• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Psikologi PRENATAL DAN MASA BAYI 0

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Psikologi PRENATAL DAN MASA BAYI 0"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Psikologi

PRENATAL DAN MASA BAYI (0-2 Tahun)

SITI NURANI (10030113033)

QORY TARTILA (10030113046)

SYIFA HAYATUNNISA (10030113047)

NENDAH SAMROTUL F. (10030113049)

MARHAMAH (10030113043)

ANDI ZAIDAN M.Q. (10030113038)

ABDUL ROFIK (10030113051)

GHANIF FAJARUDDIN (10030113054)

TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(2)

A. Prenatal dan Masa Bayi (0-2 Tahun)

1. Wanita dan Masa Kehamilan (Prenatal)

Kehamilan dan kelahiran bayi pada umumnya memberikan arti emosional yang besar

pada setiap wanita yang normal, wanita-wanita hamil itu pada umumnya dihinggapi

keinginan-keinginan dan kebiasaan-kebiasaan yang aneh serta irrasional yang biasa disebut

mengidam. Peristiwa mengidam ini biasanya disertai emosi-emosi yang kuat sehingga

biasanya wanita-wanita tersebut menjadi sangat perasa dan terganggu keseimbangan

mentalnya.

Sebenarnya wanit-wanita hamil itu melanjutkan kecenderungan psikologis dan ciri-ciri

tingkah laku seperti sebelum dia menjadi hamil, namun biasanya kehamilan menambah

intensitas emosi dan tatanan batin pada kehidupan psikis wanita hamil.

Seorang wanita yang hidup bahagia pada lazimnya merasakan kepuasan ketika ia

hamil, ia bangga akan kesuburan dan berbahagia menyambut bayinya yang akan lahir.

Jikakehamilantersebutmerupakanperistiwa yang pertama kali baginya,

biasanyacalonibuituakanmengembangkanmekanismekepuasandankebanggan.

2.Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan prenatal

Pertumbuhan anak sebelum lahir tergantung oleh potensi hereditas. Benih sel yang

sudah di buahi berisikan 46 buah kromosom, yang terdiri atas 23 pasang promosom.sel-sel

benih dari masing-masing orang tua akan tetapi hanya satu dari setiap pasang yang bertemu

dalam proses pembuahan. Proses penyusutan jumlah kromosom dari sperma (pria) dan sel

(3)

sudah matang pada siklus menstrual terdiri atas dua set gene-gene. Yaitu satu set dari ayah dan

satu set dari ibu.

Dua set gene-gene ini berpadu dan berinteraksi dengan sel spermatosowa dalam

kombinasi beraneka ragam. Satu ciri fisik tertentu misalnya, bisa di sebabkan satu faktor

tunggal yaitu oleh beroprasinya satu gene herediter tertentu yang disebut sebagai gene mayor

dan yang lainnya disebut gene minor.

Adakalanya, muncul gene dominan yang menekan dan mengalahkan dampak yang

lain yang lebih lemah dan yang lemah disebut gene resesif contohnya pada warna mata.

Sehubungan dengan tidak terhingga banyaknya kemunculan kombinasi dari kromosom maka

sangat jarang seorang anak merupakan duplikat identik dengan ayah/ibu/saudaranya.

3. Genothype dan Phenothype

Genothype itu terdiri atas semua elemen yang menjadi bagian dari warisan individual,

yaitu segenap bakat yang tidak tampak. Sedangkan penothype atau penotip adalah totalitas

dari kualitas dan ciri-ciri karakteristik individual yang tampak.

Faktor-faktor terciptanya penotipe:

1. gen gen khusus dan pola-pola genik hasil kombinasi pada sel yang dibuahi.

2. interaksi dari elemen-elemen, misalnya; gengen yang dominan, yang menindih geg-gen

(4)

4. Pengaruh dari Lingkungan, Sebelum dan Seseudah Kelahiran.

Genotip dan penotip itu mungkin bersesuaian satu sama lain, misalnya saja manusia

normal itu memiliki dua buah kaki yang normal, dalam hal ini genotip dan penotip dalam

keadaan yang sama. Pada peristiwa lainnya, genotip yang tidak sama dengan

penotip,misalnya jika anak lahir memiliki kaki berbentuk sangat panjang, sangat pendek atau

tidak berkaki. Contoh lain yaitu punya bola mata hitam, rambut keriting, dan lain-lain, dalam

hal ini genotip dan penotip pada keadaan yang tidak sama.

Genotip dan penotip akan menjadi tidak sama, apabila lingkungan mengadakan

intervensi dan mempengaruhi perkembangan segenap potensialitas individual. Misalnya,

seorang anak yang memiliki bakat warisan intelek yang sangat tinggi, bisa menjadi tidak

bergairah dan tampak kebodoh-bodohan, disebabkan oleh pengabaian dan salah-tindak

orangtuanya.

