• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKULTURASI GAYA HIDUP MASYARAKAT INDONES (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKULTURASI GAYA HIDUP MASYARAKAT INDONES (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

AKULTURASI GAYA HIDUP MASYARAKAT INDONESIA DALAM PRESPEKTIF ISLAM

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam Semester Genap Tahun Akademik 2016 dengan dosen pengampu

Bapak Dr. Munawar Rahmat, M.Pd.

disusun oleh:

Abdullah Syafii 1305459

Asti Yunisa Puteri 1302050

Junio Abdi Rahman 1306757

Nadia Indah Wulandari 1306846

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)
(3)
(4)

PENDAHULUAN BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah

Hadirnya agama, dalam pengertiannya yang umum dimaknai sebagai kepercayaan terhadap kekuatan atau kekuasaan supranatural yang menguasai dan mengatur kehidupan manusia, yang menimbulkan sikap bergantung atau pasrah pada kehendak dan kekuasaanya dan menimbulkan perilaku dan perbuatan tertentu secara cara berkomunikasi dengan “Sang Mahadahsyat” dan memohon pertolongan untuk mendatangkan kehidupan yang selamat dan sejahtera. Ajaran agama diwahyukan Tuhan untuk kepentingan manusia, dan manusia tidak diciptakan untuk kepentingan agama. Dengan bimbingan agama, diharapkan manusia mendapatkan pegangan yang pasti dan benar dalam menjalani hidup dan membangun peradabannya. Dengan paradigma ini maka agama adalah jalan, bukan tujuan. Agama membimbing manusia berjalan mendekati Tuhan dan mengharap rida-Nya melalui amal kebaikan yang berdimensi vertikal (ritual keagamaan) dan horizontal (pengabdian sosial).

Tidak ada satu agama pun yang bebas dari tradisi panjang yang dihasilkan oleh bangsa atau masyarakat yang warganya menjadi pemeluknya. Oleh karena itu, Islam yang dipahami dan dijalankan oleh suatu etnis atau suku pada batas tertentu bisa jadi tidak sama dengan Islam yang dipahami dan dihayati oleh suku lainnya. Begitupula kemudian dalam wilayah yang lebih luas, Islam yang dihayati orang-orang Timur Tengah, sampai batas tertentu, berbeda dengan Islam yang dihayati bangsa Indonesia. Meskipun diakui bahwa terdapat persamaan dalam kesemua varian Islam terkait dengan prinsip-prinsip dasarnya, namun dalam praktiknya terdapat banyak variasi oleh karena adanya sentuhan budaya masing-masing wilayah.

Baik kehidupan agama maupun kehidupan budaya, keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu merupakan potensi fitrah manusia, tumbuh dan berkembang secara terpadu bersama-sama dalam proses kehidupan manusia secara nyata di muka bumi dan secara bersama pula menyusun suatu sistem budaya dan peradaban suatu masyarakat.

(5)

Oleh karenanya, untuk memulihkan citra diri manusia yang sesuai dengan kehendak Sang Pencipta di era yang serba modern ini, maka modernisasi bagi semua pihak harus mampu memperhatikan dan membina kehidupan rohani sesuai dengan jalan keimanan, kodratnya sebagai manusia, dan mempunyai kebijaksanaan, rasa keadilan dan sifat sosial yang dibutuhkan.

Gaya hidup saat ini telah menghilangkan batas-batas budaya lokal, daerah, maupun nasional karena arus gelombang gaya hidup global dengan mudahnya berpindah-pindah tempat melalui perantara media massa. Gaya hidup yang berkembang lebih beragam, tidak hanya dimiliki oleh suatu masyarakat saja. Hal tersebut karena gaya hidup dapat ditularkan dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya melalui media komunikasi (Rasyid, 2005 dalam Sudarwati & Hastuti, 2007).

Pergeseran yang paling menonjol dari gaya hidup yang melanda kalangan remaja Indonesia ialah gaya hidup mereka yang secara umum cenderung dipengaruhi oleh budaya Barat. Pengaruh tersebut dapat terlihat dari cara berpakaian serba minim yang dianggap sebagai trend berpakaian modern; penggunaan berbagai aksesoris buatan luar negeri yang branded seperti tas, pakaian, make up, parfum, dan sepatu; kegemaran terhadap musik dan film yang berasal dari Barat, serta mulai diterapkannya nilai-nilai pergaulan ala Barat dalam keseharian.

