• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning ( PBL ) Berbantuan Video untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Kanisius Harjosari Kec

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Problem Based Learning ( PBL ) Berbantuan Video untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V Semester II SD Kanisius Harjosari Kec"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Kanisius Harjosari tahun ajaran 2014/2015 sejumlah 30 siswa. Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan. Dimana pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan observasi dan tindakan, hasil tindakan, dan refleksi yang dijabarkan per siklus pada setiap pertemuan. Kemudian dilengkapi analisis data rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II serta pembahasan hasil penelitian. Secara rinci akan diuraikan sebagai berikut. 4.1 Deskripsi Siklus 1

4.1.1 Rencana Tindakan

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran di dalam silabus IPA Kelas V Semester 2. RPP siklus I dirancang dalam 3 kali pertemuan dimana pertemuan pertama dan kedua penyampaian materi serta penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan video, dan pertemuan ketiga adalah diadakannya tes formatif siswa. Tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa juga dibuat berpedoman pada indikator-indikator pembelajaran dalam kompetensi dasar yang diambil peneliti. Tahapan perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

(2)

berbantuan video. Selain itu penulis juga mempersiapkan RPP, lembar observasi kegiatan guru dan lembar kerja siswa.

Pertemuan kedua indikator yang digunakan adalah menjelaskan berbagai dampak yang terjadi karena adanya peristiwa alam. Penulis mempersiapkan media berupa tayangan video yang mendukung penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video. Selain itu penulis juga mempersiapkan RPP, lembar observasi kegiatan guru, dan lembar kerja siswa.

Pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pertemuan ketiga digunakan sebagai tes evaluasi untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi pada siklus I. Peneliti menyiapkan lembar soal tes yang berisi 5 butir soal uraian.

Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan video. Untuk mengetahui penerapannya, yang dilakukan peneliti yakni menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dalam penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video. Dengan adanya lembar observasi ini peneliti dapat mengamati lebih jelas kesesuaian tindakan yang dilakukan guru di kelas dengan langkah – langkah yang seharusnya dilakukan. Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di isi yakni Ya jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan model, serta Tidak jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kelas.

Sebelum dilaksanakannya tindakan di kelas, instrumen yang dibutuhkan untuk mengukur hasil belajar siswa juga disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan peneliti.

4.1.2 Pelaksanaan Observasi dan Tindakan 4.1.2.1 Pelaksanaan Observasi

(3)

yang digunakan. Secara garis besar, berikut hasil pelaksanaan observasi pada siklus I yang dapat dilihat pada Tabel 21 berikut.

Tabel 21

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) Berbantuan Video Siklus I

No Aspek Yang Diamati

Pertemua

1. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa.

Kegiatan Awal

3. Guru menyampaikan apersepsi

4. Guru melakukan orientasi kelas dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

5. Guru mengkondisikan siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok

6. Guru memotivasi siswa dengan memberikan tayangan videoyang dijadikan sebagai permasalahan yang akan diteliti

Kegiatan Inti

7. Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktifitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.

8. Guru mendampingi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi atas permasalahan yang harus diselesaikan. 9. Guru mendampingi siswa membuat laporan hasil

diskusi dengan kelompok pada kertas yang disediakan guru.

10. Guru mendampingi siswa untuk mengunjungi laporan hasil diskusi kelompok lain, mengamati serta

menanyakan sesuatu yang belum diketahui dan ditanggapi oleh kelompok yang bersangkutan.

Kegiatan Akhir

12. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari

13. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi dan menanyakan pengalaman yang dirasakan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

14. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk belajar pada kegiatan berikutnya

(4)

Berdasarkan tabel 21 tentang hasil observasi kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan video yang sesuai dengan sintak mencapai 80% atau sebanyak 11 pernyataan dari 14 pernyataan sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas. Kegiatan yang belum sesuai dengan perencanaan antara lain pada kegiatan awal guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran, pada kegiatan inti guru belum mendampingi siswa saat mengumpulkan informasi serta pada kegiatan akhir guru belum melakukan refleksi dan menanyakan pengalaman siswa setelah mengikuti pembelajaran.

