• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MOTIVASI PELA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN MOTIVASI PELA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI,

PELATIHAN DAN DISIPLIN KERJATERHADAP KINERJA

KARYAWAN PT. SURYAMAKMUR AGUNGLESTARI

Benny Ganda Wijaya Soedarmadi

Fakultas Ekonomi Universitas Semarang

Abstrak : Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan kepada kinerja karyawan dalam mengoperasikan unit-unit kerja yang terdapat diinstansi tersebut. Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah gaya kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi, dan pelatihan. Obyek penelitian ini adalahPT. Suryamakmur Agunglestari, Semarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi, dan pelatihan terhadap kinerja karyawan. Sampel yang digunakan adalah karyawan PT. Suryamakmur Agunglestari, Semarang sebanyak 112 responden. Analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.Hasil analisis regresi antara gaya kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi, dan pelatihan terhadap kinerja memperoleh hasil positif sebesar 0,211, 0,194, 0,418dan 0,405. Hasil uji hipotesis menggunakan uji – t menunjukkan hasil signifikan dengan signifikansi 0,003,

0,001, 0,000 dan 0,000<α=0,05. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi, dan pelatihanberpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Kata kunci : Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi, Pelatihan, Kinerja.

Abstract : The success of a company is determined to employee performance in operating units of work contained in the agency. Employee's performance can be affected by several factors, such as leadership style, work discipline, motivation, and training. The object of this study is PT. Suryamakmur Agunglestari, Semarang. The purpose of this study was to analyze the effect of leadership style, work discipline, motivation, and training on employee performance. The samples used were PT. Suryamakmur Agunglesta ri, Semarang were 112 respondents. The analysis used is multiple linear regression. The results of the regression analysis between leadership styles, work discipline, motivation, and training on the performance gain positive results at 0.211, 0.194, 0.418 and 0.405.The results of hypothesis testing using t - test showed significant results with a significance of

(2)

PENDAHULUAN

Pada berbagai bidang

khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah

batasanyang reaktif dapat

diidentifikasikan, bekerja secara terus - menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006).Semua tindakan yang diambil dalam setiap kegiatan diprakarsai dan ditentukan oleh manusia yang menjadi anggota

perusahaan. Perusahaan

membutuhkan adanya faktor sumber daya manusia yang potensial baik pemimpin maupun karyawan pada pola tugas dan pengawasan yang merupakan penentu tercapainya tujuan perusahaan.

Untuk meningkatkan kinerja sumber daya manusia bukanlah suatu hal yang mudah karena kinerja dapat dianalisa dari berbagai sudut pandang serta dipengaruhi oleh berbagi macam faktor, antara lain faktor gaya kepemimpinan, disiplin kerja, motivasi, dan pelatihan yang ada dalam organisasi atau perusahaan

(Rivai dalam Masrukhin dan Waridin, 2006 :200).

PT. Suryamakmur

Agunglestari merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi bahan kimia. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berupa Perseroan Terbatas (PT) yang berdiri tahun 1993. Penelitian ini

memfokuskan pada karyawan PT. Suryamakmur Agunglestari yang berlokasi di Semarang karena disini pusat kegiatan manajerial dilakukan.

Kinerja karyawan yang tinggi

sangatlah diharapkan oleh

perusahaan tersebut. Semakin banyak karyawan yang mempunyai kinerja

tinggi, maka produktivitas

perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan dapat bertahan dalam persaingan global. Karyawan dituntut untuk mampu menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien. Keberhasilan karyawan

(3)

tugasnya secara efektif dan efisien serta melakukan peran dan fungsinya dan itu semua berhubungan linear dan berhubungan positif bagi keberhasilan suatu perusahaan.