5.Unitas organik antara ibu dan janin

Janin dalam rahim ibu sangat aman terlindungi, sebagian proses pertumbuhan janin

tersebut sangat bergantung pada kondisi internal ibum yaitu kondisi fisik dan psikisnya. Ibu

dan janin itu merupakan unitas organik yang tunggal, semua kebutuhan ibu dan janin dicukupi

melalui proses fisiologi yang sama. Substansi fisik dai ibu mengalir pula pada janinnya.

Unitas ini tidak hanya meliputi kehidupan yang positif saja, akan tetapi juga meliputi

kehidupan destruktif. Tegasnya, jika ibu merasa sejahtera jasmani dan rohaninya, maka

janinpun merasa sejahtera, namun sebaliknya jika ibu mengalami gangguan baik gangguan

fisik maupun psikis maka janinpun merasa demikian. Selanjutnya kematian dari salah

(5)

Dengan begitu janin akan mereaksi seimbang dengan pengaruh-pengaruh psikis dari

ibunya. sehubungan dengan pendapat ini, pengkondisian dan pendidikan bagi anak manusia

itu berlangsung sejak janin berada dalam kandungan ibunya, yaitu sejak masa konsepsi.

6. Kelahiran bayi

Kelahiran merupakan suatu drama penjebolan secara drastis, disertai dengan

perubahan-perubahan kondisi/psiko-fisik secara mendasar pada seorang bayi. Dari sejak

lahirnya dia harus belajar hidup dengan kemampuannya sendiri, yaitu menghirup udara

sendiri, mengisap air susu, dan melatih segenap fungsi jasmani dan rohaninya. Ia harus

mempertahankan hidupnya dengan kesanggupan sendiri.

Dengan begitu proses kelahiran menyebabkan dampak psikologis yang mengejutkan

bagi sang bayi. Tegasnya bayi yang baru lahir itu sangat tidak sempurna dan banyak

kekurangannya. Misalnya pusat otak,sistem persyarafan dan kemampuan psikis lain hampir

tidak belum berkembang secara penuh. Oleh karena itu kelahiran merupakan satu bagian saja

dari proses kehidupan manusia, yang kemudian dilnjutkan dengan pertumbuhan dan

perkembangan fungsi jasmani dan rohani.

Semuanya berlangsung sepanjang hayat, dan disertai dengan usaha dan perjuangan

yang tidak habis-habisnya. Sejak kelahirannya, bayi tidak sepenuhnya bergantung pada

rahmat dan kondisi lingkungannya. Akan tetapi ia ikut menentukan kondisi lingkungannya

dan sikap orang-orang yang ada disekitarnya. Walaupun dia itu lemah dan tidak berdaya,

namun dalam ketidakberdayaannya itu tersimpan himpunan-himpunan kekeuatan tertentu.

(6)

7. Proses Pertumbuhan Janin Dalam Tiap Fase

0-4 minggu

Pada minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kura lebih 2 mm. Perkembangannya juga

ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang sedrhana dan

tanda-tanda wajah yang akan terbentuk

4-8 Minggu

Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak, dan

semua organ tubuh lainnya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki dan

tangan

8 – 12 Minggu

Saat memasuki minggu-minggu ini, organ-organ utama tubuh pada janin telah terbentuk

kepalanya berukuran lebih besar dari pada badannya, sehingga dapat menampung otak yang

terus berkembang dengan pesat. Bayi juga memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang

jelas. Didalam rahim, janin mulai diliputi cairan ketuban dan dapat melakukan aktivitas

seperti menendang dengan lembut. Organ-organ utama tubuh janin telah terbentuk.

12 – 16 Minggu

Janin dapat bereaksi terhadap suara ibunya. Akar-akar gigi telah muncul dibelakang gigi susu.

Tubuhnya dtutupi rambut halus yang disebut lanugo. Janin mulai teratur dan terkoordinasi . ia

bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indera pengecap

mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit dan sidik jarinya mulai

(7)

16 – 20 Minggu

Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG) Wajahnya mulai dapat membentuk ekspresi dan mulai tumbuh halis dan bulu mata. Janin dapat memutar kepalanya dan membuka mulut.

20 – 24 Minggu

Pada minggu ini tubuh janin sebanding dengan badannya. Alat kelaminnya juga mulai terbentuk, cuping hidungnya mulai terbuka, dan mulai melakukan pergerakan pernafasan. Pusat-pusat tulangnya mulai mengeras. Kini janin memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.

24 – 28 Minggu

Dibawah kulit lemak sudah mulai menumpuk, dikulit kepalanya rambut mulai bertumbuhan

dan otaknya mulai aktiv. Janin dapat mendengar suara dari dalam maupun dari lingkungan.

Jantungnya berdetak cepat jika ibunya berbicara.

28 – 32 Minggu

Walaupun gerakannya sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah,

matanya sudah mulai berkedip bila melihat cahaya melalui dinding ibunya. Kepalanya sudah

mulai mengarah kebawah.