Pada siklus I pertemuan 2, kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan video yang sesuai dengan sintak mencapai 93% atau sebanyak 13 pernyataan dari 14 pernyataan sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas. Kegiatan yang belum sesuai dengan perencanaan yaitu pada kegiatan inti guru belum mendampingi siswa saat mengumpulkan informasi. Meskipun demikian, pada siklus I pertemuan kedua langkah – langkah pembelajaran sudah sesuai rencana. 

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah:

(1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 April 2015 pukul 07.00 – 08.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

(5)

Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran, di dalam kelas siswa dikondisikan menjadi 6 kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Siswa diberi motivasi oleh guru dengan diberikan tayangan video tentang berbagai peristiwa alam di Yogyakarta yang dijadikan sebagai permasalahan yang akan diteliti. Setelah video selesai diputar, siswa diberi pertanyaan yang berkaitan dengan video tersebut dan siswa diajak oleh guru untuk menjawab pertanyaan dengan cara berpikir secara logis dan menghubungkannya ke dalam kehidupan sehari – hari. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mereka masing – masing.

Sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai guru menjelaskan aturan main kerja kelompok untuk dicermati serta disepakati bersama agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.

Pada kegiatan inti guru membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan bersama teman satu kelompoknya dengan mencari informasi dari berbagai buku atau atau pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Setelah semua informasi terkumpul, siswa menuliskan laporan hasil diskusinya pada lembar jawaban yang disediakan oleh guru. Siswa bersama satu kelompoknya akan didampingi guru untuk melakukan kegiatan kunjung karya. Pada kegiatan ini secara bergantian siswa mengunjungi laporan hasil diskusi kelompok lain, mengamati serta menanyakan hal yang belum diketahui dan akan ditanggapi oleh kelompok yang bersangkutan. Setelah selesai kegiatan kunjung karya, siswa kembali ke tempat duduk semula. Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka alami dan membahas penyelesaian masalah tentang dampak yang ditimbulkan dari berbagai peristiwa alam di Yogyakarta. Beberapa siswa yang mengalami kesulitan aktif bertanya kepada guru, namun sebagian besar hanya diam. Kemudian guru menjelaskan kembali materi yang ditanyakan oleh siswa.

(6)

(2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dari siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 16 April 2015 pukul 07.00 – 08.10 dan terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Materi yang dibahas melanjutkan dari materi pada siklus I pertemuan pertama. Materi pada siklus pertama pertemuan kedua yakni mengenai dampak peristiwa alam banjir terhadap kehidupan makhluk hidup.

Kegiatan awal pada pertemuan pertama sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa. Setelah semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru menyampaikan apersepsi dengan mengajak siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada siklus I pertemuan pertama.

Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran, di dalam kelas siswa dikondisikan menjadi 6 kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Siswa diberi motivasi oleh guru dengan diberikan tayangan video tentang banjir di Jakarta yang dijadikan sebagai permasalahan yang akan diteliti. Setelah video selesai diputar, siswa diberi pertanyaan yang berkaitan dengan video tersebut dan siswa diajak oleh guru untuk menjawab pertanyaan dengan cara berpikir secara logis dan menghubungkannya ke dalam kehidupan sehari – hari. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mereka masing – masing.

Sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai guru menjelaskan aturan main kerja kelompok untuk dicermati serta disepakati bersama agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.

(7)

kelompok yang bersangkutan. Setelah selesai kegiatan kunjung karya, siswa kembali ke tempat duduk semula. Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka alami dan membahas penyelesaian masalah tentang dampak yang ditimbulkan dari banjir di Jakarta.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta menanyakan pengalaman yang dirasakan setelah mengikuti pembelajaran, kemudian guru meminta siswa membaca dan mempelajari tentang materi selanjutnya.

(3) Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus I yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 April 2015 pukul 07.10-08.10. Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan ketiga sebagai tindak lanjut, penyempurnaan, dan perbaikan proses pembelajaran pertemuan kedua pada siklus I.

