• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: T-Shirt Motivasi sebagai Media Komunikasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Angkatan 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: T-Shirt Motivasi sebagai Media Komunikasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar: Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Angkatan 2015"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

T-SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANGKATAN 2015)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain

Peneliti :

Daniel Kristianto (692010602)

T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.

Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

T-SHIRT MOTIVASI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR (STUDI KASUS PADA

MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

ANGKATAN 2015)

1)Daniel Kristianto, 2)T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs. Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: daniel.ghostly@yahoo.com, 692010602@student.uksw.edu, arie_setiawan_p@gmail.com

Abstract

Not all students in various universities have high learning motivation as happened in students of the 2015 admission years of FKIP. Problems of students who have low motivation to learn need to overcome, one of them by designing T-Shirt motivation as a medium of communication to improve student motivation. There are three versions of the motivational T-Shirt design created using the art nouveau design style. The three designs, although less felt art nouveau style but will get a good assessment from students respondents of the 2015 admission years of FKIP for all elements of the design assessed. Of the three versions of the design T-Shirt motivation, the design of the T-Shirt motivation version 1 "don’t just come to campus, buy you also need to learn (study)" is the most capable design to motivate students to learn.

Keywords: visual communication design, design T-Shirt motivation, learning motivation

Abstrak

Tidak semua mahasiswa di berbagai perguruan tinggi memiliki motivasi belajar yang tinggi seperti yang terjadi pada mahasiswa FKIP angkatan 2015. Permasalahan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah perlu diatasi, salah satunya dengan mendesain T-Shirt motivasi sebagai media komunikasi untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Ada tiga versi desain T-Shirt motivasi yang dibuat dengan menggunakan gaya desain art nouveau. Ketiga desain tersebut meskipun kurang terasa gaya art nouveau-nya akan tetapi mendapat penilaian yang baik dari responden mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk semua unsur desain yang dinilai. Dari ketiga versi desain T-Shirt motivasi yang dibuat, desain T-Shirt motivasi versi 1 “Jangan Kuliah Saja, Belajar Juga” adalah desain yang paling mampu memotivasi mahasiswa untuk belajar.

Kata kunci: desain komunikasi visual, desain T-Shirt motivasi, motivasi belajar

(7)

1. Pendahuluan

Tugas dan tanggung jawab utama mahasiswa sebagaimana tertuang dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu melakukan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Terkait dengan tugas dan tanggung jawab untuk melakukan pendidikan, maka sudah selayaknya yang menjadi fokus utama mahasiswa adalah belajar. Dengan belajar yang tekun diharapkan nantinya mahasiswa menjadi seorang sarjana yang berkualitas dan berbudi luhur.

Sayangnya, tidak semua mahasiswa di berbagai perguruan tinggi memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal ini diperlihatkan oleh hasil riset peneliti-peneliti sebelumnya. Misalnya temuan Aksiani terhadap 117 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana (FKIP UKSW) tahun angkatan 2008-2009 terkait dengan penggunaan waktu untuk belajar. Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 62 mahasiswa (53%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong sangat rendah yakni 120-959 menit/minggu, 32 mahasiswa (27%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong rendah yakni 960-1799 menit/minggu, 18 mahasiswa (15%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong sedang yakni 1800-2639 menit/minggu, 1 mahasiswa (1%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong tinggi yakni 2640-3479 menit/minggu dan 4 mahasiswa (4%) menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong sangat tinggi yakni 3480-4320 menit/minggu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa FKIP UKSW tahun angkatan 2008-2009 mengalokasikan waktu untuk belajar yang sangat minim dalam setiap minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi belajar mahasiswa masih sangat rendah [1].

Berdasarkan temuan Aksiani tersebut maka menarik untuk diamati lebih lanjut perihal motivasi belajar mahasiswa FKIP UKSW pada tahun angkatan berikutnya. Oleh karena itu, dipilih mahasiswa FKIP UKSW angkatan 2015. Pemilihan mahasiswa dari angkatan 2015 didasarkan pada temuan penelitian awal yang dilakukan terhadap lima orang mahasiswa FKIP angkatan 2015 secara random terkait dengan penggunaan waktu untuk belajar. Hasilnya menunjukkan bahwa dua orang mahasiswa dari program studi S1 PGSD dan satu orang mahasiswa dari program studi Bimbingan Konseling menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong rendah yakni 960-1799 menit/minggu. Satu orang mahasiswa dari program studi Pendidikan Ekonomi menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong sangat rendah yakni 120-959 menit/minggu. Sementara itu satu orang mahasiswa lainnya dari program studi Pendidikan Matematika menggunakan waktu untuk belajar dalam seminggu tergolong sedang yakni 1800-2639 menit/minggu. Hal ini mengindikasikan bahwa masih lebih banyak mahasiswa yang motivasi belajarnya tergolong rendah.

Permasalahan mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah perlu diatasi. Media komunikasi dapat dijadikan solusi untuk membantu meningkatkan motivasi belajar. Hal ini mengingat media komunikasi dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan positif guna merubah perilaku seseorang. Salah satu media komunikasi yang dapat digunakan adalah media T-Shirt (kaos). Suhendra dkk menyebutkan bahwa jika dahulu T-Shirt hanya merupakan pakaian yang digunakan sehari-hari yang dijadikan sebagai pakaian biasa, namun kini T-Shirt telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat, terutama anak muda [2].