36 Minggu

Kepalanya telah berada pada rongga panggul seolah-seolah “mempersiapkan diri” lagi

kelahirannya ke dunia. Janin kerap berlatih bernafas, mengisap dan menelan. Rambut-rambut

halus disekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium (tinja pada bayi baru

lahir) yang biasanya akan dikeluarkan 2 hari setelah janin lahir. Saat ini persalinan sudah amat

(8)

B. Aspek-AspekPerkembanganAnak

1. Fisik dan Intelektual

a. Perkembangan Fisik :

Pendengaran

Bayi yang baru lahir (neonatus) akan terkejut mendengar bunyi nyaring. Mereka juga akan

memalingkan kepalanya ke arah sumber bunyi. Yangmenarik, respons memalingkan kepala

ini menghilang pada usia 6 minggu dan tidak timbulkembali sampai usia 3 atau 4

bulan,padasaatbayi akan mencari–cari sumber bunyidengan matanya. Menghilangnya

kemampuan memalingkan kepala sementara ini dikendalikan oleh subkortikal otak yang

secara volunter berupaya melokalisasi sumber bunyi. Pada usia 6 bulan bayi menunjukkan

peningkatan respons mereka terhadap bunyi yang disertai pemandangan yang menarik

(Field,1987).

Bayi neonatus dapat mendeteksi perbadaan antara bunyi yang sangat serupa ,seperti 2 nada

yang hanya terpisah 1 tangga nada pada not musik (Brindger,1961). Mereka dapat

membedakan suara manusia dengan yang lain dan dapat membedakan sejumlah karakteristik

penting pembicaraan manusia contohnya bayiusia 1 bulan dapat membedakan antar “p”

dengan “b” (Eimas,1975).

Penglihatan

Bayi neonatus dapat melihat dengan baik hampir seperti orang dewasa di usia 7 atau 8 bulan.

Mata mereka rabun jauh (near-sighted),sehingga hanya dapat melihat dengan jelas jika dekat

(9)

Bayi neonatus lebih menyukai pola yang kompleks dibandingkan dengan yang polos,mereka

juga menyukai garis melengkung daripada garis lurus,dapat membedakan cetakan halus pada

permukaan,dan sangat tertarik dengan wajah (Fantz,1961). Neonatus tidak tertarik pada wajah

tetapi terhadap stimulus yang karateristiknya seperti garis lngkung,tepi yang menarik,dan

pergerakan yang semuanya dimiliki oleh wajah(Banks dan Salapatek,1983; Aslin.1987).

Pengecapan

Bayi dapat mendiskriminasikan perbedaan rasa setelah lahir. Merka lebih menyukai rasa

manis dibandingkan rasa yang lain. Respons terhadap rasa manis adalah ekspresi senyum

kecil,kadang-kadang dengan menjilat bibir. Rasa asam menyebabkan bibir dan hidung bayi

mengkerut,sedangkan rasa pahit bayi akan membuka mulut dengan sudut mulut turun dan

menjulurkan lidah seperti ekspresi jijik.

Penciuman

Neonatus juga dapat membedakan bau – bauan. Mereka akan memalingkan kepala kearah

aroma yang manis,dan kecepatan denyut jantung serta pernafasan akan melambat yang

menyatakan atensi. Bau yang tajam seperti telur busuk atau amonia menyebabkan mereka

memalingkan wajah, kecepatan denuyt jantung dan penafasan menigkat yang menyatakan

mereka distres. Bayi lebih mampu mebedakan bau yang samar. Setelah menyusui beberapa

hari ,bayi secara konsisten akan memaligkan kepala ke arah bantalan yang diberi air susu

ibunya sendiri ketimbang bantalan yang di basahi oleh air susu ibu lainnya. (Russel,1976).

Kemampuan mencium ini memiliki nilai adaptif yang jelas,hal ini membantu bayi

menghinadari sustansi yangberbhaya dengan demikian akan meningkatkan kemungkinana

(10)

Perkembangan motorik kasar

Motorik kasar anak akan berkembang sesuai dengan usianya (age appropriateness). Orang

dewasa tidak perlu melakukan bantuan terhadap kekuatan otot besar anak. Jikaanak telah

matang, maka dengan sendirinya anak akan melakukan gerakan yang sudah waktunya untuk

dilakukan.

Misalnya : seorang anak usia 6 bulan belum siap duduk sendiri, maka orangdewasa tidak

perlu memaksakan dia duduk di sebuah kursi.

Gerakan motorik kasar untuk anak :

a. Merayap

b. Merangkak

c. Berdiri

d. Memanjat

e. Berjalan

b. PerkembanganIntelegensi

Walaupunsebagianbesar orang tuamengetahuiperubahanintelektual yang

menyertaiperubahanfisikanak,

merekamungkinmengalamikesulitandalammenjelaskansifatperubahantersebut.Intelegensibuka

(11)

melainkansuatufiksiilmiahuntukmendeskripsikanperilakuindividu yang

berkaitrandenganintelektual.

