis komponen

Pelaksanaan

pemeliharaan/servis komponen

OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik

Pemasangan sistem hidrolik

OPKR 10-003B Pemeliharaan/servis sistem hidrolik

Pemeliharaan/servis sistem hidrolik

OPKR 10-005B Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis dan per-baikan kompresor udara dan komponen-komponennya

OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur penge-lasan, pematrian, dan pemo-tongan dengan panas dan pemansan

Melaksanakan prosedur pengelas-an, pematrian, dan pemotongan dengan panas dan pemansan

OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman gambar teknik

Pembacaan dan pemahaman gambar teknik

OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur

Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur

OPKR 10-016B Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

OPKR 10-017B Penggunaan dan

pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja

Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja

OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat kerja

Konstribusi komunikasi di tempat kerja

OPKR 10-019B Pelaksanaan operasi penangan an secara manual

Pelaksanaan operasi

penanganan secara manual

OPKR 20-001B Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis engine dan komponen-komponennya

OPKR 20-010B Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

Pemeliharaan/servis sistem pendingin dan komponen-komponennya

OPKR 20-011B Perbaikan sistem

pendingin dan komponen-komponennya

Perbaikan sistem pendingin dan komponen-komponennya

OPKR 20-012B Overhaul komponen sistem pendingin

(10)

Kode Kompetensi Judul Modul

OPKR 20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin

Pemeliharaan/servis sistem bahan bakar bensin

OPKR 20-017B Pemeliharaan/servis

sistem injeksi bahan bakar diesel

Pemeliharaan/servis sistem injeksi bahan bakar diesel

OPKR 30-001B Pemeliharaan/servis kopling dan

komponen-OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen-komponennya

Perbaikan kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-003B Overhaul kopling dan

komponen-komponennya

Overhaul kopling dan komponen-komponennya OPKR 30-004B Pemeliharaan/servis

transmisi manual

Pemeliharaan/servis transmisi manual

OPKR 30-007B Pemeliharaan/servis transmisi otomatis

Pemeliharaan/servis transmisi otomatis

OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan

Pemeliharaan/servis unit final drive/gardan

OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros roda penggerak

Pemeliharaan/servis poros roda penggerak

OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda

Perbaikan poros penggerak roda

OPKR 40-001B Perakitan dan

pemasangan sistem rem dan

komponen-komponennya

Perakitan dan pemasangan sistem rem dan komponen-komponennya

OPKR 40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem

Pemeliharaan/servis sistem rem

OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem Perbaikan sistem rem OPKR 40-004B Overhaul komponen

sistem rem

Overhaul komponen sistem rem

OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi

Pemeriksaan sistem kemudi

OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem

suspensi

Pemeriksaan sistem suspensi

OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem suspensi

Pemeliharaan/servis sistem suspensi

OPKR 40-016B Balans roda/ban Balans roda/ban

(11)

Kode Kompetensi Judul Modul

OPKR 50-001B Pengujian,

pemeliharaan/servis dan penggantian baterai

Pengujian, pemeliharaan/servis dan penggantian baterai

OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkai-an/sistem kelistrikan

Perbaikan ringan pada rangkaian/ sistem kelistrikan

OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem penerangan dan wiring

OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya

Pemasangan, pengujian, dan perbaikan sistem pengaman ke listrikan dan komponennya

OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris)

Pemasangan kelengkapan kelistrikan tambahan (assesoris)

OPKR 50-011B Perbaikan sistem Pengapian

Perbaikan sistem Pengapian

OPKR 50-019B Memelihara/servis sistem AC (Air Conditioner)

(12)

MEKANI SME PEMELAJARAN

Untuk mencapai penguasaan modul ini dilakukan melalui alur mekanisme

pemelajaran sebagai berikut:

Y T

Y

T

START

Lihat Petunjuk Penggunaan Modul

Lihat Kedudukan Modul

Nilai ≥ 7

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Belajar n

(13)

GLOSSARI UM

No. I STI LAH KETERANGAN

1. Coil Ignition

alat yang merubah tegangan rendah menjadi tegangan

tinggi

2. Distributor komponen yang mendistribusikan arus tegangan tinggi ke busi-busi

3. Kontak Point berfungsi memutuskan dan menghubungkan arus primer

4. Capasitor menyerap lompatan bunga api pada platina saat platina membuka

5. Centrifugal advancer

afat untuk memajukan pengapian sesuai putaran mesin

6. Vacum advancer

untuk memajukan pengapian sesuai dengan beban mesin

7. Sudut dweel sudut an men ambarkan laman a latina menutu

8. Magnetic pick up coil

yang menghasilkan sinyal pulsa pada distributor sehingga terjadinya induksi

(14)

BAB. I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul perbaikan sistem pengapian dan komponennya bertujuan untuk

mempersiapkan Siswa menjadi pelaksana pemeriksaan sistem pengapian

yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan rutinitas

pemeriksaan sistem pengapian.

Modul ini terdiri atas tiga kegitan belajar. Kegiatan belajar 1 membahas

tentang fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian konvensional.

Kegiatan belajar 2 membahas sistem pengapian elektronik dan

macam-macamnya. Kegiatan belajar 3 membahas tentang: Perbaikan dan

penyetelan komponen sistem pengapian.

Setelah mempelajari modul diharapkan peserta diklat memperoleh

pengetahuan dan keterampilan sebagai berikut:

- Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang

pekerjaan pemeriksaan sistem pengapian.

- Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang menggunakan

proses pemeriksaan sistem pengapian yang ada di industri maupun

dibengkelbengkel kerja meliputi:

a) Menyiapkan peralatan

b) Mengoperasikan paralatan dan menyiapkan alat-alat Bantu

c) Melakukan pemeriksaan sistem pengapian

(15)

- Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

- Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar

- Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara

yang memadai.

B. Prasyarat

Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian Mekanik

Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat seperti

terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta kedudukan

modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-50-011B antara lain adalah

OPKR-50-008B.

C. Pet unj uk Pengguna an Modul

1 . Rambu- rambu belaj ar bagi Pesert a Diklat

Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam menggunakan

modul ini maka langkah-langkah yang perlu dilaksanakan antara lain:

a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang ada

pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang kurang

jelas, peserta diklat dapat bertanya pada Guru atau Instruktur yang

mengampu kegiatan beiajar.

b. Kerjakan tugas test formatif (soal latihan) untuk mengetahui

seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap

materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.

c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori clan praktik,

perhatikanlah hal-hal berikut ini:

1) Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang berlaku

2) Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan baik

3) Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)

peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat

(16)

5) Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas, harus

meminta izin Guru atau Instruktur terlebih dahulu

6) Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempatnya.

d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi

pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada Guru

atau Instruktur yang mengampu kegiatan pembelajaran yang

bersangkutan.