Tabel 1

Indeks Pelanggaran Karyawan

Frekuensi 2009 2010 2011 Indeks karyawan yang

melakukan pelanggaran tata

tertib 1,08 3,41 7,33 Indeks karyawan yang

mengundurkan diri 0,91 1,25 1,75 Indeks karyawan yang

dipecat karena indisipliner 0,25 0,58 0,91 Indeks karyawan yang

mengajukan keberatan dengan ketentuan

perusahaan 0,17 0,42 0,67

Sumber : Personalia PT. Suryamakmur,2011 Berdasarkan survei yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti

menemukan adanya beberapa

permasalahan yang mempengaruhi kinerja karyawan PT. Suryamakmur

Agunglestari Semarang.

Permasalahan yang dihadapi oleh PT

Suryamakmur Agunglestari yaitu selalu tidak tercapainya target omset penjualan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Realisasi omset penjualan dalam tiga tahun terakhir tidak pernah melebih target yang telah ditetapkan. Hal ini bila ditelusuri lebih lanjut merupakan dampak dari kurangnya motivasi karyawan dalam bekerja yang

tercermin dari lambatnya pelayanan

terhadap konsumen, gaya

kepemimpinan pada PT.

Suryamakmur Agunglestari yang dipandang kurang cocok dengan

karyawan dimana karyawan

cenderung merasa terintimidasi oleh sikap pimpinan dan kurangnya

product knowledge dari karyawan akibat pelatihan yang kurang memadai. Berdasarkan permasalahn yang ditemui diatas maka saya mengangkat penelitian ini dengan

judul: “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Motivasi,

Pelatihan dan Disiplin Kerja

terhadap Kinerja Karyawan PT.

Suryamakmur Agunglestari,

Semarang”.

TINJAUAN PUSTAKA

Gaya Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan tulang punggung pengembangan organisasi karena tanpa kepemimpinan yang

(4)

pengikutnya. Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007).

Motivasi

Menurut Malthis (2001)

motivasi merupakan hasrat didalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan. Sedangkan Rivai (2004) berpendapat bahwa motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu.

Pelatihan

Pelatihan adalah suatu proses pembelajaran dengan suatu tujuan

untuk kesempurnaan. Pada

hakekatnya bahwa bagaimanapun juga orang akan selalu melalui proses pembelajaran dan begitu pula bahwa

orang seharusnya tidak akan berhenti

belajar setelah menamatkan

sekolahnya (pendidikan formal) dan karena belaja adalah proses seumur hidup (life-long prosess) menurut T. Handoko (2007:107). Oleh sebab itu

program pelatihan harus bersifat kontinyu dan dinamis. Pelatihan bermanfaat bagi karyawan untuk menunjang karir dan membantu karyawan untuk bertanggung jawab diwaktu yang akan datang.

Disiplin Kerja

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) disiplin sebagai

keadaan ideal dalam mendukung pelaksanaan tugas sesuai aturan

dalam rangka mendukung

optimalisasi kerja. Salah satu syarat agar disiplin dapat ditumbuhkan dalam lingkungan kerja ialah, adanya pembagian kerja yang tuntas sampai kepada pegawai atau petugas yang paling bawah, sehingga setiap orang tahu dengan sadar apa tugasnya. Kinerja

Cahyono (2005) menyatakan bahwa kinerja merupakan perilaku organisasi yang secara langsung berhubungan dengan produksi barang atau penyampaian jasa.

Informasi tentang kinerja organisasi merupakan suatu hal yang sangat

penting digunakan untuk

(5)

diharapkan atau belum. Akan tetapi

dalam kenyataannya banyak

organisasi yang justru kurang atau bahkan tidak jarang ada yang mempunyai informasi tentang kinerja dalam organisasinya. Kinerja sebagai hasil-hasil fungsi pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang dipengaruhi

oleh berbagai faktor untuk mencapai tujuan organisasi dalam periode waktu tertentu (Tika, 2006).

Kerangka Pemikiran

Dari uraian pemikiran tersebut diatas dapat diperjelas melalui variabel

pengaruh motivasi, budaya

organisasi dan gaya

kepemimpinanterhadap kinerja

karyawan, secara skematis

digambarkan seperti pada gambar dibawah ini:

Gambar 1

Kerangka Pemikiran Penelitian

Perumusan Hipotesis

Pengaruh Gaya Kepemimpinan

Terhadap Kinerja

Gaya kepemimpinan pada dasarnya menekankan untuk menghargai tujuan individu sehingga nantinya para individu akan memiliki keyakinan bahwa kinerja aktual akan melampaui harapan kinerja mereka.

