45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Lokasi Penelitian
SD Negeri Mojosari berdiri pada tahun 1977 namun surat keterangan dari desa untuk hak guna bangunan baru ada tahun 2007 dengan nomor 15/DS/III/07. Letak geografis SD Negeri Mojosari berada di tengah ladang, antara dua dusun dalam wilayah Desa Mojosari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung. Sekolah ini memiliki luas keseluruhan 1260 m2. Status kepemilikannya adalah milik Pemerintah Kabupaten Temanggung.
Visi SD Negeri Mojosari Kecamatan Bansari
Kabupaten Temanggung adalah “Unggul dalam
prestasi, cerdas, terampil, berbudi luhur, taqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa.” Sedangkan yang menjadi
misinya adalah meningkatkan mutu pendidikan, mengembangkan budaya bersih dan sehat, mengembangkan bakat dan kemampuan siswa agar tumbuh kembang siswa wajar, cerdas, dan terampil, meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
▸ Baca selengkapnya: informasi pengangkatan penjaga sekolah
(2)46
SD Negeri Mojosari memiliki sarana dan prasarana minim yang meliputi 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang serba guna yang digunakan untuk perpustakaan mini, UKS, dan mushola. 1 ruang dapur, 1 ruang gudang, 1 WC guru dan 1 WC siswa, 1 tempat parkir dan 1 halaman upacara.
Kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SD Mojosari dengan jumlah siswa 49 siswa dapat dilihat dari jenis pekerjaannya. Sebanyak 43 orang tua siswa pekerjaanya adalah petani, sisanya ada yang bekerja sebagai pedagang, sopir, tukang batu, buruh pabrik, dan PNS. Pendapatan orang tua siswa perbulan hampir sebagian besar sama yaitu sebanyak 43 orang berpendapatan di bawah 1 juta rupiah. Sebanyak 3 orang berpendapatan diatas 2 juta perbulan, sebanyak 3 orang berpendapatan 1 – 2 juta perbulan.
4.2
Hasil Penelitian
4.2.1 Konteks Program BOS di SDN Mojosari
Pelaksanaan program BOS di SD Negeri Mojosari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung telah dilaksanakan sejak tahun 2005. Selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 sudah mengalami beberapa kali perubahan dalam tata aturan pelaksanaannya. Program BOS sangat diperlukan di SD Negeri Mojosari karena pembiayaan kebutuhan pendidikan yang ditanggung orang tua siswa masih tinggi yaitu Rp 580.000,- pertahun per siswa atau Rp 48.000,- persiswa per bulan (Permendiknas Nomor 69 Tahun 2009). Terkait dengan hal ini orang tua siswa keberatan jika pembiayaan tersebut dibebankan kepada mereka. Dengan adanya program BOS biaya pendidikan yang ditanggung orang tua siswa menjadi ringan dan tidak terbebani dengan berbagai macam pungutan. Oleh karena itu program BOS memang dibutuhkan oleh pihak sekolah maupun orang tua siswa.
Seperti yang dikemukakan oleh Kepala SD Negeri Mojosari sebagai berikut:
47
pembiayaan program-program sekolah yang terdapat dalamRAKSyang telah kami susun secara bersama-sama” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Guru kelas I sekaligus bendahara BOS juga memperkuat pernyataan Kepala Sekolah :
“Sekolah memang menerima dan membutukan program BOS untuk pembiayaan berbagai kegiatan yang ada di SD baik akademik maupun non akademik” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Selanjutnya komite sekolah memperkuat penyataan dari pihak sekolah :
“Sekolah menerima dan membutuhkan program BOS untuk pembiayaan GTT dan PTT, kegiatan ekstrakurikuler pramuka, dan bantuan kepada siswa miskin. Dana BOS ini betul-betul dibutuhkan dan sangat membantu sekolah dalam meringankan beban biaya pendidikan yang ditanggung orang tua siswa yang semakin hari semakin mahal” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa program BOS memang dibutuhkan SD Negeri Mojosari karena dana BOS merupakan dana utama yang digunakan sekolah dalam rangka untuk pembiayaan kegiatan yang diperlukan oleh sekolah.
Secara umum tujuan BOS adalah untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar 9 tahun yang bermutu. Demikian juga yang terjadi di SDN Mojosari. Di sekolah ini, orang tua siswa merasa terbantu dengan adanya program BOS yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2005 sampai sekarang. Sebagaimana yang dikemukakan oleh ketua komite sekolah berikut ini:
“Orang tua siswa merasa terbantu sekali dengan adanya program BOS ini, beban biaya yang ditanggung mereka menjadi lebih ringan. Mereka tidak ada kekhawatiran lagi anaknya tidak dapat sekolah karena sekolah sekarang tidak pernah memungut biaya kepada mereka setelah adanya program BOS ini” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Pernyataan senada juga ditegaskan oleh Kepala SDN Mojosari:
48
sehingga beban biaya untuk pendidikan anak mereka menjadi ringan. Sesuai dengan aturannya „kan pihak sekolah tidak boleh lagi mencari dari yang didapat dari orang tua siswa. Semua kegiatan sekolah semua didanai oleh BOS dan orang tua merasa terbantu sekali karena mereka tidak lagi memikirkan biaya pendidikan anaknya kalo jaman dulu SPP namanya” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Dari hasil wawancara, pada dasarnya program BOS di sekolah ini telah meringankan beban orang tua dalam pembiayaan pendidikan putra-putri mereka dalam kaitannya dengan program wajib belajar 9 tahun.