Dewasa ini, gemerlap dunia remaja dipenuhi dengan beraneka macam tawaran yang melenakan, tidak terkecuali indonesia yang sebagai negara berkembang. Melihat realita di lapangan, dunia remaja seakan surganya manusia untuk mengekspresikan gaya dan ide. Budaya yang terlihat mencolok adanya perkembangan adalah dunia life style, dimana kaum remaja sekarang ini sudah dominan dikuasai oleh Barat. Negara yang notabennya dahulu penjajah negara indonesia, sekarang kembali dan sebenarnya mereka memang tidak pernah meninggalkan Indonesia sebagai negara jajahannya. Negara Barat memang tidak menjajah indonesia secara fisik tetapi dengan non fisik, artinya mereka mendongkrak paradigma orang indonesia bahwasanya indonesia adalah negara yang tertinggal dan kuno.

(6)

mengalami pergeseran makna atas pemahaman masyarakat menjadi suatu konsep yang hanya berorientasi kepada materi. Inilah maknahedonisme bagi umumnya kebanyakan masyarakat sekarang ini.

Hal ini sangat bertolak belakang sekali dengan syariat islam, dimana islam adalah agama yang damai, agama dunia akhirat. Islam tidak hanya memandang aspek duniawi saja tetapi juga ukhrowi. Kesenangan dunia hanyalah kesenangan sementara selama di dunia, sedangkan kehidupan kekal adalah kehidupan akhirat. Di dunia tidak hanya kesenangan materi dan lahir yang manusia kejar, tetapi di dunia manusia memiliki tugas sebagai khalifah yakni memimpin diri sendiri dan manusia lain untuk kembali kepada yang menciptakan dengan sebaik-baik keadaan dan amal ibadah yang maksimal.

Ada dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam hidup ini. Yang pertama ialah kebaikan (al-khair), dan yang kedua ialah kebahagiaan (as-sa’adah). Hanya saja setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda ketika memahami hakikat keduanya. Perbedaan inilah yang mendasari munculnya bermacam ragam gaya hidup manusia.

Tentu bagi seorang muslim sudah menjadi kewajiban bahwa gaya hidup yang dilakukannya harus islami Gaya hidup islami berarti menjalani kehidupan dengan tata cara yang telah digariskan oleh islam yang tertuang dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Bergaya hidup Islami hukumnya wajib atas setiap Muslim, lawan dari gaya hidup islami adalah gaya hidup jahili dan hukumnya adalah haram.

(7)

diri. Bahkan manusia akan selalu merendahkan diri, memohon petunjuk dan menerima kritik dari orang lain.

Solusi dari permasalahan agama (Islam) di era modernisasi adalah membebaskan Islam dari ajaran yang bukan dasar, sehingga pemahaman ajaran agama benar-benar murni merupakan ajaran agama dan bukan merupakan prasangka atau penafsiran yang turun temurun dari ulama zaman dahulu. Hingga kelak pada saat mengalami perubahan menuju zaman modern -dimana IPTEK dan kemanusiaan memegang peranan penting- agama tidak hanya sebagai simbol belaka tetapi lebih dari itu sebagai kekuatan etika yang menjalar ke segenap bidang kehidupan masyarakat.

Dengan demikian, makna modernisasi dalam tataran cara berpikir demikian akan membawa banyak kebaikan dalam masyarakat yang sekaligus dalam rangka mendekatkan diri pada Allah. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk mengolah dan menguak rahasia alam raya justru akan mengantarkan diri pada keinsyafan dan keimanan yang mendalam. Sehingga bersihlah jiwanya baik dalam berperilaku maupun dalam beramal zariyah yang pada akhirnya makin meningkatlah rasa taqwanya pada Allah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan dalam prespektif islam? 2. Apa pengertian gaya hidup dalam prespektif modern dan islam? 3. Bagaimana fenomena akulturasi gaya hidup dalam prespektif islam? 1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui kebudayaan dalam prespektif islam.