Seorang pemimpin harus

menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya, karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan

organisasi dalam mencapai

tujuannya. Tampubolon(2007)

menyatakan bahwa faktor gaya kepemimpinan juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Motivasi merupakan sebuah

keahlian dalam mengarahkan

karyawan pada tujuan organisasi agar mau bekerja dan berusaha sehingga keinginan para karyawan dan tujuan

organisasi dapat tercapai.Motivasi

seseorang melakukan suatu

pekerjaan karena adanya suatu kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Dengan segala kebutuhan tersebut, seseorang dituntut untuk

(6)

lebih giat dan aktif dalam bekerja, untuk mencapai hal ini diperlukan adanya motivasi dalam melakukan pekerjaan, karena dapat mendorong seseorang bekerja dan selalu berkeinginan untuk melanjutkan usahanya.

Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) dan Aritonang (2005) menyatakan bahwa disiplin kerja karyawan bagian dari faktor kinerja. Disiplin kerja harus dimiliki

setiap karyawan dan harus

dibudayakan di kalangan karyawan agar bisa mendukung tercapainya tujuan organisasi karena merupakan wujud dari kepatuhan terhadap aturan kerja dan juga sebagai tanggung jawab diri terhadap perusahaan. Untuk menciptakan kondisi yang harmonis tersebut terlebih dahulu harus diwujudkan keselarasan antara kewajiban dan hak

karyawan. Hal demikian

membuktikan bila kedisiplinan

karyawan memiliki pengaruh

terhadap kinerja karyawan.

Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja

Menurut Siagian (1988: 175) pelatihan karyawan adalah proses

belajar mengajar dengan

menggunakan teknik dan metoda tertentu secara konsepsional, sehingga dapat dikatakan bahwa

latihan dimaksudkan untuk

meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang atau

sekelompok orang. Biasanya yang sudah bekerja pada suatu organisasi yang efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerjanya dirasakan perlu untuk dapat ditingkatkan secara terarah dan pragmatik. Hal demikian

membuktikan bila pelatihan

karyawan memiliki pengaruh

terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah :

H1: Gaya Kepemimpinan

berpengaruh positif terhadap

kinerja karyawan.

H2: Motivasi berpengaruh

positifterhadap kinerja karyawan.

H3: Disiplin berpengaruh

positifterhadap kinerja karyawan.

H4: Pelatihan berpengaruh

(7)

METODE PENELITIAN

Populasi dan Penentuan Sampel Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdinand,

2006). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di PT. Suryamakmur Agunglestari, Semarang yang berjumlah 112 karyawan.

Karena jumlah populasinya hanya 112 karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan untuk dijadikan sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu. Sehingga sampel dari penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian unit dalam PT.

Suryamakmur Agunglestari,

Semarang.

Jenis dan Sumber Data

Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat bias memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto, 2001). Data yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi adalah data Primer.Data primer yang ada dalam penelitian ini merupakan penyebaran kuesioner.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode Kuesioner.

Metode Analisis Data

Regresi Linier Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan (X1), motivasi

(X2), disiplin kerja (X3) dan pelatihan

(X4) terhadap variabel terikatnya

yaitu kinerja karyawan (Y).

Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut (Ghozali, 2011):

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 +

e

Dimana:

Y = Kinerja

a = Konstanta

b1, b2, b3,b4 = Koefisien regresi X1,X2,X3 =gaya kepemimpinan,

motivasi, disiplin kerja,pelatihan e = error

Uji Signifikasi Pengaruh Parsial

(Uji t)

(8)

antara variabel X dan Y, apakah variabel X (bebas) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja karyawan) secara terpisah atau parsial (Ghozali, 2011). Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:

Ho : Variabel-variabel bebas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Ha : Variabel-variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Dasar pengambilan keputusan

(Ghozali, 2011) adalah dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi, yaitu:

Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho

ditolak dan Ha diterima Uji Ketepatan Model

Dalam penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui apakah model yang dipergunakan dapat betul

– betul tepat untuk digunakan dalam memprediksi kinerja (Ghozali,

2011). Dalam penelitian ini, hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : Model regresi dapat

dipergunakan untuk

memprediksi kinerja

karyawan.