(8)

Melihat beberapa riset sebelumnya, tampak bahwa T-Shirt dapat digunakan sebagai media komunikasi visual yang ditujukan untuk memotivasi individu-individu untuk merubah/ memperbaiki perilaku-perilaku buruk menjadi perilaku yang lebih baik. Atas dasar itu, maka dalam penelitian ini akan dibuat rancangan T-Shirt motivasi dengan desain tipografi. Penggunaan T-Shirt motivasi oleh para mahasiswa diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi diri sendiri atau rekan mahasiswa lainnya yang membaca tulisan pada T-Shirt motivasi tersebut, misalnya membuat mahasiswa menjadi rajin belajar. Hal ini mengingat bahwa media dapat memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan atau penyemangat dalam pembelajaran. Media yang baik akan mengaktifkan mahasiswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong mahasiswa untuk melakukan praktek-praktek yang benar [5].

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendesain T-Shirt motivasi yang efektif sebagai media komunikasi mahasiswa FKIP UKSW Salatiga untuk meningkatkan motivasi belajar? Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mendesain T-Shirt motivasi yang efektif sebagai media komunikasi mahasiswa FKIP UKSW Salatiga untuk meningkatkan motivasi belajar. Adapun mahasiswa FKIP tersebut lebih difokuskan pada angkatan 2015 yang menjadi target audience dalam penelitian ini. Berdasarkan temuan awal terhadap lima orang mahasiswa FKIP angkatan 2015 diperoleh informasi bahwa semuanya suka menggunakan T-Shirt dalam beraktivitas sehari-hari karena selain praktis namun tetap terlihat sopan bila digunakan di tempat umum. Oleh karenanya seringkali membeli T-Shirt, bahkan diungkapkan oleh kelima orang mahasiswa tersebut bahwa dalam tiga bulan terakhir telah lebih dari 3 kali membeli T-Shirt.

2. Tinjauan Pustaka

Sejumlah penelitian sebelumnya mengenai penggunaan T-Shirt sebagai media komunikasi yang efektif untuk maksud-maksud tertentu telah dilakukan. Viatra melakukan riset dengan judul “T-Shirt Indieguerillas sebagai Media Komunikasi Visual”. Sebanyak tiga versi kaos yang dibuat yaitu “kaos bagonk”, “kaos kulture mutantes”, dan “kaos psuedo”. Indieguerillas melalui karya seni rupa yang diaplikasikan ke dalam kaos, telah menyampaikan pesan kritis terhadap bangsa Indonesia. Keprihatinan terhadap warisan budaya, nilai dan norma yang mulai terbawa arus globalisasi, terkikis rasa untuk memiliki tradisi budaya, meleburnya identitas yang dibentuk oleh materi dunia, selayaknya generasi penerus bangsa memiliki rasa keperdulian yang ekstra agar tidak sampai kehilangan identitas diri[6].

Pryana dan kawan-kawan melakukan riset dengan judul “Perancangan Komunikasi Visual T-Shirt dengan Tema Moral”. Gaya desain yang dipilih merupakan gaya yang dapat menggabungkan sisi frontal dan tidak frontal sekaligus, gaya yang dapat menggambarkan pesan yang dipilih secara langsung. Gaya utama yang dipilih adalah surealisme karena dapat menggabungkan beberapa elemen desain yang berdiri sendiri menjadi satu, baik itu manusia, hewan, tumbuhan maupun benda. Gaya visual alternatif yang dipilih adalah pendekatan melalui tipografi, dalam pendekatan ini pesan yang dipilih akan disusun dengan font tertentu dan ditambahkan hewan atau benda yang diilustrasikan mirip dengan jenis font yang digunakan dalam desain tersebut. Adapun hasil temuannya menunjukkan bahwa T-Shirt dengan tema moral dibuat sebagai bentuk kepedulian atas maraknya perilaku yang menyimpang pada remaja dan sudah dianggap sebagai perilaku yang lumrah dalam masyarakat seperti terlambat, tidak bertanggung jawab dan sebagainya. Tujuan perancangan adalah mengingatkan remaja mengenai perilaku menyimpang sebagai perilaku yang buruk untuk dilakukan [7].

(9)

berupa bentuk dan gambar, tatanan huruf, serta komposisi warna serta layout, tata letak atau perwajahan [8].

Ada tujuh prinsip desain yang perlu diperhatikan oleh para desainer dalam mendesain sesuatu yaitu: (a) Keseimbangan, merupakan prinsip desain yang paling banyak menuntut kepekaan perasaan, (b) Dominasi, yaitu menonjolkan salah satu unsur tertentu pada sebuah karya dengan tujuan menarik perhatian atau menjadi pusat perhatian, (c) Proporsi, secara umum dapat diartikan sebagai perbandingan antara bagian satu dengan yang lain, (d) Irama, dimana pola yang diciptakan dengan mengulangi dan membuat variasi dari unsur grafis yang ada. Menggunakan bidangan diantaranya (unsur grafis) untuk memberikan kesan gerak, (e) Keserasian, merupakan bentuk kesesuaian antara bagian yang satu dengan bagian yang lain yang dipadukan, (f) Kesatuan, merupakan keterpaduan unsur-unsur untuk menyelaraskan bagian keseluruhan, (g) Hirarki visual, dimana tidak semua komponen grafis sama pentingnya, audience harus terfokuskan/ diarahkan pada satu titik [9].