Swiss Jean Piaget,menamakanduatahunpertamakehidupansebagai stadium sensorimotorik.

Selamaperiodeini,bayisibukmenemukanhubungananataratindakanamerekadankonsekuensidari

tindakanitu.Misalnya,berapajauhmerekaharusmeraihuntukmengambilsuatubenda, apa yang

terjadijikamerekamendorongpiringmakankeluardarimeja. Melaluieksperimen yang

takterhitungbanyaknyabayimulaimembentukkonsepdirimerekasebagaiterpisahdaridunialuar.

Penemuanpentingselama stadium iniadalahkonseppermanensiobjek (kepermanenanobjek),

suatukesadaranbahwaobjekterusmenerusadawalaupuntidaktertangkapolehindra.

Jikasebuahkaindiletakkan di atasmainan yang akandiraiholehbayiberusia 8

bulan,bayiitusegeraberhantidantampaknyakelihatanminat.

Bayitampaknyatidakterkejutataumarah, tidakmelakukanupayauntukmencarimainan,

dantidakbertindakseakanakanmainanitutelahhilang.

Sebaliknya, seorangbayiberusia 10 bulanakansecaraaktifmencariobjekyang disembunyikan di

bawahkainataudibaliksebuahtabir. Bayi yang

lebihtuatampaknyamenyadaribahwabendaitutetapadawalaupuntidakterlihat.Inimenyatakanaba

hwabayimemilikirepresentasi mentaltentangbenda yang hilang.

2. EmosidanSosial

Perkembangan Emosi

Perkembangan kehidupan emosional bayi itu sudah terbina sejak ia masih berupa janin. Yaitu

berlangsung melalui unitas kehidupan psikis diantara ibu dan janin itu “menular”, ikut

(12)

Jika ibu yang bersangkutan mengalami gangguan emosional yang sangat kuat dan ia menolak

keras kehamilannya, banyak kemungkinannya ibu tersebut akan mengalami keguguran

kandungannya, karena bayi tersebut merasa untuk apa hidup sedangkan ibu yang mengandung

saya saja gak mau dengan adanya saya.

Sebaliknya, bila ibu yang bersangkutan mengharapkan sekali bayinya dan memupuk

kehamilannya dengan perasaan penuh kasih sayang, maka janin dalam rahimnya akan

tumbuh dalam iklim psikologis hangat-mesra dan sehat. Setiap harinya kondiisi emosi ibu itu

akan mempengaruhi perkembangan kehidupan emosional dan temperamen bayinya yang akan

lahir. Jadi perkembangan kehidupan emosional bayi akan berkembang sesuai dengan

pengaruh-pengaruh psikis ibunya, terutama pengaruh kehidupan efeksi/perasaannya.

Jadi, ada penularan emosional dan kaitan emosional dan kaitan emosional yang amat kuat

diantara ibu dan bayi.Menurut Harry Stack Sullivan (1953) menyebut kaitan emosional ini

sebagai empati yang berkembang sejak janin ada dalam rahim ibunya, dan empati tersebut

akan mewarnai segenap kehidupan emosional bayi sepanjang perkembangannya.

Maka unsur empati itu besar sekali peranan nya pada periode 0-4 tahun, karena akan

membeikan warna dasar pada emosional anak untuk selama-lamanya. Pada usia bayi emosi

bayi itu bersifat positif dari pada bersifat negatif. Dengan bertambahnya usia bayi

ekspresi-ekspresi emosinya menjadi semakin jelas dan bisa dibedakan.

Setiap bayi yang normal pasti akan mendambakan indungan dan kemesraan ibu, segera

setelah dia dilahirkan. Peristiwa ini merupakan kebutuhan primer dan kebutuhan naluriah, di

samping kebutuhan vitalnya untuk mendapatkan air susu ibu dan pemeliharaa. Kenutuhan

(13)

Maka sepanjang perkembangannya, pemenuhan kebutuhan naluriah tersebut besar sekali

pengaruhnya pada proses pembentukan kepribadian anak. Setelah anak jadi bertambah besar,

ia akan menyadari bahwa kesakitan oleh terjatuh, kejengkelan disebabkan oleh kehilangan

barang mainan, kemarahan disebabkan oleh pukulan anak lain, kepedihan karena diolok-olok,

dan macam-macam duka hati itu akan terasa lebih ringan dan lebih tertanggungkan, jika anak

di gendong dan dibuai oleh orang tuanya atau bila ia dibelai dan dihibur dalam pelukan

ibynya.

Maka support psikologis dengan jalan kontak fisik dan indungan ayah-bunda itu sama besar

nilainya dengan lindungan fisik dan kehangatan-keamanan keitka bayi masih ada dalam rahim

ibunya. Jadi ada proses “pendidikan” sejak bayi ada dalam kandungan ibunya.