2 . Peran bagi Guru/ I nst rukt ur pengampu:

1. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar

2. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang

dijelaskan dalam tahap belajar

3. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik baru,

dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai proses belajar

peserta diklat

4. Membantu peserta diklat untuk menentukan clan mengakses sumber

tambahan lain yang diperlukan untuk belajar

5. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok

6. Merencanakan seorang ahli/pendamping Guru dari tempat kerja

untuk membantu jika diperlukan

7. Mencatat kemajuan belajar Siswa

8. Melakukan penilaian

9. Menjelaskan kepada Siswa, bagian-bagian yang perlu diulang/

diperbaiki dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya.

D. Tuj uan Akhir

(17)

2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan

melakukan pemeriksaan sistem pengapian, yang terdiri dari:

a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan

b. Menyiapkan seperangkat sistem pengapian/Analiyzer engine

c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan

d. Melakukan kegiatan pemeriksaan sistem pengapian

3. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan

kegiatan pemeriksaan sistem pengapian sesuai buku manual kendaraan.

4. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.

5. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi clan kegunaannya.

6. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.

7. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang

(18)

E. Kompetensi

Bidang Keahlian : Teknik Mesin

Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif

Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian

Kode : OPKR-50-011B

Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran @ 45 menit

MATERI POKOK PEMBELAJARAN SUB

KOMPETENSI

KRI TERI A UNJUK

KERJA

LI NGKUP

BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

Memperbaiki

Sistem Pengapian

dan Komponennya

 Sistem Pengapian diperbaiki tanpa

Konstruksi dan prinsip sistem

Konstruksi dan cara kerja sistem

(19)

MATERI POKOK PEMBELAJARAN SUB

KOMPETENSI

KRI TERI A UNJUK

KERJA

LI NGKUP

BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

yang dapat

dan material yang

sesuai

 Sistem pengapian diuji dan hasilnya

dicatat menurut tugas yang lebih

luas dan sulit

dengan

(20)

MATERI POKOK PEMBELAJARAN SUB

KOMPETENSI

KRI TERI A UNJUK

KERJA

LI NGKUP

BELAJAR SI KAP PENGETAHUAN KETERAMPI LAN

 Perbaikan seluruhnya

dilaksanakan

sesuai dengan

SOP,

Undang-undang K3 dan

Prosedur/kebijakan

(21)

F. Cek Kemampuan

PERNYATAAN YA TI DAK

BI LA JAWABAN “YA” KERJAKAN

Saya dapat

menjelaskan fungsi dan cara kerja komponen sistem pengapian elektronik.

Soal Tes Formatif 1.

Saya dapat

menjelaskan macam-macam dan cara kerja sistem pengapian elektronik.

Soal Tes Formatif 2. Memperbaiki

sistem

pengapian dan komponennya

Saya dapat

melakukan perbaikan dan penyetelan sistem pengapian.

Soal Tes Formatif 3.

(22)

BAB. I I

PEMELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA DI KLAT

Suatu kegiatan pendidikan clan latihan (Diklat) menjadi jelas dan terlihat titik

bidiknya hingga dapat membuahkan hasil kompetensi clan sub kompetensi yang

baik bagi para peserta Diklat, maka peserta Diklat terlebih dahuiu harus

menentukan sasaran dengan menjabarkan sebuah rencana kegiatan belajar.

Untuk itu isilah format berikut ini sesuai maksud dari masing-masing kolom pada

table di bawah ini. lakukanlah konsultasi secara kontinyu kepada

Guru/Pembimbing.

Kompetensi : Perbaikan Sistem Pengapian

Sub Kompetensi : Memperbaiki Sistem Pengapian dan

Komponennya

Kode Modul : OPKR 50.011B

Alokasi Waktu : 60 Jam Pembelajaran

Tahun Pelajaran : .../...

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu

Tempat Memperbaiki Sistem

Pengapian dan Komponennya

(23)

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar

Alasan Perubahan

Paraf Guru benar dari

spesifikasi pabrik dan dapat dipahami. 1.3. Pelaksanaan

perbaikan, penyetelan dan penggantian komponen dilaksanakan dengan menggunakan peralatan, teknik dan material yang sesuai.

Peserta Diklat harus selalu mengkonsultasikan setiap pengisian uraian pada

Guru/pembimbing tentang "Jenis Kegiatan, Tanggal, Waktu, Tempat, dan alasan

perubahaan" untuk mendapatkan kompetensi atau sub kompetensi yang sesuai

(24)

B. KEGI ATAN BELAJAR

Kegiatan Belajar 1. Sistem Pengapian Diperbaiki Tanpa Menyebabkan

Kerusakan Terhadap Komponen Atau Ssistem

Lainnya

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah selesai pembelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing para

peserta diklat diharapkan dapat:

1. Menjelaskan fungsi sistem pengapian

2. Menjelaskan fungsi komponen-komponen pengapian

3. Menjelaskan cara kerja koil pengapian

4. Menjelaskan cara kerja kondensor

5. Menjelaskan cara kerja mekanisme sistem edvancer pengapian

6. Menjelaskan pengertian sudut dwell

7. Membedakan nilai panas busi

b. Uraian Materi

1. Tujuan Sistem Pengapian

Tujuan penggunaan system pengapian pada kendaraan adalah

menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk

(25)

2. Fungsi bagian- bagian komponen Baterai

a. Baterai

Menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignation coil.

b. Ignation Coil

Menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi

tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian.

c. Distributor

Berfungsi membagikan (mendistribusikan) arus tegangan

tinggi yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder

pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai

dengan urutan pengapian.

Bagian-bagian ini terdiri dari:

- Cam (nok)

Membuka Kontak point (platina) pada sudut cam shaftt

yang tepat untuk masing-masing selinder.

- Kontak point

Memutuskan arus listrik yang mengalir melalui kumparan

primer dari ignation coil untuk menghasilkan arus listrik

tegangan tinggi.

- Capasitor (condensor)

Menyerap lompatan bunga api yang terjadi antara breaker

point pada Saat membuka dengan tujuan menaikan

tegangan coil skunder.

- Centrifugal governor advancer

Memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin.

- Vacuum Advancer

Memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin

(26)

- Rotor

Membagikan arus listrik tegangan tinggi yang di hasilkan oleh

ignation coil ke tiap-tiap busi.

- Distributor Cap

Membagikan arus listrik tegangan tinggi dari rotor ke kabel

tegangan tinggi untuk masing- masing selinder.

d. Kabel tegangan tinggi

Mengalirkan arus listrik tegangan tinggi dari ignation coil ke

busi.

e. Busi

Mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menajdi loncatan

bunga api melalui elektroda.

3. Prosedur Cara Kerja dan Karakterist ik Komponen

Pengapian

a. Coil Pengapian

(27)

Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi lembar

pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet. Lilitan

sekunder, yamg mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan kawat

tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang dilaminasi

dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat pada

bagian tutup coil. Karena tegangan tinggi diberikan pada inti besi,

inti harus diisolasi oleh tutup dan insolator tambahan diberikan di

bagian dasar.

Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif

tebal, di tempatkan dekat dengan bagian luar sekelililng lilitan

sekunder. Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi

lilitan primer berubah tergantung pada penggunaannya.

Coil pengapian adalah transformator peningkat tegangan. Coil

menghasilkan pulsa-pulsa tegangan tinggi yang dikirimkan ke

busi-busi untuk menyulut campuran bahan bakar/udara di tabung

engine.

Lilitan primer coil, menyimpan energi dalam bentuk medan magnet.

Pada waktu yang ditentukan kontak poin terbuka, arus primer

berhenti mengalir dan medan magnet kolap memotong coil

sekunder menghasilkan tegangan tinggi ke dalamnya. Tegangan

(28)

Cara Kerj a Sist em Pengapian

 Rangkaian Primer

Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian

Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah

dari baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen

berikut:

- Saklar Pengapian Lilitan

- Lilitan Primer Coil

- Kontak Poin Distributor

(29)

 Rangkaian Sekunder

Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan

tinggi yang ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari

komponen-komponen berikut:

- Lilitan Sekunder Coil

- Lengan Rotor Distributor

- Tutup Distributor

- Busi-Busi

 Cara Kerja Pengapian induktif a. Cara Kerja Kontak Poin tertutup

Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil,

(30)

Distributor

Gambar 5. Cara Keya Pengapian Poin-Poin Tertutup

b. Cara Kerja Pengapian Kontak Poin Terbuka

Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang

berputar, aliran arus primer terputus. Medan magnit di

sekitar lilitan primer coil kolap dan menyebabkan tegangan

tinggi (4000-30.000 volt) pada lititan-lilitan sekunder.

Sentakan tegangan tinggi ini 'mendorong' arus melalui

kabel coil tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke

busi-busi. Siklus keseluruhan ini terjadi 50 sampai 150 kali

(31)

Distributor

Gambar 6. Cara Kerja Pengapian Kontak-Poin Terbuka

b. Kondensor

Kondensor

Gambar7. Kondensor Dipasang Pada Distributor

Kondensor mencegah percikan bunga api pada poin-poin pada

saat poin-poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan

mengalir ke dalam kondensor pada saat poin-poin terpisah.

Sebuah Kondensor terdiri dari beberapa lembar kertas timah

masing-masing lapisan diberi isolasi kertas paraffin, lembar

tersebut digulung dengan ketat sehingga berbentuk silinder,

(32)

sebagai kutub positif dan negatif. Kondensor biasanya dipasang

didalam distributor dan ada juga yang dipasang diluar distributor.

Kondensor itu diperlukan karena:

- Poin-poin membuka dan menutup secara mekanis; gerakan

tersebut sangat lambat dibandingkan dengan kecepatan

aliran arus

- Poin-poin tersebut hanya membuka sedikit

- Tegangan di dalam coil dapat menjadi sangat tinggi

Tanpa kondensor, yang terjadi adalah:

- Tegangan induksi di dalam lilitan primer menjadi sangat

tinggi mendorong arus meloncati celah membakar

permukaan kontak poin. Aliran arus tidak dapat cepat

berhenti, dan medan magnit kolap sangat lambat.

Karenanya tegangan sekunder terlalu rendah untuk

menyalakan busi.

Cara Kerja Kondensor

Tahap 1. Poin Tertutup

Gambrar 8. Cara Kerja Kondensor Kontak-Poin Tertutup. Dan

(33)

Arus mengalir melalui lilitan primer ke masa melalui poin

yang tertutup. Medan magnit terbentuk di sekeliling coil

pengapian. Pola osiloskop mengilustrasikan perubahan

polaritas tegangan pada rangkaian kondensor coil. Tingkat

tegangan adalah 12 V pada satu arah.

Tahap 2. Poin Terbuka

Gambar 9. Cara Kerja Kondensor Poin Terbuka. Dan

Ositoskop Tegangan Kondenwr Naik

Medan magnit kolap, menginduksi tegangan ke dalam lilitan

sekunder. Karena medan magnit juga kolap memotong lilitan

primer maka tegangan tinggi (kira-kira 300 V) diinduksi

kedalamnya juga. Tegangan ini akan menyebabkan arus

mengalir ke dalam kondensor. Tegangan kondensor akan

(34)

Tahap 3.

Gambar 10. Pengosongan Kondensor dan Osiloskop

Tegangan Kondensor turun

Tegangan primer mulai menurun. Tegangan kondensor

sekarang akan mendorong balik arus listrik kembali ke lilitan

primer coil, hal ini memaksa medan magnet yang kolap

mengalami kolap lebih cepat yang akan menghasilkan

percikan bunga api sekunder yang lebih besar. Gaya medan

magnet yang kolap menghasilkan tegangan induksi dengan

arah yang berlawanan.

(35)

Berkaitan dengan pengaruh medan magnet kondensor dan

arus pada lilitan sekunder, gerak gaya listrik balik dihasilkan

pada lilitan primer beberapa kali. Arus akan mengalir masuk

dan keluar pada kondensor melalui lilitan sampai energi

listriknya hilang. Hal ini menimbulkan efek osilasi.

c. Pengendali Pengapian Sentrifugal

Untuk mendapatkan saat pemajuan yang diperlukan saat

putaran engine naik, distributor mempunyai mekanisme

sentrifugal yang terdiri dari dua buah pemberat yang

mempunyai titik tumpu di bagian bawah distributor. Kedua

pemberat ini ditahan pada dudukannya oleh pegas dan berputar

dengan sumbu distributor. Jika kecepatan putar naik, pemberat

terlempar ke arah luar (karena pengaruh gaya sentrifugal)

melawan tarikan pegas dan akhirnya memajukan bubungan

kontak point.

Gambar 12. Salah satu contoh Mekanisme Pemaju Pengapian

(36)

Bubungan dapat bergerak bebas pada poros distributor dan saat

pemberat bergerak ke arah luar akibat gaya sentrifugal,

bubungan bergeser, atau berputar, searah dengan perputaran

poros. Hal ini membuat bubungan kontak poin

bersinggungan lebih cepat dengan kontak poin, dengan

demikian terjadilah pemajuan pengapian.

d. Pengendali Pengapian Vacuum

Interval waktu antara saat terjadinya penyalaan dan saat

diperoleh tekanan kompresi maksimum adalah tidak tetap,

tetapi berubah-ubah sesuai kecepatan pembakaran.

- Jika campuran kaya dan tekanan kompresi tinggi, dia

akan terbakar dengan sangat cepat sewaktu di sulut

- Jika campuran miskin dan tekanan kompresi rendah,

campuran akan terbakar dengan lambat

Walaupun perbandingan kompresi tidak berubah-ubah pada

suatu engine, jumlah campuran udara/bahan bakar di dalam

silinder (pada awal langkah kompresi) berubah-ubah sesuai

posisi pembukaan katup throttle, dengan demikian terjadi

perubahan pada tekanan kompresi pada rentang kerja

engine.