Ada sejumlah unsur yang ada dalam desain komunikasi visual antara lain sebagai berikut [10]:

a. Bentuk (shape)

Benda apa saja di alam ini, juga karya seni/ desain tentu mempunyai bentuk. Bentuk apa saja yang ada di alam dapat disederhanakan menjadi titik, garis, bidang, gempal. Sementara pada kategori sifatnya, bentuk dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: huruf, simbol dan bentuk nyata.

Sehubungan dengan huruf, ada dua elemen tipografi yang harus diperhatikan yaitu legibility dan readibility. Legibility menyangkut desain, bentuk huruf yang digunakan. Suatu jenis huruf atau karakter-karakternya mudah dikenali dan dibedakan dengan jelas satu sama lain. Sedangkan readibility berhubungan dengan tingkat keterbacaan suatu teks [11].

b. Garis (line)

Sebuah garis adalah unsur desain yang menghubungkan antara satu titik poin dengan titik poin yang lain sehingga bisa berbentuk gambar garis lengkung (curve) atau lurus (straight). Dalam dunia komunikasi visual seringkali digunakan dotted line, solid line, dan garis putus-putus.

c. Warna (color)

Menurut kejadiannya, warna dibagi menjadi dua, yaitu warna additive dan subtractive. Additive adalah warna-warna yang berasal dari cahaya yang disebut spektrum. Sedangkan warna subtractive adalah warna yang berasal dari pigmen. Warna pokok additive ialah red, green, blue (merah, hijau, biru), dalam komputer disebut warna model RGB. Warna pokok subtractive menurut teori adalah sian, magenta dan kuning, dalam komputer disebut warna model CMY. Selanjutnya, di dalam komputer sistem pewarnaan dengan pigmen itu selalu dirumuskan dengan formulasi CMYK. Unsur K berarti kadar atau prosentase warna hitam/ gelap, karena warna selalu mengandung unsur warna gelap.

d. Ukuran (size)

Setiap bentuk tentu memiliki ukuran, bisa besar, kecil, panjang, pendek tinggi, rendah. Ukuran-ukuran ini bersifat nisbi, artinya ukuran tersebut tidak mempunyai nilai mutlak atau tetap, yakni bersifat relatif atau tergantung pada area dimana bentuk tersebut berada.

e. Tekstur (texture)

(10)

licin-kasar, dan keras-lunak. Sedangkan, tekstur lihat adalah tekstur yang dirasakan lewat panca indra penglihatan.

f. Ruang (space)

Ruang merupakan unsur rupa yang mesti ada, karena ruang merupakan tempat bentuk-bentuk berada (exist). Dikarenakan suatu bentuk-bentuk dapat dua dimensi atau tiga dimensi, maka ruang pun meliputi ruang dua dimensi (dwimatra) dan ruang tiga dimensi (trimatra).

g. Arah (direction)

Arah merupakan unsur seni/ rupa yang menghubungkan bentuk raut dengan ruang. Setiap bentuk (garis, bidang, atau gempal) dalam ruang tentu mempunyai arah terkecuali bentuk raut lingkaran dan bola.

Penelitian ini menggunakan media T-Shirt motivasi sebagai media komunikasi grafis. T-Shirt berasal dari kata Shirt”, kata imbuhan “T” muncul karena bentuk pakaian ini yang memang menyerupai huruf “T”. Sehingga, jika digabungkan maka jadilah kata “T-Shirt”. Kata T-Shirt sendiri diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi kaos oblong. T-Shirt atau kaos oblong adalah jenis pakaian yang menutupi sebagian lengan, seluruh dada, bahu, dan perut. Kaus oblong biasanya tidak memiliki kancing, kerah, ataupun saku [12]. T-Shirt atau kaos merupakan suatu jenis media lini bawah yang dapat digunakan sebagai media kounikasi. T-Shirt adalah media komunikasi grafis yang dicetak diatas kain katun, bagian yang dicetak biasanya depan dan belakang, dan terkadang di sisi lengan [13].

T-Shirt motivasi menjadi suatu kekuatan, tenaga atau daya, atau suatu keadaan yang kompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untuk bergerak ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak disadari [14]. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan daya penggerak yang menjamin terjadinya kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkan dapat terpenuhi. Dengan demikian motivasi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang. Apabila seseorang tidak mempunyai motivasi untuk belajar, maka orang tersebut tidak akan mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik, memberikan motivasi kepada pembelajar, berarti menggerakkan seseorang agar mau melakukan sesuatu [15].

Desain T-Shirt motivasi dalam penelitian ini dibuat dengan maksud untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar [16]. Motivasi belajar juga berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan [17]. Motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan-kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai [18].