Oleh depedensi/ketergantungan dan ketidakberdayaan si bayi, juga disebabkan oleh

banyaknya bahaya yang mengancam eksistensi bayi jika tidak dilindungi dan dibela oleh

orang tuanya atau pengganti orang tuanya, maka pada bayi itu timbul kebutuhan asasi untuk

dicintai. Jadi, cinta itu merupakan kebutuhan mutlak bagi perkembangan anak manusia jika ia

ingin hidup normal.

Adapun hasil dari emosi yang dirasakan bayi adalah diekspresikan melalui “tangisan” seperti

halnya dengan tangisan,anak mengingatkan orang tua akan kehadirannya. Ia menuntut agar di

perhatikan dan ditemani oleh karena itu tangisan merupakan alat pengekspresi kehadirannya.

Tangis juga dijadikan alat protes terhadap pengabaian,keteledoran,kelupaan, dan salah tindak

dari orang tua nya. Jadi tangisan dijadikan alat ekspresi perasaan dan kemauan bayi, juga

sebagai pengganti bahasa yang belum berkembang .

(14)

Perkembangan sosial merupakan kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan

sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan

tradisi.

Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti dia belum memiliki kemampuan untuk

bergaul dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui berbagai kesempatan atau

pengalaman bergaul debermasyarakatngan orang-orang dilingkungannya.

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses bimbingan orang tua terhadap anak

dalam mengenalkan dalam berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan

bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana

menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-sehari. Proses bimbingan

orangtua ini lazim disebut sosialisasi.

Menurut Sueann Robinson Amron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar

yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi

anggota masyarakat yang bertanggung jawab dan efektif.

Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orangtua, anggota keluarga, orang

dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk

tingkah laku sosial. Pada usia anak, bentuk-bentuk tingkah laku sosial adalah sebagai berikut :

a. Pembangkangan (Negativisme), yaitu suatu bentuk tingkah laku melawan. Tingkah

laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orangtua atau

lingkungannya yang tidak sesuai kehendak anak. Tingkah laku ini mulai muncul mulai

kira-kira pada usia 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia 3 tahun. Dan setelah umur 4 tahun

tingkah laku ini mulai menurun. Antara usia 4 – 6 tahun sikap membangkang secara fisik

(15)

b. Agresi (agression), yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun

kata-kata (verbal). Agresi ini merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustasi (rasa

kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan/keinginannya).

c. Berselisih/bertengkar (quarreling), terjadi apabila seorang anak merasa tersinggung

atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain.

d. Menggoda (teasing), yaitu sebagai bentuk lain dari tingkah laku agresif. Menggoda

merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal.

e. Persingan (rivally), yaitu keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong

oleh orang lain. Sikap persaingan ini mulai terlihat pada usia 4 tahun

f. Kerja sama (coorperation), yaitu sikap mau bekerja sama dengan kelompok, mulai

usia 3 – 4 tahun, anak sudah mulai menampakan sikap kerja samanya dengan anak lain. Pada

usia 6 tahun atau 7 tahun, sikap kerja sama ini sudah berkembang dengan lebih baik lagi.

3. Moral danBahasa

Perkembangan Moral

Moral berasal dari kata latin “mores” yang berarti tata cara , kebiasaan, dan adat. Perilaku

sikap moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial, yang

dikembangakan oleh konsep moral. Yang dimaksud dengan konsep moral ialah peraturan

perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya. Konsep moral inilah yang

menentukan pola perilaku yang diharapakan dari seluruh anggota kelompok.

Menurut piaget (sinilungan, 1997), hakikat moralitas adalah kecenderungan menerima dan

(16)

moral adalah sesuatu yang tidak dibawa dari lahir, tapisesuatu yang berkembang dan dapat

diperkembangkan/dipelajari. Perkembangan moral merupakan proses internalisasi nilai/norma

masyarakat sesuai dengan kematangan dan kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri

terhadap aturan yang berlaku dalam kehidupannya. Jadi, perkembangan moral

mencangkupaspek kognitif yaitu pengetahuan tentang baik/buruk atau benar/salah, dan aspek

afektif yaitu sikap perilaku moral itu dipraktekkan. piaget mengajukan perkembangan moral,

yang digambarkan pada aturan permainan. Menurut beliau hakekat moralitas adalah

kecenderungan menerima dan menaati sistem peraturan.Piaget membagi perkembangan

menjadi 3 fase yaitu:

a. Fase Absolut

Anak menghayati peraturan sebagai suatu hal yang dapat diubah, karena berasal dari otoritas

yang dihormatinya. Disini peraturan sebagai moral adalah obyek eksternal yang tidak boleh

diubah.

b. Fase Realitas

Anak menyesuaikan diri untuk menghindari penolakan orang lain. Peraturan dianggap dapat

diubah, karena berasal dari perumusan bersama. Mereka menyetujui perubahan yang jujur dan

disetujui bersama, serta merasa bertanggung jawab menaatinya.

c. Fase Subyektif

Anak memperhatikan motif/kesengajaan dalam penilaian perilaku. Perkembangan moral

dipengaruhi upaya membebaskan diri dari ketergantungan pada orang tua, meningkatkan

interaksi dengan sesama dan berkontak dengan pandangan lain. Dengan interaksi yang

bertambah luas anak makin mampu memahami pandangan orang lain dan berbagi aturan

untuk kehidupan bermoral dalam kebersamaan.