4.2.2 Input Program BOS di SDN Mojosari
49 Tabel 4.1
Program BOS SDN Mojosari
No. Program Kegiatan Waktu Alokasi
Kegiatan KKG gugus Januari-Desember
kesehatan bagi siswa kurang mampu
13. Biaya lainnya Pembelian alat peraga
Agustus 1.300.000
Jumlah 46.400.000
50
Dalam penyusunan program tersebut pihak sekolah melibatkan pihak-pihak yang terlibat baik dari internal maupun dari eksternal sekolah. Pihak internal meliputi Kepala Sekolah dan Guru, sedangkan pihak eksternal berasal dari komite sekolah. Hal ini terbukti dengan pernyataan dari kepala sekolah:
“RAKS kami susun secara bersama-sama antara Kepala Sekolah, Dewan Guru. Dari masing-masing Guru memberikan daftar kebutuhan masing-masing kemudian kita susun rencana kegiatan sekolah dana nggaran yang dibutuhkan. Setelah selesai menyusun rencana anggaran kemudian dibawa ke komite sekolah untuk pertimbangan dan persetujuan RAKS” (Wawancaratanggal 13 April 2015).
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh guru kelas VI yang menyatakan bahwa:
“Kami dewan guru terlibat langsung dalam penyusunan RAKS dengan memberikan daftar kebutuhan kami dari tiap kelas kemudian diusulkan dalam rapat” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Setiap pihak diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penentuan kegiatan yang akan dilakukan sekolah. Masukan ini disertai dengan perhitungan dana yang dibutuhkan. Keikutsertaan komite sekolah dalam penyusunan atau penyetujuan RAKS dibenarkan oleh komite SD Negeri Mojosari sebagai berikut :
“RAKS biasanya dibuat oleh sekolah karena sekolah yang lebih mengetahui kebutuhannya, kemudian setelah disusun barulah kami lihat kegiatan sekolah beserta anggarannya, apabila sudah sesuai maka kami tandatangani sebagai wujud persetujuan komite sekolah” (Wawancara tanggal15 April 2015).
51
dana secara tepat dan setiap individu dapat mengetahui kondisi keuangan, kebutuhan dan kondisi yang harus disediakan.
Selanjutnya untuk melaksanakan program penggunaan BOS, SD Negeri Mojosari membentuk tim manajemen BOS. Adapun strukturnya adalah Penanggung jawab : kepala sekolah, anggota : guru kelas I (bendahara BOS) dan perwakilan orang tua siswa di luar komite. Tim manajemen BOS ditetapkan dengan surat keputusan kepala sekolah. Hal ini dikemukakan oleh kepala SD Negeri Mojosari:
“Untuk memperlancar pelaksanaan program BOS kami membentuk tim manajemen BOS dengan menerbitkan SK agar pelaksanaan program BOS menjadi lebih efektif dan transparan” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Dalam melaksanakan tugasnya, tim manajemen BOS memerlukan sarana dan prasarana untuk memperlancar tugasnya. Pihak sekolah menyediakan komputer, ATK untuk keperluan pembukuan secara manual dan printer untuk mencetak laporan pertanggungjawaban BOS. Sekolah tidak memiliki ruangan khusus karena keterbatasan tempat yang ada. Namun hal ini tidak menjadi masalah dalam pengerjaan laporan LPJ BOS tiap triwulan. Seperti dikemukakan oleh bendahara BOS sebagai berikut:
“Sarana untuk pengelolaan BOS belum dapat terlengkapi semuanya namun hal itu tidak menghambat kami dalam menyelesaikan laporan BOS tiap bulan” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan itu diperkuat oleh kepala sekolah yang menyatakan bahwa:
“Kami belum memiliki ruangan khusus untuk pengelolaan BOS dikarenakan keterbatasan tempat. Apabila mengerjakan pelaporan BOS kami mengerjakannya di ruang kantor guru” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
52
4.2.3 Proses Program BOS di SDN Mojosari
Pada tahap proses implementasi program BOS tahun 2014, SD Negeri Mojosari telah mempersiapkan diri secara maksimal. Berikut ini adalah gambaran pelaksanaan program BOS SDN Mojosari tahun anggaran 2014.
Tabel 4.2
Pelaksanaan Program BOS SDN Mojosari
No. Program Kegiatan Waktu Hambatan
1. Pengembangan
November Terjadi
53 13. Biaya lainnya Pembelian alat
peraga
Juli, November
-
Sumber: data SDN Mojosari
1. Pengembangan Perpustakaan
SD Negeri Mojosari pada tahun 2014 melakukan pengadaan buku siswa dan buku pedoman guru pegangan guru masing-masing kelas mendapat 4 eksemplar. Pengadaan buku ini diawali dengan pendataan jumlah siswa dari tiap kelas kemudian melalui UPT memesan kebutuhan untuk pengadaan buku siswa dan guru. Dalam pengadaan buku kurikulum 2013 tersebut terdapat permasalahan yaitu keterlambatan datangnya buku tersebut. Buku tersebut datangnya pada sekitar bulan oktober 2014 sehingga guru mengalamihambatan dalam proses pembelajaran sebelum buku tersebut tiba di sekolah. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh kepala SDN Mojosari sebagai berikut:
54
untuk memperlancar kegiatan pembelajaran di kelas. Namun terjadi keterlambatan dalam pengiriman ke sekolah ini” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas I yang menyatakan “Saya menerima buku kurikulum 2013 tema satu sampai empat bulan oktober 2014 dan
langsung membagikannya kepada semua siswa.”
(wawancara tanggal 14 April 2015). Pernyataan tersebut diperkuat oleh ketua komite SDN Mojosari yang mengatakan bahwa “Sekolah ini tahun 2014 sudah membeli buku kurikulum 2013 untuk kelas I, II, IV, dan V sehingga pembelajaran di kelas menjdi lebih efektif” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Dari kutipan wawancara dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelian buku kurikulum sudah dilaksanakan sesuai dengan jumlah yang diharapkan namun terjadi keterlambatan yang semula dijadwalkan bulan Agustus kemudian baru terealisasi bulan November tahun 2014 sehingga kegiatan belajar mengajar kurikulum 2013 semester satu agak mengalami kesulitan.
2. Penerimaan Peserta Didik
Sebelum mengadakan penerimaan siswa baru, SD Negeri Mojosari membentuk panitia penerimaan peserta didik baru yang terdiri dari ketua: Kepala Sekolah, Sekretaris: Guru Bahasa Inggris, Bendahara: Guru Kelas I. Panitia penerimaan peserta didik ditetapkan dengan surat keputusan dari kepala sekolah. Penerimaan peserta didik dilaksanakan sebelum tahun pelajaran 2014/2015 dimulai yaitu pada awal bulan Juli tahun 2014. Daya tamping SD Negeri Mojosari adalah 15 siswa yang mendaftar 10 siswa. Selama proses penerimaan berlangsung, pihak sekolah tidak memungut biaya apapun. Biaya sepenuhnya diambil dari dana BOS. Hal ini seperti yang dikemukakan kepala sekolah yang menyatakan:
55
memungut biaya apapun dari orang tua siswa” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan itu diperkuat oleh guru kelas I yang mengatakan bahwa:
“Penerimaan siswa kelas I dilakukan oleh panitia yang susunannya terdapat dalam surat keputusan yang dikeluarkan oleh kepala sekolah” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyatan tersebut diperkuat dengan dokumen surat keputusan PPDB dan daftar peserta didik tahun pelajaran 2014/2015. Dari wawancara dan studi dokumentasi yang peneliti lakukan, terlihat bahwa SDN Mojosari telah melaksanakan proses penerimaan siswa baru tahun pelajaran 2014/2015 dengan menggunakan dana BOS.
3. Pembelajaran dan Ekstrakurikuler
Pembelajaran di SD Negeri Mojosari dilaksanakan setiap hari kecuali hari minggu dan hari libur nasional. Kegiatan dimulai pukul 07.00 wib sampai dengan pukul 12.40. Adapun susunannya adalah guru kelas I, guru kelas II, guru kelas III, guru kelas IV, guru kelas V, guru kelas VI, guru Pendidikan Agama Islam, guru bahasa inggris, dan guru olah raga yang mengampu di sekolah ini.
Untuk memperlancar proses belajar mengajar di SD Negeri Mojoasari, kepala sekolah menerbitkan surat keputusan tentang pembagian tugas mengajar dan pembimbingan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pada semester I dan II. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh kepala sekolah sebagai berikut:
“Kami membuat surat keputusan penetapan pembagian tugas guru dalam mengajar. Pelaksanaan pemebelajaran dilakukan tiap hari senin-sabtu dimulai pukul 07.00 samapai dengan pukul 12.40” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan kepala sekolah tersebut diperkuat oleh guru kelas III:
56
Pernyataan tersebut diperkuat dengan dokumen SK pebagian tugas mengajar yang dikeluarkan oleh kepala sekolah. Kegiatan belajar mengajar di SDN Mojosari telah terlaksana dengan baik. Semua guru sudah melaksanakan sesuai tugas yang dibebankan kepadanya. Mereka telah menyusun program pembelajaran, melaksanakan KBM dan melaksanakan evaluasi dari setiap pembelajaran yang telah mereka laksanakan. Dari hasil observasi dapat dilihat bahwa administrasi guru terlihat sudah lengkap.
Untuk kegiatan ekstarkurikuler pramuka
dilaksanakan tiap hari jum‟at dimulai jam 13.00 sampai
dengan jam 15.00. Adapun guru yang terlibat dalam pembinaan pramuka adalah guru kelas III dan guru Bahasa Inggris. Kegiatan pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib bagi siswa kelas III sampai kelas VI. Selain itu pembinaan terhadap siswa dalam rangka lomba-lomba yang diadakan oleh pihak dinas juga dilaksanakan. Adapun pelaksanaanya dilakukan beberapa hari menjelang kegiatan lomba dilaksanakan. Sebagaimana dikemukakan oleh kepala SDN Mojosari sebagai berikut:
“Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ini adalah Pramuka dan itu merupakan ekstrakurikuler yang di wajibkan untuk siswa kelas III sampai dengan kelas VI. Pelaksanaannya dilakukan setiap hari Jum‟at dimulai dari jam 13.00 sampai jam 15.00” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Hal ini diperkuat lagi dengan pernyataan dari guru kelas III yang menyatakan bahwa:
“Ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan setiap hari Jum‟at dan diikuti oleh semua siswa dari kelas III sampai kelas VI, mereka sangat antusias dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
57
4. Ulangan dan Ujian
Tolok ukur dari keberhasilan pembelajaran adalah hasil ulangan dan ujian siswa. Dalam pembuatan soal ulangan tengah semester dan akhir semester, tim kecamatan yang di koordinir oleh kelompok kerja kepala sekolah membentuk sebuah tim penyusun soal ulangan untuk semua mapel dan semua kelas. Adapun dalam pelaksanaan ulangan tengah semester maupun akhir semester, guru menerima naskah soal yang sudah dibuat oleh tim kecamatan. Pihak sekolah kemudian mengganti biaya ongkos cetak naskah soal tersebut yang dananya diambil dari BOS. Sedangkan untuk ujian sekolah, proses pembuatan dan penggandaan soal dibebankan kepada pihak sekolah yang dananya juga diambilkan dari BOS. Seperti yang dikemukakan oleh kepala SD N Mojosari:
“Soal ulangan tengah dan akhir semester dibuat dan dicetak oleh tim kecamatan. Sekolah tinggal menerimanya dalam bentuk jadi. Namun untuk ujian sekolah dibuat dan dicetak secara mandiri oleh sekolah. Biaya penggandaan naskah dari ulangan dan ujian itu dibebankan BOS” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan itu kemudian diperkuat oleh guru kelas VI:
“Setiap ulangan tengah semester dan akhir semester saya menerima naskah soal ulangan tengah dan akhir semester dari tim kecamatan. Kadang-kadang saya yang mengambilnya di kantor UPT” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Kedua pernyataan tersebut diperkuat dengan adanya dokumen soal yang disimpan oleh pihak sekolah. Dengan demikian kegiatan ulangan dan ujian di SDN Mojosari berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
5. Pembelian Bahan-bahan Habis Pakai
58
makan minum untuk keperluan sehari-hari guru disekolah. Sebagaimana diutarakan oleh kepala sekolah mengatakan “Kami selalu membeli alat tulis kantor, peralatan kebersihan dan lainnya untuk keperluan
guru di sekolah ini” (Wawancara tanggal 13 April 2015). Pernyataan itu diperkuat oleh guru kelas VI:
“Setiap saya membutuhkan alat dan bahan untuk keperluan di kelas maupun di kantor untuk administrasi dilemari selalu tersedia. Sehingga kami merasa terpenuhi untuk kebutuhan yang kami perlukan” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelian bahan-bahan habis pakai yang meliputi alat tulis kantor, alat kebersihan, dan kebutuhan makan dan minum harian terlaksana dengan baik.
6. Langganan Daya dan Jasa
SD Negeri Mojosari hanya berlangganan listrik saja. Di daerah ini belum ada instalasi telepon maupun PDAM. Pembayarannya dilakukan sebelum tanggal 20 setiap bulannya. Seperti yang dikemukakan oleh kepala sekolah:
“Kami tiap bulan membayar langganan listrik dan itu kami selalu bayarkan sebelum tanggal dua puluh setiap bulannya, selain itu juga kami selalu membeli pulsa internet untuk kepentingan pendataan sekolah” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan itu diperkuat oleh bendahara BOS sebagai berikut:
“Saya selalu membayarkan langganan biaya listrik dan pembelian pulsa modem tiap bulan untuk keperluan pendataan yang berhubungan dengan jaringan internet” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyatan itu diperkuat dengan bukti rekening pembayaran listrik dan nota pulsa.
7. Perawatan Sekolah
Perawatan sekolah di SD Negeri Mojosari ini melibatkan semua warga di sekolah ini. Mulai dari siswa sampai kepala sekolah semua berperan serta
59
perawatan yang lebih khusus dipercayakan kepada penjaga sekolah. Seperti dikemukakan oleh kepala sekolah:
“Untuk perawatan sekolah kami melibatkan seluruh warga di sini untuk bersama-sama merawat sekolah ini. Kegiatan ini kami laksanakan setiap hari jum‟at pagi sebagai agenda rutin disekolah kami. Peran penjaga lebih ditekankan dalam urusan perawatan sekolah ini misalnya dalam pengecatan semua ruangan” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan ini diperkuat oleh penjaga sekolah yang menyatakan:
“Setiap hari jum‟at selalu diadakan jum‟at bersih yang diikuti oleh kepala sekolah semua guru dan semua murid, saya juga diminta ibu kepala sekolah untuk mengecat semua ruangan di sekolah ini” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Dari hasil wawancara dan observasi dapat disimpulkan bahwa perawatan sekolah yang rutin dilaksanakan adalah setiap hari Jum‟at dan dilaksanakan oleh semua warga sekolah namun untuk perawatan lebih spesifik seperti pengecatan, perawatan taman, penggantian bagian yang rusak dilakukan oleh penjaga sekolah.
8. Honorarium Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer
SD Negeri Mojosari memiliki dua guru honorer dan satu penjaga sekolah honorer. Guru dan penjaga honorer tersebut diangkat oleh kepala sekolah. Hal ini karena SD N Mojosari masih kekurangan satu guru kelas, guru mapel bahasa inggris dan satu penjaga sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah:
“Kami masih membutuhkan satu orang guru kelas dan penjaga sekolah, jika kami mengandalkan jatah dari pemerintah untuk mendapatkan guru yang tetap maka sekolah kami tidak akan berjalan lancar karena harus ada guru yang mengampu dua kelas, sehingga kami memberanikan diri untuk mengangkat tenaga wiyata bakti untuk membantu sekolah ini” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
60
“Sekolah ini ada tenaga wiyata bakti sejumlah 3 orang dan setiap awal bulan saya mengeluarkan uang BOS untuk memberi uang pesangon kepada mereka” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Komite sekolah juga menyatakan bahwa:
“Di SD Negeri Mojosari ini ada dua guru wiyata bakti dan satu orang penjaga wiyata bakti. Mereka sangat diperlukan di sini karena sekolah ini masih kekuarangan tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Ketiga pernyataan tersebut diperkuat dengan dokumen surat keputusan kepala sekolah tentang pengangkatan tenaga honorer.
9. Pengembangan Profesi Guru
Pengembangan profesi guru yang dilakukan SD Negeri Mojosari melalui keterlibatan semua guru kelas dan mapel mengikuti kegiatan kelompok kerja guru. Pelaksanaanya seminggu sekali setiap hari Sabtu dimulai pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 14.00
WIB yang bertempat di sekretariat gugus “Ahmad Yani”
yaitu SDN Campuranom. Dalam kelompok kerja guru tersebut, dilakukan diskusi tentang proses pembelajaran dan masalah yang dihadapi oleh para guru dengan narasumber adalah pengawas TK/SD. Disamping guru diikutkan dalam forum kelompok kerja guru (KKG), kepala sekolah juga memiliki kelompok kerja kelapa sekolah (K3S). K3S diselenggarakan setiap dua minggu sekali. Tempat penyelenggaraanya dilaksanakan secara bergiliran di sekolah dalam satu gugus. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh kepala sekolah SD Negeri Mojosari yang menerangkan bahwa:
“Untuk meningkatkan kompetensi guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru-guru SDN Mojosari setiap hari sabtu selalu mengikuti KKG di SDN Campuranom. KKG dimulai jam sepuluh” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas IV yang menyatakan bahwa:
61
Pernyataan tersebut diperkuat dengan notulen rapat KKG dari guru.
10. Membantu Siswa Miskin
SDN Mojosari pada tahun anggaran 2014 membantu siswa miskin berupa pembiayaan rujukan kepada beberapa siswa yang memiliki masalah kesehatan yang kemudian ditangani oleh Puskesmas. Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Mojosari sebagai berikut:
“Kami membantu siswa miskin dengan memberikan bantuan dana untuk rujukan anak-anak yang mengalami masalah kesehatan ke Puskesmas” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan tersebut dikuatkan oleh bendahara BOS SDN Mojosari sebagai berikut:
“Saya mengeluarkan dana BOS untuk membantu beberapa anak yang dirujuk ke Puskesmas karena mengalami masalah kesehatan” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan itu diperkuat oleh ketua komite Sekolah sebagai berikut:
“Kami mengetahui ada dana BOS yang dikeluarkan untuk membantu siswa miskin untuk membiayai anak ke Puskesmas” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat dokumen daftar siswa yang dirujuk ke Puskesmas.
11. Pengelolaan BOS
62
sehingga bendahara harus memutar otak untuk melengkapi hal itu. Bendahara BOS juga mempunyai tugas tambahan yang lain sehingga dalam penyusunan pelaporan mengalami kendala.
Hal ini dikemukakan dalam wawancara tanggal 13 April 2015 kepala sekolah menyebutkan bahwa:
“Kami membentuk tim manajemen BOS yang terdiri dari tiga orang demi kelancaran pengelolaan dana BOS di sekolah kami. Kami juga sudah menyusun RAKS agar pengeluaran yang kami lakukan selalu terencana sesuai program” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan itu diperkuat oleh bendahara BOS SDN Mojosari sebagai berikut:
“Sekolah ini memiliki tim manajemen BOS yang mengelola pemasukan dan pengeluaran penggunaan dana BOS. Di sini saya yang menjadi bendaharanya” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh ketua komite sekolah sebagai berikut:
“Sekolah ini memiliki tim pengelola BOS yang termuat dalam surat keputusan kepala sekolah dan kami selalu mengetahui laporan BOS yang dibuat oleh tim ini” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Dari wawancara yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa SDN Mojosari telah membentuk tim
manajemen BOS tingkat sekolah. Dalam
pelaksanaannya bendahara mengalami kesulitan dalam pelaporan dikarenakan mempunyai tugas tambahan lain yang dibebankan kepadanya. Selain itu SDN Mojosari tidak memiliki ruangan khusus untuk tim manajemen BOS dalam melaksanakan tugasnya.
12. Pembelian dan Perawatan Komputer
63
ada dalam juknis yang menyatakan bahwa dana BOS tidak diperkenankan untuk membeli laptop. Program kemudian diprioritaskan untuk perawatan peralatan yang sudah ada saja. Hal ini seperti dikemukakan oleh kepala sekolah yang menyatakan bahwa:
“Pada tahun anggaran 2014, kami hanya memprioritaskan pada perawatan peralatan komputer yang sudah ada dulu. Sebenarnya kami berniat membeli laptop namun karena tidak ada panduan dalam juknis maka niat itu kami urungkan” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan itu diperkuat lagi oleh Bendahara BOS:
“Kami hanya menganggarkan untuk perawatan peralatan yang sudah ada dulu, kami mau beli laptop tapi nunggu juknis memperbolehkannya dulu” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh komite sekolah:
“Sebenarnya SD sangat membutuhkan laptop untuk membantu mengerjakan laporan BOS, karena kami lihat bendahara tidak hanya mengerjakan laporan itu di sekolah saja tapi juga membawa pekerjaanya ke rumah dengan alasan waktu untuk mengerjakan di sekolah tidak cukup” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Dari hasil wawancara dari kepala sekolah, bendahara dan komite sekolah dapat disimpulkan bahwa SDN Mojosari pada tahun anggaran 2014 hanya melakukan perawatan terhadap komputer dan perngkatnya saja. Ada rencana untuk pembelian laptop namun terbentur dengan aturan juknis 2014 dari pemerintah yang belum memperbolehkan untuk pembelian laptop.
13. Biaya lainnya
64
2014 sekolah sudah membeli alat peraga, bejana ukur, peta, dan alat-alat musik. Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut:
“Kami berusaha memperbanyak alat peraga dengan membeli alat-alat peraga baru yang sangat dibutuhkan oleh para guru. Tahun anggaran 2014 kami membeli alat peraga IPA yang berupa bejana ukur, seruling, dan alat peraga IPS yang berupa pembelian peta” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas V yang menyatakan bahwa:
“Saya mendata alat peraga yang dibutuhkan kemudian diserahkan kepada tim belanja dan akhirnya setelah beberapa hari saya sudah menerimanya” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh bendahara BOS:
“Ada beberapa alat peraga yang dibeli dengan dana BOS yaitu alat peraga IPA, alat musik, dan alat peraga untuk pelajaran IPS untuk menunjang guru dalam proses pembelajarannya” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Dari wawancara diatas dapat dikatakan bahwa SDN Mojosari melakukan pembelian alat-alat peraga yang dilakukan oleh tim belanja. Komponen yang ketiga belas ini dibelanjakan apabila duabelas komponen sebelumnya sudah terpenuhi.
4.2.4 Produk Program BOS di SDN Mojosari
Berikut ini deskripsi produk yang dihasilkan program BOS di SD Negeri Mojosari tahun anggaran 2014.
Tabel 4.3
Produk Program BOS SDN Mojosari
65
11.000.000 10.871.550 Peningka tan
6.200.000 6.142.400 Naskah soal
13.500.000 13.181.000 Alat tulis kantor
66
1.700.000 1.770.800 RKAS, LPJ
Oktober 350.000 312.000 Pembeli-an
1.300.000 1.320.000 Peraga IPA, Alat Musik, Peraga IPS Jumlah 46.400.000 45.735.950
Sumber: Data SDN Mojosari
Program BOS di SD Negeri Mojosari terkait prestasi akademik dan non akademik adalah ditandai dengan peningkatan prestasi terutama prestasi non akademik yang dicapai dalam tahun 2014. Seperti disampaikan oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Mojosari sebagai berikut:
“Pada kurun waktu tahun 2014 prestasi sekolah kami mengalami peningkatan prestasi terutama prestasi non akademik, kami merasa terbantu sekali dengan peningkatan dana BOS yang diterimakan dalam tahun anggaran 2014 sehingga kami dapat mengalokasikan dana untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang kami laksanakan di sekolah ini” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas V (Wawancara tanggal 14 April 2015).
67 Tabel 4.4
Prestasi Akademik dan Non Akademik
No. Jenis prestasi Tahun Keterangan
1. - 2013 Selama kurun waktu 1 tahun tidak ada prestasi akademik yang dicapai
2. LCC Mapel 2014 Juara 3 tingkat kecamatan
3. Lomba Dokter Kecil 2014 Juara 2 tingkat Kecamatan (19 Juli 2014) 4. Lomba Dokter Kecil 2014 Juara 2 tingkat Kecamatan
(4 Desember 2014) Sumber: Data SDN Mojosari
Tabel 4.5
Prestasi Akademik dan Non Akademik
No. Jenis Prestasi Tahun Keterangan 1. FLS2N cabang tari
kelompok
2013 Juara 3 tingkat kecamatan 2. FLS2N cabang melukis 2013 Juara 2 tingkat
kecamatan 3. MAPSI cabang adzan 2013 Juara 1 tingkat
kecamatan 4. MAPSI cabang kaligrafi 2013 Juara 2 tingkat
kecamatan 5. MAPSI cabang mocopat 2013 Juara 1 tingkat
kecamatan 6. Pesta Siaga 2014 Juara harapan 1
tingkat kecamatan 7. FLS2N cabang melukis 2014 Juara 3 tingkat
kecamatan 8. FLS2N cabang membatik 2014 Juara 3 tingkat
kecamatan 9. FLS2N cabang menyanyi
tunggal
2014 Juara 2 tingkat kecamatan 10. FLS2N cabang pidato 2014 Juara 3 tingkat
kecamatan 11. FLS2N cabang cipta puisi 2014 Juara 2 tingkat
kecamatan 12. MAPSI cabang kaligrafi 2014 Juara 3 tingkat
kecamatan 13. MAPSI cabang cerita
islami
2014 Juara 3 tingkat kecamatan 14. MAPSI cabang mocopat
islami
2014 Juara 1 tingkat kecamatan Sumber: Data SDN Mojosari
68
adalah pengadaan buku kurikulum 2013 untuk pegangan siswa dan pegangan guru. Hal ini dikemukakan oleh kepala SDN Mojosari sebagai berikut:
“Tahun 2014 lalu sekolah membeli buku kurikulum 2013 kelas I,II,IV, dan V untuk pegangan siswa dan pegangan guru buku tersebut kami beli dengan rasio perbandingan buku dengan siswa sebanyak satu berbanding satu” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas II yang menyatakan bahwa:
“Kelas II sudah mempunyai buku kurikulum 2013 tema 1 sampai 4 yang dibeli pada tahun 2014 dan satu siswa mendapat satu buku sehingga kami benar-benar terbantu dengan adanya buku tersebut” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh pernyataan komite sekolah sebagai berikut:
“Sekolah ini tahun 2014 sudah membeli buku kurikulum 2013 untuk kelas I, II, IV, dan V sebagai sarana untuk membantu siswa dalam mempelajari pelajaran yang mempergunakan kurikulum yang baru” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat dengan dokumen pembelian buku kurikulum 2013.
Berkaitan dengan kegiatan pembelian bahan-bahan habis pakai dapat dikatakan sudah terpenuhi hal ini terbukti dengan disediakannya sarana untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar seperti penyediaan ATK dan bahan praktik untuk pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh kepala sekolah sebagai berikut:
“Kami membelanjakan uang BOS untuk membeli alat tulis kantor untuk keperluan proses pelajar mengajar sehingga guru merasa tercukupi apabila guru tersebut memerlukannya sewaktu-waktu” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dari guru kelas III sebagai berikut:
69
untuk menunjang kinerja kami” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pada komponen pembiayaan perawatan sekolah dapat dilihat bahwa sekolah ini terlihat begitu bersih sehat dan tertata rapi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh kepala sekolah yang menyatakan bahwa:
“Setiap jumat sekolah selalu mengadakan jumat bersih sehingga lingkungan sekolah terlihat tampak bersih, sehat dan nyaman selain itu kami juga mengadakan pengecatan terhadap bangunan sekolah agar sekolah tampak lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan itu didukung dengan pernyataan dari penjaga sekolah:
“Setiap jumat semua warga sekolah selalu mengadakan jumat bersih dan saya pernah diminta untuk mengadakan pengecatan terhadap bangunan sekolah agar sekolah tampak lebih menarik dan siswa menjadi lebih betah” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh Ketua Komite sekolah yang menyatakan bahwa:
“Setiap hari jum‟at SDN Mojosari selalu mengadakan kegiatan jum‟at bersih sehingga sekolah menjadi lebih bersih dan indah dipandang” (Wawancara tanggal 15 April 2015).
Terkait pembelian dan perawatan komputer produk yang dihasikan di SDN Mojosari tahun 2014 adalah perawatan printer yang ada dengan membelikan/mengganti catrige yang sudah rusak dengan yang baru. Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri Mojosari yang menyatakan bahwa:
“Tahun 2014 kami hanya menekankan pada perawatan printer saja karena kalau mau membeli laptop belum ada payung hukumnyaalasan kami cenderung mau membeli laptop karena lebih praktis dibanding dengan desktop” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
70
“Printer yang ada sudah pernah di servis dan ada penggantian komponen yang rusak sehingga sekarang sudah normal kembali” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pada komponen pembelanjaan lainnya produk yang dihasilkan adalah pembelian alat peraga pembelajaran. Seperti yang dikemukakan oleh kepala sekolah:
“Kami berusaha memperbanyak alat peraga dengan membeli alat-alat peraga baru yang sangat dibutuhkan oleh para guru” (Wawancara tanggal 13 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh guru kelas V yang menyatakan bahwa:
“Saya mendata alat peraga yang dibutuhkan kemudian diserahkan kepada tim belanja dan akhirnya setelah beberapa hari saya sudah menerimanya” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan tersebut diperkuat oleh bendahara BOS:
“Ada beberapa alat peraga yang dibeli dengan dana BOS untuk menunjang guru dalam proses pembelajarannya yaitu alat peraga untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan alat peraga Ilmu Pengetahuan Sosial” (Wawancara tanggal 14 April 2015).
Pernyataan tersebut didukung dengan pengamatan yang peneliti lihat bahwa alat peraga tersebut benar-benar ada.
4.3
Pembahasan
4.3.1 Konteks Program BOS di SDN Mojosari
Pelaksanaan program BOS di SD Negeri Mojosari Kecamatan Bansari Kabupaten Temanggung telah dilaksanakan sejak tahun 2005. Selama kurun waktu tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, program BOS sudah mengalami beberapa kali perubahan dalam tata aturan pelaksanaannya.
71
2009). Terkait dengan hal tersebut kondisi sosial ekonomi orang tua siswa SD Negeri Mojosari yang sebagian besar pekerjaannya petani dan berpenghasilan di bawah satu juta, orang tua siswa keberatan jika pembiayaan tersebut dibebankan kepada mereka. Dengan adanya program BOS biaya pendidikan yang ditanggung orang tua siswa menjadi ringan dan tidak terbebani dengan berbagai macam pungutan. Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya (Abdul Kadir Karding: 2008) yang
mengatakan bahwa: “…beberapa komponen yang semula dibebankan orang tua siswa melalui SPP menjadi berkurang…” Kebutuhan operasional sekolah juga terpenuhi karena dana BOS secara rutin cair setiap triwulan walaupun terjadi sedikit keterlambatan. Oleh karena itu dari segi konteks program BOS memang dibutuhkan oleh pihak sekolah maupun orang tua siswa.
4.3.2 Input Program BOS di SDN Mojosari
Demi kelancaran program BOS dan tujuan dapat tercapai beserta cara-cara untuk mencapainya seperti yang terdapat dalam teori perencanaan yang dikemukakan oleh G.R Terry dalam Daryanto dan Muhammmad Farid (2013:162), setiap awal tahun pelajaran SD Negeri Mojosari membuat program penggunaan dana yang dituangkan dalam RAKS yang mengacu pada petunjuk teknis penggunaan dana BOS. Dalam penyusunan program tersebut pihak sekolah melibatkan pihak-pihak yang terlibat baik dari internal maupun dari eksternal sekolah. Pihak internal meliputi Kepala Sekolah dan Guru, sedangkan pihak eksternal berasal dari komite sekolah. Pernyataan ini senada dengan penelitian Sri Rejeki Widaningsih (2011) yang
menyatakan bahwa: “…dalam pengelolaan dana BOS,
72
pendanaan yang ada di sekolah dan tingkat kebutuhan untuk proses pendidikan. Dengan koordinasi yang baik, maka berbagai kegiatan sekolah dapat dilaksanakan dengan alokasi dana secara tepat dan setiap individu dapat mengetahui kondisi keuangan, kebutuhan dan kondisi yang harus disediakan. Hal ini sesuai dengan teori prinsip manajemen keuangan yang mengatakan bahwa pengelolaan dana harus dilaksanakan secara tranparan dan akuntabel (Harsono: 89-90).
Selanjutnya untuk melaksanakan program penggunaan BOS, SD Negeri Mojosari membentuk tim manajemen BOS yang terdiri dari unsur kepala sekolah, guru dan perwakilan dari orang tua siswa selain komite sekolah. Pembentukan tim manajemen BOS ini relevan dengan teori pengorganisasian yaitu upaya mengatur dan mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber daya untuk mencapai sasaran organisasi (Mulyono, 2008:25).
Pihak sekolah belum dapat memberikan fasilitas yang cukup memadai untuk kelancaran program BOS antara lain dengan tidak adanya ruangan khusus untuk tim manajemen BOS. Namun untuk peralatan untuk mengerjakan pelaporan BOS sekolah sudah memiliki peralatan yang memadai yaitu berupa komputer untuk mengolah data, printer untuk mencetak hasil laporan dan alat tulis kantor untuk pembukuan dan administrasi BOS yang dibutuhkan untuk proses pembuatan laporan pertanggungjawaban tiap triwulan. Bendahara memiliki latar belakang pendidikan yang memadai yaitu sudah berijasah S-1 sehingga dalam penyusunan LPJ tidak mengalami kesulitan yang berarti walaupun masih ada sebagian kecil jenis pembiayaan dalam laporan yang salah dalam menempatkannya. Dengan demikian dari segi input kelengkapan yang disediakan sudah memadai untuk kelancaran program BOS di SD Negeri Mojosari.
4.3.3 Proses Program BOS di SDN Mojosari
73
dengan RKAS dan petunjuk teknis hal ini ditandai dengan: (1) terlaksananya pengadaan buku pegangan siswa dan guru untuk kurikulum 2013, (2) terlaksananya penerimaan peserta didik baru untuk kelas I tahun pelajaran 2014/2015, (3) terlaksananya proses pembelajaran dari kelas I sampai dengan kelas IV dan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang diikuti oleh siswa kelas III samapi dengan kelas VI, (4) terlaksananya ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ujian yang sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya, (5) terpenuhinya pengadaan alat tulis kantor, bahan-bahan untuk kegiatan praktek, dan peralatan kebersihan untuk kebutuhan kelas dan kantor, (6) pembayaran langganan listrik tiap bulan dan pengisian pulsa modem internet untuk keperluan pendataan data pokok pendidikan, (7) terlaksananya pemeliharaan sekolah dan
lingkungannya dengan kegiatan Jum‟at bersih dan
74
Proses pelaksanaan program BOS di SD Negeri Mojosari telah terlaksana dan sesuai dengan program yang ada. Hal ini sependapat dengan salah satu prinsip manajemen keuangan yang dikemukakan oleh Bafadal (2009: 50) yang mengatakan bahwa suatu program kerja dikatakan efektif apabila program kerja tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal serupa juga dikemukakan oleh Sri Rejeki Widaningsih (2011) dalam penelitiannya. Widaningsih berpendapat pengelolaan BOS dikatakan efektif apabila memenuhi prinsip a) tujuan, sasaran, dan prinsip penggunaan telah ditetapkan secara jelas, b) latar belakang pendidikan dan tingkat sosial ekonomi penerima program secara keseluruhan memenuhi persyaratan untuk program, c) penggunaan dana adalah untuk pembiayaan seluruh operasional sekolah, dan d) manajemen sekolah dalam pengelolaan dana BOS jelas, transparan, dan terstruktur. Maka dengan demikian dapat dilihat bahwa proses program BOS di SD Negeri Mojosari sudah sesuai dengan program yang ada.
4.3.4 Produk Program BOS di SDN Mojosari
75