Evaluasi yang diberikah berupa ter tertulis dengan bentuk soal uraian dengan jumlah soal 5. Soal yang diberikan kepada siswa sudah melalui proses uji validitas dan reliabilitas Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir. 4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I

(8)

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA di SD Kanisius Harjosari adalah 65. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus I, maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa. Untuk mempermudah dalam membuat tabel distribusi frekuensi yaitu menggunakan rentang skor hasil belajar dengan menentukan Jangkauan (J), Banyaknya kelas (K), dan Panjang kelas (P). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut: Jangkauan = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

= 100 - 48 = 52

Kelas Interval = 1+3,3 (log n) = 1 + 3,3 (log 30) = 1 + 3,3 ( 1,47)

= 5,87 Æ dibulatkan menjadi 6

Panjang Interval :

=

Æ diambil 9 agar semua data dapat terangkum.

Setelah melakukan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang diperoleh siswa kelas 5 SD Kanisius Harjosari disajikan tabel distribusi frekuensi hasil belajar Siklus I dapat dilihat pada tabel 22 berikut.

Tabel 22

Distribusi Hasil Belajar Siklus I

No Nilai Frekuensi Presentase

1 48 – 56 2 6,7% 2 55 – 64 6 20% 3 65 – 73 7 23,3% 4 74 – 82 4 13,3% 5 83 – 91 6 20% 6 92 – 100 5 16,7%

Jumlah 30 100% nilai tertinggi 100

nilai terendah 48 rata – rata 74,1

(9)

Dapat dilihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal yaitu 61,6 meningkat menjadi 74,1 dari jumlah 30 siswa. Sedangkan untuk ketuntasan siswa dapat dilihat pada Tabel 23 berikut.

Tabel 23

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

Nilai Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Presentase ≥ 65 Tuntas 22 73,3%

<65 Tidak Tuntas 8 26,7%

Jumlah 30 100%

Dari tabel 23 tentang rekapitulasi hasil belajar IPA siswa pada siklus I, dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas sebanyak 22 siswa dan 8 anak belum tuntas. Presentase jumlah siswa yang tuntas adalah sebesar 73,3% dan yang tidak tuntas sebesar 26,7%. Diagram persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada gambar 2 berikut.

Gambar 2

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Siklus I

4.1.4 Refleksi

(10)

sedikit sudah bisa menyimpulkan apa yang telah mereka kerjakan,namun mereka masih malu untuk bertanya kepada guru ketika mereka mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena ketika mereka bertanya, siswa yang lain malah menertawakan mereka, sehinggga mereka merasa malu dan lebih baik diam daripada bertanya. Namun hal tersebut dapat diatasi oleh guru, sehingga pada pertemuan ketiga, kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan rencana dan sintaks.

Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil belajar siswa dalam mata pelajara IPA menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan video mengalami peningkatan. Dimana pada kondisi awal (prasiklus) jumlah siswa yang tuntas hanya 16 siswa ( 61,6% ), setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 22 anak ( 73,3% ) namun belum mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video sudah meningkatkan hasil belajar IPA siswa namun belum berhasil mencapai indikator yang telah ditetapkan. Serta belum semuanya sesuai dengan rencana yang telah dibuat, terutama pada kegiatan pembelajaran guru belum menyampaikan tujuan pembelajarn, guru belum mendampingi siswa saat mengumpulkan informasi dan guru melakukan refleksi pada akhir pembelajaran, sehingga harus dilanjutkan ke siklus II.

Berdasarkan observasi siklus I, hal – hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya antara lain :

(1) Untuk mengatasi kekurangan dari tiap pertemuan yang telah dilakukan, maka guru harus menyampaikan terlebih dahulu tujuan pembelajaran saat awal pembelajaran agar siswa dapat mengetahui tujuan pembelajaran yang ditetapkan

pada materi yang sedang dibahas.

(2) Saat mengumpulkan, guru memberikan pengarahan pada siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai media agar informasi yang didapat siswa

menjadi lebih bervariasi

(11)

pengalaman siswa setelah mengikuti pembelajaran serta pembelajaran berharga apa yang dapat nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4.2 Deskripsi Siklus II

Berdasarkan catatan perbaikan pelaksanaan dalam pembelajaran IPA menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video yaitu masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai KKM, guru belum menyampaikan tujuan pembelajaran dan belum mendampingi saat mengumpulkan informasi, maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan kembali agar catatan – catatan yang terdapat pada siklus I tidak terulang kembali.

4.2.1 Rencana Tindakan

Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan standar kompetensi yaitu 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, kompetensi dasar 7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi dan indikator pembelajaran di dalam silabus IPA Kelas V Semester 2. RPP siklus II dirancang dalam 3 pertemuan dimana pertemuan pertama dan kedua penyampaian materi, dan pertemuan ketiga adalah diadakannya tes formatif siswa. Tes formatif untuk mengukur hasil belajar siswa dibuat dengan berpedoman indikator-indikator pembelajaran dalam kompetensi dasar yang diambil peneliti. Selain itu, tahapan perencanaan yang dilakukan adalah menyiapkan materi ajar yang diambil dari berbagai sumber. Media tayangan video yang sesuai materi pelajaran dibuat lebih menarik agar siswa berantusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mempermudah dalam memahami materi. Dalam kegiatan pembelajaran dirancang lebih baik lagi dengan memberi lebih banyak kesempatan kepada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran, peran guru dalam pembelajaran lebih dikurangi sehingga siswa mampu bekerja dengan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman mereka sendiri.

(12)

berbantuan video. Dengan lembar observasi ini peneliti dapat mengamati lebih jelas kesesuaian kegiatan guru yang dilakukan di kelas dengan langkah – langkah yang seharusnya dilakukan. Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di centang ( √ ) yakni Ya jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan model, serta Tidak jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kelas. Sebelum dilaksanakannya tindakan di kelas, instrumen yang dibutuhkan untuk mengukur hasil belajar siswa juga disusun berdasarkan indikator yang telah ditetapkan peneliti.

4.2.2 Pelaksanaan Observasi dan Tindakan

4.2.2.1 Pelaksanaan Observasi

(13)

Tabel 24

Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Model Pembelajaran Problem

Based Learning (PBL) berbantuan video Siklus II

No Aspek Yang Diamati

Perte

1. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran

2. Memeriksa kesiapan siswa.

Kegiatan Awal

3. Guru menyampaikan apersepsi

4. Guru melakukan orientasi kelas dengan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

5. Guru mengkondisikan siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok

6. Guru memotivasi siswa dengan memberikan tayangan video yang dijadikan sebagai permasalahan yang akan diteliti

Kegiatan Inti

7. Guru membimbing siswa dalam kelompok merancang aktifitas belajar untuk menyelesaikan masalah yang telah di orientasikan pada tahap awal.

8. Guru mendampingi siswa dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk mencari penjelasan dan solusi atas permasalahan yang harus diselesaikan.

9. Guru mendampingi siswa membuat laporan hasil diskusi dengan kelompok pada kertas yang disediakan guru. 10. Guru mendampingi siswa untuk mengunjungi laporan hasil

diskusi kelompok lain, mengamati serta menanyakan sesuatu yang belum diketahui dan ditanggapi oleh kelompok yang bersangkutan.

Kegiatan Akhir

12. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan tentang materi yang sudah dipelajari

13. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi dan menanyakan pengalaman yang dirasakan siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

14. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut untuk belajar pada kegiatan berikutnya

Jumlah 14  - 14  -

(14)

pembelajaran sesuai dengan sintak model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video yang mencapai 100% atau sebanyak 10 pernyataan sesuai dengan tindakan yang dilakukan di kelas. Hal ini dapat dilihat dari pemberian tanda (√) pada semua kolom terlaksana.

4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu pada tiap pertemuan adalah 2x35 menit atau 2 jam pelajaran. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah:

(1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 April 2015 pukul 07.00 – 08.10 dan terdiri dari 3 kegiatan pembelajaran, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Semua siswa kelas V SD Kanisius Harjosari hadir dalam kegiatan pembelajaran. Materi yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran adalah berbagai SDA di Indonesia serta penggunaannya dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan video pada mata pelajaran IPA.

Sesuai dengan rencana tindakan yang akan dilaksanakan, kegiatan awal pada pertemuan pertama sebelum memulai pelajaran, guru menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan selama pembelajaran dan memeriksa kesiapan siswa. Setelah semua siswa siap mengikuti pembelajaran, guru menyampaikan apersepsi dengan mengajak siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya.

(15)

Sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai guru menjelaskan aturan main kerja kelompok untuk dicermati serta disepakati bersama agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.