Mekanisme pengendali pemajuan pengapian vacuum terdiri

dari unit diafragma vacuum, dihubungkan dengan pelat

dudukan distributor dan sisi lain diafragma dihubungkan

dengan saluran vacuum karburator melalui selang vacuum.

Diafragma ditahan pada posisinya oleh pegas. Pelat dudukan

dan kontak poin akan berputar saat diafragma berhubungan

(37)

 Cara Kerja

Pembukaan katup throttle yang kecil akan memberikan

tingkat kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang

mengakibatkan pelat dudukan berputar mempercepat saat

pengapian. Saat pembukaan katup throttle membuka

semakin lebar, pengaruh kevacuuman akan menurun

mengurangi pemajuan saat pengapian. Pembukaan penuh

katup throttle akan memberikan tekanan udara luar (tidak

ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan

tidak terjadi pemajuan saat pengapian.

Catatan:

Kerjasama antara pemaju pengapian sentrifugal dan

kevacuuman secara otomatis memberikan perubahan yang

pasti terhadap saat pengapian pada setiap rentang kerja

engine.

Sudut Dwell

Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor

saat kontak poin menutup. Sudut Dwell yang tepat sangat penting

pada coil pengapian. Coil pengapian, agar dapat bekerja dengan

baik memerlukan waktu aliran arus yang mengalir pada lilitan

primer cukup lama agar mampu membangkitkan medan magnet

yang kuat di sekitarnya. Kekuatan medan magnet digunakan untuk

memotong liiitan sekunder agar menghasilkan tegangan yang

diperlukan untuk menyalakan busi.

(38)

b.

c.

Gambar 13. Sudut Dwell

Keterangan:

a) Kontak Poin Tertutup

b) Celah Kontak Poin Besar, sudut Dwell kecil

c) Celah kontak Poin kecil, sudut Dwell besar

Celah kontak poin dapat merubah sudut dwell. Celah kontak poin

yang sempit akan menaikkan sudut dwell. Ini berarti kontak poin

tertutup lebih cepat dan menutupnya terlambat dan ini

meningkatkan sudut dwell.

Besarnya sudut dwell dapat di tentukan dengan rumus:

60% x 360/n.

n = jumlah selinder.

Sudut dwell yang terlalu besar dapat menimbulkan kerugian. Kontak

poin menutup lebih cepat dapat mempengaruhi kerja coil pengapian

dan kondensor menyebabkan pembakaran yang jelek dan kontak

(39)

memperoleh kejenuhan medan magnet dengan demikian

menimbulkan pembakaran yang jelek.

e. Busi

Busi berguna untuk menghasilkan bunga api dengan

menggunakan tegangan tinggi yang dihasilkan oleh koil.

Bunga api yang dihasilkan oleh busi kemudian di pergunakan

untuk memulai pembakaran campuran bahan bakar dengan

udara yang telah di kompresikan di dalam selinder.

Konst ruksi busi

Gambar 14. Konstruksi Busi

Pada busi terdapat dua buah elektroda yaitu elektroda

tengah dan samping elektroda tengah mengalirkan arus

listrik dari distributor yang kemudian akan melompat

menuju elektroda samping. Ground

Electrode

Ceramic Insulator Center Electrode

Glass Seal Resistor

Gasket

(40)

Isolator yang ada pada busi untuk mencegah bocornya

arus listrik tegangan tinggi, sehingga tetap mengalir

melalui elektroda tengah dan elektroda samping terus ke

masa sambil menghasilkan bunga api dari elektroda

tengah ke elektroda samping.

Nilai panas busi

Yang dimaksud dengan nilai panas busi adalah

kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh busi. Busi

yang meradiasikan panas yang lebih banyak disebut busi

dingin sebab busi tersebut akan tetap dingin, sedangkan

busi yang meradiasikan panas sedikit disebut dengan busi

panas.

Busi dingin mempunyai ujung isolator yang lebih pendek

karena permukaan persinggungan dengan api lebih kecil

dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan

panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak

akan naik terlalu tinggi.

Sedangkan busi panas mempunyai ujung isolator yang

panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas

sehingga jalur perambatan panas menjadi panjang dan

radiasi panas menjadi kecil. Akibatnya temperatur

elektroda tengah menjadi naik.

Nilai panas busi juga dapat ditentukan dengan nomor

yang ada pada busi, semakin tinggi angka atau nomor

suatu busi maka semakin tinggi nilai panas busi.

(41)

pengapian. Coil pengapian terdiri dari rumah logam yang meliputi

lembar pelapis logam untuk mengurangi kebocoran medan magnet.

Lilitan sekunder, yang mempunyai lilitan lebih kurang 20.000 lilitan

kawat tembaga halus dililitkan secara langsung ke inti besi yang

dilaminasi dan disambungkan ke terminal tegangan tinggi yang terdapat

pada bagian tutup coil.

Lilitan primer, terdiri dari 200-500 lilitan kawat tembaga yang relatif

tebal, ditempatkan dekat dengan bagian luar sekeliling lilitan sekunder.

Panjang dan lebar kawat akan menyebabkan resistansi lilitan primer

berubah tergantung pada penggunaannya.

Rangkaian primer merupakan jalur untuk arus tegangan rendah dari

baterai (lihat diagram) dan terdiri dari komponen-komponen berikut:

- Saklar Pengapian

- Lilitan Primer Coil

- Kontak Point Distributor

- Kondensor

Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang

ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:

- Lilitan Sekunder Coil

- Lengan Rotor Distributor

- Tutup Distributor

- Busi-busi

Kondensor mencegah percikan bunga api pada kontak poin pada saat

kontak poin tersebut mulai membuka. Arus yang berlebihan mengalir ke

dalam kondensor pada saat kontak point terpisah.

Sudut Dwell adalah besarnya sudut putaran bubungan distributor saat

kontak poin menutup. Besarnya sudut dwell dapat ditentukan dengan

rumus:

Sudut Dwell = 60 % x 360

n

(42)

Sudut dwell yang terlalu besar, Kontak poin menutup lebih cepat dan

dapat mempengaruhi kerja coil pengapian. Yang menyebabkan

pembakaran yang jelek dan kontak poin terbakar karena percikan yang

berlebihan.

Celah kontak point yang besar atau sudut dwell yang kecil,

menyebabkan kontak poin menutup lambat dan membuka lebih cepat,

coil tidak punya waktu untuk memperoleh kejenuhan medan magnet

dengan demikian menimbulkan pembakaran yang jelek.

Mekanisme sentrifugal advancer berfungsi untuk memajukan saat

pengapian sesuai dengan pertambahan putaran mesin. Mekanisme

Vacuum advancer berfungsi memajukan saat pengapian pada saat

beban mesin bertambah atau berkurang.

Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan

bunga api melalui elektroda.