Ha : Model regresi tidak dapat dipergunakan untuk

memprediksi kinerja

karyawan.

Dasar pengambilan

keputusannya (Ghozali, 2011) adalah

dengan menggunakan angka

probabilitas signifikansi, yaitu:

Apabila probabilitas

signifikansi > 0.05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Apabila probabilitas

signifikansi < 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Analisis Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2011).Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat (kinerja karyawan) amat

(9)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Analisis Regresi

Proses pengolahan data dengan menggunakan alat bantu IBM SPSS 19 menghasilkan hasil sebagai berikut :

Tabel 3

Hasil Regresi Linier Berganda Variabel Standardized

Coefficients

Gaya Kepemimpinan 0,211

Motivasi 0,194

Disiplin Kerja 0,418

Pelatihan 0,205

Sumber : Data Primer yang diolah, 2012

Y=0,211X1+0,194X2+0,418X3+0,20

5X4

Dari persamaan regresi linier

berganda tersebut di atas

menunjukkan bahwa :

a. b1 (nilai koefisien regresi X1)

sebesar 0,211 mempunyai arti jika

Gaya kepemimpinan lebih

ditingkatkan 1 poin, sedangkan variabel yang lain adalah tetap (konstan), maka Kinerjaakan meningkat.

b. b2 (nilai koefisien regresi X2)

sebesar 0,194mempunyai arti jika disiplin kerja lebih ditingkatkan 1 poin, sedangkan variabel yang

lain adalah tetap (konstan), maka Kinerja akan meningkat.

c. b3 (nilai koefisien regresi X3)

sebesar 0,418 mempunyai arti jika motivasi lebih ditingkatkan sebesar 1 poin, sedangkan variabel lain adalah tetap (konstan) maka Kinerja akan juga meningkat.

d. b4 (nilai koefisien regresi X4)

sebesar 0,205 mempunyai arti jika pelatihan lebih ditingkatkan sebesar 1 poin, sedangkan variabel lain adalah tetap (konstan) maka Kinerja akan juga meningkat.

Hasil Uji t

Tabel 4

Nilai Uji Signifikansi t

Model t Sig.

1 (Constant)

-.611 .542

Gaya

Kepemimpinan 3.011 .003

Disiplin kerja

3.267 .001

Motivasi kerja

4.977 .000

Peatihan

3.432 .001

Sumber : Data primer diolah, 2012 Uji hipotesis Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Berdasarkan hasil

(10)

maka diperoleh nilai t hitung untuk Gaya Kepemimpinan adalah 3,011 dengan hasil signifikansi sebesar 0,003< 0,05, sedangkan level of

significance (taraf signifikansi) sebesar 0,05 dan df sebesar = 110 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,6588 sehingga nilai t hitung = 3,011> nilai t tabel = 1,6588. Hal ini

menunjukkan Gaya Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika Gaya Kepemimpinan tersebut lebih ditingkatkan maka terdapat pengaruh signifikan terhadap Kinerja. Signifikansi sebesar 0,003< 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.