2. Mengetahui gaya hidup dalam prespektif modern dan islam.

3. Mengetahui fenomena akulturasi gaya hidup dalam prespektif islam. 1.4 Manfaat

Dengan tulisan ini diharapkan semua pihak khususnya pembaca dapat memahami apakah pengertian dari kebudayaan dalam prespektif islam, mengetahui gaya hidup dalam prespektif modern dan islam juga mengetahui fenomena akulturasi gaya hidup dalam prespektif islam.

(8)

dan buku-buku yang berkaitan dengan hukum acara perdata khususnya, agar dalam membuat tulisan dapat lebih berkualitas yang dapat dijadikan rujukan oleh pembaca.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya dan Budaya Menurut Islam 2.1.1 Pengertian Budaya

Kata kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai

"hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal". Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil

(9)

kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat. Senada dengan

Koentjaraningrat, didefinisikan oleh Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi, pada bukunya Setangkai Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hal 113, merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang masing-masing masyarakat yang berbeda. Pada masyarakat Barat makan sambil berjalan, bahkan setengah berlari adalah hal yang biasa karena bagi mereka the time is money. Hal ini jelas berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil berjalan, bahkan makan berdiri saja sudah melanggar etika. Walaupun demikian, secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut...

 Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.

 Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan

tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.

 Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya.

 Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban,

tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

(10)

Proses akulturasi kebudayaan dalam sejarah umat manusia telah terjadi pada umat atau bangsa-bangsa terdahulu. Dimana Adakalanya kebudayaan yang dibawa dapat dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat dan adakalanya ditolak, parahnya ada juga sekelompok individu yang tetap tidak menerima kebudayaan asing walaupun mayoritas kelompok individu di sekelilingnya sudah menjadikan kebudayaan tersebut bagian dari kebudayaannya.

Pada umumnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut:

 Unsur Kebudayaan kebendaan, seperti alat-peralatan yang terutama sangat mudah dipakai

dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya, contohnya adalah pada alat tulis menulis yang banyak dipergunakan orang Indonesia yang diambil dari unsur-unsur kebudayaan barat.

 Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar misalnya radio transistor yang

banyak membawa kegunaan terutama sebagai alat mass-media.

 Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat yang

menerima unsur-unsur tersebut, seperti mesin penggiling padi dengan biaya murah serta pengetahuan teknis yang sederhana, dapat digunakan untuk melengkapi pabrik-pabrik penggilingan.

Unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai berikut:

 Unsur yang menyangkut sistem kepercayaan, seperti ideologi, falsafah hidup, dan lainnya

 Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang sangat

mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat. Nasi merupakan makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia sukar sekali diubah dengan makanan pokok lainnya.

2.1.2 Kebudayaan dalam Islam

(11)

dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi, untuk memperbaiki sesuatu tujuan dalam rangka mencapai kesempurnaan, (Agus Salim, 1954:300). Definisi kebudayaan secara khusus dikemukakan oleh para seniman dan budayawan Islam sebagai menifestasi dari ruh, zauq, iradah, dan amal (cipta, rasa, karsa, dan karya) dalam seluruh segi kehidupan insani sebagai fitrah, ciptaan karunia Allah SWT. Berdasarkan definisi tersebut, dapat dipahami bahwa kebudayaan muncul dari pengerahan semua potensi yang diberikan Allah kepada semua manusia. Kebudayaan Islam selalu terkait dengan nilai-nilai Illahiyah yang bersumber dari ajaran kitab suci Al-Qur’an dan Hadist, sehingga dapat dipahami bahwa kebudayaan Islam itu adalah implementasi dari Quran dan Sunnah oleh umat Islam dalam kehidupannya, baik dalam bentuk pemikiran, tingkah laku, maupun karya untuk kemaslahatan umat manusia dalam rangka mendekatkan diri (taqarub) kepada Allah dan mencari keridhoaan-Nya.

Secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil olah akal, budi,ciptarasa, karsa, dan karya manusia. Kebudayan pasti tidak lepas dari nialai-nilai keTuhanan. Kebudayaan yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang universal berkembang menjadi peradaban. Dalam perkembangannya perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Disini agama Islam berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau berperadaban Islam.