Nilai panas busi adalah kemampuan meradiasikan sejumlah panas oleh

busi. Nilai panas busi dapat ditentukan dengan nomor yang ada pada

busi, semakin tinggi angka atau nomor suatu busi maka semakin

tinggi nilai panas busi.

d. Tugas

1. Pelajari modul sistem pengapian konvensional secara seksama!

2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional!

3. Buatlah analisa gangguan sistem pengapian!

4. Lakukan kegiatan praktik sesuai dengan buku panduan (manual

book)!

5. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda

(43)

e. Tes Format if

1. Jelaskan fungsi dari sistem pengapian pada kendaraan?

2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian konvensional?

3. Sebutkan fungsi dari komponen sistem pengapian berikut:

a. Baterai

b. Coil

c. Distributor

d. Busi

4. Sebutkan komponen-komponen dari rangkaian sekunder

merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang ditingkatkan

oleh coil?

5. Jelaskan cara kerja Coil pangapian pada tertutup dan terbuka?

6. Apa fungsi dari kondensor pada sistem pengapian?

7. Jelaskan cara kerja Vacuum advancer?

8. Jelaskan fungsi sentrifugal advancer?

9. Jelaskan kerugian yang diakibatkan jika sudut dwell terlalu besar?

10.Jelaskan perbedaan busi panas dengan busi dingin?

f. Kunci Jaw a ban

1. Fungsi sistem Pengapian adalah menyediakan percikan bunga api

bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran

udara/bahan bakar di dalam ruang bakar engine.

(44)

3. Fungsi komponen pengapian:

- Baterai menyediakan arus listrik tegangan rendah untuk ignition coil

- Ignition Coil menaikan tegangan yang di teria dari baterai menjadi

tegangan tinggi yang diperlukan untuk pengapian

- Distributor membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi

yang dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan sekunder pada

ignation coil ke busi pada tiap-tiap selinder sesuai dengan urutan

pangapian

- Busi mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan

bunga api melalui elektroda

4. Rangkaian sekunder merupakan jalur untuk arus tegangan tinggi yang

ditingkatkan oleh coil dan terdiri dari komponen-komponen berikut:

- Lilitan Sekunder Coil

- Rotor

- Tutup Distributor

- Busi-busi

5. Cara kerja coil pengapian pada saat:

a. Cara kerja-Poin tertutup

Arus dari baterai mengalir melalui lilitan-lilitan primer coil,

membentuk medan magnit, melalui kontak poin ke masa.

b. Cara kerja Pengapian Poin-poin terbuka

Pada saat poin-poin terbuka oleh bubungan pemutus yang berputar,

aliran arus primer terputus. Medan magnit di sekitar lilitan primer coil

kolap dan menyebabkan tegangan tinggi pada lilitan-lilitan sekunder.

Sentakan tegangan tinggi ini ‘mendorong’ arus melalui kabel coil

tegangan tinggi ke distributor dan kemudian ke busi-busi.

6. Fungsi kondensor adalah mencegah percikan bunga api pada

(45)

7. Cara kerja vacuum adalah:

Pada saat pembukaan katup throttle kecil akan memberikan tingkat

kevacuuman yang tinggi pada diafragma yang mengakibatkan pelat

dudukan berputar mempercepat saat pengapian.

Saat pembukaan katup throttle membuka semakin lebar, pengaruh

kevacuuman akan menurun mengurangi pemajuan saat pengapian.

Pembukaan penuh katup throttle akan memberikan tekanan udara

luar (tidak ada kevacuuman) terhadap diafragma mengakibatkan

tidak terjadi pemajuan saat pengapian.

8. Sentrifugal advancer berfungsi Untuk memajukan pengapian yang

diperlukan saat putaran engine naik.

9. Akibat Sudut dwell yang terlalu besar adalah:

Kontak poin menutup lebih cepat dan dapat mempengaruhi kerja

coil pengapian. Yang menyebabkan pembakaran yang tidak

sempurna dan kontak poin terbakar karena percikan yang

berlebihan.

10.Perbedaan Busi panas dengan busi dingin adalah:

- Busi panas adalah busi yang mempunyai ujung isolator yang

panjang dan permukaan singgung dengan api yang luas

sehingga jalur perambatan panas sangat lambat sehingga

meradiasikan panas yang lebih sedikit ke kepala selinder.

- Busi dingin busi yang mempunyai ujung insulator yang lebih

pendek sehingga permukaan persinggungan dengan api lebih

kecil dan jalur radiasi panasnya pendek, maka perambatan

panas sangat baik dan temperatur elektroda tengah tidak akan

(46)

g. Lembar Kerj a

1 . Alat dan bahan

a) 1 Unit engine stand

b) Peralatan tangan

c) Tool box

d) Avo meter

e) Lap/majun

f) Dwell tester

g) Tacho meter

h) Timming light

2 . Keselamatan kerj a

a) Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya

b) Ikuti instruksi dari Instruktur

c) Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja

d) Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan

pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja

e) Bila perlu mintalah buku manual

3 . Langkah kerj a

a) Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang dibutuhkan

b) Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh

Guru/Instruktur

c) Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian

d) Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian

e) Gambarkan wearing sistem pengapian sesuai dengan bahan

yang dipraktikkan

(47)

4 . Tugas

a) Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!

b) Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh

setelah mempelajari materi kegiatan pelajaran

c) Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari

(48)

Kegiatan Belaj ar 2 . Mengakses I nformasi Yang Benar Dari Spesifikasi

Pabrik Dan Dapat Dipahami

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta diklat diharapkan dapat:

1. Membedakan rangkaian pengapian elektronik dengan pengapian

konvensional

2. Memjelaskan keuntungan sistem pengapian elektronik

3. Menyebutkan macam-macam pegapian elektronik

4. Menjelaskan kontruksi clan cara kerja sistem pengapian elektronik

b. Uraian mat eri

1 . Perbandingan Rangkaian Pengapian

Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang

menggunakan kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak

poin digantikan oleh pembangkit sinyal elektronik dlan sebuah unit

pengendaii pengapian elektronik.

Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik untuk

memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian

elektronik.

Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian sebagai sinyal

(49)

Gambar 15. Perbandingan Rangkaian

Keuntungan sistem pengapian elektronik:

 Tidak menggunakan kontak poin

 Tidak memerlukan perawatan kontak poin

 Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian

 Saat pengapian lebih tepat

 Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk mengendalikan emisi gas buang.

Pembangkit Pulsa sistem pengapian elektronik

Ada beberapa cara untuk menghasilkan pulsa sinyal pada distributor:

1. Pembangkit pulsa

2. Pembangkit efek Hall

3. Sensor optik

(50)

1 . Sensor Penghimpun Magnet ( Pembangkit Pulsa)

a. Konstruksi

Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-Up Sensor)

terdiri dari lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet

permanen membentuk medan magnet di sekeliling lilitan

kawat.

b. Cara kerja

Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan

magnet, tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat.

Tegangan ini dibangkitkan pada lilitan kawat. Sinyal

tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.

