• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kaitan strategi pembelajaran dengan hasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kaitan strategi pembelajaran dengan hasi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Kaitan strategi pembelajaran dengan hasil

Pembelajaran

“Ditujukan untuk memenuhi tugas”

Mata Kuliah

: Kebijakan Pendidikan

Dosen

: Dra. H. USmaidar, M.Pd

Jurusan

: Tarbiyah - PAI (V-A)

Di susun Oleh

Kelompok 2 ( Dua

)

- Nikmatur Rada Saufi

- Husna Hukmanda

- Dani Harianto

- karina

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH

MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt karena berkat rahmat Nya penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.Makalah ini merupakan makalah Strategi Pembelajran yang membahas “ Kaitan strategi pembelajaran dengan hasil Pembelajaran ”.Secara khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa sehingga materi yang disampaikan sesuai dengan mata kuliah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi . oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu dosen Dra. H. USmaidar, M.Pd mata kuliah Strategi Pembelajaran yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas makalah ini.

2. Orang tua, teman dan kerabat yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas makalah ini selesai.

Kami sadar, bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan.Untuk itu kami meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna meningkatkan kualitas makalah penulis selanjutnya. Kebenaran dan kesempurnaan hanya Allah-lah yang punya dan maha kuasa .Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberikan manfaat tersendiri bagi generasi muda islam yang akan datang, khususnya dalam bidang Strategi pembelajaran

(3)

Tim Penyusun

Kelompok 2 ( Dua )

(4)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan...1

BAB II...2

PEMBAHASAN...2

A. Kondisi Pembelajaran...2

B. Metode Pembelajaran...4

C. Hasil Pembelajaran...9

BAB III...11

PENUTUP...11

A. Kesimpulan...11

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan proses pengajaran. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Hasil pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Dalam implementasi pembelajaran mata pelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

Dalam makalah ini akan dibahas mengenai kondisi belajar dan masalah-masalah belajar, serta hasil pembelajaran Kondisi belajar merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik, begitu pula sebaliknya. Masalah-masalah dalam belajar juga mempengaruhi proses dan hasil belajar pula.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana Kondisi dalam Belajar?

b. Bagaimana metode dalam pembelajaran?

(6)

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui Kondisi dalam Belajar.

b. Untuk mengetahui metode dalam pembelajaran.

(7)

BAB II PEMBAHASAN A. Kondisi Pembelajaran

Kondisi pembelajaran adalah faktor yang mempengaruhi efek metode (strategi) dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang pada prinsipnya tidak dapat dimanipulasi oleh pendesain pembelajaran dan harus diterima pada adanya (given, taken for granted). Komponen kondisi pembelajaran dari Reiguluth ini sepadan dengan komponen parameters or constraints dari Simon, atau dengan komponen analisis bidang studi dan kemampuan awal dari Glaser.1

Menurut Reiguluth dan Merril (1979), ada 3 kelompok variabel penting kondisi pembelajaran, yaitu: (1) tujuan dan karakteristik bidang studi, (2) kendala dan karakteristik bidang studi, dan (3) karakteristik peserta didik. Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa yang ingin dicapai, baik secara umum maupun secara khusus. Tujuan merupakan indikator dari kompetensi pembelajaran yang diharapkan. Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang bermanfaat dalam mendeskripsikan startegi pembelajaran, sedangkan kendala bidang studi adalah segala keterbatasan sumber-sumber baik dalam bentuk waktu, media, sumberdaya manusia atau personalia, termasuk finansial. Adapun yang dimaksud karakteristik peserta didik adalah aspek-aspek atau kualitas individual (perseorangan) siswa seperti bakat, motivasi dan hasil belajar yang dimilikinya

Variabel yang termasuk kedalam kondisi pembelajaran yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi penggunaan variabel-variabel metode yaitu :

1. Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi

Tujuan pembelajaran pada hakekatnya mengacu kepada hasil pembelajaran yang diharapkan. Sebagai hasil pembelajaran yang diharapkan,

(8)

berarti tujuan pembelajaran ditetapkan lebih dulu, dan berikutnya semua upaya pengajaran diarahkan untuk mencapai tujuan ini. Tujuan pengajaran dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, sejalan dengan 2 jenis strategi pengorganisasi pengajaran yang ada (strategi dan mikro) yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Sedangkan karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna dalam mendeskripsikan strategi pembelajaran. Karakteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda. Oleh karena berbedanya karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang lain dituntut menggunakan strategi dan media yang berbeda pula. Disinilah peranan seorang guru dalam mengorganisasi pelajaran, pemilihan media dan menetapkan strategi dalam pembelajaran.