Disamping perilaku moral ada juga perilaku tak bermoral yaitu perilaku yang tidak sesuai

(17)

kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri, serta perilaku amoral atau nonmoral yaitu

perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial karena ketidakacuhan atau pelanggaran

terhadap standar kelompok sosial.

Sikap adalah perilaku yang berisi pendapat tentang sesuatu. Dalam sikap positif tersirat sistem

nilai yang dipercayai atau diyakini kebenarannya. Nilai adalah suatu yang diyakini, dipercaya,

dan dirasakan serta diwujudkan dalam sikap atau perilak. Biasanya, nilai bermuatan

pegalaman emosional masa lalu yang mewarnai cita-cita seseorang, kelompok atau

masyarakat. Moral merupakan wujud abstrak dari nilai-nilai, dan tampila secara

nyata/kongkret dalam perilaku terbuka yang dapat diamati. Sikap moral muncul dalam

praktek moral dengan kategori positif/menerim, netral, atau negatif/menolak.

Perkembangan Bahasa

Perkembangan Bahasa Bayi 0-1 Bulan

Berkomunikasi dengan bayi baru lahir seperti berjalan menembus kabut. Bagaimana tidak?

Saat dia menangis, misalnya, ibu menduga-duga penyebab tangisnya. Bagi telinga yang

belum terlatih, semua tangisan terdengar sama.

Padahal, penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa bayi memproduksi suara tangis

yang berbeda-beda tergantung apakah dia lapar, tidak nyaman, lelah atau bosan. Tangis lapar

biasanya berirama dan teratur. Tangis rasa sakit biasanya berupa satu jeritan atau ratapan

panjang diikuti engahan. Tangis yang sulit direspon adalah tangis bosan atau rewel yang

biasanya berupa rengekan ringan tapi bisa berlangsung lama.

Penelitian terbaru yang dimuat dalam The Journal Current Biology menemukan perbedaan

antara tangisan bayi Jerman dan Perancis. Sejak usia sangat dini, ia sudah mendengarkan dan

(18)

bayi Anda hanya bisa menangis, tidur dan makan/minum ASI, ia sebenarnya sedang aktif

belajar berkomunikasi dengan Anda.

Pada rentang usia ini, bayi juga sudah dapat meniru ekpresi muka Anda. Tanpa dia sadari,

upayanya akan membantunya memperkuat dan melatih otot-otot mulut, bibir dan lidahnya

untuk mendukung keterampilan bicaranya. Selain itu, bayi baru lahir juga akan menggunakan

bahasa tubuh untuk memberitahu Anda apa yang dia inginkan. Kala gembira, dia akan

bergerak-gerak dari kepala sampai kaki. Sementara saat mengantuk, dia akan menguap dan

menggosok-gosok matanya.

Kiat berkomunikasi:

 Sealami mungkin. Kebanyakan ibu baru dapat menemukan cara yang alami untuk

menenangkan atau menghibur bayinya, antara lain lewat sentuhan dan suaranya. Sentuhan

mengekspresikan cinta, dan cara paling alamiah memberi sentuhan adalah dengan memeluk

dan menyusui bayi Anda. Sementara suara ibunya adalah suara yang sudah bisa dikenali bayi

baru lahir. Ia pun berusaha menolehkan kepala ke arah suara ibunya, bahkan sebelum dia bisa

tersenyum.

 Lakukan ‘pembicaraan’. Walau tahu takkan mendapat jawaban, Anda sebaiknya mulai

mengajaknya berkomunikasi. Lakukan saat kondisi kesadarannya penuh yaitu ketika dia

merasa nyaman, khususnya seusai makan. Tanyakan padanya, “Enak ya ASI Bunda?”

Pertanyaan ini membantunya belajar merespon orang yang bicara padanya.

 Batasi kalimat. Bicaralah pada bayi dengan struktur bahasa sederhana, kalimat pendek,

kecepatan bicara diperlambat dan suara lembut, namun jelas. Bila perlu, perpanjang huruf

(19)

 Empeng jangan terus menerus. Penelitian dari The University of Washington

menemukan bayi-bayi yang diberi empeng selama 3 tahun berisko tiga kali lebih besar untuk

mengalami kesulitan berbicara daripada mereka yang tidak diberi empeng.