Gambar 16. konstruksi Sensor posisi poros engkol

Sensor posisi poros engkol (CP, Crankshaft position)

adalah salah satu contoh dari penghimpun magnet. Sensor

CP mempunyai perangkat penghimpun magnet. Sensor CP

biasanya di tempatkan pada blok engine. Cincin pulsa

poros engkol ditempatkan pada poros engkol. Tonjolan

Pick_Up Magnetik

Lilitan kawat membangkitkan tegangan listrik

Cuping (Lobe) pada Cincin pulsa memotong medan magnet

(51)

memotong medan magnet. Gangguan terhadap medan

magnet membangkitkan tegangan sinyal tegangan pada

lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.

Penghimpun magnet yang digunakan pada system

pengendali elektronik mencakup:

- Sensor posisi poros engkol

- Sensor kecepatan kendaraan

- Penghimpun saat pengapian

Tegangan yang dihasilkan pembangkit pulsa adalah arus

bolak-balik (AC). Saat kecepatan meningkat, tegangan dan

frekuensinya juga meningkat. CPU memantau frekuensi

sinyal untuk menghitung kecepatan poros dan posisinya.

Gambar 17. Bentuk gelombang pembangkit pulsa

Perubahan terjadi dalam perencanaan pembangkit pulsa, tetapi

semuanya menggunakan dasar kerja yang sama.

(52)

Gambar 18. Perubahan Rancangan Pembangkit Pulsa

2. Pembangkit Efek Hall

a. Dasar Kerja efek Hall

Efek hall adalah nama yang diberikan berdasarkan E.H. Hall

yang menemukan efek ini pada tahun 1879.

Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit

hall) mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika

medan magnet didekatkan pada pembangkit hall sehingga

medan magnet tegak lurus terhadap bahan semi konduktor

(pembangkit hall), akan muncul tegangan rendah pada sisi semi

konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini disebut

"Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan

turun pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang

konstan dan medan magnet yang tegak lurus terhadap

bahan semi konduktor diperlukan untuk membangkitkan

tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak ada maka

(53)

Gambiar 19. Tidak ada magnet, tidak ada efek hall

Gambar 20. Kemagnetan 900 tegangan hall muncul

Bentuk gelombang output sensor hall disebut gelombang

digital sebab perubahan magnet terhadap bahan semi

konduktor yang berbentuk garis dari 90° akan mematikan

tegangan hall. Tegangan keluaran adalah "Ada atau tidak

(54)

Signal Output:

V1 = Kecepatan Rendah

V2 = Kecepatan Tinggi

Gambar 21. Prinsip Kerja Sensor Kecepatan dan Sinyal

Keluarannya

Sensor yang ditempatkan pada distributor digunakan untuk

menentukan putaran engine dan saat pengapian. Saat poros

distributor berputar, sensor memberikan sinyal kepada

mikrokomputer informasi tentang posisi poros distributor.

Magnet

Medan magnet Chip Hall Signal Output

Tutup Sudu Rotary

Unit Poros

Unit Sakelar Efek Hall

(55)

Sensor ini terdiri dari tutup sudu yang berputar dan saklar

efek Hall. Tutup sudu yang berputar di tempatkan di bagian

atas poros distributor. Saklar efek Hall berada di bagian dasar

distributor.

Gambar 23. Tutup Sudu berputar, sakelar efek hall

Tutup sudu berputar clan sakelar efek Hall ditempatkan

sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat melalui celah

sakelar saat sudu-sudu berputar. Bila tidak ada sudu yang

berada di celah medan magnet menyebabkan munculnya

tegangan hall.

Bila sudu berada diantara celah, medan magnet terhalang

dari bagian sensor. Tidak akan ada tegangan Hall yang

muncul. Frekuensi (kecepatan) tegangan sinyal akan

tergantung pada putaran poros dan jumlah sudu-sudu.

Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu.

Tutup Sudu Rotary

Penghimpun Medan Magnet

Sudu

Sakelar Efek Hall

(56)

3 . Sensor Posisi Poros Engkol Opt ik

Hampir sama dengan sensor Hall, sensor posisi poros engkoi

optik menggunakan piringan yang secara langsung

dihubungkan dengan poros pemutar. Sebagai pengganti sudu,

piringan dilengkapi dengan lubang-lubang yang posisinya

berhubungan dengan derajat perputaran.

Contoh:

- 90° untuk engine 4 silinder

- 60° untuk engine 6 silinder

- 45° untuk engine V 8 silinder

Sensor-sensor modern mungkin mempunyai perputaran poros

360°.

Gambar 24. Sensor Posisi Poros Engkol Optik

Ditempatkan pada setiap sisi piringan sebuah LED (Light

Emitting Diode) dan sebuah Phototransistor. Lubang pada

piringan memungkinkan cahaya dari LED mencapai

phototransistor, digunakan sebagai sensor. Output

phototransistor diperkuat untuk memberikan sinyal tegangan

(57)

Gambar 25. Output Pulsa

2 . Sist em Pew akt u Pengapian Elekt ronik ( EST)

Sistem pewaktu pengapian elektronik menggantikan system pemaju saat

pengapian konvensional yaitu sistem sentrifugal dan vacuum. Ini

memberikan saat pengapian yang optimum yang diperlukan oleh engine

yang dipengaruhi oleh kecepatan, beban, temperatur pendingin engine,

posisi throttle dan kondisi kerja motor starter dan kompresor system

penyejuk udara.

Sistem ini terdiri dari:

1) Distributor dengan pembangkit sinyal

2) Sensor Tekanan mutlak manifold (MAP)

3) Sensor Temperatur pendingin engine

4) Sakelar posisi throttle

5) Modul Pengendali Elektronik

6) Coil Pengapian

7) Kabel Tegangan Tinggi

8) Busi

9) Masukan dari rangkaian solenoid motor starter

+2.4 V

Va

+0.2 V

TMA *1 TMA * 2 TMA * 3

(58)

10) Masukan dari rangkaian kompling kompresor AC

Gambar 26. Sistem EST

Sensor-sensor memberikan informasi kerja engine kepada modul, yang

akan menghitung saat pengapian yang diperlukan dan merubah sinyal

keluaran kepada coil pengapian untuk memberikan pengendaiian saat

pengapian.

Alt ernat if Sist em Pengapian

a) Capacitor Discharge Ignition (CDI)

CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengnan system

pengapian yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini dikembangkan

untuk engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi.

Perbedaan utama dengan system pengapian elektronik adalah

(59)

Cara Kerja

Modul elektronik mengendalikan perubahan catudaya 12 V ke

400 V yang digunakan untuk mengisi kapasitor penyimpan yang

besar. 400 V diperlukan untuk mencapai tingkat energi yang

diperlukan untuk mengoperasikan system.

1.Batere 2.Kunci Kontak 3. Kotak Pemicu 3a.Bagian Pengisian 3b.Bagian Pengendali 3c.Pembentuk Pulsa 4.Transfarmator Pengapian 5. Pembangkit Pulsa jenis Induksi 6.Distributor D.Dioda C.Kaparitor Penyimpan The.Theristar dengan gerbang G L1. Lilitan Primer L2. Lilitan Sekunder

Gambar 27. Diagram Rangkaian. CDI yang tidak memakai kontak

poin dengan Pulsa Induktif System Generator dalam

(60)

Pada titik pengapian theristor dipicu, muatan kapasitor

dikosongkan melalui lilitan utama coil pengapian. Kecepatan

pertumbuhan medan magnit jauh lebih cepat daripada system

pengapian tradisional dengan efek tegangan yang cepat terjadi

pada lilitan sekunder untuk menghasilkan bunga api untuk busi.

Begitu muatan kapasitor dikosongkan theristor mati untuk

kemudian memulai kembali siklus pengapian.

 Keuntungan-keuntungan:

a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk

memastikan magnetic coil pengapian terpenuhi

sepenuhnya.

b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi

dibandingkan system pengapian elektronik dan kontak

tradisional.

b) Sistem Pengapian Magnet

Tuj uan

Sistem pengapian magnet bekerja tidak tergantung pada

sumber baterai dan memberikan tegangan tinggi yang

diperlukan untuk membakar campuran udara/bahan bakar di

dalam ruang pembakaran.

Penerapan

Sistem magnet dikenal sangat kompak, bobotnya ringan dan

sangat sesuai untuk digunakan pada engine yang dirancang

untuk menggerakkan:

(61)

(e) Pemotong rumput

(f) Mesin gergaji

(g) Engine untuk perahu motor

(h) Mesin pertanian

(i) Engine stasioner

Konst ruksi

Gambar 28. Konstruksi Fly Wheel Magnet

Sistem magnet ini terdiri dari:

(a) Fly-wheel baja yang berputar yang dilengkapi dengan

magnet permanen, dipasangkan pada poros engkol engine.

Gambar 29. Pelat dudukan Magnet Fly-wheel

Magnet

Kapasit or

(62)

(b) Pelat dudukan yang tidak bergerak (tetap) menyangga

armatur pengapian (coil), kontak poin clan kapasitor.

(Sistem yang dikendalikan elektronik mempunyai

pembangkit pulsa yang dipasangkan pada pelat dudukan.

Cara Kerja

Medan magnet yang terdapat pada fly-wheel sejajar

dengan inti armatur pengapian. Pada saat fly-wheel

berputar tegangan AC diinduksikan pada rangkaian primer.

Gambar 30. Kerja magnet saat kontak poin tertutup

Saat kontak poin tertutup arus induksi mengalir pada lilitan

primer armatur pengapian menghasilkan medan magnet. Armature

Pengapian

Lilitan

Sekunde Lilitan Primer

(63)

Gambar 31. Kerja Magnet saat kontak poin terbuka

Dalam waktu yang singkat kontak poin terbuka dan aliran

arus induksi berhenti, medan magnet kolap dan

menghasilkan induksi tegangan tinggi pada lilitan sekunder

coil, menghasilkan percikan bunga api pada busi.

Catatan:

Untuk mendapatkan output yang maksimal, system

magnet dirancang untuk membuka kontak poin saat arus

induksi maksimum mengalir pada lilitan primer coil.

Beragam bentuk rancangan akan kita temui sesuai dengan

bentuk rancangan engine dan penggunaan perangkat

pemicu elektronik. Sistem magnet juga dapat digunakan

pada engine bersilinder banyak, menggantikan distributor

(64)

Gambar 32. Unit Magnet untuk engine bersilinder

banyak

c. Rangkuman

Perbedaan utama antara pengapian elektronik dengan yang menggunakan

kontak poin adalah pada bagian rangkaian primer. Kontak poin digantikan

oleh pembangkit sinyal elektronik dan sebuah unit pengendali pengapian

elektronik. Pembangkit sinyal digunakan untuk memberikan impuls listrik

untuk memberikan sinyal saat pengapian pada inti pengendali pengapian

elektronik. Unit pengendali akan mensaklarkan rangkaian primer pengapian

sebagai sinyal oleh pembangkit sinyal.

Keuntungan system pengapian elektronik:

1. Tidak menggunakan kontak poin

2. Tidak memerlukan perawatan kontak poin

3. Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian

4. Saat pengapian lebih tepat

5. Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk

(65)

3. Sensor optik

Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) terdiri dari lilitan

kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk medan

magnet di sekeliling lilitan kawat.

Ketika benda logam mengganggu keseimbangan medan magnet,

tegangan listrik terbentuk pada lilitan kawat. Tegangan ini dibangkitkan

pada lilitan kawat. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh mikrokomputer.

Bahan semi konduktor tipis yang berbentuk garis (pembangkit hall)

mempunyai aliran arus konstan yang mengalirinya. Ketika medan magnet

didekatkan pada pembangkit hall sehingga medan magnet tegak lurus

terhadap bahan semi konduktor (pembangkit hall), akan muncul tegangan

rendah pada sisi semi konduktor yang berbentuk garis. Tegangan ini

disebut "Tegangan Hall". Saat magnet dijauhkan tegangan hall akan turun

pada titik nol. Kedua hal tersebut di atas, arus yang konstan dan medan

magnet yang tegak lurus terhadap bahan semi konduktor diperlukan

untuk membangkitkan tegangan hall. Jika salah satu atau keduanya tidak

ada maka tegangan hall tidak akan dapat dihasiikan.

Sistem pengapian CDI berkerja dengan prinsip kerja yang berbeda dengan

system pengapian elektronik yang lain. Sistem ini dikembangkan untuk

engine yang mempunyai unjuk kerja yang tinggi. Perbedaan utama

dengan sistem pengapian elektronik adalah pada kapasitor penyimpan dan

cara kerja modul elektronik.

d. Tugas

1. Pelajari sistem pengapian elektronik secara seksama!

2. Gambarkan rangkaian sistem pengapian elektronik!

3. Buatlah analisa gangguan pada sistem pengapian elektronik!

4. Diskusikan dengan teman tentang hal-hal yang baru Anda dapatkan

(66)

e. Test Formatif

1. Sebutkan keuntungan pengapian elektronik?

2. Sebutkan komponen sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up

Sensor)?

3. Sebutkan macam-macam sensor pengendali elektronik ECU menghimpun

magnet?

4. Jelaskan cara kerja pembangkit hall efek!

5. Sebutkan keunggulan dan kelemahan sistem pengapian CDI!

f. Kunci Jaw aban

1. Keuntungan system pengapian elektronik:

- Tidak menggunakan kontak poin

- Tidak memerlukan perawatan kontak poin

- Sudut Dwell ditetapkan oleh unit pengapian

- Saat pengapian tebih tepat

- Percikan bunga api lebih besar dan lebih lama sangat berguna untuk

mengendalikan emisi gas buang

2. Komponen Sensor penghimpun magnet (Magnetic Pick-up Sensor) adalah:

lilitan kawat dan inti magnet permanen. Magnet permanen membentuk

medan magnet di sekeliling lilitan kawat.