(11)

3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak bermaksud untuk mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi maupun mempelajari implikasi [20]. Dalam penelitian ini terdapat tahapan-tahapan penelitian seperti pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Adapun penjelasan dari masing-masing tahap penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi masalah

Tahap pertama adalah mengidentifikasi masalah. Adapun yang diidentifikasi adalah jumlah jam belajar mahasiswa per minggunya. Hasil dari identifikasi masalah tersebut diperoleh informasi bahwa motivasi belajar mahasiswa FKIP UKSW tergolong rendah. Hal ini berdasarkan temuan penelitian Aksiani (2013) terhadap mahasiswa FKIP UKSW tahun angkatan 2008-2009 maupun temuan hasil penelitian awal yang dilakukan pada mahasiswa FKIP UKSW angkatan 2015 yang dilihat dari penggunaan waktu untuk belajar dalam seminggu. Berdasarkan hal tersebut maka yang menjadi masalah utamanya adalah bagaimana mendesain T-Shirt motivasi yang efektif sebagai media komunikasi mahasiswa FKIP UKSW Salatiga untuk meningkatkan motivasi belajar.

b. Pembuatan desain

Tahap kedua dari penelitian ini adalah adalah pembuatan desain T-Shirt motivasi, dimana dalam membuat desain T-Shirt motivasi tersebut mengacu pada konsep teori prinsip dan unsur desain yang perlu menjadi perhatian dalam membuat sebuah desain. Proses pembuatan desain meliputi beberapa langkah:

1) Pemilihan dan penyusunan kata-kata motivasi

Pada awalnya, kata-kata yang dipilih dan disusun adalah kata-kata yang disampaikan secara halus agar mahasiswa yang membacanya tidak merasa tersinggung dan ada kesan memberi semangat bagi mahasiswa. Adapun kata-kata tersebut adalah sebagai berikut “jangan berhenti belajar seorang calon pendidik” dan “kami datang untuk belajar, kami pulang membawa ilmu pendidikan”. Kata-kata yang sudah dipilih tersebut selanjutnya dicoba untuk dikomunikasikan ke beberapa orang mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk mendapatkan tanggapan. Dari hasil wawancara diperoleh masukan dari beberapa orang mahasiswa tersebut bahwa sebaiknya kata-kata yang dipilih lebih bersifat sindiran karena jika menggunakan kata-kata yang halus tampaknya kurang memberikan efek yang besar bagi mahasiswa didalam merubah kebiasaan belajarnya. Atas dasar masukan dari mahasiswa tersebut maka dilakukan perbaikan penyusunan kata-kata motivasi. Pada akhirnya kata-kata yang dipilih dan disusun adalah sebagai berikut: “yakin belajar SKS (Sistem Kebut Semalam)”, “kami datang untuk kuliah bukan malas-malasan” dan “jangan kuliah saja belajar juga”.

(12)

Setelah dipilih dan disusun kata-kata motivasi, selanjutnya dibuat desain kasarnya. Desain yang dibuat memperhatikan unsur-unsur desain seperti bentuk (huruf, simbol), garis, warna, ukuran, tekstur, ruang dan arah. Juga memperhatikan prinsip-prinsip desain seperti keseimbangan, dominasi, proporsi, irama, keserasian, kesatuan dan hirarki visual. Pada tahap ini, desain awal kata-kata motivasinya menggunakan tipografi gaya desain vintage. Adapun vintage itu sendiri diartikan sebagai desain masa kini namun dengan gaya jaman dahulu. Hasil desain kasar ini tampak seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Model Desain Vintage

3) Konsultasi dengan seorang pakar desain

Hasil desain kasar yang telah dibuat selanjutnya dikonsultasikan dengan pakar desain guna mendapatkan komentar dan masukan agar nantinya desain yang dibuat benar-benar telah memenuhi prinsip dan unsur-unsur desain komunikasi visual. Adapun pakar desain yang dipilih adalah Ibu Amelia.

Dari hasil konsultasi, diperoleh tanggapan bahwa desain awal dengan gaya vintage dianggap desain yang sudah umum dan kurang tepat untuk maksud penelitian ini. Selain itu tipografinya yang dianggap terlalu rumit. Untuk itu disarankan mengganti gaya desainnya yang mana kemudian dipilih gaya desain art nouveau. Adapun karakteristik dari gaya desain art nouveau ditunjukkan dengan adanya garis-garis lengkung, gaya naturalis tumbuhan, serangga, ataupun simbolisasi-simbolisasi yang menimbulkan kekaguman. Hasil desain art nouveau versi manual ini tampak seperti pada Gambar 3.

Gambar 3. Gaya Desain Art Nouveau versi Manual

(13)

hitam yang mencerminkan keanggunan. Sedangkan untuk warna dasar kaosnya sendiri dipilih warna hitam dan putih. Warna hitam mempersentasikan kekuatan, rasa percaya diri, dramatis, misterius, klasik. Sementara itu, warna putih memberikn kesan suci, bersih, ringan, terang dan dipercaya mengurangi rasa sakit. 4) Penyempurnaan desain (finishing design).

Pada tahap ini, desain kasar yang telah diperbaiki berdasarkan masukan dari pakar dan telah disetujui selanjutnya disempurnakan kedalam bentuk desain yang dibuat secara digital. Hasil desain versi digitalnya ditunjukkan dalam Gambar 4.