Perkembangan Bahasa Bayi 1-6 Bulan

Sekitar usia sebulan, bayi mulai melihat ciri-ciri wajah, khususnya mata. Kemampuannya

untuk membuat dan mempertahankan kontak mata adalah tonggak penting perkembangan

komunikasi bayi 1-6 bulan.

Periode sadarnya lebih lama dan responnya lebih teratur. Dia mulai suka memandangi

orang-orang di sekitarnya, terutama yang sedang bicara. Selain itu,seiring kemampuan kontrol

kepalanya yang kian baik,di usia 2-3 bulan bayi akan menggerakkan kepalanya untuk

mengikuti suara yang dikenalnya.

Sekitar usia 6 minggu, bayi Anda akan tersenyum untuk pertama kalinya. Senyum balik Anda

membuatnya lebih sering melemparkan senyumannya. Lalu di usia 3-6 bulan, bayi akan

mulai tertawa spontan. Dia juga mulai memperhatikan emosi yang Anda perlihatkan pada

wajah dan suara Anda dan memberi respon. Misalnya, tampak semangat saat Anda

mengajaknya bercanda, atau menangis saat Anda berteriak.

Bayi di rentang usia ini juga mulai mengembangkan konsep contingency - “kalau aku

melakukan ini, akan terjadi itu”. Tak heran bila dia gemar memanfaatkan tangisnya, karena

dia tahu menangis adalah cara jitu mendatangkan Anda. Jangan khawatir respon Anda ini

akan membuatnya manja. Meski cuma minta ditemani, tak ada salahnya Anda menurutinya

(20)

Cara berkomunikasi pada rentang usia ini juga tidak hanya melalui tangisan dan senyuman,

tapi juga mendekut (cooing) yaitu suara lembut yang bunyinya seperti “aaahh” atau “uuuhh”,

karena otot-otot mulut dan lidahnya mulai berkembang. Sekitar usia 3 bulan, bayi suka

bermain, sendirian maupun bersama Anda. Setelah menjadi pendekut ulung, pada usia 4 - 5

bulan, bayi mulai meraban (babbling) yaitu suara tak beraturan secara berulang. Misalnya,

“mmm”, “ppp”, “ttt” atau “ddd”.

Bahasa tubuhnya juga semakin bervariasi. Misalnya, bila Anda berjalan menghampirinya, dia

akan mengangkat punggungnya dan mencondongkan tubuhnya ke depan seperti ingin berkata,

“ Aku ingin digendong, Bu...”

Kiat berkomunikasi:

 Bergiliran. Di usia 3 - 4 bulan, bayi mempelajari aturan sosiolinguistik pertama, yakni

berbicara kalau diajak berbicara, berdiam diri bila Anda sedang bicara, dan tiba-tiba

‘menjawab’ bila Anda diam. Misalnya, bila Anda bertanya pada bayi saat mengganti

popoknya, “Siapa bidadari Bunda?”, maka ia akan mendekut seakan-akan menjawab

pertanyaan Anda. Teruskan dengan mengatakan,” Ya, betul. Talita bidadari Bunda”, sambil

tersenyum padanya.

 Dengarkan dia. Jangan menyela bayi yang sedang asyik berdekut. Tunggu sampai dia

berhenti, baru ajak dia ‘bicara‘ dengan kalimat seperti, “Apakah itu menarik?”. Bila perlu, tiru

suara yang dia ciptakan itu sehingga dia mengerti bahwa Anda mengulang suaranya. Tindakan

Anda menunjukkan padanya bahwa kontribusinya penting dalam ‘pembicaraan’ ini. Lambat

laun bayi juga akan meniru suara Anda. Percakapan ini adalah suatu ‘pembicaraan’ awal yang

(21)

 Matikan televisi. Suara dari televisi atau perangkat bersuara lain akan bersaing dengan

suara Anda. Kondisi ini dapat mengganggu komunikasi Anda dengan bayi yang akhirnya

mengganggu perkembangan bicara dan bahasanya. Jadi, minimalkan suara-suara di sekitar

bayi, misalnya dengan tidak menyalakan televisi sepanjang hari.

 ‘Baca’ buku. Begitu bayi Anda bisa duduk, mulailah membacakannya buku bergambar

sederhana secara rutin, misalnya menjelang tidur. Selain sebagai sarana untuk menunjukkan

hubungan antarkata atau kalimat, atau antara kata dan gambar, kegiatan ini juga dapat

meningkatkan bonding Anda berdua.

Perkembangan Bahasa Bayi 6-12 Bulan

Bila pada usia sebelumnya bayi belum menggabungkan konsonan dengan vokal, di usia 7

bulan ia mulai menghasilkan suara-suara mirip suku kata, seperti “ma”, “pa’, atau “da”.

Disebut mirip karena sebenarnya kata ini belum punya arti khusus bagi anak. Pengulangan

suku kata yang sama, seperti ”mamamama” akan berlangsung sampai usia sekitar 10 bulan.

