BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kasus dengan pendekatan
kualitatif,dikarenakan penelitian ini lebih menekankan pada wawancara mendalam
informan dan lebih signifikan dengan indikator-indikator dalam penelitian ini lebih
mudah jika digunakan penelitian dengan pendekatan kualitatif tersebut.
Selanjutnya data dan informasi yang didapatkan dilapangan kemudian dilakukan
interpretasi data yang dalam penelitian ini objeknya adalah karyawan perempuan di PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.
3.2. Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah di PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan yang merupakan perkebunan kelapa
sawit dan memiliki pabrik kelapa sawit sendiri untuk mengelola sawit hasil panen sampai
menjadi bahan minyak mentah, yang secara administratif terletak di nagori Tinjowan
kecamatan Ujung Padang, kabupaten Simalungun. Dengan jumlah penduduk
keseluruhan 1642 jiwa (tenaga kerja dan tanggungan), dan yang berstatus sebagai
karyawan Unit Usaha Tinjowan sebanyak 614 orang, yang tersebar diseluruh bagian
perkebunan emplasmen dan afdeling di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
Tinjowan. Alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah,dikarenakan peneliti
tuanya bekerja menjadi karyawan dan lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat tinggal
peneliti saat ini. Namun hal itu hanya sebagai mempermudah jalan peneliti untuk
melakukan penelitian secara professional dan maksimal di PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Unit Usaha Tinjowan.
3.3. Unit Analisis dan Informan
Unit Analisis yang dimaksudkan dalam suatu penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek Penelitian (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini
yang menjadi Unit Analisis dalam penelitian adalah selluruh karyawan laki-laki dan
perempuan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.
Informan adalah orang yang memahami informasi dan sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami penelitian (Bungin, 2007). Informan diambil dengan
menggunakan teknik penentuan informan secara Purpossive Sampling, yang
dimaksudkan bahwa peneliti telah mengetahui semua informan dan hanya menggunakan
beberapa informan untuk mendapatkan data dan informasi yang mewakili keseluruhan.
Adapun yang menjadi karakteristik informan dalam penelitian ini adalah, enam orang
karyawan perempuan dan enam karyawan laki-laki di PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Unit Usaha Tinjowan, dengan kriteria :
1. Karyawan Perempuan dan laki-laki yang sudah bekerja kurang lebih 5 sampai 15
tahun menjadi karyawan dan mengalami mobilitas sosial (minimal naik golongan
karyawan)
2. Status sebagai Karyawan Pelaksana dan atau Karyawan pimpinan Unit Usaha
3. Mewakili bagian pekerjaan seperti, administrasi (SDM dan Umum), tata usaha
lapangan, pabrik, pendidikan,pengamanan dan rumah sakit.
4. Informan tambahan bagian SDM dan Umum, yang mewakili pengelola atau
assisten Sumberdaya Manusia dan Umum yang mengetahui kondisi para
karyawan di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan data Primer
Teknik pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke
lokasi penelitian (field research) untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
a. Observasi Partisipasi (pengamatan dilakukan langsung kepada informan
untuk mengetahui kegiatan, aktifitas dan rutinitas keseharian enam
karyawan perempuan yang bekerja di Perkebunan PTPN IN kebun
Tinjowan.
b. Wawancara Mendalam/indept interview (dilakukan wawancara mendalam
langsung kepada informan karyawan perempuan untuk menceritakan
perjalanan karir karyawan perempuan yang bekerja di PT. Perkebunan
Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang dapat diambil dari sumber lain atau instansi
lain secara tidak langsung yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini data
sekunder terdiri atas, data tentang struktur organisasi kerja, dokumentasi dan foto-foto
wilayah perkebunan, dan dokumen lainnya baik dokumen pribadi maupun dokumen
resmi yang berhubungan dengan keperluan penelitian di PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Usaha Tinjowan.
3.5. Interpretasi data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian diedit,dikategorisasi dan kemudian di
paparkan secara sistematis sesuai dengan fokus penelitian yaitu, Eksistensi dan Mobilitas
Sosial Karyawan Perempuan. Seiring dengan deskripsi dan temuan data dilapakan
dilakukan interpretasi data dengan merujuk pada persepektif sosiologis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan Sosiologi Masyarakat Perkebunan dan Sosiologi
3.6. Jadwal Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pra Observasi *
2 Penyusunan Proposal Penelitian
* *
3 Seminar Proposal Penelitian
*
4 Revisis Proposal Penelitian
*
5 Penelitian Ke Lapangan * * * *
6 Pengumpulan data dan analisis
* * * *
7 Bimbingan * * * *
8 Penulisan Laporan Akhir *
9 Sidang Meja Hijau *
3.7 Keterbatasan Penelitian
1. Informan merupakan pekerja karyawan Unit Usaha Tinjowan, jadi mengharuskan
peneliti untuk mewawancarai karyawan baik laki-laki dan perempuan saat mereka
1. Peneliti dianggap mahasiswa yang sedang magang atau PKL, jadi harus mematuhi
semua peraturan yang berlaku, menjaga kerahasiaan data, melapor ke bagian
pengamanan setiap kali mau ambil data dan masuk ke suatu bagaian pekerjaan
karyawan, dan mengurus surat menyurat secara formalitas di PT. Perkebunan
Nusantara IV (persero) Unit Usaha Tinjowan.
2. Pada saat mau mewawancarai Manajer Unit Usaha Tinjowan, tidak bisa dilakukan
berhubung kesibukan dan waktu itu Manajer sedang memasuki masa pensiun jadi
tidak bisa dikonfirmasi untuk dilakukan wawancara, yang kemudian peneliti
dilimpahkan ke Assiten bagian SDM dan Umum untuk melakukan riset dan
BAB. IV
TEMUAN DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Wilayah PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan
4.1.1 Sejarah
Unit Usaha Tinjowan adalah salah satu unit usaha dari PT. Perkebunan
Nusantara IV (Persero) yang terletak di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Bergerak dibidang usaha Perkebunan Kelapa Sawit dan Pebgolahan yang menghasilkan
Minyak sawit (CPO) dan inti sawit (PK). Pada mulanya unit usaha Tinjowan adalah milik
pemerintahan Belanda Hadis Vereniging Amsterdam (HVA), yang membuka kebun kopi
seluas 106 ha pada tahun 1917-1942. Komoditi kopi diganti dengan kelapa sawit [ada
tahun 1920-1928. Jepang mengambil alih pada tahun 1942-1945. Pemerintah Negara
Republik Indonesia (NRI) mengambil alih pada tahun 1945-1947. Hva mengambil alih
kembali pada tahun 1947-1958. Pemerintah Indonesia menasionalisasikan menjadi
Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) pada tahun 1958-1960. Perusahaan berubah
menjadi gabungan PPN Sumut III pada tahun1960-1961. Pada tahun 1961-1963
perusahaan berubah menjadi PPN Sumut IV. Perusahaan berubah lagi menjadi PPN
Usaha Tanaman V pada tahun 1963-1968. Pada tahun 1968-1971 perusahaan berubah
menjadi bagian dari PNP VI. Perusahaan berubagh menjadi PT. Perkebunan Nusantara
VI pada tahun 1971-1996. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1996, sejak
Perkebunan Nusantara IV (Persero). (Selayang Pandang PT. Perkebunan Nusantara IV
(Persero) Unit Usaha Tinjowan Tahun 2014)
4.1.2 Letak Georgrafis
Secara Geografis, terletak di Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten
Simalungun, dan berjarak +/- 26 km dari Kota Kisaran (kabupaten Asahan) serta terletak
25 m diatas permukaan laut, dan juga +/- 25 km dari pinggir laut. Di sekeliling Unit
Usaha Tinjowan terdapat berapa Perkebunan Negara dan Swasta lainnya, yaitu PT.
Perkebunan Nusantara III Kebun Dusun Ulu, PTPN IV Kebun Padang Matinggi, PTPN
IV Kebun Aek Nauli, PT. London Sumatera kebun Sei Bejangkar dan PT. Bakrie
Sumatera Plantation. Topografi tanah datar dan bergelombang, dan jenis tanah adalah
Podsolik Kuning. Luas areal 4.047 Ha.
4.1.3 Kondisi Sosial Ekonomi Karyawan
Status pekerja sebagai karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit
Usaha Tinjowan secara umum terbagi kedua bagian, yaitu karyawan Pimpinan dan
Karyawan Pelaksana. Jumlah karyawan sebanyak 614 orang (karyawan perempuan 135
dan karyawan laki-laki 479 orang) untuk karyawan pelaksana, dan karyawan pimpinan
sebanyak 16 orang (15 orang laki-laki dan 1 orang perempuan) termasuk Manajer Unit.
Untuk seorang perempuan karyawan pimpinan tersebut adalah menduduki posisi kepala
sekolah SMP Yapendak Tinjowan. Secara keseluruhan, karyawan pelaksana bersama
dengan istri tidak bekerja dan tanggungan 3 anak berjumlah 1.642 orang. Para karyawan
emplasmen, afdeling I s/d V untuk karyawan pelaksana dan kompleks perumahan staf
untuk karyawan pimpinan. Adapun beberapa fasilitas umum yang didapat para karyawan
pimpinan dan pelaksana baik karyawan perempuan dan laki-laki anatara lain :
1. Rumah Pemondokan Karyawan (rumah pondok) bersama listrik dan airnya
2. Sarana ibadah (masing-masing) unit di afdeling I s/d V dan emplasmen ada 1 unit
dan gereja ada 3 unit.
3. APD (alat pelindung diri)
4. Sarana olahraga (berupa lapangan tenis, voli, bulu tangkasi, sepak bola) dan
stadion gelora Tinjowan.