2. Kendala dan Karakteristik Bidang Studi

Ada dua variabel yang mempengaruhi pemilihan strategi penyampaian, yaitu : karakteristik bidang studi dan kendala. Karakteristik bidang studi perlu menjadi pertimangan khusus ketika memilih media pengajaran yang akan digunakan menyampaikan pembelajaran. Terutama dikaitkan dengan tingkat kecermatan suatu media dalam menyampaikan pembelajaran, kemampuan khusus yang dimiliki oleh suatu media, serta pengaruh motivasional yang mampu ditimbulkannya.2

Sedangkan kendala adalah keterbatasan sumber-sumber, seperti media, waktu, personalia, dan uang. Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani kegiatan belajar dan pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk memilih media dalam pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Apa bila

(9)

dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar ke peserta didik.

Namun perlu kita ingat, bahwa peranan media tidak akan telrihat bila penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan untuk menggunakan media. Manakala diabaikan, maka media bukan lagi sebagia alat bantu pengajaran, akan tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Selain itu kencala yang sering terjadi di lapangan adalah faktor keuangan. Seorang guru dituntut untuk mengunakan media dalam proses belajar mengajar. Aka tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana untuk mengadakan media tersebut. Dan dari pihak sekolah tidak dapat memfasilitasi untuk pengadaan media. Menurut penulis, media yang digunakan tidak harus mahal, yang penting media tersebut dapat menghantarkan siswa pada tujua pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memanfaatkan media belajar dari yang sangat komplek sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana. Agar proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan, maka masalah perencanaan, pemilihan dan pemanfaatan media perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat mengakibatkan kegagalan mencapai tujuan, bila tidak dikuasai sungguh-sungguh oleh guru.

(10)

Karakteristik peseta didik belajar adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat, motivasi belajar dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah dimilikinya. Karakteristik si-belajar akan berpengaruh dalam pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran, agar sesuai dengan karakteristik perseorangan si-belajar. Karakter peserta didik yang bermacam-macam menuntut guru untuk strategi dalam pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran. Bagaimanapun juga, tingkat tertentu, mungkin sekali suatu variabel kondisi akan mempengaruhi setiap variabel metode, disamping pengaruh utamanya pada strategi pengelolaan pembelajaran.3

B. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Metode pembelajaran ini diacukan sebagai cara-cara yang dapat digunakan dalam kondisi tertentu untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.

Cara-cara ini disebut juga sebagai strategi pembelajaran. Variabel metode atau strategi pembelajaran ini merupakan variabel yang paling esensial akan keberadaan pembelajaran. Karena variabel kondisi dan variabel tujuan merupakan variabel yang tidak bisa diubah dan harus diterima sebagai barang jadi, dan selanjutnya dipakai sebagai pijakan kerja. Peluang yang tinggal hanyalah bagaimana memanipulasi variabel metode pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Variabel metode pembelajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi 3 jenis yaitu:4

a. Organizational Srategy (Strategi pengorganisasian)

Metode adalah untuk mengorganissi isi bidang studi yang telah dipilih untuk pembelajaran. Mengorganisasi mengacu pada suatu tindakan seperti pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dll. yang setingkat dengan itu.

b. Delivery Strategy (penyampaian)

3 Ibid, hlm, 70

(11)

Metode Delivery Strategy adalah untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik dan atau menerima serta merespon masukan yang berasal dari peserta didik. Sumber belajar merupakan bidang kajian utama dari strategi ini.

c. Management Strategy (Strategi pengelolaan)

Metode adalah untuk menata interaksi antara peserta didik dan variable metode pembelajaran yang lain. Variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran. Strategi pengorganisasian pebelajaran dibedakan menjadi strategi pengorganisasian pada tingkat makro dan mikro.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.

2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.

3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan hasil karya.

4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

(12)

Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan, isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan diuraikan secara singkat beberapa metode mengajar.5

1. Metode Ceramah

Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para guru dengan alasan keterbatasan waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan menganggap metode ceramah sebagai metode belajar-mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah dengan benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas personalities guru, yakni suara, gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan guru dalam memberi penjelasan: yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap guru.

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar yang menggunakan metode ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.

5Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(13)

Dari definisi metode ceramah diatas, dapat kiranya kita mendefinisikan metode ceramah sebagai sebuah bentuk interaksi belajar-mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap sekelompok peserta didik.

Berdasarkan definisi metode ceramah, dapat dimengerti jika guru akan menjadi pusat/titik tumpuan keberhasilan metode ceramah. Lalu lintas pembicaraan atau komunikasi hanya searah yakni dari guru ke para siswa. Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:

1) Guru-guru haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), dan

2) Guru memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat dan potensi untuk meningkatkan ceramah.

2. Metode Diskusi

Diskusi merupakan istilah yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali kita mendengar percakapan seperti dibawah ini : 6

”Kalau ada masalah, mari kita diskusikan bersama” atau ”segala sesuatunya akan dapat kita selesaikan dengan baik, bila semuanya kita diskusikan permasalahannya.”

Dari percakapan tersebut, mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk mencarikan suatu masalah.

(14)

Walaupun telah sering kita dengar istilah diskusi dalam kehidupan sehari-hari, belum cukup kiranya untuk memahami metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar. Apakah pengertian metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar? Apakah tujuan metode diskusi, terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, akan diuraikan dan diulas secara berturut-turut berikut ini.

Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu keputusan atau kesimpulan.7

Gage dan Berliner (1984: 486) mengemukakan bahwa metode diskusi sungguh-sungguh terbuka atau bervariasi pengertiannya. Ini merupakan suatu indikasi betapa sulitnya mendefinisikan metode diskusi secara tepat. Girlstrap dan Martin (1975: 15) mengutarakan bawah metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan untuk itu.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat kiranya didefinisikan metode diskusi sebagai suatu kegiatan belajar-mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang yang berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban terhadap topik yang didiskusikan.

(15)

3. Metode Kelompok

Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar-mengajar yang memiliki kadar CBSA yang tinggi. Metode kerja kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda bila dibandingkan dengan format belajar-mengajar ekspositorik. Bagi mereka yang sudah terbiasa dengan strategi ekspositorik, memerlukan waktu untuk berlatih menggunakan metode kerja kelompok. Anda dapat mengkajinya melalui pembahasan berikut ini.

Istilah kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama.

4. Metode Campuran

Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan).

Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya; metode ceramah dengan metode diskusi bahkan dengan metode demonstrasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi pengajaran. Oleh karena itu, metode ini campuran dari unsure-unsure yang terdapat dalam metode-metode.

(16)

Hal ini dikarenakan, kemampuan guru dalam menguasai bahan itu sendiri perlu latihan-latihan praktik terus agar mampu menguasai berbagai metode. Suatu keharusan seorang guru menguasai berbagai macam metode-metode dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara bersungguh sungguh.

C. Hasil Pembelajaran

Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda, variable hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:8

a. Keefektifan (Effectiveneess).

Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si-belajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan

4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari. b. Efisiensi (Efficiency)

Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah waktu yang dipakai peserta didik dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.

c. Daya Tarik Pembelajaran.

Daya Tarik Pembelajaran biasanya bidang ini diukur dengan mengamati kecenderungan peserta didik untuk tetap/terus belajar. Daya tarik pembelajaran erat kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya pengukuran kecenderungan peserta didik untuk terus dan atau tidak terus belajar dapat dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.

Dari tiga variabel diatas kita dapat mengukur keberhasilan pendidik dalam mengajar, apakah pembelajaran pendidik sudah evektif, evesien dan memiliki daya tarik. ciri pembelajaran yang baik apabila pembelajaran tersebut

(17)

efektif, artinya peserta didik telah mencapai tujuan dari apa yang disampaikan oleh gurunya.

Kemudian evesien, sudahkah waktu yang ditentukan mencukupi dalam penyampaian materi pembelajaran, dan apakah biyaya yang diperlukan dalam pembelajaran tadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan

(18)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

1. kondisi pembelajaran, yaitu faktor faktor yang mempengaruhiefek metode dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Reigeluth dan Merrill mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :

~ Kondisi pembelajaran. ~ Metode pembelajaran ~ Hasil pembelajaran

2. variabel metode pelajaran, yaitu: cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Variabel metode pembelajaran diklasivikasikan menjadi tiga, yaitu :

~ Strategi pengorganisasian. ~ Strategi penyampaian ~ Strategi pengelolaan

3. Variable hasil pembelajaran, yaitu : semua efek yang dapat dijadikan sebagai indicator tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda.variabel ini juga diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :

(19)

DAFTAR PUSTAKA

N. K. Roestiyah. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta, Jakarta. 1990.

Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching, Jakarta : Quantum teaching, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

A uditor yang memliki sikap independen yang tinggi tentu akan berani untuk membuat laporan keuangan auditan yang sesuai dengan apa yang auditor temukan dalam proses

OpenJSCAD.org:in ja OpenSCAD:in johdonmukaisuus kuitenkin antaa arvoa käyttäjän aiemmalle osaamiselle, sillä tiedot esimerkiksi yleisesti ohjelmien tai

Penerimaan pesan komunikasi massa tidak hanya dalam jumlah yang besar (heterogen). Namun, komunikannya pun terdiri dari orang-orang yang berbeda, diantaranya

3 Desember 2014 Pada pelaksanaan terapi keempat subjek merasakan, bahwa kondisi tegang, cemas, gelisah, masalah kurang berselera untuk makan, sering mengeluh, kondisi

Peningkatan penerapan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana terjadi karena adanya peningkatan seluruh dimensi penerapan keselamatan pasien yang meliputi dimensi

The supplementation of lamtoro leaf in the diet based on fermented kumpai grass could increase feed consumption, protein digestion, body weight gain, and. feed

tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 yang dijabarkan. dalam tabel 1.1 seperti di

Disajikan soal, siswa dapat menyebutkan contoh perilaku atau sikap lain dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan nilai-nilai sila kedua Pancasila. Isian 5