Segera setelah tahap ini, Anda akan mulai mendengar anak mengucapkan kata-kata

sesungguhnya, seperti ”mama”, “dada”, “baba” dan lain-lain.

Komunikasinya pada rentang usia ini sudah bertujuan. Dia mulai menyadari bahwa dia bisa

memakai suara untuk memberitahukan dia lapar, senang, sedih dan sebagainya. Misalnya, dia

akan mengangkat kedua tangannya sambil berteriak, “Aaah ...” , saat melihat Anda pulang

dari kantor.

Di usia 8 atau 9 bulan, bayi Anda dapat mengenali namanya dan memberi respon setiap kali

Anda memanggil namanya. Dia juga mengerti kata sederhana seperti, ”Tidak” atau “Jangan”,

(22)

termasuk meniru suara binatang yang Anda suarakan. Bayi juga semakin pandai meniru

ekpresi muka Anda, dan menggunakan lebih banyak gerak tubuh (gestur) seperti menunjuk,

bertepuk, menggerakkan kepala dan melambai, bahkan merangkak dan mulai berjalan.

Di usia 8 -10 bulan, bayi mulai punya pemahaman kosa kata, meski dia belum bisa

mengucapkan kata tersebut. Pada umur setahun, pemahaman kosa katanya antara belasan

sampai ratusan kata. Anda bisa membantunya mengoptimalkan kemampuannya. Apalagi, kini

dia suka sekali memegang atau mengambil segala macam benda. Manfaatkanlah kesempatan

ini untuk mengenalkan beragam benda yang sedang dipegangnya. Misalnya, “Itu bola merah.

Coba rasakan, empuk ya?”

Bahkan bayi Anda juga mulai bisa mengerti perintah sederhana yang Anda berikan, misalnya,

“Ayo, berikan bola itu pada Bunda”. Mungkin dia akan merangkak atau berjalan ke arah

Anda. Pembicaraan Anda dengannya pun semakin seru!

Kiat berkomunikasi:

 Gunakan sajak atau lagu anak-anak (nursery rhimes). Bayi Anda akan lebih mudah

menangkap dan mengingat kata-kata atau kalimat-kalimat yang berima dalam sajak atau

lagu-lagu tersebut. Kosa katanya akan bertambah dan perkembangan bicaranya akan semakin baik.

 Tiru dan berikan variasinya. Misalnya, saat dia meraban, “dadada”, saat dia berhenti

Anda bisa meneruskan dengan, “Anak pintar... ya ini dada”, sambil menunjuk dada Anda atau

dadanya. Atau, saat dia mengacungkan bonekanya sambil berkata, “Aaahh....”, lanjutkan

dengan mengatakan, ”Ya, Bunda tahu itu boneka kesukaanmu.” Dengan cara ini, Anda

mendorong bayi untuk terus membagi perasaannya dengan Anda.

 Ulang dan ulang lagi. Bayi belajar bicara dengan mendengarkan suara atau kata

berulang-ulang, lalu membuat hubungan antara suara tersebut dengan apa yang ditujunya.

(23)

lakukan untuk membantu proses belajarnya tersebut. Misalnya, setiap kali Anda akan

mengajaknya ke luar rumah, ucapkanlah, “Pakai jaket, membuka pintu, ke luar rumah.”

 Respon tepat. Beri respon pada apa yang sedang dilakukan atau diperhatikan bayi.

Misalnya, saat dia sedang makan kue dan fokus pada kue tersebut, Anda bisa berkomentar,

“Enak ya kuenya?” Jangan memberi respon setelah perhatiannya teralih pada hal lain.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh pemberian fungisida botani berupa ekstrak cengkeh dengan dosis yang berbeda menunjukkan bahwa antara perlakuan C1 (ekstrak cengkeh 100 ml/l air) sebesar 86,25 % dan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah implementasi blended learning mampu (1) meningkatkan keaktifan, (2) meningkatkan sikap kemandirian belajar, dan (3) meningkatkan

surat keterangan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan bahwa yang bersangkutan telah selesai menjalani pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun sebelum dimulainya jadwal

14 Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis Lantai Terluas Dari Tempat Tinggal Yang Ditempati Di Kabupaten Probolinggo Tahun 2015 26 Tabel 2. 15 Jumlah Rumah Tangga Menurut Jenis

Diketahui juga bahwa ibu dengan pola asuh yang kurang baik sebesar 3,6 kali berdampak terhadap kurangnya status gizi balita dibandingkan ibu yang mempunyai pola asuh

Pemberian bahan perangsang pematangan pada buah terung belanda dapat mempercepat proses merangsang terjadinya proses pematangan yang ditandai dengan meningkatnya

Menjelaskan 5 gangguan pada organ peredaran manusia dan cara pencegahann ya dengan sangat lengkap Menjelaskan 5 gangguan pada organ peredaran manusia dan cara