5. Perobatan/perawatan di rumah sakit.
6. Pengajian MTSI dan IKBI (ikatan keluarga besar isti)
7. Program Persatuan Umat Kristaen (PUK).
Fasilitas tersebut diatas, didapat oleh seluruh karyawan Unit Usaha Tinjowan.
Selain itu, ada juga fasilitas Koperasi Karyawan. KOPKAR Mandiri Tinjowan
memberikan pelayana kepada anggota yang berjumlah 635 orang (januari 2014) berupa :
simpan pinjam jangka pendek, jangka panjang, konsumsi hanya dipusatkan di emplasmen
dan di afdeling tidak ada Kedai Rangsum. Setiap tahunnya SHU, koperasi dibagikan
kepada setiap anggota. Beberapa dari istri karyawan tersebut bekerja sebagai PNS, ada
juga yang berdagang (wiraswasta) dengan membuka kedai didepan rumahnya, selain itu
juga berternak sapi untuk menambah penghasilan keluarga karyawan tersebut. Dalam hal
lain, status karyawan ada yang hanya suami yang menjadi karyawan laki-laki dan istrinya
tidak bekerja (ITB) dan tanggungan sebanyak 3 anak termasuk istri, kemudian untuk
menanggung dirinya sendiri. Untuk suami istri yang bekerja sebagai karyawan baik
suami yang menanggung anak dan istri menangung dirinya sendiri. Para karyawan sudah
memiliki kendaraan sendiri seperti sepeda motor dan ada beberapa yang sudah memiliki
mobil pribadi. Untuk fasilitas pendidikan untuk anak, di Unit Usaha Tinjowan terdapat :
1. TK. Ria Sari Tinjowan
2. SMP Swasta Yapendak Tinjowan
3. Untuk anak karyawan.
4. Untuk tingkat SD terdapat 3 sekolah dasar negeri (1,2 dan 4) di emplasmen
5. Untuk tingkat SMP Negeri ada di Kecamatan Ujung Padang, dan MTS Nurul
Hikmah Tinjowan
6. Untuk tingkat SMA Negeri Ujung Padang yang ada di kecamatan, MTS Nurul
Hikmah dan MAN Ujung Padang.
Infrastruktur jalan berupa jalan perkebunan yang sebagian ada yang di pitron dan
sebagian sudah di aspal kasar. Terdapat 1 tower telekomunikasi di dekat Pabrik Kelapa
Sawit di Emplasmen dan tanki air. Di kawasan emplasmen terdapat pasar (pajak) yang
diadakan setiap gajian karyawan, yaitu dua kali sebulan. Untuk pemakaman muslim dan
kristen terdapat di kompleks Rumah Sakit. Dan untuk kawasan emplasmen, perumahan
staf dan kompleks rumah sakit secara administratif masuk ke nagori Tinjowan dan
dipimpin oleh kepala desa Tinjowan. Masyarakat perkebunan Unit Usaha Tinjowan
untuk emplasmen dapat terbagi dua, yaitu kawasan secara daerah administratif yaitu
Nagori Tinjowan, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun dan daerah
naungan Manajer Unit dan bagian SDM dan Umum untuk bagian yang mengerti dan
memahami kondisi sosial karyawan dan masyarakat perkebunan Unit Usaha Tinjowan.
Pembagian wilayah daerah perkebunan unit usaha Tinjowan:
a. Emplasmen (bagian pekerja Pabrik kelapa sawit, kantor Unit Usaha Tinjowan,
gudang, pengamanan, SMP Yapendak, Rumah Sakit,pembuangan limbah)
b. Afdeling I s/d V untuk bagian pekerja lapangan (tanaman kelapa sawit da
pembibitan yang waktu dalam penelitian ini pembibitan sedang tidak ada)
c. Namun pembagian wilayah daerah tersebut tidak terbatas untuk para pekerja
karyawan yang dikantor ataupun yang dilapangan. Karena di bagian afdeling juga
ada kantor dan di emplasmen juga terdapat tanaman kelapa sawit.
Para karyawan pergi kerja dengan menggunakan kendaraan mereka
masing-masing dengan sepeda motor, baik karyawan yang kerja di bagian kantor ataupun yang
kerja di lapangan. Fasilitas tambahan seperti kendaraan dinas diberikan untuk karyawan
yang akan bertugas dinas luar ke kantor pusat atau ke unit usaha perkebunan lainnya.
Untuk kondisi ekonomi para karyawan dapat digolongkan kelas menengah, seperti yang
diungkapkan bapak Mirvan Ariza, SH (26 tahun) selaku assisten SDM dan Umum Unit
Usaha Tinjowan :
“karyawan disini dapat dikategorikan mereka ke kelas ekonomi menengah, karena gaji mereka juga dapat dibilang tercukupi untuk kebutuhan mereka sehari-haridan apalagi kalau mereka yang bekerja dua orang atau suami istri sebagai karyawan disini” (wawancara, dikantor SDM)
Selain fasilitas untuk memenuhi kebutuhan bulanan yang dapat dilakukan di
seperti untuk belanja pagi hari untuk keperluan sehari-hari, seperti belanja sayur dan ikan
walau ada juga kedai-kedai sampah disekitaran rumahnya. Istilahnya di Ujung padang
ini, kawasan kota kecamatan, yang terdapat pertokoan untuk memenuhi kebutuhan dan
perlengkapan rumah tangga para karyawan, dan jika barang yang diinginkan tidak
didapat maka mereka terkadang juga pergi ke Kota Kisaran untuk berbelanja keperluan
rumah tangga sendiri dan keperluan pekerjaan dikantor juga. Secara umum, para
karyawan gajian dua kali sebulan yaitu gajian kecil (pertenghan bulan) dan gajian besar
(awal bulan) yang biasanya dibayarkan kepada para karyawan. Kegiatan sosial yang biasa
dilakukan karyawan dan terutama karyawan perempuan dan istri karyawan adalah
perwiritan dan pengajian untuk ibu-ibu yang muslim baik di bagian emplasmen atau
afdeling untuk perwiritan laki-laki/bapak-bapak dimalam hari yaitu malam jum’at
ataupun perwiritan perempuan/ibu-ibu di siang hari ada yang hari minggu, jum’at atau
hari kamis. Untuk hari-hari kebesaran setiap umat beragama,sepeti peringatan Maulid,
isra’ mi’raj, muharram untuk karyawan yang muslim, dan peringatan natal, tahun baru,
paskah untuk karyawan yang kristen. Namun para karyawan tetap menjaga toleransi antar
umat beragama, yang secara keseluruhan hampir 70 persen beragama islam dan 30 persen
beragama kristen. Untuk suku, terdapat Jawa, Batak, Aceh, Minang, dan lain-lain.
Hal lainnya karena para karyawan menempati rumah dinas (rumah pondok), maka
mereka juga harus menjaga fasilitas tersebut, seperti menjaga kebersihan baik rumah dan
perkarangannya, dan juga menjaga kondisi fisik rumah pondok tersebut. Dan untuk
karyawan yang memiliki hewan ternak untuk menjaganya agar tidak merusak wilayah
tanaman kelapa sawit, jadi harus digembala ditempat yang aman agar tidak merusak
lainnya milik PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan. Secara
umum, karyawan terbagi atas bagian kerja :
a. Pekerja atau karyawan dilapangan
b. Bagian kantor (SMP Yapendak. Rumah Sakit dan tata usaha, dan kantor di
setiap afdeling)
c. Pabrik Kelapa Sawit
d. Pengaman.
Tabel 4. Komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin dan bagian kerja di PT.
Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Tinjowan.
9 Bengkel umum 16 2.61 0 0 16 2,61
10 Bengkel listirk 6 0,98 0 0 6 0,98
11 PKS 65 10,59 0 0 65 10,59
12 Pengolahan 18 2,93 5 0,81 23 3.74
13 Afdeling I 59 9,61 17 2,77 76 12,38
14 Afdeling II 62 10,10 17 2,77 79 12,87
15 Afdeling III 57 9,28 16 2,61 73 11,89
16 Afdeling IV 56 9,12 15 2,44 71 11,56
17 Afdeling V 50 8,14 20 3,25 70 11,40
18 Bibitan 4 0,65 3 0,48 7 1,14
Jumlah Total 479 78,01 135 21,99 614 100
Data diambil dari bagian SDM dan UMUM Unit Usaha Tinjowan.
Dari tabel data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah yang ditandai bintang
merupakan keterangan untuk jumlah komposisi karyawan perempuan dibagian kerja
tersebut paling banyak jumlahnya, yaitu bagian SDM dan Umum, Teknik Sipil
(dikantor),dan yang ditandai dengan garis bawah merupakan jumlah karyawan laki-laki
yang paling banyak, yaitu dibagian kerja Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Unit Usaha
Tinjowan. Adapun terlihat bahwa komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin dan
bagian kerja,secara posisi yang menjadi mayoritas adalah karyawan dengan jenis kelamin
laki-laki,karena diposisi tersebut merupakan bagian kerja dilapangan dan dibagian pabrik
(lebih maskulin pekerjaannya),sedangkan karyawan perempuan terutama berada diposisi
Jabatan atau posisi kerja untuk karyawan Pimpinan (baik perempuan dan
laki-laki, sebagai berikut :
Karyawan pimpinan laki-laki,dengan posisi atau jabatan :
1. Manajer Unit
2. Kepala Dinas Tanaman
3. Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan
4. Kepala Dinas Tata Usaha
5. Assisten tanaman
6. Assisten tanaman
7. Assisten tanaman
8. Assisten tanaman
9. Asssiten tanaman
10.Assisten teknik pabrik
11.Assisten pengolahan
12.Assisten pengolahan
13.Assisten pengolahan
14.Assisten SDM dan Umum
15.Perwira pengaman (laki-laki)
Sedangkan karyawan pimpinan perempuan berada pada posisi atau jabatan :
Terdapat 16 posisi jabatan untuk karyawan pimpinan, dan 15 diantaranya
dijabati atau diduduki oleh laki-laki, dan hanya satu posisi atau jabatan Kepala Sekolah
Yapendak yang diduduki oleh karyawan pimpinan perempuan di Unit Usaha Tinjowan.