Uji hipotesis Disiplin Kerja terhadap Kinerja

Berdasarkan hasil

perhitungan yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai t hitung untuk disiplin kerja adalah 3,267 dengan

hasil signifikansi sebesar 0,001< 0,05, sedangkan level of significance

(taraf signifikansi) sebesar 0,05 dan df sebesar = 110 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,6588 sehingga nilai t hitung = 3,267> nilai t tabel =

1,6588. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan positif antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan. Signifikansi sebesar 0,001< 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika disiplin kerja tersebut lebih ditingkatkan maka terdapat

peningkatan kinerja karyawan. Uji hipotesis Motivasi terhadap Kinerja

Hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung untuk motivasi kerja adalah 4,977dengan hasil signifikansi sebesar 0,000< 0,05, sedangkan melalui level of significance (taraf signifikansi) sebesar 0,05 dan df sebesar = 110 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,6588 sehingga nilai t hitung = 4,977> nilai t tabel = 1,6588. Signifikansi sebesar 0,000< 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha dapat diterima. Dengan hasil

(11)

motivasi kerja karyawan tersebut lebih ditingkatkan, maka hal itu akan

dapat meningkatkan kinerja

karyawan.

Uji hipotesis Pelatihan terhadap Kinerja

Hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai t hitung untuk pelatihan adalah 3,432 dengan

hasil signifikansi sebesar 0,001< 0,05, sedangkan melalui level of significance (taraf signifikansi) sebesar 0,05 dan df sebesar = 110 diperoleh nilai t tabel sebesar 1,6588 sehingga nilai t hitung = 3,432> nilai t tabel = 1,6588. Signifikansi sebesar 0,001< 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha dapat diterima. Dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengujian tersebut menunjukkan pengaruh yang signifikan positif antara pelatihan

terhadap kinerja karyawan.

Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika pelatihan karyawan

tersebut lebih ditingkatkan, maka hal itu akan dapat meningkatkan kinerja karyawan.

Uji F (Goodness of Fit)

Uji F merupakan suatu uji untuk mengetahui apakah model

yang dipergunakan unuk mengukur

pengaruh antara Gaya

Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi, dan Pelatihan terhadap Kinerja sudah tepat. Berikut output SPSS Uji F :

Tabel 5

Hasil Uji-F

F hitung Signifikansi

119,312 0,000

Sumber : Data primer diolah, 2012 Berdasarkan tabel di atas

menunjukkan bahwa hasil

perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai F hitung sebesar 119,312 dengan hasil signifikasinya sebesar 0,000, sedangkan degree of

freedom pada angka 4 dan 111 dalam tabel, F tabel diperoleh nilai sebesar 2,45 sehingga F hitung sebesar

119,312> nilai F tabel = 2,45

(berpengaruh) dengan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05 (signifikan), yang menunjukkan Ho

ditolak dan Ha dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kinerja.

Analisis Koefisien Determinasi

Analisis koefisien

(12)

mengetahui seberapa besar variabel Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi, dan Pelatihanmampu menjelaskan Kinerja, dimana ditunjukkan dengan nilai Adjusted R

Square. Untuk mengetahui seberapa besar Kinerja mampu dijelaskan oleh

variabel bebas yaitu Gaya

Kepemimpinan, Disiplin Kerja,

Motivasi, dan Pelatihan maka berikut hasil pengujian yang dibantu dengan program SPSS adalah :

Tabel 6

Koefisien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .904a .817 .810 .94683 a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, motivasi kerja, disiplin kerja, pelatihan

Sumber: Data primer diolah, 2012. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai

koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square yaitu sebesar 0,803, hal ini berarti bahwa variasi Kinerja mampu dijelaskan oleh variabel bebas yaitu Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi, dan Pelatihan, sebesar 81% sedangkan sisanya sebesar 19% (100% - 81%) dijelaskan oleh faktor

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pembahasan

Hasil penelitian terbukti bahwa peningkatan gaya kepemimpinan

mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kinerja

karyawan. Peranan pimpinan

dipandang penting terhadap

kemajuan perusahaan dalam

usahanyauntuk meningkatkan kinerja karyawan. Gaya kepemimpinan

seseorang akan sangat

mempengaruhi cara pengambilan keputusan dan kinerja dari suatu perusahaan yang dipimpinnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Ariyanti dan Rusdiyanto (2006) serta Purnomo (2008).

Hasil penelitian terbukti bahwa disiplin kerja berpengaruh terhadap

kinerja karyawan. Dengan

terbuktinya hipotesis tersebut, maka terdapat peningkatan kinerja pegawai, jika terdapat keadilan

(13)

teratur. Hal ini sesuai dengan penelitian Susiarto dan Ahmadi (2006).

Hasil penelitian terbukti bahwa peningkatan Motivasi mempunyai pengaruh yang positif signifikan

terhadap Kinerja. Motivasi

perusahaan akan sangat

mempengaruhi kinerja karyawan.

Semakin karyawan termotivasi dalam menjalankan kerjanya, maka kinerjanya akan semakin meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian Mutmainnah (2008).

Hasil penelitian terbukti bahwa pelatihan berpengaruh tehadap

kinerja karyawan. Dengan

terbuktinya hipotesis tersebut, maka kinerja pegawai dapat meningkat, jika adanya pelatihan yang memadai bagi para karyawan, pelatihan yang diberikan secara berkala dan juga hasil dari pelatihan tersebut yang dapat langsung diterapkan di lapangan. Hal ini sejalan dengan

penelitian Parlinda dan Wahyuddin (2008) yang menyatakan bahwa pelatihan berpengaruh terhadap kinerja.

Sedangkan Kinerja mampu

dijelaskan oleh keempat variabel

yaitu Gaya Kepemimpinan, Disiplin Kerja, Motivasi, dan Pelatihan sebesar 81%, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika gaya kepemimpinan tersebut lebih ditingkatkan maka terdapat pengaruh signifikan terhadap Kinerja.

2. Terdapat pengaruh yang positif signifikan antara disiplin

kerjaterhadap Kinerja.

Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika disiplin

kerja tersebut lebih ditingkatkan maka terdapat pengaruh positif signifikan terhadap peningkatan Kinerja.

3. Hasil pengujian tersebut

(14)

berpengaruh positif terhadap Kinerja. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika motivasi ditingkatkan, maka terdapat pengaruh positif terhadap peningkatanKinerja. 4. Hasil pengujian tersebut

menunjukkan pelatihan

berpengaruh positif terhadap

Kinerja. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa jika pelatihan ditingkatkan, maka terdapat pengaruh positif terhadap peningkatan Kinerja. 5. Hasil uji kelayakan model

menunjukkan Ho ditolak dan Ha dapat diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi Kinerja.

6. Hasil Analisis Koefisien Determinasi menyatakan bahwa Kinerja dapat dijelaskan oleh Gaya Kepemimpinan, Disiplin

Kerja, Motivasi, dan

Pelatihansebesar 81% sedangkan sisanya sebesar 19% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Saran

Atas dasar kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, dapat diberikan beberapa saran dan diharapkan dapat berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang. Adapun saran tersebut adalah:

1. Berdasarkan tanggapan

responden yang menanggapi akan arti pentingnya motivasi kerja bagi karyawan, untuk itu sebaiknya pihak perusahaan

perlu mempertimbangkan

perihal pemberian bonus sewaktu-waktu karena usaha dan prestasi kerjanya, sehingga akan memotivasi kerja karyawan dalam meningkatkan kinerjanya. 2. Dalam usaha meningkatkan

kinerja, untuk itu sebaiknya pimpinan perlu memahami dan mendalami kebutuhan karyawan, mengambil sikap apabila terjadi konflik dan berusaha untuk

(15)

3. Hendaknya pihak perusahaan lebih memperhatikan disiplin kerja, seperti ketegasan dan keadilan dalam memberikan sanksi serta memberikan teladan

dari pimpinan sehingga

mempengaruhi kinerja dari

karyawan untuk dapat

mengerjakan pekerjaannya

dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Aritonang, Keke.T. 2005.

Kompensasi Kerja, Disiplin

Kerja Guru Dan Kinerja

Guru SMP Kristen BPK

PENABUR. Jurnal

Pendidikan Penabur. No 4. Th IV. Jakarta.

Armstrong, Michael. 1994.

Manajemen Sumber Daya

Manusia: A Handbook Of

Human Resource

Management. PT Elex Media

Komputindo. Jakarta.

