Persepsi kita atas orang lain akan membentuk cara kita berkomunikasi dengan mereka.
Beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi: 1. Keberhasilan kita membangun pembicaraan
melalui komunikasi.
2. Kecenderungan kita dalam menciptakan beberapa kesalahan persepsi.
3. Faktor-faktor yang muncul dari latar belakang kita sendiri dan dari hubungan kita dengan orang
tersebut.
4. Latar belakang budaya kita.
Kemampuan memahami persepsi bisa
membantu kita dalam memperbaiki kesalahan
persepsi, dan membawa pada komunikasi
yang baik dan lancar.
Dalam berkomunikasi kita harus memahami
beberapa prinsip :
1. Orang bisa memandang dunia/realita dengan cara yang jauh berbeda, dan ini merupakan tantangan besar dalam usaha membangun komunikasi.
2. Keyakinan terhadap diri kita masing-masing (konsep diri kita) memiliki pengaruh besar terhadap perilaku komunikasi kita.
3. Pesan yang kita kirimkan bisa membentuk
konsep diri orang lain dan itu bisa mempengaruhi bagaimana mereka berkomunikasi.
4. Apa yang kita tampilkan dari diri kita bisa
Narratives and Perception
Para ilmuan sosial menyebut “personal stories” yang kita dan orang lain ciptakan untuk memahami dunia personal kita dengan NARATIVES.
Perbedaan narratives bisa membawa pada masalah komunikasi.
Narratives memberikan suatu acuan untuk kita memahami perilaku dan membentuk komunikasi di masa depan.
Kecenderungan persepsi diri yang sering muncul:
1. Kita sering menilai diri kita lebih baik dari orang lain
(self-serving bias). Ketika orang lain nilainya jelek kita
mengatakan karena dia malas, ketika kita nilainya jelek kita katakan karena penjelasan dosen tidak baik.
2. Kita paling terpengaruh dengan apa yang paling
nampak/jelas. Tiap kita berhadapan dengan orang lain, kita sebenarnya “dibombardir” dengan banyak informasi, namun yang mempengaruhi kita adalah yang paling
nampak.
Ada 3 faktor yang membuat kita memperhatikan satu hal dan mengabaikan hal lainnya:
a. Intensitas b. Repetisi c. Kontras
Disamping itu, motif kita juga sering berperan dalam
3. Kita seringkali terpaku pada kesan pertama
meskipun itu salah. Ketika kesan pertama “orang itu judes, maka kemungkinan kita akan “jaga jarak”
dengan orang tersebut, padahal sebenarnya orang itu sangat baik. Karena itu ada pepatah “don’t judge the book from its cover”
4. Kita cenderung menganggap orang lain sama/
berpikir sama dengan kita.
Misal anda marah dengan pacar anda, dan
mengatakan sesuatu yang anda sesali. Anda berpikir “kata saya tak mungkin termaafkan” dan anda
memutuskan tidak menghubungi untuk minta maaf, toh pacar anda juga tidak menghubungi pasti tidak mau memaafkan. Disisi lain, pacar anda sebenarnya merasa bertanggungjawab atas kesalahannya,
5. Kita cenderung lebih memperhatikan kesan negatif dari pada yang positif. “it’s important to find people you truly enjoy, but expecting
perfection can lead to much unnecessary loneliness”
Situational Factors Influencing Perception
1. Relational Satisfaction. Suatu perilaku yang positif ketika kita sedang menjalin hubungan baik dengan orang lian, bisa terlihat berbeda ketika hubungan memburuk.
2. Degree of Involvement with the Other Person. Kita terkadang menilai orang yang sedang dekat dengan kita lebih positif dibanding kita menilai orang yang tidak dekat dengan kita.
3. Past Experience. Pengalaman kita di masa lampau akan membentuk/ mempengaruhi persepsi kita di masa depan.
4. Expectations. Antisipasi menghasilkan interpretasi.
6. Knowledge. Seberapa dalam pengetahuan kita
akan orang yang kita hadapi dan akan lingkungan kita akan mempengaruhi persepsi kita.
7. Self-Concept. Ketika kita merasa “insecure”
Perception and Culture
Perbedaan persepsi dari orang-orang yang berasal dari budaya yang sama merupakan tantangan komunikasi. Dan tantangan komunikasi ini akan semakin besar diantara orang dengan latar bidaya yang berbeda, sebab kemungkinan kesalahpahaman akan makin besar.
Empathy and Perception
Kita telah tahu bahwa perbedaan persepsi bisa
membawa pada permasalahan komunikasi. Satu solusi untuk mengatasinya adalah meningkatkan kemampuan empati.
Empathy is the ability to re-create another person’s perspective,to experience the world from the
other’s point of view (kemampuan untuk
Dimensi empati :
1.perspective taking (cognitive)— kemampuan
memandang dari sudut pandang orang lain.
2.Emotional – merasakan apa yang orang lain
rasakan.
3.Genuine Concern – peduli akan penderitaan orang
lain. Bukan sekedar berpikir dan merasakan.
Perbedaan empati dan simpati :
1.Simpati berarti merasa kasihan akan penderitaan orang lain, sementara empati turut merasakan
2. Simpati akan muncul jika kita bisa menerima alasan mengapa orang lain menderita sebagai sesuatu yang valid (penderitaan tidak
seharusnya miliknya), namun empati berarti memahami motif seseorang tanpa kita perlu
setuju dengannya. Kita bisa empati tanpa harus simpati.
The Self-Concept, Personality, and Communication
Jika konsep diri adalah gambaran integral kita tentang diri kita, maka personality adalah gambaran orang tentang diri kita.
Istilah personality, digunakan untuk menggambarkan seperangkat sikap yang relatif konsisten dari seseorang yang muncul di berbagai situasi.
Self-concept Personality
Characteristics of Identity Management
1. Berusaha membentuk multiple identities. Dalam satu
hari seorang mahasiswa bisa melakukan beberapa peran : mahasiswa yang tekun, teman yang humoris, tetangga yang ramah, sahabat yang suka membantu, dll.
Kemampuan menciptakan multiple identities ini merupakan salah satu elemen kompetensi
komunikasi.
2. Berkolaborasi dengan baik dengan peserta
komunikasi lain. (ingat pemahaman facework).
3. Bisa terjadi secara disadari/sengaja maupun tidak
disadari/tidak disengaja. Saat hangout dengan teman bisa jadi itu identity manajement yang tidak disadari, saat job interview kebanyakan identity management yang disadari.
Bagaimana kita memanage image tergantung
pada channel komunikasi yang kita pilih.
Face-to-face Impression Management. Disini komunikator memanage dengan 3 cara:
a. manner (kesopanan) – kata maupun tindakan non verbal
b. penampilan