Logika berpikir, apakah itu? Bagaimana logika bisa muncul? Apa yang mendasari kita dalam berlogika? Dalam kehidupan sehari – hari, kita pasti menggunakan logika untuk berpikir. Misalnya, “secara logika, bila harga BBM naik bisa hampir dipastikan harga sembako juga naik.” Itu adalah contoh dari berpikir logis, akan tetapi, yang akan kita bahas kali ini adalah bukan logika berpikir seperti yang digambarkan di atas. Dalam bahasan kali ini, kita lebih menggunakan metode berpikir kritis untuk menghasilkan kesimpulan dari premis, karena logika tidak menelaah seluruh kegiatan berpikir melainkan hanya menelaah metode dan prinsip untuk membedakan penalaran yang tepat dari yang tidak tepat. Ketika kita mempelajari tentang logika berpikir, kita akan terlebih dahulu harus disibukkan dengan pemikiran kritis kita untuk membuat penalaran untuk mendukung argumen yang kita kemukakan agar semuanya sejalan dengan logika yang ada dalam pemikiran kita. Berpikir kritis bisa dilakukan siapa saja tanpa memandang status akademik mapun status – status lainnya, dan itu juga bias terjadi dalam kehidupan sehari hari.
Seorang anak disuruh ibunya untuk membersihkan dan merapikan kamar tidurnya yang berantakan. Tetapi anak itu menolak karena berpikir karena bila ia membersihkan dan merapikan kamar tidurnya itu hanya akan menjadikan kegiatannya itu sebagai sesuatu yang cuma cuma karena
setelah rapi dan bersih, kamarnya akan menjadi seperti semula, kotor dan berantakan seiring berjalannya waktu. Kemudian si ibu bertanya kepada anaknya,”mengapa kamu makan pada pagi hari, siang hari, bahkan malam hari? Mengapa tidak dalam satu waktu saja sekalian? Mengapa kamu
makan? Bukankah kamu akan lapar juga nanti akhirnya?” Si anak pun terperangah dengan pertanyaan si ibu dan kemudian meminta maaf dan melakukan apa yang telah diperintahkan ibunya.
Dalam berpikir kritis dan berlogika, sebenarnya kita dituntun untuk berpikir jernih, bukan untuk memperkuat argumen yang melemahkan penalaran orang lain. Contoh di atas adalah bukti yang konkrit bagaimana seorang ibu yang ingin membantu anaknya untuk berpikir jernih tetang logika berpikirnya yang menurutnya anaknya sedang tersesat dengan logika yang sedemikian rupa. Tentu berargumen memang sangat diperlukan, tetapi dalam berargumen kita juga harus mempunyai kemampuan penalaran yang masuk akal dan logis untuk merusmuskan suatu pokok pikiran dengan
pendapat kita sendiri. Dan menurut saya, orang yang berargumen dengan menggunakan penalaran yang sesuai tidak akan pernah menyangkal
membantu orang tersebut yang sedang tersesat, meskipun tak semudah kata – kata yang saya tuliskan ini.
Dalam kehidupan bermasyarakat, banyak sekali masalah yang timbul akibat ketidak pahaman mereka untuk berpikir logis seperti yang dilakukan oleh orang – orang akademisi, termasuk kita mahasiswa. Tentu saja sangat berbeda tingkatannya karena, ya, tingkat pendidikan yang mereka peroleh semasa hidupnya. Tidak mungkin orang yang hanya berijazah SD akan mengimbangi pemikiran kritis dari seorang mahasiswa yang menempuh pendidikan di suatu institusi atau universitas, terutama mereka (kita) yang mempelajari tentang kebudayaan manusia. Akan tetapi, bukan berarti semua masyarakat yang tidak mempunyai pengalaman pendidikan di perguruan tinggi tidak bias berpikir kritis, karena berpikir kritis dengan menggunakan logika berpikir itu juga perlu pelatihan dan penerapan secara terus menerus. Di sisi lain, bisa saja seorang mahasiswa tidak mempunyai pola pikir yang kritis meskipun lingkungannya adalah wadah untuk berpikir kritis, bukan karena apa – apa melainkan karena ia tidak terbiasa dengan itu semua. Jadi, sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih kritis, misalnya dalam diskusi atau menanggapi hal – hal tatu permasalahan yang sedang hangat dibicarakan atau bagaimana kita merespon kejadian di sekitar kita karena sebagai mahasiswa kita adalah jembatan bagi masyarakat umum untuk wadah mereka dalam hal berkehidupan berbangsa dan bernegara, dan sejatinya, mahasiswa diadakan untuk menjadi agent of change.
Literatur: Logika Ilmu dan Seni Berpikir Kritis – Drs. Benyamin Molan