Pada kegiatan inti guru membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan bersama teman satu kelompoknya dengan mencari informasi dari berbagai buku atau atau pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Setelah semua informasi terkumpul, siswa menuliskan laporan hasil diskusinya pada lembar jawaban yang disediakan oleh guru. Siswa bersama satu kelompoknya akan didampingi guru untuk melakukan kegiatan kunjung karya. Pada kegiatan ini secara bergantian siswa mengunjungi laporan hasil diskusi kelompok lain, mengamati serta menanyakan hal yang belum diketahui dan akan ditanggapi oleh kelompok yang bersangkutan. Setelah selesai kegiatan kunjung karya, siswa kembali ke tempat duduk semula. Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka alami dan membahas penyelesaian masalah tentang dampak yang ditimbulkan dari berbagai SDA di Indonesia serta penggunaannya. Beberapa siswa yang mengalami kesulitan aktif bertanya kepada guru, namun sebagian besar hanya diam. Kemudian guru menjelaskan kembali materi yang ditanyakan oleh siswa.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta menanyakan pengalaman yang dirasakan setelah mengikuti pembelajaran, kemudian guru meminta siswa membaca dan mempelajari tentang materi selanjutnya.

(2) Pertemuan Kedua

(16)

pembelajaran, guru menyampaikan apersepsi dengan mengajak siswa mengingat kembali materi yang telah dipelajari pada siklus II pertemuan pertama.

Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran, di dalam kelas siswa dikondisikan menjadi 6 kelompok kecil, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Siswa diberi motivasi oleh guru dengan diberikan tayangan video tentang banjir di Jakarta yang dijadikan sebagai permasalahan yang akan diteliti. Setelah video selesai diputar, siswa diberi pertanyaan yang berkaitan dengan video tersebut dan siswa diajak oleh guru untuk menjawab pertanyaan dengan cara berpikir secara logis dan menghubungkannya ke dalam kehidupan sehari – hari. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mereka masing – masing.

Sebelum kegiatan kerja kelompok dimulai guru menjelaskan aturan main kerja kelompok untuk dicermati serta disepakati bersama agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan secara kondusif.

Pada kegiatan inti guru membagikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan bersama teman satu kelompoknya dengan mencari informasi dari berbagai buku atau atau pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian siswa menuliskan laporan hasil diskusinya pada lembar jawaban yang disediakan oleh guru. Siswa bersama satu kelompoknya akan didampingi guru untuk melakukan kegiatan kunjung karya, yaitu mengunjungi laporan hasil diskusi kelompok lain, mengamati serta menanyakan hal yang belum diketahui dan akan ditanggapi oleh kelompok yang bersangkutan. Setelah selesai kegiatan kunjung karya, siswa kembali ke tempat duduk semula. Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka alami dan membahas penyelesaian masalah tentang kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan

bumi.

Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari serta menanyakan pengalaman yang dirasakan setelah mengikuti pembelajaran, kemudian guru meminta siswa membaca dan mempelajari tentang materi selanjutnya.

(17)

Pertemuan ketiga merupakan akhir pelaksanaan dari siklus I yang dilaksanakan pada hari Kamis, 30 April 2015 pukul 07.10-08.10.

Evaluasi yang diberikah berupa ter tertulis dengan bentuk soal uraian dengan jumlah soal 5. Soal yang diberikan kepada siswa sudah melalui proses uji validitas dan reliabilitasnya. Kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ketiga yakni diawali dengan memeriksa kesiapan siswa dalam mengikuti evaluasi pembelajaran. Sebelum membagikan membagikan soal evaluasi, guru menata tempat duduk siswa agar siswa tidak terlalu dekat duduknya kemudian guru menjelaskan pada siswa tentang tata cara mengerjakan soal evaluasi dan peraturan selama siswa mengerjakan soal. Dilanjutkan dengan pembagian lembar soal dan lembar jawab oleh guru kepada masing – masing siswa. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu dan guru mengawasi jalannya tes dari awal sampai akhir pembelajaran.