Keterangan untuk assisten tanaman berjumlah 5 untuk setiap afdeling I s/d V. Secara
kebetulan, untuk posisi atau jabatan karyawan pimpinan perempuan yang biasa dijabati
yaitu jabatan Kepala Sekolah Yapendak, untuk posisi jabatan karyawan pimpinan lainnya
masih didominasi secara kebetulan oleh karyawan dengan jenis kelamin laki-laki. Untuk
posisi atau jabatan karyawan pimpinan baik perempuan ataupun laki-laki, harus sudah
memiliki pendidikan tinggi dan gelar kesarjanaan baik S1 ataupun S2 di PT. Perkebunan
Nusantara IV. Unit Usaha Tinjowan. Keterangan untuk masa kerja atau pensiun secara
umur, untuk karyawan pelaksana laki-laki dan perempuan pensiun umur 55 tahun dan
karyawan pimpinan umur 56 tahun, dan penghargaan masa kerja diberikan kepada
karyawan untuk masa kerja 25 tahun dan 30 tahun (jubelium).
Untuk jenjang pendidikan atau pendidikan yang ditamatkan dan dimiliki
karyawan perempuan dan laki-laki,memiliki persentasi sebagai berikut :
Tabel. 5. Persentasi pendidikan yang ditamatkan karyawan.
Pendidikan yang ditamatkan Persentasi
SD 15%
SMP 5%
SMA 65%
Sarjana 10%
Adapun golongan karyawan ini terkait dan menggambarkan jenjang karir dan
stratifikasi pekerjaan karyawan laki-laki dan perempuan,baik statusnya sebagai karyawan
pimpinan ataupun pelaksana di PT. Perkebuana Nusantara IV. (Persero).
Tabel. 6. Jenjang kepangkatan karyawan terdiri dari 6 (enam) strata. Sebagai
berikut :
Strata Pangkat Golongan
I Pelaksana Pratama
Selanjutnya,golongan karyawan merupakan aspek yang dinilai dalam penentuan
gaji pokok karyawan. Karena strata golongan karyawan tersebut juga memiliki tingkatan
untuk semua karyawan bisa naik golongan dari satu tingkat ke tingkat berikutnya.
Tabel.7. Gaji Pokok Karyawan berdasarkan Golongan IA-II D,untuk karyawan
pelaksana : PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).
Ruang Golongan
I.A I.B I.C I.D II.A II.B II.C II.D
723.750 766.831 847.248 959.257 1.097.113 1.255.073 1.427.395 1.588.228
726.622 772.574 858.883 970.774 1.111.472 1.272.307 1.447.499 1.611.205
729.494 778.319 864.479 982.231 1.125.833 1.289.539 1.467.604 1634.182
732.365 784.062 879.094 993.720 1.140.193 1.308.770 1.487.708 1.657.157
735.239 789.808 881.711 1.005.208 1.154.553 1.324.002 1.507.811 1.680.134
738.108 795.551 890.328 1.016.697 1.168.913 1.341.235 1.527.916 1.703.111
740.983 801.294 898.944 1,028.184 1.183.273 1.358.467 1.548.020 1.726.085
743.854 807.039 907.560 1.039.673 1.197.833 1.375.699 1.568.125 -
746.728 812.782 916.174 1.051.160 1.211.993 1.392,930 - -
749.597 818.525 924.789 1.082.848 1.226.353 1.410.184 - -
752.470 824.471 933.405 1.074.137 1.240.715 - - -
755.342 830.014 942.023 1.085.624 - - - -
758.214 836.759 950.839 - - - - -
761.085 841.502 - - - -
763.959 - - - -
Terdapat istilah –per atau skala yang dituliskan setelah angka golongan,istilah
tersebut digunakan untuk melihat skala dan gaji pokok seorang karyawan,,dan skala pr
tersebut yang membedakannya setiap golongan bukan berbeda diperlakukan untuk
diberikan kepada karyawan. Dalam hal ini kesempatan naik golongan karyawan semua
sama dan terbuka untuk karyawan laki-laki dan perempuan,baik karyawan pelaksana dan
karyawan pimpinan. Dengan skala tersebut,naik dengan penilaian minimal satu tahun,jadi
naik per satu dan seterusnya terhitung bekerja selama setahun,dan terus dilakukan
peng-auditan atau penilaian data kenaikan golongan karyawan oleh bagian SDM dan UMUM
Unit Usaha Tinjowan.
Selanjutnya tentang kehidupan sosial ekonomi karyawan dan masyarakat
perkebunan juga dapat dikatakan masyarakat yang konsumtif, hal ini terlihat dengan
kemampuan gaji mereka dan mereka juga bisa membeli keperluan sehari-hari dan
pelengkap rumah tangga, seperti sepeda motor,perlengkapan elektronik dan mobil walau
mereka membelinya dengan sistem kredit. Hal ini diutarakan juga menurut bapak Mirvan
Ariza, SH. Selaku Assisten SDM dan Umum :
“mereka juga tergolong masyarakat yang konsumtif bukan tidak bisa mereka sebenarnya untuk membeli helikopter namun karena perilaku konsumtif mereka sendiri...”
Kehidupan sosial ekonomi karyawan di Unit Usaha Tinjowan menggambarkan
bahwa karyawan memiliki gaji tetap yang didapat setiap bulanannya secara bersama
dengan dibayar atau gajian dua kali,hal ini disebut dengan istilah gajian besar dan gajian
kecil dan gajian kecil ini sebutan untuk pinjaman,yang jumlahnya lebih kecil dari gajian
4.1.4 Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Visi
“Menjadi perusahaaan agribisnis perkebunan yang tangguh dan mampu
bersaing,baik disektor hulu dan hilir ditingkat nasional dan regional.”
Misi
a. Menjalankan usaha agribisnis perkebunan dibidang perkebunan kelapa sawit
(komoditi utama),teh serta menghasilkan produk minyak sawit,inti sawit,teh
jadi,serta produk turunannya yang berkualitas,untuk memberikan kepuasan
kepada pelanggan.
b. Meningkatkan daya saing produk secara terus menerus yang didukung sistem,cara
kerja dan lingkungan kerja mendorong munculnya kreativitas dan inovasi untuk
peningkatan produktifitas dan efisiensi.
c. Menghasilkan laba yang berkesinambungan untuk menjamin
pertumbuhan,perkembangan dan kesehatan perusahaan serta memberikan manfaat
dan nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham,karyawan dan serta
keholder lainnya.
d. Mengolah usaha secara propessional untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan
berpegang teguh pada nilai-nilai etika bisnis dan senantiasa berpedoman pada tata
kola perusahaan secara sehat.
e. Memberikan perhatian dan peran yang sungguh-sungguh dalam membangn
Tema Kerja Tahun 2014
“Tahun tata kelola terbaik unggul dalam produktifitas dan biaya.”
4.1.5 Struktur Organisasi Unit Usaha Tinjowan
Adapun struktur organisasi kerja menggambarkan posisi kerja dan jabatan
karyawan,bagian kerja dan stratifikasi pekerjaan karyawan pelaksana dan karyawan
4.2Profil Informan Penelitian 4.2.1 Karyawan Perempuan
1. Nama : Jemina br. Semibiring
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen (protestan)
Pendidikan terakhir : Sekolah Pendidikan Guru,Tebing Tinggi
Jabatan/golongan pekerjan : Krani Arsip bagian SDM dan Umum – II D
Lama masa bekerja : 33 tahun
Jumlah anak : 3 (satu perempuan dan dua laki-laki)
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana (tetap)
Bidang pekerjaan : Bagian arsip (administrasi)
Mulai bekerja dari tahun 1981. Ibu Jemina, pertama kali masuk menjatuhkan
lamaran ke pusat PNP 6 di Pabatu, testing dan ada 5 orang dan hanya 2 orang yang
diterima, satu dirinya ke kebun Tinjowan dan satu lagi ke kebun Ajamu, dan pertama kali
menjadi Guru TK di kebun Tinjowan. Berpenghasilan +/- 2.500.000/bulan (gaji pokok),
dan catu beras. Menjadi karyawan perempuan dan sekaligus ibu rumah tangga yang
single parent, tidak memutuskan semangat dirinya untuk terus berkarir. Pernah
mengalami pemindahan posisi kerja dari Guru TK ke Posisi kerja bagian SDM dan
mengalami pemindahan posisi kerja ke kantor bagian SDM dan Umum (arsip), dan sudah
kurang lebh 10 tahun sampai saat ini. Pernah mendapatkan pertasi berupa penghargaan
guru teladan tahun 1987 di TK Ria Sari Tinjowan, Ratu kebaya pada hari kartini di kebun
Tinjowan juara 1 dan tingkat kabupaten juara 2 tahun 1993. Posisi kerja dirinya sekarang
dan dulu sesuai dengan pendidikan, yang dulunya pendidikan terakhir guru TK dan
sekarang menjadi bagian kerja peng-arsipan di kantor bagian SDM dan Umum. Dia juga
menginginkan untuk bisa naik ke posisi kerja yang lebih tinggi dengan cara terus bekerja
dengan sungguh-sungguh dan baik. Keluarganya mendukung untuk bekerja sebagai
karyawan perempuan. Alasan utama dirinya untuk dapat menjadi karyawan perempuan di
perkebunan PTPN IV Kebun Tinjowan dikarenakan diperusahaan khususnya BUMN,
mendapatkan fasilitas yang terjamin seperti sudah pasti mendapatkan rumah pemondokan
karyawan, rumah sakit, walau kalau dirinya tidak dapat menanggung batih, melainkan
hanya menanggung dirinya sendiri. Suaminya juga bekerja sebagai karyawan.