3. Sinyal tegangan ini diperkuat oleh ECU.Penghimpun magnet yang

digunakan pada system pengendali elektronik mencakup:

- Sensor posisi poros engkol

- Sensor kecepatan kendaraan

- Penghimpun saat pengapian

4. Cara kerja pembangkit pulsa Hall efek adalah tutup sudu berputar dan

sakelar efek Hall ditempatkan sedemikian rupa sehingga sudu-sudu dapat

(67)

tegangan sinyal akan tergantung pada putaran poros dan jumlah

sudu-sudu. Lebar sinyal akan beragam tergantung pada ukuran sudu-sudu.

5. Keungulan dan kelemahan sistem pengapian CD:

Keunggulan-keunggulan:

a) System CDI tidak tergantung waktu (sudut dwell) untuk memastikan

magnetic coil pengapian terpenuhi sepenuhnya.

b) Dapat beroperasi pada frekuensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan

system pengapian elektronik dan kontak tradisional.

Kelemahan-Kelemahan:

Untuk banyak aplikasi durasi bunga api terlalu singkat untuk memperoleh

pengaian yang dapat diandalkan.

g. Lembar Kerja

1. Alat dan bahan

- 1 Unit engine stand

- Peralatan tangan

2. Keselamat an kerj a

- Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya

- Ikuti instruksi dari Instruktur

- Ataupun prosedur kerja yang tertera pada lembar kerja

- Mintalah izin dari Instruktur Anda bila hendak melakukan pekerjaan

yang tidak tertera pada lembar kerja

(68)

3. Langkah kerja

- Persiapkan alat dan bahan praktik sesuai yang di butuhkan

- Perhatikan instruksi Praktik yang disampaikan oleh oleh

Guru/Instruktur

- Lakukan pemeriksaan dan pemeliharaan sistem pengapian

- Perhatikan komponen-komponen sistem pengapian

- Gambarkan wiring sistem pengapian sesuai dengan bahan yang

dipraktikkan

- Diskusikan dan buatlah catataan penting kegiatan praktik

- Setelah selesai praktik bereskan kembali peralatan dan bahan yang

telah digunakan

4 . Tugas

1. Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas!

2. Buatlah rangkuman pengetahuan yang baru Anda peroleh setelah

mempelajari materi kegiatan pelajaran

3. Jika belum mengerti tanyakan pada Instruktur dan pelajari kembali

(69)

Kegiatan Belaj ar 3 . Pelaksanaan Perbaikan, Penyet elan Dan

Penggant ian Komponen Dilaksanakan

Dengan Menggunakan Peralatan, Teknik Dan

Mat erial Yang Sesuai

a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah selesai pemelajaran modul ini tanpa bantuan Guru/Pembimbing

para peserta diklat diharapkan dapat:

1. Melakukan pemeriksaan sitem pengapian

2. Melakukan penyetelan sistem pengapian berdasarkan SOP

3. Melakukan service/perbaikan sistem pengapian

4. Melepas dan memasang distributor

5. Memeriksa urutan pengapian (FO)

6. Menggunakan alat uji sistem pengapian

b. Uraian mat eri

Sistem pengapian kendaraan bermotor sangatlah tahan uji, tetapi

sebagaimana ditetapkan pabrik pembuatnya, pemeliharaannya harus

dilakukan secara berkala agar tetap tahan uji. Untuk memeriksa system

pengapian lakukan hal berikut:

1 . Secara visual periksalah

- Kabel-kabel tegangan tinggi, apakah isolasinya robek, terbakar atau

aus

- Kabel-kabel tegangan rendah, apakah terbakar, aus atau retak dan

rusak atau bagian-bagian tengah pada terminal-terminalnya

berjuntai

- Koil pengapian oli bocor, retak atau isolasinya teriris dan kontainer

bagian luarnya rusak

- Tutup distributornya retak, isolasinya teriris dan lemah atau klip

(jepitan) pengkelemnya patah

(70)

2 . Secara phisik periksalah sambungan-sambungan

- Perlahan-lahan tarik atau tekan masing-masing kabel listrik (baik yang

bertegangan tinggi maupun yang bertegangan rendah) untuk

memastikan bahwa kabel-kabel tersebut terpasang dengan kuat pada

sambungannya

- Dengan cara yang sama periksalah sambungan-sambungan selang

vacuum

- Pastikan bahwa coil pengapian dan resistor ballast terkelem kuat pada

engine atau pada panel di bawah bonet

- Periksalah saklar pengapian

- Haruslah dipasang dengan kencang di panel instrument

- Kuncinya tidak boleh longgar pada barrelnya dan gerakan untuk semua

tahap pengoperasian harus positif

3. Menservis bagian system pengapian yang berbegangan tinggi

- Lepaskan tutup distributor dan kabel-kabel tegangan tinggi

- Lepaskan tombol rotor

(71)

Cabutlah secara langsung dari distributor shaftnya, periksalah rotor button

bila:

a. Bilahnya aus atau longgar

b. Karbon tracking atau isolasinya retak

c. Lug atau locating clip atau atau rusak

- Bersihkan rotor button

- Keriklah karbon dari ujung bilahnya tetapi jangan melepaskan

logamnya

- Laplah buttonnya dengan kain yang bersih

Gambar 34. Pemeriksaan Cap (Tutup) Bagian Dalam

- Periksalah bagian dalam dari distributor cap

a. Bila terminal-terminalnya aus atau terbakar

b. Bila kontak karbonnya rusak, aus atau longgar

c. Karbon tracking

- Bersihkan distributor cap dan kabel-kabel tegangan tinggi.

(72)

Gambar 35. Pemeriksaan Kontak-Kontak Tegangan tinggi

- Periksalah kontak diantara kabel tegangan tinggi dan terminal

distributor cap

- Bebaskan peiindung kabel dengan memelintirnya pada cap tower

- Cabutlah kabel keluar tower sambil memegang pelindungnya

- Periksalah bagian dalam dari cap tower dan terminal kabel tegangan

tinggi bila terjadi korosi

- Dengan hati-hati keriklah setiap karat dari contact points

- Pasanglah kabel dan pelindung ke distributor cap. Pastikan bahwa

kabel terpasang dengan kuat di dalam capnya

- Ulangi proses sepera ini pada kabel-kabel yang lain

Catatan;

Ceklah dan gantilah satu kabel setiap saat untuk mencegah susunan

pengapian tertukar. Inhibitor uap lembab seringkali tersemprot ke

kabel-kabel dan konektor-konektomya.

Gambar

Gambar 1. Sistem Pengapian Konvesional
Gambar 2. Konstruksi Coil Pengapian yang umum
Gambar 3. Rangkaian Primer Sistem Pengapian
Gambar 4. Rangkaian Sekunder Sistem Pengapian
+7

Referensi

Dokumen terkait