4.2.3 Hasil Tindakan Siklus II

Hasil belajar siswa diperoleh pada pembelajaran pertemuan ketiga pembelajaran siklus II. Pada akhir pertemuan ketiga, siswa mengerjakan tes formatif sesuai dengan materi yang sudah disampaikan guru. Siswa mengerjakan tes sejumlah 5 soal uraian yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA di SD Kanisius Harjosari adalah 65. Semua siswa yang berjumlah 30 anak sudah mencapai KKM. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus I, maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa. Untuk mempermudah dalam membuat tabel distribusi frekuensi yaitu menggunakan rentang skor hasil belajar dengan menentukan Jangkauan (J), Banyaknya kelas (K), dan Panjang kelas (P). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Jangkauan = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah = 100 - 71

= 29

Kelas Interval = 1+3,3 (log n) = 1 + 3,3 (log 30) = 1 + 3,3 (1,47)

(18)

Panjang Interval :

=

Æ diambil 5 agar semua data dapat terangkum.

Hasil belajar siklus II yang menunjukkan ketuntasan siswa dapat dilihat

tabel 25 berikut.

Tabel 25

Distribusi Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nilai Frekuensi Presentase

1 71 - 75 6 20% 2 76 - 80 1 3,4% 3 81 - 85 6 20% 4 86 - 90 4 13,3% 5 91 - 95 4 13,3% 6 96 - 100 9 30% jumlah 30 100% nilai tertinggi 100 nilai terendah 71 rata - rata 86

Berdasarkan pada tabel 25 tentang distribusi hasil belajar siswa Siklus II, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran Siklus II selama 3 pertemuan mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa pada Siklus I, yaitu dengan rata – rata kelas mengalami peningkatan menjadi 86. Sedangkan untuk rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA silus II dapat dilihat pada tabel 26 berikut.

Tabel 26

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

Nilai Kategori Jumlah Siswa

Jumlah Presentase ≥ 65 Tuntas 30 100%

<65 Tidak Tuntas - - Jumlah 30 100%

(19)

      

Gambar 3

DiagramKetuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Siklus II

Dari diagram 3 tentang persentase ketuntasan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran siklus II sebesar 100% atau semua siswa sudah mencapai KKM dan mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa pada pelaksanaan Siklus I hanya 73,3% atau ada 8 siswa yang belum mencapai KKM. 4.2.1 Refleksi

Melalui refleksi dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran sangat sesuai dengan rencana dan langkah – langkah pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video. Pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga hasil pengamatan tidaklah jauh berbeda. Siswa sudah berani dalam menyatakan pendapat mereka, mampu menyimpulkan materi dari keiatan yang telah dilakukan. Siswa menjadi lebih aktif, lebih berantusias, terlihat lebih senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA. Langkah –langkah yang dilakukan sudah sesuai dengan sintaks dengan kata lain lembar observasi sudah menyatakan “Terlaksana” tanpa ada catatan apapun. Hal ini berarti kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah mencapai indikator proses yang telah ditetapkan sebelumnya.

(20)

menunjukkan bahwa 100% siswa telah mencapai ketuntasan. Presentase ketuntasan hasil belajar sudah berada di atas indikator kinerja yang ditetapkan. Semua siswa yang sudah mencapai KKM. Pada siklus II ini nilai tertiggi yang diperoleh siswa meningkat yakni ada yang mendapatkan nilai 100, nilai terendah sudah semakin meningkat dari nilai 48 sudah menjadi nilai 71. Rata – rata kelas yang diperoleh pada siklus II ini meningkat yakni 86.

Masing – masing variabel terikat sudah menunjukkan hasil yang berada di atas indikator kinerja yang telah ditetapkan, oleh sebab itu guru dan peneliti membuat kesepakatan tentang akhir tindakan kelas ini. Karena hasil yang diperoleh sudah berada di atas indikator kinerja yang ditetapkan, maka penelitian cukup sampai siklus II dan tidak diadakan siklus selanjutnya lagi.

4.3 Analisis Data Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Hasil belajar siswa dari sebelum tindakan, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Berikut ini merupakan rekapitulasi data hasil belajar siswa sebelum tindakan, siklus I dan siklus II pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Harjosari.

Pelaksanaan siklus I dan siklus II mengalami peningkatan pada hasil belajar siswa. Berikut ini Tabel 27 disajikan perbandingan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II.

Tabel 27

Rekapitulasi Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

(21)

Berdasarkan Tabel 27 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II , dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil belajar IPA yang memenuhi kriteria ketuntasan (KKM = 65). Terbukti untuk persentase ketuntasan pada kondisi awal hanya 40% kemudian pada saat penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video presentase ketuntasan siklus I sebesar 73,3% dan pada Siklus II presentase ketuntasan menjadi 100%. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan mengunakan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4

Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA pada Prasiklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan Gambar 4 diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA pada prasiklus, siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan video dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan peningkatan yang signifikan dimana dapat dibandingkan dari awal prasiklus dengan setiap siklus nya selalu meningkat dalam jumlah presentase

siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM.

4.4 Pembahasan

(22)

dari guru, senang ketika mendapat tugas dari guru, selalu memperhatikan yang dijelaskan oleh guru, melaksanakan diskusi sesuai petunjuk, dapat bekerjasama dengan baik dengan teman satu kelompok, serta siswa mampu memecahkan masalah sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman mereka.

Dalam penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan, peneliti mengambil inti dari peningkatan yang terjadi selama siklus berlangsung. Persentase ketuntasan kondisi Awal (Pra Siklus) hasil belajar IPA 40%, meningkat pada Siklus I yakni 73,3%. Pada akhir Siklus II juga terlihat bahwa persentase ketuntasan siswa meningkat menjadi 100%.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Annisa Mulyasari (2011), Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Problem Based Learning (PBL) Materi Gaya pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Begalon 1 No 240 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan penelitian yang dilakukan oleh Linda Rachmawati (2011), Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan pembelajaran IPA Siswa Kelas 5 SDN Pringapus 2 Kecamatan Dongko Kabupaten Trenggalek, menunjukkan hasil peningkatan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Menurut penelitiannya secara umum ditinjau dari hasil belajar siswa melalui penerapan model Model Problem Based Learning (PBL) mengalami peningkatan yang lebih baik dibandingkan sebelum menerapkan model Model Problem Based Learning (PBL).

(23)

Dengan menerapkan model Problem Based Learning berbantuan video, dapat melibatkan siswa secara aktif dalam memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berpikir siswa yang lebih tinggi serta penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran. Suasana pembelajaran yang tercipta menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan video. Dimulai dari guru memperkenalkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi pembelajaran, kemudian mengorganisasikan siswa untuk belajar melalui pemanfaatan media video sehingga membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Pada saat memutarkan video siswa terlihat sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak merasa jenuh hingga akhir pembelajaran karena siswa dituntut aktif untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan temannya melalui kegiatan kunjung karya, kemudian siswa mengerjakan lembar kegiatan siswa.

Bagi siswa, implikasi dari penelitian ini adalah menumbuhkan motivasi dan menarik perhatian siswa agar lebih serius dalam belajar, meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, membantu siswa dalam mengenali sesuatu yang masih abstrak melalui tayangan video, serta membantu siswa dalam menyelesaikan pekerjaan menggunakan bekal pengetahuan dan pengalaman mereka serta mampu menghubungkannya di dalam dunia nyata.

Gambar

Tabel 21Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Model Pembelajaran
Tabel 22  Distribusi Hasil Belajar Siklus I
Tabel 24 Hasil Keterlaksanaan Kegiatan Guru dengan Penerapan Model Pembelajaran
tabel distribusi frekuensi yaitu menggunakan rentang skor hasil belajar dengan
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

(1994) dinamika Cladocera dan Diptera pada sawah di Filipina dipengaruhi oleh pemberian pupuk nitrogen dan pestisida Selain itu indeks keanekaragaman (Tabel 2) juga tergolong

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi mem banggakan diri.”( QS. Nasihat Lukman kali ini adalah ahlak dan sopan santun dalam

Tidak menahan buang air besar: Pencernaan juga akan lancar jika tidak menahan buang air besar karena dengan menahan buang air besar feses akan kering sehingga penyakit wasir

Syukur alhamdulillah senantiasa dipanjatkan Kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala yang telah melimpahkan rahmat, serta lindungan NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini yaitu : 1) terdapat pengaruh lama waktu perendaman benih dalam air dengan suhu awal 60°C terhadap persentase

Tidak menahan buang air besar: Pencernaan juga akan lancar jika tidak menahan buang air besar karena dengan menahan buang air besar feses akan kering sehingga penyakit wasir

Ha: There are differences in the disclosure of carbon emissions before and after the enactment of Indonesia Act No. 17 of 2004 concerning the ratification of Kyoto Protocol To