Menurutnya juga, bahwa pekerjaan sebagai karywan perempuan tidak menyulitkan
baginya walau dia harus menjadi peran sebagai ibu rumah tangga, bagi suami dan
anaknya dirumah. Apalagi sekarang dia menjadi tulang punggung keluarga setelah
suaminya meninggal. Harapan darinya, untuk perusahaan PTPN IV agar terus maju,
sukses dan sehat agar semua karyawannya baik perempuan dan laki-laki dapat hidup
sejahtera. Dahulu beliau mendapatkan informasi masuk dan melamar kekebun dari
rekannya yang dahulu memang mengetahui bahwa ada lowongan masuk menjadi
karyawan,karena dahulu memang sangat dibutuhkan tenaga karyawan zaman dulu.
2. Nama : Sri Rezeki boru Sinaga
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA Taman Siswa Pematang Siantar
Jabatan/Golongan : Mandor Pemel (pemeliharaan) - IC/1
Lama masa kerja : 26 tahun :
Jumlah anak : 4 anak (laki-laki 2 dan perempuan 2)
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Bagian pekerjaan : Lapangan
Pertama kali menjadi karyawan dan masuk kerja di Tinjowan Kakao (coklat)
diterima dan kemudian mutasi konversi kebun ke coklat, weeping lalang tahun 1989
sampai 1990 kurang lebih tiga bulan,dan kemudian jadi mandor pemel dari tahun 1991
sampai sekarang. Sudah bekerja kurang lebih 25 tahun, dan untuk pertama
kalimendapatkan jubelium masa kerja 25 tahun. Untuk dilapangan sendiri, jam kerja
dimulai 06.00 pagi sampai dengan 14.20 siang,hari kerja senin sampai sabtu dan hari
jum’atdan sabtu sampai pukul 12.00 siang. Kalau kerja memupuk tidak tentu terkadang
sampai sore, karena memupuk juga bagian dari pemeliharaan tanaman. Menurutnya,
kerja dilapangan memang membutuhkan tenaga fisik tapi tidak seperti kerja dikantor
yang kelihatannya “enak” tapi capeknya dipikiran. Menjadi seorang ibu rumah tangga
tidak menjadi penghalang baginya, karena semua tergantung niat dan kemampuan
individunya dalam mengelola rumah tangga. Karena demi kesejahteraan keluarga, kalau
mandor pemel di lapangan, tentu dia juga mendapatkan kesempatan untuk pelatihan
tentang pemeliharaan tanaman dan biasanya dilaksanakan setiap setahun sekali, di wisma.
Dia mengungkapkan bahwa sebenarnya juga menginginkan untuk dapat naik ke posisi
yang lebih baik lagi, namun dia juga sudah menikmati pekerjaan dilapangan ini yang juga
memungkinkan untuk dia bisa jadi naik menjadi mandor 1 ataupun pindah kebagian
kantor. Namun, hal itu merupakan kesempatan dan tergantung kebutuhan perusahaan
bagian pekerjaan tertentu. Misalnya, posisi kerja bagian dikantor kurang tenaga maka
pimpinan akan melakukan penilaian siapa yang akan mampu menempati posisi tersebut.
Selain itu, dia juga mengatakan bahwasannya keinginan tetap ada namun kesempatan
seperti bentuk kemampuan, pendidikan dan umur untuk dapat berusaha naik ke posisi
yang lebih baik atau posisi yang diatas lagi. Seperti, kalau dia ada kesempatan namun
pendidikan untuk kemampuannya tidak ada maka penilaian tidak memihak untuk dipilih
naik keposisi tersebut. Menurutnya, kesempatan sama antara karyawan laki-laki dan
perempuan tinggak rezeki saja yang berpihak atau keberuntungan. Karyawan laki-laki
dan perempuan disini diatur oleh golongan, walau dibagi ada yang kerja dilapangan ada
yang kerja dikantor, jadi dengan hal itu kesempatannya sama baginya dan terkadang ada
juga yang ada kesempatan dan didapat untuk naik tapi seseorang tersebut tidak mau dan
tidak menginginkannya maka mencari perngganti yang bersedia, ungkapnya. Kemudian
dia sangat mencintai pekerjaannya, karena sekarang juga telah menjabat sebagai Mandor
pemeliharaan tanaman dilapangan bagian afdeling IV Unit Usaha Tinjowan. Dirinya
masuk menjadi karyawan berdasarkan informasi dari suaminya yang juga karyawan
istilahnya dibawa suami kerja,karena dahulu memang dibutuhkan untuk tenaga bekerja
3. Nama : Emna Ariani
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SLTP – SMP Yapeksi
Jabatan/golongan pekerjaan : Bagian Keuangan-IIC/3
Lama masa kerja : 35 tahun
Jumlah anak : 4 orang (1laki-laki dan 3 perempuan)
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Bagian pekerjaan : Keuangan (Tata Usaha)
Ibu Emna, memilih untuk bekerja menjadi karyawan untuk membantu ekonomi
keluarga dan sekarang ini menjadi tulang punggung keluarga setelah ditinggal suaminya
meninggal dunia. Waktu dulu pertama kali bekerja jadi karyawan di afdeling I tahun
1980 bekerja dilapangan bagian pemeliharaan, dan kemudian ekstensi ke bagian tanaman
pada oktober 1980, tahun 1982 mutasi ke kantor Tata Usaha sampai saat ini. Dirinya
pernah mengikuti penataran P4 (1981 di Afdeling. Sudah bekerja kurang lebih 34 tahun,
sudah mendapatkan jublium kerja 25 tahun dan 30 tahun masa kerja. Menurutnya,
memang perempuan tidak diperbolehkan kerja malam, namun jika ada tim audit bisa juga
kerja terhitung lembur malam. Untuk saat ini tidak ada lagi cuti H1 untuk perempuan
karyawan laki-laki dan perempuan mendapatkan cuti tahunan dan cuti panjang. Sekarang
memang masih lebih didominasi karyawan laki-laki yang lebih banyak jumlahnya atau
lebih dominan, seperti kerja dibagian lapangan dan pabrik. Pernah mendapatkan
penghargaan berupa sertifikat KB tahun 1998). Dia juga tetap menginginkan naik
golongan tapi pekerjaannnya tetap, dan waktu itu juga menginginkan untuk pindah atau
mutasi kerja. Kalau pun harus naik keposisi yang lebih tinggi seperti karyawan pimpinan
tidak bisa lagi karena umur sudah tidak mencukupi,hanya tinggal kenaikan golongan saja.
Posisi kerja sebagai bagian keuangan di Tata Usaha, yang diatasnya ada krani 1 tata
usaha. Suami juga bekerja sebagai karyawan, namun sudah meninggal dunia. Untuk
menjalankan status sebagai ibu rumah tangga, sebelum berangkat kerja dia harus
menyelesaikan dan menyiapkan semua pekerjaan rumah tangga sebelum berangkat kerja.
Beliau dulu mendapatkan informasi bekerja dari temannya yang sudah bekerja jadi
karyawan,jadi memasukkan lamaran karena waktu itu butuh banyak tenaga kerja
diperkebunan menjadi karyawan. Dia memiliki harapan, agar perusahaan memberikan
kesempatan lowongan pekerjaan untuk generasi muda agar menambah tenaga kerja di
PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Usaha Tinjowan.
4. Nama : Juliana Ambarita
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : D II – IKIP Medan
Jabatan/golongan : Tenaga pengajar SMP Yapendak – I D/0
Lama masa kerja : 13 tahun
Jumlah anak : 4 anak ( 3 laki-laki, 1 perempuan)
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Bagian Pekerjaan : SMP Yapendak (SDM dan UMUM)
Ibu AB (singkatan dan panggilan Guru), memilih bekerja sebagai guru di SMP
Yapendak dan juga karyawan karena untuk menambah penghasilan keluarga dan untuk
menyalurkan ilmu kepada siswa,karena juga disiplin ilmunya sebagai guru IPA. Karir
atau pertama kali masuk kerja dilapangan sebagai pemanen coklat tahun 1997 di afdeling
II TIK,yang kurang lebih selama 5 tahun dilapangan. Kemudian tahun 2002 dibutuhkan
tenaga guru dan kemudian direkrut dan dipindahkan ke SMP Yapendak. Menurutnya
pendidikannya dulu dengan pekerjaannya sekarang sesuai, karena guru di SMP Yapendak
pembagian kerjanya berdasarkan bidang ilmu masing-masing yang dimiliki gurunya dan
sesuai dengan proporsinya misalnya dia yang bidang ilmunya IPA dan menjadi guru IPA.
Sudah bekerja kurang lebih 17 tahun. Keluarganya mendukung dan suaminya juga
bekerja menjadi karyawan. Dirinya berpendapat harus bekerja secara professional, antara
pekerjaan sebagai profesi guru dengan statusnya sebagai ibu rumah tanggal. Selain itu,
keluarganya juga memiliki usaha lain yaitu menjadi pertani dan memiliki sawah. Untuk
menambah penghasilan keluarga dan menghidupi anggota keluarganya, bukan suatu
ini yang mengatur adalah golongan dan hal tersebut terkai golongan yang dimiliki setiap
karyawan laki-laki dan perempuan, dan untuk guru SMP yapendak sendiri juga memiliki
guru laki-laki dan perempuan yang statusnya juga sebagai karyawan pelaksana, kalau
untuk kepala sekolah merupakan karyawan pimpinan. Dirinya mendapatkan informasi
masuk jadi karyawan dari suaminya yang mengetahui bahwa ada lowongan kerja menjadi
karyawan dikebun. Harapannya, agar bisa hidup sejahtera terkait hak dan kewajiban
sebagai seorang guru dan sebagai karyawan perempuan juga, dan agar perusahaan PTPN
IV bisa berjaya terus.
5. Nama : Chandra Utami matondang
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : Pendidikan Konseling – S1 – UMN (1998)
Jabatan/golongan : Tenaga pengajar SMP Yapendak – IIC/5
Lama masa kerja :18 tahun
Jumlah anak : 5 anak (1 perempuan dan 4 laki-laki)
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Ibu chandra merupakan seorang Guru bahasa Indonesia di SMP Yapendak
Tinjowan, menurutnya bekerja sebagai guru dan karyawan perempuan karena bakat, dan
kalau menjadi guru itu lebih banyak memberikan ilmu dan menambah wawasn diri
sendiri. Dulunya melamar ke SMP Yapendak tahun 1993 dan diterima tahun 1997 dan
pekerjaannya sesuai dengan pendidikan yang dimilikinya, yaitu sarjana keguruan.
Berpenghasilan rp. 2. 087.000/bulan (gaji pokok), ditambah tunjangan sertifikasi guru
dari dikjar yang dibayar per triwulan. Beliau juga pernah mengikuti pelatihan gutu dari
dikjar setempat, dan bukan pelatihan dari perusahaan perkebunan. Untuk seorang guru
sediri, cuti H1 tidak ada karena situasi diambil liburnya waktu libur sekolah yang tertulis.
Namun, kalau mau izin permisi atau cuti diajukan ke kantor bagian SDM. Karena SMP
Swasta Yapendak dibawah naungan bagian SDM dan Umum unti usaha Tinjowan. Sudah
menjadi guru kurang lebih 17 tahun, yag dulunya guru honor kemudian diangkat oleh
direksi menjadi guru tetap di SMP swasta Yapendak. Belum pernah mengalami
pemindahan atau mutasi kerja, namun lagi dalam proses di rekomendasi untuk menjadi
Kepala Sekolah di SMP Yapendak Ajamu. Namun, terkait mobilitas sosialnya dengan
kenaikan golongan yang dialaminya, pertama mulai dari II!sampai sekarang II C/5 tahun
2014, sistemnya berkala bisa 3 s/d 5 tahun. Posisi yang pernah ditempatpi, pertama guru
biasa, kemudian naik menjadi PKS (pembantu kepala sekolah bidang kesiswaan) dan
sekarang balik jadi guru biasa. Tidak ada pengaruh baginya walau statusnya sebagai IRT
dan juga seorang guru, harus tetap professional. Harapan kedepannya, agar dia bisa
menjadi guru yang lebih baik dan professional lagi, untuk perusahaan lebih
memperhatikan terhadap karyawan perempuan terutama guru baik yang masih honor
dianggap lajang, dan bagaimana untuk bisa menanggung sama seperti karyawan laki-laki.
Namun,hal itu masih tetap disyukuri karena penghasilan suaminya juga masih lebih besar
dari penghaslian dirinya. Dan dirinya mendapatkan informasi kerja menjadi karyawan
memang waktu dulu dibuka lowongan,dan dari temannya menyuruh untuk masuk jadi
karyawan.
6. Nama : Mestika Hani
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pend. Terakhir : SPKU (sekolah penjenangan kes. umum)-RS. Tinj.
Jabatan/golongsn : Perawat kesehatan/ II C/2
Lama masa kerja : 32 tahun
Jumlah anak : 1 laki-laki
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Bagian pekerjaan : RS. Tinjowan
Alasan ibu Mestika Hani menjadi seorang karyawan perempuan karena
profesinya sesuai dengan pendidikan dan pekerjaannya sebagai perawat kesehatan di RS.
Tinjowan. Pada waktu itu tahun 1978 sangat dibutuhkan tenaga medis/kesehatan/perawat,
jam kerja atas 3 shift, pertama pagi dari jam 06.30 – 14.30, kedua siang/sore dari jam
14.30 – 21.30, dan ketiga malam dari jam 21.30 – 06. 30 pagi,dan peraturannya harus
datang setengah jam sebelum pergantian jam kerja. Keluraganya mendukung untuk
bekerja terutama orang tua, dan suami serta anaknya. Selain itu dia juga merasa senang
bekerja karena mendapat fasilitas rumah, walaupun dia tidak dapat menanggung
keluarga. Berpenghasilan +/- 2.900.000,- perbulan diluar lembur premi. Pernah mengikuti
beberapa pelatihan kerja khusus kesehatan yaitu pelatihan bagian gigi dan dinas luar
seluruh PNP 6 Rumah Sakit kebun Tinjowan-Ajamu. Pernah mendapatkan prestasi
berupa menang dalam lomba kebersihan ruangan pasien diberikan penghargaan dari
pimpinan setenpat, penghargaan setahun sekali setiap 17 agustusan. RS. Tinjowan
dibawah naungan RS. Pabatu, dan ada juga karyawan yang di assesmen dari bagian SDM
dan Umum. Sudah bekerja +/- 36 tahun masa kerja dari tahun 1986 sampai 2014 saat ini,
dan terhitung pensiun kerja sesuai umur 55 tahun kurang lebih 2 tahun lagi. Pernah
mengalami mobilitas sosial berupa kenaikan golongan dari gol. I tahun 1978, dan delapan
tahun kemudian naik ke golongan II dan tahun 1986 naik ke golongan III. Nmun,
diperbarui sistem penggolongan tahun 2000 sampai sekarang menjadi II C/@ yang
biasanya kenaikan golongan +/- 6 tahun sekali, kesempatan naik golongan sama antara
karyawan laki-laki dan perempuan,ujarnya. Menurutnya,statusnya yang juga sebagai Ibu
Rumah Tangga, tidak menjadi penghalang dalam bekerja sebagai karyawan. Karena juga
sebaagai penambah penghasilan keluarga. Untuk menjalankan tugas baik sebagai ibu
rumah tangga, istri dan karyawan perempuan perawat kesehata di RS.Tinjowan dia
membagi kejanya kerjanya, bila masuk pagi dia harus bangun lebih awal dan
jadi juga meringankan kerja dan sebisanya membagi kerja antara pekerjaan rumah tangga
yang domestik dan bekerja sebagai perawat kesehatan. Dirinya masih menginginkan
untuk mengalami pemindahan kerja untuk mencari pengalaman kerja yang lebih luas lagi
di beberapa RS. Perkebunan lainnya. Beliau mendapatkan informasi kerja jadi karyawan
dari saudaranya yang sebelumnya memang bekerja jadi karyawan,dan memang
dibutuhkan lowongan menjadi karyawan dirumah sakit. Harapan darinya, selama bekerja
di RS. Tinjowan 1978-sampai kemungkinan 2016, agar bisa bekerja denga hati yang
ikhlas lagi dan bertanggung jawab untuk selalu melayani pasien dengan sebaik-sebaiknya
di RS. Tinjowan, melayani fasilitas kesehatan para karyawan, melayani dengan
sebaik-baiknya.
4.2.2 Karyawan Laki-laki
1. Nama : Supian
Umur : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMEA Sei Bejangkar
Jabatan/Golongan : Krani Produksi-ID
Lama masa kerja : 17 tahun
Jumlah anak : 3 (2 laki-laki. 1 perempuan)
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Pak Supian memiliki alasan bekerja menjadi karyawan karena menginginkan
pekerjaan tetap dan menafkahi keluarganya dan keluarganya juga mendukung. Dirinya
pernah mengikuti pelatihan kerja GPS di bah jambi tahun 2008. Sebelum bekerja
dikantor,beliau bekerja menjadi karyawan lapangan di afdeling 1 kurang lebih 1 sampai 2
tahun. Mulai dikantor tahun 2005 bagian tanaman sampai saat ini. Menurutnya agar bisa
naik atau menginginkan posisi kerja yang lebih baik lagi, harus mencintai pekerjaannya
dan memahami bertanggung jawab akan setiap pekerjaannya masing-masing. Selain itu
harus memiliki keahlian lain seperti mendalami ilmu konputer untuk mengakses data-data
yang dibutuhkan perusahaan. Bapak Supian memiliki istri sebagai ibu rumah tangga yang
ditanggungnya bersama ketiga anaknya. Memiliki usaha lain yaitu berternak sapi, dan
seperti usaha karyawan lainnya untuk menambah penghasilan keluarganya. Harapan
darinya, agar dapat hidu bahagia dan untuk perusahaan sukses maju dan semakin
berkualitas.
2. Nama : Suyono
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : STM Kisaran
Jabatan/golongan : Krani 1 Pengolahan-IIA/0
Lama masa kerja : 30 tahun
Jumlah anak : 3 anak (2 perempuan 1 laki-laki
Bagian pekerjaan : administrasi dibagian pengolahan
Bapak Suyono sudah bekerja kurang lebih 30 tahun dan mendapatkan jubelium
masa kerja 25 tahun dan 30 tahun. Beliau mengalami pemindahan posisi kerja dari
lapangan kemudian ke pabrik dan sekarang dikantor bagian pengolahan. Berpenghasilan
atau gaji Rp. 1.520.000/bulan (gaji pokok). Menurutnya,bekerja disiplin sangatlah
penting sebagai penilaian dalam bekerja untuk hal yang positif misalnya menginginkan
untuk naik jabatan atau posisi kerja. Keluarga teruatama istri sangat mendukung
pekerjaannya, karena sekarang anaknya sudah tidak bersekolah lagi jadi sudah tidak
menanggung hanya tinggal menanggung istrinya dan anaknya sudah bekerja.
Tanggungan anak berhenti setelah anak tidak bersekolah lagi dan berumur 25 tahun.
Selain bertanggung jawab tepat waktu juga hal yang penting dalam bekerja. Apalagi
beliau tidak tinggal diperumahan karyawan, melainkan rumah sendiri sedikit jauh
jaraknya sehingga harus pergi pagi ke tempat kerja, yaitu masuk kerja 06.30, dan beliau
pergi kerja jam 06.00 pagi dari rumahnya bahkan kurang dari jam 06.00 pagi untuk pergi
ketempat kerjanya dikawasan Pabrik Kelapa Sawit. Harapan darinya, bahwa semoga
tidak ada masalah pekerjaan sampai pensiun atau akhir masa kerja, dan perusahaan PT.
Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit Usaha Tinjowan terus maju.
3. Nama : Erwinson Simangunson
Umur : 52 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Kristen
Jabatan/golongan : Mandor 1 di afd. III-IIA/3
Lama masa kerja : 32 tahun
Jumlah anak : 1 laki-laki
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Bagian pekerjaan : Lapangan afdeling III
Bapak Erwin Simangunson dahulu pertama kali melamar di Padang Mantinggi
atau dulu disebut Proyek pada tahun 1982. Bekerja sebagai mandor dilapangan
menambah ekstra pekerjaan dan jam kerja, mulai kerja jam 06.00 pagi sampai
pengangkatan buah TBS dilapangan habis, bisa sampai petang ataupun malam hari.
Namun biasanya sampai jam 17.00 sore. Menurutnya kedisiplinan bekerja digambarkan
dengan menanamkan rasa memiliki dan jam kerja yang tepat waktu. Pernah mengikuti
beberapa pelatihan IHT di kebun Bah Jambi tahun 2003, 2010 dan 2014 ini. Dia
menjelaskan bahwa untuk kerjaan dilapangan seperti memanen dan memuat buah itu
merupakan pekerjaan karyawan laki-laki (baik BHL ataupun karyawan) dan perempuan
lebih ke pekerjaan pemeiliharaan. Dirinya pernah mendapatkan penghargaan mandor 1
terbaik tahun 2007/2008. Sudah bekerja kurang lebih 32 tahun dan mendapatkan
jubelium masa kerja. Dan dia sudah terbiasa untuk pekerjaan lapangan yang sesuai
dengan pendidikan terakhirnya sarjana Pertanian. Istrinya bekerja sebagai guru dan PNS,
jadi anaknya istri yang menanggung. Menurutnya bahwa pekerja atau karyawan
perempuan lebih sedikit baik kerjanya dan lebih disiplin sedikit perempuan dari pada
karyawan laki-laki. Harapan darinya agar perusahaan lebih maju lagi.
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA 2 Tebing Tinggi
Jabatan/pekerjaan : Pembantu Krani SDM-IC/0
Lama masa kerja : 18 tahun
Jumlah anak : 1 laki-laki
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Jenis pekerjaan : Administrasi SDM dan Umum-feminim
Pak Jais, dahulu pertama kali bekerja menjadi karyawan BHL tahun 1993 kurang
lebih selama 3 tahun. Sudah bekerja selama 18 tahun. Sebelum dikantor beliau karyawan
atau mandor dilapangan. Jadi, beliau pernah mendapatkan dan mengikuti pelatihan kerja
Manajemen Pelatihan Mandor lapangan di kebun Bah Jambi. Gajinya Rp. 1.700.000
perbulan. Dirinya bekerja dilapangan menjadi mandor pemeliharaan dan pindah kekantor
SDM tahun 2013 kurang lebih sudah setahun belakangan. Dan dirinya juga
menginginkan untuk terus meningkat karirnya agar lebih baik lagi, dengan bekerja secara
disiplin dan lain sebagainya bekerja sengan baik-baik. Menurut dirinya karyawan
perempuan bekerja lebih teliti dari karyawan laki-laki,lebih ulet dan cekatan.
5. Nama : Drs. Supriadi
Umur : 45 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pend. Terakhir : S1-akuntansi, IKIP Medan
Jabatan/Gol. Pekerjaan : Tenaga pengajar - IIB/3
Riwayat Pekerjaan : 16 tahun
Jumlah anak : Dua (laki-laki)
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Bagian pekerjaan : SMP Yapendak
Bapak Supriadi dulu pertama kali melamar tahun 1998, dan mengikuti screaning
test (wawancara penerimaan) di PTPN. IV kebun Tinjowan, di SMP Yapendak pada
waktu itu. Menurutnya statusnya sebagai guru dan sekaligus karyawan tidak membuat dia
kesulitas dalam bekerja,karena pekerjaan sebagai guru IPS sesuai dengan pendidikan
terakhirnya. Keluarganya juga mendukung untuk ia bekerja sebagai guru di SMP
Yapendak. Dengan penghasilan atau +/- 4.200.000/bulan menurutnya cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya,apalagi sekarang ada program sertifikasi guru dari
dinas pendidikan yang secara ototomatis menambah penghasilan,ungkapnya. Selain itu
mendapatkan fasilitas berupa tanggungan atau untuk menanggung istri dan dua anak yang
didiapat dari perkebunan,seperti rumah sakit dan catu. Beberapa hal tersebut sudah
memberikan kemudahan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya,dan istrinya juga
bekerja sebagai seorang guru. Namun, sebelum menjadi guru dan karyawan di Unit
Usaha Tinjowan dahulu pertama kalinya tahun 1995 menjadi guru honor di SMP
Yapendak dan baru tahun 1998 mengikuti test menjadi guru karyawan di Unit Usaha
Tinjowan sampai saat ini. Karirnya selama ini lebih terfokus pada jabatan atau posisi
kerja menjadi seorang guru di SMP Yapendak,yaitu karirnya menjadi guru dan PKS III
pemindahan kerja terkait mobilitas sosial tetapi tetap secara otomatis mengalami
kenaikan golongan karyawan yaitu mulai dari pertama golongan I (1998) dan sampai
dengan sekarang IIB/3,ungkapnya. Pesan darinya,Semoga perusahaan PT. Perkebunan
Nusantara IV (persero) lebih dan selalu memperhatikan pendidikan serta tenaga pengajar.
6. Nama : Tarmidi
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pend. Terakhir : SMA Daerah Sei Bejangkar
Jabatan/gol. pekerjaan : Karyawan Pengamanan-IC
Lama masa kerja : 25 tahun
Jumlah anak : Dua laki-laki
Status pekerjaan : Karyawan pelaksana
Bagian pekerjaan : Pengamanan
Pak tarmidi dapat ditemu dipos jaga perbatasan kabupaten antara kabupaten
Simalungun dan Batubara (pos jaga palang). Telah bekerja menjadi karyawan kurang
lebih 24 tahun. Sebelum menjadi pengaman, pak Tarmidi sebelumnya menjadi karyawan
lapangan di afdeling IV kurang lebih selama 2 tahun, dan kemudian menjadi atau kerja
(siang dan malam), dan bergantian shift setelah 3 hari bekerja. Untuk tempat kerja (pos
jaga sendiri) terkadang yang dipindak sesuai perintah atasan, terkadang pos jaga
diperbatasan, pos kantor dan pos pabrik. Mendapatkan alat set pengamanan setiap
karyawan yang bertugas sebagai pengamanan seperti sepatu boots, pentungan, pisau dan
alat pengamanan lainnya. Beliau memiliki istri seorang PNS, jadi yang menanggung
anaknya adalah istrinya yang bekerja sebagai seorang guru, jadi dirinya hanya
menanggung dirinya sendiri. Sebagai pengamanan juga ditandai dengan seragam seorang
pengaman saat berjaga. Pernah mengikuti pelatihan sekolah satuan pengamanan (satpam0
di Medan. Untuk semua pekerja lapangan karyawan juga mendapatkan ekstra fooding.
Bapak Tarmidi, sangat mencintai pekerjaannya sebagai karyawan, dan juga berharap bisa
naik keposisi kerja lain seperti dikantor, namun dia tetap menyukuri apa yang sudah
didiapatkannya sekarang. Dan menurutnya, semoga Tinjowan tetap aman selama dia
bertugas dan berjaga sebagai petugas karyawan pengamanan di Unit Usaha Tinjowan.
4.2.3 Informan Tambahan (yang mengerti kondisi karyawan Unit Usaha Tinjowan)
4.2.3.1Assisten SDM dan UMUM Unit Usaha Tinjowan
Nama : Mirvan Ariza SH
Umur ; 28 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : Sarjana Hukum-USU dan Magister Hukum (S2)
Riwayat pekerjaan : 2010-PTPN IV orientasi di RS. Laras,Sei Kopas,Tinjowan (2012)
Bagian pekerjaan : bagian Sumber Daya Manusia dan Umum
Jumlah anak : 1 (laki-laki)
Status Pekerjaan : Karyawan pimpinan
Bapak Mirvan,diumurnya yang masih muda 28 tahun sudah menjabat sebagai
assiten SDM dan Umum atau dikatakan sebagai Karyawan Pimpinan Laki-laki di Unit
Usaha Tinjowan. Menurutnya, karyawan perempuan dan karyawan laki-laki sama
dimatanya, dalam hal perlakuan termasuk hak dan kewajiban. Karena mereka telah diatur
peraturannya dan terikat pada Perjanjian Kerja Bersama (PKB), hak-hak dan
kewajiban-kewajiban telah diberikan dan disepakati. Jika adapun perbedaan hanya karena hal
kodrati misalnya cuti-cuti terkait yang berurusan dengan masalah pribadi karyawan
perempuan (seperti menstruasi dan bersalin), namun untuk kesamaan hak cuti lainnya
sama diberikan kepada karyawan perempuan dan laki-laki. Mengenai hal gaji, tunjangan
dan tanggungan, tersepakati bahwa karyawan laki-laki selaku kepala rumah tangga yang
menanggung anak sebanyak 3 orang dan istri yang tidak bekerja, dengan itu maka
karyawan perempuan dianggap lajang dan tidak menanggun batihnya. Namun, ada hal
juga karyawan laki-laki dapat dianggap lajang, jika istri bekerja sebagai PNS dan
mendapatkan kesempatan untuk menanggung anaknya. Memang syarat dan ketentuan
berlaku, namun PKB dibuat berdasarkan atas turunan dari UU NO. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan yang tertuang dari kementerian tenaga kerja dan transmigrasi republik
Indonesia.