Sehubungan dengan hasil perkembangan kebudayaan yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan atau disebut sebagai peradaban Islam,maka fungsi agama disini semakin jelas. Ketika perkembangan dan dinamika kehidupan umat manusia itu sendiri mengalami kebekuan karena keterbatasan dalam memecahkan persoalannya sendiri, disini sangat terasa akan perlunya suatu bimbingan wahyu.

(12)

nilai-nilai Islam yang kemudian menghasilkan kebudayaan Islam. Kebudayaan ini berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.

Islam, datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.

Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwai isi Undang-undang Dasar Negara Indonesia, pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD pasal 32, disebutkan : “ Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Idonesia “.

Dari situ, Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :

Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.

seperti ; kadar besar kecilnya mahar dalam pernikahan, di dalam masyarakat Aceh, umpamanya, keluarga wanita biasanya, menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100 gram emas.

Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam ,

Contoh yang paling jelas, adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang.

Ketiga : Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.

(13)

Islam adalah agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rohmat bagi alam semesta. Ajaran-ajarannya selalu membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di dunia ini. Allah swt sendiri telah menyatakan hal ini, sebagaimana yang tersebut dalam ( QS Toha : 2 ) : “ Kami tidak menurunkan Al Qur’an ini kapadamu agar kam menjadi susah “. Artinya bahwa umat manusia yang mau mengikuti petunjuk Al Qur’an ini, akan dijamin oleh Allah bahwa kehidupan mereka akan bahagia dan sejahtera dunia dan akherat. Sebaliknya siapa saja yang membangkang dan mengingkari ajaran Islam ini, niscaya dia akan mengalami kehidupan yang sempit dan penuh penderitaan.

Ajaran-ajaran Islam yan penuh dengan kemaslahatan bagi manusia ini, tentunya mencakup segala aspek kehidupan manusia. Tidak ada satupun bentuk kegiatan yang dilakukan manusia, kecuali Allah telah meletakkan aturan-aturannya dalam ajaran Islam ini. Kebudayaan adalah salah satu dari sisi pentig dari kehidupan manusia, dan Islampun telah mengatur dan memberikan batasan-batasannya.Tulisan di bawah ini berusaha menjelaskan relasi antara Islam dan budaya. Walau singkat mudah-mudahan memberkan sumbangan dalam khazana pemikian Islam.

Arti dan Hakekat Kebudayaan

(14)

Aspek kehidupan Spritual, mencakup kebudayaan fisik, seperti sarana ( candi, patung nenek moyang, arsitektur) , peralatan ( pakaian, makanan, alat-alat upacara). Juga mencakup sistem sosial, seperti upacara-upacara ( kelahiran, pernikahan, kematian )

Adapun aspek bahasa dan kesusteraan mencakup bahasa daerah, pantun, syair, novel-novel.

Aspek seni dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu ; visual arts dan performing arts, yang mencakup ; seni rupa ( melukis), seni pertunjukan ( tari, musik, ) Seni Teater ( wayang ) Seni Arsitektur ( rumah,bangunan , perahu ). Aspek ilmu pengetahuan meliputi scince ( ilmu-ilmu eksakta) dan humanities ( sastra, filsafat kebudayaan dan sejarah ).

Hubungan Islam dan Budaya

Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara agama ( termasuk Islam ) dengan budaya, kita perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini : mengapa manusia cenderung memelihara kebudayaan, dari manakah desakan yang menggerakkan manusia untuk berkarya, berpikir dan bertindak ? Apakah yang mendorong mereka untuk selalu merubah alam dan lingkungan ini menjadi lebih baik ?

(15)

Keyakinan ini disebut Iman, dan Iman merupakan pemberian dari Tuhan, sedang kebudayaan merupakan karya manusia. Sehingga keduanya tidak bisa ditemukan. Adapun menurut para ahli Antropologi, sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Heddy S. A. Putra, MA bahwa agama merupakan salah satu unsur kebudayaan. Hal itu, karena para ahli Antropologi mengatakan bahwa manusia mempunyai akal-pikiran dan mempunyai sistem pengetahuan yang digunakan untuk menafsirkan berbagai gejala serta simbol-simbol agama. Pemahaman manusia sangat terbatas dan tidak mampu mencapai hakekat dari ayat-ayat dalam kitab suci masing- masing agama. Mereka hanya dapat menafsirkan ayat-ayat suci tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada.

Di sinilah, , bahwa agama telah menjadi hasil kebudayaan manusia. Berbagai tingkah laku keagamaan, masih menurut ahli antropogi,bukanlah diatur oleh ayat- ayat dari kitab suci, melainkan oleh interpretasi mereka terhadap ayat-ayat suci tersebut.

Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa para ahli kebudayaan mempunyai pendapat yang berbeda di dalam memandang hubungan antara agama dan kebudayaan. Kelompok pertama menganggap bahwa Agama merupakan sumber kebudayaaan atau dengan kata lain bahwa kebudayaan merupakan bentuk nyata dari agama itu sendiri. Pendapat ini diwakili oleh Hegel. Kelompok kedua, yang di wakili oleh Pater Jan Bakker, menganggap bahwa kebudayaan tidak ada hubungannya sama sekali dengan agama. Dan kelompok ketiga, yeng menganggap bahwa agama merupakan bagian dari kebudayaan itu sendiri.

(16)

Selain menciptakan manusia, Allah swt juga menciptakan makhluk yang bernama Malaikat, yang hanya mampu mengerjakan perbuatan baik saja, karena diciptakan dari unsur cahaya. Dan juga menciptakan Syetan atau Iblis yang hanya bisa berbuat jahat , karena diciptkan dari api. Sedangkan manusia, sebagaimana tersebut di atas, merupakan gabungan dari unsur dua makhluk tersebut.

Dalam suatu hadits disebutkan bahwa manusia ini mempunyai dua pembisik ; pembisik dari malaikat , sebagi aplikasi dari unsur ruh yang ditiupkan Allah, dan pembisik dari syetan, sebagai aplikasi dari unsur tanah. Kedua unsur yang terdapat dalam tubuh manusia tersebut, saling bertentangan dan tarik menarik. Ketika manusia melakukan kebajikan dan perbuatan baik, maka unsur malaikatlah yang menang, sebaliknya ketika manusia berbuat asusila, bermaksiat dan membuat kerusakan di muka bumi ini, maka unsur syetanlah yang menang. Oleh karena itu, selain memberikan bekal, kemauan dan kemampuan yang berupa pendengaran, penglihatan dan hati, Allah juga memberikan petunjuk dan pedoman, agar manusia mampu menggunakan kenikmatan tersebut untuk beribadat dan berbuat baik di muka bumi ini.

(17)

Sikap Islam terhadap Kebudayaan

Islam, sebagaimana telah diterangkan di atas, datang untuk mengatur dan membimbing masyarakat menuju kepada kehidupan yang baik dan seimbang. Dengan demikian Islam tidaklah datang untuk menghancurkan budaya yang telah dianut suatu masyarakat, akan tetapi dalam waktu yang bersamaan Islam menginginkan agar umat manusia ini jauh dan terhindar dari hal-hal yang yang tidak bermanfaat dan membawa madlarat di dalam kehidupannya, sehingga Islam perlu meluruskan dan membimbing kebudayaan yang berkembang di masyarakat menuju kebudayaan yang beradab dan berkemajuan serta mempertinggi derajat kemanusiaan.

Prinsip semacam ini, sebenarnya telah menjiwai isi Undang-undang Dasar Negara Indonesia, pasal 32, walaupun secara praktik dan perinciannya terdapat perbedaan-perbedaan yang sangat menyolok. Dalam penjelasan UUD pasal 32, disebutkan : “ Usaha kebudayaan harus menuju ke arah kemajuan adab, budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan-bahan baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Idonesia “.

Dari situ, Islam telah membagi budaya menjadi tiga macam :

Pertama : Kebudayaan yang tidak bertentangan dengan Islam.

(18)

pernikahan, di dalam masyarakat Aceh, umpamanya, keluarga wanita biasanya, menentukan jumlah mas kawin sekitar 50-100 gram emas. Dalam Islam budaya itu syah-syah saja, karena Islam tidak menentukan besar kecilnya mahar yang harus diberikan kepada wanita. Menentukan bentuk bangunan Masjid, dibolehkan memakai arsitektur Persia, ataupun arsitektur Jawa yang berbentuk Joglo.

