kesimpulan kontribusi dari teori terhadap penelitian
Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstrak, dan proposisi untuk menerangkan suatu
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antarkonsep.
Menurut Kerlinger teori adalah sebagai serangkaian bagian (variabel), definisi dan dalil yang
saling berhubungan yang dihadirkan sebuah pandangan sistematis tentang fenomena dengan
menentukan hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Menurut Hopkins teori adalah sebagai serangkaian hipotesa.
Menurut Kinayati Djojosuroto & M.L.A. Sumaryati, teori digolongkan kepada empat macam,
yaitu asumsi, konsep, konstruk, dan proposisi.
Ada tiga teori yang dapat digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Teori deduktif hipotesis
2. Teori induktif-empiris
3. Teori spekulatif-empiris
1. Kualifikasi PenelitPenelitan yang efektf tdak dapat terjadi seenaknya saja, tetapi ia harus didukung dengan faktor-faktor penunjang serta sarana dan prasaran yang cukup. Disamping faktor penelit sendiri, ada faktor lingkungan yang turut mempengaruhi. Contoh nyatanya ya ketka perang dunia kedua banyak penelit yang tdak bisa meneruskan riset mereka karena lingkungannya jelas tdak memungkinkan untuk itu, bahkan untuk keselamatan mereka sendiri.
Kualifikasi penelit harus didasarkan pada intelegensia, kekuatan bekerja serta sifat jujur dan rajin. Menurut Whitney(1960) ada beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh penelit, yaitu :
· Daya nalar, seorang penelit harus mempunyai daya nalar yang tnggi yaitu dengan adanya kemampuan memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktf maupun secara deduktf.
· Orisinalitas, penelit harus mempunyai daya hayal ilmiah dan harus kreatf. Penelit harus brilian, mempunyai inisiatf yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang rasional dan menghindari plagiat.
· Daya ingat, seorang penelit harus memiliki daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan logis. Dapat dengan sigap melayani serta menguasai fakta-fakta.
· Kewaspadaan, seorang penelit harus secara cepat dapat melakukan pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada suatu variabel atau atas suatu fenomena. Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta responsive terhadap perubahan atau kelainan.
· Konsentrasi, seorang penelit harus mempunyai kekuatan konsentrasi yang tnggi, kemauan yang keras, serta tdak cepat muak.
· Dapat bekerja sama, penelit harus mempunyai sifat yang kooperatf, dapat bekerja sama dengan siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual, dan dapat bekerja secara team-work.
· Kesehatan, seorang penelit harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Penelit harus stabil, sabar, dan penuh vitalitas.
· Semangat, kesehatan si penelit harus ditunjang pula dengan semangat untuk menelit.