Crimson, Sitanggang, 2005, Analisis

Pengaruh Prilaku

Pemimpin Terhadap

Kinerja Pegawai Pada

Sekretariat Kotamadya

Jak-Bar. Skripsi, UNDIP

Semarang.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode

Penelitian Manajemen.

Edisi 2.BP Universitas

Diponegoro. Semarang. Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi

nalisis Multivariate dengan

Program SPSS. Semarang:

BP Universitas Diponegoro. Semarang.

Guritno, Bambang dan Waridin. 2005. Pengaruh Persepsi

Karyawan Mengenai

Perilaku Kepemimpinan,

Kepuasan Kerja Dan

Motivasi Terhadap Kinerja. JRBI.Vol 1. No 1. Hal: 63-74.

Hakim, Abdul. 2006. Analisis

Pengaruh Motivasi,

Komitmen Organisasi Dan

Iklim Organisasi Terhadap

Kinerja Pegawai Pada

Dinas Perhubungan Dan

Telekomunikasi Provinsi

Jawa Tengah. JRBI.Vol 2.

(16)

Handoko, T. Hani. 2003.

Manajemen Edisi 2.

BPFE.Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu. 2004.

Manajemen Sumber Daya

Manusia. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Malthis, R.L dan Jackson. 2001.

Manajemen Sumber Daya

Manusia. Salemba Empat.

Jakarta.

Masrukhin dan Waridin. 2004. Pengaruh Motivasi Kerja,

Kepuasan Kerja, Budaya

Organisasi Dan

Kepemimpinan Terhadap

Kinerja Pegawai.

EKOBIS.Vol 7. No 2. Hal: 197-209.

Rosari, Reni. 2005. Analisis Gaya

Kepemimpinan

Dosen-Dosen Di Fakultas Ekonomi

UGM Yogyakarta.Jurnal

Telaah Bisnis. Vol 6. No 1.

Hal: 87-109.

Robbins, Stephen. P. 2006.Perilaku Organisasi. Edisi Bahasa

Indonesia.PT Indeks

Kelompok GRAMEDIA.

Jakarta.

Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen

Sumber Daya Manusia

Untuk Perusahaan. PT

RAJAGRAFINDO PERSADA. Jakarta

Rivai, Veithzal dan Basri. 2005.

Performance Appraisal:

Sistem Yang Tepat Untuk

Menilai Kinerja Karyawan

Dan Meningkatkan Daya

Saing Perusahaan. PT

RAJAGRAFINDO PERSADA. Jakarta.

Sekaran, Uma. 2006. Research

Methode For Business:

Metodologi Penelitian

Untuk Bisnis. Salemba

Empat. Jakarta.

Setiyawan, Budi dan Waridin.2006. Pengaruh Disiplin Kerja

Karyawan Dan Budaya

Organisasi Terhadap

Kinerja Di Divisi Radiologi

RSUP Dokter Kariadi

Semarang.JRBI.Vol 2. No 2.

Hal: 181-198.

Simamora, Henry. 1997.

Manajemen Sumber Daya

Manusia. STIE YKPN.

Gambar

Tabel 3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dapat memperbaiki proses pembelajaran dan

“ tantangan utama dalam membentuk karakter peserta didik yang dihadapi oleh sekolah lebih dominan pada faktor eksternal, yaitu sebagian besar peserta didik

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, pengolahan dan analisis data serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka peneliti dapat memberikan

Lilliefors , yaitu suatu teknik analisis uji persyaratan sebelum dilakukannya uji hipotesis. Berdasarkan sampel acak maka diuji hipotesis nol bahwa sampel berasal dari

Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data ada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data yang digunakan menggunakan metode pengamatan dan observasi serta analisa

[r]

Berdasarkan tujuan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, dan dari hasil analisis data dan pembahasan yang dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa umumnya

Setelah melakukan tinjauan pustaka yaitu dengan membaca buku-buku dari teori- teori yang relevan dengan variabel penelitian, maka menentukan hipotesis penelitian, yakni: