• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Cinta Tanah Air - PENINGKATAN CINTA TANAH AIR DAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI KEKAYAAN ALAM DAN KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DI KELAS III SD NEGERI 1 PENAMBONGAN - repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Cinta Tanah Air - PENINGKATAN CINTA TANAH AIR DAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI KEKAYAAN ALAM DAN KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DI KELAS III SD NEGERI 1 PENAMBONGAN - repository "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

A. Landasan Teori 1. Cinta Tanah Air

Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti

yang membedakan seseorang dengan yang lain. Karakter merupakan

nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa,

diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang terwujud

dalam pikiran, sikap perasaan, perkataan dan perbuatan berdasarkan

norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Seseorang yang memiliki karakter baik ialah yang bisa membuat

keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan

yang dibuat serta selalu peduli terhadap lingkungannya, kepada

masyarakat sekitarnya. Seseorang akan mengerti bahwa sebaik-baik

kehidupan adalah yang berguna bagi sesamanya.

Karakter adalah nilai yang unik baik yang terpatri dalam diri dan

dalam perilaku. (Kemendiknas, 2010). Ditjen Mendikdasmen (dalam

jurnal Setiawati 2015: 66), menjelaskan perbedaan karakter antar individu

yakni :” Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri

khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup

(2)

adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang ia buat.”

Berkarakter baik menjadi frase kunci bahwa ada orang yang memiliki

karakter baik dan ada yang berkarakter buruk. Rahmat P. S. (2014:248)

menjelaskan bahwa karakter berkaitan dengan keputusan baik-buruk,

keteladanan, memelihara apa yang baik & mewujudkan kebaikan itu

dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Adapun nilai-nilai karakter yang diharapkan dimiliki oleh siswa

yaitu sebagai berikut. (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5)

kerjasama, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10)

semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13)

bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16)

peeduli lingkungan, (17) peduli sosial, dan (18) tanggung jawab

(Kemendiknas, 2010).

Salah satu nilai karakter yang akan dibahas dalam penelitian ini

yaitu sikap cinta tanah air. Di dalam Pusat kurikulum, pengembangan dan

pendidikan budaya & karakter bangsa, Cinta tanah air adalah cara berfikir,

bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan

penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya,

ekonomi, dan politik bangsa. Adapun indikator sikap cinta tanah air untuk

(3)

a. Mengagumi keunggulan geografis dan kesuburan tanah wilayah Indonesia.

b. Menyenangi keragaman budaya dan seni di Indonesia.

c. Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yang dimiliki Indonesia.

d. Mengagumi keragaman hasil-hasil pertanian, perikanan, flora, dan fauna Indonesia.

e. Mengagumi kekayaan hutan Indonesia.

f. Mengagumi laut serta perannya dalam kehidupan bangsa Indonesia. (Kemendiknas, 2010)

Dari indikator di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dari

karakter cinta tanah air antara lain :

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Sekolah dan Kelas dalam pengembangan karakter.

Nilai Indikator sekolah Indikator kelas

Cinta tanah air

- Menggunakan produk

buatan dalam negeri

- Menggunakan bahasa

Indonesia yang baik dan benar.

presiden, bendera negara, lambang negara, peta

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang diperoleh peserta didik

(4)

kelompok dalam proses belajar dan dapat diketahui dan dilihat dari

hasil pengetahuannya melalui evaluasi.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang sangat potensial

dalam sejarah kehidupan manusia karena sepanjang tentang

kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan

kemampuan masing-masing. (Arifin, 2013:12)

Pengertian prestasi belajar juga dijelaskan oleh Surya dalam

Priansa (2014:66), bahwa prestasi belajar adalah perubahan perilaku

individu. Individu akan memperoleh perilaku yang baru, menetap,

fungsional, positif, disadari dan sebagainya. perubahan perilaku dari

prestasi belajar adalah perilaku secara keseluruhan yang mencakup

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Mulyasa (2014:190) juga

menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan hasil interaksi berbagai

faktor, baik internal maupun eksternal.

Prestasi belajar merupakan tingkatan seseorang untuk

menerima, menolak, dan menilai informasi yang diperoleh dalam

kegiatan belajar mengajar. Alat ukur yang dibuat untuk mengetahui

hasil prestasi belajar dalam mempelajari materi pelajaran dinyatakan

dalam bentuk nilai atau rapor. Prestasi belajar dapat diketahui setelah

diadakan evaluasi, hasil evaluasi itulah yang nantinya akan

memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

b. Fungsi Prestasi Belajar

Fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator

(5)

menyatakan bahwa kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan

manusia pada tingkat dan jenis tertentu dapat memberikan kepuasan

tersendiri pada manusia, semakin terasa penting untuk

dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara

lain:

1)Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

2)Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu, termasuk kebutuhan peserta didik dalam suatu program pendidikan. 3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4)Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu

institusi pendidikan.

5)Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) peserta didik. (Arifin, 2013:12)

Penjelasan di atas dapat dimengerti betapa pentingnya untuk

mengetahui prestasi belajar peserta didik, baik secara perseorangan

atau kelompok, karena dalam fungsi prestasi tidak hanya sebagai

indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai

indikator kualitas pendidikan. Prestasi belajar juga berguna sebagai

umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan diagnosis,

penempatan atau bimbingan terhadap peserta didik.

Sebagaimana dikemukakan oleh Cronbach (dalam bukunya

Arifin, 2013:13) bahwa kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya,

bergantung kepada ahli dan versinya masing-masing. Namun

diantaranya yaitu ; (a) sebagai umpan balik bagi pendidik dalam

(6)

bimbingan dan penyuluhan ; (d) untuk keperluan seleksi ; (e) untuk

keperluan penempatan atau penjurusan ; (f) untuk menentukan isi

kurikulum ; (g) untuk menentukan kebijaksanaan sekolah.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Keberhasilan prestasi belajar yang diperoleh oleh seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung dan menunjang.

Slameto (2010:54-72) dalam bukunya, menjelaskan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa di

sekolah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

1) Faktor Intern (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor Intern yaitu keadaan kondisi jasmani atau rohani siswa. Faktor intern dibagi menjadi tiga faktor yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

a) Faktor jasmaniah

(1) Faktor kesehatan, yaitu dalam keadaan baik segenap badan serta bagian-bagiannya atau bebas dari penyakit. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin.

(2) Cacat tubuh, merupakan sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai badan atau tubuh. Cacat itu berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lainnya. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya akan terganggu.

b) Faktor psikologis

Faktor yang tergolong dalam faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain :

(1) Intelegensi, yaitu faktor yang berkaitan dengan

(7)

cepat dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan baik.

(2) Perhatian, yaitu perhatian yang terarah dengan baik akan menghasilkan pemahaman dan kemampuan yang mantap. (3) Minat, yaitu kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

(4) Bakat, yaitu kemampuan potensi yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. (5) Motif, merupakan keadaan untuk mencapai tujuan sebagai

daya penggerak dan pendorong.

(6) Kematangan, merupakan suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

(7) Kesiapan, merupakan kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan.

c) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang ada dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, seingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.

2) Faktor ekstern (faktor dari luar siswa)

Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga yaitu: a) Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Sekolah

(8)

c) Masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Faktor ekstern meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

Dalyono dalam bukunya Priansa (2014:66) juga menyatakan

bahwa “faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah

faktor internal (kesehatan, intelegensi, dan bakat, minat, motivasi, cara

belajar) dan faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan sekitar)”. Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan

dapat mmembentuk kepribadiaan anak, karena dalam pergaulan

sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan

kebiasaan lingkungannya. Untuk itu perlu adanya lingkungan yang

baik untuk membentuk pengaruh positif terhadap anak sehingga anak

dapat belajar dengan baik.

Dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar yang

didapatkan oleh peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor, baik

faktor dari dalam diri peserta didik itu sendiri (faktor intern) maupun

faktor dari luar diri siswa (faktor ekstern). Apabila faktor itu

mendukung, maka akan memudahkan peserta didik dalam

meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya faktor penghambat akan

menjadi sebuah tantangan bagi peserta didik untuk mencapai prestasi

(9)

3. Pendidikan Kewarganegaraan di SD

a. Pengetian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu mata pelajaran

yang ada di sekolah khususnya Sekolah Dasar yang perlu dioptimalkan

pada peserta didik, karena mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan bukan hanya sebagai mata pelajaran saja, namun di

dalamnya terdapat nilai-nilai moral dan budi pekerti yang dapat

berguna bagi perkembangan anak.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk

membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar

berkenaan dengan hubungan antarwarga negara dengan negara serta

pendidikan pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat

diandalkan oleh bangsa dan negara (Penjelasan Pasal 39

Undang-Undang No. 2 Tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Pendidikan Kewarganegaraan menurut Zamroni (dalam

Taniredja, 2013:2) adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk

mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak

demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi

baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang

paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Demokrasi adalah suatu

learning process yang tidak begitu saja meniru dan

mentransformasikan nilai-nilai demokrasi. Selain itu, Pendidikan

(10)

pendidikan yang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik

sehingga yang bersangkutan memiliki political knowledge, awareness,

attitude, political efficacy, dan political participation, serta kemampuan

mengambil keputusan politik secara rasional dan menguntungkan bagi

dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.

Taniredja (2009:3) menjelaskan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan usaha membekali peserta didik dengan

pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar

warga negara dengan Negara serta pendidikan pendahuluan bela

negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan

Negara. Zubaedi (2012:281) juga menyatakan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan

mengembangkan kemampuan memahami, menghayati, dan meyakini

nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman berperilaku dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sehingga menjadi warga

negara yang bertanggungjawab dan dapat diandalkan serta memberi

bekal kemampuan untuk belajar lebih lanjut.

Dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan sebuah pelajaran yang memfokuskan

pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu

melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga

Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

(11)

penyiapan generasi muda untuk mengambil peran dan

tanggungjawabnya sebagai warga negara yang bertujuan untuk

mempersiapkan warga masyarakat yang berpikir kritis dan bertindak

demokratis serta merupakan usaha untuk membekali peserta didik

dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenaan dengan

hubungan antar warga negara dengan negara serta pendidikan

pendahuluan bela negara menjadi warga negara yang dapat diandalkan

oleh bangsa dan negara.

b. Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan

Trifungsi PKn seperti yang diungkapkan Djahiri (1996:19),

adalah sebagai berikut:

1) Membina dan membentuk kepribadian atau jati diri manusia Indonesia yang berjiwa Pancasila dan berkepribadian Indonesia. 2) Membina bangsa Indonesia melek politik, melek hukum dan melek

pembangunan serta melek permasalahan diri, masyarakat, bangsa dan negara.

3) Membina pembekalan siswa (substansial dan potensi dirinya untuk belajar lebih lanjut)

c. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (dalam

Permendikanas, 2010) bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menghadapi

isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

(12)

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk

diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar

dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti pembelajaran di

kelas III dengan Standar Kompetensi 4. Memiliki kebanggaan sebagai

bangsa Indonesia.

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1. Memiliki kebanggaan

sebagai bangsa

Indonesia

1.1 Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.

Sumber: panduan KTSP

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar diatas

maka dapat diketahui materi yang akan dijadikan bahan dalam

penelitian yaitu: kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia.

4. Strategi Pembelajaran Card Sort

Silberman (1996) menjelaskan bahwa Card Sort adalah suatu

strategi pembelajaran berupa potongan-potongan kertas yang dibentuk

seperti kartu yang berisi informasi atau materi pelajaran. Card Sort yaitu

suatu strategi yang digunakan pendidik dengan maksud mengajak peserta

didik untuk menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang

(13)

Warsono dan Hariyanto (2012) mengemukakan bahwa Card Sort

sangat cocok untuk materi yang berisi konsep-konsep, fakta-fakta dan

mereview materi yang telah siswa peroleh. Card Sort merupakan kegiatan

kolaboratif yang bisa digunakan untuk mengajarkan konsep,

penggolongan sifat, fakta tentang suatu obyek atau mengulang ilmu yang

telah diberikan sebelumnya atau mengulangi informasi. Gerakan fisik

yang dilakukan dalam strategi pembelajaran Card Sort dapat membantu

mengurangi kejenuhan di kelas.

Strategi pembelajaran Card Sort merupakan salah satu model

pembelajaran aktif. pembelajaran dilakukan dengan cara setiap siswa

diberi kartu indeks yang berisi informasi tentang materi yang akan

dibahas, kemudian siswa mengelompokkan sesuai dengan kartu indeks

yang dimilikinya. Setelah itu siswa mendiskusikan dan mengemukakan

hasil diskusi tentang materi dari kategori kelompoknya

Strategi pembelajaran Card Sort juga menekankan pada keaktifan

anak, yaitu dengan pemberian media konkrit yaitu kartu indeks berisi

informasi kemudian dianalisis sendiri oleh siswa, sehingga siswa mencari

pemahaman sendiri akan konsep materi yang sedang dipelajari. Dengan

adanya proses tersebut diharapkan akan mempermudah dalam penanaman

konsep khususnya agar dapat meningkatkan cinta tanah air dan prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran PKn di sekolah dasar.

Silberman (1996:157) menjelaskan bahwa langkah-langkah strategi

(14)

a. Berilah masing-masing peserta didik kartu indeks yang berisi informasi atau contoh yang cocok dengan satu atau lebih kategori. b. Mintalah peserta didik untuk berusaha mencari temannya di ruang

kelas dan menemukan orang yang memiliki kartu dengan kategori sama (Anda bisa mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau biarkan peserta mencarinya).

c. Biarkan peserta didik dengan kartu kategorinya yang sama menyajikan sendiri kepada orang lain.

d. Selagi masing-masing kategori dipresentasikan, buatlah beberapa poin mengajar yang anda rasa penting.

e. Mulai dari komentar atau hasil presentasi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

f. Kesimpulan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam prosedur penggunaan Card Sort

antara lain:

a.Kartu-kartu tersebut jangan diberi nomor urut b.Kartu-kartu tersebut dibuat dalam ukuran yang sama

c.Jangan memberi “tanda kode” apapun pada kartu-kartu tersebut d.Kartu-kartu tersebut terdiri dari “beberapa bahasan” dan dibuat dalam

jumlah yang banyak atau sesuai dengan jumlah siswa.

e.Materi yang ditulis dalam kartu-kartu tersebut, telah diajarkan dan telah dipelajari oleh siswa.

Kelebihan strategi pembelajaran Card Sort yaitu:

a.Guru mudah menguasai kelas

b.Dapat mengarahkan siswa yang merasa penat terhadap pelajaran yang telah diberikan.

c.Dapat membina siswa untuk bekerjasama dan mengembangkan sikap saling menghargai pendapat.

d.Pelaksanaannya sangat sederhana dan siswa mudah dalam mengelompokkan pokok-pokok materi sehingga mudah dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru.

Kekurangan strategi pembelajaran Card Sort yaitu:

(15)

bukan sasaran tujuan yang diinginkan dalam arti terjadi penyimpangan dari persoalan semula.

b.Siswa perlu perhatian lebih sehingga tidak keseluruhan siswa dapat diperhatikan dengan baik.

c.Banyak menyita waktu terutama menyiapkan model pembelajaran aktif tipe pemilihan kartu. (Amelia:16)

Kelemahan strategi pembelajaran card sort dapat di atasi dengan cara

guru tidak terlalu banyak memberikan hiasan dalam membuat kartu,

hendaknya guru membagikan kartu langsung kepada siswa ke mejanya

masing-masing sambil memberikan instruksi dengan bahasa yang jelas dan

mudah dipahami siswa.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang mendukung yaitu oleh Amelia (2013) pada

skripsinya yang berjudul “Pengaruh Metode Card Sort Terhadap Motivasi

Belajar Siswa”. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara metode Card Sort terhadap motivasi belajar siswa.

Peningkatan itu ditunjukkan dengan angka hasil produk moment.

Penelitian yang dilakukan Amelia diperkuat dengan artikel yang

ditulis oleh Ulfa, dkk (2013) dengan judul penelitiannya “Penerapan Strategi

Pembelajaran Card Sort Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Tentang

Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Di Kelas V SDN 01 Ngasem” yaitu menunjukkan hasil bahwa penerapan strategi pembelajaran Card Sort dapat meningkatkan

hasil belajar IPA materi cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V SDN 01

Ngasem, Colomadu tahun ajaran 2012/2013. Hal itu dibuktikan dengan

(16)

adalah 63,67, pada siklus I nilai rata-rata menjadi 67 dan pada siklus II

meningkat menjadi 80,33. Ketuntasan nilai kognitif cahaya dan sifat-sifatnya

pada pratindakan sebanyak 7 siswa atau 38,89%, siklus I sebanyak 13 siswa

atau 72,22%, dan pada siklus II sebanyak 15 siswa (83,33%). Hal tersebut

menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar setelah menggunakan

strategi pembelajaran card sort sehingga strategi ini efektif untuk digunakan

dalam proses pembelajaran.

C. Kerangka Berpikir

Peningkatan yang diharapkan pada rasa cinta tanah air dan prestasi

belajar harus melalui sebuah proses pembelajaran yang baik dan benar.

Kondisi awal sebelum dilaksanakan penelitian tindakan kelas diperoleh dari

tindakan refleksi awal serta melakukan identifikasi masalah untuk dapat

mencari solusi yang tepat. Ditemukan bahwa rasa cinta tanah air dan prestasi

belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas III SD Negeri 1

Penambongan masih rendah. Rendahnya rasa cinta tanah air dan prestasi

belajar siswa dalam pembelajaran diduga karena ketidaktepatan pembelajaran

pada materi tersebut.

Berdasarkan kendala yang dialami oleh guru, karakteristik siswa, serta

temuan-temuan yang terdapat di dalam kelas, dan berdasarkan kesepakatan

dengan guru kelas, perbaikan pembelajaran dapat dilakukan dengan salah satu

upaya yaitu menerapkan model pembelajaran Card Sort pada mata pelajaran

PKn materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia. Hal tersebut

(17)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam

penelitian ini diajukan hipotesa sebagai berikut :

1. Penerapan strategi pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran

dapat meningkatkan rasa cinta tanah air siswa pada Pendidikan

Kewarganegaraan materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia

di kelas III SD N 1 Penambongan.

2. Penerapan strategi pembelajaran Card Sort dalam proses pembelajaran

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada Pendidikan

Kewarganegaraan materi kekayaan alam dan kekhasan bangsa Indonesia

di kelas III SD N 1 Penambongan. Kondisi Awal

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru,

2. Siswa masih belum

memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi 3. Siswa kesulitan menyebutkan

ragam budaya yang dimiliki

Penerapan strategi pembelajaran

Gambar

Tabel 2.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir n

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengamatan tanaman tomat yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga, umur berbuah, umur panen, jumlah buah per tanaman, bobot buah per tanaman, diameter buah, berat

CBC (Cipher Block Chaining) sebagai salah satu metode dasar kriptografi modern yang bekerja dalam block telah banyak dikaji untuk meningkatkan kemanan data. Penggunaan

 Tanda (*) korelasi signifikan pada tingkat kepercayaan 95% berdasarkan uji korelasi (hubungan sangat kuat)..  Tanda (-) menunjukkan hubungan korelasi

EVALUASI MUTU EMPING MELINJO YANG DIPENGARUHI OLEH FREKUENSI PENGGORENGAN DAN LAMA PENYIMPANAN BERDASARKAN WARNA, BILANGAN PEROKSIDA,ANGKA ASAM DAN SIFAT SENSORINYA.. EVALUATION

Dengan adanya banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi, maka dalam penelitian ini penulis hanya akan membahas mengenai pengaruh disiplin belajar, iklim kelas

ANALISA KORELASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, ASAM ASKORBAT, DAN TOTAL FENOL PADA SAWI SENDOK. ► Sawi

Paparan tersebut memberikan keterangan bahwa Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam yang memberikan pendidikan dan pengajaran serta mengembangkan dan menyebarkan

Meskipun pemberontakan RMS berhasil ditumpas pada tahun yang sama oleh militer Indonesia, kelompok masyarakat Ambon yang beragama Kristiani berhasil mengamankan posisi