Untuk hal-hal yang sudah ditetapkan ketentuan dan kreterianya di dalam Islam, maka adat istiadat dan kebiasaan suatu masyarakat tidak boleh dijadikan standar hukum. Sebagai contoh adalah apa yang di tulis oleh Ahmad Baaso dalam sebuah harian yang menyatakan bahwa menikah antar agama adalah dibolehkan dalam Islam dengan dalil “ al adatu muhakkamatun “ karena nikah antar agama sudah menjadi budaya suatu masyarakat, maka dibolehkan dengan dasar kaidah di atas. Pernyataan seperti itu tidak benar, karena Islam telah menetapkan bahwa seorang wanita muslimah tidak diperkenankan menikah dengan seorang kafir.

Kedua : Kebudayaan yang sebagian unsurnya bertentangan dengan Islam , kemudian di “ rekonstruksi” sehingga menjadi Islami.Contoh yang paling jelas, adalah tradisi Jahiliyah yang melakukan ibadah haji dengan cara-cara yang bertentangan dengan ajaran Islam , seperti lafadh “ talbiyah “ yang sarat dengan kesyirikan, thowaf di Ka’bah dengan telanjang. Islam datang untuk meronstruksi budaya tersebut, menjadi bentuk “ Ibadah” yang telah ditetapkan aturan-aturannya. Contoh lain adalah kebudayaan Arab untuk melantukan syair-syair Jahiliyah. Oleh Islam kebudayaan tersebut tetap dipertahankan, tetapi direkonstruksi isinya agar sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Ketiga: Kebudayaan yang bertentangan dengan Islam.

(19)

besar-besaran. Ini dilakukan sebagai bentuk penyempurnaan bagi orang yang meninggal supaya kembali kepada penciptanya. Upacara semacam ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Hal yang sama juga dilakukan oleh masyarakat Kalimantan Tengah dengan budaya “tiwah“ , sebuah upacara pembakaran mayat. Bedanya, dalam “ tiwah” ini dilakukan pemakaman jenazah yang berbentuk perahu lesung lebih dahulu. Kemudian kalau sudah tiba masanya, jenazah tersebut akan digali lagi untuk dibakar. Upacara ini berlangsung sampai seminggu atau lebih. Pihak penyelenggara harus menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah yang besar , karena disaksikan oleh para penduduk dari desa-desa dalam daerah yang luas. Di daerah Toraja, untuk memakamkan orang yan meninggal, juga memerlukan biaya yang besar. Biaya tersebut digunakan untuk untuk mengadakan hewan kurban yang berupa kerbau. Lain lagi yang dilakukan oleh masyarakat Cilacap, Jawa tengah. Mereka mempunyai budaya “ Tumpeng Rosulan “, yaitu berupa makanan yang dipersembahkan kepada Rosul Allah dan tumpeng lain yang dipersembahkan kepada Nyai Roro Kidul yang menurut masyarakat setempat merupakan penguasa Lautan selatan ( Samudra Hindia ).

Hal-hal di atas merupakan sebagian contoh kebudayaan yang bertentangan dengan ajaran Islam, sehingga umat Islam tidak dibolehkan mengikutinya. Islam melarangnya, karena kebudayaan seperti itu merupakan kebudayaan yang tidak mengarah kepada kemajuan adab, dan persatuan, serta tidak mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia, sebaliknya justru merupakan kebudayaan yang menurunkan derajat kemanusiaan. Karena mengandung ajaran yang menghambur-hamburkan harta untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan menghinakan manusia yang sudah meninggal dunia.

(20)

masyarakat yang menyakininya, sedang nash syare’at mengikat manusia secara keseluruhan., maka nash jauh lebih kuat. Dan juga, karena tradisi dibolehkan melalui perantara nash, sebagaimana yang tersebut dalam hadits : “ apa yang dinyatakan oleh kaum muslimin baik, maka sesuatu itu baik “

2.2 Pengertian Gaya Hidup dan Gaya Hidup Menurut Pandangan Islam 2.2.1 Pengertian Gaya Hidup

Lifestyle atau gaya hidup ini awalnya diciptakan oleh psikolog Austria Alfred Adler tahun 1929. Lebih luas saat ini arti kata tanggal dari 1961. Dalam sosiologi, gaya hidup adalah cara seseorang hidup. Sebuah gaya hidup bundel merupakan karakteristik perilaku yang masuk akal untuk kedua orang lain dan diri sendiri dalam suatu waktu dan tempat, termasuk hubungan sosial, konsumsi, hiburan, dan berpakaian. Perilaku dan praktek dalam "gaya hidup" adalah campuran kebiasaan, cara-cara konvensional dalam melakukan sesuatu, dan beralasan tindakan. Sebuah gaya hidup biasanya juga mencerminkan sikap individu, nilai-nilai atau pandangan dunia. Oleh karena itu, gaya hidup adalah sarana untuk menempa suatu kesadaran diri untuk menciptakan budaya dan simbol-simbol yang beresonansi dengan identitas pribadi. Tidak semua aspek dari gaya hidup sepenuhnya voluntaristik. Sekitarnya sosial dan sistem teknis dapat membatasi pilihan gaya hidup yang tersedia bagi individu dan simbol-simbol ia / dia dapat proyek untuk orang lain dan diri sendiri.

(21)

2.2.2 Gaya Hidup Menurut Pandangan Islam

Dalam pandangan Islam gaya hidup tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu Gaya Hidup Islami dan Gaya Hidup Jahiliyah.

Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang mutlak dan kuat, yaitu Tauhid. Inilah gaya hidup orang yang beriman. Adapun gaya hidup jahili, landasannya bersifat relatif dan rapuh, yaitu syirik. Inilah gaya hidup orang kafir. Setiap Muslim sudah menjadi keharusan baginya untuk memilih gaya hidup Islami dalam menjalani hidup dan kehidupan-nya. Hal ini sejalan dengan firman Allah berikut ini:

Artinya: Katakanlah: “Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Yusuf: 108).

Berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa bergaya hidup Islami hukumnya wajib atas setiap Muslim, dan gaya hidup jahili adalah haram baginya. Hanya saja dalam kenyataan justru membuat kita sangat prihatin dan sangat menyesal, sebab justru gaya hidup jahili (yang diharamkan) itulah yang melingkupi sebagian besar umat Islam. Fenomena ini persis seperti yang pernah disinyalir oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam . Beliau bersabda:

:للاقلفل مموورررلاول سلرمافلكل ،همللا للووسررل ايل لليوقمفل ععارلذمبم اععارلذمول رعبوشمبم ارعبوشم اهلللبوقل نمووررقرلوا ذمخوألبم يوتممرلأر ذلخرأوتل ىترلحل ةرعلاسرللا مرووقرتل لل . : .

) .

حيحص ،ةريره يبأ نع يراخبلا هاور كلئمـللوأر لرلإم سرانرللا نمملول).

Artinya: “Tidak akan terjadi kiamat sebelum umatku mengikuti jejak umat beberapa abad sebelumnya, sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta”. Ada orang yang bertanya, “Ya Rasulullah, mengikuti orang Persia dan Romawi?” Jawab Beliau, “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah z, shahih).

(22)

biawak, niscaya kamu mengikuti mereka”. Kami bertanya,”Ya Rasulullah, orang Yahudi dan Nasrani?” Jawab Nabi, “Siapa lagi?” (HR. Al-Bukhari dari Abu Sa’id Al-Khudri z, shahih).

Hadits tersebut menggambarkan suatu zaman di mana sebagian besar umat Islam telah kehilangan kepribadian Islamnya karena jiwa mere-ka telah terisi oleh jenis kepribadian yang lain. Mereka kehilangan gaya hidup yang hakiki karena telah mengadopsi gaya hidup jenis lain. Kiranya tak ada kehilangan yang patut ditangisi selain dari kehilangan kepribadian dan gaya hidup Islami. Sebab apalah artinya mengaku sebagai orang Islam kalau gaya hidup tak lagi Islami malah persis seperti orang kafir? Inilah bencana kepribadian yang paling besar.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:

) .

سابع نبا نع دمحأو دواد وبأ هاور موهرنومم ولهرفل معووقلبم هلبرلشلتل نومل).

Artinya: “Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka” (HR. Abu Dawud dan Ahmad, dari Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu hasan).

Menurut hadits tersebut orang yang gaya hidupnya menyerupai umat yang lain (tasyabbuh) hakikatnya telah menjadi seperti mereka. Lalu dalam hal apakah tasyabbuh itu? Al-Munawi berkata: “Menyerupai suatu kaum artinya secara lahir berpakaian seperti pakaian mereka, berlaku/ berbuat mengikuti gaya mereka dalam pakaian dan adat istiadat mereka”. Tentu saja lingkup pembicaraan tentang tasyabbuh itu masih cukup luas, namun dalam kesempatan yang singkat ini, tetap mewajibkan diri kita agar memprihatinkan kondisi umat kita saat ini.

(23)

dengan dua bentuk itu; mempertontonkan dan menonjolkan aurat. Belum lagi kejahilan ini secara otomatis dilengkapi dengan tingkah laku yang -kata mereka- selaras dengan mode pakaian itu.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah bersabda:

تت لل ئمامل تتلليومممر تتايلرماعل تتايلسماكل ءتاسلنمول ،سلانرللا اهلبم نلووبررمضويل رمقلبللوا بمانلذوألكل طتايلسم موهرعلمل متووقل ؛املهررلأل مولل رمانرللا لمهوأل نومم نمافلنوصم

) .

نع ملسم هاور اذلكلول اذلكل ةمرليوسممل نومم درجلووترلل اهلحليورم نرلإمول ،اهلحليورم نلدوجميل للول ةلنرلجللوا نللوخردويل لل ةمللئمامللوا تمخوبرلوا ةمملنمسوألكل نرلهرسرووؤررر حيحص ،ةريره يبأ).

Artinya: “Dua golongan ahli Neraka yang aku belum melihat mereka (di masaku ini) yaitu suatu kaum yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli manusia dengan cambuk itu. (Yang kedua ialah) kaum wanita yang berpakaian (tapi kenyataan-nya) telanjang (karena mengekspose aurat), jalannya berlenggak-lenggok (berpenampilan menggoda), kepala mereka seolah-olah punuk unta yang bergoyang. Mereka itu tak akan masuk Surga bahkan tak mendapatkan baunya, padahal baunya Surga itu tercium dari jarak sedemikian jauh”. (HR. Muslim, dari Abu Hurairah z, shahih).

Jika tasyabbuh dari aspek busana wanita saja sudah sangat memporak-porandakan kepribadian umat, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tinggal diam. Sebab di luar sana sudah nyaris seluruh aspek kehidupan umat bertasyabbuh kepada orang-orang kafir yang jelas-jelas bergaya hidup jahili.

Sumber:

http://belajartanpabuku.blogspot.co.id/2014/01/pengertian-lifestyle-atau-gaya-hidup.html

http://estehmak.blogspot.co.id/2013/05/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang menunjukkan hasil aktivitas

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah

Beberapa jenis bahan cetak yang biasa dipakai di bidang kedokteran gigi dapat dipakai tergantung pada jenis model yang akan dihasilkan.. Bahan cetak alginat

Metode penelitian menggunakan survey test. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 orang pemain PS Untag Semarang. Metode pengolahan data menggunakan

Pemakaian teknologi komputer dalam berbagai macam bentuk dapat, menunjang kinerja yang handal, cepat, dan akurat, dari sisi teknologi yang digunakan juga tidak menimbulkan

Hal ini kerap kali merenggut keindahan dan keasrian tempat-tempat umum yang seharusnya kebersihannya tetap kita jaga.Selain isi jeruk yang sering kita konsumsi, ternyata kulit

Di dalam tradisi salawat dulang, nilai-nilai luhur kebudayaan Minangkabau ini dapat ditemukan baik dalam pertunjukan maupun dalam teks yang dituturkan tukang

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui aktivitas guru dalam meningkatkan kemampuan bahasa anak dengan menerapkan media boneka jari dan (2) Untuk mengetahui