Gambar 4. Gaya Desain Art Nouveau versi Digital

c. Pengujian desain

Tahap ketiga adalah pengujian desain T-Shirt motivasi dimana subjek penelitian yaitu mahasiswa FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015 selaku sasaran pengguna dari T-Shirt motivasi diminta untuk memberi komentar atas desain yang telah dibuat. Berdasarkan data pada BARA UKSW Salatiga diketahui jumlah seluruh mahasiswa FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015 adalah sebanyak 403 orang. Tidak semua subjek diteliti, oleh karena itu dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan rumus berikut ini:

N n =

1 + Nd2

Dimana:

n = jumlah subjek (sampel) N = ukuran populasi

d = margin of error sampel yang masih dapat ditolerir (10%)

Berdasarkan rumus di atas maka adapun jumlah subjek (sampel) yang diambil dalam penelitian ini adalah:

403

n = = 80,12 (dibulatkan menjadi 80) 1 + 403(10%)2

Dengan demikian maka subjek dalam penelitian ini berjumlah 80 orang mahasiswa FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015.

d. Penyajian hasil dan analisis

Tahap keempat adalah penyajian hasil dan analisis berupa pemaparan proses pembuatan desain T-Shirt motivasi serta analisis hasil penilaian subjek atas efektif tidaknya desain T-Shirt motivasi yang dibuat sebagai media komunikasi untuk meningkatkan motivasi belajar. Pengukuran motivasi belajar dalam penelitian ini dilihat dari penggunaan waktu untuk belajar dalam seminggu. Pengelompokkan tinggi rendahnya penggunaan waktu untuk belajar mengacu pada rumus menghitung interval atau rentang (range) sebagai berikut [21]:

(14)

jumlah kategori

Jenis data yang digunakan berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung di lapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan [22]. Data primer dalam penelitian ini berupa data mengenai gambaran hasil desain T-Shirt motivasi, gambaran umum subjek penelitian yaitu mahasiswa FKIP UKSW Salatiga angkatan 2015 dan gambaran hasil penilaian subjek atas efektif tidaknya desain T-Shirt motivasi yang dibuat sebagai media komunikasi untuk meningkatkan motivasi belajar. Metode pengumpulan data berupa penyebaran kuesioner. Teknik analis yang digunakan untuk penulisan ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif.

4.Hasil dan Pembahasan

Deskripsi Hasil Desain T-Shirt Motivasi Karya Desain 1

Karya desain yang pertama ini diberi judul “jangan kuliah saja belajar juga”. Media yang dipakai adalah kaos dengan sasarannya adalah remaja unisex / semua jenis kelamin. Kata-kata yang terdapat pada kaos ini sesungguhnya mau mengingatkan para mahasiswa FKIP agar tidak cukup hanya sekedar rajin mengikuti kuliah, tapi juga harus mengalokasikan waktu yang cukup setiap harinya untuk belajar di luar jam kuliah. Tentu saja kata-kata yang tertuang dalam desain kaos ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk lebih rajin belajar. Gambar 5 menampilkan karya desain motivasi versi 1.

Gambar 5. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 1

(15)

Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini. Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis. Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai adalah motif Kalimantan dan garis untuk menghiasi desain kaos motivasi.

Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 1 dari manual desain ke digital desain ditunjukkan pada Gambar 6.

Manual desain Digital desain

Gambar 6. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 1 Dari Manual ke Digital

Berdasarkan Gambar 6 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks yang disusun secara horisontal serta ornamen motif Kalimantan dan garis yang melingkupi teks. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah hitam yang dipadukan dengan warna emas pada teks dan ornamennya sehingga desainnya tampak jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain motif Kalimantan dan jenis font-nya di ART. Berdasarkan Gambar 6 juga terlihat bahwa terdapat sedikit perbaikan model desain pada desain digitalnya. Hal ini dimaksudkan agar hasil akhir desain T-Shirt motivasinya menjadi lebih sempurna.

Karya Desain 2

(16)

Gambar 7. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 2

Karya desain yang dibuat memperlihatkan gambar susunan tipografi yang dipadu dengan motif Kalimantan dan ornamen garis. Penggambaran ilustrasi tersebut menggunakan corak ilustrasi non realistik. Hal tersebut dapat dilihat pada ilustrasinya yang hanya menggunakan susunan tipografi.Warna yang digunakan pada desain tersebut adalah warna emas yang memiliki makna prestasi, kesuksesan, kemewahan, kemenangan dan juga kemakmuran. Makna tersebut sama seperti emas dalam bentuk fisik yang menjadi komoditas berharga dan juga prestise. Selain itu, penggunaan warna emas untuk motif kalimantan pada desain tipografinya digunakan untuk mendukung ilustrasi hand lettering yang merupakan karya sendiri berupa tipe sans serif. Sementara itu untuk warna font dipilih warna hitam yang dianggap merepresentasikan kekuatan dan rasa percaya diri, alasan lainnya untuk dipadankan dengan warna dasar T-Shirt sehingga mudah dibaca kata-kata motivasinya. Sebagai warna dasar dari T-Shirt dipilih putih yang dalam psikologi erat kaitannya dengan kesan bersih, suci, ringan, dan “terang”. Bagaimanapun, warna hitam merepresentasikan kekuatan, rasa percaya diri, dramatis, misterius, klasik. Pola komposisi yang digunakan pada ilustrasi tersebut adalah pola asimetris. Terlihat pada penempatan susunan tipografinya yang diletakkan dengan variasi bentuk dan tidak sejajar satu sama lain.

Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini. Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis. Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai adalah motif Kalimantan dan garis untuk menghiasi desain kaos motivasi.

Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 2 dari manual desain ke digital desain ditunjukkan pada Gambar 8.

Manual desain Digital desain

(17)

Gambar 8. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 2 Dari Manual ke Digital

Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks yang disusun secara horisontal serta ornamen motif Kalimantan dan garis yang melingkupi teks. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah hitam yang dipadukan dengan warna emas pada teks dan ornamennya sehingga desainnya tampak jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain motif Kalimantan dan jenis font-nya di ART.

Karya Desain 3

Karya desain yang ketiga ini diberi judul “yakin belajar SKS ? Sistem Kebut Semalam”. Media yang dipakai adalah kaos dengan sasarannya adalah remaja unisex / semua jenis kelamin. Kata-kata yang terdapat pada kaos ini sesungguhnya mau mengingatkan para mahasiswa FKIP bahwa belajar SKS bukanlah pilihan yang baik dalam mahasiswa mempelajari ilmu pengetahuan. Bayangkan saja, dalam waktu satu malam seorang mahasiswa harus mengingat semua materi. Mempelajari banyak materi dalam waktu semalam kurang efektif jika ingin pengetahuan baru tersebut bisa bertahan lama dalam otak. Sejumlah studi telah mengungkapkan bahwa mengatur waktu belajar dalam periode tertentu jauh lebih eferktif dibandingkan menumpuk semuanya sekaligus dalam satu sesi belajar. Tentu saja kata-kata yang tertuang dalam desain kaos ini diharapkan memotivasi mahasiswa untuk merubah cara belajarnya.

(18)

Gambar 9. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 3

Desain terdiri dari teks dan motif Kalimantan dimana motif bentuk garis lengkungan mirip tanaman pakis dan ada juga bunga terong dalam motif Kalimantan ini. Teks terletak ditengah antara ornamen motif Kalimantan dan garis yang menghiasi desain teks motivasi ini. Pembuatan desain ini mulai dari manual sampai digital mengunakan software grafis. Komposisi teks yang ditampilkan adalah horisontal dengan rata tengah. Ornamen yang dipakai adalah motif Kalimantan dan prisma segi enam untuk menghiasi desain kaos motivasi.

Adapun hasil karya desain T-Shirt Motivasi versi 3 dari manual desain ke digital desain ditunjukkan pada Gambar 10.

Manual desain Digital desain

Gambar 10. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 3 Dari Manual ke Digital

Berdasarkan Gambar 10 terlihat bahwa keseimbangan dalam karya tampak dari teks yang disusun secara horisontal dan ornamen motif Kalimantan yang dilingkupi oleh prisma segi enam. Keserasian dalam hal warna tampak terlihat dimana warna dasar dari T-Shirt adalah hitam yang dipadukan dengan warna emas pada ornamennya dan hitam untuk teksnya sehingga desainnya tampak jelas untuk dilihat. Orginal karya terletak pada kata-kata motivasi, desain motif Kalimantan dan jenis font-nya di ART.

Hasil Penilaian terhadap Karya Desain T-Shirt Motivasi

(19)

ketiga desain yang dibuat kurang terasa karena nuansa dekoratifnya masih sangat minim. Oleh karenanya menurut beliau bahwa perlu memperbanyak ornamen-ornamen agar art nouveau lebih tampak pada ketiga karya desain tersebut. Sehubungan dengan kreasi jenis font yang dibuat, seperti telah disebutkan dimuka bahwa jenis font yang dibuat bukanlah font standar melainkan font hasil kreasi sendiri. Menurut ahli desain, kreasi jenis font pada ketiga karya desain masih kurang mengarah pada gaya art nouveau karena font yang dibuat tampak solid dan kaku sehingga gaya art nouveau kurang terlihat. Oleh karenanya menurut beliau bahwa jenis font bisa dikaji lagi dengan memperkuat gaya art nouveau yang meliuk-liuk pada font-nya. Namun demikian, ahli desain menilai bahwa untuk ukuran fontnya sudah memenuhi syarat fungsional atau keterbacaan dalam arti masih bisa dibaca dengan jelas untuk jarak pandang tertentu.

Berkaitan dengan pilihan warna font dan warna dasar T-Shirt, sudah cukup baik hanya saja menurut ahli desain bahwa pilihan warnanya masih terlalu mainstream, berkesan umum karena warna font dan warna dari desain motif Kalimantan tidak dibedakan sehingga terkesan biasa atau umum. Hal ini menurut ahli desain bahwa keunikan dari art nouveau kurang dirasakan karena warna yang kurang mewakili makna dari motif Kalimantan. Oleh karena itu, sebaiknya warna font dan warna desain harus dibedakan agar tampak lebih jelas. Untuk desain motif Kalimantan-nya bisa menggunakan warna asli pada motif Kalimantan yang identik dengan warna kuning dan merah agar lebih menonjol. Sementara itu, untuk warna font tetap menggunakan warna gold jadi bisa terlihat pembacanya. Terkait dengan tata letak desainnya, menurut ahli desain tata letaknya sudah baik yaitu di bagian depan dari T-Shirt serta berada pada posisi center dan model tulisan yang horizontal sehingga mudah dilihat pembaca lainnya. Desain T-Shirt motivasi yang dibuat pada akhirnya harus memenuhi kebutuhan dan selera pasar. Menurut ahli desain bahwa desain T-Shirt motivasi yang dibuat sudah sesuai untuk batasan usia para mahasiswa, akan tetapi kurang memiliki daya tarik yang khas guna mendorong minat beli. Hal ini bisa disebabkan karena pemilihan warna desain motif Kalimantan yang disamakan dengan warna font-nya seharusnya bisa disesuaikan ciri khas motif kalimantan.

Maksud pembuatan desain T-Shirt motivasi adalah untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Namun, menurut pandangan ahli desain bahwa desain T-Shirt motivasi yang dibuat kurang memotivasi mahasiswa untuk belajar karena kata-katanya kurang mengandung sarkasme/ ironi/ sindiran, atau bisa juga berupa kata mutiara/ nasihat/ kalimat supportif. Kata-kata nasihat cenderung lebih halus sehingga lebih terkesan tidak menyinggung bagi si pemakai ataupun yang membacanya. Dengan demikian maka pesan yang ingin disampaikan lebih mudah diterima dengan baik.

Adapun kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi 1 adalah “Jangan Kuliah Saja, Belajar Juga”, kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi 2 adalah “Kami Datang untuk Kuliah Bukan Malas Malasan”, serta kata-kata motivasi yang terdapat pada desain versi 3 adalah “Yakin Belajar SKS? Sistim Kebut Semalam”. Pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain T-Shirt motivasi ini menurut ahli bahasa yang dimintai pendapatnya menyebutkan bahwa kata-kata motivasi tersebut belum pernah ada sebelumnya. Frase-frase motivasi yang berkembang di masyarakat memang sudah lama ada, akan tetapi untuk di dunia pendidikan sepengetahuan ahli bahasa tersebut memang belum ada. Pilihan kata-kata motivasi menurut ahli bahasa sudah menarik, akan tetapi belum sampai sangat menarik.

(20)

Pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain T-Shirt motivasi ini mungkin saja dapat menyinggung perasaan para mahasiswa yang membacanya. Namun menurut ahli bahasa kata-kata yang sifatnya menyinggung bisa saja digunakan bila itu dengan maksud untuk membangun diri untuk berubah lebih baik. Selanjutnya, dalam konteks penelitian ini dikemukakan oleh ahli bahasa bahwa pilihan kata-kata motivasi yang digunakan dalam desain T-Shirt motivasi ini efektif dalam merubah perilaku mahasiswa agar lebih termotivasi untuk belajar.

Desain T-Shirt motivasi ini dibuat dengan sasaran penggunanya adalah mahasiswa FKIP angkatan 2015. Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa lebih banyak responden perempuan yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner yaitu sebanyak 54 orang (67,5%). Sementara itu sebanyak 26 orang (32,5%) adalah responden laki-laki. Sebagian besar responden berusia 20 tahun yaitu sebanyak 38 orang (47,5%). Mayoritas berasal dari program studi PGSD yaitu sebanyak 64 orang (80,0%).

Setiap mahasiswa sepatutnya tekun dalam belajar yang dapat dilihat dari jumlah jam belajar/ minggunya. Responden terbanyak mempunyai jumlah jam belajar/ minggu antara 6 - 12 jam yaitu sebanyak 30 orang (37,5%), ini artinya sebagian besar responden mempunyai jumlah jam belajar/ minggu yang tergolong rendah. Oleh karena itu maka perlu dicari solusi, salah satunya melalui pembuatan T-Shirt motivasi. Umumnya kaum muda suka menggunakan T-Shirt, hal ini dibuktikan dari pendapat 59 orang (73,7%) bahwa suka menggunakan T Shirt dalam beraktivitas sehari-hari.

Sebanyak 3 hasil karya desain T-Shirt motivasi telah dibuat. Kata-kata motivasi yang dibuat hendaknya mampu menarik perhatian. Menurut 61 orang (76,2%) setuju bahwa kata-kata motivasi yang terdapat pada desain T-Shirt versi 1 dan versi 2 menarik perhatian karena kata-katanya simpel dan mudah dipahami serta menegaskan kembali maksud dan tujuan mahasiswa kuliah di UKSW. Sebanyak 50 orang (62,5%) setuju bahwa kata-kata motivasi yang terdapat pada desain T-Shirt versi 3 menarik perhatian karena kata-katanya tidak bertele-tele, menyindir tapi sesuai dengan kenyataan.