Perlakuan terkait hak kewajiban telah sama diberikan kepada karyawan
terkait Gender. Karena karyawan perempuan dan laki-laki disini, memiliki kesempatan
yang sama dalam hal karir, gaji yang dilihat dari golongan, posisi kerja yang terdiri dari
keryawan pimpinan dan karyawan pelaksana. Dalam hal lainnya, yang kebetulan saja
jumlah untuk karyawan laki-laki lebih banyak untuk hal pekerjaan lapangan seperti
pekerjaan mandor, memanen, memupukdan pekerjaan lapangan lainnya yang lebih
mengutamakan kerja fisik laki-laki, walaupun perempuan juga ada dilapangan tapi tidak
kerja dengan fisik untuk memanen buah sawit tersebut. Untuk diposisi kerja seperti
bagian kantor, terdapat juga karyawan perempuan dan laki-laki, memang untuk dapat
disimpulkan untuk dominasi masih laki-laki.
Namun hal itu bukan masalah karena karyawan perempuan telah dipenuhi
hak-haknya, fasilitas juga sama diberikan mulai dari rumah, rumah sakit, tunjangan bonus dan
THR dan hak-hak lainnya yang juga didapat oleh karyawan laki-laki, ujarnya. Satu hal
lagi, bahwa Karyawan perempuan tidak berhak untuk kerja malam, itu juga hal yang
membedakan karyawan perempuan dan laki-laki,, namun lembur tetap dihitung sama
karyawan perempuan dan laki-laki juga. Menurutnya, selama ini karyawan berkecukupan
untuk hidup dengan kategori kalangan ekonomi menengah dengan rata-rata untuk
karyawan pelaksana berpenghasilan Rp. 2000.000 perbulannya, mereka juga memiliki
kendaraan pribadi masing-masing dan ada juga sudah memiliki mobil pribadi. Usaha
lainnya, seperti berdagang untuk istri dirumah yang tidak bekerja, berternak sapi di sore
hari, berladang dan kegiatan sampingan lainnya yang dapat menambah penghasilan
keluarga. Demikian, para karyawan perempuan dan laki-laki melaksanakan pekerjaannya
secara professional dengan proporsi dan job desk yang telah diberikan kepada para
karyawan perempuan dan laki-laki dapat kitakan masih loyal dan memiliki loyalitas yang
tinggi dalam bekerja tanpa membedakan jenis kelamin dan dapat dikatakan bahwa yang
terjadi merupakan keadilan dan kesetaraan gender untu melihat keadaan dan kondisi dari
karyawan perempuan dan laki-laki di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
Tinjowan.
4.2.3.2Ketua SPBUN (basis Tinjowan)
Nama : Pardomuan Sembiring
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA daerah Sei Bejangkar
Jabatan/golongan : Mandor 1 Afd. IV-2A/1
Lama masa kerja : 23 tahun
Jumlah anak : 5 (3 laki-laki, 2 Perempuan)
Status Pekerjaan : Karyawan Pelaksana
Bagian Pekerjaan : Lapangan afdeling IV
Pak Pardomuan Sembiring merupakan seorang Mandor 1 lapangan di afdeling 4
Unit Usaha Tinjowan dan sekaligus ketua SPBUN Basis Tinjowan. Beliau cukup
berpengalaman dibidang pekerjaan lapngan. Sudah bekerja selama 22 tahun dan sekarang
sudah berumur 49 tahun. Dirinya sangat mencitai pekerjaan lapangan namun tidak
dipungkiri jika ada kesempatan untuk mutasi ke posisi kerja dibagian kantor. Karena
sebagai Mandor 1 terbaik tahun 2005,2006 dan 2007. Kemudian diangkat menjadi ketua
SPBUN basis Tinjowan semenjak tahun 2010 dan semua anggotan SPBUN seluruh
Karyawan Perempuan dan laki-laki, baik karyawan pelaksana maupun karyawan
pimpinan. Dua hal penting yang menjadi patokan dalam upaya agar mendapatkan
penilaian yang baik saat bekerja yaitu, kedisiplinan kerja dan tanggung jawab kerja.
Selaku Mandor 1 bekerja jauh lebih ekstra kerja siap siaga selama 24 jam, dan saat
dilapangan bekerja sampai semua buah diangkut ke Pabrik untuk diolah. Usaha lain yang
dimiliki yaitu berdagang dan berladang. Selain fasilitas rumah yang didiapat sebagai
ketua SPBUN juga mendapat fasilitas sepeda motor sebagai transportasi. Hal terpenting
lain dalam pekerjaan lapangan seperti kalau karyawan laki-laki lebih ke pekerjaan fisik
seperti memanen dan kalau karyawan perempuan lebih ke pekerjaan lapangan seperti
pemeliharaan. Memulai karir pertama masuk sampai saat ini dilapangan. Bhl menjadi
persyaratan utama dahulu untuk menjadi karyawan. Membuat surat lamaran dan
kemudian kurang lebih selama 3 bulan ada panggilan tahun 1992 di afdeling 7 dulu
namanya, dan kemudian ditempatkan di afdeling 11 proyek dulu namanya. Selain itu
seorang mandor dan ketua SPBUN setidaknya juga mengetahui keseluruhan kondisi
sosial dan ekonomi karyawan Unit Usaha Tinjowan.
4.2.3.3 Kepala Desa Tinjowan dan pensiunan karyawan
Nama : Suparman
Umur : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : SMA Widyasana Medan jurusan IPA 1976
Jabatan/golongan : ex.Krani Produksi-IID(terakhir) sekarang Kelapa Desa Tinjowan
Riwayat pekerjaan : 1977 s/d 2010 (masa kerja karyawan),2008-sekarang Kepdes. Tin
Jumlah anak : 5 (4 laki-laki dan 1 perempuan)
Status pekerjaan : Pangulu Nagori Tinjowan dan pensiunan Karyawan pelaksana
Bagian pekerjaan : ex. Bagian produksi dan kepala desa saat ini.
Pak Suparman merupakan seorang Pensiunan Karyawan bagian produksi, dan
sekarang menjabat sebagai seorang Kepala Desa Tinjowan (Pangulu Nagori) Tinjowan,
Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun. Sudah bekerja dengan masa kerja 33
tahun dan mendapatkan Jubelium 25 tahun dan 30 tahun masa kerja. Sama seperti
karyawan biasa lainnya,juga pernah mengalami mobilitas sosial seperti perpindahan
posisi kerja. Dirinya pernah pindah ke beberapa posisi kerja seperti di bagian PKS,
bengkel listrik, koperasi, lab, dan terakhir dibagian krani pengiriman dan krani 1
produksi. Pindah kebun juga pernah dialaminya dari Kebun Adolina ke kebun Tinjowan.
Menjabat seorang kepala desa atau Pangulu Nagori Tinjowan tahun 2008 saat masih
menjadi karyawan dan menjabat sampai saat ini tahun 2014. Beliau dahulu pertama
kalinya masuk menjadi karyawan melalui test penerimaan seleksi karyawan tahun 1997
di kebun Adolina, dan kemudian pindah ke Kebun Tinjowan dan waktu itu dibagian
Pabrik Kelapa Sawit. Beberapa hal yang disampaikan pak Suparman terkait menjadi
karyawan yang baik diantaranya, harus bekerja menjadi karyawan sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya (tupoksi),disiplin masuk kerja,pakaian dalam bekerja yang sesuai
dengan ketentuan dan berlaku dalam perusahan,hal lain terkait dengan keinginan untuk
dan bekerja secara maksimal. Menurutnya, bahwa pekerja atau karyawan perempuan
sebaiknya bekerja sesuai dengan pendidikan yang dimiliki agar menciptakan pekerja dan
karyawan yang berkualitas untuk perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Unit Usaha Tinjowan.
4.2.3.4Karyawan Pimpinan Perempuan, Kepala Sekolah SMP Swasta Yapendak Tinjowan
Nama : Yatmi S. Pd
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 tahun
Agama : Islam
Jabatan/Golongan : Kepala Sekolah SMP Yapendak Tinjowan
Lama masa kerja : 33 tahun
Bagian Pekerjaan : SMP Yapendak
Jumlah anak : 2 (1 laki-laki SMA dan 1 Perempuan S1)
Status Pekerjaan : Karyawan Pimpinan Perempuan
Ibu Yatmi,menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP Yapendak Tinjowan kurang
lebih sudah 2 tahun, semenjak awal 2012. Rutinitas dirinya sebagai kepala sekolah
dengan jam kerja mulai dari 06.30 pagi sampai 14.20 siang. Dengan menjalan tugas
seperti supervisi kelas, melaksanakan laporan bulanan ke dinas pendidikan dan lpj
kekantor bagian SDM Unit Usaha Tinjowan,mengadakan rapat bulanan dan
kegiata-kegiatan yang diwajibkan dinas ataupun dari perusahaan perkebunan PT. Perkebunan
pokok dan fungsi sebagai karyawan dan guru. Sebagai karyawan pimpinan perempuan
dan kepala sekolah dalam pengambilan keputusan juga dengan perasaan sebagai
perempuan,namun tetap sesuai dengan koridornya. Sejauh ini masih baik-baik sajar
namun,kondisi seperti guru honor bos yang masih jauh dari harapan merupakan beberapa
hal yang menjadi perhatian untuk bagian pendidikan. Karena keluarga masih ada yang
tinggal di Tebing Tinggi,jadi mengharuskan dirinya setiap libur akhir pekan dan masa
libur untuk berkunjung dan pulang kerumah keluarganya. Dirinya sangat mencintai
pekerjaannya dan dunia pendidikan. Walau ada jadwal libur sekolah sesuai dengan dinas
pendidikan,sebagai karyawan juga hadir kesekolah sekedar memeriksa beberapa keadaan
sekolah. Walau dia seorang kepala sekolah SMP Yapendak namun, dia tidak bisa
menanggung siapapun,karena dirinya perempuan jadi harus menangung dirinya sendiri.
Jadi, dia ada dua sistem yang ada di SMP Yapendak yaitu sistem dari dinas
pendidikannya sendiri dan sistem dari PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Unit
Usaha Tinjowan,termasuk tenaga pengajar atau guru juga terbagi atas guru yang
sekaligus karyawan perkebunan dan guru honor baik perusahaan dan honor BOS.
4.3 Eksistensi Karyawan Perempuan di PT Perkebunan Nusantara IV (Persero Unit Usaha Tinjowan.
Adapun status sebagai karyawan disini adalah pekerja tetap yang hubungan dan
syarat-syarat kerjanya diatur dalam PKB ini serta mempunyai Nomor Induk Karyawan
(NIK) baik untuk karyawan laki-laki dan perempuan. Untuk melihat bagaimana
eksistensi karyawan perempuan di Unit Usaha Tinjowan, maka peneliti memiliki
1. Lamanya bekerja karyawan perempuan dari 10 sampai 15 tahun dan atau lebih
bekerja menjadi sudah ada yang pernah mendapatkan jubelium masa kerja 25 dan
30 tahun.
2. Peraturan kerja Perempuan dalam Perjanjian Kerja Bersama
3. Penghargaan yang pernah didapat waktu bekerja
4. Kedisiplinan saat bekerja
5. Kesesuaian posisi (jabatan) dan jenis pekerjaan
6. Hak dan kewajiban
Lima indikator diatas menjadi patokan dalam interpretasi data penlitian dari
penuturan informan penelitian mengenai eksistensi karyawan perempuan di PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Usaha Tinjowan.
4.3.1 Karyawan Perempuan Dalam Perjanjian Kerja Bersaama (PKB).
Adapun Karyawan Perempuan dalam Perjanjian Kerja Bersama mengatur dan
berisi peraturan diantaranya sebagai berikut :
Karyawan adalah pekerja tetap yang hubungan dan syarat-syarat kerjanya diatur
dalam PKB ini serta mempunyai Nomor Induk Karyawan (NIK). Karyawan perempuan
dapat dipekerjakan malam hari sampai jam 22.00 dan setelah jam 22.00 sampai jam 05.00
pagi hanya dapat dipekerjakan setelah ada izin dispensasi dari DISNAKERTRANS dan
pemberitahuan terlebih dahulu secara tertulis kepada Basis SPBUN dimana karyawan
tersebut melakukan pekerjaan.
Namun,selama ini di Unit Usaha Tinjowan karyawan perempuan tidak pernah
malam,seperti bagian pabrik dan pengamanan dilapangan,tidak ada karyawan perempuan
dibagian tersebut. Jika adapun terkecuali karyawan perempuan yang bekerja dibagian
kantor untuk menyelesaikan lembur pekerjaannya jika ada audit pekerjaan dan laporan
akhir bulanan,mereka menyelesaikan pekerjaannya sampai atau dimalam hari.
4.3.2 Pasal 43 Karyawan Perempuan sebagai Kepala Keluarga
Ayat 1 Seorang karyawan perempuan diperlakukan sebagai kepala keluarga
apabila :
a. Yang bersangkutan berstatus janda karena suaminya meninggal dunia dan
mempunyai tanggungan anak.
b. Suami tidak mampu mencari nafkah akibat keadaan jasmani dan atau rohani, hl
ini harus dibuktikan dengan surat keterangan dokter perusahaan dan surat
keterangan tidak berpenghasilan dari pejabat pemerintah setempat.
c. Yang bersangkutan berstatus janda karena perceraian dan berdasarkan putusan
pengadilan anaknya menjadi tanggungan.
Ayat 2 Karyawan perempuan yang bersattus sebagai kepala keluarga menerima
gaji poko,tunjangan,santunan sosial dan penerimaan-penerimaan yang berlaku bagi
karyawan dengan status kawin.
Ayat 3 Ketentuan pada ayat 1 a dan c dan ayat 2 pasal ini akan gugur dengan
sendirinya bila yang bersangkutan menikah lagi.
Hal ini ditambahkan oleh bapak Pardomuan S. (49 tahun) Selaku ketua SPBUN Basis
“...apabila suami tidak mampu bekerja dan cacat,ada beberapa pengalihan tanggungan jika suami meninggal dunia tanggungan dialihkan keistri,dengan status suami-istri bekerja sebagai karyawan.”
Gaji pokok para karyawan perempuan dan laki-laki disesuaikan dengan golongan
yang diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama. Karyawan perempuan menjadi pilihan
pekerjaan sebagai perempuan dan seorang istri dari suami yang bekerja sebagai karyawan
maupun tidak. Mereka bekerja dengan maksimal,karena perlindungan terhadap karyawan
perempuan telah diberikan termasuk hak dan kewajibannya sesuai dengan ketentuan yang
diberlakukan dalam PKB tersebut. Dengan demikian para karyawan perempuan berusaha
untuk bagaimana bertanggung jawab akan pekerjaan yang telah menjadi pilihannya.
Di Unit Usaha Tinjowan sendiri,untuk masalah dalam kesalahan kerja masih
minim terjadinya,karena para karyawan tahu bahwa sekarang ini mereka harus tetap
mensyukuri pekerjaan menjadi karyawan apalagi sekarang ini untuk menjadi seorang
karyawan sungguh tidaklah mudah. Seleksi demi seleksi,dan tahapan demi tahapan dari
bawah harus dijalani. Misalnya karyawan laki-laki,semua dulu dari bawah dari
dilapangan bekerja sebagai pemanen buah sawit hingga mereka mengalami mobilitas
sosial horizontal ke tempat laing,yang mungkin tempat kerja karyawan yang sekarang
lebih enak dari sebelumnya. Seperti dari lapangan kekantor semua karyawan
menginginkannya. Naik keposisi yang lebi enak lagi posisi kerjanya. Hal ini kemudian
menjadi alasan karyawan untuk bekerja dengan giat sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi mereka dalam bagian pekerjaan mereka masing-masing di Unit Usaha Tinjowan.
SPBUN juga telah memberikan semua hak-hak terkait perlindungan yang mendasar
untuk para karyawan yang telah diutarakan dalam Perjanjian Kerja Bersama tersebut.
4.3.3 Penghargaan Terhadap Karyawan Perempuan.
Adapan dalam penelitian ini terlihat bahwa untuk batas usia pensiun karyawan
untuk karyawan pelaksana (golongan IA sampai IID) umur 55 tahun dan untuk karyawan
pimpinan (golongan IIIA sampai IVD) umur 56 tahun dengan lama masa kerja setiap
karyawan perempuan dan laki-laki yang berbeda-beda. Penghargaan masa kerja
(pengabdian) dalam hal ini Jubelium masa kerja 25 tahun, 30 tahun dan 35 tahun. Selain
masa kerja juga ada penghargaan lain yang didapat oleh karyawan perempuan.
Menurut Ibu Jemina boru Samosir (54),
“penghargaannya gak cuma jubelium aja nak,ada penilaian lain yang didapat seperti ibu pernah mendapatkan penghargaan guru TK Teladan tahun 1987dan Ratu kebaya juara 1 tahun 1993 dan juara 2 untuk tingkat kabupaten. Jadi kita sambil kerja juga penilaian lainnya ditengok sama pimpinan kita,yang penting tidak mengganggu fokus kerja kita nak.” (wawancara dikantor SDM,Jum’at 16 mei 2014,10.00 WIB)
Dari penuturan Ibu Jemina diatas merupakan beberapa bentuk atau hal yang
terkait penghargaan dari penilaian-penilaian yang didapat oleh karyawan perempuan saat
bekerja. Penghargaan seperti guru teladan,mandor terbaik dan beberapa pengharagaan
lain menjadi kepuasan tersendiri untuk para informan agar semangat dalam bekerja tanpa
mengindahkan kedisiplinan,berarti sambil bekerja juga bisa berprestasi. Karyawan
perempuan dan laki-laki dapat kesempatan yang sama untuk meraih prestasi atau
pekerjaan baik dibidang pekerjaannya atau dalam hal penilaian sikap atau attitude saat
bekerja. Misal penghargaan untuk guru teladan diterapkan untuk guru karyawan
perempuan dan laki-laki yang dibidang pekerjaan pendidik baik,dan kebetulan untuk di
sekolah TK gurunya perempuan. Untuk karyawan laki-laki dilapangan misalnya