5.Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada tiga karya desain T-Shirt motivasi yang dibuat dengan menggunakan gaya desain art nouveau. Ketiga desain tersebut meskipun kurang terasa gaya art nouveau-nya menurut ahli desain akan tetapi mendapat penilaian yang baik dari responden mahasiswa FKIP angkatan 2015 untuk semua unsur desain yang dinilai. Penilaian sedikit berbeda dari ahli desain dalam hal jenis font, warna font dan warna dasar T-Shirt yang dianggap masih terlalu mainstream. Sehubungan dengan pilihan kata-kata motivasi dikaitkan dengan motivasi belajar, menurut responden mahasiswa FKIP angkatan 2015 dan ahli bahasa bahwa kata-kata motivasi yang tertuang dalam karya desain T-Shirt motivasi mampu meningkatkan motivasi mahasiswa untuk rajin belajar. Sementara itu, dari ketiga versi desain T-Shirt motivasi, paling banyak responden mahasiswa FKIP angkatan 2015 yang menilai bahwa desain T-Shirt motivasi versi 1 “Jangan Kuliah Saja, Belajar Juga” adalah desain yang paling mampu memotivasi mahasiswa untuk belajar.

6. Daftar Pustaka

[1] Aksiani, W., 2013, Hubungan antara Penggunaan Waktu Belajar dan Motivasi Belajar dengan Penguasaan Kompetensi Guru di Kalangan Mahasiswa FKIP UKSW Salatiga, Salatiga: Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW.

(21)

[3] Wardhana, L.A.P.A dan Sulistyaningtyas, I.D., 2014. Evaluasi Komponen Pesan dan Media Kampanye No Tiket No Game pada Suporter Klub Sepak Bola Brigata Curva SUD PSS Sleman. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya.

[4] Napitu, J., 2012. Kampanye Bahaya Narkotika di Bali melalui Desain Media Komunikasi Visual. Denpasar: Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia. [5] Agusrida, 2017. Strategi Menumbuhkan Motivasi Belajar Peserta Didik. http://bdkpadang.kemenag.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id= 452:strategi-menumbuhkan-motivasi-belajar-peserta-didik&catid=41:top-headlines. Diakses tanggal 20 Agustus 2017.

[6] Viatra, A.W., 2017. T-Shirt Indieguerillas sebagai Media Komunikasi Visual. Besaung Jurnal Seni Desain dan Budaya Vol 2 No 1, Maret 2017.

[7] Pryana, A.P., Soehardjo, A.J., dan Prasetyadi, B., 2014. Perancangan Komunikasi Visual T-Shirt dengan Tema Moral. Jurnal DKV Adiwarna Universitas Kristen Petra Surabaya Vol 1 No 4.

[8] Kusrianto, A., 2009. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI Offset.

[9] Sunaryo, A., 1993. Desain Dasar 1. Semarang: Jurusan Seni Rupa Unveritas Negeri Semarang.

[10] Sanyoto, S.E., 2009. Nirmana, Dasar-dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra. [11] Sari, N.L.D.I.D., 2013. Elemen Visual Kemasan Sebagai Strategi Komunikasi

Produk. Jurnal Komunikasi PROFETIK Vol 6 No 1, April 2013.

[12] Limanto, H., 2017. Awal Mula T-Shirt. http://wearwareclothing.com/ awal-mula-t-shirt/. Diakses tanggal 13 Maret 2017.

[13] Pujiriyanto, 2005. Desain Grafis Komputer (Teori Desain Grafis Komputer). Yogyakarta: ANDI Offset.

[14] Makmun, A.S., 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosda Karya Remaja. [15] Anonim, 2017. Kaos Motivasi. http://ghirah.com/kaos-motivasi/. Diakses tanggal 10

Januari 2017.

[16] Mulyadi, 1991. Psikologi Pendidikan. Malang: IAIN Sunan Ampel. [17] Tadjab, M.A., 1990. Ilmu Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.

[18] Winkel, W.S., 2007. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

[19] Hanafi, M., 2016. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Facebook terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa FISIP Universitas Riau. JOM FISIP Vol 3, No 2 .

[20] Azwar, S., 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar [21] Supramono dan Sugiarto., 1993. Statistika. Yogyakarta: Andi Offset

Gambar

Gambar 3. Gaya Desain Art Nouveau versi Manual
Gambar 4. Gaya Desain Art Nouveau versi Digital
Gambar 5. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 1
Gambar 6. Karya Desain T-Shirt Motivasi Versi 1 Dari Manual ke Digital
+3

Referensi

Dokumen terkait

The aim of this work is to present the architecture and describe the functionality of a Web-based adaptive educational environment which employs a 3- tier architecture.A new

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Danica (2009) yang menunjukkan bahwa ROA berpengaruh positif terhadap DPR.. Berdasarkan tabel 8, model

Bahwa dalam rangka pelaksanaan Tugas Pendidikan dan Pengajaran Program s-l Reguter FIK UNY perlu menetaptan'Oosen Tetap FakultT yang diberi tugasmengajar dan menguji untuk

FIK-LINY Kampus Wates perlu menetapkan Dosen FIK dan Dosen antar Fakultas yang diberi tugas mengajar dan menguji pada Program D-lI dan S I PGSD Penjas Swadana.. Bahwa

(dua ratus delapan puluh delapan juta lima ratus delapan puluh lima ribu rupiah) Hasil evaluasi pelelangan untuk seluruh peserta yang dievaluasi adalah sebagai berikut :.

A nonbutting member nonbutting member is “a joint member that is free to is “a joint member that is free to move in any direction perpendicular to its thickness move in

Kandungan Nutrisi Bahan Pakan yang Digunakan dalam Penelitian..

Dalam faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat